Overview
Video ini membahas 11 teknik pemotongan (cutting) yang penting dalam filmmaking dan editing, lengkap dengan penjelasan fungsi serta contoh penerapannya untuk memperkuat storytelling visual.
Standard Cut (Cut Biasa)
- Standard cut adalah potongan sederhana tanpa efek, hanya berpindah dari satu shot ke shot lain yang tetap nyambung dengan cerita.
Jump Cut
- Jump cut digunakan untuk menghilangkan kesalahan atau mempercepat durasi video dengan memangkas bagian yang tidak penting agar cerita tetap padat.
L-Cut dan J-Cut
- L-Cut adalah saat audio dari shot sebelumnya masih terdengar meski visual sudah berpindah, membentuk pola "L".
- J-Cut adalah sebaliknya, audio masuk duluan sebelum visual berpindah, membentuk pola "J".
- Digunakan untuk transisi yang lebih halus antar scene, sering dipakai di berbagai jenis video.
Crosscut
- Crosscut menampilkan dua adegan pada waktu bersamaan secara bergantian, misal percakapan telepon atau dua kejadian paralel yang terhubung di timeline yang sama.
Cut on Action
- Cut on action memotong saat tindakan berlangsung, misalnya shot tangan buka pintu berpindah ke angle lain di adegan yang sama untuk menjaga konsistensi cerita.
Cutaway
- Cutaway menambahkan gambar pendukung (B-roll) untuk melengkapi atau menutupi shot utama yang kurang nyaman dilihat, tanpa mengurangi cerita.
Match Cut
- Match cut menghubungkan dua shot dengan gerakan atau komposisi visual yang mirip, memberi kesan transisi mulus antar lokasi atau waktu.
Smash Cut
- Smash cut adalah perubahan mendadak dari suasana tegang ke santai atau sebaliknya, sering dipakai untuk efek kejutan seperti transisi dari mimpi ke kenyataan.
Crossfade (Transisi Dissolve)
- Crossfade atau cross dissolve adalah transisi lembut antara dua scene, biasanya digunakan untuk memperlihatkan perubahan waktu atau flashback, namun jika berlebihan bisa mengganggu.
Camera Movement Cut
- Camera movement cut memanfaatkan gerakan kamera (pan, dolly, rotate) untuk menyatukan dua shot agar tampak seamless dan dinamis.
Invisible Cut
- Invisible cut membuat transisi antar shot terlihat tidak terdeteksi dengan teknik masking atau transisi kreatif, sehingga tampak seperti satu pengambilan gambar kontinu.