Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirrabbilalamin.
Wassalatu wassalamu ala nabiyyina wassayyidina muhammadinil amin. wa ala alihi wa sahbihi wa dhuliyatihi wa ummatihi ila yawmiddin amma ba'd faya ibadallah Ahbab Allahi wa ahbab Rasulihi sallallahu alaihi wasallam Usi nafsi wa iyaakum bitakwa Allahi faqad fazal muttaqun Fala tamutunna illa wa antum muslimun Fakal ta'ala Ya ayyuhal ladhina amanu taqullaha haqqa taqatih wa la ta'mutunna illa wa antum muslimun Ya mahas kalian Alhamdulillah Kita awali pertemuan kita di subuh ini Awal-awal pekan di hari ketiga di bulan Syaban di tahun 1446 Hijrah Dengan kita bersyukur pada Allah SWT Kita masih diberikan kesempatan untuk menunaikan dan mengawali aktivitas kita di hari ini melalui subuh berjamaah Semoga Salat yang telah kita tunaikan diterima oleh Allah SWT. Semoga Allah menjaga imam kita, memberkahi masjid ini, dan memberikan kemuliaan kepada siapapun yang berkontribusi baik membangun dan memakmurkan masjid ini hingga kita kembali kepada Allah SWT. Di hari ini kita akan melanjutkan kajian kitab Adabul Alim wal Muta'alim Namun sebelumnya saya ingin mengingatkan bahwa di bulan Syahban ini ada beberapa sunnah-sunnah Jalan-jalan kehidupan, pedoman-pedoman khusus yang dituntun oleh Nabi SAW dalam rangka mempersiapkan Ramadan pada khususnya, pun menghidupkan bagian-bagian tertentu di bulan ini pada umumnya.
Terkait dengan Ramadan, Nabi SAW memberikan tuntunan agar sejak bulan Syaban itu kita membiasakan setidaknya dua hal. Yang pertama, Latihan beradaptasi menunaikan puasa sunnah dan memperbanyak puasa itu agar keadaan tubuh, fikiran, dan roh kita bisa siap ketika menghadapi Ramadan. Tubuh, fikiran, dan roh. Sebagian membahas hanya tubuhnya saja.
Supaya badannya bisa siap ketika menunaikan puasa sebulan penuh Tahan lapar, tahan haus, dan sebagainya Dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari selama sebulan Orang yang tidak terbiasa menunaikan puasa, nanti saat sampai ke bulan Ramadan, dikhawatirkan nanti tidak siap, kaget fisiknya. Disinilah ada fiqih bagi mu'alaf misalnya. Ada fiqih bagi anak-anak yang akan masuk pada fase balir sehingga berlaku kewajiban puasa di tahun ini maka latihannya itu sekarang sya'ban itulah diantara sebabnya dalam beberapa hadith yang sahih Nabi SAW pernah disampaikan oleh Sayyidah Aisyah RA, itu banyak sekali menunaikan puasa sunnah di bulan Syaban sebagai persiapan.
Ada juga yang penting ini untuk adaptasi fikiran, adaptasi rohia. Kalau ruhiyah dilatihnya lewat ibadah. Karena itu nanti ada ibadah-ibadah yang juga sangat ditekankan, ditunaikan di bulan Syaben.
Misalnya peningkatan ibadah solatnya, tilawah al-ghafiyah. Al-Qur'annya ada hadith-hadith spesifik dan sahih tentang pertengahan bulan Syahban. Sungguh Allah SWT menelisik sampai kedalaman hati setiap hamba di malam-malam pertengahan bulan Syahban itu. Maka orang-orang yang memohon ampunan kepada Allah berpeluang mendapat ampunan Allah SWT.
kecuali orang-orang yang masih ada sifat iri hati dalam jiwanya permusuhan pada hatinya itu sulit berpotensi mendapatkan rahmat Allah SWT maka meraih itu dengan meningkatkan ibadahnya ibadah, meningkatkan sholatnya, meningkatkan zikirnya, silahkan dihidupkan dengan tahajud, dengan bacaan Al-Quran, nah itu latihan menghidupkan jiwa, sehingga nanti ketika masuk bulan Ramadhan itu kan sebulan penuh maghfirah siang malamnya sebulan penuh rahmat siang malamnya, kalau rohnya tidak siap, nanti saat masuk Ramadhan, tidak terbiasa terbiasa Waktunya sholat, sholat, tidak sholat ya tidak. Baru sahur sudah nanya kapan buka. Akhirnya jadwal disusun bukanya itu. Jadwal buka, jadwal sahur.
Al-Azhar jam berapa, menunya apa. Itikaf disini fasilitasnya apa. Jadi yang dikejar itu bukan penguatan rohiyahnya.
Yang dicari fasilitasnya. Nah ini nanti tipe yang kedua. Yang ketiga itu, ini penting juga menyiasat.
menyiapkan kurikulum kurikulum apa yang mau disiapkan saat Ramadan tiba nanti targetnya apa khatamnya nanti bukan sekedar berapa kali misal kita siapkan khatam ini dua kali tiga kali misal saat yang bersamaan nanti ngajinya diperdalam tafsirnya mau surat apa yang sampai hafalnya mau berapa jus selama Ramadan nah penyiapannya setiap bulan Syahban nanti beberapa Agenda itu kita siapkan. Misal agenda yang terkait dengan harta. Disiapkan nabung untuk bulan Ramadan.
Jangan lihat berapa banyaknya. Yang penting ada persiapan ketika masuk ke bulan Ramadan. Ada amalan harta yang bisa kita infakkan. Misal saya siapkan 30 ribu, setiap hari seribu, setiap hari seribu.
Bukan karena jumlahnya, tapi karena respon kita. Kepada tuntunan ayat yang mengajak untuk beramal dengan harta. Jelas ya?
Baik. Kemudian siapkan apa lagi? Ada lagi kurikulum-kurikulum terkait dengan kegiatan-kegiatan harian Solatnya, bacaannya, mau baca sirah apa, yang dipelajari sirah siapa Nah ini penting saya ungkap di awal Karena memang Ayat tentang kewajiban menunaikan puasa Ramadan Al-Baqarah ayat 183 Itu turunnya saat bulan Syaban Bukan bulan Ramadan Turunnya di bulan Syaban Di tahun kedua hijrah mudah-mudahan suara saya tidak terlalu keras ya jelas suara saya?
ya, saya takut karena bayi nangis itu karena saya terlampau keras suaranya mudah-mudahan baik insyaallah jadi turun di tahun Tahun kedua hijrah. Di bulan syaban. Di antara hikmahnya supaya nabi.
Mengajarkan kepada para sahabat. Persiapan-persiapan matang. Kurikulum ramadhan. Yang akan dikerjakan di bulan ramadhan.
Ada jeda sebulan kurang lebih. Nah ini menunjukkan keutamaan ramadhan yang tidak biasa. Kita masuk ramadhan itu dengan iman ya.
Oh setiati. Masuk ramadhan itu pakai iman. bukan pakai anggaran ya, awas DKM kan suka rapat tuh anggaran dulu tuh ya kan? anggaran tarawih, anggaran buka pakai iman dulu pak nanti begitu iman itu sudah kuat semua kelengkapan-kelengkapan kapan ya?
Itu disempurnakan oleh Allah SWT. Sama kita pun secara personal masuknya pakai iman. Karena itu panggilannya panggilan iman menunaikan puasa itu. Ya ayyuhal ladhina amanu.
Nah semua kegiatan yang diadakan direspon pakai iman, itu memberikan rasa aman pada diri kita pentram, nyaman, enak nah itu perlu persiapan karena meresponnya pakai iman, imannya dilatih dulu sebelum masuk Ramadan supaya imannya siap nah itu ada kurikulum, turunlah kemudian sebulan sebelumnya supaya Nabi SAW dipandu oleh Allah untuk menyampaikan kurikulum Ramadan kegiatannya apa, aktivitasnya bagaimana sehingga seluruh malam dan siangnya itu bisa efektif dijalani saat masuk ke bulan Ramadan itulah sebabnya dalam hadith, riwayat An-Nasai Yang sanadnya tersambung kepada sahabat Usama bin Zaid R.A Dari Nabi S.A.W Ketika Nabi ditanya tentang puasa di bulan Syarban Su'ilal Nabi S.A.W An siyami Syarban Faqala au kama qala S.A.W Au fi ma'nah Thalika syahurun Yaghfulu anhu n-nas Baina rajaba wa ramadhan Itulah bulan Syaban, seringkali orang lupa keistimewaannya karena fokus pada keutamaan yang terletak antara Ranjab dan Ramadhan. Demikian terjemah jauhnya. Jadi orang fokus ke bulan Ranjab karena ada keutamaan Isra' Mi'raj. Digali tentang Isra' itu apa keutamaannya, Mi'raj bagaimana, tentang sholat dan sebagainya. Lalu fokus ke persiapan Ramadhan sehingga lupa ada keistimewaannya.
di bulan sya'ban di bulan sya'ban itu dibentangkanlah kegiatan-kegiatan kita yang biasa kita kerjakan oleh malaikat untuk dilaporkan, disampaikan ke hadirat dihadapan Allah subhanahuwata'ala tentu cara membacanya mesti teliti Allah itu maha mengetahui Hai dengan dalam sebelum dikerjakan saat dikerjakan setelah dikerjakan sempurna pengetahuannya tapi kalau menemukan kalimat-kalimat semacam ini itu maksudnya untuk ditunjukkan kepada kita betapa pentingnya waktu saat perbuatan itu dilakukan jadi nanti di fikih Quran itu ada tempat, ada waktu ada keadaan misal ketika disebutkan tempatnya, masjidil haram masjidil aqsa subhanalladzi asra bi abdihi layla minal masjidil haram ilal masjidil aqsa apa tujuannya? linuriyahu min ayatina innahu huwas sami'il basir, untuk menunjukkan keutamaan tempat di tempat itulah ada tanda-tanda kedekatan dengan Allah. Karena itu ketika Anda datang, menunaikan umrah misalnya, baru ke Masjidil Haram, hati sudah bergetar kan? Merasa lebih dekat dengan Allah.
Ke Masjid Nabawi juga begitu. Ke Masjidil Aqsa belum datang, sudah pengen kan? Nah itu yang membedakan itu seperti itu.
Ada suasana tempat, bukan ingin menunjukkan kultus tempatnya, bukan. Tapi ingin menunjukkan sebuah keutamaan tempat, yang auranya berbeda dengan tempat lain, supaya berlatih. melatih ketaatan disitu mendekatkan diri kepada Allah sehingga saat pulang ketaatan kita bertambah dan menjadikan semua tempat dimana kita tinggal seakan-akan seperti berada di masjid al-haram puncaknya itu Hai ayam pulang umrah itu auranya dibawa Bagaimana caranya ketekunan datang ke masjid al-haram itu bisa dipraktekkan di masjid al-azhar misalnya walaupun levelnya tidak sama tapi setidaknya ada pening meningkatkan dari sebelumnya sebelum umrah dengan setelah umrah sebelum haji dengan setelah haji nak di Syaban waktu demikian di bulan-bulan ini dibentangkan amalan-amalan kita kebiasaan kebiasaan kita yang ingin ditujunya itu kebiasaannya sehari-hari terbiasa apa Nah itu yang ingin diinfo ke kita kalau Allah itu sudah maha tahu tidak butuh info yang satu itu kitanya karena itu diungkapkan dalam lisan Nabi supaya menyentuh kedalaman hati kita, adi hidayat kebiasaan kamu apa?
apa gak malu kalau dilaporkan malaikat di hadapan Allah, kebiasaannya masih ada yang kurang baik nah itulah yang kita perbaiki nanti kalau sebulan sudah baik merasa sifat ihsannya muncul engkau terbiasa menjadikan aktivitasmu sebagai ibadah kan kebiasaan kebiasaan minum kan kebiasaan makan kan nah pertanyaannya minumnya jadi ibadah nggak makannya jadi ibadah berpakaian jadi ibadah teman-teman yang kerja ini kerja belasan tahun puluhan tahun jadi ibadah nggak Hai itu kan dicatat kemudian yang sudah ibadah tadi sholatkan sholatnya merasa dilihat Allah nggak Hai apa yang penting yang penting gugur kewajiban sekarang naikkan levelnya bagaimana merasa dilihat oleh Allah merasa khusyuk sholatnya dilatih dulu disampaikanlah info mendalam itu syaban sehingga kita berlatih keniatan ibadah merasa punya Allah merasa diperhatikan Setelah siap keadaan rohiyahnya, punya kurikulum diakliahnya, siap fisiknya, masuklah Ramadan dengan iman secara sempurna. Itulah sya'ban. Maka Nabi SAW mengatakan, Saya ingin sekali ketika amal saya dibentangkan di hadapan Allah.
Karena itu beliau banyak menunaikan puasa di bulan Syamban. Rahasianya karena puasalah yang mampu dengan cepat. Mengangkat amal-amal taat kita dengan tinggi.
Dan mengoreksi amal-amal maksiat yang salah itu. Supaya ditekan dan tidak muncul kembali. Kalau orang puasa. itu ketatannya meningkat maksiatnya pasti ditekan ya silahkan anda cek deh orang sedang puasa itu nggak mau maksiat minimal awalnya takut batal puasa pencuri bisa libur dulu tuh saat puasa itu ya penipu tukang gibah itu saat puasa bisa libur eh gimana kabar sipulan eh lagi puasa nggak boleh hahaha bahasa awalnya takut batal nanti lama-lama muncul kesadaran alatnya saat bulan Syaban sekarang ini ya Jadi itu yang dimaksudkan dalam hadits hadits terkait Syaban buat kurikulum nanti saya ada tulis buku itu yang Tentang makna ayat puasa. Itu secara singkat.
Disitu ada gambaran-gambarannya. Tentang kurikulum Nabi menjelang Ramadhan. Itu dulu yang ingin saya sampaikan. Karena pertemuan. Di hari ini di Masjid Al-Azhar.
Ini akan menjadi pertemuan terakhir kita. Bapak Ibu sekalian. Di bulan Syaban tahun ini.
Nanti ketemu lagi kan. Bulan yang berbeda. Karena itu jangan kehilangan Fadilah Syaban. Mumpung kita belajar.
Saat ini di awalnya. Itu insya Allah ya. Baik mari kita masuki pembahasan kita. Bismillahirrahmanirrahim.
Semoga Allah menambahkan cahaya kepada Dr. Sheikh Haji Muhammad Hashim Ash'ari. Semoga selalu diberikan kemuliaan di kumur beliau dan berikan percikan kemuliaan itu kepada kita semua yang mempelajari kitab karya beliau. Dan mengamalkannya dalam kehidupan insya Allah.
wafihi asyratu anwa'in minal adab topik yang kedua terkait dengan rangkaian adab seorang penuntut ilmu yang dikhususkan pada dirinya dan terdapat 12 rangkaian adab Jadi seorang penuntut ilmu, seperti bulan lalu kami pernah sampaikan, jika ilmunya ingin dipermudah oleh Allah, untuk sampai kepada jiwanya, ke kolebunya. Saya ingin tegaskan lagi ya, hakikat ilmu yang sempurna itu, sampainya kesini ke kolebu, bukan kesini. Kalau kesini, jadi fikiran. Jadi perdebatan.
Jadi ilmu yang dipelajari hanya untuk memenuhi kebutuhan akal dan pikiran, nanti keluarnya itu banyaknya diskusi, banyaknya berdebat, jidal, adu argumen, kadang adu sentimen, tapi tidak punya kemampuan mengamalkan dengan baik. Nah ini, sampai di sini. Nah, hakikatnya dalam Islam, ilmu yang baik itu sampainya ke sini.
Ke dalam kolbu. Karena itu dulu para ulama, kalau ditanya sudah hafal belum? Hafal Qur'an kah? Hafal hadith kah? Hafal matan tertentu kah?
Mereka akan menjawab begini, Hafiltu' ala zahri qalbi. Bukan akli. Saya telah hafal, hafalan itu sudah sampai ke jiwa saya. Sehingga kalau sudah sampai ke qalbu, masuk ke jiwa taqwa, ke nafas, dalam nafas itu ada taqwa namanya.
Quran Surah ke-90. ayat 7-10 itu disini ada jiwa takwa jiwa takwa itu kumpulan semua sifat-sifat baik namanya takwa kenapa kita berlatih ibadah sebabnya supaya jiwa taqwanya hidup karena itu kita sholat itu untuk menghidupkan jiwa taqwa ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهُ هُدَلِّ الْمُتَّقِينَ siapa muttaqin itu? ayat 3 nya الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةِ jadi kita sholat itu supaya jiwa takwanya hidup nah kalau sudah hidup sifat-sifat baiknya keluar nanti yang buruk ditekan baik yang sifatnya fahsya, keburukan dari syahwat yang jorok yang kotor, pornografi, pornoaksi, LGBT, macam-macam, itu ditekan oleh jiwa takwa.
Yang muncul yang baiknya. Atau perbuatan yang diingkari hati, mungkar. Sumbernya dari nafsu perut dan fikiran, akal. Menipu, merampok, maaf ya, membunuh, dan seterusnya, seterusnya, seterusnya.
Bikin hoax. Berselisih yang tidak tepat, dan seterusnya, itu mungkar. Ditekan. itulah sebabnya kalau sholatnya bagus perbuatan faksha dan mungkar itu bisa dihindari itu yang dimaksud di Quran surah 29 al-ankabut ayat 45 jadi sholat bagaimana yang bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar sholat yang menghidupkan jiwa takwanya jadi bacaannya bukan cuma di lisan, yang dibaca tembus ke dalam jalan jiwa kesini makanya disebut khusyuk khusyuk hafidhu ala salawati wa salatil wusta wa kumu lillahi l-qanitin qanitin itu orang khusyuk qad aflahal mu'minun alladhinahum fi salatihim khasihun itu puasa juga melatih supaya takwanya muncul jiwa kebaikannya muncul ya ayyuhal ladhina amanu kutiba alaikum wassian Sama. Haji Omrah juga supaya jiwa taqwanya muncul.
Al-Baqarah 197 itu. Jadi, kehidupan kita itu bagaimana caranya melatih supaya jiwa takwa itu muncul ke permukaan hadir, nanti yang baik-baiknya keluar, itu yang menuntun kita itu nah kalau itu dipandu oleh ilmu yang benar ilmunya sampai ke dalam jiwa takwa maka semua yang dikerjakan itu terarah tepat sasaran dan kualitasnya bagus Jadi gak cukup dengan semangat, ada semangatnya kuat, tapi karena kurang ilmu, jadi gak bagus. Saya sekarang sudah berubah, semangat untuk ibadah.
Dulu saya banyak meninggalkan sholat, sekarang saya ingin berubah. Gak apa-apa, subuh 4 roka. sama kalau ini nggak hidup nggak sampai ke Kolbi ya bahri Kolbi gak sampai ke dalam hatinya itu sampainya disini nanti pinta pintarnya cuma buat berdebat rame debat rame saling mencelah rame saling menjatuhkan pintar pintar itu aja tapi enggak sampai ke jiwa yang gak hidup akhlaknya hidup jadi Fadilah ilmunya itu enggak muncul hikmah dibalik ilmu enggak muncul padahal nanti sandingan ilmu itu hikmah dan puncak ketinggian orang memahami Alquran memahami sunnah nabi itu nanti hikmah ya karena aku Kalau sudah dapat hikmah, yang gak tahu-gak tahu itu dipercepat oleh Allah supaya bisa tahu.
Ini sempit sini. Makanya kadang ngaji hikam itu penting juga. Ya, tapi harus disandarkan juga dengan kekuatan Al-Quran, kekuatan hadis.
supaya hidup jiwanya Al-Imam Al-Shafi'i ketika beliau berkonsultasi pada gurunya Al-Imam Waqi'a maka berkata syakautu waqi'an ansu'i hifdi fanasahani an atrukal ma'asi faqala al-ilmu nurun wa nurun lahi la yunzalu ilal asi aku mengadukkan kurang bagusnya hafalanku kepada guruku Imam Waqi'a terima kasih Saya pernah sampaikan, ya kurang bagusnya hafalan Imam Syafi'i itu seperti apa sih gitu. Ya, mungkin beda titik dikit, koma dikit gitu kan. Ya, kalau kita kan jauh. Ya, terus tanya ke Imam Waqi, tipsnya bagaimana?
Kata Imam Waqi, ilmu itu cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan diturunkan kepada pelaku maksiat. Nah, maksiat itu kan adanya di sini sumbernya. Di fujur.
Jiwa buruknya. Lewatin nafas, keluar perbuatan su. Itu di Quran surah 12, Yusuf ayat 53. Waba ubarmi'u nafsi.
Innan nafsa la'an ma'ratum bis su. itu kalau banyak maksiat banyak fikiran fikiran terganggu susah menangkap ilmu apalagi hikmah jadi kalaupun orang merasa pintar kurang adab Banyak informasi tapi ada kurang, gak sampai kesini, hikmah gak masuk. Gak masuk, jadi ilmunya gak jadi cahaya.
Malah berkurang nanti keutamaannya, satu-satu berkurang. Nah itulah sebabnya, untuk melatih supaya hati... hati ini siap menerima ilmu fikiran ini lapang menerima ilmu fisik kita bisa ditundukkan menerima ilmu maka dilatihlah dengan adab-adab terlebih dahulu, supaya ilmu itu mudah diterima mudah dipahami dan mudah diamalkan latihannya nanti ada latihan terkait kolbu, latihan terkait aklu, dan latihan terkait jismu, jadi ada latihan mengondisikan hati latihan melatih fikiran akal latihan melatih fisik nanti semua runtut bagaimana mengondisikan hati supaya siap menerima ilmu bagaimana melatih fikiran supaya jernih mengkonstruksikan bahasa kerennya itu mengkonstruksikan setiap dalil supaya benar ditempatkan, jadi bukan pandai berdalil, tapi paham dalil ini kesini maksudnya, penggunaannya begini, bila ada perbedaan-perbedaan, oh ini maksudnya kenapa ini kelihatan beda oh ini sejarahnya begini, turunnya begini, petunjuknya begini, cara mengamalkannya begini, runtutan petunjuk nabinya begini, sahabat memahaminya begini, dipraktikannya seperti ini Nah nanti cara mempraktekannya dengan jisem, tubuh kita ini. Makanya kalau sudah hatinya itu bersih, fikirannya bagus, orang cara masuk ke madlis ilmu pun akan berbeda.
Al-imam Nawawi rahimahullahu ta'ala Itu merinci adab-adab sampai ke fisik Cara masuk Kalau sudah penuh tiba-tiba mau masuk itu bagaimana? Kalau masih ada yang kosong Kelihatan ada yang baru masuk bagaimana yang kosong? Apakah tiba-tiba masuk lah langsung ngasih kabar, nyalamin sheikhnya Assalamualaikum sheikh, gitu kan lagi ceramah misalnya kan atau bagaimana, gitu kan nah itu ada adabnya sampai begitu ada kitabnya namanya tak mau ngaji Quran, mau menghafal Quran pun ada adabnya coba lihat anak-anak sekarang cara pegang mushafnya jadi kalau kualitas hafalannya kurang bagus yang dicek, jangan dulu akalnya ini mungkin anaknya fin pintar ya Coba di kelasnya mungkin ranking 1 ada yang satu setengah hampir ke satu gitu kan pintar-pintar tapi kenapa untuk Quran kok susah mungkin ini ada punya dulu tuh yang belum ya Nah yang akan kita bahas ini pada bagian yang pertama dan kedua ini mengondisikan dulu tentang keadaan qalbu jadi 12 tahapan mengondisikan diri kita dikumpulkan oleh hadratul syir ke hasi Muhammad Hashim bin Ash'ari 12 tahapan yang disaring dari hadis-hadis Nabi keterangan para ulama mengondisikan jiwa kita fikiran kita dan tubuh kita supaya siap menerima ilmu yang pertama sudah kita bahas di pertemuan yang lalu sekarang kita masuk pada bagian keduanya nah ini maksudnya saya beri pengantar dulu supaya paham ngajinya maksudnya kesitu nanti jadi kalau sudah paham pengantar seperti ini anda ada kesiapan diri kita untuk mengkaji kalau kita langsung nanti sulbul maudhu' kepada inti bahasan biasanya lompat dan itu tidak ada pengantar kesiapan dulu Hai ah Mari kita bacakan ya eteni adapun bagian yang kedua terkait dengan penyiapan hati setelah disampaikan bagian pertama untuk menyucikan jiwa dari penyakit-penyakit yang merusak ilmu sudah disampaikan di pertemuan pertama itu ya kalau kita sempat ingatkan lagi teman-teman sekalian itu nanti ada penyakit iri kan kemudian juga kotoran-kotoran yang melekat pada jiwa dan seterusnya dibersihkan dulu setelah bersih, tahapan keduanya baru ini jadi jangan sampai sampai ada masuk ke madlis ilmu dengan perasaan yang masih rusak hatinya ya al-awwal anyutahiro kalbahu minkulir greshin wadana sinu gilin wa hasadin wasu'i aqidatin wasu'i khuluqin ada perasaan mau masuk ngaji sudah punya perasaan kurang bagus tentang ustadznya kiainya Saya dengar Tukiyai itu, Ustadz itu, Ustadz Binah itu, saya pengen tahu lah gimana isinya, ah itu belum masuk sudah buruk hati.
Nggak akan dapat ilmunya. Hai sejuga penasaran katanya pinter segimana sih pinternya nah enggak bagus itu ya atau hal-hal yang merusak kepada jiwa sedang marah tenangkan dulu di luar jangan masuk ke madis dalam keadaan marah terhambat nanti cahaya ilmunya stigfar dulu tenang dulu begitu masuk nyaman baru ya atau suhu huluk ya Mau masuk pengen sab pertama, orang pinggir-pinggir. Saya tuh biasa depan tuh. Bisa lah gitu ya.
Pelan. Nah itu keberkahannya berkurang nanti. Bersihkan dulu keadaannya.
Hati bersih. Setelah bersih, baru masuk bagian kedua. Saya percepat ini, mohon maaf.
Karena ada beberapa wajah yang mungkin baru bergabung. Nanti diingat, dilihat yang pertemuan sebelumnya. Supaya lebih detil. Tadi saya simpulkan sedikit untuk mengantarkan pada bagian. Bagian kedua.
Al-thani an yuhsina niyah fi talabil ilmi bi an yaqsida. Atau yaqsuda. Bisa. Qasada yaqsidu. Qasada yaqsudu.
Bisa ya. Bi an yaqsida wajhallah azawajalla. Wa la'amala bihi wa ihyaa ashshari'ati.
Wa tanwira qalbihi. Wa tahliyata batinih. Wa takarrub minallah ta'ala. Al-thani yang kedua.
hendaknya seorang penuntut ilmu itu kalau ingin dimudahkan belajarnya cepat bisa menangkap ilmu cepat paham mudah mengamalkannya hendaklah ia memperbaiki membaguskan niatnya dalam menuntut ilmu niat Oh ini standar Nabi ini Standar dalam semua kegiatan itu yang pertama niat Dan niat itu kalau ingin bagus Hatinya mesti bersih dulu Nah makanya ini Di antara kejeniusan Bahasim itu Menempatkan bersih hati dulu sebelum berniat Sebab kalau pun antum niat tapi hatinya masih kotor Rusak juga Hai di shalatkan pakai niat kan ya kan kata Imam Syafi bersamaan dengan takdir hatinya berniatkan dengan begitu anda berniat saya menunaikan shalat subuh misalnya berjamaah tapi hatinya masih kotor pengen dilihat orang karena pimpinannya ikut shalat maka bawahannya ikut juga supaya pimpinan tahu kalau bahasa apa Jerman yaitu yang kepenting pengen kenilai pengen ketahuan bos kemana langsung subuhan dimana al-hazhar jamaah saya juga kesana supaya bos tahu atau begitu pengen ketahuan sama pasangan sama tunangan update nih yang udah subuh belum dengan ceklik aku dia Lazar nih Hai oleh Ayo tuh bisa bisa Nah itu hati belum siap walaupun dia dia berniat nanti oleh Alquran disoal fawailulil musallin alladzina humansolatihim sahun kok bisa lalai kenapa alladzina hum yuraun yura itu ria ria itu pengen dilihat makhluk ada ingin dilihat Khalid ada ingin dilihat makhluk kalau ingin dilihat Khalid namanya Ihsan orangnya Muhsin sholatnya ingin dilihat oleh Allah saja ingin dievaluasi oleh Allah saja ingin mendapatkan kekusuhan menghadap kepada Allah saja, nah itu ihsan namanya di hadis muslim, nomor hadis yang ke delapan tadi saya bacakan, imam an-nawawi menjadikan hadis ini itu bagian nanti yang kedua dua di al-arba'in itu an ta'budallaha ka'annaka tara'hu fa'il lam takun tara'hu fa'innahu tapi kalau ingin kelihatan manusia, namanya ria Hai itu masalah masalahnya orang salat kata Allah ya file lulul musallin alladzina humal salatihim sahun ada lalai Kenapa pakai Allah Dina bukan hanya makmum imam bisa terkontaminasi itu bisa ya maghribnya bagus bacaan komen sepertamu Masya Allah Ustaz kalau Ustaz imamin hati saya terasa khusyuk sekali wah setan nangkep tuh Begitu isa dia bisikin tuh Ehoknya naikin dikit Gelombang ini Nah itu Jadi walaupun berniat Tapi hatinya masih kurang Kurang bersih, kurang bagus Nanti niatnya tidak akan sempurna Mungkin 100% Mungkin 100% agak susah Minimal diatas 50% Supaya frekuensi khusyuknya itu Lebih tinggi daripada abainya Oleh karena itu Niat ini menjadi bagian pertama yang ditempatkan dalam beramal setelah bersih dulu keadaannya setelah bersih suci kemudian berniat diniat inilah ditentukan orientasi amal ini kosong ini misalnya ini misal saja, kosong gelas ini udah bersih ini ilustrasi ya Ini kalau belum dibersihkan pak, ibu kelihatan ya di belakang Kalau belum dibersihkan, anggap gak ada air lah, kotor misalnya Anda mau masukkan apa saja, kan jadi kotor Walaupun tempatnya ada Tapi kalau kita sudah bersihkan, bersih, bening, lalu kita berniat mau minum, tinggal diarahkan diisinya mau pakai apa. Nah niat itulah yang mengarahkan kita untuk mengisi gelas ini. Air bening, jadi.
Tai manis, belum datang. Contoh, contoh maaf. Contoh saja ini.
Kopi, bisa. Jangan terlalu pahit. bisa, gak ini contoh saja susu bagus, apa saja bisa masuk seperti itu, gambarannya demikian kita juga ada cawan dalam jiwa ini, ada tempat namanya kolbu ini mesti bersih kalau sudah bersih diisi dengan niat supaya diarahkan, memandu bagian tubuh kita, mandu fikiran ini mata mau diarahkan kemana melihatnya nih, ini kalau hati hatinya bersih, diisi dengan niat saya ingin melihat yang baik-baik hari ini. Niatnya begitu.
Maka dibimbinglah mata ini untuk melihat yang baik. Nah, kalau hatinya sudah bersih, niatnya bagus, imannya masuk. Maka membimbinglah iman itu kepada mata untuk melihat.
Jadi sebabnya dalam Al-Quran saat akan melihat imannya dulu disebutkan قُلِّ الْمُؤْمِنِينَ يَغْضُّ مِنْ أَبْصَارِيَةٍ Ayat 30 di Quran surah 24, surah cahaya Perempuannya 31 Ayat 31 untuk perempuan nah oleh karena itu Nabi SAW menempatkan niat itu paling utama yang mempengaruhi fikiran dan tindakan kita, intinya ada pada niat tempatnya dikolbu. Kalau gagal dikolbunya, rusak pikiran dan perilakunya. Itu nanti kalau di Al-Armain, saya sebut ini untuk memudahkan, karena paling gampang diakses. Ya, nomor enam tuh, di hadisnya penampilan informasi dengan nada yang menguatkan hukumnya ala ketahui lah oleh kalian dan kuatkan lah pengetahuan ini pada jiwa kalian yang paling dalam Wa inna fil jasadimu dhagatan di dalam tubuh kita itu ada satu bagian iza salahat salahal jasadu kulluhu yang sangat menentukan perilaku bagian tubuh kita kalau itu baik akan mengalir kebaikan pada seluruh kita wa iza fasadat dan apabila itu buruk rusak tidak bagus sakit fasadat pada sairu jasadi akan rusak semua bagian tubuhnya ala ketahuilah yakinkan pada dirimu itulah kolbu Hai nah bagaimana merawat kolbo ini khusnul niyah dengan niat maka diajarkan oleh Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dikutip ajaran ini oleh para ulema dan para ulema hadits biasanya 4 hadis ini diurutan pertama dari semua rangkaian kitab-kitab hadis Biasanya.
Dibuka dengan bab ini. Dan disebutnya sepertiga ilmu. Sepertiga. Sepertiganya ada di kalbu, sepertiganya ada di akal, sepertiganya ada di amal.
Jadi kalau kita benar pada bagian yang ini, sudah dapat sepertiga keutamaan. Dapat sepertiganya. Ya.
Al-Imam Al-Bukhari menyusun kitab sahihnya, itu dengan 97 tema. Ribuan hadis. Tema pertamanya, kitab Bad'il Wahyud. wahyi, awal mula turunnya wahyu, untuk menunjukkan legalitas kenabian maksudnya apa?
supaya kalau sudah mengerti tentang legalitas kenabian, maka kita tidak ragu lagi pada topik-topik berikutnya karena tahu yang menyampaikan nabi bukan ustad Bukan Kiai, tapi Nabi. Dari mana taunya itu Nabi? Mesti ada standar.
Maka dibukalah topik pertama tentang standar kenavian. Supaya ada keyakinan, kalau menyampaikan bab iman ini dari Nabi loh. Gini gambarannya.
Anda punya Ustadz rujukan. Biasanya kan kalau jadi rujukan, kalau didengar langsung ikut kan? Oh saya tunggu Ustadz Fulan dulu, fatwanya apa?
Saya ikut Ustadz Fulan aja. Gitu kan? Karena percaya, yakin kan?
Terdapat perbedaan pendapat tentang Allah. Ramadan, ah saya mah tunggu Ustadz Fulan aja kapan Ustadz Fulan itu saya ikut sekarang dibalik Nabi yang nyampaikan coba yang sering mengatakan saya ikut Nabi, saya ikut Nabi, benar gak? Nabi yang nyampaikan ini Dilihat sanadnya Dari mana tahu Nabi nyampaikan itu Ada legalitas Ini yang disebut Nabi ini begini Cirinya begini Memahamkannya begini Jalurnya begini Ulama membuat sanad Supaya paham konstruksi pemikirannya bagaimana Kaedahnya bagaimana Dapatnya bagaimana Sebelum sampai ke topik-topik materi Disebutkan dulu nih Sifat-sifat Kenabian Wahyu begini gambarannya begini, pertama supaya kita paham, kalau yang begini dari Nabi setelah itu yakini, kerjakan yang kedua, kalau ada yang ngaku-ngaku Nabi, tinggal kita tepis karena standar ini gak ada makanya Nabi mengatakan gak akan ada Nabi setelah saya kalimat disini sekaligus menunjukkan pesan bahwa akan ada yang ngaku-ngaku Nabi sepeninggal saya standarnya ini nih, gak akan ada yang bisa seperti ini, singkatnya kalau iman kalian bagus lah, gak usah ikutin tapi kalau masih rapuh, kadang terganggu pikirannya belum sampai ke jiwa pelajari standar ini, supaya kalian paham yang nabi itu begini kalau tidak memenuhi ini, bukan nabi dia tapi kalau iman sudah kuat ya sudah, gak ada nabi setelah nabi Muhammad becandanya jangan berlebihan lah gitu kan cuma kan begitu kalau ada yang ngaku, gak usah kaget artinya benar kata nabi ini kalau ada yang ngaku-ngaku nabi jangan kaget, benar kata Nabi yang kaget itu setiap ada yang ngaku, ada pengikutnya itu masalahnya itu aja artinya apa? ngajinya kurang nah ini makanya Ustadz jangan bahas yang tinggi-tinggi dulu, yang standar-standar supaya berislannya benar dulu dimulai dari apa?
khusus dunia nah maka dari itu kita bacakan dulu hadis tentang niat ini, disini tidak disampaikan karena ini hadis umum Tapi saya penting bacakan Supaya meluruskan niat lagi Ya sekaligus kita ijasahkan juga Supaya tersambung dengan sanad Sampai kemudian dengan matannya sekaligus Hadithana al-Humairiyy abdullah ibn al-Zubairin Qala hadithana al-Sufiyan Qala hadithana Yahya bin Sa'ad al-Ansari Qala hadithana Muhammad bin... Ini yang di Al-Bukhari. Yang di hadis muslim. Itu dua rangkaian hadis yang saling melengkapi.
Sanadnya sudah tadi saya sampaikan. Baik ya. Hadis riwayat Imam Al-Bukhari. hari Imam al-bukhari enggak pernah ketemu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam lahirnya 196 hijri ya wafatnya 256 256 enggak pernah ketemu Nabi tapi dalam Islam kok gimana enggak ketemu Nabi tapi Ini cuma dalam Islam bisa kita temukan begini. Untuk menunjukkan kebenaran agama.
Dan dilacak itu. Oh Imam Al-Bukhari menemukan jalur hadis ini. Lewat orang yang hidup sejaman dengan beliau.
Namanya gelarnya Al-Humaydi. Nama aslinya Abdullah bin Zubair. Bukan yang sahabat. Ada nama Abdullah bin Zubair.
Gelarnya Al-Humaydi. Hidup sejaman dengan Al-Bukhari. Beliau menerima dari siapa?
Menerima dari orang bernama Sufyan. Ada orangnya. Ada. Dilacak ketemu.
Biografinya ada. Sufyan menerima. menerima dari siapa? Yahya bin Sa'ad ya, Al-Ansari Yahya menerima dari siapa? dari Muhammad bin Ibrahim Al-Taimi, Muhammad bin Ibrahim menerima dari siapa?
dari Al-Qawmah Al-Laythi, Al-Qawmah Al-Laythi inilah yang menerima dari sahabat Nabi melihat hidup sezaman dengan sahabat Nabi, yaitu Sayyidina Omar bin Khattab radiyallahu ta'ala anhu saat naik ke atas mimbar, menyampaikan kalimat Nabi s.a.w jadi nyambung nyambung sampai ke Omar nyambung Kalau dilacak orangnya ada semua Nah runtutan orang-orang inilah Yang disebut dengan sanad Jadi ilmu ini dijaga dengan sanad Makanya di pembuka hadis muslim Kalau antum ngaji Syarah Imam Nawawi itu ada 9 jilid Kalau dibuka jilid pertama itu Pembukaan bukadimahnya langsung Dari Ibn Sirin disampaikan Ya Maka berkata kemudian Perhatikan kalimatnya Al-isnadu minad Isnad itu, sanad itu bagian penting dari agama. Kalau nggak ada sanad, nanti setiap orang bisa kreatif komentar. Semaunya. inilah yang menjaga agama itu kalau enggak ada sana semua orang bisa variasi versi Quran bisa banyak itu bisa jadi nanti di Bekasi dibaca dengan bahasa Bekasi di Bali dibaca dengan bahasa Bali di Sumatera bisa dibaca dengan bahasa Sumatera cara sholatnya nanti bisa berbagai bahasa cara sholat dengan beragam bahasa ya takbir lah kemudian orang Jakarta Tuhan gua gede ya Orang Bekasi, bahasa Sunda, Allah Anu Agung.
Jadi beda-beda nantinya. Tapi dengan sanad terukurlah dan terjaga agama ini. Begini cara takbirnya.
Tahu dari mana? Nabi. Anda kan gak pernah ketemu Nabi. Oh, saya menerima dari guru saya.
Sipulan, sipulan dari sipulan, sipulan dari sipulan, sipulan dari sipulan. Sampai ke Nabi. Tersambung sanadnya. Dan dahsyatnya, biografi orang setiap zamannya ada. Bisa ada standarnya.
Sampai diketahui kepribadiannya bagaimana. mana, benar tidak orangnya, kalau bermasalah gak diambil informasinya maka terkumpulah kaedah ini di lima sifat dalam ilmu hadis paham? tidak Hai nah makanya langsung ikut aja ya haruslah bersambung sana dunia ada orang-orangnya dan jangan putus cinta aja kalau putus bermasalah apalagi habis bikin status teman yang suka rekam ayah nggak boleh putus kalau putus tapi masalah mungkatnya putus tengah-tengah mobal hilang orangnya hilang gak bisa turun status nggak bisa masuk sahih ini coret dulu coret dulu Turun dulu. Sampai ada penguat.
Ya. Nanti runtut. Satu.
Betul gak ketemu? Sezaman gak dengan sikulan ini? Lihat. Terus orangnya siapa?
Betul gak? Oh ini orang senang bercerita. Kasih catatan dulu. Supaya bisa dibedakan antara cerita dengan hadis.
Sampai segitunya Pak. Hafalannya bagaimana? Jangan sampai hari ini bilang A. Besok B. Jangankan besok. Subuh bilang A.
Kemudian buhur B. Itu berubah status hadisnya. Mudh pari. sekarang Sobol jam 5 bilangnya pakai titik 5 menit kemudian koma ya berubah turun jadi Hasan Gitu, hadis itu gak mudah.
Kita belajar itu sampai begitu, teliti, kualitas, itu belum kepaham, belum memahami. Baru sanad. Itu belum sampai kematan, nanti kalau sudah nyampe matan, dipelajari maksudnya kemana hadis ini, terus suri. Jadi gak bisa begini, baca terjemah, ini langsung hukumnya begini, tidak begitu.
Nanti belajar sanad ini sekaligus belajar hikmah. Imam Al-Bukhari itu gimana dapatkan dari Humaydi ini? Jalan pak bu, satu-satu dicari.
Pernah satu ketika beliau udah sampai ke tempatnya, tanya-tanya orang hadisnya ada di sifulan, ternyata orang ini sedang bermain dengan binatang ada yang menyebutkan ayat ada yang menyebutkan keluarga mau ngasih makan dan gak dikasih makan ditinggalkan, balik kanan imam al-ghori balik orang bingung, seh kok gak diambil hadisnya Dia sama hewan aja bisa menipu, apalagi sama hadis nabi katanya. Sebegitunya agama ini dijaga. Maksudnya begini, boleh jadi informasi dia benar, tapi nanti ada fitnah dalam agama.
Oh, pantas orang islamnya begitu. hadisnya aja diriwayatkan oleh orang penipu nanti begitu makanya nanti ada 3M mau covid mau tidak 3M tuh dalam ilmu hadis itu 3M ada munkar, ada matruk, ada Udah maudhu. Itu beda.
Nanti turun kualitas ini. Ulama sudah punya nilai. Kalau orangnya ada.
Tapi bermasalah. Cek lagi yang lain. Ada gak yang diriwayatkan.
Oleh orang tidak bermasalah. Nanti ditempatkan di bab apa. Ini turun status dari sahih ke do'if.
Do'ifnya dipecah lagi. Do'ifnya dikit nih. Dikit aja. Gak memengaruhi kualitas informasi. Karena ada penguatnya.
Turun dikit. Tempatkannya dimana? Ditempatkan. Oh ini gak boleh dipakai di bab akidah.
Ini gak bisa dipakai. dipakai di ibadah, harus sempurna 100% orangnya benar sanatnya tersambung tapi kalau bagus informasinya lemah dari periwayat, tapi masih ada penguat, fadail boleh dalam amalan-amalan keutamaan biasa boleh, ahlak boleh jadi jangan disimpulkan kalau boif jangan diambil, gak begitu itu belum belajar namanya Halo? Gitu ya?
Nah, itu begitu. Jangan diketiket, daif, daif. Nah, peci mu daif tuh. Lemah pecinya gitu. Nah, gitu gambarannya tuh.
Nah, nanti terkait niat ini kita bacakan. إِنَّمَا الْأَعْمَالُ إِنَّمَا أَدَاتُ الْحَصْرِ لِحَصْرِ الْحُكْمِ عَلَى الْمَدْلُولِ إِنَّمَا إِتُو أَدَاتُ حَصْرِ مَمْبَتَسِي حُكُمٍ Untuk membatasi hukum pada yang ditunjukkan dalam informasi itu. الْأَعْمَالُ جَمْءُ عَمَالٍ Jama' dari kata amal.
Artinya menunjuk pada perbuatan. Apa bedanya? Ada amal, ada farku.
Fa'al. Apa bedanya? Bedanya Ustadz. Kalau amalun pakai a'in, mim, dan lam.
Fa'alun pakai fa'in, dan lam. Betul. Nanti ada kitab yang suka baca kitab.
Namanya Al-Furuk Al-Lughawiyah. Karangan Abu Hilal Al-Askari. Untuk membedakan kata-kata.
kata yang kelihatan maknanya mirip tapi sebetulnya ada penekanan dibalik makna kalau amal itu pekerjaan yang akan dievaluasi, dikoreksi dan dipertanggungjawabkan bahasa agamanya singkatnya dihisab Pakai amal. Jelas? Karena itu perbuatan kita umumnya di Al-Quran disebut dengan menggunakan amal.
Amila ya'malu. Faman ya'mal mifqala dharwati khayrayyara. Waman ya'mal mifqala dharwati sharrayyara. Sekecil apapun akan ditampakkan, dikoreksi, dihisab. Karena itu amal kita mesti benar, mesti Allah ridha.
Amal yang benar diri dari Allah disebut salih. makanya ada amal salih walasra innalinsanilafi khusra illalladzina amanu demi waktu kesempatan hidup yang Allah berikan pada manusia banyak manusia merasa sibuk tapi cenderung rugi al insan itu manusia sibuk banyak manusia merasa sibuk tapi cenderung rugi karena tak mampu memanfaatkan waktu kecuali orang beriman orang beriman itu bukan dilarang sibuk silahkan sibuk, tapi kesibukannya berkualitas beriman tidak? beriman kalau beriman bukan membuktikan imanmu Bagaimana membuktikan iman itu dengan kualitas amal di orang beriman tuh amalnya berkualitas ilal ladzina amanu wa amilu So lihat, kalau memang benar beriman, amalnya pasti soleh.
Kalau belum soleh, ada yang belum benar dalam imannya. Belum kuat itu. Yoh, bicaranya soleh gak? Menatapnya soleh gak? Dengarnya soleh gak?
Baru kita bicara yang lain. Menjadi suami soleh, istri soleh, anak yang soleh. Tata dulu. Fisik kita ini soleh semua. Dengan iman.
Makanya sekali lagi, dengan iman. Sekali lagi dengan apa? Iman. Nah ini kelihatan sederhana, tapi dalam. Dulu orang-orang beriman, ketika mengatakan beriman, itu membuktikan iman mereka dengan terjadinya perubahan baik pada perilakunya.
Makanya ketika jahiliah itu belum beriman, saat beriman tiba-tiba berubah menjadi khairul. umman nah semua perbuatan kita itu, kalau ingin baik ingin bagus, dikelola oleh iman yang benar tergantung kepada niatnya tolabul ilmi itu amal sekarang kita sedang beramal ini saya mengajar anda mendengar, menyimak kadang ngantuk masuk surga aja ya Paling enak gitu kan? Paling enak kan di hadis muslim begitu? Tidaklah orang-orang berkumpul, berjamaah kumpul di satu rumah, di antara rumah-rumah Allah, di masjid.
Mereka... ingin mengkaji Al-Quran belajar tentang maknanya kecuali saat mereka duduk-duduk belajar itu gak disebutkan sifatnya jadi untuk semuanya yang pengen paham pengen belajar, datang kadang dari sebelum subuh ada yang itikaf, ada yang mabid, ada yang macem-macem masuk sifatnya kesini tapi Nabi sudah paham, makanya gak disebutkan apakah dia ngantuk atau tidak apa Apakah dia sedang lapar nunggu sarapan atau tidak. Gak disebutkan tuh. Umum sifatnya.
Begitu masuk, gasyat umar rahmat. Dia berpeluang dapat rahmat Allah. Makanya masuk pintunya, Allahumma fthahli abwabat.
Nazalat umus sakinah. Ada ketenangan dalam jiwanya. Makanya ngaji yang benar itu bikin hati tenang.
Hai tapi tenang dengan cara yang benar ya jangan abis ngaji saat ngaji tenang abis ngaji mencelah Hai nah itu ada yang salah di hatinya kalau punya rusak Hai wahabat umul malaika malaikat itu isi berkerumun mungkin ada kelihatan kosong malaikat isi diisi-isi cuma kan gaib tidak ditampakkan kalau tampak bubar ini satu aja sayapnya tampak bubar tanya, ahi siapa? wah ahi, anak Israel lepatan tuh bubaran tuh dan disebut-sebut oleh Allah di sisi si makhluk-makhluk yang ada di sampingnya disebut-sebut Sifu lansi antum lagi disebut tuh sebut-sebut sampai selesai sebut pulang pulang sipulang sipulang Masya Allah ngantuk ini ini mungkin seger lagi kita itu ini semua perbuatan kita itu amal kita itu cuman pakai bapak cuma baik kalau kita ngaji ada 14 fungsinya kita beri kitab-kitab Mogni lebih an kutubil ribet karya Ibn Hisham al-ansari mognilabim an-kutubil a'arib itu mengulas makna setiap huruf dari alif sampai ya ini ngaji kita enak kalau begini saya saya ikut sunnahnya para ulama dalam tolabul ilmi jadi para ulama itu memulai kajian di bahasa dulu mendarami bukan supaya bisa bahasa Arab kalau itu gampang supaya paham ilmunya nahunya sarafnya balagahnya arudnya syairnya, kosidahnya adabnya dan sebagainya dikumpulkan jadi satu untuk memahaminas itu kalau sudah sedikit aja kita dapat paham itu cara ngajinya beda pak indah gitu nah bak disini itu dari 14 hukum kalau diterapkan dalam sekali ada sababiah ini kalau pakai sababiah ya innama al-amalu bin niyat orang-orang itu beraktifitas karena sebab niatnya kalau pekerjaannya buruk buruk sebab niatnya itu buruk kalau pekerjaannya baik sebab niatnya baik kalau dapat ilmu yang bagus karena sebab niatnya memang bagus kalau dapat ilmunya sedikit karena sebabnya juga bisa lho bisa dilemu sahabah, bisa lilesok Jadi semua kegiatan kita itu betul-betul bergantung kepada isi hati ini, niat ini. Kalau niat salah ini keliru nanti. Sebabnya di sini.
Karena itu Syihasim mengatakan, orang kalau mau menuntut ilmu, kalau mau benar, perbaiki niatnya yang benar. Karena semua sebab perilaku kita, dasar ilmu itu di sini nanti. Niatnya.
Jadi kalau habis belajar pada bertemkar, ini salah. niatnya salah kan kalau benar itu outputnya cuma dua tolong dicek ya belajar itu kalau benar hasilnya cuma dua yang pokok yang pokok nanti di surat al-mujadah ayat sebelah situ ya rufa'illahu alladzina amanu minkum walladzina utul ilma darajat dua satu imannya menguat kalau imannya menguat amal solehnya tambah amal Jadi antum kalau najinya benar, imannya makin kuat, amal sholatnya meningkat. Senang, makin senang sholat, makin senang belajar agama, makin cinta Rasulullah, makin banyak sholawat. Itu naik imannya.
Yang kedua ilmunya bertambah. Jadi cahaya ke akal, ilmu nambah. Kalau ilmu nambah, hikmah turun. Kalau hikmah turun, kebijakan keluar. Hikmah itu dipakai dalam dakwah, dalam diskusi, dalam menemani kehidupan berkeluarga.
keluarga kalau pakai hikmah mau ibadah sana itu gampang kalau jidal pasti ahsan itu yang dimaksud Quran surah ke-an-nahl surat 16 ayat 125 udua ilah sabili Rabbi kabil hikmah wal ma'idatil hasanah wajaril humbil latihya ahsan ilmu nambah kayak tadi kan Ustadz zaki ngimamin subuh enggak pakai kunut santai aja kita langsung ya Allah alimhan hamidah rambanau alhamdulillah ustad amir pakai kunud santai juga kita amin amin amin kenapa? karena ilmunya dapat dan dibimbing oleh hati yang bijak, belajar oh ini, kalau pakai kunud dalilnya ini, jalurnya kesini kejadiannya begini, turun kemudian ayat begini alimran 128 itu turun mengajarkan doa-doa baik Nabi mentalakikan doa kepada Al-Hasan kepada Ibn Omar diajarkan doa dipakai dalam kesempatan subuh riwayat berbeda-beda ada yang mengatakan konsisten terus sampai meninggal Ibn Omar itu dipakai itu ada yang mengatakan Nabi terus juga membaca doa itu tapi Nabi sholat di kesempatan yang lain dengan sahabat-sahabat awal tidak baca kunud itu beliau langsung kemudian i'tidal makanya Abu Bakar komen saya sholat di belakang Nabi ada yang sholat teman-teman namanya di belakang Omar, di belakang Uthman, di belakang Adi, Nabi tidak kunud, dibacanya nanti disimpulkan, oh ketika ada kejadian beliau kunud disebut nazilah, ulama ada kesimpulan, kata al-imam Abu Hanifah, kalau saya tidak kunud, saya mengambil dari riwayat yang pertama saja, kemudian kata imam Malik, muridnya imam Ash-Shafi, kalau kami kunud, karena kalau Nabi mengajarkan itu, pasti di dalamnya juga ada keutamaan, ketika diajarkan tidak dilarang, artinya bisa dipraktekkan, maka caranya dua, imam Malik berkata, memilih riwayat pertama kunutnya silent tidak jahat dan dilakukan sebelum ruku' di rakaat yang kedua rakaat kedua sebelum turun dan seterusnya tapi tidak jahat nah ini riwayat maliki makanya kalau anda ke Libya, ke Tunisia kemudian nyebrang ke Italia dan sebagainya, madhabnya maliki maliki itu imam malik imam malik itu imamnya madina Darul Hijrah tinggal di Madinah tumbuh di Madinah, besar di Madinah jadi mufti di Madinah, imamnya orang Madinah, Darul Hijrah sampai meninggal Imam Malik muridnya Imam Syafi'i mengambil riwayat kedua supaya dipopulerkan selain riwayat pertama ada riwayat kedua kunudnya jahar ba'da apa? ba'da ruku kemudian itidal setelah itidal di rakaat kedua bacakan, itu yang jahar dipimpin imam maumadina fiman hadayitu afina fiman afayitu dan seterusnya, seterusnya, seterusnya Imam Ahmad boleh jadi Imam Syafi'i melihat oh ini yang silent sudah sir yang jakar sudah, yang belum populer apa?
nazilah belum populer nih ya kan? oh saya tidak pilih yang subuh saya ingin pilih yang ada kalau ada kejadian besar butuh doa mendalam disitu kunud, bisa subuh, bisa maghrib, bisa isya dan seterusnya jadi semua itu Imam-imam memperkenalkan ini supaya tahu riwayat kita milih lewat jalur itu dari situ ini turkut ta'amul ma'al adillah cara kita berinteraksi dengan dalil bukan begini ikut nabi apa ikut mam syafi'i yang penting saya gak ikut anda lah itu artinya belum berilmu dari mana anda akses ke nabi langsung begitu kan gak bisa ada jalur belajar Nah, begitu caranya. Jadi bukan untuk berkelompok-kelompok. Madhab itu turukut ta'amul ma'al adillah.
Bukan untuk berkelompok. Bukan. Nah, cara kita mengamalkan itu memang jalurnya begitu.
Ada sana begitu. Nah, silahkan kalau sudah paham beginian. enak ya kata Syekh Nusalli al-Khaimin itu mengatakan begini kalaupun ada imamnya itu baca kunud maka aminkan di belakangnya padahal beliau itu enggak kunud kembalikan rezeki ya tapi kalau imamnya pun enggak kunud yang gak perlu sujud sahwiantum ikuti aja sudah Allahu Akbar Allahu Akbar kalau imamnya pas kunud jangan berlebihan ngomodi nafiman murid binah nah itu salah nggak boleh kalau kita ngajinya begitu ya nah saling menghormati mati supaya paham, nah itulah ilmu kalau hatinya sampai ke situ, dibimbing akalnya, begini caranya, bersikapnya enak nanti ada tahapan, kadang-kadang untuk ke situ belajar dulu, hatinya dibongkar dulu pelan-pelan, rapi tapi ada standar kalau pada di Mekah kan gak ribut kan waktu haji, waktu umrah, biasa saja kita saya pernah waktu tugas itu dulu sering saya ceritakan kan awal tugas 2010 jamaah samping tuh, isya imamnya saya sudes setau kayak Ustaz Zaki tadi mirip suaranya Allahu Akbar ya Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah Ya Rabbi La'adamin oh ini imamnya Muhammadiyah ya Muhammadiyah cabang wajib di haram kalau kita demikian kembalikan kita ada 7 menit lagi kita sempurnakan an yuhsinan niyata fitala bil'ilmi hendaklahia membaguskan niyatnya menuntut ilmu niatkan untuk mendapatkan rida Allah niatnya karena apa ini datang kesini Allah sudah ngundang masa niatnya karena Ustadz saya kan gak kenal anda pada umumnya ini walaupun pakai suiternya uah kan saya gak tau namanya siapa siapa namanya mas Nabil, tau artinya Nabil?
Nabil tuh tau gak artinya? Nabil tuh orang ganteng yang cerdas dan punya visi Nah, itu ya InsyaAllah, punya visi, visioner Jadi, kembali Bapak Ibu sekalian, niatkan semua karena Allah Merawat anak karena Allah Kalau sudah karena Allah, nanti Allah yang jaga Dalilnya mana Ustaz? Al-Quran.
Surat apa? Al-Imran. Ayat berapa? 35. Sampai berapa?
37. Ketika istrinya Emran mulai meniatkan anaknya yang sedang ia kandung, sejak dalam kandungan ya Allah aku niatkan anakku yang dikandung ini supaya jadi hamba yang taat kepadamu terima ya Allah niat saya ini terima nazar saya ini ya Allah engkau pasti mendengar doa hamba ini Falamma wada'atha qalat rabbini wada'atuhu ha'unta Ketika lahiran, lahir perempuan ya Allah, lahirnya perempuan Wallahu a'lamu bima wada'at wa laisad dakaru kal'unta Eh kamu jangan sedih, perempuan juga punya keistimewaan yang gak dimiliki laki-laki-laki Hai wa inni sammai Tuhan Maryam kalau begitu aku namai anak ini Maryam ya Allah kasih nama-nama sesuai niat-niat saya pengen anaknya anak taat yang dekat dengan Allah diantara yang mewakili itu untuk perempuan Mariam yang terjaga yang solehah, yang baik, Mariam makanya kasih nama anak itu sesuai dengan niat dan doa jangan aneh-aneh kasih nama anak apa cu dipanggilnya apa cu apa cu anak-anak sekarang saya lewat saya lewat anak-anak manggilnya apa cu apa cu Bingung juga, apa itu? Orang suku Indian itu ya? Ya, anak sekarang ya? Jadi, demikian.
Setelah itu berdoa, minta perlindungan pada Allah, jaga anaknya. Jangan kena pengaruh setan. Kenali.
Pengaruh apa saja setan pada anak-anak kecil, pelajari fikir anak. Pelajari sahabat yang anak-anak siapa. kan sahabat itu lengkap ada anak-anak, ada remaja, ada pemuda, ada orang dewasa dari laki-laki dan perempuan itu sirohnya keluarin siroh itu bukan cerita siroh itu jejak hidup yang diikutin gitu Pengen pintar seperti Ibn Abbas.
Pelajarin dari kecil gimana anak itu dididik. Diarahkan. Sejak didoakan doanya apa? Kalau benar itu disiapkan dari awal, maka ayat 37-nya berfungsi. Fataqab badaha Rabbuhaladzim.
maka diterimalah ikhtiar orang tua itu oleh Allah ketika diterima Allah lah yang merawat pertumbuhan anak itu diperhatikan anak itu bahkan rizkinya pun disiapkan oleh Allah orang tuanya gak susah ibu kan tahu anak titipan Allah kenapa tidak ibu ajarkan dan tidak rawat sesuai kehendak Allah kalau sesuai kehendak yang menitipkan langsung memberikan semua kemudahan jadi orang tua gak capek rawat Ya, tetap dirawat, tetap ada guru bukpa, sedang tumbuh titipkan cari sekolah yang baik. Siapa Zakaria itu? Orang cerdas, orang pintar yang soleh. Cari sekolah yang sekolahnya guru-gurunya bukan cuma pintar tapi soleh.
Ayo sekolah-sekolah Islam nih, eh sekolah-sekolah Islam nih. Cek gurunya bersih gak artinya? Nanti kalau hatinya gak bersih, anak-anaknya pasti rusak juga. Sekolah Islam tapi gak kenal Islam.
Bersih dulu hatinya. Gurunya bersih. Apa niatnya tuh?
Orang tua menyekolahkan anak ke sekolah Islam untuk mencari ridha Allah. Gurunya mencari amplop. Nggak nyambu. Nanti kalau sudah begitu, orang tuanya pun ikut-ikutan.
Masa kurikulum sekolah yang ngatur orang tua? Kegiatannya mesti begini. Studi turnya mesti kesini.
Ininya mesti begini. Begitu berangkat, jilbabnya pada dibuka. Gimana?
Kan nggak didekatkan sama Allah. Jadi kalau lahir kemudian alumni-alumninya kurang dekat sama Allah, padahal sekolahnya Islam, nah itu dihisap juga nanti tuh. Ada koreksi lagi.
Dekatkan, cari guru yang pintar, cerdas, tapi soleh juga. Jadi, dia mendidik fikiran dan mendidik hati. Jadi, morabbi. Morabbiah.
Pendidik. Bukan cuma pengajar. Setiap masuk ke situ, Mariam sudah ada kebutuhannya.
Zakarianya gak capek, bapak ibunya gak capek, anaknya dapat terus. Qala yaa Maryamu anna laki hadha Dites guru kepada murid Maryam dari mana semua ini? Karena benar ngajarnya, benar caranya Benar fasilitasnya, benar pula jawabannya Qalat huwa min indillah Paman ini semua Allah yang kasih Allah kalau sudah pengen, pasti ngasih rizki tanpa batasan. Gurunya mengajar karena Allah, tempatnya didekatkan dengan Allah, maka lahirlah murid yang dekat dengan Allah.
Gak cap. enggak saya berani bicara ini karena saya betul-betul mencintai Quran meyakini Quran membangun sekolah itu karena dasar kecintaan pada Quran itu pesanten Pak kita dari awal beli tanah apa semua tuh semua kita jadikan milik Allah wakafkan dari tempatnya tanahnya bangunannya fasilitasnya semuanya gak mikir Pak Hai Gak mikir tuh maksudnya bukan gak beristiar gini. Oh bukan. Tetap kita tanya. Arsitek tolong ini ikut-ikut.
Arsitek gak dibayar. Yang bangun jalan. Dicek rekening gak ada uangnya.
Sejumlah yang dibutuhkan itu. Tapi jadi, jadi, jadi. Anak diajarkan TK mau ke SD, SD jadi.
SD diajarkan mau ke pesanten, pesanten jadi. Sampai sekarang. Dari mana biayanya itu?
Ada aja. Sana masuk pesanten. Bawa tubuh aja Pakai baju tentunya Batang semua gitu ya Tapi nyampe pesanten kita kasih Ini baju 8 style Pakai peci Pakai kerudung Sampai sendal Sampai sepatu Sampai ada jas Sampai ini itu Begitu masuk Yang ini kirim jas Yang ini kirim baju Yang ini kirim sepatu Yang ini kirim kos kaki Datang semua Tanpa saya minta Datang, datang, datang, datang, datang Itu kalau kita sudah tahu kan Kita punya Allah itu Mudah itu Terus kita bilang sama keluarga Isti anak-anak Ini bukan punya buya ya Ini punya Allah Kita cuma merawat Kalau meninggal Tidak disini Beli tanah sedikit Jangan di tanah wakaf disitu, nanti disitu dikuburkan ini wakaf milik Allah milik Allah harus bagus, bangun yang bagus masa punya manusia bagus, punya Allah jelek makanya bikin pesantrenya bagus, bagusin, bagusin, yang masuk gak boleh bayar, masuk belajar tapi khusus untuk untuk oleh emak jadi oleh emak standarnya begini begini begini begini syaratnya begini begini silahkan syarat itu syarat kolbi syarat akli syarat jasad hatinya mesti bersih maksud sehingga bagus dulu semua jalan Pak tak boleh ada yang rebutan Jangan sampai nanti Ustadznya, Sheikhnya meninggal, Kiainya meninggal Anak keturunan rebutan Ini rebutan, tidak boleh Bukan Puan Pinang itu, pesanten itu Kasih tahu dari awal Kendaraan, ini wakaf Ini alat-alat wakaf Kantor ini kami wakaf, Pak, tercatat Pak Tercatat kantor kami Kiai ini wakaf semua Dengan isi-isi yang ada di dalamnya Kursi ini, apa ini Kitab-kitabnya yang maju saya baca itu Baju mungkin masih saya pakai Selebihnya nanti selesai Simpan, simpan, simpan.
Terawat, Pak. Maksud saya cerita bukan ingin menunjuk ini itu tidak. Ini kalau kita amalkan jadi.
Dan kitanya tertata, nggak berlebihan, nggak ketakutan, Pak. Oh misal ada orang ngambil kamera. Milik Allah, Pak.
Bilangin aja dulu sekali. Ini bukan punya saya Ini wakaf loh Tanggung jawab ya Oh iya silahkan aja Tanggung jawab loh Jadi gak susah Tidur dimana aja Di karpet tidur Saya semalam tidur di karpet juga Malam pindah Kadang ada tamu datang Injak itu di tempat dia injak saya tidur disitu tuh abis ini gak datang lagi gitu nah ini ya jadi niatkan semua karena Allah saya baca cepat ya dan supaya bisa mengamalkan ini mohon izin tambahan sedikit 2-3 menit dan bisa mengamalkan dan untuk menghidupkan syariat jadi nuntut ilmu itu supaya bisa mengamalkan juga jangan pandai-pandai nangkap informasi mengamalkan gak bisa dan menghidupkan syariat jadi kalau anda belajar tentang kejujuran diperaktikan, orang tanya bapak kok kinerjanya jujur sekali islam mengajarkan saya begitu hidup syariatnya, jadi orang kenal islam nabi yang ngajarkan saya begini, orang kenal Kenal Nabi. Belajar fikir tentang bertetangga. Ibu masak dibagi sama tetangga. Karena ada hadis Nabi.
Begitu tetangga memuji. Ibu makanannya enak. Ibu baik sekali.
Bukan Nabi Muhammad mengajarkan saya begini. Kenal Nabi. Nah itu namanya ihya' syariah.
Menghidupkan syariah. Bu makanannya enak banget. Ya memang sih saya kan biasa memang begitu masak.
Dari kecil. Itu ihya' nafsi itu. Menghidupkan diri, kepedean. Gitu ya.
Begitu gak enak kan jadi. Memang itu di luar standar. dan ihya syariah cara kita itu ihya syariah, kita hamba kan kita kan cuma hamba bukan penguasa kita ini sedang menghamba, hamba itu gimana tuannya gimana tuannya makanya kalau ada baik, hamdulillah kembalikan pada Tuhan kita kembalikan, Alhamdulillah, ini semua punya Allah Pak mobilnya bagus banget Alhamdulillah, punya Allah Pak cuma titipan aja oh kalau gitu boleh saya pakai dong, tidak begitu juga Pak jangan Jangan sampai semua harta Tuhan enak pakai.
Enggak juga. Tuhannya ngatur. Saya titipkan sama sikulan.
Bukan sama Anda. Ada fikihnya. Ada begini. Ada begitu.
Nah gitu caranya. Kalau begitu enak Pak. Nah inilah.
Belajarnya begitu. Tapi kalau dipraktekan enak nih. Kitabnya enak. Ilmunya baik.
Ketemu orang senyum. Duduk enak. Keluar dipraktekan.
Bisa ngamalin. Niatkan karena Allah. Masya Allah. Untuk menerangi hati. Hatinya enggak.
gak gelap. Kalau hati terang itu enak, jadi cahaya. Keluarnya cahaya, keluar ke wajah senyum. Ya.
Ngeliat orang itu baik-baiknya. Saya itu diajarin sama guru-guru, lihat setiap orang itu dengan potensi solehnya. Sepanjang orang itu hidup, punya latar belakang seburuk apapun, dia masih punya hak menjadi orang soleh. Sebelum nyawanya sampai ke kerongkongan.
Masih punya hak. Dan hak itu, kewajiban kita memperbaiki. Membantu dia supaya mendapatkan itu.
Sampai titik akhirnya. Makanya Nabi Musa kan dituntun Allah untuk memenuhi haknya Firaun. Firaunnya aja gak pengen.
Sampai terakhir kan. Sampai mau tenggelam. Haknya masih dipenuhin tuh. Cuman karena gak pengen ya begitu. kita jangan ikutan ya, nah jadi kalau lihat orang itu selalu ada kesempatan selalu baik, baik, baik tapi terapkan hukum fikirnya juga dengan sifat yang baik ah jangan semua baik hatinya bersih, tapi fikirannya juga kurang cerdas masuk bis ada orang ngintip-ngintip dompet ibu-ibu sudah tangan ...begini, ah yang berpikir baik aja, ah tidak, itu copet namanya, itu copet, cara mendidiknya dengan cara berbeda, ada fikirnya, nanti ngaji lagi, pulang keluar, motor ilah, berpikir baik aja, enggak lapor, cari dulu ada fikirnya, cuma setelah itu dipakai sifat-sifat kebaikannya terakhir kemudian menghiasi batinnya dan bertakorup supaya lebih dekat dengan Allah, demikianlah kita belajar tujuan akhirnya supaya terus mendekat kepada Allah kan nanti pulangnya kepada Allah mau pulang tapi gak dekat sama Allah Allah gimana hantum mau kunjungi teman tuh, tapi gak dekat sama teman kan gak enak datang mau kunjungan ke orang yang gak dikenal kan gak mungkin ketok pintu apalagi ngunjungi orang yang sedang ada masalah berarti tuh nah sekarang mau pulang kepada Allah punya masalah sama Allah gimana pulangnya Makanya tujuan kita belajar, ibadah itu tak korup, membangun kedekatan, supaya saat pulang jadi lebih dekat.
Karena itu ketika pulang, merasa dekat, dapat kasih sayang Allah. Orang yang dapat kasih sayang disebut almarhum namanya. Makanya ketika ke alam kubur, yang paling didambakan itu almarhumnya gelarnya.
Profesor hilang, dokter hilang, orang kaya sejagat hilang, crazy risk hilang, semua hilang. Pengen almarhum semua. Meninggal almarhum.
Tapi hubungan jelek dengan Allah. Gak pernah sholat, gak pernah ngaji. Kadang menentang Allah.
Eh tiba-tiba di makamnya tisannya almarhum. Cie almarhum. Itu gak malu tuh. Akhirnya alam juga kan merontak.
Tiba-tiba bleng gitu kan. Tiba-tiba keluar api, tiba-tiba macam-macam. Jadi sinetron. Udah aja itu ya. Gitu ya kurang lebih ya.
Nah jadi kesimpulannya. Setelah hati bersih. Tolong doakan saya juga Supaya benar mengajar ini benar Sebab kalau salah Resiko saya lebih tinggi Jadi ustad itu bebannya luar biasa Pilihan hidup itu Dan gak bisa pensiun Ada kiai pensiun? Gak ada.
Bebannya gak mudah? Masya Allah. Alhamdulillah. Dan beranjir dia rahmat. Allahumma sayyiban nafi'an.
Allahumma sayyiban nafi'an. Biar aja hujan dulu ya. Biar ya.
Rahmatnya turun dulu. Nanti ada-ada di hadis muslim. muslim cara kita minta supaya hujan berhenti ada ya hamdulillah dikabulkan matanya ikut-ikut kami itu kalau kajian kita yang Sumatera kemarin di Banten kita minta sama Allah yakin ada mau sebuah panci ketok-ketok begini Pak jelas itu Sudah tanda itu selesai kalian Jernihkan hati Sehatkan karena di bawah ada akad juga Kita doakan baik Mari kita akhiri dengan berdoa bersama Mudah-mudahan doa kita diterima Allah SWT