Transcript for:
Peran AI dalam Pendidikan Indonesia

Untuk mencapai kualitas sumber daya manusia yang kita impikan untuk Indonesia, itu pendidikan itu is the fundamental kan ya. Unfortunately sekarang kalau kita ngomong tentang pendidikan, masih ada banyak inefficiency di sektor ini. Chat GPT, tiba-tiba menjadi satu istilah gitu yang membuat wow, orang dibangunkan dengan sesuatu yang sebenarnya cukup lama kita kenal tetapi speed up, yang mempercepat semuanya, yaitu AI atau Artificial Intelligence. Wah, semua orang menjadi heboh, dibicarakan di kafe-kafe tentang kedatangan satu mesin cerdas yang bisa menggantikan manusia. Dan di tengah hirup pikuk itu Saya selalu bertanya Dimana ya posisi Indonesia Ada dua orang anak muda Indonesia Wah happy banget saya mendengarnya Dan sangat bangga Bernama Devin dan Jason Mendirikan satu perusahaan Yang akan memberikan AI solution Dan didirikannya gak main-main Di Stanford Dan salah satu dari founder Dari masa AI namanya Sudah hadir di studio. Hai Devin. Selamat sore, selamat malam Pak Helvi. Masih orientasinya kebalik-balik ya? Masih sedikit jet lag. Baru-baru datang? Ya sebenarnya udah dua minggu, tapi karena tim setengah di sana, setengah di sini, jadi kerjanya juga around the clock. Oke, terangin tentang EI dulu deh apa. Devin, karena ini kan sesuatu maluk yang baru ya, walaupun sebagian orang, walaupun kecil gitu, sudah mulai. menggunakan di Indonesia. Ya, jadi I think kalau kita untuk menjelaskan AI in layman's terms ya, jadi untuk mungkin orang yang bukan technical, AI itu sebuah algorithm yang bisa mengekstrak pola dari data. At its very core, jadi AI itu basically itu statistik and matematika sih. Originally. Lalu ada beberapa tipe AI yang berbeda, ada supervised learning, itu supervised learning itu jadi kita ibaratnya kalau kita jadi guru di sebuah kelas itu kita ajarin studentnya oke yang benar itu seperti ini, yang salah itu seperti ini, jadi kita supervised. Lalu ada yang namanya unsupervised learning dimana kita kasih data dan mesinnya itu harus. Mencari polanya sendiri tanpa kita kasih tau apa yang bener apa yang salah. Memproses sendiri. Iya jadi kalau misalnya liat kayak Youtube algorithm apa yang direkomendasikan. Nah itu kan kita gak kasih tau. That's AI. Yes kita kan gak kasih tau. Youtube kita sukanya nonton apa kan Kita ya searching-searching kita nonton video Mereka tau kita sukanya apa Terus yang ketiga itu Reinforcement learning Reinforcement learning itu Ibaratnya seperti Misalnya ada seorang bayi Yang mau mulai berjalan Tapi gak diajarin gimana caranya Sama orang tuanya Jadi dia melakukan itu dengan cara trial and error Jadi misalnya Dia lagi oke kalau dia lagi duduk Mungkin perangkatnya pertama dia mencoba merangkak dulu. Terus habis itu dia angkat tangan. Oh, kalau aku angkat tangan, aku nggak bisa berdiri. Perlu angkat kaki. Nah, itu jadikan error. Terus coba lagi. Trial and error. Jadi itu ada tiga tipe machine learning tadi. Lalu, ada lagi satu namanya deep learning. Deep learning adalah sebuah basically mencoba untuk mereplikasi otak manusia. Jadi, kalau kita iman. Imagine aja di dalam otak kita kan ada neuron yang berbeda. Dan ada networknya kan. Nah jadi itu deep learning itu memakai yang namanya neural network. Jadi mencoba untuk mereplikasi apa yang ada di otak manusia. Oke stop. Gila ya. Oke. Devin usia berapa? 22 tahun. 22 tahun. Ngomongnya udah kayak gini. Gila lu ya. Malu saya bener-bener. Dan Devin ini dia gak main. main-main ya, membuat perusahaan AI solution, dan dia adalah tamatan dari salah satu sekolah bisnis terbaik dunia, namanya Stanford University. Yang selama ini ingat Stanford, ingat Maudi Ayunda. Saya gak tau apakah dia pernah macarin Maudi Ayunda dulu. Beda umurnya jauh, Pak. Jauh. Wah, jangan masalah umur lah. Oke, dan Devin master dalam bidang AI, betul ya? Yes. Gak main-main. Jadi saya berpikir Pertama masuk Stanford tahun 2018, S1 majernya ekonomi dengan minor data science. Terus pas udah mau lulus jadi sekitar bulan Maret atau April 2022 itu... Harusnya aku balik ke Indonesia udah ada job offer di Southeast Asia. Lalu aku berpikir kayak ini udah ke Stanford nanggung sih. Gak mau sia-siain opportunity-nya juga kan ya kalau gak belajar computer science. Karena Stanford adalah sekolah terbaik di dunia ketika berhubungan dengan computer science. Jadi, saya memutuskan untuk tinggal satu tahun lagi ngambil master. Soalnya mumpung udah... minor di data science jadi ada unit atau kredit yang bisa di transfer. Oh bisa di transfer oke. Terus dengan concentration in artificial intelligence. Berapa bulan selesai? One year, master satu tahun. Satu tahun pas. Baru sudah berapa waktu yang lalu ya? Tiga minggu yang lalu. Tiga minggu, fresh from the oven. Ya baru banget jadi tiga minggu yang lalu saya graduate, terus dua setengah minggu yang lalu. Kita launch Masa, 2 minggu yang lalu saya mendarat di Jakarta. Masa EI, jadi foundernya 3 orang, is it right? Yes. Dan salah satu founder ini lagi adiknya, adiknya sekarang ada di? Berkeley. Berkeley, wow. Gue denger lebih syab ya, siapa Jason? Sorry, namanya Jason. Umur berapa? Umur 20 tahun. Dia sepaka, Devin CEO? Yes, jadi I am the co-founder and the CEO, Jason itu lebih involved di... Strategi dan marketing, terus kita ada satu lagi yang namanya Wilson. Wilson, keluarga dia dari China. Stanford graduate juga. Stanford graduate juga, kita sudah bareng dalam 5 tahun terakhir. Jadi kita sudah berteman dekat sih. Jadi tim pembangunan cuma bertiga, dan dalam 3 atau 4 bulan terakhir, kita membangun bersama-sama. Beneran ini founding teamnya sangat terlibat. Wilson umur berapa? Dia 23. Dia 23, 22, 21? 20. Oke. Dan ini badan hukum ya? Resmi ya? Iya. Badan hukum dimana? Di Indonesia atau di Amerika? Apanya? Sorry. Badan hukumnya? Oh, badan hukumnya ada... Entitas legalnya? Entitas legalnya di Indonesia ada. Oke. Di Amerika juga ada. Lalu ya... Kita akan membuat perusahaan yang berdiri di tempat lain juga sih. Perusahaan yang berdiri? Iya, untuk meng... Wow, umur 22 udah ngerti perusahaan yang berdiri udah apa gitu. Bapaknya sepatutnya menjadi seseorang ya. Kenapa EI menurut Devin menjadi penting ya untuk kita perhatikan atau kita tekun? Ya kalau menurut saya EI itu particularly penting dalam... perkembangan Indonesia menurut saya. Yang saya lihat adalah dalam beberapa tahun terakhir mungkin dalam satu dekade terakhir kan kita sudah melihat banyak pertumbuhan digital di Indonesia kan ya. Kayak misalnya ada ojek online atau ada digital wallet ada banyak sekali pertumbuhan yang sudah dibuat. Tapi kalau dikompare dengan negara maju seperti Amerika atau bahkan negara berkembang seperti China atau India, kita masih 3-5 tahun at least di belakang. Terkebelakang? Yes. Di belakang? And from the way I see it, artificial intelligence itu bisa dipakai untuk melompati gap ini, untuk bisa catch up. Karena sekarang artificial intelligence itu bisa dipakai dalam sektor atau industri berbeda-beda untuk meningkatkan efisiensi. operasional, cutting cost, etc. Itu ya. Jadi masa IAI hadir di situ untuk membantu Indonesia mengejar ketertinggalan dalam bidang artificial intelligence. Yes, benar sekali. Dan kita mulai di bidang pendidikan. Wow, bagus. Ini menjadi poin. Saya setuju ini poin yang harus betul-betul kita perhatikan. Education. Continue. Ya, saya pikir... Alasan kenapa kita mau masuk ke education adalah karena Jason, Wilson, dan saya kita bertiga sangat passionate in education. Jason dan saya sendiri kita as we were growing up mulai dari umur 12 tahun kita udah volunteer di beberapa NGO yang memang fokusnya di bidang pendidikan. Jadi kita memang punya sebuah hatinya kita memang untuk passionnya memang untuk pendidikan di Indonesia. Dan bukan hanya itu, kita percaya bahwa untuk mencapai kualitas sumber daya manusia yang Yang kita impikan untuk Indonesia, itu pendidikan itu is the fundamental kan ya. Itu foundation yang memang benar-benar perlu sangat kuat untuk bisa mencapai kualitas SDM tersebut. Unfortunately sekarang kalau kita ngomong tentang pendidikan masih ada banyak inefficiency di sektor ini. Inefficiency? Iya. Bisa lebih detail ya? Jadi misalnya kalau kita ngomong tentang bimbel, ada beberapa isu. Yang pertama adalah affordability, lalu accessibility. Jadi affordability itu kalau kita ngomongin... Persesi paling murah group session itu 50 ribu per jam. 50 ribu rupiah per jam. Dan ditambah misalnya biaya beli buku, terus ditambah biaya beli soal latihan, etc. Jadi tambah-tambah sebulan bisa... 500 ribu sampai 1 juta rupiah per subjek. Terus? Jadi kita melihat kenapa nggak this entire knowledge acquisition process itu di automate dengan menggunakan AI. Jadi mulai dari mendiagnosa kemampuan atau knowledge dari student tersebut, terus memberikan personalized learning material, lalu mengenerate dan juga memberikan unlimited soal latihan, dan... Dan juga sebuah audio to audio tutor bot yang bisa berinteraksi. Jadi kita bisa berinteraksi dengan suara. Tutor bot itu maksudnya ngomong dengan mesin ya? Dengan suara, iya. Ngomong dengan mesin yang sudah kita train untuk subjek tersebut. Dan bisa ngomong dalam bahasa Inggris atau dalam bahasa Indonesia. Jadi mensimulasikan seorang guru. Jadi proses ini bisa di automate. Dan kita offer dengan harga yang jujurnya kurang dari satu. Sesi per bulan, kurang dari, kurang dari, tadi kan saya bilang satu sesi itu biasanya 50 ribu ya rupiah, yang paling murah, kita offer 38 ribu per bulan lagi. Jadi affordability wise itu kita solve that issue, lalu accessibility kan 24x7 kan, kapan aja bisa diakses, tapi sebenarnya kita gak mau replace guru. Kita percaya bahwa guru manusia itu irreplaceable at the end of the day. Jadi kita sebenarnya mau membantu guru dan murid itu mempunyai sebuah interaksi yang lebih efektif di kelas. Karena kalau biasanya, sorry kayak ngomongnya panjang, tapi kalau biasanya misalnya kita ngomong tentang bimbel. A lot of the sessions itu, muridnya masuk, mereka dikasih soal latihan aja. And they do it, terus kelar. And I think, jam kelas itu bisa dipakai untuk hal-hal yang lebih penting. Itu kalau soal latihan doang, itu kan nggak ada proses belajar mengajarnya kan ya. Itu kan cuma practice doang. Jadi, kalau misalnya yang bagian ini itu kita bisa taruh di, in the AI form, lalu guru itu sudah tahu, apa yang studentnya itu kuat atau lemahnya di mana, Jam kelas itu bisa dipakai secara lebih efektif juga. Untuk hal-hal lain? Yes, untuk the actual learning process itu. Devin, you may say ini bukan ancaman untuk guru ya? You may say that. Saya tadi baru baca di Instagram ya, tiba-tiba muncul gitu. Ada satu pengusaha muda di India, merubah, merumahkan 90% karyawannya, dia kan TEI semua, dan dia bilang, AI saya, AI mesin saya, bekerja lebih baik dari orang-orang yang saya gantikan itu, dari ekstrim. Bisa kejadian? You know, kalau pertanyaan seperti itu, sebenarnya jawabannya... Jadi ada dua tipe AI yang, dua fase, dua phase AI. Yang satu itu narrow AI. Narrow AI itu dimana kita sekarang. AI yang sempit. Jadi narrow AI itu dimana kita sekarang. Yang artinya AI-nya itu belum sebagus manusia. Manusia sekarang masih lebih pinter daripada AI-nya. Soalnya manusia yang membuat AI-nya. Dan jadi kalau manusia membuat AI-nya berarti AI tersebut menggunakan. Dengan logika orang yang membuatnya. Lalu the next phase itu transformative AI. transformative AI itu dimana secara fundamental itu AI bisa mentrain AI lain dan itu akan knowledge base nya itu akan melampaui manusia nah itu dimana akan ada banyak resikonya di masa depan, untuk manusia maka itu kalau misalnya Pak Helmi suka nonton Black Mirror, pernah nonton Black Mirror di Netflix, gak terlalu tiap ya tapi itu basically show tentang bahayanya teknologi kalau udah kebablasan. Selain itu apa yang bisa dikontribusikan oleh masa IA ini untuk Indonesia? Karena kita concern banget. Devin, Pak Jokowi pemerintah kita sudah mencanangkan 2045, 2045, 100 tahun setelah kita merdeka kita akan menjadi top 4, ya ekonomi country in dual. Isunya kan menurut saya SDM dong ya. Karena SDM kita Kan kita tau lah ya, IQ-nya kita tidak setinggi negara-negara ASEAN, kita bottom. Jadi kalau Devin tau, dan kemudian banyak sali dan juga mutu guru ya. Mutu guru, karena gurunya udah semakin tertinggal tuh. Ya mereka tidak lagi Berhadapan dengan anak muda gitu Anak kecil murid-muridnya Ya mungkin menurut saya lebih pintar tuh Secara teknologi gitu Apakah masa AI bisa memberikan Solusi ya supaya kita bisa mencapai Tujuan hebat kita 2045 I think kalau Mengenai kan kita masih ngomongin Mumpung masih ngomongin SDM ya Ya Waktu saya tadi bicara tentang masa AI itu fokus di bidang pendidikan, itu kita nggak hanya ngomong tentang formal education. Kalau saya bisa ngutip dari advisor kami, Pak Gita Wirjawan, beliau berkata bahwa education is the liberation of the mind. Berarti pendidikan itu membebaskan. pikiran kita. Jadi kalau orang itu mendapat pendidikan yang bagus mereka akan naturally merasa lebih pede bahwa mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau melakukan. Nah jadi gara-gara itu kita bukan hanya fokus di formal education tapi juga yang namanya vocational education. Itu yang buat skill-skill tertentu yang kita gak ngomong lagi tentang matematika. atau sains, atau apa-apa, kita ngomong tentang misalnya, bagaimana caranya untuk bertani secara lebih sustainable. Atau bagaimana caranya supaya output kami itu lebih tinggi dan kualitasnya juga lebih masuk dengan market expectation. Itu salah satu use case-nya. Selain itu, kalau misalnya kita ngomong di, let's say di bidang kesehatan. Bagaimana caranya supaya saya bisa tahu kapan saya perlu check up. misalnya bagaimana caranya supaya kita bisa membantu dokter menganalisa medical images supaya maksudnya jadi supaya lag time-nya itu bottleneck-nya berkurang. Jadi sebenarnya AI itu bisa diaplikasikan di berbagai industri yang berbeda-beda. Saya, teman-teman di rumah saya seperti nggak ngomong dengan anak usia. 22 ya this is old soul kamu real ya 22 atau usia robotnya 22 kalau robot kami usianya masih 3 bulan 3 bulan mungkin dimasukin Di plug-in cheap gitu Jadi saya ngomong apa aja Saya kayak berhadapan dengan profesor gitu Dulu SMA-nya di Indonesia? Yes, SMA di Jakarta SMA mana? Namanya Anglo Chinese School Jakarta Di Cibubur, Cilangkap sorry Terus papa kirim ke Stanford? Ya That's not easy gitu loh untuk masuk ke Stanford ya Tesnya berat banget kan? Sebenernya menurut aku lebih susah SMA, lebih susah activity dibanding testnya sih. Kalau essay yang kita lemah banget dibanding native ya. Essay itu something yang memang susah banget. I know recently udah banyak anak-anak sekarang yang pakai chat GPT untuk nulis essay. Silahkan kalau profesor yang punya chat GPT yang sama ya. Wah ini Tapi kalau nanti untuk viewer yang mungkin mau apply pakai chat GPT, just know ada software yang bisa tahu apakah kalian pakai chat GPT atau enggak. Jadi, personally aku waktu di sidebar itu sempat. jadi asisten profesor buat salah satu kelas intro to AI wah itu banyak banget yang pake chat GPT itu, ketahuan jadi, be careful termasuk Pak Amni, your advisor ya Amni Jaya Putra tuh tiba-tiba kalo nulis caption bagus banget saya bilang ini pasti chat GPT nih Oke, jadi itu memang, wah sekarang mesin-mesin open AI gila ya Devin ya? Yup, ya. Mau apa aja ada sekarang ya? Ya tapi, I think ada satu core issue ya dengan, kalau misalnya kita ngomong, kan masa AI itu fokus di bagian natural language processing. Which is NLP. Ya jadi, anything related to text, itu kita memang fokusnya di situ. And kita melihat satu masalah besar. tentang large language model yang ada sekarang. Kayak misalnya OpenAI punya, kan mereka ada GPT-3, GPT-4, whatever. Ada masalahnya, which is, kalau itu kan mereka membuat... Solusi itu menjadi sebuah one size fits all solution. Jadi yang semua, maksudnya buat semua use case itu bisa. Tapi masalahnya dengan one size fits all solution adalah ada masih banyak niche use case yang mereka miss. Masih banyak? Banyak sekali. Jadi kalau misalnya aku mau open AI, mau pakai chat GPT untuk ngajarin tentang sebuah topik yang sangat spesifik, yang lokal, misalnya sejarah. Majapahit? Majapahit gitu. Itu mereka akan lebih kesulitan, karena training datanya kurang. Training datanya untuk itu, that particular thing itu kurang. Maka itu di tim masa AI kita sebenarnya membuat sebuah framework. Jadi instead of mencoba untuk membuat satu general solution, kita break it down into smaller pieces. Jadi misalnya kalau Pak Helmi bisa bayangin Lego set. Lego set ya. Jadi kita membuat framework itu seperti Lego set. Jadi misalnya Pak Helmi adalah potential client gitu. Terus mau bikin AI gini, gini, gini. Oke. Jadi bayangkan aja, oke jadi Pak Helmy datang ke toko Lego bilang, oh aku mau bikin proyek seperti ini, what are the pieces that I need? Nah itu piecesnya kita udah punya. Jadi setiap piece itu sebuah model yang a lot smaller. lebih ringan, jadi bisa di running dengan infrastruktur yang relatif minim dan juga internet yang relatif minim, lalu itu model itu kita akan train specifically sesuai kebutuhan, maka itu use case yang tadinya niche yang gak bisa dijawab oleh things like chat dbt itu kita bisa jawab di bahasa AI ya Kalau saya lompat, matang banget ya Devin ya dalam bisa nerangin tentang proses bisnis, sekarang bikin perusahaan, menjadi founder gitu ya, dan memimpin CEO. Jadi apa latar belakang Anda? Sebenarnya, dimana belajarnya? Jadi latar belakang saya, jadi waktu saya umur 16 tahun, saya membangun startup pertama saya, namanya Itani. Itani? Itani itu adalah startup yang bergerak di bidang agriculture, jadi kita menghubungkan petani langsung ke retailers, jadi kita strictly B2B marketplace I guess. Jadi setelah saya ke Stanford, saya let go of the... Saham? Ujalan, perusahaan Udai Jalan? Yes, perusahaan Udai Jalan. Jadi saya stop, saya udah gak aktif lagi di Itani, fokus belajar, tapi waktu saya mengerjakan Itani itu saya memang... Mendapatkan banyak pengetahuan, maksudnya bangun sesuatu dari awal. Umur berapa itu? Mulainya umur 16 tahun waktu itu. Ngobrol sama investor, terus belajar, you know kayak, the normal start up terms you know kayak, ARPU, KAK gitu-gitulah semua abbreviations yang disingkat-singkat itu. Jadi, I think because of that. Lalu, juga sempet magang di Tokopedia as, asosiat product manager intern, pernah pas covid saya bekerja di tiga venture capital funds berbeda, dan yang paling terakhir saya pernah magang di BNN Company juga. Jadi, memang experience-nya itu sangat all over the place, tapi I think itu... Benar-benar mengekip saya untuk bisa menjalani masa sekarang. Oke, saya tahu your dad adalah seorang pulsa hebat ya. Berdoa sebentar lagi perusahaan apa, papamu akan IPO gitu. Jadi seorang pengusaha yang serius. Do you learn from him? Yes, one of my... Okay, this is a love hate memory that I have ya. Sebuah kenangan yang saat itu pada saat dijalankan dulu itu saya... Aku gak suka banget tapi sekarang very grateful. Apa yang gak suka banget dengan your dad? Iya jadi back then itu... Terlalu mengganggu memang ya. Sejak aku umur... 7 atau 8 tahun Aku ingat setiap kali ada acara Kayak kondangan temennya papa Dia selalu ngomong Devin, kalau kamu ketemu temennya papa Kalau kamu ditanya pertanyaan Kamu harus jawab At least 5 kalimat I don't want to hear a yes or a no Jadi dari situ Belajar cara ngomong sama orang yang That's good advice Kenapa lu gak suka? Kesausan bener Kan kekondangan aku cuma mau makan Mau makan sate kambingnya gitu kan Cuma nyari sate kambing doang itu Tapi kamu dapet benefit yang luar biasa dong Sekarang ngomong jadi bagus Kamu harus minta maaf Maaf apa-apa kamu. Sorry. Sorry dad. Bapaknya di luar sana ya. Oke. Terke Jason juga begitu? Nggak. Jason kan anak kedua. Jadi a lot more relax. Makanya kadang. Makanya itu aku udah bilang love hate memory. Soalnya aku dari dulu tuh mikir kenapa Jason tuh gak pernah diginiin. Kenapa semuanya dikasih ke aku. Tapi itu dendam anak pertama ya. Dan aku jadi experimentalnya gitu kan. Tapi kan sekarang dapat manfaat ya kan. For sure. Iya, iya. Kamu gak ada apa-apanya, saya dulu lebih spartan. Bapak saya mendidik saya, jadinya kayak gini tuh. Kadang-kadang waktu di situ kita digembleng gitu, wah kita gak suka banget ya. Iya. Iya kan emang gak enak juga kan rasanya kan. Kayak banyak tekanan juga. Tapi kalau sekarang gitu, kalau sekarang aku look back, itu tanpa experience tersebut juga kayaknya gak ada juga. Itulah investasi terbesar yang diberikan papamu ke David dan Jason. Saya dengar sekarang bikin masa IAI Papa gak boleh campur tangan ya Gak boleh ngasih nasihat sekalipun malah Kalau nasihat itu Kita udah ada agreementnya Kemaren soalnya habis berantem juga Aku bilang Aku bilang gini, if we need advice, we will ask you. Jadi kalau nggak aku tanya, berarti kita nggak perlu advice. Soalnya kan beda kalau advice dari papa sama advice dari penasihat kami. Although kalau misalnya, even though advice-nya itu bisa exactly the same, responsenya kan kita juga akan beda gitu loh. Dan bisnis model udah berudah. Iya dong, bisnis model papa walaupun sukses, udah berubah kan dengan... Bisnis model perusahaan sekarang? Betul kan saya? Beda kan kalau perusahaan yang memang bener-bener tech startup itu business modelnya very different. Different game? Ya, different game. Just as hard tapi like a separate game. Jason lebih sadis lagi ke Papaya. No comment. Itu nanti Pak Helmi tanya Jason sendiri lah. Jason ya, adiknya dia. Itu lebih sadis lagi kepada papanya. Dia bilang, kita gak pernah mencampur tanganin perusahaan papa, nah sekarang papa juga jangan campur tangan perusahaan kita. Ya, well, nanti Fahel, ditanya Jason aja. Saya belum pernah temukan Jason ya, tapi one day ya perusahaan kadang-kadang mentok. Saya, saya, I'll give you advice. Berapa bulan lalu saya ngasih ceramah. Di namanya BUMN Summit. Dibuka oleh Pak Jokowi, kemudian Pak Erik Tohir, Menteri BUMN, juga ngasih sharing dan saya sharing itu. Yang mengagetkan Pak Jokowi bilang bahwa startup itu 90% gagal. And waktu di session saya... Anak-anak muda itu nanya, kenapa kita gagal? Saya bilang, karena lu itu sombong anak-anak muda, CTO-nya. CTO biasanya paling sombong ya, gajinya kadang lebih tinggi daripada CEO. CTO-nya muda, CEO-nya muda, CEO-nya muda, semua dengan pride. Itu kalau berantem gak ada yang ngedamain tuh. Kalau berantem itu lumayan susah. Karena berubah perusahaannya gara-gara itu. Semuanya dengan ego. Ya, makanya gue bilang, makanya lo perlu orang tua untuk menjadi mentor. You need mentor. Yup. Someday. Agree. Tapi yaudah, kalau mentok baru ke papa lagi. Ya, I mean susah kan kalau kita bertiga kadang-kadang kan pasti ada disagreement kan ya. Disagremen ya. It's hard soalnya Wilson is my best friend, Jason is my brother. Jadi terus kalau Wilson sama Jason yang berantem aku jadi di tengah-tengah gitu kan. Stuck gitu kan. Soalnya kan mereka sebelum, kalau gak ada aku kan mereka gak kenal. With each other. Untung bertiga ya. Iya. Untung bertiga. Kalau berempat dua kanan dua kiri susah loh. Iya. Bubar bisa perusahaan Dan itu terjadi banyak Oke Devin Kenapa akhirnya masa IAI datang ke Indonesia Saya pikir dengan Pencapaiannya Devin Udah cukup matang karena berbisnis Dari usia 16 Ide nya juga sangat sesuatu yang game changing lah Saya pikir idemnya kalau dibesarkan untuk negara lain yang lebih siap secara EI kan secara komersial menurut saya akan lebih profitable Kenapa? Saya pikir kita memang fokusnya di Indonesia karena passion kita memang buat Indonesia sih, buat negara. Kebetulan tahun 2019 saya menjadi salah satu ikon Pancasila dan tahun 2020 Jason menjadi salah satu ikon Pancasila juga. Ikon Pancasila yang BPIB? Yes. Oh. Jadi... Itu ada pengaruhnya? Kalau menurut saya, saat saya menjadi ikon Pancasila tersebut, itu kan maksudnya kita ada berbagai kegiatan yang kita lakukan. Itu benar-benar... Menginstilkan perasaan kebanggaan nasional untuk saya. Jadi, aku secara pribadi saya bangga sekali menjadi orang Indonesia. Dan saya udah sekolah jauh-jauh dan mahal-mahal di Stanford. Itu, saya tidak mau hanya selesai sekolah terus lulus terus mendapatkan pekerjaan sepenuh masa di Amerika. Yang pasti menghasilkan lebih banyak ya? I guess so, ya tapi saya mau balik ke Indonesia karena memang hati saya memang disini dan education adalah satu sektor yang kita bener-bener Beli bahwa kalau kita bisa Kalau kita bisa membuat Tentang itu, tentangnya bukan hanya Di sektor tersebut, tapi bisa ke semua sektor Perekonomian yang lainnya Kalau bisnis wise Mungkin edukasi kan bukan tempat mencari Uang yang berlebihan Ya setuju Maksudnya Kalau misalnya kita dealing sama Sekolah, budgetnya sangat Sangat terlalu Kalau saya mah ke industri aja Melayani pabrik Hmm Jadi maka itu selain formal education kita ada yang vocational juga. Dan vocational itu kan bisa lebih ke B2B, ke perusahaan-perusahaan. Jadi itu higher willingness to pay juga lah. Mungkin ada subsidi silam juga. Tim masa kan juga perlu makan. Gue pikir lu semacam robot gitu udah gak perlu makan lagi. Tinggal dikasih oli aja gitu. Kasih oli gitu. Devin menjadi sangat nasionalis ya? Apa yang disampaikan oleh Devin ke saya, kamu tahu sekarang kemarin dirijen imigrasi mencapai satu fakta yang mencengang, banyak orang, saya sih nggak kaget, bahwa setiap tahun ada seribuan anak muda Indonesia. yang terpelajar gitu. Sebagian mereka adalah inventor apa mengganti keluar negara menjadi warga negara Singapura dan juga ada yang ke Malaysia. Karena negara ini dia bilang tidak menghargai, kurang diberikan tempat, ya sementara ada Devin dan Jason memilih untuk membantu negaranya. Ya, menurut kita ini adalah sebuah investasi. Sebuah, you know, kalau saya baru lulus, sebenarnya saya ada job offer lagi. Saya baru, saya udah terima, dan baru beberapa, dua minggu yang lalu, aku kirim ke mereka, sorry aku nggak bisa ambil karena aku running masa. Tendang? Yes, I turned it down. Job offer-nya di Amerika waktu itu. Dan, ya jadi it's a big risk that we're taking. Tapi kita sangat committed. Dan juga kita sudah melihat, kita, Sebuah perubahan mindset ya dari sisi government juga. Karena dari yang kita udah lihat so far, mereka lebih open untuk memakai teknologi dan juga bukan hanya teknologi aja tapi juga masuk ke AI juga. Kalau dari sisi teknologi dari pemerintah kan misalnya waktu kemarin pas covid ada peduli lindungi yang sekarang menjadi satu sehat. Jadi apa namanya teknologi. teknologi yang sistem-sistem digital yang dipakai untuk pelayanan publik sekarang juga sudah lebih banyak. Dan dari situ saya melihat oke jadi the government sebenarnya values technology juga. Jadi kita bertanya what's our part, what's our role, gimana caranya kita bisa berkontribusi. Ya semoga Devin kuat gitu ya. Thank you. Semoga tetap firm gitu. Kita adalah Indonesia. Orang Indonesia. harus membangun Indonesia. Setuju. Ya walaupun, ya saya sangat mengerti. Ya inventor disini sangat, kamu tau dari Om Daniel Surya ya, saya kaget Om Daniel bilang, world untuk IP dunia, intellectual property dunia itu, Indonesia mempatentkan setahun cuma 8. Wow. 8 setahun. Dan kamu tau Korea Selatan, 8 satu hari hanya oleh Samsung. Karena sulit sekali penemu-penemu Indonesia untuk diakui di sini. Kan kita baru dengar tuh ada satu orang bahas, selamat siapa tuh Irianto apa, yang menemukan Nikuba itu, yang merubah air menjadi bahan bakar gitu, dan dia merasa tidak, ya itu jadi saya paham betul, dan akhirnya malah diakui di Itali lah. Semoga kamu... Apa pertama tidak mendapatkan hambatan ya jadi teman-teman penonton kita sangat welcome anak usia 22 ganteng pinter lulusan Stanford gitu masih jomblo lagi saya ngeri setelah kamu tampil disini banyak yang ngelamar tuh. Aduh pak, saya... Baru putus kan ini? Jangan ngomong, jangan, jangan. Itu kan, I told you in confidence pak. Oh gitu ya? Jadi kamu nanti malah very hot. Sekarang terlalu fokus kerja sekarang. Soalnya, soalnya memang kita kan timnya juga masih kecil sekali kan ya. Start with small, setuju. Jadi semua kita harus, you know, involve di semua aspek. Yes, yes, yes. Take two. sales, finance, HR, itu kan kita harus handle sendiri semua, jadi ya tidak ada waktu untuk itu sekarang. Ya, ya, ya. Ingat perjuangan Steve Jobs, Steve Wozniak ya? Dari garasi cuma berdua doang. Bung, buss. Saya kalau ingat Stanford tuh inget pidato wisudanya Steve Jobs ya. Wow, Stanford. Saya kemarin ke Stanford itu anak saya tiba-tiba mesen Barbie doll atau apa gitu, American doll. Saya waktu itu stay in SF, naik kereta kan ke Stanford. Naik kereta, pake yang cult trinity. Iya ya. Waduh. Hanya untuk anak saya paling kecil minta beliin itu toys. Saya lewat di Stanford. Wow. Ingat Stanford, saya ingat Steve Jobs. Walaupun dia bukan alumni dari situ ya. Tapi anaknya di situ. Anak sekarang di situ. Dia tuh reach college kalo gak salah ya. Ya reach college. Dan itu beneran drop out karena bapaknya gak mampu. Devin mau dibawa kemana nih mas AI? Apa mimpinya? I think mimpinya in the future kita mau bener-bener menjadi the go to kalo buat pendidikan. Kita mau, kan sekarang produk kami itu memang buat bahasa Inggris, khusus specifically TOEFL, buat tes TOEFL. Kita in the coming months, jadi dalam beberapa bulan ke depan. Oh sekarang TOEFL? Ya, sekarang TOEFL. Tadi pagi aku habis eksperimen yang buat matematika, tapi belum jadi. Jadi, dalam beberapa bulan ke depan, kita akan roll out lebih banyak tes, lebih banyak tipe tes, atau lebih banyak subjek, lebih banyak bahasa, dan juga, kita akan, kan tadi saya udah kasih tau yang tentang Udah menjelaskan tentang knowledge acquisition process tadi kan. Kita akan membuat ini semua lebih interaktif. Supaya bisa. Lebih menarik ya. Lebih fun ya. Mensimulasikan seperti two way interaction gitu. Jadi ini juga lebih beneficial buat anak-anak yang usianya lebih muda juga. Karena mereka lebih terbiasa main game kan ya. Mereka gak suka yang namanya belajar. Jadi ya kita harus take a different angle lah. Kita ngomongnya ya ini. Seperti pembelajaran game role-playing atau apa gitu. Pembelajaran harus menyenangkan. Iya, setuju. Setuju. Keren banget. Saya udah nggak bisa ngomong mau nanya apa. Oke, jadi ke depannya banyak sekali mimpi-mimpi yang Devin dan tim ingin capai ya? Iya, impiannya sih besar Pak. Saya cuma minta doanya aja sih. Oh iya pasti, pasti. Siapa di belakang advisor Gita Wirjawan? Jadi ada Pak Gita Wirjawan Dan ada Pak Daniel Surya Dan Daniel Surya Cuman dua aja Ya so far super helpful Kita belajar banyak banget dari mereka Especially business process ya Dan kita memang bener-bener Listen to them Sorry pap Papa juga lagi sibuk Persiapan IPO Jadi jangan diganggu juga. Ada call to action? Ada sesuatu yang ingin disampaikan? Closing statement? Devin? Ya, I think kalau closing statement dari saya adalah saya mau ngomong ke orang-orang yang, maksudnya generasi saya ya, orang-orang Indonesia yang di generasi saya call to actionnya adalah Indonesia itu mempunyai potential yang sangat besar dan pemerintah sudah men-setting target untuk kita menjadi top 4 kan ya dalam 2045 dan kita menurut saya kita mempunyai potensial untuk bisa mencapai dan bahkan melampaui target tersebut dan it's on us untuk mencari dan menyelesai berbagai permasalahan di sektor perekonomian yang berbeda memungkinkan membuat proses lebih efisien, dan membangun negara, membangun Indonesia. Oke. Semoga ini menjadi inspirasi. Jadi saya selalu mengatakan bahwa saya sudah sangat senior, kan sudah 60 tapi saya masih maksud saya masih aktif berbisnis yang dipenuhi oleh anak-anak muda. Saya menjadi advisor, jadi komisaris dari banyak perusahaan yang didirikan oleh murid-murid saya, oleh anak-anak muda. Ya rumusnya cuma satu, jangan pernah berhenti belajar ya termasuk belajar dari anak-anak yang jauh lebih muda. Karena dunia sudah berubah. Bisnis model sudah berubah. Bukan saja, tapi anak muda juga harus belajar dari yang senior-senior. Ada wisdom di situ. Ada network di situ. Ada experience di situ. Jadi mari kita berkolaborasi antar generasi. Kita dukung anak-anak muda seperti Devin, Jason, dan Wilson. Membangun Indonesia. Mereka adalah pemimpin-pemimpin Indonesia di masa depan. Tetap optimis. Dan inilah akhir dari... podcast saya dan kita akan jumpa dengan tamu-tamu hebat lainnya. Silahkan like, komen ya kalau ada pertanyaan silahkan komen dan kalau Anda ingin menghubungin Masa.EI dan Devin ya silahkan aja di komen ya tulis aja disitu nanti akan dihubungin. Bye-bye. Thank you Devin. Thank you. Terima kasih banyak Pak Helmi. Terima kasih sudah menonton Helmi Bicara. Jangan lupa untuk like. comment share dan subscribe