Transcript for:
Investasi Apple dan Tantangan di Indonesia

Basically, kedatangan Tim Cook kemarin itu secara tidak langsung bilang Indonesia belum siap. Sebenarnya gue lumayan sendiri ya, yang banyak orang ngerasa kayak Apple Tim Cook CEO-nya sampai datang. Ketemu Indonesia, ketemu sama Pak Presiden, Pak Jokowi. Bilang udah komit mau invest 1,6 triliun rupiah. Semua orang tuh udah kayak tepuk tangan. Itu tuh udah kayak good news. Pada kira itu buat ngebuka official store di Indonesia. Berharap bisa beli iPhone dengan harganya lebih murah. Dan yang... Yang gue bingung, banyak banget news-news atau content creator lain itu belum ngeliput topik yang mau gue bahas hari ini. Karena riset yang gue lakuin untuk berbicara tahu sebenarnya Apple tuh ngapain sih di Indonesia, itu tuh lumayan dalam. Dan itu gue sampai lihat data-data negara sebelah dan baca beberapa corporate action-nya Apple untuk ngertiin kenapa basically kedatangan timku kemarin itu secara tidak langsung bilang Indonesia belum siap. Dan kalau kalian warga negara Indonesia yang tinggal di Indonesia, kalian harus tahu cerita ini. Kalau perusahaan sekelas Apple ngerasa negara kita belum siap, ya berarti kita belum siap nih. Coba biar kalian ngerti konteksnya, pertama kalian harus ngerti yang namanya TKDN, yang namanya tingkat komponen dalam negeri. Jadi salah satu persyaratan di Indonesia, kalau misalnya kita mau impor atau perusahaan global mau jualan barangnya resmi di negara kita, harus komplain yang namanya TKDN. Jadi barang-barang itu tuh harus ada sekian persentase komponen yang dibuat atau dikonstruksi atau bahan bakunya apapun itu dari Indonesia. Tujuan yang sebenarnya negara kita tuh pengen ngejagain biar kita tuh nggak bergantung sama impor terus. Tapi gue pikir dong ya. Apple kan basically gak ada pabrik di Indonesia Tapi kok bisa lolos-lolos aja Nah ternyata salah satu syarat TKDN itu bukan dalam bentuk jasa atau bahan bapu doang nih Tapi kalau misalnya perusahaan global itu berinvestasi di Indonesia Untuk pengembangan dan teman-temannya Itu bisa masuk persyaratannya Dan ini berlaku di smartphone 4G sampai 5G Yang sekarang minimal 35% nilainya Kalau dulu HP-HP 3G itu semuanya bisa diimpor bebas Ini tuh kayak analoginya gini Misalnya kita mau sedekah ke orang Di dalam dompet kita tuh ada 10 ribu dan kita keluarin 10 ribu Nah itu baru bagus Artinya kita yang beriklas untuk kasih sendekah itu Tapi kalau misalnya di dompet kita ada 1 juta Terus ada tertera di sana minimum kalau sendekah harus 5 ribu Kita peruan 5 ribu Itu bagus atau nggak? Ya ini berdasarkan pemahaman masing-masing ya Cuma pas Apple mau comply TKDN mereka Tentu doang di pasal 36 ayat 2 Investasi yang sinilai 550 miliar sampai 700 miliar Bisa dapet TKDN 30% yang waktu itu persyaratannya Dan waktu itu Apple invest sekitar 586 miliar untuk pusat pengembangan Apple Developer Academy. Jadi bisa dibilang, mereka investor kita itu bare minimum biar mereka bisa jualan barang di Indonesia. Yang kalau dipikir-pikir, ini hal bagus apa hal buruk nih? Karena kalau smartphone provider lainnya, kita ngomong Samsung, Huawei, Xiaomi, sampai Oppo ya, mereka tuh ngebangun pabrik di Indonesia. Emang konstruksi dan manufaktur ngebuka banyak lapangan pekerjaan, sampai terjadinya transfer knowledge, biar warga-warga kita tuh makin pinter. Tapi karena Apple lewat jalur inovasi, cukup ngebangun Apple Developer Academy, mereka bisa comply dengan keadaan dan jualan barangnya di Indonesia. Nah, simpelnya, itu tuh nggak banyak orang ngerti. Dan benar, angka 1,6 triliun itu fokus utamanya untuk pengembangan Apple Developer Academy yang ada di 4 lokasi walaupun niatnya bilang mau invest pusat AI di Solo, IKN cuma itu fakta satu realita yang harus ditelan kenapa Apple ke Indonesia karena kalau dibandingkan dengan negara tetangga kita, Vietnam Apple tuh udah invest sampai 200an triliun rupiah buat bikin pusat manufaktur di sana pertanyaannya kenapa nggak di Indonesia jadi kita masuk ke chapter 1 Indonesia belum siap Dan kita balik lagi lihat dari data ya. Kalau kita lihat dari data 2023, jumlah smartphone yang diimpor ke Indonesia, 85%-nya itu produk Apple. Sekitar 2,8 juta, yang angkanya sekitar 30-an triliun rupiah. Kalau sekilas kita lihat, wah itu gede banget. Nggak mungkin Apple nggak mau keluarin semua barangnya di Indonesia. Harusnya mereka invest banyak di Indonesia. Kenyataannya untuk perusahaan sebesar Apple, Dan tanya gue punya ya, kontribusi ke pendapatannya Apple di Indonesia itu tuh super-super kecil. Seluruh Asia Pasifik aja itu cuma 8% dari kontribusi pendapatan Apple. Apalagi Indonesia yang notabene, mayoritas dari warga kita itu kategori middle to low. Jadi mereka emang nggak bisa beli produk Apple. Dan kalau misalnya kita mau mikir otak bisnis ya, intinya kalau sebagai perusahaan, mau profitnya tuh naik terus. Cara untuk naikin profit ada dua cara, naikin pendapatannya atau nggak nurunin cost-nya. Kalau naikin pendapatan, ya belum kelihatan sebenarnya Indonesia tuh marketnya masih kecil banget untuk Apple. Kalau untuk nurunin cost-nya... Indonesia baru make sense. Makanya orang bertanya-tanya, kenapa nggak buka pabrik di Indonesia? Labernya masih murah, lahan yang gede, sumber daya alam yang banyak. Dan ini yang sebenarnya bikin sedih. Di 2016, sebenarnya Apple udah mau consider mau buka pabrik di Indonesia. Waktu itu sempat batal, dan salah satu syaratnya Timco, itu bilang, benerin dulu nih, tambangan ilegal di Indonesia. Dan ini nyangkut sama kasus yang kemarin viral, yaitu Timah. Timah itu bahan yang dipakai sama Apple untuk banyak banget komponen-komponen mereka. Dan kalau kalian ngerti, Apple tuh udah bikin janji atau pledge di tahun 2030 mereka tuh net zero carbon. Kalau misalnya mereka bikin pabrik di Indonesia, gara-gara pertambangan ilegal ratusan triliun kerugian lingkungannya, itu tuh nggak bisa dijalankan sama Apple, mereka malah terhambat 2030 plannya. Jadi ujung-ujungnya mereka cuma kompromi dengan yang bare minimum di tahun 2030. Pada tahun 2018, mereka investasi di Apple Developer Academy. Ya, tujuannya biar bisa comply TKDM dari jalur inovasi. Kenapa ini bisa terjadi di Vietnam? Yes, total nilai investasinya itu Rp256 triliun. Dan udah punya official online store di sana. Kalau di Indonesia kan kita tetap lewat third party store, misalnya kayak iBox, Digimap, Arafon, yaitu reseller, bukan official store dari Apple. Padahal kan kalau kita ngomong tentang warga-warga di Indo, masyarakatnya banyak, sumber dayanya banyak, kenapa nggak buka pabrik di Indo, nggak bukanya di Vietnam? Jadi bisa dibilang Rp1,6 triliun itu sebenarnya uang super duper receh. Yang bisa dibilang bahkan di artikel ini ya, itu tuh seratingin jenius slash licik yang bikin sedih tentang negara kita sendiri. Sejumlah kayak gini, kenapa Indonesia belum siap? Poin nomor satunya, bayangin untuk bikin smartphone ada 360 komponen. Di Vietnam, di dalam negaranya sendiri, mereka bisa membuat 72 dari 360 komponen itu. Itu benar-benar pure dari produsen domestik mereka. Kalau di Indonesia, tembak kira-kira berapa? cuma 2 kalau misalnya buka pabrik di Indonesia basically cuma 2 yang bisa diproduksi lokal sisanya ujung-ujungnya harus import anyway safe to say kita belum siap poin kedua itu sebenarnya alasan geografis jarak Indonesia negara kita nih ke area supply chain utama Apple di Asia Timur itu tuh juga jauh lebih jauh dibanding Vietnam Otomatis biaya shipping, apalagi kalau harus impor komponen, produksinya itu bakal lebih mahal di Indonesia dibanding di sana. Ketinggalan, faktor sumber rendahnya manusia. Produktivitas labor di Indonesia itu masih tergolong rendah dibanding sama negara-negara lain di ASEAN. Dan ini hasil survei Japanese External Trade Organization. Di tahun 2020, produktivitas sektor manufaktur di Indonesia itu ada di posisi ketujuh di ASEAN. Di bawah Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Laos, dan Malaysia. Dan alusinya, rata-rata gaji kita tuh lebih tinggi dibanding beberapa negara tetangga itu. Jadi kalau digabungin semuanya, plus ya masalah pertambangan ilegal itu, kalau gue jadi timku disuruh bangun pabrik di ASEAN, mungkin MNI Indonesia bukan pilihan pertamanya. Kecuali kalau misalnya negara kita pinter dan bisa kasih insentif lain Soalnya kalau kita bisa bikin Apple mau buka pabrik di Indonesia Itu bakal bisa buka banyak banget lapangan pekerjaan Dan transfer knowledge bikin orang-orang kita lebih pinter Itu yang masalah 2016 aja menurut gue sayang sih Udah nunjukin interest mau buka pabrik Asalkan pertambangan ilegal diberesin Tapi sampai sekarang belum beres-beres Tapi kenapa Apple gencer banget mau masuk ke ASEAN? Ini gue pun belum bahas tentang India Kita masuk ke chapter 2 Lemparan dari China Kayaknya Video kayak gini tuh gak bakal lengkap kalo kita gak bahas China Karena China tuh ujung-ujungnya meraja lela ke seluruh manufaktur di seluruh dunia Dan bisa dibilang sebenernya Apple itu hampir 100% loh 90-an persen produk Apple itu dimanufaktur di China Gak cuma itu, sekitar 150-an supplier Dari total 188 supplier Basis produksinya itu juga di China Jadi makanya selama 10 tahun terakhir Apple tuh sebenernya diem-diem Pindahin produksi dari China ke Vietnam sama India lebih tepat Dan poin satu yang paling penting juga yang harus kalian tau Apple tuh kan perusahaan Amerika Kita lihat Amerika sama China itu ada geopolitical tension Jadi mau ngapa-ngapain itu kesannya bakal selalu ada hambatan Belum lagi kalau misalnya bergantung ke satu supplier Nama perusahaannya kalau kalian tahu namanya Foxconn Pas tiba-tiba satu supplier itu kecek-cek Casenya pas kemarin di COVID-19 Foxconn sampai harus tutup Apple nggak bisa produksi Rugi sekitar 15 triliun rupiah setiap minggunya Jadi dari sekarang dia belajar dong Makin urgent gue harus investasi di negara-negara lain Yang udah dilakuin sama Samsung dari 2019 Mereka banyak banget pindahin produksi dari China ke India Bahkan sampai dinobatin pabrik mobile phone terbesar di dunia. Nah, Apple sendiri udah invest miliaran dolar di India. Tapi sebenarnya itu tegolong telat. Pas Samsung akhirnya berhasil pindah ke India dulu, ya kelihatan nih Samsung akhirnya berhasil ngalahin Apple lagi, jadi brand dengan market share terbesar di dunia. Nah, tapi balik lagi prinsip berbisnis ya. Kalau dulu bikin sesuatu di China, itu karena gaji-gaji di China emang murah. Tapi sekarang kalau dibanding di Vietnam, rata-rata gajinya mereka itu dua kali lipat. Belum lagi cerita brand Apple tuh selalu dijenggal di China. Jadi karena kita dapat limpahannya, bukan limpahan ya, buangan. Karena kerjasamanya lagi terancam, ya pasti dia harus lihat negara-negara berkembang lainnya, especially di ASEAN. Cuma balik lagi, kenapa bukan Indonesia di chapter 3, the prime Southeast Asia country? Yang jelas, Apple udah diversifikasi ke Vietnam sama India. Kenapa pilih dua negara ini? Satu, karena labor cost-nya lebih murah. Kedua, potensi growth negaranya lebih menarik. Kalau India sih for sure ya, populasinya gila banget. Dan faktanya, India itu emang negara jumlah smartphone kedua terbanyak di dunia. Itu cuma setelah China. Nah tapi, Apple di India sendiri market share-nya itu masih kecil. Dia itu ranking ke-6, cuma punya 6,6% market share. Nah Samsung yang udah duluan di sana, itu sekitar 18%. Karena India itu lebih duluan, middle class-nya kelihatannya bakal naik lebih duluan daripada Indonesia. Jadi lebih make sense untuk taruh duitnya di sana. Fast forward, sekarang sekitar 14% dari produksi Apple di seluruh dunia itu datang dari India. Harapan itu naik sampai 25% di tahun 2025. Nah terus, opsi keduanya, kenapa Vietnam? Ya udah sampai 200-an triliun rupiah mereka investasi di sana. Kalau di Vietnam sendiri, Apple tuh udah produksi Apple Watch, AirPods, itu di tahun 2019, di tahun 2023. Mereka memulai shifting produksi MacBook sama iPad dipindahin dari China ke Vietnam. Dan lucunya, di tahun 2022, supplier utama Apple, kayak Foxconn, Luxshare, Pegatron, Wishtron, dan bahkan China BYD, itu ikut ekspansi fasilitasnya ke Vietnam. Kenapa semuanya kesannya ke Vietnam? Padahal kalau ngomong secara market share, Apple tuh tergolong stuck di sana, dan persaingannya tuh lebih ketat. Sayangnya, jawabannya adalah sesuatu yang Indonesia nggak bisa ngalahin. Yang pertama, masalah geografis. Pindahin semua China ke negara lain, gak hati lihat juga seberapa jauh negara itu. Vietnam itu negaranya paling deket sama pusat manufaktur di China, di Shenzhen. Logikanya kalo mau relokasi itu costnya lebih efektif dibanding ke negara-negara lain Kedua, Vietnam tuh emang lebih mature soal manufaktur Karena based on data, top 200 suppliernya Apple Vietnam tuh udah nyampe 25 supplier So makes sense kenapa Apple tuh milih India sama Vietnam dibanding Indonesia Belum lagi faktor insentif dari negara itu Kalo di China, Apple tuh harus bayar corporate income tax rate sampe 25% Nah kalo di Vietnam sama India, itu di bawah 20% Bahkan pemerintahan Vietnam nawarin ke Apple free... tax holiday selama 50 tahun kalau mereka mau invest ke negaranya. Ya nggak bisa dipungkirin insentif kayak gini atau kepinterannya negara. Misalnya kayak kemarin Singapura nge-lock Taylor Swift. Itu tuh harus pinter-pinteran pemerintah. Ya we want Apple buat invest di Indonesia. Bisa banyak hal yang baik yang bisa dipelajarin. Tapi kenyataannya ya nggak gitu. Jadi semua news news kemarin menurut gue tuh kalau dilihat share landscape semua yang gue bahas, itu not really good news. Jadi mungkin kita konklusiin ya. Solusinya buat Indonesia gimana? Menurut gue Indonesia sebagai negara konsumen yang pelan-pelan middle class-nya naik, yang pelan-pelan warganya bisa beli produk Apple, itu nyata. Of course, pasti Apple melihat itu. Populasi kita banyak banget. Tapi kalau kita berharap Apple buat buka pabrik di sini, membuka lapangan pekerjaan, sampai ngajarin anak-anak kita, itu kayaknya masih agak panjang. Gua rasa Indonesia perlu banyak belajar juga sama Vietnam. Di luar dari faktor geografis, ya, insentif-insentif itu dan... kreativitas pemerintahnya untuk membawa global brands ke negaranya untuk transfer knowledge. Jadi Indonesia tuh harus bikin skema-skema yang menarik sama kreatif biar mereka milih negara kita dibanding negara lain. And yaitu proses-proses yang harusnya kita mulai worry tentang sustainability, clean energy, pertambangan ilegal yang bikin akhirnya Apple salah satunya itu gak mau invest di Indonesia. Itu sih sebenarnya problem-problem yang kita harus solve. Karena mau sampai kapan Indonesia tuh cuma dilihat sebagai negara konsumen. Brand-brand luar negeri, brand-brand dunia cuma ngelakuin the bare minimum. untuk produk yang bisa dipasarkan dan dijual di negara kita. Kalau misalnya semuanya kesel, menurutku Indonesia bisa kok bersaing dan punya label jadi negara manufaktur yang diminatin di Asia Tenggara. Tapi menurut kalian gimana? Setelah dengar semua cerita ini, apa harapan kalian terhadap Indonesia atau harapan kalian terhadap Apple kalau misalnya next time mereka mau ngelirik negara kita lagi? See you guys in the next video.