Kita nih sepanjang hidup mencari kebenaran ya. Tuhan tuh ada, tapi dia ada di hati kamu apa enggak? Jadi dia nganggap kalau orang enggak begitu, sucian gue nih daripada dia. Jadi agama tuh juga termasuk produk budaya. Spiritual tuh sebetulnya kesadaran.
Di religius ini masih terkungkung sama identitas. Tingkatkan lebih tinggi spiritual ya mas ya? Ya memang.
Intro Tapi semuanya, selamat datang kembali di Kinaria Gotama Kali ini saya sangat berbahagia sekali dan sangat bersyukur Karena pada akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk dapat berbincang-bincang dan belajar Dengan salah satu tokoh yang bisa saya sebut, beliau adalah salah satu tokoh negarawan Dan beliau juga bisa disebut sebagai maestro di bidang kesenian dan kebudayaan Indonesia. Dan bisa saya sebut juga beliau adalah guru spiritual saya. Beliau adalah Bapak Guru Soekarnoputra. Rahayu Mas. Rahayu.
Mas Guru apa kabar Mas? Rahayu. Iya Mas, jadi gini, di video yang sebelumnya kita buat, itu kan saya memberi penjelasan yang dari Mas Guru juga, berkaitan tentang apa arti dan manfaat spiritual. Nah, setelah video saya upload, Ada banyak pertanyaan mas, dari mulai komennya, terus DM ke saya, terus WhatsApp, sekaligus juga email ke saya.
Mereka banyak macam-macam menanyakan, dari mulai yang bingung maksudnya spiritual, ini sama aja kali dengan religi. Ada yang bilang gitu mas, ada yang sama kayak dengan religius, terus ada yang menanyakan lagi, kalau udah orang beragama. Termasuk sudah berspiritual nggak sih? Nah, mungkin Mas Guru bisa membantu menjelaskan kepada penonton juga. Yang mana sebenarnya juga buat mungkin penonton yang sedang menyaksikan.
Saya sudah belajar spiritual dengan Mas Guru ini sudah kurang lebih tahun 2016. Sudah cukup lama. Yang Mas Guru sudah menjelaskan kepada saya. Bedanya religius dengan spiritual. Dan juga bedanya agama.
Nah. Dengan spiritual. Jadi dari beberapa pertanyaan tersebut saya sudah rangkum mas. Dan juga yang waktu itu mas guru sudah menjelaskan kepada saya perbedaan antara religius, agama, spiritual. Saya sudah merangkumnya mas.
Menjadikan poin-poin yang menurut saya penting ya mas ya. Kalau dijabarkan kan perbedaannya ada banyak tuh mas. Nah saya sudah.
Buat beberapa poin mas mungkin bisa tolong dijelaskan sambil saya mungkin ada beberapa yang masih belum paham mas. Atau yang masih kurang paham. Nah berkaitan dengan religius itu sendiri mas.
Sebenarnya religius dengan spiritual itu sama atau memang berbeda dalam arti kata. Kan kalau setau saya ini mas. Ini orang yang beragama. Menjalankan perintahnya dalam arti beribadah sesuai agamanya yang dianut Dan taat ya mas ya itu bisa dikatakan orang religius gitu mas Nah apakah orang religius itu sendiri sudah bisa dikatakan atau termaksud orang spiritual gitu mas Kalau menurut mas guru Itulah ya yang sampai sekarang, saya disini coba jelaskan atau apa lebih banyak menyangkut soal spiritual gitu. Kita ini kalau sudah terbuka kesadaran spiritualnya itu kan artinya kita ini sepanjang hidup sudah mencari kebenaran ya.
Mencari kebenaran. Orang spiritual itu mencari kebenaran, mengungkap kebenaran. Selain itu juga menegakkan kebenaran.
Yang di muka bumi ini masih dalam keadaan minim lah ya, artinya banyak sekali manusia di dunia ini, di belahan bumi manapun gitu, menurut saya yang belum paham arti spiritual. Dan juga belum paham arti agama maupun religius. Religion atau religious.
Terus ditampul dengan spiritual, campur, aduk, banyak. Banyak orang nggak paham. Jadi kenyataan yang terjadi, banyak sekali orang-orang yang merasa belajar ilmu agama, menjalankan perintah agama, kalau dalam agama Islam, melakukan syariah.
Cepat dia, suara 5 waktu, puasa. Dia udah ngerasa, bahkan sebagian dari mereka udah ngerasa itu cukup. Dan ada yang ngerasa, mungkin yang punya sedikit tinggi hati, bahwa kalau sudah to'at pada suatu agama atau apa, dia sudah religious itu artinya dia juga sudah spiritual.
Padahal kenyataannya banyak sekali orang yang melakukan, melaksanakan syariah, agamanya masing-masing, atau apa, yang sama sekali sebetulnya tidak tahu-menahu tentang spiritual itu apa. Oke baik, jadi disini saya sudah bisa menangkapnya bahwa memang ada perbedaan antara religius dengan spiritual ya mas ya. Yang mana mungkin teman-teman disini yang menyaksikan, kalau ingin tahu lebih dalam pengertian spiritual sudah ada di video sebelumnya ya mas ya.
Disitu mas guru juga sudah menjelaskan bahkan mas guru mengatakan bahwa dengan kita belajar fisika kuantum itu termasuk kita belajar spiritual. Nah itu mungkin kita bahasnya di lain waktu ya. Ya karena biasanya itu kalau...
Ya memang ini ciptaannya Tuhan tuh gitu. Biasa spiritual tuh jadinya sinkron atau selaras sama science. Padahal sebenarnya agama tidak sinkron dengan science. Nah itu nanti ceritanya. Kalau salah bicara bisa salah paham.
Iya betul-betul. Karena disini kita tujuannya apa ya mas ya. Saya juga pun ingin belajar lebih dalam. Dan karena saya juga tipe orang yang tidak puasan ya mas ya. hanya dapat dari A, B saya pengen lebih lagi melampaui itu pengetahuan yang mas guru tadi bilang spiritual itu mencari kebenaran sejati itu mas ya dan mengungkapkan atau menjelaskan kebenaran itu Dan juga menegakkan kebenaran itu.
Karena juga banyak manusia gitu. Nah nanti dibicarain lain waktu. Tapi antara lain sifat manusia itu adalah juga manusia itu paling suka sama dalam keadaan. keadaan zona nyaman. Oh iya, iya, iya.
Walaupun dia tahu itu suatu kebenaran, tapi karena dia nggak biasa. Oh iya, habitnya ya mas ya. Habit buruk atau apa, dia tetap pegang. Karena kalau dia tinggalkan kebiasaannya yang negatif atau buruk itu, ya dia merasa meninggalkan zona nyamannya gitu. dialami sepanjang hidupnya kali saya tau, saya kan zona nyaman itu berkaitan pekerjaan ya mas ya kalau ini berkaitan mungkin prinsip hidup juga atau pemahaman tentang kehidupan juga itu mas ada zona nyamannya juga ada ya mas sedikit contoh ya zona nyaman tuh gini gula Saya rasa kebanyakan manusia tuh doyan sama gula.
Maksudnya gula olahan ya, bukan gula yang memang datang dari madu atau apa. Tapi gula pasir atau gula kelapa, gula aren gitu. Seneng kan kita sama gula dari kecil emang gitu. Apalagi yang doyan es krim, doyan apa gitu. Tapi kan sains menunjukkan bahwa ternyata gula tuh lebih banyak kalau dikonsumsi tiap hari.
Itu bisa jadi racun kan. Sekarang kan lagi marak nih. Soal diabetes.
Gila macem gitu-gitu. Walaupun kita nih tau. Bahwa gula.
Atau juga rokok. Banyak hal-hal yang apa. Menjaga gak baik. Malah bisa.
Sampai bisa fatal. Atau apa gitu-gitu. Tapi untuk meninggalkan gitu.
Kita susah. Karena udah dari lahir. Kita udah terbiasa. Jadi gula ada suatu makanan.
Yang buat kita. Kalau kita meng... mengecap, mengenyam itu, menikmati itu, kita berada di zona nyaman.
Padahal tahu kalau kebanyakan gula, ya balik lagi, itu resikonya sangat besar ya, Mas. Apalagi yang setahu saya, gula yang berkaitan obesitas, itu Mas, itu salah satu penyakit, itu lima besar kalau nggak salah, itu penyebab kematian, Mas. Iya, iya. Karena obesitas. Walaupun udah tau kayak gitu, tapi berat banget tinggalin gula itu.
Wah ini jadi menarik sekali mas, jadi melebar ya. Berkaitan, sebenarnya saling berkaitan ya mas ya kalau kita pelajari spiritual ya mas ya. Tapi di episode kali ini saya ingin kerucutkan saja mas berkaitan tadi religius, agama, dan spiritual.
Nah disini saya sudah buat perbedaan antara religius dengan spiritual. Yang mas dulu pernah ajarkan ke saya, saya buatkan poin lagi sehingga mas guru bisa bantu menjelaskan ke saya Supaya saya lebih makin paham lagi dan bisa berbagi kepada penonton disini Pertama itu perbedaan religius dengan spiritual adalah Orang religius menganggap Tuhan itu ada Orang spiritual menganggap Tuhan itu hadir Nah, ada dan hadir itu kan mas sebenarnya beda-beda tipis mas. Mungkin untuk supaya makin pahamnya, mungkin mas guru bisa menjabarkannya antara ada dan hadir gitu mas. Mungkin contoh simpelnya aja gitu.
Gampang aja, misalnya kamu. Buat saya, sekarang kamu sedang hadir di tempat ini. Ya, saya hadir. Tama hadir.
Terus apa, kamu lagi di rumah kamu sekarang. Iya. Terus orang nanya, Tama ada nggak sih?
Tama masih ada nggak sih? Ada. Ada dong.
Tapi dia nggak hadir di sini. Iya, iya. Jadi orang banyak juga itu karena pelajaran atau apa masukan yang didapat dari guru-gurunya atau deustat dari apa. Tapi Tapi perkataan ada tuh kayaknya ditangkep gitu aja gitu.
Juga gak dirasakan gitu. Misalnya dalam ini erat hubungannya sama soal perasaan atau hati kan. Tuhan tuh ada, tapi dia ada di hati kamu apa enggak? Kalau dia gak berada Kamu gak rasakan dia ada di hati kamu Artinya Tuhan itu gak hadir Walaupun di kitab suci dikatakan Tuhan itu selalu ada dimana saja Apa-apa Tapi kalau kita tidak merasakan Tuhan Merasakan kehadiratnya Nah orang spiritual itu, kesadaran spiritualnya itu udah membuat dia makin tinggi kesadarannya, makin merasa bahwa Tuhan tuh selalu hadir.
Setiap saat ya? Buat, maaf aja orang Islam atau ya mungkin agama lain juga. suka ngerasa gini, Tuhan tuh hadir ketika dia sholat.
Iya, iya. Saat terlebih dah atau ritual tertentu gitu ya, Mas. Padahal harusnya kita setiap, ya saya pernah dengar juga dari kebetulan ajaran ke Jawa yang juga, Mas mengatakan, setiap tarikan nafas dan hembusan nafas, kita merasakan kehadiran Tuhan. Itu berarti spiritual seperti itu ya, Mas ya?
Iya. Dan kalau orang udah spiritual, udah kayak otomatis terbentuk. Sisi positif dan sangat positifnya Belajar spiritual itu akhirnya Kesadaran-kesadaran timbul Jadi dengan rasanya Tuhan hadir Maka tersusul apa Rasa syukur, rasa apa Dan gak takut mas biasanya Rasa ragu, kan kadang mungkin kita Semua setiap orang punya masalah ya mas Kalau merasa Tuhan itu ada, tapi kalau gak hadir Sekarang kan kita kebingungan sendiri mas Kebingungan gimana Cari jalan keluarnya untuk masalah Kehidupan kita, tapi kalau merasa Tuhan itu hadir kayak se Karena kan tuh hati tuh adem gitu ya mas Biringan ya Baik luar biasa Baik mas yang selanjutnya mas Yang kedua Orang religius adalah orang yang merasa Paling suci dan paling benar Dibandingkan orang lain Orang spiritual menganggap semua orang setara, mengakui kelebihan dan kekurangan orang lain. Apakah memang seperti itu mas? Ada, kalau orang religius itu mungkin dia nggak mengakui secara verbal ya atau kata-kata, tapi di dalam dirinya, di hatinya tuh ngerasa...
saya lebih suci nih, gitu. Atau gimana? Memang seperti itu kalau definisinya, Mas? Memang kenyataannya seperti itu. Kebanyakan manusia sampai detik ini, mungkin besok lusa juga masih.
Jadi, apa, orang yang Begitu tuh suka merasa gitu. Kalau dia udah merasa taat dalam agamanya, apa yang diperintahkan oleh Tuhan atas dasar firman Tuhan atau apa. yang tertulis dalam kitab sucinya, gitu, dia ngerasa dengan demikian dia udah jadi suci.
Apalagi to'at. Kalau orang Islam udah menjalankan, misalnya menjalankan rukun Islam apa, macem-macem deh. Dua kali masyadat, sholat, lima waktu. Puasa, terakhir naik haji.
Puasa, zakat, haji. Kayaknya lima itu aja udah bisa dipenuhi semua. Kayaknya udah deket surga deh. Gitu, dia gitu.
Terus kemudian jadi karena dia pikirannya hanya terbatas dibatasi oleh hatinya sampai situ gitu jadi dia menganggap kalau orang gak begitu artinya di bawah saya nih, sucian gue nih daripada dia secara gak langsung ya mas mungkin mulut gak berkata cuma hati ya mas ya sedangkan orang spiritual itu setahu saya itu perhatikan sekali hati ini berkata apa gitu berarti kalau disini pun saya juga sudah bisa menyimpulkan sebenarnya mas dipakai di poin kedua ini, antara religius Mungkin kalau ditingkatkan lebih tinggi spiritual ya mas ya? Ya memang, sebetulnya kan gini, keinginan atau apa ya, ide atau karsa, hasrat dari nenek moyang kita dulu gitu. terutama para pemimpin-pemimpin zaman dulu, para pemikir. Sebetulnya itunya soal spiritual.
Emang secara naluri, manusia pada awal-awalnya merasakan seperti dia kadang-kadang nggak berdaya kan melawan alam. Dan di lain itu juga dia merasa ada suatu kekuatan yang jauh lebih besar dari dirinya. Kadang-kadang efektif, dia kadang-kadang bertahan.
teriak, minta tolong gitu sama minta kekuatan itu apa. Pada waktu itu dalam perjalanannya masih berupa dia benda-benda matahari lah. Pohon besar gitu. Pohon besar. Atau lautan, atau gunung atau apa.
Dia ngerasa gitu. Disitulah mulai lahir rasa-rasa yang disebut spiritual. Ya memang itu sebut spiritual.
Itu Tuhan dengan ciptaannya gitu. Manifestasinya itu ya alam semesta ini. Itu murni. Tapi kemudian karena itu di dalam diri manusia sehari-hari, maka manusia itu kan akhirnya juga mengiringi kehidupannya itu adalah kebudayaannya.
Segala temuannya, segala apa yang dia lakukan. Kebudayaan itu mungkin singkatnya adalah produk akal dan budi manusia. Ketika mereka udah begitu, itu timbul kebudayaan.
Nah spiritual itu jadi dapet kayak wadah tuh sebetulnya di dalam kebudayaan Oh saya jadi ingat buat penonton jadi mas guru sempat membuat merumuskan sebenarnya Atau memformulakan agama dan spiritual Nah mas guru saat itu menjelaskan ke saya agama ini ada rumusnya Adalah spiritual plus kebudayaan Betul Sedangkan kalau spiritual ya itu spiritual ya spiritual oh ya ini ya mas jadi maksudnya asal-muasalnya jadi spiritual mempunyai wadah wujud kebudayaan menjadi agama begitu mas atau gimana mas? spiritual itu sebenarnya gak lain cuman ngomongin soal Kita gak punya bahasa, tapi kita menciptakan sebutan-sebutan adalah tentang roh. Dan Tuhan dan ciptaan. Tuhan dikasih nama, Indonesia-nya Tuhan, Inggris-nya God, Sanskrit-nya Dewa, Perancis-nya Dieu.
Ada Dios, ada Theop, bahasa Yunaninya, segala itu cuma istilah. Sebetulnya kalau spiritual itu gak lain perkara itu artinya Tuhan dengan segala ciptaannya, termasuk manusia, itu hal spiritual. Nah terus manusianya sendiri di dunia ini akhirnya dia punya yang kemudian disebut kebudayaan.
Antara lain produk dari kebudayaan itu adalah kalau hubungannya soal spiritual. spiritual adalah ritual. Oh, ritual. Jadi, karena budaya itu kan jadinya menimbulkan manusia punya etika, punya tata kerama, itu kan budaya.
Punya bahasa, punya apa. Nah, itu apa namanya, dihubungkan dengan spiritual. Dengan ada rasa tata kerama, etika, rasa penghormatan, baik terhadap leluhur, atau sesuatu yang lebih apas.
Sampai mungkin tingkat penghormatan terhadap raja. Itu kan soal etikata. Apalagi menghormati Tuhan.
Maka dibuatlah ritual. Mungkin kalau orang Hindu, Bali misalnya gitu, dengan bikin sajen-sajen, itu dianggap suatu makanan, minuman, atau apa, yang dianggap dia bikin yang terbaik untuk dinikmati oleh para, ya apa, Tuhan, Dewa, atau apa. Bisa disebut sebagai tanda bakti juga gak sih mas? Iya Namanya menyembah juga segala macam Sampai juga perlu figur gitu Maka dibuatlah patung Supaya lebih Lega disini Lebih afdol deh Mantep Tapi perkembangan kebudayaan Akhirnya sampai Timbulah agama-agama Apalagi akhirnya Disebut agama-agama tawhid yang apa? monotheis gitu ya kalau terkenalnya mengaku agama samawi dari timur tengah itu kan adalah Yahudi dan Islam.
Nah itu juga di masa makin modern ya menurut aku. Udah gak perlu lagi pake figur-figur apa tapi abstrak aja. Tapi tetep ritual. Artinya cara dia berdoa Katakanlah minta tolong sama Tuhan Atau apa Tetap ritualnya adalah apa Yang jelas sekali di Islam itu sholat Padahal juga orang Yahudi Dan Kristen pun juga ada sholatnya Ada cara mereka Nah sholat itulah ritual Tata cara kalau mau menghadap Tuhan Dibuat ritual Sebelum menghadap Juga ritualnya apa Harus berhudu dulu Mensucikan diri gitu-gitu Wah ini jadi jadi kompleksnya pembahasannya dari nanya perbedaan religius dengan spiritual ini menjadi malah sejarah mungkin saya bisa katakan sejarah lahir agama mungkin mas salah satunya ya emang kayak gitu kembangannya baik itu mungkin dibahas lebih dalam lagi sebenarnya saya banyak pertanyaan mas berkaitan itu mas ya cuman balik lagi kita bikinnya seri nah kembali lagi itu tadi poin yang kedua mas poin kedua saja sudah luar biasa sekali Nah, yang ketiga ini mas, berkaitan perbedaan religius dengan spiritual.
Nah, ini mas. Yang ketiga adalah orang religius mudah melihat perbedaan. Orang spiritual mudah melihat persamaan. Ya seperti itu.
Mungkin bisa dijabarkan atau contohnya mas. Nah gampangnya tuh gini. Karena kayaknya ketika kita lahir.
Terus udah ada agama kan. Terutama diandut sama orang tua kita kan. Paling terutama gitu.
Itu dalam suatu wadah. Yang namanya agama tuh. Apa namanya. Kayaknya. Kayak udah disediakan perangkat-perangkatnya.
Antara lain ya kitab-kitabnya. Kitab suci. Terus rumah ibadahnya. Ada yang gereja, ada yang pura, ada yang masjid. Segala macem.
Kita lahir udah kayak gitu. Udah ada sekat-sekat ya mas. Nah jadi ya secara apa ya perkembangan manusia gitu.
Kalau kita ngeliat orang lain yang misalnya melakukan ibadah agama beda sama gitu. Ya udah jelas beda. Dan dengan jelas, kitabnya aja beda. Sedangkan kalau di spiritual tuh, nggak perlu kitab, nggak perlu apa. Spiritual tuh, sebetulnya kesadaran.
Pengertian. Ya boleh ketika kita belajar spiritual, sebagai orang intelektual lah gitu. Masa sekarang gitu. Dicatat apa-apa, supaya diingat gitu. Tapi pada hakikatnya, ketika kita udah mengenal itu, dengan kita belajar, membaca alam semesta ini sendiri itu tuh sebetulnya yaudah kita jadi tahu dan kita sadar bahwa tiap manusia derajat atau tingkat kesadaran atau pemahaman spiritualnya beda-beda dalam sekali nah orang agama tuh kesadarannya itu tuh maksudnya orang religius tuh suka gak sampai disitu langsung bentok ya secara otomatis dari awal yang mas guru bilang dari lahir aja udah ada sekat-sekatnya berkaitan kitab sucinya sudah berbeda, ibadahnya berbeda kembali lagi secara gak langsung hati atau mungkin habitnya ya mas ya atau mungkin settingan pikirannya sudah menyetujui tel bahwa saya dan kamu berbeda.
Mungkin kalau berbeda itu tidak bisa bergabung atau mungkin kita harus jaga jarak atau mungkin kita harus waspada satu sama lain. Mungkin secara gak langsung tercipta itu ya mas ya? Karena emang diajarkannya walaupun gak semuanya mungkin ya diantara kitab-kitab itu memang mengajarkan bahwa Yang harus dianut ya kitab ini Keluar ini bukan Ya bukan Tapi kan bukan berarti harus dimusuhi juga kan mas Atau ada Itu dari sejarahnya Lahirnya itu agama-agama Baik Mungkin saya mau pancing jelimet ya mas ya Oke Jadi kita bisa ngobrolnya panjang Tapi ber Ini sangat berisi sekali Sampai saya mungkin mau pusing Baik mas, ini yang keempat mas Poin yang keempat Mas guru pernah menjelaskan kepada saya Bahwa orang religius hanya mementingkan simbol-simbol Seperti pakaian, ritual, dan lain-lain Kalau orang spiritual mementingkan esensi Hakikat dan makna Bukan hanya simbol-simbol Nah tadi mungkin sudah ada bocoran ya mas ya, tapi saya mungkin butuh penjelasannya lebih gitu mas. Ya itulah, ini perkembangan. Suatu agama itu, ya ini kenyataan, kenyataan sejarah gitu.
Akhirnya suatu agama itu menimbulkan, jadi membuat, karena itu banyak sekali unsur kebudayaan dalam agama, jadi agama itu juga termasuk produk budaya. Jadi apa... Terasa jadi kayak ada paket-paket.
Kebudayaan sendiri kan kayak dengan warna-warni budaya seluruh dunia kan beda-beda. Kayak, oh ini paket Jepang begini. Kebudayaannya paket Eropa begini.
Paket Arab begini, paket gitu. Di agama pun juga gitu. Ketika kita lahir, yaudah paket. Paketnya gitu.
Simbol-simbolnya, pakaiannya. Nah, tadi yang menarik, ini statement Mas Guru yang berkaitan tadi, Mas Guru mengatakan agama adalah produk kebudayaan. Iya, karena di situ memang banyak sekali unsur-unsur budaya yang masuk.
Sedangkan kalau orang yang ada merasa bahwa hanya tertarik. pada soal spiritualnya aja Dia akhirnya punya kesadaran gitu bisa membedakan antara agama itu bagaimana ya dengan ciri-ciri kayak tadi. Paket-paketnya itu. Dan terasa banyak beda-beda gitu. Sedangkan kalau spiritual itu lebih esensi dan lebih semesta, lebih universal gitu loh.
Baik, jadi mungkin intisarinya agama itu sendiri kan yang Mas Guru pernah jelasin spiritualnya. ya mas ya. Nah mungkin ini saya mungkin disini juga ada yang menonton masih ada sedikit kebingungan segala macam.
Ini saya memberi contoh mungkin di Islam ya mas ya. Nah kayak di Islam sendiri kan mas guru pernah menjelaskan itu ada empat tahap ya atau tingkat ya mas ya. Dari mulai syariah atau syariat tarikat, hakekat sama ma'rifat.
Nah yang mana mas guru pernah menjelaskan spiritual itu posisinya ada di yang tertinggi. Di ma'rifat ya mas ya. Sudah ma'rifatullah. Jadi sudah bersama Tuhan Oke jadi kalau spiritual itu Langsung inti sarinya ya mas ya Belajar ya Yang mana ya tadi mas guru jelaskan Orang-orang yang sudah mungkin terbuka Kesadarannya bisa memilah atau mungkin Bisa apa bahasanya Bisa memilah mentolelir dengan tingkatan-tingkatan yang kulit-kulitnya itu ya mas ya.
Yang mungkin bisa dikombain dengan budaya lokal atau gimana gitu ya mas ya. Makanya mungkin satu agama bisa banyak penaksiran dan bisa banyak ada golongan juga. Mungkin karena itu ya.
Itu pun juga diciptakan oleh manusia ya. Tingkatannya itu. Kayak semacam metode gitu loh. Misalnya metode pendidikan buat tingkat SD, bagaimana? Buat tingkat SMP, bagaimana?
Buat tingkat SMA, terus tingkat universitas, bagaimana? Betul, karena kalau pelajaran SMA diajarin ke anak SD juga gak mungkin. Bahasanya beda. Betul. Apanya gitu.
Dan juga kayak waktu mungkin dulu pernah kayak almarhum Gus Dur ya mas ya. Si Gus Dur kan pernah mencerita apa pecerama itu sampai dihujat karena dia salahnya apa? Salahnya Gus Dur. Dia ngajarinya di depan anak SD.
Dan artinya SD bukan usia SD mas ya. Yang pengetahuannya masih. Enggak.
Gus Dur pernah bilang di depan anggota MPR. MPR-DPR tuh. Oh iya?
Iya, bahwa MPR-DPR tuh kayak taman kanak-kanak aja kata Gus. Oh gitu? Baik mas, selanjutnya mas. Poin yang kelima, mas Guru pernah menjelaskan, orang religius baik dalam urusan ibadah aja. Sedangkan orang spiritual baik dalam semua urusan.
Karena bagi orang spiritual semua urusan adalah ibadah. Betul sekali. Nah.
Sebelum Mas Guru menjelaskan, memang orang religius kebanyakan atau memang rata-rata baik dalam urusan ibadah aja Mas? Urusan duniawinya itu kurang atau gimana Mas? Nggak tau pemaham karena mungkin dari kecil tuh udah salah kaprah dalam cara yang lebih tua atau guru-guru atau ustadznya atau apanya.
Ngajarinya seperti gitu aja. Ya jadinya tuh murid itu yang diajarkan agama dengan cara itu, dia ngerasa cukup. Saya ini kayaknya udah mendekati sempurna deh, misalnya merasa masih kecil udah bisa baca Quran. Itu bukan ya bagus, Pak? Ya mungkin bagus ya, tapi kemudian di jiwanya itu kan...
udah punya kelebihan bisa cukup apalagi udah umur lima tahun empat tahun udah sholat lima waktu udah ukurannya tuh gitu-gituannya itu loh dia jadi ukuran itu ibadahnya kan baca Quran tuh ibadah sebetulnya ibadah Tuhan suatu amal perbuatan baik tuh semuanya ibadah apapun yang kita lakukan per Perbuatan yang baik atau kebajikan, kalau dalam istilah Hindu-Buddhanya itu Dharma atau perbuatan Dharma, itu adalah ibadah. Kita makan itu ibadah. Kita belajar begini, ibadah. Saya belajar kepada mas guru ibadah.
Iya, bahkan di Islam pun. Kita sadari, suatu hal yang sederhana, apa Nabi Muhammad mengatakan. Kita senyum pun adalah ibadah. Senyum bagian dari ibadah.
Iya. Tapi terkadang orang religius Tidak atau kurang menyadari Gitu ya mas ya Ibadah tuh bukan hanya yang Balik lagi yang kalau di Islam Lima rukun Islam itu Tapi lebih memperluas lagi Jadi banyak orang religius tuh Apa Bener-bener fokusnya sama yang lima ini nih Kalau di Islam ya mas ya Kalau di Kristen atau Hindu Buddha mungkin ada juga ya Saya juga kurang tahu Fokusnya gitu Padahal kalau spiritual belum luas gitu ketika dia apa ya dia bikin yang suka bikin batik deh gitu misalnya dia membatik itu tuh sadar gitu Tuhan memberi saya ide Tuhan memberi saya kreativitas. Setiap langkahnya tuh selalu Tuhan menyertai ya mas?
Iya. Maka dia berpikir dia jadi cindikiawan bisa, misalnya ahli fisika kuantum, ahli nuklir, atau kalau orang spiritual kayak Einstein tuh, menurut saya secara bakat gitu tuh, dia kesadaran spiritualnya oke. Padahal scientist ya mas, ilmuwan ya gitu ya mas ya. Dia ngerasa, gitu loh.
Luar biasa, nah ini yang terakhir mas, yang ke-6. Itu mas guru pernah mengatakan, orang religius itu eksklusif. Orang spiritual membumi.
Nah itu eksklusif maksudnya memang dia dieksklusifkan kalau orang religius gitu. Atau dia merasa eksklusif. Kalau orang, kalau... bumi kan setahu saya berarti rendah hati atau gimana Mas? Enggak, karena antara hubungannya juga karena apa tadi si religius ini masih ter kungkung apa ter kungkung terkungkung deh gitu ya terkungkung sama apa identitas oh identitas makanya berbusaan aja beda contohnya gini kalau apa ke masjid deh ya kalau disini mungkin seumumnya gitu ya mungkin ada ada yang pakai gamis yang laki ini yang ke Arab-Araban mungkin gamis gitu tapi yang sudah campur Indonesia atau di Arab tuh kayak orang apa namanya Yaman gitu tuh emang udah bawanya sarung tapi atasnya Baju koko.
Itu kan tampil eksklusif. Untuk pergi ke masjid. Padahal pakai gini aja bisa kan. Iya. Asal memenuhi syarat dalam agama Islam.
Misalnya. Menutupi aurat atau apa. Berarti kalau orang spiritualnya ini yang agamanya Islam. Misalnya gitu mas. Dia tuh kalau sholat ya biasa saja.
Kayak saya perhatikan mas guru. Terkadang kalau sholat pun yang penting rapi. Ya sudah itu aja. Nggak mesti yang gimana-gimana. Nah dia nones.
Indonesia tuh suka gini, orang rasa aneh. Misalnya saya deh atau kita nih sholat, kita pakai busana Bali. Pakai udeng Bali gitu. Gitu satu-satu. Terus juga apa baik orang Islam maupun Kristennya ini langsung aja gitu.
Nganggap aneh kalau ada seorang cowok ke gereja gitu, mau sembahyang di gereja gitu, tapi pakai peci, pakai kayak busana muslim gitu. Aneh kan semasa kerasa. Kenapa enggak?
Nah itu karena eksklusif. Jadi pakaian ibadahnya aja mesti punya ciri gimana? Ada? Kalau spiritual itu melampaui itu ya mas ya. Apa aja, kembali lagi.
Ya benar mas. Kita dengan... Kita sholat aja pakai busana Kalimantan kali atau apa. Misalkan sesuai aturan ya mas ya.
Sesuai aturannya ya kenapa enggak gitu ya mas ya. Kita berkeras siapapun gitu ya mas ya. Iya. Baik, baik. Baik mas, disini sudah 6 poin yang menurut saya itu penting untuk kita bahas.
Nah, kesimpulannya adalah sebenarnya religius dengan spiritual itu berbeda. Yang pertama. Yang kedua, untuk tingkat mungkin kalau bisa kita katakan hirarki ya mas ya, itu religius dengan spiritual itu lebih tinggi. dan spiritual ya mas ya dan mas guru juga tadi sempet membahas juga tentang asal-muasal berdirinya agama dari mulai yang tadi kita pendekatan kepada alam segala macem berarti saya pernah ngeliat ada Ada moto atau slogan-slogan gitu mas.
Di daerah-daerah tertentu. Ini kota religius. Atau jadikan negara religius atau gimana. Itu baiknya diganti spiritual. Atau gimana mas?
Kalau saya sih ya gamblang aja. Kita justru harus menjadi suatu masyarakat di bumi ini ya. Di muka bumi, planet bumi ini.
Semuanya harus sudah terbuka kesadaran spiritualnya. Jadi masyarakat spiritual. Jadi diubah seperti itu ya.
Dan memang itu harapan leluhur kita ya mas ya. Mas Gurakata nenek moyang kita ya mas ya. Bahwa dunia ditakdirkan gitu.
Seolah-olah oleh sang pencipta warna-warni segala macem. Jadi... Kita semua manusia spiritual. Dengan kesadaran kita spiritual. Jadi bebas semua manusia.
Memilih agama apa. Atau memilih tidak beragama. Tapi. Tidak beragama. Mungkin bisa dibahas.
Nanti lain waktu deh. Tapi dia percaya Tuhan. Dia teis.
Bukan ateis. Teis. Kata percaya Tuhan. Bukan ateis.
Tapi dia tidak menempatkan dirinya. atau memasukkan diri ke dalam suatu agama. Jadi poinnya tidak beragama pun kita bisa bertuhan ya mas?
Itu pun masih aduh jelimet tentang agama. Di Indonesia aja menurut aku masih harus diberesin nih oleh negara ya. Antara sebutan agama. sama kepercayaan.
Di Departemen Agama itu kan masih setahu saya di Departemen Agama itu kepercayaan orang dayak misalnya yang namanya keharingan itu dimasukin di apa ya istilah sektor atau apa itu di agama Hindu. Gitu. Terus bagaimana menyebut kepercayaannya orang Baduyi? Betul. Atau Sundawiwitan, atau Kejawen, atau kita nyebutnya kepercayaannya orang Tengger misalnya.
Tengger, iya. Itu ada Hindu-Hindunya, tapi dia nggak dimasukin ke Hindu. Tungger gitu. Jadi ituannya aja masih belum beres tuh gitu. Misalnya kita orang Yahudi Badui.
Tapi kan apa namanya kepercayaan India tuh gak mau disebut oleh kita agama. Gitu. Itu kan artinya dalam pengertian itu.
Jadi kita anggap orang Badui adalah orang yang percaya Tuhan tapi gak punya Agama Betul Betul Dan itu Baik-baik aja ya Iya Di spiritual tuh Gak masalah Seperti itu ya mas ya Jadi memang lebih Menyatukan ya mas ya Baik Baik Baru Sekali Pembahasan tentang Spiritual dengan Mas Guru aja Udah Dalam sekali Dan sebenarnya banyak pertanyaan mas Yang saya ingin tanyakan Pasti juga penonton disini juga Pasti banyak yang bertanya Tapi memang ini berkaitan durasi juga Waktu nanti kita mungkin akan bahas-bahas selanjutnya Jadi buat teman-teman Kalau masih ada yang bingung atau ada yang ingin ditanyakan, silakan coba tanyakan dulu di komentar. Nanti saya coba haturkan, sampaikan ke Mas Guru. Mungkin Mas Guru nanti akan menjawabnya.
Pasti akan banyak pertanyaan. Gak apa-apa, yang penting kita di sini sama-sama belajar untuk meningkatkan kesadaran ya Mas ya, kesadaran spiritual kita. Dan makin terbuka kesadaran spiritual kita. Amin. Baik teman-teman sampai ketemu lagi Sampai jumpa Rahayu