Kota berkembang pesat, manusia tumbuh dengan cepat. Begitu pula banyaknya sampah yang dihasilkan. Sampah telah menjadi masalah global yang mempengaruhi ekosistem, kesehatan manusia, dan masa depan planet kita.
Kita tidak mengelak bahwa sampah seringkali menjadi akar permasalahan, baik oleh masyarakat, ataupun pemerintah sebagai pengelola. Hanya kesadaran manusia dalam menjaga kebersihan menyebabkan sampah yang bertumpuk di suatu tempat seperti di sini, di TPST Piyungan. TPST Piyungan menampung sampah dari 3 wilayah di daerah istimewa Yogyakarta yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul.
Menurut Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tiap harinya sekitar lebih dari 400 ton sampah ditumpahkan ke TPST Piyungan. Dulunya TPST ini, tepang-pangsa pah piyongan ini, dulunya ini sebagai pemungkiman penduduk dan persawahan. Lalu oleh pemerintah, karena mau digunakan sebagai tepang-pangsa pah, sehingga warga masyarakat yang berdomisili atau menanti itu diganti atau ditukar tanah kas-kas yang di luar TPST ini.
Dan sawah-sawah yang ada di sini juga diganti di tanah kas yang lainnya. Setelah itu dari warga masyarakat lalu pindah, setelah itu dibentuklah suatu tempat pembuangan sampah yang luasnya kurang lebih 10 hektare yang 2,5 itu sebagai kantor dan lain sebagainya. Itu riwayat singkat dari TPST Pinggan awal mulanya seperti itu.
Kalau masyarakat setelah TPST ini... sudah barang tentu dengan adanya pohon sampah sudah sumur-sumur yang ada sekitar TPST sudah terjemah semuanya mas. Dalam artian itu airnya sudah bau, berwarna dan rasa sudah enak lagi untuk dikonsumsi.
Jadi warga masyarakat TPST ini hanya mengandalkan air pump. Alhamdulillah disini ada 3 atau 4 titik air pump, dari atas juga ada, dari bawah juga ada, dari disana sektor yang sebelah sana juga ada. semuanya mengandalkan hanya air pump karena apa air sumur sudah tercempar adanya tempat penguasa apa yang ada di TPSTB sebelum adanya apa bantuan padasan Martiko ya itu dulunya banyak terkena penyakit hanya mutaber katal-katal dan patuh tapi setelah adanya bantuan padasan Martiko padasan Martiko itu bak air yang diisi dengan air bersih dan disitu dibuat keran-keran disediakan sabun untuk sebagai PHBS, perilaku hidup bersih sehat.
Jadi pemulung kalau mau pulang ya itu harus cuci tangan. Kalau mau makan juga cuci tangan pakai sabun sehingga Alhamdulillah untuk penyakit dulunya muntaber, batu dan kata-kata sekaligus karena pulang sudah bersih yang pertama. Dan pada partikel tersebut juga sebagai kalau yang orang Islam itu sebagai ibadah solat lima waktu walaupun dengan... Dari luar sederhana mungkin hanya membawa bekal sarung, membawa bekal ruko saja, bisa untuk sholat walaupun tidak memandikan, karena situasi dan kondisi. Tetapi pada Martiko sangat bermanfaat sekali untuk perilaku hidup bersehat dengan kesehatan pemulung dan masyarakat sekitar TPST.
Ada dua versi, yang satu dari kantor, kurang lebih tiga bulan sekali. itu ada pengecekan kesehatan atau pemeriksaan kesehatan yang itu teman-teman pun juga masyarakat tapi kurang antusias yang diadakan oleh dinas karena pemeriksaan tidak selengkap yang satunya ada pemeriksaan dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pembingkian Pusat Muhammadiyah kerjasama dengan Rumah Sakit PKO Muhammadiyah Pusat PKO Wilayah dan PKO Cabang kerjasama dengan Polteges atau dari rumah sakit yang lainnya sehingga yang memeriksakan berapa? 350 orang.
Tetapi kalau dinas yang mengadakan yang memeriksakan hanya 30 orang. Karena dari rumah sakit PKO pusat dan wilayah dan cabang itu lengkap dengan gratis tis dan... Tidak dipun biaya dengan berbagai macam penyakit yang dikeluhkan, baik kredikan atau berat, semuanya dilayani dengan gratis dan difasilitasi oleh Mas Dek Pembelajaran Masyarakat BNR Muhammadiyah.
Kalau kami, maaf ya, kami bukannya menjelaskan dan sebagainya, untuk pembuangan sampah ini, untuk pengelolaannya kurang bagus. Karena kami tahu persis, karena kami tiap hari ada di lapangan dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Karena apa? Seharusnya sebelum overload, sebelum antiran panjang terjadi, itu tempat pembangunan segera diredikan supaya nanti tidak ada suatu antiran yang panjang.
Tapi sering terlambat, barusan nanti tidak bisa untuk pembuangan, barusan nanti mau ditimbul, itu antiran terjunah panjang. Kemarin sampai 5 kilo atau 3 kilo, sampai bawah sana. Seringnya itu kurang lebih 2,5 kilo, sering bawah sana. Jadi kalau membuang waktu itu. Itu aturan terus itu 3, 4, 5 jam baru saja bisa membuang.
Karena penolakan waktu itu kan yang peluasa itu kan, itu sempat karena apa warga masyarakat trauma dengan adanya pembangsaan yang ada di sebelah ini. Gitu kan, itu sempat trauma jangan-jangan nanti menjadi gudungan sampah seperti ini sehingga menghantui bau yang begitu menyingat oleh warga masyarakat. Satu, yang kedua jangan-jangan nanti air juga tercemar sehingga nanti... Mau minum apa dan lain sebagainya, karena ada sumber air dibawakan yang diambil oleh pam itu kan.
Informasinya, kata TPH ini karena sudah ditimbul-timbul dengan tanah, insya Allah besok itu informasi katanya menjadi pusat edukasi, dalam artian menjadi pusat wisata sampah, seharusnya warga masyarakat datang ke TPH itu tidak jemur, tapi malah rindu dengan ditanami. Humpur-humpur menjadi laka kedepan mengintalai pohon-pohon atau kasibu-kasibu sehingga menjadi tempat wisata yang sangat menarik untuk tempat edukasi yang sangat indah. Visi-visi dari Komitah Pembelajaran di TPS Timbingan ini, satu, itu...
ikut membantu pemerintah dalam hal mengurangi debik sampah maka komunitas kami di menamakan Mardiko Mardiko kepanjangan dari Makaryo Ati Ngayu Yogyakarta yang berarti bekerja membantu kebersihan kota Yogyakarta lewat apa? lewat mulung loh kok bisa? ya dengan teman-teman pemerintah yang jumlahnya kurang lebih 400 orang nah itu bisa mengurangi debik sampah per minggunya karena disini ada 15 pengepul atau judagan, itu bisa mengumpulkan kami prediksi kurang lebih per pengepul itu 6 ton.
6 ton x 15 pengepul, jadi kurang lebih 90 ton per minggu. Kalau 1 bulan berapa, 1 tahun berapa, sudah 28 tahun berapa kalau tidak ada pemulung yang ada di TPST Piyongan. Maka pemulung yang ada di TPST Piyongan ini sangat berperan sekali untuk membantu mengurangi debu sampah yang ada di TPST Piyongan. Tetapi maaf kami bukan menjelekan dari pemerintah ya terutama yang menangani masalah sampah ya itu belum pernah kami dibantu berujut apapun oleh pemerintah terutama yang menangani masalah sampah itu baik itu sembako ataupun apa belum pernah.
Kalau ada dari biar bak swasta atau hamba-hamba Allah yang ingin-ingin berguna. Ya sedih juga sih kan Jogja kan karena kota istimewa kan katanya tapi kok malah. Banyak sampah gitu kan, kayak kontradiktif antara kota pendidikan dan kok banyak sampah gitu kan.
Maksudnya kan masyarakatnya tidak aware dengan itu gitu kan. Tapi di sisi lain juga kita juga nggak mengelak bahwa ini ya memang salah pengolahan gitu ya dari masyarakat dan pemerintah sebagai pengolah. Kalau dari pengamatan saya ya itu dari rumah. Itu memang kita dari kecil tidak dibudayakan untuk menjaga lingkungan, terutama masyarakat kota ya, cenderung lebih tidak peduli lingkungan karena mereka anggap lingkungan tidak begitu pengaruh buat dia gitu.
Lain dengan masyarakat di desa gitu ya, kalau di kota kan semua sudah ada yang melola gitu ya, jadi cuma cukup bayar retribusi, selesai urusan gitu ya. Tapi ketika... tempat penampungan sampah penuh tutup baru jadi masalah yang besar untuk sekarang kayaknya tidak bisa ya karena tanpa sampah Itu nggak mungkin, karena kita juga tiap hari BAB mengaafkan juga sampah. Jadi nggak bisa kita hidup tanpa sampah. Sampah ada, cuma cara mengolahnya saja yang harus diperhatikan.
Jadi lebih aware lagi mulai dari hal-hal kecil. Sampah itu mulai dipilah di rumah, di kos. Jangan, meskipun kita belum bisa melakukan aksi-aksi besar, tapi lewat aksi-aksi kecil yang dari rumah tadi bisa membantu yang lain untuk bisa sama-sama berubah, meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Kami ya, atanama warga masyarakat sekitar TPS Ting. Karena kami sebagai juri bicara atau penyampai aspirasi keluar warga masyarakat, juga sebagai ketua komitah pembulung yang ada di TPT Bungan ini, kalau sampah ini masih digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, mohon dikelola dengan baik.
Baik tempat pembuangannya, baik jalannya, baik air limbah-air lindinya, baik drainasennya, baik keluhan warga masyarakat, mungkin juga penyampai aspirasi atau pelan mau segera di... Tindak lanjuti dan perhatian warga masyarakat sekitar TPST ini. Itu semuanya supaya nanti langkah ke depan semuanya bisa ada suatu kebersamaan. Dalam artian seiring sejalan, senanda seirama, senasti seperjurangan. Dalam artian tidak ada yang dirugikan.
Itu sebagai penyakit kami, atau nama masyarakat, juga nama pembeli yang ada di TPST.