Hai inilah yang pertama kali memperkenalkan sindri di istana pada saat itu karena setiap ada kegiatan-kegiatan kerajaan atau ada pesan-pesan Raja yang mau disampaikan kepada masyarakat akan dipanggil apa sendiri tamami makeup pelatuh lomba tua Yang jempan dibawah Natal lo, Adere mi lauk marianna balandaya, Nyeruntun mi bontobirain, Nari bakang anak marian, Nuntun to mi bintin pak naku, Nari bakang to marian. Inilah saya kira kita, Penggiat budaya, Akademisi, Pemerintah, Masyarakat, Harus bersatu. Jangan hanya sebatas prihatin, tapi kita harus memberikan bukti nyata.
Sebuah pertunjukan seni bertutur dengan narasi tertentu yang disampaikan dan diceritakan dalam bentuk lantunan irama dengan narasi yang menyerupai puisi atau syair. Sastralisan yang diiringi alunan alat musik gesek ini. dilangsungkan dalam berbagai upacara adat seperti pelantikan raja maupun sebagai hiburan rakyat. Berdasarkan sejarahnya, kesenian tersebut telah dipopulirkan sejak abad ke-15 Masehi. Inilah Pasin Rili.
itu memiliki beberapa bentuk. Ada yang berbentuk puisi, ada yang berbentuk prosa, dan ada yang berbentuk drama. Kemudian cara melantunkannya dengan bahasa berirama.
Jadi sastra ini salah satu jenis seni yang medianya adalah bahasa. Dalam sastra Makassar bahasa berirama. nama itu ada Royo dan ada sindri li Sindrile ini ada dua namanya. Pertama dikatakan kesok-kesok.
Kenapa dikatakan kesok-kesok? Karena orang Makassar bilang dikesok, gesek. Kedua, kenapa dikatakan kerik-kerik galang? Ya saya katakan senarnya ini pertama kali terbuat dari tembaga. Karena sekarang tembaga sangat sulit didapati, maka digantilah dengan senar gitar tali viola.
Kemudian itu sindili, apunas sindili tau memang erangkanan ya para leluh. Leco-leco kanananya, kakak ditawin itu ceritanya sindili apunas tene leco-leco kanananya. Makanya barangkali ya susah ya mau minati itu sindili.
Apalagi kan sindili ya budaya Makassar. Kemudian dilihat dari segi... Bentuknya sindrili itu ada dua jenis, ada sindrili tanpa diiringi alat musik dan ada yang diiringi alat musik.
Jadi yang diiringi alat musik ini yang disebut sindrili. disebut sindrilipa kesukeso yang tidak menggunakan itu biasa disebut sindrilipa sitimurung nah pada masa lampau itu digunakan sebagai media pendidikan religius sekarang ya dikenal dengan taksiah. Ya kan, dari Allah, punan niat, tahu mutiran, nih, pangajian, nih, pangacangi kita, ya, sanggina patah pulau bangi, dibacami kita, nah, tulkiah maka, ya, disitu kita, nah, anak loloa, dan cara melantungkannya, itu, ya, berirama, sehingga menggugah hati kita.
Pencerama dari Makassar, itu seharusnya, misalnya, mempelajari itu, sendiri, bersih timurung, ya, dan disitu, oke. Kita diajarkan bagaimana penanaman nilai-nilai moral. Yang penting dia pahami lantunannya, kasih salahnya.
Bagaimana melantunkan sindrilik bersih timurung. yang sendiri pakai sop-keso. Kesop-keso itu kan alat musik terhadap sel-selatan, Makassar.
Ya bisa saja dari musik kesop-keso ini ya ada inspirasi membuat alat musik itu jadi biola. Nah, kesempatan pada mulanya digunakan itu di istana. Pada pemerintahan Raja Goa ke-10, Iman Ria Gauk dan Bonto Karela Kiyun, itu ini paling gak ulaweng. Nah, inilah yang pertama kali. memperkenalkan sindir lidi istana pada saat itu karena setiap ada kegiatan-kegiatan kerajaan atau ada pesan-pesan raja yang mau disampaikan kepada masyarakat atau kepada istana raja ke kepada pembesar-pembesar kerajaan, maka dipanggil Pak Sindrile.
Dipanggil Pak Sindrile untuk menyampaikan pesan-pesan itu kepada masyarakat. Nah, begitu pun juga sebaliknya. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, maka Sindrile sekarang bisa dipergunakan kapan dan dimana saja. Jadi Sindrile itu mulai dari sini, Makassar, gua naik tak kalah lagi nanti lepas. Silahkan, enggak.
Enggak, enggak, enggak, Sindrile. Nah, kita ini boleh baca ini. Karena sendiri, saya tidak tahu.
Tidak ada yang tahu. Malah saya tidak tahu. Saya tidak tahu. Saya tahu, saya sendiri.
Tapi saya tidak tahu. Dan itu, Pak Sindri sebenarnya itu di bawakan dalam Semalam Sentuh. Membawakan sejarah pada saat itu di Istana Raja. Pada saat diponontonnya itu ada yang baring-baring, ada yang ragak-ragak pulang, kejeng-kejeng, segala macam.
Dan ini dimainkan semalam sentuh, mulai dari Bapak Da'isa sampai Salat Subuh. Dan kalau tidak habis naskah pada malam hari itu, maka disambung lagi besok malamnya. Karena apa yang diceritakan dalam sindrilik Pak Kisub Kisub itu biasanya apakah dia kepahlawanan, apakah dia percintaan, beda dengan sindrilik Bosit Timur.
Jurnalist yang banyak minati, yang banyak dengar Saya tidak bisa berkata-kata. Kalau kita lupa, kita harus berkata-kata tentang Bala Ndara. Bala Ndara adalah seorang yang berpengalaman.
Dia juga mengirangi Bala Ndara. Kepala Talung Batuwa, yang jempan di bawah Nataluk, ada di Laut Mariana, Balandai, untuk membantu diri, dari bagian anak Mariana, untuk membantu bintang-bintang saya, dari bagian Tumariang. Kita sering mencari, kita sering Balandai, lalu kita sering mencari. Dan di Pari, kita ada perjanjian bunga, kita nyatakan, kita bisa mencari, kita bisa mencari.
Kami juga berharap untuk melakukan perubahan dan kerjasama. Kami juga berharap untuk melakukan perubahan dan kerjasama. Kalau tidak, kamu harus menguruskan, dan bekerja sama. Yang penting cari tanah, apa itu kepala Talubatua?
Kepala ini, itu saja. Kepala ini, itu saja. Kalau saya tidak tahu, saya tidak tahu.
Kalau saya tidak tahu, saya tidak tahu. Saya tidak tahu, saya tidak tahu. Saya tidak tahu.
Itu kan sebenarnya ada yang berisi tentang epos atau sejarah. dan ada yang memang perusahaan non fiksi. Ada sebagai tradisi tutur. Misalnya Pak Sindril, ya tanpa teks. Dia hanya menyelesaikan situasi dan kondisi pada saat itu.
Saat itu kan ini yang jadi tontonan masyarakat pada saat itu kan cuma Pak Sindril dengan Taripa Karina itu. Karena tahun-tahun lalu itu kita punya mata-mata bintang. Punanya tau bangun bala, ngak ma, tak tau artinya, ngak li tau pasin, umpama solana na suara, nanya jaga, nanti nantama-tama njama itu salah iya, nanya pasin rili, berarti nyaa cini-cini, agena minjo, lantam.
Tapi pun bebas sesuai dengan peristiwa tutur pada saat itu, ya ini apa disesuaikan dengan kondisi. Beda ketika ada memang khusus sinderlina. Tuan Tasalamaka itu kan juga bisa dilantunkan kemudian boleh dilantunkan pada karya sastra apa saja bahkan dalam bahasa Indonesia jadi bisa hadirin yang saya hormati marilah kita memulai acara ini dengan mengucapkan eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee eee e Jadi sebenarnya Bugis Makassar, terutama kita ini sebagai orang Makassar, itu sangat kaya dengan sastra yang menarik.
Hanya pembelajaran bahasa Makassar selama ini dianggap pelajaran. yang paling tidak diminati. Padahal bagaimana mengajarkan sindrilik, bagaimana mengajarkan royong, kelong, ya itu harus diajarkan dengan cara yang menarik.
Jangan dipandang sebelah mata. Seolah-olah ya. Saya sendiri mengajarkan bahasa Makassar itu jauh lebih sulit daripada bahasa Indonesia.
Pertama, dalam mengajarkan bahasa Makassar, selain bahasanya, sastranya, juga budayanya. Kemudian aksaranya, inilah yang saya terapkan bagaimana mengimplementasikan supaya huruf-huruf itu mudah diingat. Buat kalimat, mengapa dimulai dari K.
Terima kasih. Keraim mafadjariya, keraim Allahu ta'ala, iya kusumba, iya tungku pak nganroi. Aku lihatnya sendiri lalu.
Keraim mafadjariya, keraim Allahu ta'ala, iya kusumba, iya tungku pak nganroi. Lalu lagi, kupa nganroi, keraim ku Allah bangi, lalu erokku. Pakasalamakang dan itu luar biasa karena sastra itu ya sudah lahir dengan notnya tersendiri jadi boleh dilantungkan lagu kasida, boleh lirik kelong, sindri Boleh lirik royong.
Jadi kita sebenarnya kaya ya. Dan semakin kita dalami ya. Ternyata semakin bangga bahwa bahasa kita juga itu luar biasa. Nah akankah kita biarkan.
punah begitu saja. Yang membuat saya tertarik untuk membuat alat ini karena itu saya katakan tadi bahwa kalau saya tidak buat alatnya ini ya kesenian itu akan punah. Pada saat itu saya buat alatnya ya sudah banyak teman-teman yang datang untuk belajar. Tapi ya disitulah letak tingkat kesilitannya untuk mempelajari ini, karena di samping bisa bertutur dan harus bisa memainkan alat.
Hai ini menjadi pertanyaan karena ini alat sebenarnya tidak ditahu siapa yang pertama kali membuat alat ini nah setelah karang Iman Riawagau yang memperkenalkan itu di istana Barulah mengetahui bahwa inilah alat musik sinril yang sesungguhnya Alat musik kisok-kisok yang sesungguhnya Dia adalah jembatan komunikasi dan informasi artinya begini anjo sindri gini kanai sindri aku leto nginggung aku leto ngajar aku leto ini langir artinya kulit bilang ngeri dipilih ngeri jam lagi kemenegaraan rona utang kamu dikabajikan ya anak-anak tahu tenang rewetnya dikenal pas ini tapi nilai ngetohi jadi beda-beda cantik cuma Saya juga tidak tahu, saya Saya tidak bisa mengulangi, saya tidak bisa. Pas sindri itu harus menguasai bahasa Makassar, menguasai gelong, peruntukan, rapang, dondo dan situasi dan kondisi di mana melantunkan sindri. Karena itu muncul secara spontan, ini dapat memasuki semua ranah. Saya tahu dari Allah, dari Tuhan, bahwa kita harus memperbaiki diri kita sendiri. Kita harus berpikir sendiri.
Kita harus mengerti bahwa kita sendiri. Kita harus berpikir sendiri. Kita harus berpikir sendiri. Maksudnya, kita harus berpikir sendiri.
Kita harus memahami apa yang kita ceritakan. Sekarang yang di selat-selatnya, baru orang tahu bahwa pembuat kesep-kesep itu adalah Herodin. Itu sekarang.
Kalau saya jual itu sampai lima ratusan. Mahal itu kan dari kulitnya. Misalnya orang butuh kulit ular, ya agak mahal juga. Terus kulit biawak. Sanggar-sanggar yang ada di Sursel pada khususnya itu ya buatan saya semua.
Sampai di Malaysia. Kali membuat alatnya pada tahun 1987 mungkin. Ini kan batang, istilahnya bangkasaranya batang, 13 cm.
Batang namanya yang jati putih. Batangnya terus ini tingginya itu 70 cm. Ini batang kalin, lalu di rumahnya ini, ini pasisam, ini rak, ini pasisam, ini kaman. Ini bagiannya di saremianu.
Kulit kambing, ini kulit kambing. Kasih lem ini baru di... Nah, patantangnya.
Dan ini setelah kita pasang begini, jangan dijemur, dikena langsung matahari. Sampai 2-3 hari itu baru kering. Biasanya dalam satu minggu itu saya bisa selesaikan 3 biji.
Kalau ini kan sudah dimodifikasi. Kulitnya ini dari kulit biawak. Kenapa saya pilih kulit biawak? Karena itu biawak itu kan tipis dan kuat.
Dibanding dengan kulit kambing. Ya, ya, sekadang-kadang kalau sudah karena dingin apa dia kendor. Ada kulit ular juga pernah. Ini kulit, kulit bembe.
Ini saragandanya. Ini cak dianggang itu, ini pakai beliau, almarhum Bapak Tutu. Nah, itu, anak-anak tahu. Kisah-kisah saya bilang, tidak tahu.
Kisah-kisah saya bilang, tidak tahu. Kisah-kisah saya bilang, tidak tahu. Ini kaya, kaya seperti kaya. Ini kaya seperti kaya. Saya menggunakan kain, Pating ini ya, pundak pating.
Pundak dikarenai? Pundak dikarenai. Talan-talan.
Eee apa rurumi karahi botol limpangan tuliminai ribangkin nasabah naya tulimin naon ribangkin nasabah naya enak naribagi mojaran Apa kita tidak tergugah sebagai pemilik budaya ini untuk menjadikan sebagai kekuatan moral, penyemangat, agar jati diri kita tidak tergerus oleh perkembangan teknologi, perkembangan saman, tidak dilandasi dengan nilai-nilai moral, nilai-nilai agama yang semua itu juga terdapat dalam sastra kita. Terima kasih. Mereka mengatakan bahasa Sulawesi, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka mengatakan bahasa dari kata mereka, mereka meng dari kata kinkilipa itu muncul abidah, apalikan, apakalu, sulampe Inilah saya kira kita penggiat budaya, akademisi, pemerintah, masyarakat, toko masyarakat, budaya harus bersatu.
Jangan hanya sebatas prihatin. batas objek penelitian bukan hanya sebagai dokumentasi tapi harus ada tindak lanjut kita semua bertanggung jawab untuk mengawal jangan hanya prihatin tapi kita harus memberi memberikan bukti nyata agar bahasa, sastra, dan budaya di Sulawesi Selatan tetap menjadi jati diri dan menjadi kebanggaan kita semua untuk hadir dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia. Saya selalu mengatakan bahwa saya bangga sebagai orang Makassar.
Saya tidak pernah merasa minder, merasa rendah diri. Jika kita mengkaji dengan... dengan baik Insya Allah nilai-nilai kejujuran malam busuk sipaka tahu sipaka ingat sipaka lakbiri singai-ngai sikatutui sikamasa itu muncul semua ya semua yang ada pasti akan punah semua akan mati dan itu tidak perlu ditangani hai hai Yang kita tanggisi sekarang adalah, tapi tidak mau tanggisi, tidak bicara mengkasar anak cucu kita.
Dulu seorang Pak Sindri mendapatkan hak yang istimewa dalam kehidupan sosialnya dan dipakai sebagai alat melegitimasi peranata sosial, agama, budaya, dan kekuasaan. Menurut Dain Nassa, Pasin Rilik bahkan menjadi media penghubung antara masyarakat dan rajanya. Mungkin, Pasin Rilik hanya menjadi warisan seni, pertunjukan, dan hiburan.
Seharusnya, Pasin Rilik tetap menjadi penyambung lidah untuk Tumap Parentaya. Sampai jumpa, dan salam budaya. Terima kasih telah menonton