Halo semuanya, banyak banget yang request tentang gimana caranya bang gue bisa jadi seorang storyteller yang jago atau handal karena menjadi seorang storyteller itu memang semua hal yang gak mudah karena ada beberapa hal yang harus gue kuasain tapi di video hari ini gue bakal ngasih beberapa tips atau hal yang biasanya gue lakuin dimana trik-trik storytelling ini itu sering gue terapin juga saat gue harus ngebawain materi di video-video gue dan gue jamin kalau lo nguasain trik storytelling ini lo bakal bisa ngejual benda apapun, lo bakal bisa punya banyak temen, bahkan memenangkan berbagai negosiasi yang perlu lo lakuin. Nah, kita bakal mulai dengan chapter yang pertama, yaitu adalah mindset seorang storyteller. Nah, sebelumnya, mari gue bahas terlebih dahulu tentang apa sih itu seorang storyteller. Storyteller, itu adalah orang yang kita anggap sering bercerita.
Tapi masih banyak yang nggak terlalu paham tentang definisi dari seorang storyteller. Ada yang ngira bahwa storytelling itu berarti gue hanya perlu bercerita. Ada juga yang mikir bahwa storyteller itu seorang yang ngelakuin presentasi di domain publik misalkan, atau mungkin seorang youtuber.
Jadi, storyteller itu masih belum jelas. Definisinya itu apa? Definisi dari seorang storyteller adalah orang yang memang memiliki kemampuan untuk menyampaikan sebuah cerita. Yes, cerita.
Tapi dalam konteks ini, cerita itu nggak berarti sebuah hal di mana lo harus menceritakan sesuatu yang fiksi dan imajinatif, misalnya. Kayak, oh, pada suatu ketika ada seorang Cinderella dan seorang pangeran. Mereka berdua itu akhirnya ketemu dan mereka married misalkan Nah itu nggak sekedar kayak gitu Storyteller itu bukan orang yang bercerita tentang cerita yang imajinatif doang Banyak pebisnis dan pengusaha yang memang mereka dasarnya itu seorang storyteller Contohnya adalah Steve Jobs yang paling terkenal Siapa itu Steve Jobs? Steve Jobs adalah seorang founder dari brand ternama di jaman sekarang Namanya Apple Nah Apple itu bisa terkenal dan bisa naik banget Dikarenakan Si Steve Jobs sebagai penemunya, itu memiliki kemampuan storytelling yang luar biasa. Jadi, tadi kita udah clear bahwa storytelling itu bukan berarti bercerita tentang kisah imajinatif doang, tapi storytelling itu pada dasarnya lo bercerita.
Ada dua tipe cerita, ada yang imajinatif, ada yang historis, tapi basically lo bercerita itu, itu bukan objek ceritanya, tapi kemampuan lo untuk menyampaikan ceritanya tersebut. Jadi lo kemampuan lo untuk menyampaikan cerita, entah itu cerita imajinatif, entah itu cerita tentang pengalaman lo, pengalaman orang lain, intinya lo bercerita. Nah itu adalah storytelling.
Nah sekarang kita akan masuk ke dalam bagian chapter yang kedua, yaitu adalah kenapa gue harus pandai storytelling. Oke, pada dasarnya kenapa lo harus pandai storytelling, mari kita bedah sedikit dari science communication, karena gue ada... Lumayan, cukup bertahun-tahun gue mempelajari tentang science communication atau melihat komunikasi dari sisi sainsnya.
Basically, manusia itu pada dasarnya suka sama cerita. Kayak manusia itu suka sama cerita. Kalau kita pinjau dari evolusioner, teori evolusi, kita ngeliat ada suatu data yang dinyatakan dalam buku Sapiens, ditulis dimana bahwa manusia itu bertindak berdasarkan Mining, bertindak berdasarkan mining.
Jadi mereka mendengar sesuatu dan mereka diajarkan sesuatu, semua itu biasanya melalui cerita. Jadi dulu sampai sekarang biasanya ada tradisi-tradisi yang terbentuk. Sama kayak di Indonesia, misalkan jam 6 sore harus pulang ke rumah, kalau nggak nanti takutnya diculik misalkan.
Tradisi ini disampaikan melalui cerita. Oh ada loh anak si ini yang dia tuh jam 6 akhirnya hilang. Semua hal tersebut itu menyatakan sebuah cerita yang dimana cerita ini disampaikan oleh orang tua kita kepada kita. Nah itu dari sisi pembentukan aturan dalam masyarakat. Tapi aturan yang tidak tertulis by the way.
Itu aturan yang kita sebut sebagai norma umum lah. Tapi kalau misalnya kita refer balik Di luar hal ini, misalnya kita lihat di bidang usaha Steve Jobs, dia kan orang yang visioner Dia seorang pengusaha Dan dia punya produk misalkan Tapi gimana caranya Steve Jobs menyampaikan Bahwa produk yang dia punya Itu bisa menjadi solusi bagi masyarakat luas Gimana caranya dia menyampaikan hal ini Ada berbagai macam cara untuk kita menyampaikan suatu hal ada yang kita langsung direct, kita bilang bahwa produk ini bagus ada yang misalnya kita pakai secara logis atau logika kita bilang karena produk ini adalah manfaatnya ini dan ini adalah masalah lo maka produk ini adalah solusi bagi problem lo harganya segini Pake pendekatan logika. Ada juga pendekatan storytelling.
Pendekatan melalui bercerita. Nah tapi, kenapa kita melalui pendekatan bercerita? Pada dasarnya, manusia itu bukan robot.
Kita nggak digerakkan hanya berdasarkan data faktual. Kita nggak cuma sekedar ada orang bilang, Oh, gue sayang sama lo. Oke, itu datanya lo bilang bahwa lo sayang sama gue Tapi gue butuh pembuktian ya Nah, itu berarti kita butuh pembuktian emosional Oke, contoh misalkan kayak lo baru aja mengalami kedukaan Ada temennya yang bilang bahwa yaudahlah Emang udah, mungkin masanya dia harus lewat gitu loh apa yang bisa kita lakuin, lo nangis juga gak bakal ngubah situasinya, jadi apa yang bisa kita lakuin, tapi orang kalau lo gituin, ada dua kemungkinan, antara dia emosi atau dia bilang kan jadinya nager dan dia bakal ngeblok PA lo kita gak butuh solusi-solusi kayak gitu, yes, gue tau gue butuh solusinya, tapi kayak gue butuh dipahamin terlebih dahulu kita ditenangin dulu, kita nangis ditenangin dulu, kita dipahamin dulu kita ke psikolog cuma demi dimengerti doang basically manusia itu itu memiliki hati. Hati adalah hal yang membuat kita bisa merasakan emosi. Jadi, storytelling adalah kita bercerita kepada orang di hadapan kita, entah itu individu atau satu kelompok, di mana storytelling ini kita gunakan untuk menggerakkan hati mereka.
Contoh, kalau misalkan Sip Jepsilang, bahwa, oh, produkku bagus nih. Ini loh kelebihannya A, B, C, D, E, F, G. Satu, misalkan produk Apple, ya kan? Produk Apple, satu, fiturnya tuh bagus banget, gitu, gitu.
adalah the most secure ecosystem phone. Lo gak bakal bisa dihack lagi misalkan. Nah jadi itu yang pertama.
Dia bisa ngomong data faktualnya. Atau dia bisa bercerita misalkan. Tiga tahun lalu, gue baru aja ketemu sama seseorang dan dia tuh nangis-nangis banget.
Karena dalam satu hari, kekayaan yang dia bangun dalam 10 tahun itu hilang sejenak. Semua itu dikarenakan handphone dia, itu dia ngecas di mall, dan mobile banking dia itu langsung dibobong. Hanya dalam dalam waktu 3 menit doang.
Dalam 3 menit, dia bener-bener nangis, panik, dan ketakutan ngeliat saldo ATM-nya langsung berubah jadi 0 rupiah. Nah itu, gue menceritakan sebuah cerita. Yang satu, gue bilang bahwa ini loh fiturnya.
Dimana, kira-kira, kalau menurut lo pribadi, hal mana yang lebih berdampak? Cuman bilang data faktualnya doang kah? Atau dengan lo bercerita? Yang pastinya gimana adalah lo harus bercerita, karena dengan lo bercerita, lo menyampaikan sebuah emosi.
Dimana ketika seseorang merasakan emosi, maka informasi yang membuat dia merasakan emosi tersebut itu bakal lebih diingat. Ingat ya, suatu fenomena apapun itu yang membuat manusia merasakan emosi, baik itu nangis, senang, segala macam, takut, bakal diingat oleh manusia tersebut. Ini juga dijelaskan dalam fenomena psikologi bahwa kenapa ada fenomena yang namanya bad boy.
lebih suka sama cowok yang bad boy. Dikarenakan cowok bad boy itu bikin cewek merasakan emosi yang lebih banyak. Yaitu senang, happy, tiba-tiba takut, tiba-tiba apa.
Intinya mereka merasakan rollercoaster emosi. Nah, pada dasarnya manusia itu lebih mudah mengingat sesuatu ketika sesuatu tersebut membuat mereka merasakan emosi. Sekarang kita udah paham kenapa kita harus bercerita.
Kita doang untuk membuat manusia merasakan emosi sehingga mereka lebih tergerak dengan informasi yang kita sampaikan. Sekarang gimana caranya kita itu itu bercerita. Oke, cara lo untuk bercerita, ada tiga tahap yang perlu lo lakukan.
Satu adalah mengidentifikasi lo ngobrol lo sama siapa. Yang kedua, itu adalah mindset naik perahu. Dan yang ketiga, itu adalah lo itu perlu bercerita. cerita dengan alur cerita.
Nah, sekarang kita bakal bahas dengan yang pertama atau lebih dahulu, yaitu dalam mengidentifikasi kira-kira siapa yang lagi berbicara dengan lo. Ketika lo berbicara dengan seseorang, pastinya setiap orang memiliki wawasan dunia yang berbeda-beda. Contoh, kalau misalnya lo ngobrol sama orang di Indonesia, dan lo ngobrol sama orang di Jepang, pasti mereka berdua itu memiliki minat dan interest yang berbeda. Oke, sekarang gini, kalau misalkan lo suka sama anime, dan gue ngomongin tentang politik atau mungkin filsafat, eh lo tau gak? Kemarin...
Aristoteles baru aja ngeluarin buku baru Itu kan gak bakal look Bang buat apa gue tau-tau kayak gituan bang Tapi kalau gue bilang misalkan Eh lo tau gak anime Jepang Itu baru aja ngeluarin anime baru loh Nah itu kan lebih relevan Jadi step pertama adalah lo mengetahui Kira-kira siapa lawan bicara yang lagi lojak ngobrol Entah itu satu grup atau mungkin orang Dan lo harus mengidentifikasi mereka itu peduli tentang apa Jadi gimana caranya kita identifikasi tentang hal tersebut? Ketika lo ngobrol, banyak dengerin terlebih dahulu. Kalau misalnya lo butuh skill pendengar yang baik, gue udah bahas juga di 3-hour communication di Stanley Academy, lo bisa cek langsung. Tapi gimana caranya kita mendengarkan, gue bakal kasih sedikit. Tips terlebih dahulu.
Ketika lo mendengarkan, stop ngobrol lebih banyak, dan yang kedua, mengajukan pertanyaan lebih banyak. Dengerin dia itu sukanya apa. Dengerin dia intonasinya itu naik di topik yang mana. Dengerin dia itu lebih banyak ngomong di topik apa misalkan.
Entah itu di anime, atau mungkin di drama Korea, atau mungkin di bisnis, atau mungkin di filsafat, atau mungkin di apa. Jadi, lo lihat kira-kira dia sukanya di mana. Misalkan sport, sepak bola misalkan.
Jadi, lo cari dia sukanya di mana. Oke, buletin dia sukanya itu di bagian mana, contoh misalkan gue lagi ngobrol, dan lawan bicara gue bilang bahwa dia itu suka boxing misalkan, gue bakal buletin boxing itu di pikiran gue, dan gue bakal inget, dia suka sama boxing. Itu step satu, mengidentifikasi orang tersebut sukanya apa, atau kebutuhannya itu apa.
Dicari di situ. Atau misalkan bisa juga perasaan takut Cari hal-hal yang dia takutin Ini gak gue saranin Tolong jangan diikutin juga Karena ini bisa lo pake Kalo emang lo pengen bikin orang ill feel beneran Emang tujuannya pengen bikin orang ill feel Tapi kalo lo pengen bikin orang suka sama lo, hindari yang bikin lo takut. Oke, itu ada lagi namanya Symbolic Convergence Theory, itu kepanjangan kalau gue jelasin di video ini, lo bisa cek di Tower Communication aja.
Nah, kita bakal lanjut ke bagian yang kedua. Di bagian yang kedua, yaitu dalam mindset dari menaiki perahu. Oke, kita ubah dari mindset yang lo terdiri dari seorang guru, yang mengajar, gitu kan, fokus utamanya, berubah jadi seorang nakoda.
Kalau nakoda, itu berarti lo satu perahu dengan orang. Atau penumpang. Ketika lo menjadi seorang nakoda, lo tuh mengendari... dari kapal dan lo pergi bareng-bareng bersama penumpang lo, ngeliat pemanah-pemanah misalkan di laut, tapi bersama-sama.
Ketika lo guru, lo kan mengajar, ini loh, 1, 2, 3, 4 yang harus dipahamin dalam semester ini. Tapi kalau di Nenakoda, kita bakal bilang bahwa kita bakal melalui beberapa pulau, ibu-ibu semuanya, ada pulau 1, pulau 2, pulau 3, nah nanti baru kita sampai deh di pulau yang keempat. Beda-bedanya adalah, kalau guru itu kan membimbing.
dia mengajarkan, dia memimpin. Tapi kalau nakoda itu bersama-sama dengan penumpangnya. Jadi dia pergi bareng-bareng.
Nah, seorang storyteller itu juga sama. Storyteller adalah seorang nakoda dalam analogi ini. Jadi lo ketika bercerita, lo memastikan bahwa lo benar-benar melihat apa yang lo ceritakan bersama-sama dengan pendengar cerita lo.
Contoh kayak misalnya gue tadi. Tadi gue udah bilang bahwa kita bakal mulai dengan chapter pertama, chapter kedua, dan chapter ketiga. Jadi gue bahas secara pelan-pelan.
Gue gue memastikan bahwa audiens gue itu paham kata demi kata, kalimat demi kalimat yang gue bicarakan. Itu satu. Kita nggak usah masuk dulu ke alur-alur cerita. Tapi satu yang pasti lo wajib lakuin itu adalah memastikan audiens lo memahami kata demi kata yang lo ucapkan. Lo pergi bareng-bareng bersama audiens lo.
Contohnya, dia pada lo bilang, ada dua hal yang harus kalian pahamin. Enggak, lo bilang bahwa ada dua hal yang akan kita lalui untuk memahami materi ini. Ya, semuanya. Kita bakal mulai dengan materi yang pertama. Nah, jadi di materi yang pertama ini, kita bakal ngeliat gimana caranya.
Jadi, lo membiasakan mindset kita, bukan lo atau bukan mereka. Kalau lo bilang bahwa kita Dari pada lo bilang bahwa, bisakah kalian bayangkan Lo bisa bilang bahwa Bisakah kita bayangkan Gimana caranya Gimana rasanya ketika ada seorang anak Yang kehilangan ibunya Gimana yang kalian rasakan? Jadi baru lo menanyakan, tapi lo mulai dengan kata kita. Kita baru nanti sesudah itu lo bilang mereka. Jadi mindset tadi awali dengan kita.
Selalu lo bilang bahwa ketika gue bercerita, kita mendengarkan sebuah cerita bersama-sama. Jadi lo membimbing. mereka kayak tour guide sebut.
Nah itu untuk yang mindsetnya, tentang perahu, analogi perahu, dimana lo bersama-sama dengan audiens lo, melewati sebuah fase-fase cerita tertentu, sekarang kita masuk ke bagian yang ketiga, yaitu adalah inti utama dalam lo bercerita atau alur cerita. Oke, dalam bercerita, sekarang kita bakal masuk ke bagian alurnya. Di alur bercerita atau storytelling, ada dua alur umum ketika lo bercerita.
Satu, problem solution, masalah dan solusi. Atau yang kedua, rising problem. problem utama, klimaks, dan penyelesaian.
Nah, ini yang keempat nih. Jadi, entah itu lo harus presentasi tentang produk, atau mungkin ngobrol sama orang, atau dalam conversation sehari-hari, pembicaraan sehari-hari, lo bisa pakai dua jenis alur soal yang pertama itu adalah problem dan solusi jadi ketika lo lagi ngobrol misalkan dan sebuah hal mengharuskan lo untuk bercerita ketika lo ditanya misalkan bro, gimana? kalau menurut lo pribadi gimana? banyak yang sering kayak gimana ya caranya gue ngejawab pertanyaan kayak gitu gue bingung Terus ngomong apa?
Nah, lo bisa pakai kerangka dari problem dan solution ini. Jadi lo menyatakan terlebih dahulu masalah yang lagi dibahas atau akan lo bahas, dan lo menyatakan solusi dari opini lo atau pendapat lo. Oke? Masalah, solusi, masalah, solusi, masalah, solusi.
Kalau pertanyaan adalah, gimana sih opini lo tentang digital marketing yang bakal kita lakuin di kuartal kali ini? Daripada lo kayak, ah gimana caranya gue ngebahas... aduh, gue bingung nih cara nyampein opini gue lo bisa bilang bahwa misalkan kita mulai dengan problem apa sih problem yang bakal lo bahas di konteks ini oke, lo bilang misalkan ke orangnya oh Problem yang lagi dibahas itu, ternyata bang, kita harus nyelesain nih target kita di bulan ini.
Targetnya adalah harus menjangkau 700 ribu orang misalkan. Nah, lo bisa jelasin bahwa, oke, kalau menurut gue pribadi, problem yang lagi kita mau solve ini kan adalah jumlah awareness atau exposure yang harus dijangkau dalam satu bulan ini. Itu ada berapa dari sekitar 700 ribuan. Nah, Kalau dari gue pribadi, solusi yang bakal kita terapinkan adalah menerapkan strategi dari digital marketing, dan itu yang lagi kita bahas di poin ini.
Kalau menurut gue, solusi ini tuh cukup oke, karena ada beberapa perusahaan lain dan komentator kita di top brand-nya, dan dia juga yang menjadi leading brand sampai saat ini, itu kalau lo tau PTX, dia tuh menjangkau sampai dengan 5 juta orang. Dan itu target kita itu kan cuma 5.000 orang, itu cuma sekian persen dari yang dia jangkau dalam jangka waktu satu bulan. Menurut gue pribadi, solusi ini tuh oke banget kalau kita harus jalani. Nah itu cerita, jadi lo menceritakan.
Kalau lo mulai dengan problem, masuk ke bagian solusinya. Di solusi ini, gue tadi pakai contoh menceritakan tentang perusahaan luar. Oke, perusahaan luar gue jadikan cerita, dan gue jadikan pendukung bagi argumen gue.
Jadi, storytelling itu bukan hal yang terpisah. Bukan lo harus bercerita secara sendiri. Bukan, tapi ketika lo perlu mendukung klaim lo, misalkan lo bilang bahwa donat itu enak, coba lo cari cerita yang mendukung pernyataan bahwa donat itu enak. Misalkan lo bilang bahwa, oh... Menjadi youtuber itu bisa bikin lo kaya Coba lo cari cerita yang mendukung Bahwa hal ini memang Benar apa adanya Jadi storytelling adalah bentuk dari lo Mendukung pernyataan lo sendiri Bukan storytelling sebagai Oh gue harus bercerita, bukan Bukan tentang lo bercerita, tapi Lo bercerita untuk mendukung apa yang Akan lo sampaikan Jadi storytelling adalah alat yang lo gunakan untuk membantu pertanyaan lo.
Itu tadi untuk yang bagian problem dan solution. Sekarang kita bakal masuk ke bagian atau tipe alur yang kedua. Oke, nah alur yang kedua ini itu lebih cocok dipakai sama seorang presenter atau seorang public speaker.
Atau mungkin youtuber lah, at least. Nah jadi, tipe yang kedua, tadi yang gue bilang, ini pendekatan yang lebih sedikit rumit daripada sekedar masalah dan solusi. Karena masalahnya bakal kita pecah lagi. Ada rising problem, ada yang paling... paling tinggi itu adalah itu ada klimaks dan juga baru terjadi penyelesaian ya jadi rising problem, klimaks, tambahin solusi, dan penyelesaian.
Ada empat strukturnya. Jadi ketika lo bercerita ingat bercerita kan gak harus imajinatif. Misalkan lo mau menyampaikan bahwa gue pengen ngedukung pernyataan gue nih Bang. Dulu gue pernah kerja di tempat lama dan memang ini oke nih Bang strateginya nah gimana caranya Bang gue bisa menggunakan hal ini untuk mendukung opini gue?
Karena gue takut opini gue itu di debat Gue takut bang, gue takut di-judge. Oke, coba kita pake setting yang kedua. Apa itu rising problem?
Rising problem adalah lo menyatakan bahwa pernah ada momen yang sama yang lo lalui di masa lalu tersebut. Oke, ini masalahnya jadi udah mulai masuk di bagian sini. Contoh, misalkan lo ditanya tentang opini lo digital marketing yang tadi gue bilang. Lo bisa bilang awali, rising problemnya kayak gini misalkan.
Ada sih dulu data yang pernah gue punya juga dari tempat kerja gue yang lama, dan itu namanya interesting. Nah jadi lo cuma ngasih unjuk ada problem juga yang pernah lo alamin dan akan mulai lo ceritakan. Atau kita bisa bilang, raising problem ini tuh sebagai pembukanya lah.
dari cerita yang akan aku sampaikan. Dari situ, kita bakal masuk ke dalam klimaks, atau ujung cerita yang utama. Masalah utamanya. Di Endgame, itu kan Thanos akhirnya berhasil dikalahkan. Batman, Batman akhirnya mulai menang.
Terus misalnya di Spiderman, Spiderman udah mulai menang jadi ada masalah puncaknya nah di konteks ini, masalah puncaknya adalah waktu itu, hal apa yang lo anggap sebagai masalah paling besar contoh, di kantor lama lo bilang bahwa, waktu itu pernah akhirnya kita udah berjalan 15 hari tapi kita gak ngeliat hasil sama sekali itu udah bener-bener bikin kita lumayan pusing waktu itu tapi di hari yang ke-17 nah ini kita baru masuk ke bagian yang itu adalah klimaks habis itu dap Inget, klimaks itu masalah utamanya Yang bikin lo hopeless, sedih, marah, kesel, dan kayak gak ada harapan Jadi itu klimaksnya Tadi yang gue bilang, itu adalah selama 15 hari Gue akhirnya mulai ngerasa hopeless, karena waktu itu kita gak ngeliat ada progres sama sekali. Eh, taunya di hari yang ke-20, setelah kita terapin konsisten bikin konten, penjualan itu malah meningkat sampai dengan 2000%. Jadi, ternyata, ini pas udah kata ternyata, itu masuk ke penyelesaiannya. Jadi di penyelesaian, lo menyampaikan apa konklusi dari cerita lo. Ternyata, kalau lo nerapin tips digital marketing atau strategi digital marketing, lo butuh minimal 20 hari dampaknya.
Baru lo bisa ngeliat hasil dari strategi tersebut. Jadi kalau menurut gue, kalau kita terapin minimal 20 hari ke depan, baru bisa kelihatan dampaknya itu gimana. Nah itu storytelling.
Jadi ada pricing problem, ada climax, ada juga penyelesaian. Ada juga solusi dan penyelesaian. Nah ini biasanya solusi dan penyelesaian ini lo gabungin lah jadi satu.
Nah sekarang gimana caranya bang gue bisa ngelatih skill storytelling gue? Karena ini bukan hal yang mudah pastinya. Bagi lo yang pengen ngelatih skill komunikasi atau storytelling ini, lo bisa tulis di kertas dalam 20 hari ke depan, 30 hari ke depan, minimal 30 hari lah.
Biar lo bisa bikin itu jadi sebuah habit. Kenapa kita nulis? Karena dengan lo menulis, lo membiasakan pola pikir lo untuk pandai ngelakuin storytelling.
Next, ketika lo berbicara, cerita lain itu menjadi hal yang simple, karena strukturnya udah ada semenjak lo itu ngelatih menulis. Jadi sehari, minimal tulis satu hal. Ceritain pengalaman lo, apa yang lo rasakan, dan juga hal-hal lain yang terjadi pada saat itu. Minor-minor detail lah, apa yang terjadi, siapa yang terlibat, apapun, pokoknya lo kayak curhat cerita.
Oke, lo tulis di kertas. Ikutin struktur gue yang tadi problem atau solving, dan juga ada rising problem, ada juga climax, ada juga solusi dan penyelesaian. Lo pilih alurnya mau yang mana. Dan lo tulis hari pertama ceritanya apa, hari kedua ceritanya apa, hari ketiga ceritanya apa.
Nah, next time ketika lo udah mulai ngomong, perhatikan emosi yang lo bawa. Tadi kan nulis kan gak ada emosi. Tapi ketika lo udah mulai ngomong, perhatikan emosi yang lo bawa. Kalau lo pengen kedengeran lebih yakin, misalkan, gue yakin banget, daripada lo ngomong kayak, gue yakin banget.
Itu kan dua hal yang berbeda. Jadi ketika lo bercerita, perhatikan emosi apa yang pengen lo bawa. Banyak orang yang bisa ngelakuin hal ini, tapi dia malu.
Dia takut. dianggap sama orang tuh, ih, dia kayaknya ngomongnya tuh terlalu membawa emosi, terlalu berusaha meyakinkan. Enggak.
Ketika lo menjadi seorang storyteller, perhatikan paus lo harusnya kapan, memaus omongan lo, perhatikan emosi yang yang pengen lo sampaikan itu apa, dan juga perhatikan tempo nada bicara lo. Nah, itu tadi kita udah bahas, dan jika lo pengen tau lebih lanjut untuk bagian storytelling ini, cara misalkan tadi pendengaran baik, atau mungkin simbolik convergence teori, atau mungkin cara berargumen dan mendukung kalimat lo, atau mungkin mempersuasi lawan bicara untuk bilang iya ke apapun yang lo omongin, lo bisa cek 3 hour communication, dimana lo bakal lancar berkomunikasi dalam 30 hari tanpa rasa gugup, gagap, gitu. dan beli. Lo bisa cek linknya di pin komentar atau bisa search aja di Google. Bye-bye.