Transcript for:
Panjang Umur dan Kemuliaan dalam Hidup

Kalau kita sudah mulia, kita akan didoakan panjang umur. Karena kemuliaan kita akan memberi manfaat bagi orang lain. Tapi kalau kita panjang umur tapi nggak mulia, kita didoain pendek umur.

Aku tidak ingin hidup sebagai orang yang tidak berguna dan hanya menjadi yang menuh-menuhin aja, cuma umat manusia sudah banyak ini. Jadi biarlah aku berguna, menjadi mulia tadi dengan ilmu kita. Kembali lagi di Dialog Positif Plus, masih bersama guru kita, Bapak Wayan Mustika.

Pak Wayan, kalau ada orang ulang tahun tuh nyanyinya gini, panjang umurnya, panjang umurnya, ada kata panjang umur Pak Wayan. Jadi panjang umurnya serta mulia. Jadi sekarang pertanyaannya adalah, apakah panjang umur ini menjadi penting, dalam tanda penting ya, dalam kualitas hidup gitu katakan anak.

Gimana perspektifnya Pak Wayan? Sudah dijawab sih tadi sama Kang Abu. Bahwa ternyata panjang umur itu baru penting kalau disertai mulia. Jadi itu lagu penting ya?

Penting juga. Serta mulia. Jadi kalau kita panjang umur tapi nyusahin orang itu juga nggak ada gunanya.

Malah orang lain yang disusahin pengen kita umur pendek. Tapi kalau kita mulia, didoain supaya panjang umur. Karena sudah mulia. Jadi tinggal pilih.

Kalau kita sudah mulia, kita akan didoakan panjang umur. Karena kemuliaan kita akan memberi manfaat bagi orang lain. Bermanfaat menjadi...

Berkah bagi yang lain Tapi kalau kita panjang umur tapi gak mulia Kita didoain pendek umur Jadi sebenarnya Masalah panjang umur apa tidak Penting apa tidak Itu hanya Semoga saya punya mobil ini umurnya panjang Terus mobilnya umur panjang Biar gak mati-mat, gak rusak-rusak Gak dipake-pake Dia tetap baru karena gak dipake Dibungkus terus aja misalnya Apa gunanya kita mobil itu mendoh-mendohin aja kan Makanya di Bali itu ada seorang orang pendeta umur tua sekali. Beliau ada yang disebut sebagai Depan Adam Adesidemen. Beliau mengatakan begini, aku tidak ingin hidup, bahasa sederhananya, aku tidak ingin hidup sebagai orang yang tidak berguna dan hanya menjadi pemenuh, yang menuh-menuhi, menuh-menuhi, pengeresak namanya.

Yang menuh-menuhin aja, cuma umat manusia sudah banyak ini. Jadi biarlah aku berguna, menjadi mulia tadi dengan ilmu kita. Nah, panjang umur tanpa disertai manfaat bagi kehidupan ini, Apa manfaat panjang umurnya Panjang umur boleh Asal yang penting bermanfaat Dan panjang umur itu kan bisa di Atur juga oleh berbagai hal Karena yang disebut panjang umur Berarti umur kita masih cukup panjang Untuk mencapai titik kematian Dan titik kematian kita ditentukan Bukan hanya oleh Tuhan Ditentukan oleh tubuh kita Ditentukan oleh faktor pikiran kita Ditentukan oleh faktor ruh kita Ditentukan oleh faktor Tuhan Nah urusan terakhir Tuhan kapan memanggil kita, kan kita gak tau apa-apa Urusan Kita sebagai ruh mau kapan pergi Itu juga tidak umum Untuk kita semua, tapi kan pikiran Kita bisa mempengaruhi sampai kapan Kita mau hidup Tubuh kita mempengaruhi sampai kapan kita mau hidup Contoh nih, tubuh kita Panjang umur apa tidaknya Ditentukan oleh telomernya Telomer yang pada DNA Pemendekannya makin cepat maka umur kita secara tubuh fisik makin cepat habisnya karena sering dipakai dan yang paling berbahaya yang menyebabkan pemendekan telomer lebih cepat adalah Stres kita. Stres fisik. Stres pikiran kita.

Nah yang lebih parah lagi adalah kematian atau umur pendek yang disebabkan oleh pikiran yang pendek. Pikiran yang pendek. Pikiran pendek apa?

Bunuh diri. Itu kan pikiran pendek. Cepat marah.

Ya namanya semua cepat. Cepat marah, cepat tersinggung, cepat sedih. Ya namanya cepat pendek. Cepat mati. Cepat mati.

Semua yang cepat-cepat itu begitu. Makanya di tubuh kita kalau telomernya cepat memendek, cepat mati. Semua yang cepat-cepat itu berbahaya.

Naik mobil saja kalau kita cepat-cepat berbahaya. Cepat kaya juga mati. Banyak orang mati karena cepat kaya. Karena habis itu ngapain? Semua hal sudah dimiliki.

Tidak ada semangat lagi. Manusia hidup kan butuh tantangan. Ketika semua tantangan terlalu cepat dicapai. Apa gunanya?

Kemudian tubuh kita memancarkan hormon. hormon-hormon yang membuat kita aktif. Ya, oke.

Menarik, Pak Wayan. Terima kasih. Tapi di satu sisi, saya tuh pernah mempelajari satu studi tentang sel, Pak Wayan, dimana sel kita ini kecenderungan survive. Gimana caranya dia mempertahankan hidup, Pak Wayan? Berkaitan dengan pertahanan hidup ini, gimana sih ketika si Sel pengen bertahan hidup gitu ya, tapi kan bertahan hidup bukan segalanya ketika tadi kaitannya sama kemuliaan gitu.

Nah, boleh dielaborasi nggak, Bapak? Bertahan hidup di sel dengan kemuliaan kita. Nah, kalau kita orang yang mulia, pikirannya mulia, batinnya mulia, apa yang kemudian di...

Ya kan ada kecederungan bahwa yang disebut mulia itu memiliki sifat bijaksana, memiliki pancaran cinta kasih. Nah, kalau sel tubuh kita yang mempunyai kemampuan untuk menjaga dirinya sendiri, didukung oleh batin yang mulia, yang bijaksana, maka dia akan membantu si tubuh itu tidak terganggu. ditangguh oleh kecemasan kesedihan kemarahan yang justru membuat dia menjadi tambah error koordinasinya itu kamu contohnya kamu ya contohnya kita punya sistem tentara yang ketika masuk ke sebuah pertempuran gitu dia harusnya kan bertempur menjaga dirinya menjaga negaranya setidaknya menjaga diri lah ya jangan sampai dia mati ya tapi kemudian ketika dia Menyerang musuh, kamu melanggar ham.

Kalau diserang oleh musuh, kamu nggak apa-apa. Mati dia. Kebayang maksudnya kan? Sehingga dibutuhkanlah kebijaksanaan. Kebijaksanaan dari pemerintah.

Nah kebijaksanaan pemerintah dalam diri kita ada seperti itu. Jiwa yang mulia, batin yang mulia, batin yang bijaksana. Tahu kapan dia harus bergerak.

Ini ada kuman. Oke kamu silahkan sakit. Silahkan sakit atasi. Nanti kamu kita kasih bantu istirahat.

Jadi bukan... Bukan dengan bijaksana yang salah. Contohnya begini. Kemuliaan yang salah itu begini.

Eh, ini ada kuman masuk. Kamu sel tubuh jangan bunuh ya. Kamu nggak boleh bunuh loh.

Aku orang spiritual. Kan kacau jadinya kita. Gara-gara kita orang spiritual, kita perintahkan sel tubuh kita jangan bunuh kuman.

Kita nggak boleh mati-mati. Kacau kita. Jadi yang kita butuhkan adalah apa sih wisdom itu sebenarnya.

Jadi wisdom itu tahu. tahu kapan menggunakan dan kapan tidak menggunakan. Intinya itu ya, Pak Wend?

Intinya begitu. Bukan tidak punya positif sama negatif. Kapan kita gunakan yang positif, kapan yang negatif.

Kita butuh rasa takut, kita butuh rasa berani. Salah tempat berbahaya. Sudah tahu jurang, masih berani diceburin.

Mati kita. Harus kita gunakan rasa takut kita. Tapi disuruh naik panggung, ngomong, rasa takutnya yang menguat, ya nggak ada gunanya.

di situ ya when when itu yang paling penting Oke jadi ini ini menarik wisdom tuh bukan masalah enggak ada negatifnya ya kalau kita lihat negatif ya tetapi tepat guna dan when tadi ya kapan digunakan itu yang paling terpenting ruang dan waktunya Oke makanya ketika si Arjuna si pikiran itu menyerah enggak mau berperang di tengah medan guru kesejahteraan yang dilawan pamannya guru-gurunya saudara sepupunya apa kata Krishna si penguasa bahasa kebenaran itu kamu salah kalau kamu enggak bertempur swadarmamu kewajibanmu adalah bertempur karena kamu disini di tengah medan Kuru Kesetra ini ini aturannya nah kemudian demikian si bijaksana itu mengatakan bertempur hasilnya serahkan kepadaku Oh keren sih seperti itu keren keren keren pertanyaannya gini pawayan yang unik lagi ya setiap sel kita tuh bertahan hidup itu bakal mati gitu ya ya Itu menarik sih. Orang ketika minta panjang umur, berarti dia menolak mati, Pak Wayan. Dalam tanda petik ya?

Iya, iya. Sehingga kita tahu bahwa kematian itu adalah kepastian juga. Pertanyaannya, kenapa banyak orang takut mati sih, Pak Wayan? Ya, karena kita diajarkan hal-hal yang buruk tentang kematian.

Kapan kita diajarkan kematian adalah jalan pulang. Mungkin berbeda. Kematian mungkin hanya sebagai sebuah bel tanda murid-murid boleh pulang.

Mungkin senang kita malah. Nanti begitu belnya bunyi kita nelpon Ayah, ibu, anakmu pulang Keren Tapi kan banyak kita sebagai murid Kita ini mengakui diri kita Ada di sekolah kehidupan Tapi belajar aja gak mau Pulang juga gak berani Tapi kemudian Sukanya main-main, tapi main-mainnya serius Kan kita main-main ini Main saniwara, tapi serius banget Serius banget sampai berkelahi Itu kan serius banget Terima kasih Ya kan kalau di sekolah ada tiga Jam pulang ya pulang Jam belajar dan jam bermain Nah kayak tadi itu Belajarnya yang gak serius Main-mainnya yang serius Kita ngejar uang itu kan Kita kan di sekolah main dagang-dagangan Tapi serius banget ini jualan kita. Tapi belajar untuk bekal kita pulang.

Nanti di rumah ditanyain, tadi di sekolah belajar apa? Nggak tahu, tadi banyak mainnya. Terus gimana?

Tadi kita berkelahi sambil main-main loh Kita kan banyak yang begitu disini Iya iya iya Udah main-main aja Serius-seriusnya Denam-denaman pula main-mainnya Keren Pak Wayan terima kasih Pertanyaan terakhir jadi Pak Wayan mending panjang umur Mending pendek umur yang mana Pak Wayan Apapun yang diberikan, yang penting bermanfaat. Mau pendek, mau panjang, yang penting semua terjalani dengan sebaik-baiknya. Pendek tidak berguna, atau panjang tidak berguna, tidak ada gunanya.

Ya namanya juga tidak berguna, kan tidak ada gunanya. Oke, mamahin terima kasih banyak. Sama-sama kak. Jadi poinnya adalah bagaimana kita kontribusi gitu ya. Berarti bukan masalah pendek atau panjang, tetapi kemuliaan itu sendiri yang menjadi prioritas utama.

Terima kasih.