Transcript for:
Pemikiran Divergen dan Konvergen

Intro Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua Shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya Salam Kebajikan Bapak dan Ibu, sekarang kita akan membahas mengenai berpikir kreatif Berpikir divergen dan berpikir konvergen. Dua istilah ini cukup sering ya kita jumpai dalam pembahasan kreativitas. Apa sih berpikir divergen dan konvergen itu? Berpikir divergen adalah kemampuan untuk memunculkan beragam alternatif pemecahan masalah.

Contohnya, apa saja sih manfaat kertas bekas? Bisa untuk bungkus gorengan, ganjal kaki meja, pengganti tisu saat membuang kotoran hidung, topi, kipas, bola mainan, dompet lipat, kertas baru setelah didaur ulang, rumah boneka, dan lain-lain. Sementara kebalikannya, berpikir konvergen adalah proses memunculkan satu atau sedikit kemungkinan solusi pada suatu masalah.

Contohnya mencari persamaan dari waktu dan rambut. Jawabannya adalah sama-sama bisa panjang maupun pendek. Nah, berpikir divergen dan konvergen ini sangat terlihat dalam pemecahan masalah secara kreatif.

Prosesnya begini, dalam memecahkan masalah secara tepat, sangat dibutuhkan logika untuk menganalisis dan mengevaluasi berbagai masalah. sebagai alternatif solusi. Ini berpikir konvergen.

Tapi sebelum tahap itu, perlu dimunculkan dulu nih alternatif solusi yang banyak dan beragam. Disinilah kita menggunakan kemampuan berpikir divergen. Makin tinggi kemampuan berpikir divergennya, makin kreatif solusinya.

Tapi jika dia tidak punya kemampuan berpikir konvergen, percuma saja kemampuan berpikir divergennya. Karena tetap tidak menghasilkan solusi kan? Jadi ada saat yang tepat untuk berpikir divergen dan ada saat yang tepat untuk berpikir konvergen. Saat berpikir divergen, ide perlu mengalir secara lancar tanpa kecemasan akan batasan tertentu. Sehingga ada keberanian untuk berpikir konvergen.

untuk memunculkan ide unik yang baru dan juga bisa fleksibel berpindah dari satu topik ke topik yang lainnya. Kata kuncinya adalah lancar, orisinal, fleksibel, dan elaborasi ide. Catat saja ide-ide apapun, seaneh apapun tampaknya.

Nah, jika dilakukan berkelompok, pemimpin kegiatan curah pendapat perlu menciptakan suasana agar seluruh ide bisa tercurah tanpa ada sensor di awal. Jadi saat ada ide muncul, beri respons seperti, Bagus, apa lagi ya? Wah menarik, bisa ditambah apa lagi?

Cakep, ada ide lain tidak? Supaya kita bisa punya tabungan ide lebih banyak lagi. Respon-respons seperti itu mendukung tambahan ide tanpa menyatakan bahwa ide sebelumnya itu kurang baik. Catat semua ide dan beri dukungan melalui ekspresi, perkataan, dan perbuatan. Itu adalah usaha menerapkan berpikir divergen.

Selanjutnya kita bahas tahap berpikir konvergen ya. Saat berpikir konvergen, kita mengevaluasi setiap alternatif menggunakan sejumlah kriteria untuk memilih alternatif yang paling cocok. Contohnya, IMA akan ulangan matematika dalam 3 hari ke depan. Ima punya beberapa ide untuk membantu dia belajar matematika.

Satu, mengikuti kelas tambahan yang diberikan oleh guru di sekolah. Dua, meminta waktu dari temannya yang paham matematika untuk berdiskusi bersama. Yang ketiga...

diskusi soal matematika di grup chat. Yang keempat, mengerjakan soal tambahan dari internet. Dan yang kelima, mengumpulkan video dari internet untuk topik matematika.

Nah, setelah mendapatkan beragam ide, D, baru masuk ke berpikir konvergen. Untuk memilih solusi, kriteria yang digunakan IMA ada dua. Satu, membutuhkan waktu paling sebentar, mengingat banyak tugas dari mata pelajaran yang lain ya. Dan kriteria kedua, bisa dilakukan di mana saja, sesegera mungkin.

Berdasarkan itu, alternatif yang paling tepat adalah diskusi soal matematika di grup chat, dan mengumpulkan video penyelesaian soal dari internet. Kedua, Keduanya memenuhi kriteria sebentar dan bisa di mana saja. Nah, apa yang terjadi kalau saat berpikir divergen terjadi gangguan oleh pemikiran konvergen?

Wah, ide-ide yang semula sudah hampir muncul di otak jadi bakal muncul nih, seperti tersensor gitu. Padahal bisa saja ide yang tidak jadi lahir itu adalah cikal bakal dari ide lain yang lebih brilian, seperti mutiara terpendam. Oleh karena itu, gunakan pemikiran divergen sebelumnya. sebanyak-banyaknya sebelum pindah ke tahap analisis dan evaluasi ide dengan pemikiran yang konvergen. Tip sederhana dari saya saat berpikir divergen, percayalah bahwa semua ada waktunya.

Jangan takut mengeluarkan ide buruk, karena saat ini semua ide adalah ide saja, tanpa ada penilaian baik ataupun penilai yang baik. pun buruk. Kalaupun ternyata ide awalnya kurang bagus, ya nanti ada waktunya kok untuk revisi.

Bisa menambahkan dan juga bisa memodifikasi ide itu. Jadi santai saja ya dan selamat mencoba.