Tanpa sepengetahuan sang ibu, ia memisah-misahkan korban dan membuangnya ke laut. Tapi entah mengapa, ia mengubur ke p*** sang korban di halaman belakang rumah. Hai, saya Iqbal.
Selamat datang di JB Story. Sebelum kita lanjut, saya akan bacakan dulu komentar salah satu dari kalian, yaitu dari Kak Waluyojar50. Bang Iqba, bener gak sih orang jahat itu adalah orang baik yang tersakiti? Pertanyaannya bagus banget ini.
Ada pepatah mengatakan, buah jeruk yang diperas tidak akan pernah mengeluarkan air tomat, yang keluar tetaplah air jeruk. Maksudnya apa? Nah menurut kalian apa itu maksudnya?
Tulis di kolom komentar ya. Dan saya selalu ingatkan bahwa kejadian yang akan saya ceritakan ini adalah kisah nyata, bukan film. Oleh sebab itu jangan lupa like, komen, dan share.
Tanpa banyak yang terjadi, langsung saja kita ke ceritanya dan selamat datang. Airbank California pada tanggal 18 Desember tahun 1948 lahir seorang bocah laki-laki bernama Edmund Emil Kemper III. Ia merupakan buah hati dari pasangan Edmund Emil Kemper Junior dan Carnell Elizabeth Stadberg Kemper.
Edmund tumbuh menjadi seorang anak yang sehat, kuat, tinggi, dan sangat pintar. Di sisi lain, ia juga dikenal sebagai anak yang nakal, keras kepala, temperamental, dan kerap berperilaku aneh. Sang bocah memiliki dua adik perempuan yang jarak usianya tidak terlalu jauh.
Kedua adiknya bernama Eileen Kemper dan Susan Kemper. Sebagai kakak, Edmund selalu bersikap jahil, tengil, dan suka mengajak adik-adiknya untuk melakukan permainan yang berbahaya. Bocah ini dibesarkan di dalam keluarga yang tidak harmonis dan menemui berbagai macam kesulitan. Ayahnya merupakan sosok yang keras, pecandu alkohol, dan seringkali bersikap kasar. Sang ibu juga merupakan pecandu alkohol dan menderita gangguan kepribadian.
Sebagai seorang veteran perang dunia kedua, Edmund Junior sang ayah tidak betah tinggal bersama. bersama istrinya yang aneh setelah pensiun dari dunia militer Edmund Junior bekerja sebagai tukang listrik yang sering melakukan perbaikan dari rumah ke rumah sementara itu klarnel sang istri suka marah-marah karena jatah uang yang diberikan suaminya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pada tahun 1957 Pak Sutri tersebut memutuskan untuk berpisah Edmund lalu diasuh oleh ibunya Sedangkan si ayah memilih untuk segera menikahi wanita lain karena tidak bisa hidup sendirian Tak lama berselang, Clarnell mengajak anak-anaknya pindah ke negara Montana Di sana mereka menempati sebuah rumah sederhana yang memiliki ruangan bawah tanah Di rumah yang baru, Edmond seringkali berkonflik dengan ibunya karena berbagai macam permasalahan. Clarnell pun senantiasa memarahi anak laki-lakinya. Ia bersikap kasar, cerewet dan suka menghina Edmond. Bahkan wanita itu sempat menyuruh sang bocah untuk tinggal di ruang bawah tanah seorang diri.
Clarnell sengaja mengurung Edmond di dalam sana karena ia khawatir jika sewaktu-waktu sang bocah berbuat buruk kepada adik-adiknya. Dalam kesahriannya, Edmond masih suka mengajak adik-adiknya untuk melakukan permainan yang aneh. Ia pernah meminta kedua adiknya untuk mengikatnya di sebuah kursi dan menyetrumnya dengan alat setrum mainan.
Setelah itu, Edmond akan berakting kesetrum terjungkal ke tanah kejang-kejang lalu berpura-pura sekarat. Tak hanya itu saja, sang kakak juga gemar bermain peran sebagai seorang penjahat yang suka menggigit si anak-anak. Kemudian Edmond akan memenggigit kepala. kepala boneka milik adik-adiknya di dalam benaknya bocah ini suka sekali mendengar bunyi letupan kecil saat kepala bonekanya mulai terpisah Edmond lalu memegangi rambut dari kepala boneka tersebut di momen inilah ia merasa terangsang dan sangat menikmati perbuatannya yang aneh karena hal tersebut sang ibu menjadi kerepotan karena harus membelikan boneka yang baru untuk kedua anak perempuannya perilaku nyeleneh Edmond semakin menjadi-jadi setelah ia melenyapkan kucing-kucing liar yang berkeliaran di sekitar rumahnya saat berusia 10 tahun bocah itu tak segan-segan untuk menemukan dan membedah perut kucing sesuka hatinya tiga tahun kemudian perilaku buruk Edmond tak kunjung meredah Ia semakin suka menangkap kucing-kucing lalu mengubur mereka Melihat hewan-hewan itu terluka dan tersiksa Edmund menjadi sangat gembira dan tertawa cekikikan Di sekolahnya bocah ini juga suka berbuat onar Ia suka sekali menguntit seorang guru wanita yang masih sangat muda Edmond mengamati guru tersebut dari kejauhan dan sangat ingin mencium sang guru Suatu ketika ia berkata Jika aku mau menciumnya maka aku harus melenyapkannya terlebih dahulu Perkataan tersebut tentu saja membuat semua teman-temannya bergidik ngeri Meski Edmond terdengar seperti sedang bercanda Clarnell pun menjadi semakin murka setelah mengetahui kebiasaan buruk putranya.
Ia lalu mengirimkan sang bocah untuk tinggal bersama kakek dan neneknya. Sang kakek bernama Edmund Emil Kemper Senior, sedangkan sang nenek bernama Maudie Hugie Kemper. Mereka memiliki bisnis pertenakan dan tinggal di sebuah pedesaan di North Fork, California. Tak jauh berbeda dengan Clarnell, sang nenek suka memarahi cucunya dan menghina-hina bocah tersebut.
Saat tinggal bersama kakek dan neneknya, Edmund lebih sering memperhatikan kegiatan sang kakek, terutama saat pria lansia ini berburu-burung. Si bocah mengamati dengan serius saat kakeknya meletuskan senpingnya ke arah burung-burung. Selain suka berburu, si kakek...
Kakek juga suka memelihara beberapa ekor burung di dalam sangkar. Suatu ketika, Edmond yang sedang iseng mulai berani mengambil sempi milik kakeknya untuk melenyapkan burung peliharaan. Sang kakek dan sang nenek pun menjadi marah besar karena cucunya telah berbuat lancang. Setelah kejadian ini, Edmond semakin sering menunjukkan perilaku nakalnya.
Ia suka membantah dan tidak mau membantu pekerjaan rumah. Nah, bocah itu juga masih sering menghabisi hewan. hewan-hewan di sekitarnya. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 27 Agustus tahun 1964, Edmond sedang bertengkar hebat dengan Maudie sang nenek. Bocah itu lalu meletuskan senpi kaliber 22 milik kakeknya ke arah sang nenek.
sang nenek yang sedang menyulam di meja ruang makan. Setelah melihat sang nenek yang tergeletak tak bernyawa dengan bersimbah bercak merah, Edmond menjadi panik. Ia lalu menunggu kedatangan kakeknya yang sedang pergi berbelanja dengan dengan menaiki mobil Edmond mengendap-endap kedekat garasi ia menantikan kakeknya yang baru pulang dan hendak keluar dari mobilnya sesaat setelah si kakek memarkirkan kendaraannya dan pintu mobil terbuka Edmond segera meletuskan sempinya sang kakek pun meninggoy saat itu juga Setelah melakukan aksi kejinya, Edmond menyembunyikan tubuh kakek dan neneknya di dalam suatu ruangan. Kemudian ia menelpon sang ibu dan mengakui semua perbuatan buruknya.
Dalam sambungan telepon, Edmond mengatakan bahwa ia sengaja menghabisi si nenek untuk mengetahui bagaimana sensasinya. Bocah ini juga mengakui bahwa ia harus melenyapkan si kakek agar pria itu tidak perlu mengetahui tentang istrinya yang sudah meninggoy terlebih dahulu. Selain itu, Edmond juga menyebutkan bahwa si kakek sudah pikun dan si nenek suka menyiksanya Larnel pun sangat tercengang setelah mendengar pengakuan putranya Ia kemudian segera menelpon polisi untuk menangkap sang bocah Tak lama berserang, Edmond dibawa ke California Yacht Authority untuk diintrogasi dan menjalani berbagai macam tes terutama tes IQ Berdasarkan hasil tes tersebut Bocah itu diketahui sedang menderita skizofrenia paranoid dan hasil IQ-nya menunjukkan skor 145. Edmond disebut-sebut sebagai remaja yang sangat cerdas tetapi agak sedikit gila atau kurang waras.
Ia lalu dikirim ke rumah sakit negara bagian atas Skadero sebagai narapi dan remaja untuk menjalani terapi skiatris. Selama menjalani perawatan, Edmond bersikap baik, hangat dan ramah kepada siapa saja termasuk kepada para dokter Melihat hal ini beberapa tenaga medis justru menjadi khawatir dan curiga Sebab Edmond memiliki kecerdasan di atas rata-rata Bisa saja, Sam Bocah pandai berkamuflase dan mudah menyesuaikan diri dengan siapa saja situasi yang baru. Tak hanya bersikap baik, Edmond juga suka mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh para dokter dan psikiater.
Ia juga suka mengawasi gerak-gerik pasien lainnya serta orang-orang asing yang berlalu-lalang di rumah sakit. Lama kelamaan, Edmond sangat hafal dengan penegakan diagnosis, obat-obatan psikiatris, dan jadwal janji temu setiap dokter dengan pasiennya. Berkat kecerdasannya, orang-orang pun menjadi sangat takjub dengan Edmond. Kepada dokter yang merawatnya, bocah itu mengaku sudah tidak gila dan bisa membantu mengerjakan apa saja yang dibutuhkan oleh si dokter.
Dokter itu pun menjadi sangat penasaran dan memberikan tanggung jawab kecil kepada Edmond. Sam, sang yang bocah diberi tugas untuk mengingatkan si dokter terkait jadwal janji temu. Ia juga ditugaskan untuk mengamati perkembangan pasien lain dari kejauhan. Tak hanya itu saja, Edmond juga disuruh melapor apabila ada pasien yang mengkhawatirkan atau mengancam lingkungan sekitarnya. Pada tahun 1969, dengan segala bujuk rayunya, Edmond mampu meyakinkan si dokter agar ia bisa segera dibebaskan dari rumah sakit tahanan.
Pria itu pun bisa terbebas dan menghirup udara segar di usianya yang ke-21 tahun. Sang dokter lalu menyarankan agar agar Edmund mencari tempat tinggal yang lain dan tidak berkunjung ke rumah ibunya. Namun si pemuda justru mencari keberadaan sang ibu yang sedang tinggal di Santa Cruz, California. Ternyata, klarnel sang ibu baru saja berpisah dari suami.
ketiganya. Dan saat ini ia sedang bekerja di bagian administrasi di University of California. Edmond pun dapat menemukan ibunya dan memutuskan untuk tinggal bersama. Pria itu lalu mengikuti ujian paket untuk memperoleh ijazah layaknya sekolah formal. Kemudian Edmond mendaftarkan diri untuk berkuliah di Community College di California.
Setelah lulus, ia melamar ke berbagai macam pekerjaan kasar. Edmond juga sempat mendaftar Terserahkan diri ke Departemen Kepolisian Negara Bagian namun selalu gagal. Biasanya Edmond ditolak oleh instansi karena tinggi badannya yang melampaui standar. Sebagai pria dewasa, kala itu Edmond memiliki tinggi badan 196 cm dan berat badan 135 kg. Ia pun menjadi sosok seperti raksasa yang dijuluki Big Ed oleh para calon polisi yang menjadi rekan-rekannya.
Teman-teman Edmond banyak yang lolos dan bisa bekerja sebagai polisi tapi tidak dengannya. Meskipun begitu, Ia selalu berusaha merawat pertemanannya dengan baik Edmond pun terbiasa bergaul bersama rekan-rekan polisi Bahkan seorang teman meminjamkan senpi dan borgolnya kepada Edmond Dan mempersilahkannya untuk mencoba benda itu Saking baiknya, seorang teman yang lain juga meminjamkan mobil patrolinya untuk Edmond. Mereka bersikap baik untuk menghibur pemuda itu yang selalu gagal dites kepolisian. Rekan-rekannya sangat mengerti tentang perasaan Edmond yang seringkali didiskriminasi hanya karena tinggi badannya.
Tak lama berselang pada tahun 1971, Edmund segera move on dan diterima bekerja di Departemen Transportasi. Ia bertugas mengawasi keadaan jalan tol dengan mengendarai sepeda motor dinas. Suatu ketika, pria itu mengalami kecelakaan karena ditabrak oleh seorang pengemudi mobil.
Akibat kecelakaan tersebut, lengan Edmund terluka parah dan ia pun menerima ganti rugi sebesar 15.000 USD. atau setara dengan 243 juta rupiah setelah sembuh dari sakitnya. Pria itu membeli mobil baru dari uang ganti rugi tersebut Kini Edmond menggunakan mobilnya saat bertugas di jalan raya Ia juga berniat menggunakan mobil itu untuk memberikan tumpangan kepada para gadis Sebagai pria dewasa yang cenderung pendiam dan tak kunjung punya kenalan Edmond sangat ingin berkomunikasi dengan lawan jenisnya Seiring berjalannya waktu, pria itu telah memberikan tumpangan kepada seratus orang wanita.
Namun ia tidak berhasil memikat mereka dan membiarkan para wanita pergi meninggalkan mobilnya begitu saja. Melihat situasi ini, Edmond menjadi sangat gemas dan pikirannya mulai ngelantur kemana-mana. Entah apa yang ada di pikirannya, ia justru berniat meningkatkan keamanan mobilnya. mobilnya dengan membawa Senpi, Sajam, dan Borgo.
Suatu ketika, Edmond melihat dua mahasiswi cantik berusia 18 tahun yang nampaknya sedang membutuhkan tumpangan. Mereka bernama Mary Ann dan Anita Luchesa. Si pria pun menjadi sangat bergairah saat melihat dua mahasiswi tersebut. Mary dan Anita awalnya merasa sangat nyaman karena mereka bisa menumpang di mobil milik pria bertubuh tinggi besar dan tegap.
Mary dan Anita Anitta awalnya merasa sangat nyaman karena mereka bisa menumpang di mobil milik pria bertubuh tinggi besar dan tegap. Dan ketika hendak mengantar keduanya ke tempat tujuan, sempat terlintas di pikiran sang pria untuk melakukan sesuatu yang ekstrem. Kala itu Edmund pun menikmati dua penumpangnya secara bergantian.
Ia lalu membawa tubuh para korban ke apartemen pribadinya yang terletak di Alameda. Edmund kemudian memperkaos mereka di sana. Sebenarnya saat dalam perjalanan ke Alameda, mobil Edmund sempat dihentikan oleh seorang perempuan. Polisi lalu lintas karena lampu belakangnya pecah Akan tetapi Polisi itu tidak melakukan penggeledahan Ataupun pemeriksaan Sehingga Edmond bisa lolos dan berhasil pulang Ke rumahnya tanpa hambatan Untuk menyamarkan jejaknya Pria ini memisahkan bagian tubuh para korbannya Ia lalu mengemas bagian-bagian tubuh tersebut ke dalam kantong plastik Edmond bahkan sempat menyimpan kakak beserta tangan Mary dan Anita di apartemennya Ia kemudian memutuskan untuk membuang bagian-bagian tersebut ke suatu jurang yang terletak di dekat gunung Loma Prieta Pada tanggal 15 Agustus tahun 1972 Pihak kepolisian berhasil menemukan kepala Mary Namun bagian tubuhan wanita tidak pernah ditemukan.
Di momen ini, pihak kepolisian belum mengetahui siapa pelaku sebenarnya. Lalu, masih di tahun yang sama, tepatnya pada tanggal 14 September 1972, Edmond kembali menawarkan tumpangan kepada seorang gadis 15 tahun bernama Aiko. Kebetulan saja, sang gadis ketinggalan bus terakhir yang bisa mengantarkannya ke kelas dansa.
Ketika melihat si gadis, Edmond tak hanya tertarik secara seksual tapi ia juga sangat ingin merasakan sensasi melakukan tindakan penghilangan nyawa. Pria itu pun bergumam. Satu sisi dari diriku berkata, wah gadis ini menarik sekali, aku sangat ingin berkencan dengannya. Tetapi sisi diriku yang lain berkata, aku ingin tahu bagaimana jadinya jika kakaknya ditusuk dengan tongkat.
Setelah menghabisi Aiko, Edmond pergi ke sebuah bar yang bernama Jewelry Room untuk nongkrong bersama teman-temannya yang merupakan anggota polisi. Sang pria dan rekan-rekannya terbiasa saling mentraktir bir satu sama lain dan menjadi sangat akrab dari waktu ke waktu. Ketika bercengkrama dengan teman-teman polisinya, Edmond sangat ingin mengetahui berita terbaru termasuk terkait spekulasi penemuan tubuh wanita yang mungkin saja sudah terkuat.
Mereka beli saya bir, saya beli mereka bir. Perhubungan kasual. Tapi saya sedang berpukul sedikit, mencoba untuk mencari beberapa hal.
Saya tahu mereka tidak akan terburu-buru dengan informasi panas, tapi ada beberapa hal yang mengecewakan saya, seperti apakah ada spekulasi tentang bagaimana mereka meninggal. Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada Januari 1973, Edmund kembali menjemput seorang gadis bernama Cindy Skoll. Gadis itu pun meninggoy di dalam mobil si pria setelah menerima serangan berupa lontaran timah panas.
Edmund lalu membawa tubuh Cindy ke rumah ibunya dan menyembunyikan sang korban di sana. Tanpa sepengetahuan sang ibu, ia memisah-misahkan tubuh Cindy dan membuangnya ke laut. Namun yang tampak aneh adalah, terdapat seorang gadis yang berada di dalam mobil.
Ternyata Edmund mengubur kep... sang korban di halaman belakang rumah. Ia membenamkan kep... gadis itu di sebuah titik yang menghadap langsung ke kamar Clarnell.
Menurut Edmund, semasa hidupnya sang ibu selalu membutuhkan penghormatan dari orang lain. Pria itu pun menginginkan agar mendiang Cindy seolah-olah hormat kepada ibunya. Pada tanggal 5 Februari tahun 1973, Edmond memanfaatkan jabatan ibunya di kampus setempat. Ia pun meminta stiker parkir resmi dari kampus tersebut agar bisa bebas keluar masuk dari sana. Pria itu lalu menawarkan tumpangan kepada dua mahasiswi yang bernama Rosaline Torpy dan Alice Liu.
Setelah keduanya masuk ke dalam perangkap, Edmund meletuskan senpinya hingga mereka meninggoy. Kemudian ia menyimpan tubuh Rosaline dan Alice di dalam bagasi dan melewati pos keamanan kampus dengan sangat tenang. Setibanya di apartemen, Edmund memenggal kepala. para gadis dan memisah-misahkan tubuh mereka. Tak hanya itu saja, ia juga membedah ke Rosalind dan Alice untuk mengeluarkan timah panas yang bersarang di sana.
Setelah puas menuntaskan hasratnya, Edmund lalu membuang bagian-bagian tubuh para korban di tempat yang berbeda-beda. Pada tanggal 20 April tahun 1973, Edmund kembali melakukan tindak penghilangan nyawa untuk sekian kalinya. Di hari Jumat Agung, ia berkunjung ke rumah ibunya seperti tahun-tahun sebelumnya.
Namun tanpa disangka-sangka, Edmund dan Clarnell justru terlibat ke dalam sebuah pertengkaran yang sangat hebat. Setelah sang ibu tertidur pulas di ranjangnya, pria itu menyerang ibunya dengan sebuah palu. Edman menghantamkan benda tersebut ke bagian kepala sang ibu secara membabi buta. Tak berhenti di situ saja, ia juga menggerok lehernya.
ibunya hingga nyaris terpenggal Edmond lalu memisah-misahkan tubuh sang ibu termasuk memisahkan kep dari badannya setelah itu ia melecehkan kep ibunya dan mencabut gigi-giginya Edmond juga bercelote sambil meneriaki kepala sang ibu hampir satu jam lamanya. Kemudian ia memotong lidah Clarnel lalu membuangnya ke dalam Wastafel. Tetapi Wastafel tidak bisa menghilangkan lidah tersebut dan justru memuntahkan kembali bagian tubuh itu.
Edmund lalu mengambil lidah ibunya dan membuangnya ke tempat sampah. Ia melakukan semua ini untuk balas dendam karena mulut ibunya suka berkata-kata pedas dan selalu saja memojokkan dirinya. Nah, bahkan semasa hidup sang ibu pernah berkata-kata Kata, Edmond dasaran tidak berguna, mana mungkin ada wanita yang menyukainmu. Kamu seperti raksasa yang bodoh dan tidak layak hidup di dunia ini. Aku sungguh malu mempunyai anak sepertimu.
Kata-kata itu sangat membekas di dalam benak Edmond dan ia pun sangat merasa sakit hati. Setelah mencabut gigi dan lidah ibunya, pria itu lalu menancapkan keplarnel di papan panahan. Ia menjadikan bagian tubuh tersebut sebagai titik sasaran. Edmond Pria ini menjadi sangat puas karena bisa melampiaskan amarahnya dengan bebas dan berhasil menghabisi ibunya yang cerewet.
Edmund lalu mengemas bagian-bagian tubuh ibunya menggunakan spray dan selimut. Kemudian ia menelpon seorang wanita bernama Sally Hallett yang merupakan sahabat karib sang ibu. Edmund mengundang wanita itu untuk segera mengunjungi ibunya sebab telah terjadi sesuatu yang sangat darurat. Tanpa berpikir panjang, Sally segera bergegas ke rumah Clarnell karena sangat mengharuskan. mengkhawatirkan wanita itu.
Sesampainya di sana, entah apa yang merasukinya, Edmond langsung menyergap dan mengkseli hingga sang wanita mengembuskan nafas terakhirnya. Pria muda itu lalu menyimpan tubuh sahabat ibunya di dalam sebuah lemari. Ternyata ia melakukan ini semua karena sempat berpikir untuk mengarang cerita tentang sang ibu yang sedang diajak liburan oleh Sally. Keesokan harinya, Edmond bergegas kabur ke wilayah Pueblo di Colorado. dengan menaiki mobil milik sahabat sang ibu.
Di sana ia mencoba bersembunyi dan memantau perkembangan media lokal. Edmond juga selalu membaca koran, mendengarkan radio, dan menonton televisi. Ia sangat berharap tubuh sang ibu dan Sally bisa segera ditemukan polisi.
Edmond juga bersedia ditangkap dan berani bertanggung jawab atas perbuatannya. Namun hari demi hari telah berlalu pihak kepolisian tak kunjung menangkap pria raksasa tersebut. Di media manapun juga tidak ada pemberitaan perihal tubuh sang ibu. Melihat hal ini Edmond pun menjadi sangat kecewa karena perbuatannya tidak tercium polisi.
Kemudian pada tanggal 23 April tahun 1973, Edmond menelpon pihak kepolisian Santa Cruz untuk mengakui semua perbuatannya. Dalam sambungan telepon, para polisi tidak mempercayai perkataan pria yang sering mereka sebut dengan panggilan Big Ed. Rekan-rekan polisi ini menganggap bahwa Edmond hanya bercanda. Selama ini mereka memang mengenal pria itu sebagai sosok tinggi besar yang ramah, berhati lembut dan peduli kepada rekan-rekannya.
Namun tak lama berselang, pihak berwajib menyadari bahwa pengakuan Edmund merupakan sebuah kebenaran. Mereka lalu menugaskan dua orang detektif untuk menangkap pria itu di kediamannya. Seorang detektif sempat merasa khawatir. karena ia mempunyai tubuh yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan Edmund. Akan tetapi, sang detektif bertekad untuk bertindak profesional dan meyakini kemampuannya yang sudah terlatih selama bertahun-tahun.
Detektif itu pun... pun menyusun strategi khusus mengingat Edmond telah menunjukkan kegilaan yang sangat mengkhawatirkan. Sang detektif dan rekannya terlebih dahulu memancing si pria raksasa untuk keluar rumah dan menyerahkan sampingnya.
Kala itu, dua orang detektif melihat mobil Edmond yang sedang terparkir di halaman rumah ibunya. Tak lama berselang, Edmond muncul dari belakang mobilnya. Seorang detektif lalu bergegas memborgol pria itu dengan sangat sigap.
Sang detektif kemudian kemudian merayap ke atas dinding dan masuk ke dalam rumah melalui jendela kecil yang tidak terkunci. Detektif itu bertekad untuk menemukan dan mengevakuasi Clarnell beserta Sally. Di sisi lain, Edmund segera dibawa ke kantor polisi untuk keperluan interogasi. Di momen tersebut, pria itu memberitahu petugas terkait di mana tempat pembuangan para korbannya.
Enam bulan setelah penangkapan ini, persidangan atas kasus Edmond pun digelar di pengadilan Santa Cruz County. Ia didakwa dengan 8 kali tuduhan penghilang nyawa tingkat pertama. Pria itu pun terbukti bersalah dan menerima hukuman seberat-beratnya.
Edmond lalu meminta agar ia diberi hukuman matot. Di momen ini ia berkata, Saya mulai merasakan kebodohan demi kebodohan dari semua hal terkutuk ini. Saya sudah berada di titik terlelah.
Saya hentuk pingsan karena mengingat perbuatan buruk saya. Setelah itu, ketua hakim justru menjatuhkan hukuman 8 kali penjara. penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat hingga saat ini Edmond yang sudah berusia 95 tahun masih mendekam di penjara California Medical Facility di Fasafili selama di penjara pria tersebut sempat melakukan pencobaan bundir selama dua kali namun usahanya selalu gagal pada akhirnya Edmond menjalani masa tahanan dengan lebih tenang dan berhasil meraih reputasi sebagai narapidana keladan Edmond juga sempat diwawancarai oleh oleh pihak FBI untuk membahas kejahatannya yang keji dan apa motif dibalik semua peristiwa tersebut.
Sidang lanjutan untuk Edmond kabarnya akan dilakukan pada tahun 2031. Kini si pria Lansia mengaku merasa senang dan bahagia karena bisa hidup damai di dalam penjara. Dari kasus ini kita bisa belajar, trauma di masa lalu ditambah kecerdasan tanpa empati dan kegelapan batin dapat menciptakan kehancuran yang tak terbayangkan. Pada akhirnya, monster terbesar dan paling mengerikan bisa berasal dari wajah yang tenang namun dengan jiwa yang telah rusak.
Oleh sebab itu tak bosan-bosannya kami mengingatkan tetaplah menjadi orang yang baik, tetap waspada, tetap semangat dan jangan lupa skill cap. Saya Iqbal, sampai jumpa di video berikutnya. Bye.
Ter