Oke teman-teman, terima kasih sudah datang di hari Sabtu yang seharusnya bisa kalian pakai untuk jalan, yang kalian pakai untuk nonton. Lagi ada film bagus apa sekarang? Jumbo. Dari sebelum lebaran. Gue bilang sekarang.
Tapi emang bagus Jumbo. Ada yang belum nonton Jumbo? Belum mas.
Nonton sekarang, habis ini nonton sekarang. Biar kalah KKN Desa Penari. Masa itu film terlaris? Yang belum nonton Jumbo lagi ada? Ya Allah, kenapa?
Ada trauma dengan yang gendut-gendut? Dari semester 4 sampai semester 6 ya? Berarti pengantar ilmu ekonomi, mikro-makro udah belajar dong?
Sudah beneran? Yaudah gue tanya kalau kayak gitu. FFF Gue mulai dari Askan Nur Sultan Aku tansi Mikroekonomi itu apa Askan? si konsumsi rumah tangga kenapa lu ragu lu bener loh tepuk tangan lu buat askan tapi mungkin perlu ditajamin sedikit diatas ekspetasi gua berarti itu buruk dong kalo diatas ekspetasi lu jangan seneng berarti gua salah ternyata lu bisa nah buat setelah askan hazem Makro apa, Zem?
Makro itu bicara general, seluruhnya. Secara luas. Oke. Lebih spesifik lagi?
Lebih spesifik. Oke. Tepuk tangan dong. Nah, pertanyaan terakhir buat Shelly Elvidiana Salohan Simamora. Ya.
Apa dasar ilmu ekonomi? Kenapa ilmu ekonomi itu bisa ada? Ilmu ekonomi adalah menjari kegunaan setiap pagi itu pasti kan itu juga dasarnya untuk ilmu ekonomi untuk kebutuhan persaadahan Oke Hai adalah yang ada yang lain yang inisiatif untuk menjawab apa dasarnya kita belajar ilmu ekonomi Hai Yari yo yo Hai sedikitnya saya tambahin kenapa juga itu harus ada karena dua jari suatu hal dengan mudah yang terbatas Oke oke menarik enggak salah enggak salah juga CL saya Hah?
Kok jadi Elsa-Elsa, Mas? Do you wanna build so many? Oke, ada lagi, ada lagi, ada lagi.
Yang mau memahami, yang mau mencoba untuk menjawab apa dasar kenapa ilmu ekonomi itu diciptakan, teman-teman. Gue ngomong ini beberapa hari yang lalu, kok. Ada yang gak follow instagram gue?
Kalau gak follow keluar. Ada lagi? Ayo dong. Ini enak loh.
Kelasnya gak ada nilai. Gak ada penilaian aktivitas. Gak ada PR.
Gak ada beban apapun. Jadi kalau kalian sudah meluangkan. Ini pilihan kalian kan ada disini di Sabtu kan? Ya gak? Bukan kewajiban dosen kalian nyuruh kalian disini.
Jadi ayo dong. Ya, siapa tadi namanya? Hazim Hazim, Hazim Makarim? Oh itu Nadim, oke oke oke DC ya? Oh itu Sajab, sorry Ya Hazim yuk Ya, mau-mau Kita dulu Kita pake geologi Kalau misalnya geologi aja nih Jadi dipuat Hai Rizal ya bener-bener bener-bener enggak papa enggak salah Azim ada lagi satu lagi Hai satu dua tiga Mbak Mbak Mbak Mbak Mbak Mbak Mbak Mbak Mbak siapa nah yang enggak kelihatan dari saya Mbak yang itu buat diputihkan aja siapa namanya Liza Halizah apa?
Halizah? Artinya? Gak tau. Nah itu PR pertama itu.
Tanya, tanya, tanya. Yuk, Halizah apa? Astagfirullahaladzim. Iya, kenapa ilmu ekonomi itu ada?
kita juga butuh konsumsi itu ada ada juga kebutuhan jadi kebutuhan bisa dilakukan dengan transaksi nah transaksi itu dasarnya bisa digunakan dari ilmu ekonomi oke tepuk tangan dong untuk teman-teman Sekarang, mari kita berarti kita belajar dari paling dasar banget. Oke, kita belajar dari kenapa kita harus belajar ilmu ekonomi dan kenapa ekonomi itu menyenangkan sebenarnya. Tapi pengajar kita membuat ekonomi itu jadi monster yang sulit dan sesuatu yang sulit kita terima di kepala kita.
kita sendiri. Padahal kalau kita bisa pelajari, nggak menjamin kita bisa jadi kaya. Tapi kalau kita nongkrong di warkop nih, ya asik lah. Bisa gitu ngomong enak.
Tanpa dianggap sotoy gitu. Atau annoying gitu. Lo tau nggak sih orang sotoy?
Kosong tapi banyak betul omongnya. Iya kan? Semua dari kita pasti pernah ketemu orang itu.
Ya Allah. Dan kita menghindari untuk jadi orang seperti itu. Iya belajar ilmu ekonomi. Gitu. Ada yang nebak umur gue berapa?
27? 38? Wah, penjenaan. Ketuaan, bos. 34 tahun.
Iya, dibilang anak muda juga. Enggak, dibilang orang tua. Jadi gini, intermezzo ya. Ekonomi. Dari semua penjelasan teman-teman, kita simpulkan dengan satu kata.
Ekonomi itu berasal dari skar. Siti, keterbatasan. Ini dasar kenapa ilmu ekonomi itu tercipta. Karena manusia memiliki yang namanya keterbatasan. Karena sumber daya itu terbatas teman-teman, tapi kebutuhan manusia itu tidak.
Oh iya kan ini terbatas nih kan. Kebutuhan manusia itu tidak, oh nggak bisa sampai sini ya. Ini kebutuhan kita bertambah, bertambah, bertambah, bertambah, bertambah, bertambah, bertambah, bertambah.
Sementara ini segitu-segitu aja, maka lahirlah yang namanya ilmu ekonomi. Supaya kebutuhan kita yang terus meningkat ini, itu bisa terakomodir dengan sumber daya yang semakin terbatas ini. Nah untuk itulah orang mempelajari yang namanya ilmu ekonomi.
Pertanyaannya, bisakah keterbatasan diatasi? Ada yang mau jawab? Menurut saya, siapa namanya? Aziz.
Aziz, oke. Menurut saya, batasan itu tidak bisa secara, kalau kita kemana-mana, itu nggak bisa diatasnya atau gimana, tapi lebih bisa di prevent, atau lebih ke apa ya? Hai ke-3 sinyal atau lebih nyicil lagi di barat kita misalkan punya duit 100 tapi ujung-ujungkan akan habis itu kalau misalkan kita nggak ada pendapatan yang dimana kebatasan ini kan ada merayakan berdaya manusia itu mungkin dari sisi berdaya alam ya selama-kelamaan gitu kita akan habis makanya sekarang pun banyak kalau energi atau bahkan yang dicari secara Oke Hai eh cara jatah panjang atau nanti gitu itu akan tetap habis Oke menarik jawabannya bisa deh mau nyoba Hai nah gue tanya ke lu Zis semisalnya gue Timothy Ronald nih ya kan eh goblok lu ya gitu kira-kira nah gue Timothy Ronald butuh satu terlihat berarti keterbatasan udah hilang loh duit udah satu terlihat bener atau enggak Bapak, tadi apa pertanyaan?
Kan orang sering bilang keterbatasan itu, misalnya lo cuma punya duit 1 juta nih, sementara lo pengen Yiji misalnya atau Air Jordan, tapi lo pengen juga nonton konser. Nah kalau misalnya gue punya 1 triliun, berarti keterbatasan gue udah nggak ada dong? Salah. Karena gue tetap...
Tetap nggak akan ada di dua tempat bersamaan. Tetap aja gue akan membuat sebuah pilihan. Karena gue nggak bisa ngulangin waktu. Karena gue pernah nuduh temen gue salah nih. Udah terjadi temen gue sakit hati.
Mau gue sekaya apapun, gue nggak akan bisa pernah mundur ke masa lalu. Itu juga bentuk keterbatasan. Gue merasa tidak happy walaupun mobil gue McLaren misalnya. Itu keterbatasan.
Atau gue ngerasa tidur gue kurang misalnya setelah gue bekerja, itu keterbatasan. Kita nggak bisa ada di tempat yang sama di waktu yang bersamaan. Kita nggak bisa mendengar musik yang sama di waktu yang bersamaan. Kita tidak bisa mencintai orang yang sama di waktu yang bersamaan. Nggak, itu ini.
Ya, beberapa orang melakukan pembendaran atas itu. Ya, itulah bentuk sebuah keterbatasan. Jadi, yang namanya scarcity ini, itu bukan sesuatu yang dihilangkan, teman-teman.
Tapi itulah keadaan yang secara natural hidup selama manusia masih memiliki kebutuhan dan nggak perlu ditakuti. Justru scarcity ini akhirnya membuat kita terus bertahan hidup dan berevolusi jadi sapien seperti sekarang yang penuh dengan produktivitas dan inovasi. Gitu. Jadi namanya scarcity itu bukan untuk dihilangkan ya, tapi dihadapi.
Itulah yang membuat manusia terus tumbuh. Nah, kalian belajar ekonomi awal kuliah kayak gini nggak? Enggak, langsung dibacain bukunya aja Itulah kenapa gue bikin istri Udah di foto belum?
Jangan pura-pura nyatat kalian Udah catat ya Sampai sini ada pertanyaan? Gak apa-apa pertanyaan yang kritis bagus Sebodo-bodoyan pertanyaan itu lebih baik daripada tidak bertanya loh teman-teman Karena mindset bertanya itu tanda ketidakmampuan. Ketidakmampuan adalah hal yang memalukan, itu sesuatu yang salah.
Sebenarnya kita memilih untuk diam dan jadilah Indonesia seperti sekarang. Ya kan? Kalau kata Wapres itu giliran kita.
Hidup Jokowi. Ayo bertanya yuk. Ini dasar banget nih. Ayo, yuk.
Mungkin mau tanya soal... ...ilmu ekonomi itu ada untuk banyaknya keinginan-keinginan dan kelembaban. Nah, kalau sebenarnya tetap batasan-batasan yang membuat, atau mungkin kelangkaan-kelangkaan yang membuat ilmu ekonomi itu ada, dan seandainya kelangkaan itu sudah habis, ilmu ekonomi bakal tetap ada. Enggak, kelangkaan itu nggak akan pernah habis, akan ada kelangkaan baru lain. Jadi gini, itu satu.
Kedua, itu baru tidak berlaku lagi kalau manusianya yang habis. Karena dasarnya kebutuhan. Make sense? Iya kan? Dia itu nggak pernah berarti buat lu.
Kalau dari awal lu nggak sayang. Jadi jangan sayang. Iya lagi. Oke, bagus.
Pertanyaan bagus. Ada lagi? Yap.
Tadi kan saya bilang, kalau misalnya kelam-kelaman itu, apa sih ada kelam-kelaman? Itu udah mempasti dunianya tau, emang bangisnya itu yang effort ya buat nyari kelangkaan baru? Sampai saat ini itulah yang terjadi.
Apa hal yang menurut lu dulu gak langka? Kelangkaan itu pasti ada, barangnya yang pasti habis. Berbeda loh. Jadi akan ada kelangkaan baru.
Hari ini air minum apakah langka menurut kita? Enggak. Ya coba kalian ke Zimbabwe sana.
Atau kalian ke Kungung. atau ke daerah Afrika sana, itu sudah jadi barang rangka. Apakah itu bisa jadi barang rangka di kehidupan kita nantinya?
Sangat bisa. Manusia, bahkan manusia itself gitu. Kalau kalian ke Jepang, ke daerah-daerah yang bukan pada penduduknya ya, ke Pulau Hokkaido lah misalnya, ke daerah-daerah itu, yang paling sulit ditemukan itu manusia.
Karena semakin sedikit kan. Akhirnya karena manusia termasuk faktor produksi, ya ekonomi nggak tumbuh. Makanya gue pernah bilang di UGM, Thanos itu nggak belajar ilmu ekonomi, makanya dia bikin kayak gitu.
Coba dia belajar kayak gitu. Nggak akan tuh dia balance. Resesi, bos. Manusianya hilang setengah. Sumber daya nggak segitu banyak.
Padahal manusia itu adalah faktor produksi itu sendiri. Jadi nggak mungkin. Selama ini ya itulah yang terjadi. Kecuali...
Matahari terbit dari barat. Nah, itu beda lagi. Oke, ada lagi?
Iya? Ada cara gak sih untuk menghadapi kelamkannya cukup sebut? Oke, ini pertanyaan menarik karena bridging ke pembahasan selanjutnya.
Menghadapi scarcity, teman-teman. Ada tiga poin dalam menghadapi scarcity. Yang selama ini dilakukan peradaban umat manusia. Pertama, itu efisiensi. Nanti kita kasih contohnya masing-masing.
Kedua, inovasi dan teknologi. Ketiga, prioritas. Gue tuh disleksia ringan betul-betul. Jadi kadang tuh nulis kebalik-balik kayak gini. Jadi mohon maaf.
Tapi pengennya nulis ya. Itu lah orang nggak tau diri kan. Nah ini.
Tiga hal inilah cara manusia menghadapi yang namanya kelangkaan atau skarsis. Pertama efisiensi, inovasi. Ketiga skala prioritas.
Efisiensi misalnya, ketika lo tau air ini langka. Inilah air lo terakhir untuk hidup. Ketika air ini habis, maka kehidupan lo akan habis. Nggak mungkin kan lo minumnya?
Betul. Ketika itu sudah semakin kering, oh udah nggak tahan, baru lo minum. Karena lo harus bener-bener efisien mempertahankan nyawa lo untuk bertahan. Nah, kedua, inovasi dan teknologi.
Akhirnya karena lo tahu nyawa lo tinggal segini, Lo try to create something, mesin pembuat air yang bisa menduplikasi ini. Artinya apa? Artinya lo punya 4 botol.
Hidup ini jadi lebih panjang, ya kan? Nah, dalam konteks yang lain bisa dilihat. Dulu, handphone itu barang yang sangat mahal, teman-teman.
Kenapa barang ini bisa jadi murah? Karena teknologi membuat harga produksi itu jauh lebih murah. Sehingga lebih banyak, semakin banyak barang itu bisa diproduksi, maka harga akan semakin terkendali, stabil. EV, yang baru-baru ini, baru-baru inilah fenomena baru yang ada dalam kehidupan masyarakat kita.
EV, mobil listrik. Tahun 2019, jangan jauh-jauh. 2019 kalian udah lahir kan?
Ya, 2019 ngeliat EV itu, wadaw. Ini pasti Tesla nih, pasti MMA. Sekarang ada yang dijual 90 juta dari Vietnam.
Itulah teknologi. Nah, terakhir, skala prioritas. Inilah yang masuk dalam kehidupan kita sehari-hari.
Misalnya lo punya 2-3 juta. Misalnya lo punya, nah ini juga akan kita bicarakan di Opportunity Kose. Misalnya lo punya 2-3 juta.
Satu, lo beli sepatu yang lo sukain banget. Apa sepatu yang paling bagus sekarang? Ada yang suka sepatu di sini? Atau jersey, jersey Ori lah.
Jersey Ori apa yang paling pengen lo beli? Emas? MU. Susah gue kalau kasih contoh itu tuh susah. Harganya inelastis.
MU, MU apa? MU tahun berapa? Pemainnya siapa?
Gue kira lo bakal jawab Kantona gitu ya kan atau Dennis Irwin gitu Baru Ronaldo Selisih umur kalian sama gue berapa sih? Gue tuh ngerasa gue udah gede waktu Ronaldo di MU tuh Oke lah Ronaldo, Ronaldo tahun 2008 berarti sponsornya AIG ya kalo gak salah ya AIG Itu champion terakhir MU ya 2008 Penalti pula, untung gak ada jantanewi Nah, lo harga jersey itu berapa? Mas siapa namanya? Mas Halman, harga jersey itu berapa kira-kira di pasar? Ada yang tau gak?
Bisa 400? Oh murah betul, karena MU ya? Masa 400 sih? MU sih MU, tapi 500 lah. Katakan, mungkin gak kalau harganya 2 juta gitu?
Enggak, enggak. MU ya? Oh iya.
Oke lah, kita bulatin 2 juta harganya gitu kan. lu punya duit 2 juta, tapi 2 juta lagi lu butuh nih karena lu mau bayar SKS kuliah, mana yang lu pilih? jelas SKS jelas SKS, nah itulah yang namanya skala prioritas nanti kita masih pakai contoh yang sama oke gimana mbak Elsa Shirley mbak Lily, oke Kok gue ingatnya Frozen ya? Do you wanna build a small man?
Oke, ini pertanyaan bagus dari Mbak Lili. Gimana, masih ada yang kurang? Udah?
Nah, inilah cara manusia menghadapi namanya scarcity. Oke, ada yang nonton One Piece disini? Ada yang nonton, coba angkat tangan nonton One Piece.
One Piece. Come on Jujutsu Kaisen Oke, oke. Anime apa yang kalian tonton?
Atau apa? Naruto. Ada yang nonton Naruto di sini?
Naruto enak nih contohnya. Oh, lumayan banyak. Nonton, mbak. Hai siapa karakter favorit Boruto bukan Oh Sasuke sekarang jadi pohon jadi pupuk dia di Boruto Oke kalau contohnya Naruto Oke gini kita masih bahas di mana gambar Naruto dattebayo gitu ya katakan ini Naruto Hai ini mah logo YouTube bukan konohan.
Konohan itu ke kiri atau ke kanan sih? Gini ya? Oh kebalik gini?
Bukan? Hah? Hah itu kotoh hai?
Oke. Lupa kok. Ini Naruto. Nah, anggaplah ini Naruto. Ya, gede palanya ya kan.
Eh, ini Boruto. Ah, ini Super Saiya 2. Eh, udahlah ya. Anggap aja Naruto kecil lah.
Ini Naruto nih, kok kayak Doraemon jadi Naruto, keinginannya apa teman-teman? Jadi OKG Tujuan dia, dia jadi OKG Apa aja yang dia butuh untuk jadi OKG teman-teman? Kebutuhan need-nya? Keinginan ini, sorry Keinginan dia jadi, mimpi dia jadi OKG, keinginan, kebutuhan dia untuk menjadi OKG apa aja?
Kuat. Kuat. Kakasi lemah kok.
Lulus. Lulus jodhin ya? Kayaknya gak harus deh. Hasirama gak lolos. Tapi yaudah lah, lulus jodhin.
Oke, apa lagi? Bacot no jusu tu Kebutuhannya tadi juga Apa tadi? Ada yang bilang pengakuan Nepotisme Iya kan? Iya gak sih? Luffy itu bisa kuat karena Bapaknya Dragon, kakeknya Guard Dia bapaknya Minato Yaudah tapi gak usah kita masukin ini Dia TTA aja lah Apa lagi?
ninjutsu politik naruto berpolitik bos agak bodoh aja tapi nah, kelangkaan yang dia harus hadapi apa, kelangkaannya satu, dia di awal episode lemah bodoh Bapaknya udah meninggal Iya kan gak bisa nepotisme Hiruzen korupsi Masa anak OKG Hidupnya miskin Emang parah Lemah bodoh Miskin Dijauhi gak punya sosial Sosial kapital ya dijauhi, bau, apa lagi? Ini kelangkaan yang dihadapi oleh Naruto. Sedangkan kebutuhannya kayak gini, akhirnya apa? Akhirnya dia melakukan yang namanya inovasi, efisiensi, terus dia melakukan skala kualitas, dia... Dia mempelajari jutsu untuk bikin dia tambah kuat, dia cari orang-orang yang bisa dekat sama dia, dia mulai belajar cara motivasi alam Mario Teguh, dan akhirnya dia bisa jadi OKG.
Itulah scarcity. Itulah prinsip dasar ekonomi. Dan lo tau, dalam satu jam manusia itu bisa membuat 2000 keputusan. dalam hidup kita. Dan itu semua adalah perilaku ekonomi.
Jadi ekonomi itu nggak melulu soal angka, kurva, data, table, definisi KBBI yang dibacain sama guru-guru kita. Bukan. Ekonomi itu ada dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ketika lu memilih untuk datang ke kelas ini atau pergi ke Margo City, misalnya itu adalah sebuah keputusan ekonomi. Walaupun sebenarnya mungkin kalian menyesal. Oh di Margo City kalian bisa mendapatkan hiburan dan cuci mata Di sini melihat om paru bayang ngajar Tapi ya itulah keputusan ekonomi Dan kesempatan kalian ke Margo City itu yang terbuang itulah yang disebut sebagai opportunity cost atau biaya peluang dan kita masuk ke bab selanjutnya yaitu opportunity cost iya Doraemon ini loh sampai sini ada pertanyaan teman-teman mau nanya mas, kan tadi kan untuk menghadapi sikap situ ada prioritas ya itu bagaimana jika keterbatasan itu kita dihadapi dua skala prioritas itu yang sama-sama yang penting Oke ini kita bahas di opportunity cost.
Ini menarik nih. Itu namanya ada cost benefit analysis. Dan itu pasti kalian sudah pelajari.
Tapi kalian main handphone. Atau kalian disuruh bikin grup presentasi satu-satu. Gurunya yang main handphone.
Antara dua itu aja pilihannya. Oke. Kita ngomongin soal opportunity.
Gos, inilah alasan kenapa gue gak suka pake slide. Karena gak ada proses belajar mengajar disitu. Makin lama, makin sering gue liat, entah dari gue sekolah atau gue kuliah, akhirnya Project Ektor itu cuma membuat format yang sama.
Dengan dalih, pengen keterlibatan langsung mahasiswa, akhirnya mahasiswa dibuat kelompok secara representasi. Yang ngajar gak peduli, mahasiswanya sendiri gak peduli. Yang penting gue lakuin. Betul? Dan itu masih terjadi ya sampai sekarang?
Masih masih. Ya itu pengalaman gue pribadi. Dan itu terjadi dimanapun, bahkan di kampus. Bagus sekali pun gitu teman-teman. Dimanapun.
Dan itu sesuatu yang gue against juga. Sebenarnya gue tentang juga. Karena interaksi dengan mahasiswa itu gak seharusnya lo bikin kelompok lu. Lo ajak mahasiswanya ngobrol juga interaksi. Dan itu bahkan jauh lebih efektif.
Karena mereka terlibat dalam proses belajarnya. Walaupun tulisan gue jelek ya. Hai seenggaknya gue mencoba at least lu hargain lah gitu report gua gitu kalau nggak bisa suka sama gue ada yang pernah kayak gitu ke ceweknya lu ya enggak enggak cowok-cowok ada yang pernah kayak gitu cowoknya bohong ya gue pernah kayak gitu Oke opportunity cost teman-teman Hai atau biaya peluang yang tadi dari tadi udah mulai kita teasing-teasing ini ya biaya peluang ini Saya kayak tadi, milih datang kesini, gak pergi ke Margo, berarti kan ada cost yang lu buang.
Ada kesempatan yang lu buang. Lu milih untuk kuliah tadi, daripada beli jersi Ronaldo yang murah itu, itu cost yang hilang. Lu kehilangan kesempatan untuk mendapatkan jersi.
Nah, apakah itu bisa dihitung? Bisa. Tapi yang dihitung dalam opportunity cost, itu bukan cuma uang doang, teman-teman.
Kebahagiaan. Kebahagiaan, kesempatan, future, waktu, tenaga, dan sebagainya. Dan sebenarnya sulit ditentukan mana pilihan lebih baik dan lebih buruk. Karena setiap orang punya prioritas yang berbeda-beda. Masalahnya nggak setiap dari kita itu mikirin ada yang namanya prioritas.
Keputusan kita ambil by impulsivitas, teman-teman. Kenapa? Karena balik lagi. Sistem otak kita bekerja dengan dua sistem.
Sistem satu dan sistem dua. Sistem satu itu cepat, intuitif, malah spontan. naluri gitu, tapi margin errornya tinggi, sistem 2 itu lambat tapi dia berpikir analisis data lebih presisi nah itu otak kita bekerja dan itu yang seringkali membuat kita salah mengambil keputusan yang kita lihat kulit luarnya doang, kita gak lihat dalamannya seperti apa dan kita menyimpulkan sesuatu yang pada akhirnya merugikan kita sendiri misalnya contoh tadi jrc 2 juta ronaldo sama peluang investasi dengan return 5% ya kan nah ada 2 contoh misalnya 1 jrc ronaldo suuuu ronaldo 7 penaldo suuuu Hai ayo udah gitu sama return 5% investasi duit 2 juta nih masih apa tadi namanya Salman milih mana lu nggak sesuka itu sama emi berarti ya oke investasi menarik berarti lu milih 5 Ya kan? Nah, opportunity cost biaya yang hilang dari pilihan lu adalah kesempatan untuk punya jersey Ronaldo yang biasa aja ini gitu. Dengan duit 2 juta.
Tapi kalau lu milih jersey maka biaya yang hilang adalah 5% dari investasi ini. Nah, di itu bisa dihitung nominal investment. Itulah opportunity cost yang harus lu. opportunity cost yang harus keluarkan nah pertanyaannya sekarang ada lagi fans disini berarti milih 5% semua nih nah ini sebenarnya bukan pilihan yang 100% akan baik gitu loh Misalnya ketika gue milih jersey Ronaldo saking cintanya gue sama Suuuh gitu kan. Dan ternyata Ronaldo meninggal besoknya di tanggal yang sama dengan Ronaldo pake jersey ini di final yang lawan Chelsea.
Maka harganya bisa naik deh. Ya kan, itu satu kemungkinan. Kedua, karena gue suka banget, produktivitas gue meningkat. Kebahagiaan gue meningkat.
Gue senang. Gue happy. Ini kayak achievement buat gue, kayak self-reward buat gue.
Gue bisa beli nih dengan jeripayah gue sendiri, jersey Ronaldo Horry 2008 MU Chelsea gitu. Gue pamer gitu kan. Dilihat misalnya sama Coach Justin, Coach Justin kesel, gue seneng. Iya kan?
Banyak-banyak keuntungan yang gue dapat, itu bisa juga jadi pilihan yang baik. Dan akhirnya gue bisa generate money lebih dari 2 juta ini. Itulah kenapa namanya opportunity cost atau biaya peluang benar-benar harus dihitung teman-teman. Seberapa akurat kita menghitung yang namanya opportunity cost. Gitu teman-teman.
Makanya ada namanya cost, benefit, analisis. Dari hal yang paling sederhana kayak tadi sampai hal paling rumit. memutuskan untuk membuka cabang baru perusahaan atau menambah faktor produksi semuanya dihitung by cost benefit analysis dan indikatornya dan yang jadi aspek penghitungan itu benar-benar harus kita rigid yang mana yang baik buat kita yang mana yang tidak misalnya nih misalnya contoh paling eskrim gue punya kebutuhan nih misalnya gue punya kebutuhan untuk beli kamera baru untuk kantor gua, supaya gua lebih produktif Iya kan? Supaya lebih bagus tayangannya. Tapi di hari yang sama, di momen yang sama, gue waktu Fragant Week itu Eminem konser di Indonesia.
Maka jelas, tanpa berpikir ulang, gue bakal lebih milih Eminem konser di Indonesia. Karena selama gue 34 tahun, dia belum pernah konser di Indonesia. Belum tahu, umur gue 70 tahun, dia masih hidup, satu.
Belum tahu, dia bakal konser lagi ke depannya. Nah itu salah satu mungkin secara dari luar, wah ini bukan keputusan yang benar nih. Tapi ya ketika kita hitung dalamnya, oh ini jadi masuk akal.
Itulah kenapa cost-benefit analysis itu harus di rigid ulang. Tapi jangan sampai kita terjebak yang namanya cognitive bias, yang kayak gue bilang tadi, lu akhirnya melakukan pembenaran atas keputusan lu. Lu bilang kayak tadi contohnya si, bikin ronan lu, gue bikin productive, akhirnya... semua pilihan lo konsumsi, ah gua seneng kayak gini kayak gini bikin gua lebih produktif, ujung-ujungnya enggak lo check out lagi, iya kan lo check out lagi, lo check out lalu lo bikin pembendaraan, nah disitu kita harus berhenti tuh dulu gua ngomong kayak gini dan akhirnya enggak berarti harus ada metode lain yang gua ubah nah gini lagi teman-teman, otak kita tuh bekerja sangat-sangat simple sebenarnya tapi kita sulit atau kita jarang memahami bahwa cara kerjanya demikian Bicara soal posibilitas kehidupan dan kematian. Kalian dengar peluang matinya 20% itu besar kan?
Tapi ketika kalian ini peluang hidupnya 80%. Kalian lebih tenang kan? Kayak gitu loh waktu kita bekerja. Padahal itu secara statistik itu sama.
Wah tenang aja peluang hidupnya 80%. Berarti peluang mati lu 20% nih. Gede. Kedua, kita itu lebih takut rugi daripada untung.
Lu ketika dibilang ini bisa untung 20%, ini lu bisa untung 5.000 nih. Atau dibilang lu bisa rugi 5.000. Lu gimana caranya nggak rugi? Karena itu namanya loss affection.
Dan itu udah muncul dari nenek moyang kita. Karena survival mode tadi, dari berburu dan meramu. Kayak gitulah cara kita mengkonfirmasi realitas dalam kepala kita, dan itu sangat berpengaruh dalam ekonomi. Dan ini mungkin belum masuk kurikulum ekonomi sekarang, makanya salah satu buku ekonomi yang wajib kalian baca, namanya Behavioral Economics. Karena dalam ekonomi klasik itu selalu dipahami bahwa keputusan ekonomi itu diambil dari keputusan yang rasional.
Padahal tidak selalu rasional. Ya lu bisa neraktir orang, lu bisa ngejar cewek yang bener-bener udah dari jelas. Dari awal ini nge-WA lu cuma satu huruf.
Lagi apa makan? Kamu suka nonton gak? Enggak. Hah?
Lu? Wah ini kayaknya nih, kalau gue ajak nonton bisa nih. Gue beliin rumah bisa nih, gue beliin mobil bisa nih.
Itu irasional kan? Dari awal tuh lu sudah sadar, lu tuh ditolak gitu. Ayo lah kemur lah.
Makin jagger aja gak bisa dapetin apa yang dia mau gitu. Tapi lu denial deh. Kayaknya gue oke deh. Kayaknya cuma butuh settingan dikit-dikit nih.
Akhirnya sudah makin banyak keluar, makin banyak keluar. Rumah lu udah beliin ya kan. Mobil lo udah beliin ya. Cewek bilang, aku tuh lagi gak bisa serius.
Minggu kemudian dia jadi yang ngomong orang lain. Nah itu terjadi dari zaman gue dulu. Bahkan zaman bapak gue sampai zaman kalian sekarang. Begitu juga dengan perempuan ke laki-laki ya kan?
Ya laki-laki selalu kayak gitu. Apapun hal buruk tentang laki-laki, percayalah itulah yang terjadi dari dulu sampai sekarang. Ngakunya tidur, ternyata pusreng. Aduh, gue udah ngantuk banget. Itu bohong.
Kalau ada cowok, ada yang punya pacar di sini ya, kalau cowok lo udah bilang, aku ngantuk banget nih besok aja ya. Enggak, dia enggak ngantuk. Dia punya agenda lain. Gue bisa pastikan.
Karena kalau dia ngantuk, dia enggak akan bilang dia ngantuk, dia tidur. Udah itu kalian catat masing-masing. Oke.
Sampai sini ada pertanyaan? Dan ini baru materi dasar ekonomi, baru dua sub-bub. Tapi emang harus dijelasin kayak gitu, jadi orang paham ekonomi itu apa.
Bukan cuma soal angka, statistik, data gitu. Gitu loh teman-teman. Sampai sini ada pertanyaan?
Mungkin kembali lagi ke beberapa poin materi sebelumnya, soal yang pasti dari David itu. Iya. kan sempat beberapa kali beredar satu informasi yang bilang bahwasanya inovasi itu muncul dari skasinya ini mas, dari kebutuhan kita terkait dengan teknologi dan sebagainya gitu-gitu atau enggak mungkin dari kebiasaan, misalnya gini, kenapa sih ilmu untuk berburu itu muncul karena kebutuhan orang-orang untuk makan dan sebagainya gitu-gitu atau enggak permasalahan terkait dengan kelangkaan binatang dan sebagainya ya Kalau misalnya kita bicara dalam konteks Indonesia sendiri, itu masih belum banyak inovasi banget, Mas.
Masih tertinggal dengan negara-negara di sekitar kita. Oke. Nah, sebenarnya kita itu butuh dihadapkan dengan suatu masalah dulu, atau enggak, atau ada metode implementasi lain supaya inovasi itu muncul, Mas? Inovasi itu tidak, inovasi pasti selalu mengakar dari problem.
Enggak mungkin lo melakukan inovasi kalau masalahnya enggak ada. Nah, di Indonesia apakah problemnya ada? Banyak. Banyak. Nah, inovasinya minim.
Nah, itulah yang membuat salah satu, bukan... Gue ngomong sekali lagi karena di ruang kelas ya. Gue nggak punya kebutuhan untuk pro siapa atau kontra siapa.
Karena ini ketika gue bikin konten ini dan gue ada di ruang kelas, itu masih ada loh, masih ada yang komen, wah, pro Jokowi ternyata. Gue kecewa gitu ya. Ya gue hidup gak untuk memuaskan kalian sih gue. Ternyata padahal gue lagi ngejelasin pola komunikasi politik ya.
Yang teorinya ada, ininya ada gitu. Kita ngasih sampel contoh. Wah, pro-pemerintah.
Ternyata sudah ditekan sama Deddy Cobuzier gitu. Kenapa jadi Deddy Cobuzier? Tapi oke, ini gue jelasin.
Itu salah satu dari sekian banyak masalah. di government dari dulu sampai sekarang. Kita punya banyak masalah, tapi inovasi minim.
Tapi inovasi minim ya karena satu, secara kapasitas kita lemah sekali. Uangnya itu nggak ada untuk inovasi. Bukan karena uangnya nggak ada, tapi untuk inovasi itu porsinya cuma 0,2%.
Apa yang bisa kita harapkan? Dan produk inovasinya pun yang ada itu nggak pernah bunyi. Karena kan ketika lo mau bikin satu produk, lo kan butuh inovasi. Dan ketika lo butuh inovasi, lo butuh riset and development, yang mana itu menelan biaya kan.
Pasti ada error-error-error sampai produk itu bisa siap pakai. Ya nggak? unsur keselamatan, efektivitas, dan lain sebagainya.
Nah, dari dulu pemerintah kita nggak pernah concern soal itu. Tapi kalau kita bicara bigger picture-nya sendiri juga, era ini udah bergeser dari industri ke komunikasi. Kita di industri itu berhenti di awal stage. Mau segimanapun kita ngejar, Kita nggak akan pernah bisa ngimbangin yang namanya China atau Vietnam. Artinya, kita butuh tindakan luar biasa nih, teman-teman.
Supaya kita bisa survive. Dengan keadaan seperti ini, alih-alih, ya syukur-syukur bisa naik ketika... Ada tindakan-tindakan ekstrim yang dilakukan yang tentu dengan perhitungan yang bisa meningkatkan dan memperjelas status ekonomi kita.
Jadi itu yang terjadi sekarang. Misalnya dipaksa pun kita industri sekarang. Semaksimal-maksimalnya 50 tahun kita mungkin baru ke Vietnam hari ini.
Karena segitu jauhnya kita tertinggal. Ketika gua teliti lebih dalam lagi, gua telatah dalam lagi, kemajuan itu tetap diperlukan, progresi pembangunan dan progresi industri itu tetap dibutuhkan. Kenapa demikian?
Karena itu bisa menekan harga, membuat ekonomi lebih stabil dan membuka lapangan pekerjaan. Yang mana itu jadi fundamental dasar makroekonomi kita dan makroekonomi dunia tentunya. Tapi di satu sisi harus ada sesuatu tindakan yang sifatnya alternatif, ekstrim, tapi bisa benar-benar... jadi motor atau insentif dalam perekonomian saat ini. Jadi gue mikirnya, yaudah, industri tetap jalan tapi fokus lain, kayak gimana sih kita membuat ekonomi ini lebih baik?
Jadilah sebuah manifesto waktu itu. Ya mungkin suatu hari gue tulis lah, kayak gimana negara bisa berkontribusi untuk kayak gimana seharusnya negara berjalan dengan kondisi seperti sekarang. Cuman ya sampai detik ini belum matang dan masih gue tulis. Itu sih, itu hambatan yang kita hadapi sekarang.
Dan semoga ini bisa kelar dengan cepat ya teman-teman. Karena dasar dari manifesto ini adalah sebenarnya, oke, kalau memang kita nggak bisa ngejar pasar global, tapi kita punya 297 juta penduduk di sini loh. Kalau daya beli mereka dijaga, kita nggak perlu mikir jauh-jauh keluar.
Selama orang Indonesia masih pakai barang Indonesia, dan barang Indonesia masih jadi raja di negaranya sendiri, kayaknya enough deh. Iya nggak sih? Kalian tahu film Hollywood? Film Hollywood itu bisa dapat box office dengan strategi yang sederhana. Masukin unsur Cina.
Makanya setiap film itu pasti ada Cina-Cinanya. Nggak, gue nggak lagi rasis. Tapi unsur ke Cina bukan orang Cina.
Cina-Cinanya itu pasti ada. Karena emang target marketnya di situ. Mereka nggak perlu laku di negara manapun.
Laku di Cina, balik modal. Karena penduduknya sebanyak itu. Dan gue berpikir, iya juga sih kita gak perlu barang yang dipakai oleh orang luar negeri. Cukup satu kota misalnya yang pakai barang mobilnya mobil Indonesia misalnya. Bajunya baju Indonesia misalnya, atau semuanya kameranya kameranya Indonesia misalnya.
Oke itu udah signifikan nih lapangan pekerjaan penyerapan tenaga kerja terjadi, inovasi terjadi, duit mutar di dalam domestik kita. Jadi ketergantungan kita pada luar negeri itu bisa lebih. rendah walaupun secara reputasi wang ada barang Indonesia di luar ya nggak ngapain kita keluar orang kita banyak itu yang sempat gue pikirin dan makin dan sekarang lagi proses untuk Hai memanifestasikan idea itu sih oke ada lagi Karena waktu kita tidak banyak, gue kasih kalian pilihan materi. Kalian mau gue ngomong soal mikroekonomi lanjutan, permintaan penawaran, faktor produksi. Atau ngomong sejarah ilmu ekonomi?
Mana yang kalian diri? Yang milih mikroekonomi siapa? 1, 2, 3, 4. Yang milih sejarah?
Oke. Berarti kita bakal bahas sejarah ilmu ekonomi. Hai jadi kita masih masuk bab satu karena kalau kita masuk ke bab dua itu kita udah ngomongin micro jadi micro nya silakan kalian Hai either gua konten di tempat lain gua aja di tempat lain bahas mikroekonomi itu bisa kalian saksikan atau kalian bisa beli buku yang nanti gua terbitin harganya di bawah 100.000 dan ibook Hai kenapa bukan buku cetak Eh gue mau lucu-lucuan aja.
Pakai buku jadi yaudah. Tapi percaya, buku itu bener-bener gue tulis dengan gaya gue di video. Jadi gak ada bahasa bakal.
Gak ada bahasa ini. Terus gue gambarnya juga sendiri. Bukan gambar-gambar kayak gini. Tapi gue gak lagi promosi ya.
Enggak, jangan salah paham. Gue lagi jualan. Orang kan soft selling, soft selling.
Why you do soft selling always? We need the super hard selling. Ya ada yang nanya, Bang. Bang, bukunya bisa bikin gue kaya gak? Enggak.
Yang pasti bukunya cuma bikin saldo gue bertambah. Tetep gue mau beli bank. Nah itulah. Irrasional manusia.
Kayak konten ini. Pertama ya, mau gue masukin membership nih teman-teman. Terus kenapa ada moral di dalam diri gue gitu. Yaudah lah gue gratisin aja deh.
Gue diprotes, bank yang kayak gini kok gratis? Hah? Ini harusnya lo bikin membership. Kasian lo nya.
Eh, gue aja gak kasian ke diri gue sendiri. Kenapa harus dibikin membership? Ya itu, itu yang masuk behavioral, ekonomik sama anomali ekonomi ya. Dalam dunia modern ekonomi itu terus berkembang Oke kita belajar sejarah ilmu ekonomi Dan kayaknya gue gak perlu nulis-nulis Dan pinggang gue mulai sakit Karena umur gue udah segini Gue mendongeng aja ke temen-temen Di sisa waktu yang ada Kata ekonomi itu berasal dari kata apa temen-temen? Ada yang mau mencoba menjawab?
Ada yang pernah dengar istilah ekonomi itu berasal dari mana? Come on, kalian mahasiswa ekonomi loh. Dari mana kata ekonomi berasal?
Yaudah seenggaknya kalian e-for kayak CGPT, Google kayak, tutup-tutup gitu. Beneran nggak ada yang tahu? Ekonomi itu dari kata oikonomia Itu artinya mengatur rumah tangga dibuat sama Aristoteles Yang waktu itu mulai ngasih keilmuan sederhana Gimana sih kita mengatur pemasukan dan pengeluaran Dan mengelola rumah tangga kita Nah, tapi jauh sebelum Aristoteles mendefinisikan ekonomi, kegiatan ekonomi itu sudah dilakukan oleh manusia, yaitu bakter, pemenuhan kebutuhan, dan lain sebagainya dalam skup yang sangat sederhana.
memburu dan meramu, lama-lama berkembang, lama-lama udah gak bisa barter lagi, orang tambah banyak barang tambah banyak, akhirnya muncullah yang namanya uang, atau alat tukar yang sempat di kuliah sebelumnya, gue bilang alat tukar itu adalah produk komunikasi karena kesepakatan bersama akhirnya kertas itu kita sepakati sama-sama uang ya kan, nah gitu Nah ketika sudah zaman Aristoteles itu berkembang, ilmu ekonomi terus berkembang nih teman-teman. Ekonomi Islam, ekonomi lain, sampai pada akhirnya long story short, tahun 1775 atau 1776 seorang cendikiawan bernama Adam Smith bikin buku yang namanya The World of Nations. Yang mana itu jadi fondasi dasar ilmu ekonomi modern saat ini.
Yang dia mengatakan bahwa salah satu faktor penting dalam perputaran ekonomi itu ya produksi, ya tenaga kerja gitu. Kalau semua individu itu selalu berpikir bagaimana uangnya lebih baik dan kehidupannya lebih baik, maka masyarakat yang harmonis akan terkumpul. Jadi selama kita berpikir kayak gimana, gak perlu kita mikirin orang lain, gak perlu kita mikirin negara, mikirin diri kita aja sendiri dan setiap diri kita benar-benar serius untuk mikirin diri kita sendiri, maka masyarakat ideal itu akan tercipta gitu. Itu yang dipikirkan sama Adam Smith waktu itu. Dan negara itu yaudah jadi neck watcher aja, jadi penjaga malam aja, nggak perlu intervensi banyak kebijakan.
Biarkan invisible hand bekerja. Pernah dengar istilah invisible? Itulah yang namanya mekanisme pasar, permintaan dan penawaran.
Jadi nggak perlu diintervensi, biarkan pasar bersaing sempurna. Lalu muncullah satu abad kemudian seorang yang bernama Karl Marx. Ya kan, yang sering banget kalau namanya mahasiswa baru masuk kampus itu kalau nggak kiri nggak oke gitu ya. Ditanya dikit, wah Marx bilang ini gitu, gue Marxis.
Gue baca Das Kapital nih, gue baca Komunis Manifesto nih. Menurut mereka Karl Marx itu bukan toko mainstream, padahal ya segitu mainstreamnya gitu. Pas lu udah gede, oh iya, kayak gitu. Nah Karl Marx ini sebenarnya nggak bisa seutuhnya dibilang ekonom ya, dia seorang filsuf.
Dia hidup di Mars Jerman Marx ini bilang, ah salah nih, Well of Nation Adam Smith. Well of Nation Adam Smith itu melahirkan sebuah modus produksi yang namanya kapitalisme. Uang sebanyak-banyaknya, untung sebanyak-banyaknya modal sedikit-sedikitnya memeras tenaga kerja yang kerjanya sampai 18 jam sehari. Labor itu tidak diperhatikan, maka muncullah das kapital dan mengkritik kapitalisme hasil dari pemikiran Well of Nation itu sendiri. Yang mana sebenarnya di Well of Nation itu nggak ada kata kapitalisme.
Kapitalism itu katanya dibuat Marx Mengkritik pemikiran seperti itu Mengutamakan kapital menekan pekerja Nah ternyata dampaknya segitu besar By the way Karl Marx itu sendiri gak pernah jadi pekerja teman-teman Dia hidup oleh kapitalism Dibiayain temennya siapa namanya? Ada yang tau? Fredrick Engels Yang orang kaya, Mars ini gak mau kerja, dia pengennya nulis aja, yaudah. Tentang bagaimana nasib pekerja.
Dan itu berdampak sekali. Berdampak sekali, akhirnya terus berkembang. Pada tahun segitu juga, selain Adam Smith, banyak tokoh-tokoh lain, kayak misalnya Ricardo, David Ricardo, atau beberapa lain yang punya. Tesis yang sama soal ekonomi.
Nah, lonjakan terbesar, maksud gue perubahan terbesar, itu terjadi tahun 1929 sampai 1930-an. Ada yang tahu? Betul, karena depresi ekonomi yang terjadi tahun 29. Kalian pernah nonton film Great Gatsby?
aduh gua lupa film itu 2013 bos kalian tau hype 1920an ga sih orang yang party party mabok party party party party ipi apa itu Hippie. Oh bukan, hippie itu tahun 70-an. Jadi tahun 20-an itu Amerika itu lagi American Dreams banget.
Tiap pagi, malam, sore. Ada filmnya di Babylonia apa, kalau nggak salah di Netflix. Intinya mereka party terus-terusan karena mereka kaya. Dulu buruh cuci pun punya stok. punya saham sampai akhirnya terjadilah yang namanya Great Depresi itu jadi pembahasan yang lain karena udah gak bisa nih orang balikin investment orang, stok orang segala macem, jatuhlah ke ekonomi itu disitulah muncul sebuah teori yang sangat terkenal dan jadi landasan teori ekonomi makro sekarang apa itu teman-teman?
sedikit lagi ayo semester 4 semester 6 pasti tau lagi Namanya teori Keynesian yang dibuat sama John Maynard Keynes dalam bukunya The General Theory. Nah, dia ini mengkritik banyak sekali pemikiran ekonom klasik waktu itu. Dia bilang, ekonom klasik ini pada ngacau semuanya.
Jadi menurut ekonom klasik era-eranya Adam Smith ke atas, pengangguran itu nggak ada, bos. Yang ada tuh orang yang lagi nggak mau bekerja. Karena belum dapat gaji yang sepadan dan segala macam, akhirnya semua orang di situ, semua ekonomi klasik, melihat kalau tenaga kerja itu ada yang menganggur karena mereka belum mendapatkan penawaran dan offer yang pas, proposal yang pas, akhirnya gue menganggur. Itu menurut teori ekonomi klasik.
Karena pada akhirnya mereka juga akan bekerja ketika permintaan dan penawaran itu ketemu. Nah, menurut John Menken, menurut si Keynes, nggak gitu bos, nggak gitu, ini goblok ini, kayak Timothy Ronald. Ya kan, kalau ngomong, ya itu Keynes ngomong, bodoh ini, kata dia. Kalian bangun tidur, main GTA, kata dia kan.
Naik LCGC kalian, gitu. Nah, tapi John Maynard Keynes tentu nggak kayak itu ya, dia bilang. Nggak lah, kata dia. Ada kok orang yang memang pengangguran karena memang nggak ada lapangan pekerjaannya, gitu. Dan ternyata terbukti, memang itu.
Terus, Keynes juga bilang. Teori ekonom klasik yang bilang penawaran itu pasti akan selalu terbunuhi sama permintaan, nggak akan ada barang yang nggak akan habis, itu juga keliru. Ada loh, masanya barang itu emang nggak laku. Tapi menurut ekonom klasik, barang itu pasti akan laku, cepat atau lambat. Dan dalam 100 tahun pasti nggak akan laku, terus kayaknya sebentar lagi.
Ya, we gonna die, gitu dia. Kalau mikirnya sejauh itu ya kita semua juga pada akhirnya akan mati gitu. Tanpa pernah melihat barang itu laku atau tidak. Jadi banyak sekali teori-teori ekonom klasik yang dia patahin.
Fundamentalnya itu pun dia perbarui dengan sangat baik. Salah satunya yang paling terkenal ya permintaan agregat. Dia ngitung PDB, dia ngitung.
Oh nggak bisa kita cuma ngelihat dari penawaran. Kita juga harus ngelihat agregat permintaannya. Pemenuhan latarang pekerjaannya.
Kita harus lihat, oh pemerintah itu perlu intervensi loh. Nggak bisa seluruhnya dikasih ke parkir. atau seluruhnya dikasih ke pasar. Misalnya kalau ada resesi kayak gini, depresi kayak gini pemerintahnya harus turun tangan, harus ngasih insentif.
Harus ngasih BLT, harus membuka lapangan pekerjaan supaya orang bekerja, supaya ada duit yang mutar, itulah fungsi spending dari pemerintah. Dan itu berhasil untuk mengatasi yang namanya Great Depression tahun 1929. Yang pada akhirnya ada Perang Dunia II dan semuanya berhasil. Ada yang pernah dengar ini? Belum?
Oke. Nah, sampai sini ada pertanyaan nggak? Kalian paham nggak yang gue ceritain? Kalau nggak paham, tolong nanya.
Yang paling receh pun nggak apa-apa. Bang, permintaan apa? Penawaran apa?
It's okay. Aman, biar enak, biar ngerti. Ada istilah yang, gue udah coba buat istilahnya sederhana ya.
Tapi kalau belum ngerti, nggak apa-apa, kita jelasin lagi. Karena kan kali ini disini gak akan dapat nilai, gak akan dapat PR, gak akan dapat tugas kan? Setelah sini berlalu, ya kehidupan kita masing-masing berlalu begitu aja juga.
Jadi, munggu. Kalau enggak, gue terusin. Oke, gue terusin dulu ya. Sampai tahun 1970, semua orang akhirnya berkiblat lah pada General Toy.
Teorinya German Erkensi nih. Tapi akhirnya dunia dihadapi satu masalah lagi, teman-teman. Namanya itu staflasi. Jadi dalam beberapa keadaan gak mungkin deh yang namanya angka inflasi dan pengaguran itu beriringan.
Itu gak mungkin. Karena gini dalam teorinya inflasi itu ada kurva Phillips namanya dalam jangka pendek. Semakin tinggi inflasi maka semakin... yang rendah angka pengangguran karena uang yang beredar itu semakin banyak.
Jadi lapangan pekerjaan itu semakin terbuka. Begitu sebaliknya. Nah, staflasi itu keadaan pengangguran tinggi, inflasinya juga tinggi. Bingung pakai teorinya Keynesian ini nggak bisa. Pakai metode Keynesian ini nggak bisa.
Akhirnya ada satu metode lagi yang udah lama, itu sebenarnya orang paham tapi nggak dipakai, namanya neoliberalism. Penggagasnya Friedman sama Hayek ada buku namanya The Road of Serdom Nah, neoliberalism ini lebih parah lagi daripada ekonom klasik nih Dia bilang, yaudah pemerintah tuh bener-bener gak boleh campur tangan sama market Pasar itu memang harus dibuat asis gitu lah. Dan kalau pun ada hal yang negatif yang timbul dari mekanisme pasar, ya itulah konsekuensi dari market yang bekerja gitu. Memang akan ada disparitas, tapi kuenya akan membesar gitu. Makanya pemerintah harus melakukan privatisasi serahkan aja sama swasta.
Itulah yang terjadi dan ternyata stakulasi ya langsung ataupun tidak langsung, besar ataupun kecil itu terpengaruh sama hal tersebut dan memang selesai. Nah orang makin bingung jadi siapa yang benar, dua-duanya itu menyelesaikan masalah loh gitu. Nah, sampai akhirnya muncul lagi yang tadi gue sempat sembuh, long story short, yang sempat singgung behavioral economics. Yang membuktikan bahwa setiap keputusan ekonomi itu tidak terjadi secara rasional.
Sampai tahun 2008 ketika ekonomi Amerika jatuh nih, gara-gara, kalian pernah nonton ini nggak sih? The Big Short. Ada yang pernah? pernah dikit, nah itu satu-satunya PR kalian, kalian harus nonton big shot dan kalau misalnya ada istilah yang kalian gak pahami, kalian DM gue dari situlah kalian akan mencintai mata kuliah ini dan mencintai jurusan ini karena keren banget, serius dan disitu ada Margot Robbie ada Brad Pitt man Brad Pitt Everyone loves Great Red Dead. Ya, ada banyak lah.
Banyak aktor-aktor gede. Ada Rian Gosling, Steve Carroll. Jadi salah satu film terbaik di percaya gue. Nah, kejatuhan ekonomi Amerika karena supreme mortgage.
Karena default credit property dan lain sebagainya itu crash, jatuh. Nah, akhirnya metode yang dipakai ya kembali government spending. Keynesian yang menyelamatkan ekonomi tahun 2009. Artinya apa? Artinya ilmu ekonomi itu bukan teori pasti, teman-teman. Sifatnya analisis.
Menyesuaikan konteksnya, menyesuaikan situasinya, menyesuaikan masyarakatnya. Dan kompleksitas yang rumit ini, yang besar ini, itu harus dihitung dengan benar-benar presisi supaya tidak salah. Makanya ngomong ekonomi itu tidak akan bisa selalu populer. Misalnya kita tahu PLT itu kebijakan yang buruk.
secara teori itu kita paham ah BLT ini buruk, tapi dalam realitas itu dibutuhkan supaya menstimulus masyarakat untuk punya konsumsi, karena kalau masyarakat nggak di stimulus nih untuk punya konsumsi, maka uang tidak berputar Makan siang gratis atau makan bergizi gratis apapun namanya, itu nggak bisa cuma kita lihat sebagai makan siangnya doang. Tapi uang yang tidak dipakai untuk makan siang, itu akhirnya memutar roda perekonomian. Konsepnya kan begitu.
Tapi kalau, teorinya kan begitu. Tapi kalau realitasnya tidak dilakukan dengan baik, dan akhirnya ada program yang memang sudah membebani APBN kita, tapi ternyata orang tua masih harus beli makanan, karena makanan yang dikasih misalnya busuk, Nah itu berarti tidak berdampak dengan ekonomi kita. Seperti itu. Itulah sejarah dalam ilmu ekonomi dan penerapannya sendiri dalam kebutuhan sehari-hari kita. Kalian tahu kenapa harga masker mahal?
Waktu COVID? Karena menjaga pasangan dan market-market lainnya. ke hal yang pasti investasi-investasi ke yang terjadi di beberapa periode harga masker masker masker waktu kebutuhan Ya karena itu, elastisitas atau kurva permintaan dan penawaran.
Hukum penawaran itu adalah kita akan selalu belanja, kita akan selalu menjual barang ketika harganya tinggi sebanyak-banyaknya. Hukum permintaan adalah kita akan membeli barang ketika harga itu benar-benar bisa kita capai. Seoptimal-optimalnya. Dan ketika harga semakin naik, dan barang itu punya substitusi misalnya, maka konsumen akan berpindah ke barang yang lain tapi kalau kondisinya inelastis kayak masker kemarin karena gak ada substitusinya mau lu ngomong moralitas sepanjang apapun ngomong tolonglah orang baik bla bla bla bla tetep aja masker dijual 80 ribu 100 ribu orang akan beli karena inelastis karena gak ada pegantinya gak ada substitusinya segitu fairnya ekonomi, bukan segitu fairnya ya segitu belak-belakannya ekonomi ketika lu masukin ceramah no jujutsu ya kan, satu video di youtube atau 10 thread di twitter itu gak ngaruh, tetap aja orang jualan itu tetap aja orang beli itu, tetap aja masker itu laku di zaman itu, gimana caranya berpengaruh?
caranya adalah ada substitusi, yang namanya masker kain yang dibuat sendiri mulai harga masker normal karena orang nyimbun nah begitulah ekonomi bekerja teman-teman Misalnya kayak kelangkaan minyak goreng beberapa tahun yang lalu. Para penjual minyak goreng itu udah beli minyak goreng harga Rp20.000. Nah pemerintah bikin batas nih.
Maksimal boleh dijual Rp14.000. Apa yang dilakukan penjual? Mimbun.
Itulah cara ekonomi bekerja, mekanisme pasar bekerja. Ngapain gue jual? Gue belinya Rp20.000. Itulah peran penting pemerintah gitu loh, dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Kalau pemerintahnya nggak benar, nggak pintar, itulah yang terjadi. Udah jelas ada masalah dalam pasar minyak goreng kita, malah ngejualnya 14 ribu. Akhirnya apa? Akhirnya makin banyak transaksi gelap yang terjadi. Sama kayak rokok.
Ada yang bisa ngejelasin ke gue masalah rokok di Indonesia? Hai ya gimana tuh siapa sekarang itu petani sendiri yang jual Oke lu pernah beli tuh sampai sekarang Tapi beneran kan lu beli akhirnya kan? Sebenernya solusinya adalah lu berhenti merokok.
Bukan beli yang murah. Bukan beli yang ilegal. Itu rokok ilegal. Nah itu.
Tapi the fact, the realitasnya terjadi kayak gitu. Nanti nama lu Gosen salah. Nanti suara itu jadi kayak suara helium gitu. Nah itu terjadi. Apakah Pak Hussein salah?
Tidak. Tidak, ya bisa dibilang secara hukum ya salah mengkonsumsi rokok ilegal. Tapi ya itulah pasan bekerja kan.
Sementara rasanya sama aja. Akhirnya siapa yang rugi? Masyarakatnya rugi, produsen rokoknya rugi, yang untung siapa?
Ya pelaku ilegal ini. Negara pun rugi, karena kebijakan yang tidak tepat sasaran. Nah segitu rumit ketika kita ngebahas ekonomi suatu negara.
Makanya ketika menteri keuangan suatu negara lebih banyak mengambil keputusan yang populis ketimbang unpopulis berarti ada masalah di situ. Orang kan dukung nih, harga rokok semakin tinggi supaya orang semakin tidak berhenti. Apakah sih?
Tentu tidak, dia cari rokok ilegal. Dan orang seperti ini ada jutaan di luar pulau Jawa ini. Di Sumatera apa lagi? Kalian kalau ke Sumatera sekarang nggak ada kalian nemuin rokok-rokok dari jarum, gudang garam, sampurna, nggak. Ya rokok-rokok yang disebut tadi, Lukman, Smit, dan lain sebagainya.
Iya kan? Ya akhirnya orang mencari substitusinya lebih murah. Bukan menyesuaikan kebutuhannya gitu. Dan ini menghancurkan ekonomi juga dari dalam.
Orangnya juga nggak berhenti merokok. Nggak pernah gue ketemu, nah dia karena cukai rokok naik, orangnya jadi berhenti merokok tuh nggak ada! Karena selalu, karena hukum, penegakan hukum di tempat kita, di negara yang sangat kita cintai ini masih kurang kuat.
Jadi ini, gue ajarin ke kalian, apalagi kalian nanti setelah kuliah, atau setelah jadi birokrat misalnya, atau pegawai, pemilihan diksi itu jadi sangat penting, teman-teman. Gue bilang, penegakan hukum di tempat kita masih busuk, nah bisa jadi masalah. Tapi ketika gue bilang, penegakan hukum itu kurang kuat, Wah, nggak apa-apa dia nggak hate speech, padahal sama. Ini gue random banget.
Dan itu bener-bener jadi, gue sering bilang. Lu mau ngatain orang bodoh, itu kan kasar. Eh, bego. Kasar ya? Tapi, ya kita menghadapi masalah ini, keterbatasan intelektualitas, gitu.
Nah, itu artinya sama, tapi orangnya nggak akan tersinggung. Nah, itulah Indonesia ini. Termasuk aturan regulasi seperti ini. Dan itulah ekonomi bekerja masalah rokok.
Ada yang bisa ngasih contoh masalah lain? Study case yang lain? HP mas. HP kenapa?
Yang kemarin akhirnya kelas. Kan kemarin yang kebijakan TKD ini berusaha berkitaan, berapa lama. Akhirnya itu banyak mafia-mafia yang yang dihubungi barang-barang Indonesia. berapa lu beli juga tuh air handphone 16 loko lu Smith mantap betul lu beli juga itu tunggu Sorry, harus di sini karena aku kan emang jualan dan dapat diskon.
Untuk HP lo bisa tuh Beli iPhone 16 Pro Atau 16 Yang harganya pasti diatas 10 jutaan Rokok lo Smith Astaga Oke itu contoh yang bener juga tuh Karena TKDN akhirnya Ya tetep aja gak ngurangin orang Untuk beli iPhone 16 Pro Dan akhirnya apa? Akhirnya orang pergi ke Singapura. Itu kan bukan keadaan. Dan lucunya, lu punya iPhone 16 Pro ketika itu dilarang, itu bukan sesuatu yang ilegal. Kan lucu ya?
Itu bukan kegiatan yang ilegal. Misalnya gue ke Singapura waktu itu dilarang, gue beli iPhone-nya, gue pakai untuk diri gue. Legal, aman, gue daftar email di Beacuka, selesai.
Berapa potensial loss? Jadi jangan take ADN misalnya. 40% wah secara nomenklatur, secara nama, secara judul bagus banget nih harus lokal 60%, 40% segala macem dalam prakteknya yang ngambil barang dari mainland China dirakit disini, dibilang itu barang kita dijual 5 kali lipat lebih mahal karena TKDN sementara barang-barang yang bagus gak bisa kita ambil karena bukan TKDN Dan akhirnya orang malah memilih barang bagus dibeli ke mana lagi?
Singapura. Jadi Singapura itu kaya karena kita. Ada lagi satu negara yang kaya karena kita? Kamboja, bos. Lihat Rolls Royce berjeledah di Jakarta itu bukan hal yang gampang.
Di Kamboja, luar rumah lu lihat itu. Duit-duit kita itu. Nah inilah, karena apa?
Karena dalam menyusut ke ekonomi pausi, kita itu masih populis. Ah secara moral kayak gimana ya benarnya ya? Biar ini kayak gimana ya? Nggak secara teknokratis atau akademis gitu loh.
Dalam melakukan kajian, dalam membuat sebuah keputusan. Yang penting, lini masa senang gitu. Yang penting kelihatan pro-rakyat entah rukun. rakyat yang mana yang diprowit. Yang penting secara kalau mahasiswa nilainya, ini berpihak.
Padahal ya, masalah yang ditimbulkan seperti itu tadi. Dan dua-duanya, kalau dinarasikan di sosial media, itu kebijakan yang bagus. Naikin cukai rokok untuk menghentikan perokok. Naikin TKTN untuk industri dalam negeri.
Dan hasilnya, this is it. Iya, ekonomi kita juga nanti. Makanya, ketika kita belajar ekonomi, bias-bias...
Aktivitas itu harus kita hilangkan teman-teman untuk result yang paling tepat. Oh gue udah disuruh berdiri sama Apple Watch gue. Oke sampai sini ada pertanyaan masih ada 5 menit terakhir. Pijakan ekonomi itu ada sebuah tautnya dengan aspek moralitas.
Misalnya, pemerintahan naikin aja biar orang-orang masyarakat tidak memberi toko lagi. Tapi kita tahu malah biar orang Indonesia nyari yang lebih murah, jadi-nya perak-perak legal, kembi, segala macam ketika kepepet, dan kebanyakan orang Indonesia pun makan dan kepepet pun beli itu, karena memang murah kan. akses dimanapun seharusnya tidak ini gue langsung bolol yang ngomong seharusnya tidak, karena moral itu tidak bersifat universal hal yang amoral di satu daerah bisa jadi bermoral di daerah lain, kayak gimana kita nyari benang merah, kayak gimana kita nyari the bottom line Lu tau gimana gua berjuang soal judi online? Tau ya? Tapi ketika dulu di Jakarta, itu kasino legal, prostitusi legal.
Tapi karena moral, dihilangkan. Kalau lu mau bersihin sampah, jangan tong sampahnya lu buang. Paham?
Akhirnya apa? Apakah prostitusinya hilang? Malah makin sulit ditangani penyakit di mana-mana.
Apakah judinya hilang? Nah ketika basis kebijakan ekonomi diambil by moralitas seseorang atau satu kelompok, tanpa kajian akademis, tanpa kajian saintifik, tanpa kajian ilmiah, maka peluangnya untuk jadi lebih destruktif itu besar. Apalagi untuk kelompok masyarakat majemu.
Beda cerita kalau kita heterogen, homogen. Misalnya kita di Arab Saudi, majoritenya itu bisa sampai 90% misalnya. Mungkin it works dengan moralitas di situ. Oke, pertanyaan terakhir. Oke, duluan.
Mas, kalau ini kan tentang ekonomi ya. baca buku The Changing World Order by Raidalio Raidalio nah itu kan setiap negara itu ada masanya, dulu itu yang paling berkuasa itu Belanda, Dutch nah T.O.C. berpindah ke British dan saat ini Amerika dan saat ini tuh kita melihat dari kebutuh itu jelasin kalau misalkan sekarang tuh mulai ada pengalihannya ke Cina maka kita melihat kayak barang-barang sekarang tuh kebanyakan made in China bahkan kelihatan ekonomi dari Amerika ini mulai goyah kayak kemarin Donald Trump bikin kebijakan dan membuat stock market crash kayak gitu Nah, itu tanggapan. Mas Meri untuk seperti itu apa Lalu posisi Indonesia berdepannya itu Baiknya bagaimana Kemudian contoh langkah pemerintah Apa yang harus diambil pemerintah Indonesia Oke setiap masa ada orangnya Setiap orang ada masanya Itu sederhana kayak gitu ya Dulu eranya Chandra Leo gitu Iya kan Sekarang eranya Enggak Gagal Siapa tiktoker yang paling terkenal sekarang?
Willy Salim lah. Ya itulah, era itu berganti. Ya begitu juga dengan ekonomi.
Gue tuh suka tuh, tiktokan Cina dengan Amerika di sebuah TV nasional gitu. Takut nggak Cina? Cina itu 5.000 tahun ada sebelum Amerika ada. Dan kami akan terus ada sampai 5.000 tahun ke depan.
Waktu Amerika mungkin sudah tidak ada. Artinya kan memang Cina ini sebenarnya bukan kekuatan baru ya, tapi mereka mengalami fase naik turun nih. The fact mereka tertinggal puluhan tahun dulu, kalau kalian sedikit baca sejarah soal Mao Zedong dan segala macem, mereka bisa keep up. Tahun 60-an Cina tuh lebih miskin dari kita, Korea lebih mungkin ya kurang lebih sama dengan kita. bahkan Vietnam tahun 80an itu jauh sekali dibanding Indonesia terus mereka ada restorasi namanya Doi Moi makanya jadi kayak sekarang artinya semua itu terus bergerak semua itu terus berkembang orang selalu bilang Cina bakal maju tapi sebenarnya orang nggak pernah ngeliat hambatan Cina Cina itu bisa maju karena the core yang mereka jual sebenarnya yang bikin ekonomi mereka begitu besar itu tenaga kerja Iya kan?
Makanya mereka, Cina itu pintarnya adalah ketika mereka tahu nih, yang bisa gue jualan dulunya tenaga kerja gue nih, orang gue banyak. Yaudah ini dulu. Tapi ketika itu berjalan...
Inovasi, teknologi mereka terus kembangin. Dan once di titik kayak US sudah mikir, gue nggak bisa lagi nih pakai tenaga kerja Cina. Cina udah ready.
Lo ngomongin mobil listrik, kita punya BYD, bos. Lo ngomongin soal... soal... semikonduktor nih, walaupun Taiwan maju, ya kita udah bisa ngejar, loh.
Lalu ngomongin teknologi kita udah punya ini lho. Yang mana itu beriringan dengan mereka tetap provide tenaga kerja. Dan selama ini jadi masalah buat negara maju. Karena kan gede tuh gajinya kalo lu bikin pabrik di US.
Kita pindah semua ke China, ayo sini sini sini sini. Come to papa kita kan. Papa si Jinping. Dibuat-dibuat dan ketika peran dagang terjadi, Cina ready.
US naikin 100, dia naikin 200. Dia jual, beli-beli-beli akhirnya. Cina win loh. Ya karena segitunya, segitu mapannya Cina mempersiapkan itu semua.
Dan itu direplikat sama Vietnam juga. Dan semua dasar itu pertama kali dibuat oleh Singapura. Singapura itu punya apa?
Otak-otak paling. Otak-otak Singapura pernah makan atau eskrim Singapura. Dia nggak ada, nggak ada apapun gitu loh. Beda banget dengan Indonesia, tapi bisa begitu berkembang negara sekecil itu bisa jadi negara maju. Nah hal-hal seperti ini, karena di Kuan Yu waktu itu yaudah.
Oke di Kuan Yu, oke kalian nggak akan bisa menikmati demokrasi, ya benar nih. Ini seluruh susunan ini keluarga gue nih, tapi gue pasti mereka kompeten. Gue pasti gue mau negara ini maju. Lu gak boleh buat patung gue.
Gak boleh muka gue yang ada di mata uang lu. Lu cukup trust aja sama gue, gue bikin Singapura ini maju. Gak ada dia jualan moral. Gak ada dia jualan cinta, tanah, air, kebangsaan. Gak ada dia jualan kita akan melakukan semuanya.
Gak ada. Likwanyu, gue mau ini, ini, ini, ini, ini. Lu tau, pidato pertama Likwanyu ke semua pemuka agama di situ. Gue gak akan melarang lu beragama.
Tapi kita di sini Singapura. Jadi semuanya itu jadi warga negara Singapura. Dia bilang, gue gak bertuhan tapi gue menghormati semua agama. Tapi jangan sampai kepercayaan kita itu mengganggu pertumbuhan dan ekonomi. Mana ada presiden Indonesia berani ngelakuin hal seperti itu?
Ah, nggak usah gue sebut ya. Tapi kalian tahu yang mau gue sebut kan? Hidup Jokowi. Indonesia yang paling dekat dengan Singapura.
Yang jadi tempat pemasukan yang Singapura. Salah satu ketika lo mendedikasikan hidup lo sebagai edukator adalah bukan cuma bicara yang benar dong. Tapi bagaimana pesan itu sampai, walaupun pelan-pelan. Tapi kalau disini karena kualitas pendidikannya udah sama rata, anak-anak S1 semua kritikal kikinya udah bagus, kita bisa lebih dalam lagi. Tapi kalau, tapi orang kayak kalian ini cuma 5% loh dari populasi penduduk kita.
Ketika lu mau maju kayak Cina, Vietnam, dan Indonesia harus seperti itu, ya maka PR-nya bukan cuma soal inovasi, riset, pemerintahan yang benar, pemerintahan yang bagus, dan lain sebagainya. Yang benar dan bagus yang seperti apa dulu? Yang populist kah? Yang keras kah? Yang jelas kah?
Problem pemberitaan kita sekarang ini gue buka masalah keras atau tidaknya. Nggak jelas aja ya apa yang mau dituju. That's it. Kalau jelas ya terserahlah gitu. Lu bahkan nggak tahu tujuan lu apa gitu.
Kita harus mencegah stunting. Oke stunting it's a problem, it's a big problem. But we had the another problem. Bukan cuma stunting.
Anak SMA nggak bisa baca bos hari ini. Itu apa? Polisi yang emang nggak dipikirkan juga, cost benefit dan keadaannya gitu.
Ada yang ngeliat konten di TikTok? Anak istri nggak tau ibu kota Jawa Tengah? Apa ibu kota Jawa Tengah, teman-teman?
Jambi adanya di mana? Berapa jumlah provinsi di Papua? Nah, itu yang ditiru sama Vietnam dulu, waktu nyusun kurikulum.
Mereka ngambil intisari kurikulum KBK dan 94 Indonesia diterapkan dengan keadaan yang lebih baik. Jadilah Vietnam kayak sekarang. Kita udah punya kurikulum bagus 2006, 2013. Ah, kurang work. Tidak melihat potensi anak. Anak nggak boleh ditinggal kelas.
Anak harus punya kemampuan memahami bacaan ketimbang membaca. Akhirnya membaca pun mereka tidak bisa. Karena ya sudah waktunya main-main.
Main-mainnya sampai SMA. That's the ugly truth. Untuk itulah gue berkeliling ke semua kampus.
That's the ugly truth, teman-teman. Dan kalau ada yang mau bantah, mohon gue loh silahkan. Paling kita kelahin sudah ya. Hidup itu sederhananya. Selama lo tidak merugikan orang lain.
Enough. Kadang-kadang kita terlalu pengen berkontribusi, sampai kita lupa esensi yang penting. Sekakin besar keinginan kita berkontribusi, akhirnya kita merugikan sekeliling kita sendiri.
Karena udah jam 2, terima kasih teman-teman. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya. See ya.