Buat apa sih ada Alphamidi? Indomaret yang sampai 90 triliun, Alphamart udah sampai 80-an triliun. Kenapa ada Alphamidi? Kalau di rankingnya ya, dia tuh ketiga, sekitar 14 triliun. Baru dibawanya Hypermart, Superindo, Care4, dan teman-temannya.
Sebelum kita belajar bareng strateginya, coba komen di bawah kenapa ada Alphamidi. Kenapa nggak Alphamart aja? Cuma dari dulu ya, emang kita lumayan tau ya, bisnis minimarket ya semua orang butuh. Sampai mati semua orang butuh. Belanja barang mingguan, harian, bulanan, tuh pasti di sana.
Tapi biar kita sama-sama lebih pinter, episode bedah bisnis ini kita membahas Alphamidi. anaknya yang menurut gue awalnya kayak posisinya aneh. Ya kadang kita mikir, harusnya nggak ada. Mungkin keputusannya itu salah banget karena mereka nggak subscribe.
Oke, bercanda. Nggak salah kok. Soalnya chapter 1, kita membahas tentang market grocery. Kadang nggak banyak yang tahu datanya.
Kita nggak bisa samain semua grocery ya. Ada yang namanya mini market, ada yang namanya hyper market. Di 2019, pasar mini market itu tuh konsisten pertumbuhannya tuh bagus banget.
Malah yang super atau hyper sama pasar tradisional itu mengalami penurunan. Oke, Indomaret, Alphamart, in the right trend. Itu 2019 marketnya sampai 140 miliar dolar 2,1 kwadriliun rupiah Gue baru pertama kali di video ngomong kwadriliun Karena emang ya konsumsi perlu Nah di 2022 proyeksinya bisa naik 30 miliar dolar lagi So the market is growing Kalau dari data 2019 Pulau Jawa itu jadi pusatnya untuk market mini market ini Kontribusinya sampai 69% dibanding pulau-pulau lain Tapi yang lagi naik Bali sama sekitar Nusa Tenggara Itu pertumbuhannya oke 7% Kira-kira petanya kayak gini Kalau secara landscape Pemain-pemain di mini market ini Jadi Yang kita tau lagi growingnya, yang lain lagi turun Emang top 3 player-nya Indomaret, Alphamart, Alphamidi Dari total gerai, segini Kayak Alphamidi tuh jauh sebenernya Secara transaksi, yang tadi gue bilang Alphamidi tuh sekitar 14 triliun Tapi kenapa strategi itu dipisah? Kenapa gak Alphamart aja?
Kita harus pelajarin consumer behavior Lo kalo gak minimarket, itu biasanya beli apa? Nanti kita bilang belanja bulanan, makanan, rokok Ini beli di data aja ya Yang paling tinggi itu makanan ringan, snacks Yang kedua, minuman Baru makanan instan, alat mandi, es krim, perawatan tubuh Udah keliatan ini tuh consumer goods yang Gampang Kita sehari-hari banget. Jadi itu core-nya minimarket.
Lu mau hidup, lu butuh makan, ya lu belinya di minimarket. Kalau secara frekuensi, 45% orang tuh ke minimarket sekali seminggu. 40% 2-3 kali per minggu.
Kalian sendiri seberapa sering? Coba komen di bawah. Kalau gue sih sekarang kebanyakan online. Dan alasannya, ini nanti nyambung ke strategi kenapa minimarket tuh deket-deket ya.
1. 75% ke minimarket karena jaraknya deket. 2. 23% deket sama sekolah, kampus, kantor, atau second home-nya mereka lah. 3. 15% karena harganya murah.
Terus kita harus jawab dong, dengan adanya Alphamidi, ngapain perlu ada yang lain aja? Kalau kalian lihat ya, Indomaret, Alphamad, semuanya tuh deket-deketan banget. Chapter 2, kenapa mereka deket-deketan? Ada 2 alasan utama kenapa mereka pakai strategi itu. Yang pertama itu namanya Hoteling Theory.
Jadi kalau 2 perusahaan yang offernya tuh mirip-mirip, mereka tuh bakal buka deket-deketan. Karena tujuannya sama, gimana cara jangkau konsumen seluas mungkin. Fokus teorinya tuh ada 2, lokasi produsen sama perilaku konsumen. Jadi harus ada titik equilibrium-nya, kalau misalnya satu buka di sana, ya harus ada kompetitor lain buka di sana juga.
Biar saingannya sehat. Kalau misalnya cuma satu yang buka di sana, Karena ya semua orang kesana. Tapi kalau udah offeringnya VV50, tinggal a matter of yaudah di lokasi ini kita coba saingkan VV50. Kadang orang Indo-Paret, kadang orang Alphamart. Tergantung behavior konsumennya.
Nah yang kedua, itu yang sebenarnya nggak banyak orang bahas. Budget R&D. Soalnya kan kalau lo mau pilih buka lokasi, lo harus reset.
Lo harus tau orang bakal beli nggak disana. Daerahnya tuh buying power-nya berapa. Biasanya mereka nyari apa.
Itu namanya game theory. Ini dilakuin sama Coca-Cola sama Pepsi. Jadi kalau misalnya ada satu kompetitor masuk ke daerah itu, yaudah gue gak perlu riset lagi karena dia pasti udah riset. Jadi gue datang aja, bikin offering yang sama, ya nyambung lagi ke hotelling teori tadi. Baru sisanya cara menang, marketing, pricing strategy, product development.
Make sense dong, kalau misalnya setiap dia buka di sana ya pasti satunya buka lagi. Karena emang ini jenis produk yang semua orang butuh di daerah manapun. Tapi ini gak ngejawab pertanyaan kenapa perlu ada Alphamidi, which is chapter 3. Why Alphamidi? Karena namanya Alphamidi, yes mereka tuh subsidiary, kayak anak perusahaan.
Dimulai 2007, campang pertama di Jakarta Pusat. didirikan oleh Joko Susanto. Awalnya mereka cuma toko kelontong, kayak pasar Ardina lah. Dan Pak Joko ini sebenarnya bukan dari background entrepreneur yang savvy. Dia cuma tamat sampai satu kelas SD, putus sekolah buat lanjutin usaha toko kelontong orang tuanya.
Somehow, ini makanya gue bilang entrepreneurs are made not born, dia sukses terus sampai punya 560 gerai. Di banyak banget pasar tradisional. Kalau di-backtrack lagi, sebenarnya Pak Joko ini 1976 pernah bangkrut.
Waktu itu musibah kebakaran sampai 80-90% modali hilang. Cuma di 1980, dia kerjasama sama Putra Sampurna ya. Awalnya simple kios rokok, ada 15. Ya udah rame, ubah nama jadi Alfa Toko Gudang Rabat.
Baru diubah jadi Alfa Mini Mart di tahun 1994. Itu tahun gue lahir tuh. Akhirnya di tahun 2014, dia sempat masuk Forbes 10 dari 50 orang terkaya di Indonesia. Hebat sih.
Menurut gue kalau denger ceritanya ya, yang nggak tamat SD aja bisa ngembang segede itu. Nah terus sekarang bedanya Alfa Mini itu apa? Chapter 3 Alfa Mini USP.
Ini yang bisa jadi pelajaran kita untuk strategi bisnis ke depannya. Sesimpel mau bikin brand yang user behavior-nya itu beda. Tujuan Alpham ini ternyata di segmen berdasarkan user behavior. Yang sebelumnya orang sekali sebulan, dipaksa atau diarahin untuk belanja mingguan.
Caranya gimana? Dibikin luasnya lebih gede, desain modern, dan produknya itu fresh food. Daging olahan, makanan buku, tipe-tipe yang kalau misalnya...
Kalau lo beli makanan kan gak sering kalau misalnya kita mau stock fresh itu selama 2 bulan gitu. Mendingan beli terus fresh. So that's the goal.
Dan ternyata gak bisa dilakuin di Alphamart. Atau lebih tepat ya, strateginya untuk bikin Alphamart lebih menarik sebagai mini market. Yang kalangan menengah ke bawah, yang tiket size atau buying size-nya lebih kecil, itu diarahin ke Alphamart. Yang lebih gede diarahin ke Alphamidi.
Makanya make sense, gerainya nggak perlu sebanyak itu. Alphamart lebih kecil, Alphamidi lebih gede, dan fokus ke barang-barang fresh. Yang belajarnya mungkin lebih sering.
Pemetaannya, itu strukturnya kayak gini. Alphamart itu emang tetap parent-nya. Alphamidi dibangun untuk segmen behavior berbeda, yang ternyata di bawahnya ada Lawson. Ini data-datanya, sampai mereka 2021 dapat award. Indonesia Millennial Brand Choice Award.
Sama Kastronom Kulit. award sama customer experience award. Nah itulah kelihatan ya, lebih fokus ke kualitas dibanding frekuensi orang masuk keluar.
Gimana caranya Alfa Mini bisa mengembangin gerai mereka? Mereka pakai yang namanya franchise model. Udah sering gue bahas di video ini, di Youtube gue maksudnya.
Jadi per gerai itu sekitar 300-500 juta. Yang 300 disiapin sampai 9 rak dengan jumlah produk itu sekitar 1.200. Yang 500 juta 45 rak sampai 4.500 produknya. Kalau mau franchise, kalian harus bayar franchise fee 45 juta.
dalam kurun 5 tahun, jadi 5 tahun bakal bayar lagi tetek bengayaknya, kaya listrik, AC gerai, cash register sama dibantuin perizinan untuk pembukaan outlet berarti, kalau kalian franchise, uniknya Property-nya itu nanti bisa dimiliki sama investor. Jadi kalau misalnya di sana jadi rame, gara-gara Alphamidi, Alphamart, kalian bisa own property-nya, jadi dapat capital gain jangka panjang. Biasanya selalu dipilih yang strategis, karena mereka ada tim R&D.
Terus kalau gue misalnya mau invest di Alphamidi, gimana? Sebenarnya bisa, cari jalur koneksi dan lain-lain, tapi karena di sini gue lagi kolaborasi sama Bishare, kalian bisa invest dan punya Alphamidi sendiri dari modal 1 juta doang. Karena emang konsepnya Bishare itu crowdfunding.
Ini udah satu modal gede, yaudah kumpulin nih banyak orang, 1 juta, 1 juta, 1 juta, terus mereka bakal dibagi profitnya sesuai dengan porsinya. Ini tampilannya, B-Share termasuk nih, Alphamidi kayak gini. Mereka platform security crowdfunding. Udah dapet license OJK buat kalian bisa invest di bisnis-bisnis kayak gini. Sebenernya dulu mereka terkenalnya tuh pas mereka buka Sour Sally.
Sour Sally kan udah lama ya. Dan di beberapa cabang tuh mereka sukses banget. Jadi banyak orang tuh pengen coba invest dari 1 juta doang.
Tapi sekarang juga menanti juga yang punya nya Jerome sama Jehian. Ada Covitovi dan bisnis lainnya kalian bisa lihat aja. Again, karena kolaborasi, kalo kalian pake link ini ya di description juga.
Pake kode ini, di link yang tadi, kalian bisa off 50% biaya layanan. Oke lah, as long as kalian pelajarin bisnisnya. Pelajari resikonya and do your own research.
Soalnya enggak semua orang punya privilege kayak gue, yang ada beberapa koneksi gue bisa invest sendiri misalnya langsung 1M di satu bisnis. I guess crowdfunding jadi solusi yang pengen masuk ke sebuah bisnis yang mereka suka, mulai dari 1 juta. Kepuin aja link ada di bawah.
Nah lebih detailnya, kalau buka Alphamidi itu kayak gini. Franchise plan, chapter 4. Gue pakai study case yang di Bandung, alamat lengkapnya ini. Ini foto-fotonya. Nah mereka pas ngelakuin offering Alphamidi ke investor, mereka harus ngelakuin dulu research kepadatan.
dan user behavior di sana. Oke, di daerah sana itu ada kos-kosan, sekolah, kantor, sama perumahan warga. Make sense. Dan city-nya lumayan padat, jadi buka minimarket atau size kayak Alphamidi masih make sense.
Ruasana, harga properti, nilai akusasi proyek, itu lengkap ditulis sama mereka. Karena sebagai investor, kalian harus benar-benar tahu semuanya ya. Kalau misalnya di summary, angka-angkanya itu kayak gini.
Jadi uang 1 juta rupiah kalian itu, bakal dialokasi kalau full target itu kepake kayak gitu. Totalnya sekitar 5 miliar. Dan untuknya kalau misalnya kalian punya Alphamidi di Bishare, Dia itu bagi dividen, bagi profit di Alphamidi itu 80% dari semua keuntangannya itu dibagiin ke investor. 20% itu baru laba ditahan.
Mungkin buat mereka inventory, buat mereka ekspansi. Itu lumayan gede sih. Ada profit langsung dibagiin ke investor. Bagian pertamanya atau dividen pertama itu dividen interim di 6 bulan. Habis itu baru setiap 3 bulan dibagiin ke semua investor dari net profit yang kayak tadi 80-20.
Kalau total 5M dan kepemilikan propertinya itu dari PT Penerbit. Jadi bisa dapet jangka panjang capital gain. Ya kira-kira kalau secara overall 81 juta. per tahun capital gain-nya nanti dibagi ke berapa banyak investor.
Harus hitung dua dari gain-nya, yaitu dari dividend profit sama dari kenaikan harga propertinya. Hitungannya kayak gini. Tapi nggak fair kalau misalnya gue cuma ngomong dari segi investment, gue cuma, oke nih, taruh duit, segini, harus taruh resikonya juga. Resikonya, Avamidi dan semua minimarketnya itu nggak kebal Bukan kayak tinggal buka, semua orang pasti beli Misalnya, satu, resiko liquidity Cash on hand-nya itu nggak cukup nih, misalnya buat bayar investor Tapi mitigasinya mereka, kelebihan dari keuntungannya itu ditaruh sebagai sinking fund Untuk bisa pastiin profit share ke depannya Terus ada plan, kalau misalnya di B-share, mereka katanya bakal ada pasar sekunder Jadi kalau kalian udah taruh, punya saham sekian persen, kalian bisa jual itu ke orang lain Yang kedua, resiko persaingan Kalau Alphamidi buka di sana, terus tiba-tiba ada lain yang buka ambil market share-nya, proyeksinya berubah, ada risiko juga di sana. Again, this is a business.
Bukan kayak kanan investasi atau taruh duit di deposito atau apa. Yang kadang bisa fix, kadang lebih bisa predictable. Harus mulai pelajari namanya kalau mereka buka di sana gimana.
yang lain buka. Gimana kalau tiba-tiba sekolah di sana sepi? Gimana kalau pandemi lagi? Itu harus dipikirin juga. Yang terakhir, resiko investasi.
Kalau mereka ternyata nggak untung di satu tahun pertama, again, it's a risk. Tapi mitigasi mereka, kalau seandainya nggak untung, likuidasi itu tetap dimilikiin sama investor, yaitu dicairin duitnya buat kalian. Tapi harus baca banget TNC-nya nih.
And again, disclaimer, gue bukan mau ngajak, tapi ini mungkin bisa jadi platform buat kalian pelajarin. Kalau kalian taruh uang yang kalian bisa hilang, dan ngerasain namanya dibagi dividen, pelajarin bisnis modelnya. Kalian bukan cuma invest di instrumen investasi yang cuma taruh terus lupa, tapi bisa ada pelajaran bisnisnya juga.
Again, kalau tertarik, after doing your own research, linknya di sini, di description, pakai kode gue, off 50% biaya layanan. Link appsnya ada di bawah, kalian bisa follow IG-nya kalau pengen lihat opportunity-opportunity invest di bisnis. Gimana? Masih make sense nggak? Untuk kenapa harus ada alfamidi dibanding...
Kenapa gak Alva Martino Mart aja Ya balik lagi Style orang beda-beda Kalo gue sih ya Selalu pengamat dan penganalisa Sebisa mungkin gue ngerti Banyak banget bisnis Biar gue bisa implement Di bisnis gue sendiri Kalo kalian belajar sesuatu Like, comment, subscribe See you guys in the next video Bye bye