Transcript for:
Peran AI dalam Pekerjaan Masa Depan

Apakah benar ratusan ribu pekerjaan, mungkin jutaan pekerjaan yang bakal diganti ramai AI? Jawabannya, benar. Artificial intelligence. Artificial intelligence.

Artificial intelligence. Artificial intelligence. Tapi kalian tuh salah cara berpikirnya. Karena AI itu lebih menyeramkan karena udah ada di depan mata kita. Semua orang bisa ngerasain teknologinya.

Jadi semua orang ngerasa ada ancaman. And trust me, kalau kalian nggak adaptasi, semua kerjaan yang kalian punya sekarang, sooner or later, either bakal digantiin sama AI atau digantiin sama robotics. Lihat, AI sekarang udah kayak gini, robot udah kayak gini.

Pertanyaannya gini, ini bukan pertama kalinya terjadi di revolusi industri atau apapun itu ya. Karena dulu pas zamannya labor, orang jadi petani, orang bikin makanan, dan lain-lain, sekarang udah banyak banget pekerjaan digantiin sama mesin. Habis itu, kita ngomong banyak banget ya soal pen and paper, printing, menjahit, bertani. Itu mayoritas pekerjaan yang sebenarnya bisa digantikan sama mesin. Pertanyaannya dulu ngomel nggak kita?

Pas kok kerjaannya diganti sama pabrik, diganti sama... Justru kita berterima kasih sama pabrik. Kenapa? Sebagai konsumen, kita dapat barang yang lebih bagus dan lebih murah. Dan itu hal yang bakal terjadi sama AI.

Bedanya, AI disruption-nya semasif itu, dan masing-masing dari pekerjaan kalian itu terancam buat tidak. Tapi, sama kayak quote-nya... Jensen Huang nonton waktu di acara di Tribata Yang bakal ngegantiin kalian itu bukan AI Tapi orang yang bisa menggunakannya Nanti gue bakal jelasin fenomenanya Kalau kalian mau tak tergantikan Kalian harus ngapain?

Karena Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan Dimana masyarakatnya bakal jobless, pengangguran Sesimpel karena orang yang tidak akan pernah bisa digantikan sama AI Adalah orang yang bisa berpikir kritis Atau orang yang kreatif Video ini sebagai contoh ya Gue lagi collab sama Dreamina AI Hampir semua klip klip disini, foto, video, itu hasil dari AI. B-roll dan lain-lain, nge-cut kerjaan editor gue yang butuh berjem-jem, jadi cuma hitungan menit. Kalau kalian ngikutin Instagram gue, kalian sadarkan kalian tuh ketipu sebenarnya. Kenapa selama 3 bulan terakhir, yang biasa bahas bisnis, finance, tiba-tiba politik, cari istri, drama tinju-tinjuan, bahas agama, itu tujuannya buat apa? Satu, karena gue bosen.

Kedua, itu social experiment yang gue bikin lumayan publik, nanti gue bakal cerita di satu video khusus. Tapi bisa nggak AI ngelakuin apa yang gue lakuin? Jawabannya, enggak. Enggak lah, jangan terlalu banyak gue cerita di video ini, karena kalian bakal harusnya lumayan mind blow gimana cara gue gunain psikologi manusia, algoritma social media, untuk bisa memanipulasi masa secara massal.

Nanti gue pake papan tulis gue jelasin. Tapi topiknya itu, AI nggak bisa ngelakuin apa yang gue lakuin. Sebelum gue sharing strateginya, Gimana caranya nggak tergantikan sama AI? Kalian harus bener-bener tau, kenapa Indonesia terancam dan benefitnya apa kalau kalian belajar AI sekarang. Simpelnya, kalau buat gue, ada 3 kuadran.

Oke, ada risetnya yang menarik. Di 2025, orang yang lahir tahun depan, itu namanya generasi beta. Itu generasi yang paling pinter, yang harusnya paling pinter dari semua generasi.

Generasi yang paling penasaran, paling bisa menyerap informasi lebih banyak. Kenapa? Soalnya lahir di zaman AI.

Kalian kalau track back cerita orang tua kita, kalau mau cari informasi, informasi mentah bahkan ya, harus... ke perpustakaan, buka buku, barulah mereka bisa dapat informasi. Di milenial emergency, kita sekedar pakai jempol. Tapi ada namanya informasi mentah sama informasi matang. Informasi matang itu butuh dimasak untuk kita bisa konklusi oh, yang terbaik untuk karir adalah ABC.

Kodran pertama yang paling penting dari AI itu learning. Kalian tinggal menjadi generasi yang mau belajar apapun, mau analisa apapun, mau dapetin summary atau tanda kutip belajar langsung dari profesor. Bahkan mungkin informasinya lebih dalam daripada profesor, dalam hitungan.

Jempol, hitungan detik pake jempol maksudnya So, kuadran pertama, gunain AI untuk belajar sebanyak-banyaknya, secepet-cepetnya Dan kalian bakal jauh-jauh lebih pintar, jauh lebih unggul daripada generasi sebelumnya Cuma butuh satu hal, rasa penasaran Kalo bingung sama suatu hal, bukalah AI, tanya-tanya Poin kedua, time saving Untuk manusia yang ngelakuin suatu pekerjaan, pasti mereka harus sedang ngelakuin proses dari 1, 2, 3, sampe 10 Dan yang kalian gak sadar, sebenernya dari 10 step itu, 8-nya itu biasanya redundant Kalo gak redundant, bisa digantikan sama tools Yang gak bisa mungkin kayak mikirnya di poin 1, ngecek apakah ini bagus atau nggak di poin 1. Sisanya, itu tuh simpelnya kayak editor gue mau ngedit video. Oke, kita harus tambahin B-roll. Gambar yang merepresentasikan orang lagi berpikir.

Yang dia lakuin ke website, beli dulu tokennya, browsing dulu yang banyak, download dulu, coba masukin ke klip dulu. Itu bisa digantiin dalam hitungan menit. Dan itu tools yang lagi gue collab di video ini juga.

Yaitu Dreamina. Kalian bisa bikin video, gambar, dan AI tools ini lumayan unik flownya, karena dia... nge-generate image sama video berdasarkan token dan kalian bisa dapet 60 token gratis setiap harinya. Kalian bisa ke late.

Dan itu cuma proses kreatif. Ada banyak banget aspek pekerjaan administratif yang bisa kalian time-saving dari yang sebelumnya 10 jam diberesin dalam 10 menit. Gue nggak bercanda. 10 jam kalian baca Excel yang isinya 10 ribu field cuma mau cari misalnya data-data mana yang kalian butuh kalian bisa pake AI. Baru poin ketiga yang jujur ya pedang bermata dua kenapa Indonesia rentan untuk digantikan AI yaitu critical thinking.

Basisnya menjadi critical thinking lo harus bisa bertanya why. Tapi karena, nah diketipnya gini ya, kalau orang bodoh ngobrol sama orang bodoh, mereka berdua belum tentu bisa jadi kritis. Karena duodonya ya cuma lempar-lemparan statement yang nggak ada substansi.

Untuk berpikir kritis, lu butuh lawan dia. Bicara yang bisa punya wawasan luas dan sama-sama nanya why. Jadi gunain AI yang sifatnya conversasional untuk mengasah pola pikir.

Kalian nanya pertanyaan-pertanyaan yang biasanya kalian nggak bisa ketemu di search engine atau platform lainnya. Terus kalau misalnya mau belajar AI yang bener, itu balik lagi ke poin yang gue bikin di video sebelumnya yaitu literasi. Functional literasi itu kan turunan dari skill-skill yang berguna di kehidupan sehari-hari. Dan ada namanya AI literasi.

Karena yang kebanyakan orang, mereka tahu... Ada banyak tools AI yang keren-keren tapi sekedar tahu saja belum tentu mereka pakai sehari-hari apalagi dijadiin habit yang melebur ke workflow-nya kalian karena kalian tidak mengerti yang namanya literasi. Oh tahu ada tools ini pakai sekali terus tidak dipakai lagi.

Framework-nya AI literasi itu ada 3 step Kalian harus understand, evaluate, baru use Karena kalau orang skip use langsung pakai aja misalnya Tapi kalian nggak ngerti ini fungsinya bisa sejauh apa Nggak ngerti teknologinya secanggih apa Dapetin informasi lewat multimodal Mereka nggak perlu sampai sedalam itu sih Tapi untuk sebelum pakai tools AI Ada bagusnya kalian understand dulu ini sebenarnya bisa sejauh apa toolsnya Kalau lo bingung, bahkan lo bisa tanya AI tools AI yang bagus apa dan jelasin kenapa, cara kerjanya gimana, bisa sejawab apa. Tapi informasi yang kalian dapetin jangan ditelan mentah-mentah, dievaluasi dulu. Cocok nggak untuk workflow gue? Bisa nggak gue konsisten pakai ini? Cara gue pakai ini secara konsisten gimana?

Baru yang terakhir, use. Di saat kalian pakai tools AI, kalau udah ngelewatin fase listrasi ini, kalian bakal pakai itu bukan buat keren-kerenan doang, tapi mempermudah hidup kalian. Contoh, kalau kalian pakai Dreamina AI, kalian devaluasi, kalian tahu nih, AI itu is only as good as the input.

Seberapa jago kalian... bertanya atau menggunakannya, AI-nya bakal lebih bagus lagi. Atau yang terkenal kalau misalnya kalian pakai AI yang lagi rame sekarang, bahkan ada pekerjaan khusus yaitu namanya prompting. Gimana cara bertanya dan bikin kalimat-kalimat yang tepat biar AI-nya keluarin hasil yang paling bagus.

Ini kalau mau praktek pakai Dremina AI, kalian bisa pakai AI reference-nya, text to image, kalian bisa prompting keluar gambar, image to image, ini buat bikin poster dan teman-temannya. Tapi so far, kalau kalian lihat di video ini, yang hampir semuanya itu pakai AI, menurut kalian gimana? Kalau jelek, mungkin bukan salah AI-nya, mungkin salah editor gue yang nggak jago prompting.

Kalau udah ngerti cara pakenya, leburin itu ke proses kerja kira-kira kayak gini. Lantas, kenapa di awal video gue bilang kayak Indonesia tuh yang paling bahaya? Karena AI either bisa bikin lo miskin atau bisa bikin lo kaya banget. Ini ancaman AI yang sebenarnya. AI tuh punya ancaman paling gede untuk masyarakat dunia.

Khusus untuk orang-orang yang nggak bisa berpikir kritis dan nggak bisa kreatif. Karena itu dua hal yang gak bisa digantiin sama AI. Sooner or later, mungkin gak nunggu sampai 10 tahun bahkan, cuma beberapa tahun ke depan.

Kerjaan-kerjaan yang kecil, yang receh, yang administratif, itu semuanya bakal digantiin sama AI. AI itu memaksa kita untuk harus bisa berpikir lebih tinggi lagi. Kalau yang cetek-cetek, misalnya 2 tambah 2, 1 tambah 1, itu digantiin sama kalkulator.

Tapi kalau ada AI, misalnya cari informasi tentang riset atau jurnal, itu tuh cetek buat AI. Yang kalian harus berpikir lebih tinggi lagi adalah, dari jurnal itu, apa yang kita bisa lakuin untuk manusia? Apa kira-kira bisnis model yang menarik? produk yang kira-kira bisa kita implement.

Ini yang dari dulu gue selalu bilang berpikir kritis itu penting banget. Pikirannya bukan linear. Kalau ada pintu ke kunci, kita nggak fokus dobrak pintu.

Kita cek di samping jendela-nya kebuka atau nggak. Itu namanya lateral thinking. AI is only as good as the input. Makanya gue ulangin, kerjaan kalian most likely mungkin bisa diganti nama AI.

Tapi yang pasti digantikan nama orang yang bisa menggunakan AI. Intinya yang paling penting, jangan ngerasa satu cara itu udah cara yang terbaik. Kalau nggak bisa adaptasi, you lose and die. Rugi waktu, rugi uang, dan yang lebih parah lagi rugi otak. Makanya sekarang gue pun kan mau rebranding ya Gue udah bukan kreator bisnis atau finance lagi Harapannya gue bisa jadi kreator yang bikin kalian jauh lebih kritis Berani mempertanyakan hal-hal Ujung-ujungnya ya biar kalian bisa punya kerjaan atau karir apapun Yang gak bakal digantiin sama AI Again, semua video ini Hampir semua klip-klipnya itu pake AI Menurut kalian, kalo misal belum perfect Menurut gue dikit lagi Bener-bener bisa ngegantiin Sampai di tahap gue pecap editor gue Termasuk skripnya juga AI Tapi gue modifikasi Karena sebagus-bagusnya skrip AI Dia gak bisa berbicara kayak gue bicara Kalau kalian mau langsung praktekin Bisa langsung cek link yang gue taruh di bawah Itulah yang bikin kalian gak bisa diganti sama AI Dan karena Indonesia krisis berpikir Itulah ancaman palingnya Tapi kalau kita optimis Dan kita oportunis Justru karena banyak masalah Itu banyak opportunity Kalau misalnya semua orang Indonesia pintar Kalian gak laku bos Gue gak laku Jadi sedikit berterima kasih Bahwa banyak masalah di Indonesia Dan banyak yang bisa disolves sama AI Kalian setuju atau enggak?

See you guys in the next video Bye-bye