Hari ini tepat 18 tahun bencana gempa dan tsunami menerjang Aceh. Tepatnya 26 Desember 2004 lalu. Bencana tersebut menjadi yang terdasar yang pernah terjadi di Indonesia.
PBB pada 4 Januari 2005 memperkirakan bahwa jumlah korban tsunami Aceh kemungkinan melebihi 200.000 jiwa. Gempa di Aceh terjadi sekitar pukul 7.58 waktu Indonesia Barat dengan kekuatan magnitudo Gempa ini bahkan disebut sejumlah ahli sebagai gempa terbesar kelima yang pernah terjadi dalam sejarah. Setelah gempa terjadi, tsunami dengan ketinggian sekitar 30 meter menerjang wilayah Aceh. Diketahui, dasyatnya tsunami pada saat itu berkecepatan 100 meter per detik atau 360 kilometer per jam.
Ternyata bukan hanya Indonesia saja yang mengalami tsunami, namun beberapa wilayah pantai di Asia Tenggara dan Asia Selatan juga terkena dampaknya. Dilaporkan pantai-pantai di Sri Lanka, India, Thailand, Malaysia, dan lain sebagainya ikut dilanda tsunami. Gempa berkekuatan besar yang terjadi ini akibat dari interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Peristiwa gempa dan tsunami Aceh menjadi salah satu bencana terkelam di Indonesia. Setelah bencana terjadi, beberapa negara mengerahkan bantuannya ke Aceh. Kapal Induk Amerika Serikat USS Abraham Lincoln turut membantu evakuasi korban dan penyaluran bahat bantuan. Selain itu, masyarakat internasional juga memberikan bantuan senilai 2 miliar dolar AS. Dengan banyak bantuan dan perhatian, Aceh perlahan kembali bangkit dan tertata kembali.
Bukan hanya secara infrastruktur, namun perekonomian sekaligus psikologi masyarakat juga perlahan mulai membaik. Dan pada 2009 lalu, didirikan sebuah museum di kota Banda Aceh untuk mengenang peristiwa pilu tersebut.