Transcript for:
Teori Strukturasi Pierre Bourdieu

Saya akan menjelaskan bagaimana yang purju dilihat jadi sebetulnya bukan persisnya teori struktural tapi strukturasi jadi nanti kita akan melihat apa maksudnya itu teori strukturasi adalah yang membahas bahas tentang syarat-syarat untuk bisa bertahan yang suatu perubahan struktur-struktur sosial dengan demikian menjadi syarat reproduksi sistem sosial jadi lebih sebetulnya seperti punya yang Tony Giden atau saya akan mengatakan lebih Anthony Giden milik punya Bu Ju karena Bu Ju duluan ya mudahnya ini rumusannya adalah bagaimana kita menjelaskan supaya terjadi perubahan sosial Nanti kita akan melihat lebih lanjut. Maka dia akan mengatakan, saya langsung saja sumbangan purju. Empat konsep sumbangan purju. Mungkin saya harus agak dekat ke sini, supaya bisa sampai ke sini. Yang pertama adalah konsep apa yang disebut habitus. Jadi kalau strukturalisme dia seandainya disebut strukturalisme namanya strukturalisme genetik Yaitu analisa struktur objektif tidak bisa dipisah dari analisa asal-usul struktur mental individu maksudnya apa kalau Anda misalnya punya teman yang trouble maker lalu teman asal ketika diajak menginap di rumahnya lalu Anda dua hari di sana pulang langsung cerita sama temen-temennya saya tahu mengapa dia trouble maker karena kalau ngomong ayahnya langsung menyaud kakaknya selalu membantah lalu malah dimarahi ya itu artinya bahwa struk habitus itu hasil internalisasi lingkungannya Dan pada dirilanya, kalau pada saat dia sudah mulai mendominasi, dia akan membentuk lingkungannya Habitus tidak sama dengan habit Salah satu cara mendapatkan habitus adalah habit, tetapi tidak identik Jadi bagaimana lingkungan itu membentuk, biasanya digaitkan dengan kelas sosial Waktu saya ceramah di psikologi UI, ada dosen yang bertanya, apa bedanya habitus dengan behaviorisme? Tentu Kalau behaviorisme itu sembarang conditioning. Tetapi kalau habitus itu dikaitkan dengan kelas sosial. Misalnya kalau aristokrat Perancis itu kalau berbicara, mulutnya enggak usah membuka lebar-lebar. Tetapi pronunciasinya jelas. Karena apa? Sejak kecil itu sudah dilatih kalau pronunciasi menggigit pensil. Coba kalau Anda coba, gigit pensil lalu berbicara. Itu tidak perlu Anda membuka. buka mulut lebar-lebar, tapi jelas pronunciation-nya. Nah, takut saya kan tinggal di kampung tetangga jauh, jadi teriak-teriak terus. Bagaimana itu? Dan nanti Bu Junyi putus dari ekonomismenya Marx. Apa yang membedakan nanti akan saya jelaskan. Dan kelas tidak hanya dipahami sebagai kesadaran dalam arti kaitan dengan ekonomi, tapi kelas dikaitkan dengan budaya, nanti kapital budaya. Hai ini empat minimal saya akan menambah satu lagi 5 konsep yang penting sebagai sumbangan dari Fulci habitus capital Arena distinction dan saya tambah lagi kekerasan simbolis habitus Ini yang sering keliru di universitas-universitas kalau ujian tesis atau disertasi. Ada dosen yang jadi bagian dari yuli bertanya, ini penelitianmu unitnya individu atau sosial? Individu atau struktur? Keliru pertanyaannya. Karena itu mengatasi agensi dan struktur sosial. Dan mengatasi dikotomi individu dan masyarakat. Saya jadi ingat kalau menerima dikotomi waktu belajar. saya bersahabat di SDF pertama kali teman saya itu mendengar kata dikotomi langsung tanya teman sebelahnya dikotomi tidak pakai tapi tepung lalu juga lulus waktu dia dikirim oleh teman-teman Untuk pesta di kedutaan Fatikan, karena dia jarang pesta itu, dikirim oleh Romo Magnis waktu itu, Romo Magnis rekturnya. Lalu, sudah pesta kembali, ditanya, gimana pestanya tadi malam? Wah, menyenangkan. Kok menyenangkan apa? Transparan, pisah atau transparan? Ngambil sendiri-sendiri itu loh Rasmanan Bagaimana saya Bagaimana dikontrol Jadi, agensi dan seterusnya Struktur sosial tidak bisa. Jadi seperti kalau dikatakan dalam Anthony Gideon kan ada dualitas struktural. Antara agent dan struktur ketika masih dualitas masih ada kesatuan. Ketika masuk dualisme mulai perubahan, agent mengambil jarak terhadap struktur. Ya tetapi itu pada nanti saya jelaskan pada saat kita membahas kelas pembagian kelas Saya kaitkan dengan punya perubahan pada Anthony Hiddens Kebebasan dan determinisme Orang bertanya apakah habitus itu suatu bentuk determinisme Buji mengatakan tidak Karena apa? Habitus itu ibarat seperti kalau kita belajar piano Pada awal kita hanya durimi fasolasi Terus kan setiap partian selama sebulan itu setiap hari dari 2x3 15 menit harus begitu awal selalu begitu tetapi begitu kita menguasai dikasih partisi apapun bahkan anda bisa main jazz dengan semua improvisasinya karena apa? hal itu seperti itu meskipun awalnya adalah hasil suatu semacam conditioning tetapi itu akhirnya akan ada kreativitas tidak lagi terdeterminasi Itu nanti saya jelaskan Apa unsur-unsur habis itu Selalu kapital Jadi ini masih warisan dari Marx Sebetulnya Bahwa kita hidup ini atau mendominasi Atau didominasi Hai apakah kita mendominasi tergantung apakah kita memiliki kapital dan kapital itu ada empat kapital ekonomi kapital budaya kapital sosial dan kapital simulasi bisa jelaskan satu persatu tetapi memiliki kapital tidak cukup berubah tergantung juga strategi penempatan kapital kemampuan nanti menempatkan kapital itu juga tergantung Habitus. Maka kan rumusnya, habitus plus kapital kali arena sama dengan praksis sosial. Itu dalam arti itu. Jadi kalau menjelaskan tidak bisa lepas-lepas. Habitus itu kalau sudah didapat, sulit untuk hilang, yang baik maupun yang jelek. Jujur itu habitus. Jadi kalau tidak jujur, sulit untuk mengubah. Bahkan pilihan kata itu habitus. Ketus itu habitus. Habitus, ya mengapa kebanyakan cewek cantik ketus? Tahu nggak? Kan sejak kecil digoda orang jadi jawabannya ketus terus. Ya ini adalah bagaimana kita bisa melihat nanti. Jadi habitus itu kalau sudah didapat, sulit berubah. Tapi bisa. Ibaratnya itu seperti bayi lahir menggenggam. Sampai umur 6 bulan menggenggam terus. Terus dibawa ke dokter. Dokter disuntik biar relaksin. juga tetap menggenggam dikasih alkohol dipijat-pijat tetap menggenggam dokternya menyerah langsung dokternya bilang bu maaf apakah ada sejarah keluarga lalu dia menjawab ada dok tapi malu wah itu kuncinya bu sejarah keluarga gimana gini dok kami ini keturunan copet wah pokoknya bilang tadi-tadi gak saya sunteh gitu lalu dokternya keluarkan dompet dikobat-gabetkan depan-depan Hai baca di sau tangannya terbuka, waktu tangan terbuka jatuh, itu cincin. Kok ada cincin namanya harta maisha kok? Maaf dong itu cincin dokter kandungan saya. Jadi waktu diperiksa di kandungan itu sudah. Ya maksud saya saya hanya memberitahu bagaimana nanti istilahnya di Pak Kalebudiu bahwa habitus itu histeresis. Tidak, sulit dia berubah. Ya, sulit berubah kalau sudah didapat. Jadi? dikutu buku, senang membaca, segala itu adalah hajlat. Maka biasanya kalau sudah terbentuk di keluarga, itu bagus. Cara lain untuk membentuk adalah asrama. Itu adalah kontinu. Mengapa sekarang banyak sekolah asrama? Karena itu sangat efektif untuk membuat seperti itu. Lalu, itu nanti kapital jajaran. Karena arena, sebetulnya kalau bahasa Perancisnya chants, itu bukan hanya ranah, bukan hanya film. Tetapi sebetulnya apa yang disebut song de batai atau battlefield sebetulnya. Maka itu sebenarnya arena, tempat dimana kita selalu bermain. Kita ini diam-diam sebetulnya selama... lalu bersaing di macam-macam arena. Di pekerjaan, di pendidikan, di masyarakat, dan juga di dalam pergaulan atau organisasi atau asosiasi. Kemangkuan kita untuk mengijakkan identifikasi apa pertaruhan di arena itu menentukan kita menang atau kalah. Dan bagaimana kita menempatkan kapital di arena itu akan menentukan kita menang atau kalah. Meskipun kita punya kapital, aku menggunakan 4 kapital, tapi kalau strategi penempatan kapitalnya biru, kita bisa kalah. Ya, di sini. dan juga penggunaan bahasa itu adalah latihan ya nanti kalau sampai pada Bu Ju kalau nanti ada waktu kita tahu bagaimana bagi Bu Ju Bu Ju itu sangat mempengaruhi critical discourse analysis Verklo, Van Dijk dan sebagainya itu karena apa? bagi Bu Ju bahasa bukan hanya alat komunikasi bahasa adalah instrumen kekuasaan ya kalau ada cowok cewek pacar yang ceweknya minta putus lalu cowok ceweknya minta putus Kalau kamu ini tak putus, kalau terjadi apa-apa saya tidak bertanggung jawab. Apakah ini informasi? Bukan. Ini anjir. Akan terjadi apa-apa dan saya pelakunya. Jadi itu untuk beberapa instrumen kekuasaan. Kalau pelkada pinpres, kalau saya tidak terpilih akan terjadi kerusuhan. Itu informasi atau apa? Itu namanya self-information. self-fulfilling profesi. Self-fulfilling profesi itu terjadi seperti itu. Maka, kadang-kadang kita tidak perhatikan, memilih bahasa, memilih kata, itu adalah bagian dari abitus. Bagian dari strategi kekuasaan. Jangan lho, kalau dengan suami uangnya habis, langsung bilang, Pak, uangnya habis. Menyakinkan. Baru saya ngomong, saya sudah pagi-pagi. Ibu bersolek mandi bersolek keluar rumah, pasti suami tanya Mau kemana pak? Pagi-pagi keluar rumah Mau ke rumah sakit mata Emangnya sakit mata? Iya pak Kenapa matanya? Gak tahu, pagi-pagi buka dompet gak lihat apa-apa Hahaha Ya Bagaimana, betapa bahasa itu ya Sangat berperan ya Dan nanti ada yang namanya apa yang disebut murid bukcik itu, apa yang disebut bahasa sebagai Sebagai trateki disuai subversif ketika anda dipojokkan Anda bisa kembali memujukkan ya biasa kan cowok ada jalan cantik sok kenal langsung nyala minta kita pernah ketemu ya langsung banyak tenang tanpa terintimidasi pernah karena saya pernah bekerja sebagai resepsionis di klinik penyakit keramian jadi bagaimana bahasa tidak hanya sekedar komunikasi Bahasa adalah instrumen kekuasaan. Karena dibalik bahasa ada ideologi. Nanti kita akan melihat pada strategi bahasa. Arena ini. Jadi, kalau anda bermain di macam-macam arena, yang terpenting kemampuan mengidentifikasi di arena itu kapital apa yang dipertaruhkan. Dan habitus apa yang dibutuhkan. Kemampuan kita untuk membangun strategi penempatan kapital dan habitus itu yang menentukan kita mendominasi atau kita didominasi Di semua bidang Buji ini masuk juga dalam tentu saja keturunan filsuf kecurigaan ya, tapi tidak ada yang namanya persahabatan itu susah. Kalau ditanya, mengapa kamu dekat dengan dia? Ya orangnya baik, mau mendengarkan saya. Kalau saya curhat, ya enggak. Namanya jadikan kotak sampah. Jadi bagaimana kadang-kadang lihatlah, kadang-kadang diam-diam sebetulnya selalu begitu. Sulit untuk dilihat. Adakah semuanya pemberian tulus? Diritta menulis di pembukunya Laduni. Adakah pemberian tulus? Ada enggak? Kok dia nggak jawab? Berarti pemberan memberi secara tulus, berarti. Anda nggak mau beli yang tulus? Kalau Anda memberi, orangnya sudah mengucapkan terima kasih. Anda sudah mendapat timbalannya. Kalau Anda mengetahui, orangnya nggak usah terima kasih. Tidak apa-apa, yang penting dia tertolong. Dengan bercerita, dia sudah mendapatkan baletnya. Dengan bercerita, dia dipuji oleh orang yang mendengarkan. Kalau Anda yang mau tahu, tidak dipuji, tidak apa-apa, tidak terima kasih, tidak apa-apa. Yang penting yang di atas, masih menunggu baletnya. Iya kan? Coba, awal coba. Adakah pemberian lurus? Ada satu, kalau saya telah lupa bahwa saya telah memberi. Hidup baru terus. Jadi nanti kalau 5 tahun lagi ketemu saya, saya pernah ketemu Romo memberi di hitam kayu. Waduh, saya lupa. Jelas ya arena ya Jadi kemampuan kita mengidentifikasi arena Anda bermain di macam-macam Dalam persahabatan juga juga distinction itu membedakan diri untuk menempatkan diri lebih tinggi dari yang lain nanti Bu Jiu secara persis menggunakan tiga bidang distinction makanan penampilan dan budaya yang nanti banyak sekali sebetulnya juga dalam bahasa sehari-hari kita itu distinsion loh sebetulnya ya Anda baru saja liburan keliling Eropa pulang nggak ada yang nanya gitu aduh gimana nanya loh Anda yang kurang-kurangnya teman anda, kamu kemarin liburan kemana? Oh saya ke Bali berapa hari? Seminggu. Senang gak? Kenapa? Seminggu hujan terus. Nah kesempatan lagi, sama, saya juga hujan, tapi hujan salju. Bagaimana kita itu? Diam-diam waktu berbicara itu gitu. Apalagi hubungan dosen dengan mahasiswa. Dosen itu gak pernah mau kalah. Distinction. Nanti kalau ada mahasiswa yang pinter, yang pertanyaannya sulit sekali ya, ah dosen gak gini anakal, kalau dosen pertanyaannya gak bisa dijawab, dosen gak bisa dijawab. Oh pertanyaannya dirumuskan lagi, biar sesuai dengan tema. Nanti lagi bungkuk menyusun, ya nanti saya sudah bener-bener bukan jawabannya. Oh ini tuh yang kamu maksud. Kalau ada yang langsung keluar mau bilang, saya mau kalau cuma Bu Jo aja, saya sudah baca buku berapa Bu Jo? Saya sudah baca lima buku Bu Jo nih. Lihat ya Pak, oh bahasa Inggris, saya baca aslinya bahasa Perancis. Ya, dia pun belum tentu bisa memahami lebih baik ya. Tapi dengan pengaturan itu seakan-akan sudah lebih tinggi kan. Itu adalah distinsi. Yang terakhir, konsep yang menarik bagi dia adalah... kekerasan simulis apa itu kekerasan simulis? kekerasan simulis adalah dimana korbannya menyetujui jadi korban aneh, gitu saya beri contoh sederhana ada seorang artis mau menikah wah, sensasional bapak-bapak-bapak datang ngerubuti Mengapa anda memilih calon anda Pak Bimo? Langsung dia jawab Karena Pak Bimo mengizinkan saya melanjutkan karir saya Ini kekerasan simulis Mengapa? Mengapa kekerasan simulis? Menerima, diizinkan, melanjutkan, tarir. Harusnya kan tidak perlu diizinkan. Harusnya seimbang. Apa salahnya kekerasan simulis? Kekerasan simulis adalah pintu masuk kekerasan psikologis dan kekerasan fisik. Sehingga seakan-akan benar. Nanti lebaran, pembantu belum kembali, anak sakit. Lalu suami bilang, ma di rumah ya anak sakit. Dupa, kita akan sama-sama kerja. Loh, kamu kerjakan dulu karena kamu saya izinkan. kekerasan psikologis nanti istrinya jawab pak gajinya kan ini saya lalu tetangga-tetangga melihat bilang apa habis sama suami menjawab menjawab pun jadi salah ciri kekerasan psikologis apa tanda-tandanya salah satu tadinya anda benar pun jadi salah Dan biasanya kekerasan simulis beroperasi dengan tiga cara Melalui bahasa, melalui simul, dan melalui representasi Bahasa, simul, dan representasi Nanti kalau ada yang sudah pernah Skripsi, ato tesis, ato disertasi, ato... ketemu Dusen Komite, Pak maaf Pak sudah tiga minggu yang lalu saya menyerahkan bab-bab Pak lalu Dusen jawab, lalu? kapan diperiksa Pak? emangnya yang saya pimpin cuma kamu? ya tidak Pak tapi kan Pak nanti kan 5 bulan lagi saya harus maju, kalau kamu gak maju apakah saya yang salah? ya bukan Pak ya siapa? ya saya Pak ya jadi kekerasan simbolis itu Ketika kita benar pun jadinya salah Mikirlah itu Salah satu cirinya itu Ciri yang kedua minder Mengomong takut Berarti itu sudah ada relasi pengerasan Sinis Biasanya ini antara Dosen, mahasiswa Maaf pemimpin agama Uma Antara orang tua anak Antara suami istri Ini sendiri seperti pengerasan sinis Jadi bahasa sangat dominan disitu. Nanti juga kalau anda, kalau punya sempat waktu banyak, bacalah kekerasan simulis ini di bukunya Andre G. Sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Prof. Absangri. Judulnya, Pendidikan Istri. Itu bahasa francesnya école de femme. Itu sangat penuh dengan kekerasan simulis. Salah satu saja yang saya ceritakan, menarik. Jadi, istri. ini sang istri ini merasa tidak bahagia tetapi tidak tahu mengapa tidak bahagia lalu dia mulai memikirkan perenungkan ternyata dia dan suaminya Robert pernah membuat perjanjian menulis buku harian dan hanya boleh dibaca setelah salah satu meninggal hai hai Suatu hari, Iflin sedang menulis buku harian. Ruben, suaminya, datang melihat. Sedang menulis buku harian dia. Iya, boleh dibaca enggak? Dukanya buat peraturan kamu, katanya salah satu dari kita mati. Lalu dia suaminya yang dasar nanti lagi ya toh, oh gitu ya. Peraturan kan bisa berubah, gak apa-apa kan, peraturan kan gak kagum. Yang gak mau, saya, oh gak boleh ya? Enggak. Berarti masih ada rahasia yang kamu simpan. Masih ada sesuatu yang kamu tutupi. Lalu apa artinya cinta kalau masih ada yang ditutupi? Gak bingung ya terbocor ya bahasanya ya. Jadi itu yang kamu simpan. kamu selalu begitu loh ya tergantung kamu kalau nggak boleh ya maaf di pikiran saya saya nggak bisa menghilangkan kesan bahwa kamu masih menyembunyikan sesuatu ya sudah boleh tapi saya nanti boleh baca punya kamu juga enggak masalah dikasihkan suaminya setelah selesai dikembalikan lalu Iflin tanya sama mana bu Garian apa jawaban lu Ben saya nggak pernah tulis-tulis memang sumarap saja disuruh ini kamu membohongi saya persis itu saya sekarang tahu kamu suka membohongi saya memanipulasi saya mau menangnya sendiri dan selalu itu kamu yang ingin mengendalikan segala-galanya langsung suami itu kan perempuan hal kecil di besar-besar ini adalah kekerasan jadi ketika anda benar jadinya salah itu tanda-tanda kekerasan di lurus ketika anda minder takut sudah merasa salah menghadap pacar itu kekerasan di lurus maka ketika ada pasangan cewek pacaran ceweknya itu suatu ketika coba lihat ke saya Romo saya tuh punya pacar kan kalau ketemu saya tuh sering harus mikir apa harus ngomong apa supaya dia gak marah gak tersinggung gitu karena saya saking cinta saya padanya apa saran Romo putus karena apa dia sudah bakat untuk mengembalikan kekerasan simbolis harusnya ketemu pacaran harusnya bahagia itu harusnya apa itu ada euforia ada kegembiraan kesenangan ada semangat ada entusiasme takut kamu memberita seumur hidup nanti ya anda mau cerahnya gara-gara maka Karena menderita kekerasan siklus. Jadi perhatikan ya, kita itu banyak menderita kekerasan siklus. Dan relasi seperti itu. Lebih-lebih kalau yang memegang doksan. Kalau di fakultas itu biasanya dosen yang seperti itu apa? Biasanya dosen yang memegang doksa itu apa? Yang memegang kekerasan seumur. Kita ingin dibimbing oleh dia, tapi kalau dia tidak bimbing... Nanti kalau ujian jangan uji saya Nah itu tanda-tandanya Pemilik bakat berusaha Kederasan sempis Karena kita sendiri Ketakutan Oke saya lewati sudah lima itu Jadi kapital budaya menjadi pembeda Jadi pembeda dengan Marx Burdiu memperkenalkan konsepsi lebih dalam sekedar masalah hubungan kelas, tetapi dimensi simbolik, moral, skopis, dan keteguan Jadi maksudnya budaya dan simbolik membuat arena perjuangan sosial menjadi bagian pemandangan seharian di ruang publik, di sekolah, jadi semua bisa dianalisa dengan Burdiu Artinya apa? Konsep-konsep Burju ini bukan hanya untuk menganalisa makropolitik, tetapi juga mikropolitik. Mikropolitik itu relasi antarsabat, relasi suami-istri, relasi semua itu, sehari-hari bisa. Hai ini juga yang nanti saya akan mengkritik membedakan antara hegemony dan doksan atau keperasaan siklus hegemony itu tidak cocok dibakar untuk mikro politik tapi di Indonesia banyak dipakai itu makro politik kalau kita mengatakan hegemony apa itu misalnya pemegang iklan terhadap perempuan itu bukan hegemony itu doksan karena kalau bicara hegemony nanti kalau dikejar ditanya Hai interaktual organisnya mana kata proses katarsisnya orang bisa menjelaskan jadi itu yang saya kadang-kadang saya belak-balik kalau mengajar kalau saya mengajar di S2 S3 komunikasi UI sudah sejak 7 tahun dan juga di FB UI saya selalu mengatakan menggarisbawahi pembinaan ini jangan semua kalau hanya pengaruh saja langsung itu dibalik makro politik bukan untuk itu itu itu lalu dibalik selera tercermin perjuangan kelas praktek budaya adalah cermin posisi kelas dan pilihan strategi dengan kata lain Bu Ji mengatakan selera tidak bisa diperjebakan Bu Ji mengatakan selera tidak bisa diperjebakan selera bisa diperdibatkan karena selera itu hasil pendidikan karena selera itu hasil pembiasaan karena selera itu ditumbuhkan dari suatu lingkungan sehingga bisa diperdibatkan maka istilah bibit bobot bebet itu ada artinya ada artinya kalau dengar acara ini Ini saya hanya lebih jadil tentang abidus tadi ya Hasil keterampilan menjadi sesuatu yang praktis Kemudian ditersembahkan menjadi sebagai kemampuan Maka Bu Ju tidak suka menggunakan istilah bakat Karena bakat itu menutup Seakan-akan tidak ada perbedaan kelas Bakat itu seakan-akan tergantung Artinya turunan Padahal tidak Nanti dia akan akan membungkar sekolah mengabadikan ada bakat supaya apa yang tidak berhasil di kelas bisa menerima bukan karena masalah komunikasi pedagogi bukan masalah sistem pengajaran dan sebagainya Anda perhatikan ya budi meneliti yang berhasil masuk di jurusan-jurusan favorit di universitas itu 80% kelas menengah keatas nanti Anda akan mengatakan itu ada anak petani itu hanya 20% yang bagian 20% dobar. Karena apa? Nanti masalah kapital budaya dan kapital ekonomi. Belum ada yang buat penelitian di Indonesia. Sekarang ada Pak Fadzul, tapi untuk politik pemilih, membagi kelas dengan para puju, kelas pemilih dalam komite. Baru akan keujian pada Bupo. Kalau tidak tahu boleh langsung interupsi ya, nggak apa-apa nggak usah nunggu sampai akhir Lebih bagus interaktif gitu Memang konsep lainnya nggak selesai Kalau menyampaikannya halus, sudah rancangan Oke, ini sebetulnya, ini hanya kalau Anda berbicara Habitus minimal 3 dimensi ini Anda perhatikan ya. Saya tidak akan menjelaskan detil, tetapi minimal 3 dimensi dari Habitus. Kalau kita berbicara Habitus, Yang pertama proses perolehan. Ini hasil keterampilan. Tetapi sekaligus suatu sumber kreativitas. Contohnya apa? Kalau Anda menguasai bahasa asing, bahasa Inggris, Anda akan mendapatkan suatu gagasan-gagasan. baru inspirasi-inspirasi baru yang membuat Anda kreatif dan Anda bisa lebih maju dari yang tidak karena masalah habitus sumber kreativitas tetapi juga warisan warisan biasanya yang ayahnya seniman anaknya juga ayahnya dokter anaknya juga banyak seperti itu ya Anda lihat Hai lalu yang kedua menjadi dasar kepribadian etos apa itu etos-etos besoknya prinsip moral yang tidak harus mengemukah dalam kesadaran tetapi operasional dan efektif mempengaruhi hidup sehari-hari cekatan itu etos kutub buku itu etos jujur itu etos itu sesuatu yang tidak usah dipikirkan tapi kita lakukan Yang tidak pikirkan kita lakukan Anthony Gagean menggunakan istilah Kesadaran praktis, tapi tidak sama persis Dengan ini, tapi kesadaran praktis itu Anthony Gagean kan Membedakan tiga yang Motivasi tindakan kita Yang disebut motivasi bawah sadar, yang kedua kesadaran praktis, dan yang ketiga kesadaran refleksif motivasi bawah sadar itu misalnya kalau Anda ketemu seseorang belum kenal tapi mau ngomong aja malah seorang pengalaman begitu mengalami tapi tidak tahu sebabnya pasir masuk mungkin bahwa sadarnya mungkin waktu di waktu dikandung yang pernah berulang yang begitu memukul di perutnya ini misalnya itu yang kedua sadaran praktis kesadaran praktis itu apa saya melakukan sesuatu tanpa harus saya pikirkan tanpa harus saya cari maknanya tanpa harus saya tarik tujuannya gitu pernah bangun tidur mikir dulu Hai ke tempat tidur, kaki ke depan. Nggak kan? Langsung. Karena apa kalau semua dipikir, capek. Ya tau. Mau cuma mau masuk kamar mandi aja, ini ke depan, aku pantat dulu. Nggak perlu kan mikir gitu. Jadi itu kesadaran praktis itu membuat... Anda kalau pas ikut di sini ya, mesti duduknya tidak perlu masuk di pintu situ, berhenti sama-sama atau sama-sama. Sama hanya melihat profil. Nggak kan? Anda langsung duduk di tempat yang Anda suka Yang biasa adalah pintar, itu satu praktis Sedangkan refleksif adalah saya melakukan sesuatu dengan saya capai makmanya Saya pikirkan tujuannya, motifnya, apa yang mau saya capai Habitus campuran dua-duanya Praktis dan juga refleksif Ini yang bagian ini, orientasi sosial, biasanya ikut-ikutan lingkungannya, rangka sosialisasi, kerangka penasiran, jadi opini politik itu juga habitus menurut saya. Maka kalau orang... kepadam lingkungan Anda memilih PAN biasanya atau PKB Anda menjelek-jelekkan PDIP di Sragen Jawa Tengah PDIP tetap menang Anda menjelek-jelekkan PKB di Wonosobo Wonosobo PKB tetap karena masalah sulit dijelaskan tapi bisa diteliti logika sosial berfungsinya masyarakat gaya itu mobil anda gaya itu gini, anda boleh bertanya kok orang kaya jarang menikah dengan orang miskin ya ya mudah sekali dijelaskan dengan ini, dengan habitus dan dengan kapital orang miskin berangkat sekolah naik kantor orang kaya diantar mobil waktu di sekolah yang kaya-kaya ngegang sendiri biasanya karena punya hobi yang sama ya yang miskin pulang cari rumput, yang kaya pergi ke Starbucks liburan yang kaya pergi ke Paris, yang miskin ke Kerawang, ketemu dimana coba jadi kalau terjadi itu karena kecelakaan ya ini model kaya itu jelas ya ini ya, untuk garis besar saja saya tulis aja, nanti baca sendiri aja punya saya itu juga sebarangnya sebagai pengantar ilusio kok langsung ilusio ya oh ini dulu tiga sifat arbitus hysteresis, transposability, generator hysteresis itu arbitus itu bertahan lama kalau sudah kita dapat kalau sudah kita dapat akan bertahan lama kalau orang apa itu Hai yang suka instan itu juga sebetulnya habitus ingin cepat apalagi sekarang orang muda yang penting viral gitu semua instan selesai apa-apa gitu bahkan ada guru yang mengajak agama pun instan keluarga masuk kelas anak SD kelas 4 ditanya siapa yang mau naik surga anak kecil ditanya tujuh jari semua kecuali Ricky yang punya penasaran ditantang lagi Siapa yang ingin masuk surga? Berdiri! Semua berdiri. Hanya Ricky yang enggak. Sebelumnya kenaan apa langsung marah. Ricky! Iya pak. Kamu enggak ingin masuk surga? Ya ini pak. Kenapa enggak berdiri? Emangnya orang akan berangkat sekarang? Terkadang, satu. Kalau terlalu instan, realisme itu perlu disesuaikan. maka transposabilitas habitus bisa disampaikan purju mengatakan transmisi nilai transmisi habitus yang paling efektif adalah yang paling implisit yang paling implisit itu apa? telapdan semakin digurui semakin orang resistan Jadi teladan itu adalah paling efektif Maka sebetulnya karya sastra itu berperan besar Kalau orang baca karya sastra, Anda merasa belajar sesuatu tapi tidak merasa digurui Di dalam karya sastra sudah disodorkan model-model kehidupan Paradigma kehidupan tanpa harus merasa digurui Nonton film dan sebagainya Tetapi semakin dipaksakan, semakin akan resisten. Semakin dimarahin, semakin malah akan menolak. Tetapi dengan teladan, orang tidak diguling dan dia meresap. Itu adalah model kehidupan. Ini yang tidak dalam oleh bunci. Resisten itu ada yang lemah, tapi ada yang sampai pada yang kasar juga ya. Itu kan ada dosen biologi terkenal killer. Nah mau ujian mahasiswanya ketakutan, belajar sampai jam 3 pagi. Tahu nggak waktu ujian jam 9, gurunya hanya bawa kurungan burung 5. Dan burung-burungan burungnya ditopi. Hanya kelihatan kasar. Soalnya hanya satu, dengan melihat kakinya tebaklah burungnya. Kamu belajar sampai jam 3 pagi, marah-marah, tapi gak berani apa-apa karena gurunya pilar. Akhirnya ada satu yang berani berdiri. berdiri menyopek kertas soal-soal tak bermutu langsung jalan keluar siapa kamu siapa kamu berhenti langsung langsung lihat kaki saya terima kasih ya, pekalah terhadap resistensi kadang-kadang kita gak tau orang dia pun resisten anda harus tau ya, memilih kata atau keluar dari topik itu resisten ya, kalau anda ketemu teman anda, gimana ujian resistenmu? langsung dia, gimana? jadi nonton gak? karena anda begitu, benar-benar artinya saya gak mau diketik itu dulu kayaknya Gak tau aja gak Jadi resistensi itu macam-macam Jadi hal-hal kecil seperti ini Burju ini sangat pekat Lalu generator itu mendorong Untuk punya praksis sosial baru Artinya apa? Karena itu mengorganisir praktek Dan membuka pesan Tetapi sekaligus juga kita menginternalisir Saya bisa mengorganisir, tetapi sekaligus juga mempengaruhi Tetapi sekaligus saya juga dipengaruhi, itu tentu Nah, ilusio ini salah satu juga betul-betul ilusio apa? itu dari kata lubdus bermain sebetulnya ilusio itu begini loh, ini sumber salah faham saya beri contoh sederhana SMA Ada mata pelajaran bahasa Inggris. Salah satu teman saya, karena SMP-nya, bapaknya diplomat, SMP-nya di Amerika. Sehingga waktu pulang lancar bahasa Inggris. Tapi tetap, supaya dia harus dapat nilai, dia harus tetap ikut. pelajaran bahasa Inggris, lalu saya tanya gimana sih caranya membuat if realist dan if irrealist, langsung dia ngomong ah ya kayak gitu aja mudah sekali itu if realist itu pakai present tense yang irrealis itu pakai pasta ya Haji cuma gitu aja kok itu namanya ilusio bagi dia mudah bagi dia permainan tapi bagi saya memang sulit ngerti ya anda akan sempet kan dengan adik kelas atau dengan adik kayak gitu aja gak bisa kayak makisde aja pada akhirnya gak bisa gitu saya mau nanti pengantin bales nih nanti hati begitu tahun pertama perkahwinan suami ngomong istri mendengarkan tahun kedua istri ngomong suami mendengarkan tahun ketiga suami ngomong istri ngomong tetangga yang bener jelas ya ilusio ya ini menjadi sumber salah paham di banyak hal ketika kita mengandalkan yang lain hai hai Dosen dan pencerama seperti ini, sen-sen seperti itu. Ilusi, saya pikir wah mantannya berbinar-binar, berarti nangkap. Kalau saya biasanya di siap tes. Coba kalau kamu tahu maksudnya, cari contoh. Tapi karena waktunya singkat... Saya tidak minta Anda. Dan kasihan dong ada yang menggigitas. Biasanya kalau kita menangkap bisa menurut contoh. Contoh itu modeling. Modeling itu representasi. Modeling itu suatu idealisasi. Modeling itu adalah jembatan daripada pemahaman. Jelas ya? Ini ilusio, Anda tahu. Lalu ada satu lagi, habitus secara individu, ini saya lewati saja, ini hanya kalau Anda melihat, habitus itu ada yang primer, ada yang sekuler. Yang primer itu yang didapat dalam keluarga, yang paling dekat waktu kita di-digit. Yang sekunder itu ketika kita masuk profesi. Tahun lalu sudah ada polisi yang SDK yang bimbingan dengan saya membuat penelitian di salah satu polres. Dan dia melihat mengapa yang habitus primernya bagus. begitu masuk profesi bisa ketularannya jadi itu tidak mudah berarti abitus yang primer itu yang tadinya dikanggap bahwa itu adalah sumber kebaikan bisa juga berubah ketika terus menerus Anda ada di situ jadi Anda akan menikmati Hai ini saya kira saya lewati saja ini tadi sudah saya jelaskan ya habitus turajin ule kerja keras cekatan itu semua itu adalah itu itu semua habitus saya lewati saja Hai ini juga orientasi sudah Hai nah sekarang langsung macam-macam kapital hai hai Kapital itu adalah kapital ekonomi, kapital secudahnya, kapital sosial, dan kapital simul. Inilah yang akan menjadi permainan kita. Kapital ekonomi adalah semua sumber daya produksi dan sarana finansial, dan ini adalah kapital yang paling mudah dikonversikan ke kapital-kapital lain. Kalau Anda punya uang, ingin kapital sosial, yaitu punya banyak teman, jaringan, ya traktir aja serius kali ini, teman-teman. Mereka akan selalu merindukan itu. Bahkan sekarang aja kalau orang jatuh cinta itu, kalau dulu itu pandangan pertama, sekarang enggak. Ada ternyata, kamu pandangan pertama apa? Jatuh cinta pandangan pertama. Kok bisa? Pandangan pertama belum tahu kalau kaya. Hai pernah orang yang mengeluh umurnya 38 tahun sudah kerja sudah punya rumah sudah punya mobil sudah paham belum menikah Lalu ditanya kenapa, akhirnya dia curhat. Saya itu pacaran 4 kali, gagal terus. Kok gagal, kenapa? Setiap hari saya kenalkan ke rumah, ibu saya itu selalu gak setuju. Lalu temunya dengan berapa? Udah kalau gitu aja pak, udah gimana. Cari cewek yang mirip ibumu, itu juga sudah. Gimana kalau kagak? Bapak yang gak setuju. Kapital budaya adalah semua kekayaan simulis mengacu pengetahuan keterampilan kompetensi Semua itu adalah kapital budaya Kapital yang paling sulit didapat adalah kapital budaya Karena membutuhkan waktu lama dan belajar ketepunan termasuk tidak hanya bijasa tetapi juga kompetensi dan keterampilan Kapital sosial itu semua sumber daya yang dikembangkan melalui jaringan hubungan. Jadi koneksi, masuk dalam asosiasi, lalu punya kenalan, jaringan, masuk di suatu organisasi itu kapital sosial. Maaf ini harus saya katakan. Agama itu juga kapital sosial Tidak pernah dikatakan Karena orang selalu mengatakan Jangan campur adukan agama Dengan politik Padahal de facto politik Membutuhkan agama ke kapital sosial. Kalau Anda kalah bertarung di kapital ekonomi dan kapital budaya, Anda bisa menggunakan kapital sosial. Mobilisasi masa itu termasuk kapital sosial. Jadi ini yang sering ditutupi. Jangan takut ragukan de facto kapital sosial itu memang sesuatu yang ada di dalam arnya. Sedangkan bisa saja ya seseorang lulus dengan IP 3,9 belum dapat pekerjaan Yang IPnya cuma 3 sudah dapat pekerjaan karena punya kapital sosial, ada koneksi Kapital simbolik adalah pengakuan sosial baik terlembagakan maupun tidak Kalau Anda pintar, yang terlembagakan Anda bisa menjadi sampai profesor. Itu kapital simbolik yang terlembagakan. Kalau Anda dikenal, wah dia itu kenalannya banyak, suruh bagian emas. Dia punya kapital simbolik, diakui karena punya jaringan. Ibu Megawati bisa menjadi presiden karena puteranya sukar. Yeni Wahid diundang kemana-mana karena puteranya lurus. Itu kapital simbol. Maka kalau Anda tidak punya apa-apa, menikahlah dengan orang yang punya kapital. karena bisa dikonversikan juga bisa dikonversikan juga kapital sosial maka orang yang suka punya kapital kapitalnya Yang dicari adalah kapital simbolik Setelah anda punya yang lain-lain Maka ketika suatu ketika ada menteri yang mengatakan gaji menteri saya tidak saya ambil Saya hanya mau mengabdi negara Kalau saya ada disitu saya bilang Enggak pak, bapak cari kapital simbolik Mengapa orang yang kaya raya masih pengen jadi penguasa? Karena mendapatkan kapital simbolik Jadi kapital simbolik itu dibutuhkan. Maka penderitaan orang pintar itu apa? Kalau tidak diakui pintar. Itu Anda punya teman. Yang sombong-sombong itu karena Anda tidak punya kapital simbolik. Sebenarnya pinter tapi gak diakui kan Jadi disini kita akan melihat bagaimana kapital simbolik itu begitu Kita semua selalu mencari disitu kapital simbolik Maka kalau orang punya kapital simbolik Perhimpunan oboh biasanya kan begitu, kalau sudah mendapat pengajaran. Itu kan ada cowok-cowok pacaran, cowoknya ingin mengesankan keceleranya. Dia mengajak ke restoran Itali yang mahal, masuk langsung dan diminta, dan dia gasuk, minta harinya. Hai menunya langsung minta Hai misal minta format dicatat juseppe spondalujic gua ceweknya kan terasa ngapain garsongnya enggak jelas tanya lagi maafkan Joseph poskom dan uji enggak dengar maaf Pak itu pemilik restoran sudah punya kartal simuli anda jalan aja semua sebaiknya salamandang oke jelas jadi kapital simuli kita akhirnya akan mencari ini kalau belum dapat yang lain kapital budaya ada tiga yang terintegrasi dalam diri kita ini yang kita dapat dengan belajar bertahun-tahun ambil S2, S3, dan sebagainya itu ini atau Anda belajar seni, lama, ya itu disini terintegrasi dalam diri yang paling sulit yang kedua yang disebut kapital budaya objektif itu apa? karyanya kalau Anda orang pintar kamu kita nulis apanya, buku apa, atau sekarang jurnal mana, skopus, itu yang biasanya dicari itu adalah yang objektif, kalau ada seniman, karyanya apa? mana patungnya, mana lukisannya, mana puisinya, gitu jangan seperti itu yang dari Medan itu menerbitkan kumpulan puisi gitu di depan di pengantarnya dikulis, semua puisi ini pernah dikirim ke Pompas Nah dicek dikompas, ya memang dikirim tapi belum kena dikompas. Tapi ya bener, gak salah. Ada disinilah nanti menarik bagaimana sering-sering orang tidak bicara tentang etika, tapi bagaimana bahwa habitus itu di dalam judul itu sangat menyumbang kalau kita bicara dalam diskusi tentang etika. Itu yang kadang-kadang yang kita tidak bisa melihat. Yang terinstitusionalisasi itu apa? Gelar pendidikan yang disakan institusi Menjadi anggota asosial limauan prestisius Atau peneliti Atau lulusan universitas terkenal Kalau Anda di Thailand pernah ya ketemu orang Thailand, kalau punya kartu nama itu, PhD itu disertai PhD from Oxford University. PhD Harvard University. Ditulis. Ditulis. Karena ini. Yang terinstitutionalisasi. Saya ini sebetulnya dosen tetap sana atau dana, tapi sejak 1997 saya mengajar di UI. Tahunya orang saya mengajar di UI. Jadi kalau diutang di Departemen, diutang di Bank Indonesia, diutang di KP itu, dikira saya dosen UI. maksudnya ini yang terkait dengan ini direkam jangan semua dimuat ya marahin nanti saya gak datang lagi kira-kira merendahkan orang jangan lah biar saya nanti senang lagi disini kok hier ya, kayak dibutuhkan aja tapi biasa orang ini pedih jelas ini yang terinstitusionalisasi maka anda senang kalau malu-malu urusan UI, urusan ITB itu selalu mengatakan keras gitu loh dari mana UI ada yang beli UI karena pengomong bahasa inggris IW ya itu adalah modal sosial modal sosial termasuk jaringan modal sosial itu melahirkan solidaritas, norma, trust dari jaringan Sebulan yang lalu saya menguji yang membuat presentasi pakai membuat edukasi terutama membahas modal sosialnya waktu perebutan Tempat wisata dua pintu di di di Nah itu bagaimana saya akan menunjukkan bagaimana investasi kapitalnya Jadi penduduk tempat itu membawa ya penduduk tempat itu membawa Membersihkan tempat itu yang dulunya untuk membersihkan sapi Lalu dijanjikan tempat yang bagus menjadi tempat wisata Pemilik tanahnya itu lalu menganggap pemiliknya Nah pertarungan ini menjadi lama Tapi akhirnya yang menang menurut setempat karena apa? Kapital sosialnya itu adalah kapital yang investasinya adalah berdasarkan yang altruistik Lagi mana? Kapital sosial Kembali lagi Kembali ke Altruistik itu Ketika tanpa pamrik Anda bersahabat Tanpa pamrik Jangan telepon teman yang sama alumni-nya langsung telepon mau minta tolong anaknya mau masuk SMA-nya karena dia kepala sekolahnya. Langsung telepon. Mesti jawabnya apa? Kok tumben telepon saya? Jangan begitu. itu dimungkakan setelah telepon 4 kali yang pertama ditanya kok tumpahin telepon? saya masak makanan yang kamu sukai mau gak datang kesini? oh iya ya telpon apa? suka tanaman hiasi, ini ada pameran tanaman hiasi, datang, tak jemput ya terus yang ketiga, aku sekarang, ini ada restoran, temenku dapat potongan 25% yuk kesana, atraktif, terus yang terakhir datang ke rumah dong, ada apa anakku ulang tahun, tak masakin masakan yang gak suka, oh iya, ulang tahun ke berapa ini ini kok sudah aku 14, kelas berapa, baru saja urusan Saya nanya, mau kemana? Kamu kan kepala sekolah Kelihatannya enggak? Dia yang ngomong, yang administratif kan Yang kepala sekolah Itu namanya investasi kapital sosial Setor muka itu investasi kapital sosial Kalau Anda resepsi Tersepsi Dibuka dari jam 7 sampai jam 9 Lalu Anda berkata, berapa waktu aja jam 8? Loh, telat lho Apa yang penting setor muka itu sedang investasi kapital sosial kapital sosial selalu harus dipelihara karena apa? kalau tidak dipelihara suatu saat anda tidak bisa lagi mengandalkan itu tiba-tiba hilang, tiba-tiba yang tadinya anda harapkan ternyata tidak lo bunuh itu dong, daerah situ itu daerah pemilihan saya, daerah konstituen saya dulu 90% kamu masih mau pelihara enggak kapital sosial? Juga persahabatan itu seperti itu. Maka yang paling lama adalah yang nilai altruistik. Tetapi kalau ketahuan Anda bersahabat hanya instrumental, itu nggak tahan lama. Anda ngumpulin hanya kalau butuh, gitu. Ya, butuh. Nah, itu... Jadinya juga dalam bahasa, kalau dalam bahasa itu kita sering hanya menggunakan yang kira-kira menguntungkan kita. Atau menangkap apa yang diharapkan. Kita tidak berusaha mencoba apa yang diharapkan orang. contohnya itu ada anekdot seorang ibu ulang tahun yang ke-40 biasanya tidak menemani suaminya sarapan karena ulang tahun menemani suaminya sarapan langsung cerita ke suaminya wah tadi malam saya mimpi aneh, aneh apa? ada orang itu Tifa, apa ya partinya? Suaminya langsung, kamu akan tahu nanti kalau saya pulang kerja. Merasa suaminya menangkap apa yang diharapkan. Sepadang hari kerja itu nyanyi-nyanyi terus. Bersih-bersih nyanyi-nyanyi, gak pernah bersiul-bersiul. Jam 4 biasanya suami sudah pulang, belum. Dia malah senang, mesti mampir ke bawah tidur. Bener, sampai rumah jam 5. Jam 5 dititip dari jauh, bawa bungkus. Biasanya gak dijemput di depan wadis, dijemput di depan rumah. Dipeluk lagi pakai bahasa Inggris, my honey. Suaminya, nih kamu akan tahu apa artinya. Dibuka, buku judulnya Cara Menafsirkan Minggu. Katanya anda, sama anda bapak ini? Kenapa anda ketawanya sinis? Karena dia menangkap apa yang dikatakan istrinya, tapi tidak menangkap apa yang diharapkan istrinya. Komunikasi adalah bukan hanya menyampaikan pesan, komunikasi adalah mendengarkan harapan yang mengatakan. Kita sering lemah disitu Maka orang Indonesia itu kalau test stufel Yang lemah itu disening Iya Iya kan? Tapi disening itu apaan lagi? Saya kaya ini gak biasa mendengarkan Pengennya ngobrol terus Oke saya lewatin aja Berikutnya Ini berikutnya lagi Kapital simulik tadi sudah ya Bagaimana pengakuan sosial DOKSA, ini DOKSA DOKSA itu apa? Ini kaitannya dengan kekerasan simulis DOKSA itu adalah sudut pandang Penguasa yang dominan Yang menyatakan diri atau memperlakukan diri sebagai sudut pandang universal. Ini itu, ini menjadi sumber kekerasan. Ya kekerasan simulis melalui bahasa, melalui simul, representasi. hal ini ini yang sering orang mengira seperti hegemon bukan ini mikropolitik ini cukup seorang pemimpin agama ini cukup seorang penguasa ini cukup seorang yang dominan di suatu tempat itu untuk keluar perusahaan tidak perlu intelektual organis tidak perlu katarsis dan sebagainya ini maka berikutnya kekerasan simbolis, ini ya tadi sudah saya jelaskan tapi lebih eksplisit memaksakan makna partikul kalar berdapat sebagai universal, dengan persetujuan tersilap dari yang didominasi kadang-kadang yang didominasi tidak sadar, sadar atau tidak sadar ikut di dalamnya maka dosen dan sebagainya itu berkaku di konten agama Pembatinan dominasi sosial yang melekat pada suposisi di arena melandaskan bukan hanya dominasi intersubjektif tapi pada dominasi struktural karena tidak dilihat oleh para pelaku dan dalam relasi itu. Menjadi sumber rasa rendah diri Cara ciri-cirinya Merasa tidak bermakna Merasa tidak berguna Tidak bisa apa-apa Dan ketika Anda berada di dalamnya Menjadi pas saya seperti tidak bisa apa-apa Beroperasi melalui bahasa, simbol, dan representasi. Maka kalau Anda menganalisis gender dengan ini, lebih tajam daripadanya sekedar budaya patria. Karena ini akan bisa Anda teliti dengan mempunyai... misalnya pakai metodenya CGE, kritis-kritis cost analysis, lalu pakai teorinya purjuh sebagai kerangka penelitiannya, kerangka teorinya baik purjuh, lalu metodenya pakai CGE, wah luar biasa. yang meneliti tentang perlawanan masyarakat terhadap investor ketika mereka membangun hotel-hotel lalu pantai itu menjadi eksklusif hanya pemulihan. Padahal dulu masyarakat bisa. Kenapa dia menggunakan metodenya pakai metode CDE terangkat dengan ujung pertarungan kapital-kapital. Jadi sangat ambik aktif ini teori ini. Saya mengapa saya begitu senang. Dan banyak yang sudah menggunakan. Ada pertanyaan? Sekundar Bisa Ya, berarti menantang Ya, berarti menantang Habis nanti Saya cepat-cepat Ini untuk memudahkan doksa dan hegemonyi supaya Anda tahu. Saya muncul menjelaskan ini karena beberapa kali, setiap tiga tahun orang hegemonyi, ini bukan hegemonyi, ini doksa. Maka saya coba saya... definisinya, struktur prosesnya, tujuannya, posisi juminan di mana, siapa yang terlibat, nama tokoh-tokohnya, dan sebagainya. Yang terlibat figur-figurnya. Seperti yang Anda pelajari sendiri di buku. Saya menulis juga di buku itu. Membongkar rejim lepasnya. Teori kritis post-strukturalis. Harganya mantap Kalau kenal baik dengan saya, saya kasih Tapi kebanyakan gak kebanyakan Keras ya ini bagaimana pengaruh kuat Dan disini lalu berarti strategi bahasa menjadi sangat penting Ketika Anda menghadapi dosa Ya, strategis bahasa menjadi sangat penting Selalu menggunakan Anda pernah dengarkan cerita tentang Gandhi itu waktu Gandhi kuliah hukum di London. Ada dosennya yang tidak suka Gandhi. Suatu ketika dia ingin memocokkan Gandhi, langsung memberi pertanyaan, Gandhi kalau di depanmu disodorkan satu kantong uang dan satu kantong kebijaksanaan, apa yang kamu ambil Gandhi? Dua tentu uang. Langsung dosennya persis itu kamu matahari kita. Kalau saya yang saya ambil kantong kebijaksanaan, Gandhi dengan tenang mata. Memang biasanya orang... mengambil apa yang dia tidak punya. Lalu karena merasa terpojok, berusaha lagi mengejolakkan. Ujian tertulis. Seminggu kemudian sudah dikoreksi. Sudah ada nilainya. Dibagi kepada semua. Kecuali Gandhi. Terakhir diberikan oleh Gandhi, tidak ada nilainya. Ditulis siapa? Idiot. Gandhi ini punya semua teman-temannya lihat, Gandhi dengan tenang wajib mengambil, lalu duduk, lalu tujuh jari, ada apa Gandhi? Prof maaf Prof, kok Prof lupa menulis nilai? Kak yang ditulis Prof hanya tangga tangan Jiot itu tangga tangan Hai rusaknya dan nama hidup ya maksudnya strategi bahasa namanya strategi subversi berikutnya jadi kapital mampu menjelaskan hubungan kekuasaan tadi sudah langsung berikutnya berikutnya selanjutnya nah ini pembagian kelas turun 7 Jadi bagi dia kelas itu ada tiga, bukan hanya dua seperti malam. Yaitu kelas dominan atau bonsuis, atau peti bursua itu kelas menengah, dan kelas populer. Kelas dominan itu yang menunjukkan identitasnya. Selalu ingin dianggap kelas atas Maka biasanya kelas menengah itu yang paling suka merek Ya yang paling suka merek Bukan yang atas Karena apa? Jangan merek biar dianggap bagian dari kelas Sedangkan kelas bawah karena tidak mungkin beli merek, lalu kameo. Atau istilahnya kelas populer itu tidak ada kebelan kapital, maka yang terpenting keunggulan fisik. Nanti selera nya kalau mau beli apa-apa yang fungsional. Misalnya beli sofa, itu sekaligus untuk tidur, sekaligus untuk menerima tamu. Kalau malam, dikenal. Misalnya itu ada dalam dasar. Kalau makan selalu nonton TV bersama-sama, tidak pernah ada diskusi. Jadi jangan lagi nonton TV, nanti dikira kelas kopi aja Kalau pas makan Nah itu, itu, itu Mudahnya ya Aja jenis-jenisnya Bacalah bukunya dia, Distinction Itu, capek detail Bu Ju Saya kaget, apakah Bu Ju mau buat penelitian sendiri atau menyuruh mahasiswanya Karena disitu, makanan kelas menengah Yang itu kalau belanja kemana, tontonannya apa Terus juga, membelanjakan apa, buku apa dan sebagainya itu ada detail di buku distinction itu luar biasa dan kalau anda ingin melihat dalam metode disitulah mixed method dia kuantitatif dan kualitatif tetapi selalu kalau dalam penggunaan metode yang paling baik kalau anda kualitatif itu mulailah dengan kuantitatif karena yang kualitatif menjawab apa dan bagaimana yang kualitatif menjawab mengapa jadi lebih mudah lagi tapi yang mau kualitatif anda mengandekan itu karena kualitatif itu nanti harus dicek triangulasi, misalnya anda pakai wawancara, dokumen, data, macam itu nanti harus sinkron. Wawancara pun, anda tidak boleh wawancara itu tidak pakai strategi, kalau wawancara juga harus pakai strategi dong. Kalau coba anda wawancara koruptor, bapak koruptor ya? Bapak jawabnya. Bukan, bukan. Tapi kalau anak-anak bapak, bapak sudah bekerja 25 tahun, tapi kok gak kelihatan bekas-bekasnya ya banyak. Tuh datang ke rumah saya, di rumah ada 5 garasi. Nah, kamu ketahuan kalau? Kalau ketahuan. Atau Inem, misalnya. Pembantu. Ibunya, penyunyianya curiga bahwa dia ada main dengan suaminya. Inem, kamu sering kok sama bapak? Jawabnya apa? Tidak. Kalau ibu yang pinter gak begitu, 6-6. Yanya, kalau sudah seminggu bapak pulangnya malam terus ya. Jangan-jangan selingkuh dengan sekretarisnya ya. Yang bilang apa? Nah ibu itu cuma mau bikin saya cemburu aja. Nah kalau saya bagaimana ini bisa dipakai? Puji itu contoh bagaimana pati-pati sekolah-sekolah. Terus berikutnya. Terus, nah ini bagaimana pembagian kelas modelnya kunci. Sebelah kanan Anda itu yang kuat di kapital ekonomi. Sebelah kiri Anda kuat di kapital budaya. Kapital budaya. Global adalah jumlah kapital-kapital, termasuk kapital sosial, harusnya di tengah itu ada kapital sosial. Yang hijau itu adalah profesi, yang biru itu adalah hobi. Jadi kalau misalnya hobinya apa, main piano. Sekarang di Indonesia, golf masih kalah dengan evitasi. Berkuda. Bukan kuda yang pene-pene kecil. Pene-pene yang terburu. Harus minta tangan yang luar. Pakaiannya harus beli dari Inggris. Kalau seminar harus di Sidney atau di Singapura minimal. Harus punya dokter hewan, harus masuk klub, harus ada pelatih. Itu mahal, lebih mahal daripada klub. Karena suruh banyak. Biasanya kelas atas itu begitu kelas menengah mulai ikut di kurang, mereka akan, nggak mau didekati. Selalu akan merasa lebih. Itu saja. Anda itu tahu renang, berburu, memancing. Anda pasti protes, Pak Harto itu kelas atas, mau memancing. Tapi jelasannya mudah. Itu hobi waktu miskin dibawa ke atas, lakukan. Jangan masuk lho Jelas ini mengenai, saya ingin memutraskan dengan punya nya Hunter Viggo Berikutnya, terus, Mark Muspire lengkap Hunter Viggo Lagi? Ya Ini sebetulnya struktur neolistik, struktur sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel-sel- modalitas itu bisa alat, sarana, sistem, dan modal itu prinsipnya lalu lihatlah yang di atas sendiri di dalam masyarakat ada tiga bentuk interaksi sosial yang duk dominan, yang memang katakan dominan, jadi ada bentuk interaksi lain tapi tidak dominan yang dominan ini selalu hadir yaitu interaksi komunikasi, interaksi kekuasaan, dan interaksi sanksi interaksi komunikasi struktur yang dibentuk adalah pemaknaan tetapi kualitas pemaknaan tergantung modalitasnya yaitu kerangka mursi saya ambil contoh Pakai nama, rakyatnya menyebut jinnah karena contohnya jelek ini, saya pikirkan misalnya, saya belum kenal Udin, Anda sudah kenal Udin lalu saya tanya, Udin itu bagaimana? lalu Anda tanya, mau apa? besok itu mau datang ke rumah saya jam 8 hati-hati, Udin itu suka mencuri Anda memberi saya kerangka penafsiran, Udin suka mencuri maka pemanahannya jadi miskin mau datang jam 8, setengah 8 semua almari saya kunci bahkan pintu saya kunci saya terima di luar, tapi waktu ketemu ternyata luka orangnya paling teg, bau mobil bagus terus kasih kartu nama, saya cek luka tinggal di daerah ini, terus luka di direktur bang, terkenal ini, saya cek bener semua minggu kemudian datang semua sudah saya buka kan, waktu dia bilang wah saya dari kantor ini harus, saya percaya masuk mentok ke kanan ada lemari es, buka itu pilih yang kamu suka perjumpaan mengubah kerangka penafsiran sehingga pemakan menjadi lebih kainan tetapi sebaliknya bisa terjadi kalau mama datang ketemu langsung tanya rumahmu itu di kunci berapa kali wah penculen bener langsung tanya kamu kalau pergi dari rumah jam berapa wah jadi dua-duanya mungkin Dan maaf, itu terjadi bukan hanya antar individu, tapi juga antar kelompok, antar golongan. Yang salah siapa? Yang memberi kerangka? Siapa itu? itu tidak boleh saya katakan karena saya termasuk jelas ini ya yang ini interaksi kekuasaan struktur yang dibentuk adalah dominasi kualitas dominasi tergantung fasilitasnya yaitu ekonomi fisik ideologi dan sebagainya saya beli santos aja yang fisik kalau orangnya tinggi besar yang kecil gak berani ngecek no Kalau yang kecil aja hanya dibilang belum pernah ke dokter gigi. Cantik itu fasilitas. Kalau gak percaya, keluar jalan di jalan. Mesti banyak yang nawari. Mau diantar mbak, maaf gak biasa roda dua. Yang datang roda tiga bajet. Atau kalau di S1 itu kalau saya perhatikan, kalau aja itu ya. Kalau yang cantik gak masuk itu. Coba coba itu, ini berikutnya ini foto. foto kopi kuliahnya. Oh, foto kopi kah? Jusenya pun ingin memfoto kopi. Yang ekonomi, misalnya, yang ekonomi itu, misalnya ekonomi itu, misalnya sama-sama kuliah di UI, di Depok. Anda tinggal di Bintang. Yang satu punya mobil, yang satu tidak. Sering sama sekali. Suatu ketika yang punya mobil berangkat jam 10, yang tidak punya berangkat jam 8. Yang tidak punya bilang, besok berangkat jam berapa? Oh saya jam 9. Setelah 9, oh jam 7. Kenapa jam 7? Saya masuk jam 8 ya. Yang punya mobil siapa? Kalah ya kan? Suatu ketika mereka ada paper yang tidak punya mobil, lebih pintar. Paper yang hanya 50 halaman dalam bahasa Inggris selesai 2 jam. Yang tidak punya mobil 2 jam baru sudah lama. Mereka datang ke yang tidak punya mobil, kamu bisa bantu gak? Oh mudah, ini saya bantu. Besok bisa berangkat jam 7 gak? Oh bisa, bisa. Karena dia punya kapital fasilitas mudah. Ini semua berjalan begitu. Bedanya dengan purjil apa? Pada Gident ini tidak terstruktur, tidak iladis, tidak mana yang lebih utama tidak kelihatan. Pada Bu Jukli, kapital ekonomi yang paling mudah dikonfesikan dengan kapital lain, kapital simbolik yang paling dicari, disini tidak ada. Jelas? Yang terakhir. Interaksi sanksi atau moralitas, struktur yang dibutuhkan legitimasi, dasar pembenaran tindakan. Untuk mencari dasar pembenaran tindakan mengacu ke norma, entah hukum, agama, tradisi, dan sebagainya. Kita ini semua biasanya selalu mencari dasar pemberantatan kita. Kalau nggak percaya, kalau yang sudah punya putra ya, yang SMP gitu, pulang sampai rumah jam 1 pagi, bukakan pintu, diam saja. Merdiana Yusuf, pak tadi banyak meletus, pak tadi saya ngantar teman, pak tadi nggak ditanya. Karena apa, Puto? Pemberantatan pindahkan. Saya jangka lalu ntar, saya kelas S3 itu saya ntar, Anda datang terserah, nggak datang terserah, yang penting peperbera, sucianake, lulus. Yang memang kalau nggak datang ya caranya lulus. kaya tanti kratis gitu wah, tulisannya terbuka nanti sudah digitu kan terlambat 10 menit itu kayak anaknya itu, pak maaf pak tadi macet udah sudah, saya gak nanya kecapian pemacet selesai ini selalu butuh legitimasi ini yang vertikal, yang horizontal harusnya komunikasi kekuasaan tiba-tiba faktor kekuasaan menentukan komunikasi biar percaya yang sudah pernah dibina gitu pak maaf pak kapan bisa ketemu? seminggu lagi telpon kita tentukan kapan jadi telponnya masih seminggu lagi kita bisa menemukan waktu kelamin ya Terima kasih. Kekuasaan dan sangsi biasanya harusnya dibagai, de facto kekuasaan menentukan benar salahnya Anak kecil protes bapaknya, bapak itu selalu meminta saya pemerapikan tempat tidur, tuh tempat tidur apa-apa enggak kearuan, yang cari uang siapa? Sudah diin saja ya, itu juga dominasi pemanaan. Anda pernah mengalami dulu waktu P4? Enggak. Enggak ada ya? Yang seluruh saya banyak. Saya baru terasa bahwa saya masih muda. Pempat itu selalu kalau panggalannya itu yang paling benar. Kalau kita kritis nilainya jelek. Selalu gitu. Jadi penafsir yang paling benar adalah panggal-penafsir-panggalsir. Seperti juga itu kan guru agama mengajar SMP, mengajar tentang mujijad. Nah SMP kan sudah kritis. Pak maaf pak, contoh mujijad kok 2000 tahun yang lalu. Jerman sekarang itu mujijat seperti yang kita lihat. Bimbung gak siap, dong. Dominan gak siap. Yang tanya ke depan, itu kan? Hadap sana. Wah, bisa juta berapa. Wah, sakit pak! Nah, kalau gak sakit namanya mujijat. Cerah sini saya ilmukan bagaimana bahwa dominan yang diisi menentukan kemana. Dominasi menentukan legitimasi. Anda tahu calon kode baru, meskipun Golkar menang, tetap ada pemimpin. Karena butuh? Maka pengamat politik paling tajam itu adalah pengamat politik kode baru. Kalau meramalkan Golkar menang, menang benar. Jelas ini semua? Keunggulan dia dari ujung, kemampuan dia bisa menjelaskan tentang perubahan struktural. Jadi tadi sudah saya katakan Yang menggerakkan tindakan itu ada tiga Motivasi bawah sadar Kesadaran praktis dan refleksi Kesadaran praktis itu memang menguntungkan dan memudahkan kita Tetapi sadar praktis itu justru yang paling sulit juga Yang membentuk struktur itu kesadaran praktis Kalau sudah mengenakan kita itu males Berubah kebiasaan-biasaan Maka yang mengubah adalah kesadaran refleksif. Bagaimana mulai mengubah apabila semakin banyak anggota masyarakat mengadopsi kesadaran refleksif, semakin mungkin perubahan berdasar. Tapi itu baru di bagian kerangka penasiran. Reformasi itu adalah, 98 itu adalah yang berubah. Orang sudah mengatakan, oke cukup kita harus berubah. Dan sebagian besar masyarakat setuju. Maka terjadi ini. Mengapa dikatakan kurang begitu berhasil? Karena di sini masih di dalam ulang lama Jadi yang paling sulit berubah dalam perubahan itu di bagian fasilitas Mengapa menurut Anda? Karena fasilitas itu ada penunggu-penunggunya, ya kalau nanti ada dalam organisasi atau jadi pimpinan, ini membuat sesuatu yang paling sulit, menggeser penunggu-penunggu yang diuntungkan. maka disini yang paling sulit makanya kalau anda baca lah hasil penelitian Demos tahun 2005 yang meneliti pemilu 1999 yang menang itu 40% itu adalah 40% yang menang itu adalah birokrat lama 16% itu militer polisi 15% bisnismen baru Baru sisanya orang baru Mengapa menurut Anda kalau dari kacamata ini? Karena yang menguasai ini masih orang-orang lama Dan mengapa agennya tidak bisa berkembang? Karena produk-produk hukum adalah dikuasai sini, sehingga reformasi tidak bisa berjalan lurus, karena ini tidak diubah juga untuk menjamin. Itu senangnya, jadi bapak-bapak politik menganalisis paling mudah, melakukan yang sulit. Saya senang jadi pengamat, Pak Lelima. Jelas ini, mana-mana ini, ini bedanya dengan Burju. Hanya kelebihan Burju, disini Burju lebih, menurut saya ya, lebih sistematis. Dan Burju melihat ini tidak ada yang namanya tabula rasa atau tidak. Selalu sudah dipenuhi oleh hadus. Pertanyaan dulu ya, silahkan. Maksud saya tadi sebenarnya Anda aku diinteraksi, tapi enggak ada yang enggak. Ya, terima kasih Romo untuk penjelasan yang panjang lebar dan menarik sekali. Saya kira kita masih punya waktu sekitar, berapa ini? Kita lihat jumlah jamnya ya. 4 jam. Oh, ada kamera. Masih punya waktu mungkin sekitar setengah jam sampai jam 9.14. Kalau misalnya teman-teman ingin menanyakan lebih jelas mengenai apa yang tadi diorekan. contoh-contoh praktisnya banyak sekali jadi dan kelihatan dari presentasi Romo bagaimana Boju bisa meneropong bahkan sampai urusan yang sangat sepele sesungguhnya nah ini mungkin menarik untuk kita kembangkan silahkan kalau ada yang ingin menanyakan satu, ada lagi dua di belakang Tiga, saya mulai dari tiga orang dulu ya, Om. Salah sebutkan namanya ya. Nama saya Dea Bakti Pratama. Saya menyanyikan terkait bahasa yang cenderung adab dalam doksa ataupun kekerasan simbolik. yang saya pelajari itu kan bahwa bahasa itu tidak netral gitu dalam bentukannya emang tidak netral seperti saya bisa mencontohkan misalkan dalam bahasa Inggris gitu kenapa history bukan herstory, kayak gitu. Misalnya kayak gitu. Jadi, kalau misalnya herstory itu kan lebih ke perempuan, misalnya history lebih ke laki-laki. Jadi gimana sebetulnya history itu lebih mengartikan bahwa laki-laki yang bisa menciptakan sebuah sejarah, kayak gitu. Nah, jadi dari kerangka Bobo Arjo ini, itu kan dalam kekerasan simbolnya yang saya tangkap itu, dia lebih mendekatkan pada konsumsi bahasanya, bukan pada... pada produksi bahasa. Jadi, bagaimana bahasa itu dikonsumsi, digunakan, maka muncul kekerasan simbolik. Nah, gimana kalau misalnya bahasa itu sudah tidak netral dari dalam produksinya? Maka, kalau misalnya dalam produksinya saja tidak netral, dalam penggunaannya pun, sebetulnya ya memang penggunaannya hasil dari produksinya tersebut. Nah, maka kalau misalnya seperti itu, apakah kekerasan simbolik itu bisa dibatalkan? Karena memang produksinya seperti itu. Nah, mungkin... memang dia sudah tidak lagi netral, memang dia tidak netral dan produksinya bagaimana konsumsi bisa dijadikan netral apa padahal kekerasan simbolik yang menetralkan sebuah bahasa kalau misalnya seluruh produksi bahasa itu sudah tidak netral ya terima kasih yang kedua di belakang tolong dong mic-nya Permisi, nama saya Agung. Yang saya ingin tanyakan masalah perubahan sosial. Kalau kita berangkat dari sejarah mungkin kita mengenal ada perubahan sosial yang bersifat dipaksa gitu dari pemerintahan. Contohnya dari... dari masa Orde Baru, perubahan agraria dari 1960 itu dirombak oleh Orde Baru yang pada akhirnya budaya-budaya petani itu bisa tergeser dengan industrialisasi. Yang saya ingin tanyakan... secara struktural itu perubahan sosial semacam itu yang digerakkan oleh pemerintah itu seperti apa gitu itu yang pertama pertanyaan pertama saya yang kedua mengenai habitus ya kan ada kemampuan ya kemampuan seseorang itu di jaman sekarang itu kan kemampuan itu terkadang itu tidak semerta-merta dari bakar gitu jadi disesuai dengan kebutuhan kapital ekonominya gitu sekarang Saya mungkin dari lahir itu sering menggambar segala macam, tapi pada akhirnya saya realistis bahwa apa yang menjadi kemampuan saya itu tidak dibutuhkan. Di saat ini pada akhirnya saya beralih ke hal-hal yang lain. Mungkin saya ingin menanyakan apakah bakat-bakat seperti itu bisa menjadi analisa juga dari konsep dari Pierre Bourdieu. Terima kasih. Terima kasih. Yang ketiga tadi di sebelah kiri. Bisa, Mil? Selamat malam, Romo. Kebetulan saya dari kampus di mana Romo menjabat sebagai dosen tetap. Tapi untuk mudah alami si Romo, jadi nggak bisa laporan ke Romo Rekor. Laporan juga nggak apa-apa. Ya siapa saya? Pertanyaan saya Lala Pertanyaan saya Yang pertama Sebenarnya ini praktis sekali si Romo Kan tadi kita diajarkan tentang habitus, apakah ketika, kan habitusnya dibentuk dari lingkungan, apakah ketika nanti di lingkungan yang selanjutnya orang itu berada, terus dengan pedagogi gitu, kan di kampus sering diajarin pedagogi Ignasian ya, nah disitu apakah pedagogi cukup efektif untuk mengubah. si habitus yang udah dialami ketika habitus primernya misalkan jadi apakah pedagogi cukup bisa mengubah habitus primer itu terus yang kedua ini lebih praktis lagi dimana saya kan kerja di pabrik farmasi ya Romo nah disini seringkali kan kita menjumpai pasien-pasien yang kayak eh ini obat udah halal belum? kalau belum halal, gak mau dipakai dipakai atau ini mengandung apa segala macem gitu-gitu jadinya nggak mau dipakai atau ya sekarang teman-teman juga udah tahu kan ya kalau misalkan kayak hoax vaksin itu sangat-sangat tinggi orang pasti nggak mau pakai vaksin lah vaksin inilah itulah gitu itu cukup PR bagi tenaga kesehatan atau pabrik farmasi terutama karena jadi nggak bisa jualan kan Nah disitu barangkali yang sebenarnya terjadi adalah ilusio ya di situ kita merasa hai hai orang kita produksi udah bagus kok halal gini-gini tapi kan mungkin masih banyak masyarakat yang belum paham kalau vaksin itu udah halal lah udah sertifikasi LPPOM MUI dan segala macam-segala macemnya nah disitu apa yang bisa dilakukan untuk menjembatani ilusio tersebut terima kasih terima kasih silahkan wap Yang pertama, pertanyaannya sebelumnya mengenai produksi konsumsi itu, kalau dalam hal bahasa ya, seperti pertanyaan mana lebih dulu ayam atau telur. Ya, kesulitan itu. Tetapi kita harus mengatakan, Buji mengatakan pasar bahasa itu ada tiga. Keluarga, sekolah, dan yang ketiga media. Pasar bahasa yang paling sulit adalah media. Sebenarnya, awalnya. Tapi sekarang dengan medsos, tidak. tidak kesulitan lagi menembus tetapi itu yang utama lalu apakah itu hanya pada kekerasan simulis itu ada yang pada level konsumsi tidak pada produksi juga kalau orang sudah menggunakan strategi tersentuh itu sudah suatu strategi produksi saya memilih kata ini dalam rangka sesuatu yang lain jadi kalau saya memilih penggunaan kata-kata itu karena Memang itu mau mengungkapkan bahkan yang paling berat sekalipun akan bisa dipakai dengan strategi Jadi produktor pun juga menggunakan strategi bahasa itu untuk kekerasan simulis Bahkan seorang yang menderita bisa menggunakan itu Seorang ibu minta cerai di pengadilan ditanya jaksa Ibu minta cerai, ibu umurnya berapa? 28 tahun pak jaksa Cepat saja pak sudah kelihatan tua, kok aku 28 tahun? nah ibu bohong, dijadi fakta kelahiran nih, jaksa ibu bohong, ibu 48 tahun, aku 28 tahun langsung dia jawabannya, pak jaksa 20 tahun dengan suami itu bukan kehidupan jadi jamuk dihitung ini namanya kan bahasa ini bukan objektif, ini namanya subjektif jadi di dalam pemaknaan itu Waktu memproduksi itu pun sudah sebetulnya, bukan lagi hanya saat konsumsi. Gitu lho. Nanti tergantung pada, saya tunjukkan bagaimana strategi bahasa dalam bukunya, dia language and symbolic power. Supaya jelas bahwa ini bukan hanya konsumsi. Ini ringkasan dari buku dialeguizansi Wulipawo bahwa bahasa itu sebagai strategi Anda bisa melihat ini yang dinamika pemaknaannya adalah yang aspek produksinya Jadi mengandekan kemampuan untuk memahami Gramatika, habitus bahasa, pengucapannya, wacana produksi bahasa-bahasa saya meskipun lama ya saya 10 tahun saya karena di Belgia saya lima tahun di Perancis yang berbahasa Perancis tapi kalau saya ngomong Perancis orang Indonesia langsung Bapak dari Jawa ya sudah tahu ya karena aksen yang medoknya itu ada karena ini masalah Hai harus bahasa ini Anda juga harus melihat bagaimana ini berpengaruh ini kan semua Semua ini adalah aspek-aspek produksi. Di sini. Anda menyebut karena Anda sudah melihat bagian ini. Ini pun aspek produktor ada karena strategi yang dipakai. Tapi memang penilaiannya pada saat konsumsi. Ini kalau saya biasanya, kalau belajar CDE, kalau belajar buji-bujui tentang ini, lalu tajam sekali, mengenalisis CDE, Critical Disclose Analysis. Karena pengaruhnya buji kuat, buji-buku kuat pada CDE-nya, VAT, O, dan sebagainya. Jelas ya, yang ini. Yang kedua, dari masa itu perubahan sosial, sifat dipaksa, agraria urba. Saya hanya melihat seperti ini, bahwa Anda tahu nggak EID itu EGD, jadi EGD itu diintrodusir kapan? Nggak tahu ya, 1967. Tujuannya apa? Orde baru mau menunjukkan bahwa, dan ini dikatakan oleh Bu Diu, suatu penguasa akan bisa mengubah mentalitas atau suatu masyarakatnya kalau dia bisa mengubah bahasa. Dengan EJD itu, orang selalu bicara, zaman dulu ya, bukan Anda lagi karena Anda sudah memakainya, ini yang kejahatan baru bukan yang lama. Artinya ini mau menandai, bahasa menandai suatu rejim. Luar biasa kuatnya. Sampai orang semua itu bahwa yang benar adalah rejim yang kuat. Karena bahasa. Dengan menguasai bahasa, dia menguasai orang. Ya nanti kalau ada yang pakai strategi ini, wah luar biasa juga nanti. Aristokratisme universitas itu Nanti kalau keluar dari sini, teman anda coklat, wajah anak saya itu Nggak pernah mau belajar, itu masalah habitus neologisme itu istilah baru seakan-akan memecahkan masalah lama masalahnya, tetapi hanya kata lain dari masalah contoh sederhana saya pernah tanya tanya dokter teman saya apa ada ya flu perut oh itu namanya patologi intestinal benceran gitu setelah saya baca di internet patologi itu artinya sakit intestan itu artinya usus besar atau perut ya sudah hanya penyakit perut kata lain dari sakit perut jangan jangan terkesan dengan bahasa asing kadang-kadang kita itu kalau sudah gak bisa jawab pakai bahasa asing Nanti juga, sensor ini juga, kita itu kalau berbicara sudah pakai sensor. Jadi jangan terlalu bangga kalau saya omong terus terang. Bisa saja kata lain, Anda tidak punya sensor. Jangan terlalu, ya ada baiknya terus terang, tapi kadang-kadang juga lupa. Masa temannya baru saja cerai di depan temannya, gimana rasanya dicerai? Tidak ada sensos sekali. Oke, nanti kita bahas kapan benar-benar ada waktu. Terus, yang ketiga, tentang revolusi. Industri, saya mau menjelang revolusi industri Bagaimana kemampuan bukan bakat Dan bagaimana itu kapital ekonomi Jadi sebetulnya yang namanya profesi itu bisa dicintakan Kalau saya melihat ya, dengan apa yang disebut sebagai revolusi industri 4.0 ini, harusnya kita tidak takut. Orang akan mengatakan akan banyak pengangguran, banyak yang akan diganti oleh dengan artificial intelligence. dan sebagainya. Saya buka kepada Anda betapa akan terbuka banyak profesi yang kita sekarang belum banyak yang mau. Saya buka kepada Anda. Kebetulan saya baru saja teramah tentang revolusi industri, jadi agak sombong sedikit. Misalnya ini, Anda belum pernah lihat. Ini adalah profesi-profesi yang sekarang kalau Anda mau dipakai, mulailah belajar ini. Atau adik Anda, atau anak-anak Anda. Komputasi awan, hard skill, kecerdasan artifisial, analytical reasoning itu antara lain belajar filsafat ini. Orang filsafat itu bisa kerja apa saja. maka tidak bisa spesialisasi ya, people management, user experience design sekarang kalau ada bagian marketing tidak tahu user experience design, ya sudah tahu Lalu ya, soft scale, kreativitas, inovasi, persuasi, sekarang manajemen waktu, adaptasi, profesi baru, UX designer, master of room control, growth engineer, social media specialist. Bawahnya supaya sedikit tahu apa yang dimaksud growth engineer. Kalau di bawah lagi ya ini growth engineer itu. Kalau Anda sekarang IT harus penting. Apapun Anda orang ilmu sosial pun harus tahu IT. Kalau enggak ya sudah. Ya jangan dipakai. Saya ini agak gaptek tapi bisa meyakinkan. Saya kalau ngajar di komunikasi itu sering-sering memberi teori tentang iklan, lalu saya beri, coba kamu cari contoh. Nah, contohnya bagus-bagus, lalu saya minta, boleh ya saya pakai. Tapi terus terang, saya pakai nama dia juga saya tulis. Ya, seperti ini misalnya. Maksud saya bagaimana, bahwa profesi itu bisa diciptakan. Kalau dalam revolusi ini kan dikatakan, dengan revolusi 4.2 ini, kelebihannya apa? Sejak 2015 lebih dari 2 miliar orang mempunyai smartphone, sekarang sudah lebih dari 3 miliar. Artinya apa? Semua terjadi. Artinya apa bagi peluang pekerjaan? Banyak kebutuhan yang dulu tidak bisa dipenuhi, sekarang bisa. Dan kita bisa menciptakan untuk mencari kebutuhan itu, untuk membalikan kebutuhan itu. Dulu orang-orang desa itu tidak butuh yang namanya lemari ais dan sebagainya, karena bahan-bahan sudah ada. Sekarang Anda bisa menciptakan dengan butuh. Apa yang disebut idle capacity atau idle asset itu bisa dipertukarkan. Anda gak punya modal apa-apa, pinter IT ya, terus nawarin aja. Orang tua ada punya gergaji mesin hanya dipakai dua kali setahun. Ada gergaji silahkan kamu... mau pakai sehari 25 ribu, yaitu uang satu. Hal-hal yang sederhana-sederhana itu sekarang semua dimungkinkan. Orang yang dulu tidak bisa menggunakan alat-alat, sekarang bisa karena hanya dengan bayar sedikit. Sekarang memang beli banyak. kan tidak harus beli ban saya yang nyai ban hanya mau saya pakai seribu kilometer harganya berapa daripada saya beli baru dan ada penjual yang melayani itu karena ada keuntungannya dia bisa dijual lagi tempat lain jadi banyak hal kalau Anda mau kreatif ketakutan bahwa akan banyak penangguran itu sering-sering asumsi yang sangat tidak suka terhadap kemanjuan teknologi Jadi ini memberikan optimisme gitu loh kita, lalu menjadi ya tidak lagi ya yang bertanya tadi saya mau ngasih aku nih. Ya gitu ya hasilnya maksud saya. Maka akan menggeser gitu Hanya memang kalau pendekatan kita ideologi selalu yang baru adalah kapitalisme Kapitalisme berarti penjajah Berarti liberalisme yang kuat, yang menang Ada benar maka marilah kita kuat biar menang selesai ya oke terus ya arena abditus, waduh kamu yang halal sekarang ini saya gak bisa, saya gak bisa menjawab Jawa bisa salah, benar juga salah. Habitus mengubah pikiran, memang bisa. Dalam arti berlaku itu, yang paling efektif itu kalau saya, menurut saya yang di asrama. Atau pesantren atau asrama itu bisa. Karena butuh sesuatu yang kontinu. Untuk sesuatu yang kontinu, berulang, dan selalu ada polanya. Kalau enggak, enggak. Maka sekolah-sekolah berasrama itu kesempatan untuk pendidikan berasrama. Ya, ya, polisi juga saya tahu misalnya. Ya kak Paul itu mesti berubah. Disiplin dan sebagainya selalu akan. Kemampuan untuk menahan diri itu luar biasa kalau kulis itu. Self control-nya kuat sekali. Saya itu waktu pertama kali ngajar di PT IGA 4 tahun yang lalu. Saya itu melucu 2 kali gak ada yang nanya. Itu tuh, wah self control-nya luar biasa. Sampai saya pakai gulnya tanya, apa 2 cerita saya gak lucu? Siap Wak, lucu! Saya lebih-lebih kaya, tapi bagaimana saya kontrolnya itu luar biasa. Itu dari Afrikis, mengubah sesuatu. Ya? Itu biasanya kalau menurut, ini nambahin pertanyaan. Berapa lama kira-kira habitus itu bisa terbentuk atau berubah? Kalau asrama itu paling tidak 3 tahun, 4 tahun. Kalau lebih panjang lebih bagus. Dan yang bagus juga yang tidak pakai asrama itu misalnya pendidikan. yang diadmi disuruh yang kalau sudah tingkat dua selalu dicari perusahaan jadi tidak usah mencari bukan orang yang mencari perusahaan dan perusahaan yang mencari orang itu yang habis selalu itu karena apa masuk jam 7 keluar dari pulang jam 4 teori 30% praktek 70% hasil praktek bisa dijual karena bisa jadi kalau anda terlambat 15 menit setelah kuliah jam 4 sore harus mengganti satu jam kerja dipegang. Kalau setengah jam harus mengganti dua jam dipegang. Tetapi hukuman ini tidak membuat orang dendam, tapi senang karena banyak praktek. Meskipun lelah, jadi kalau sudah jam 4 lelah, tapi harus. Yang membuat orangnya disini. Dan banyak Anda tanya di Astra, Agni, Suruh, Indonesia, mereka sudah tahu banyak yang bagian produksi Indonesia bagian dari Agni Suruh. Ini yang masih punya waktu sekitar 10 menit lagi, siapa yang ingin mengisi di ronde kedua? Atau ada lagi? Dua, oke dua aja ya, silakan. Terima kasih, Rok. Salam, Salam. Saya punya dua pertanyaan, tapi yang satu saya kira-kira ingin mengkonfirmasi bacaan saya saja. Semoga dibenarkan kalau terlalu. Terkait kapital simbolik. Bordiou mengatakan bahwa kelas atas itu mencoba membedakan dirinya dengan kelas bawah. Itu yang disebutkan distinsi itu tadi. Nah itu kan bentuk dari pembedaan yang ditutupi kelas atas. atas terhadap orang di bawah ini. Saya membaca, ya mungkin Rom sudah jelaskan tapi saya tidak boleh ditangkap, bahwa kelas bawah juga ternyata melawan daripada pembedaan oleh kelas atas itu dengan menyebut dirinya resistance. Apakah bahkan itu benar Rom atau seperti apa, atau apakah kelas bawah tidak mempunyai bentuk perlawanan terhadap kelas atas. Nah itu untuk pertanyaannya. Yang kedua soal realitas sosial mungkin sedikit agak mengganggu pendengaran kita, tapi saya kira sangat penting untuk saya tanyakan karena menyangkut dengan tulisan saya ke depan gitu, atau yang saya kan setulis saya. Ini soal... Ini bahasa distinction. Saya yang sudah menulis disertasi atau thesis. Tidak apa-apa, mau nyapin. Tidak bermaksud seperti itu. Ini soal dominasi, soal kapital sosial tadi. Indonesia ini kan Kita melihat bahwa kekerasan simbolis itu begitu kuat dari kelompok-kelompok yang mendominasi tidak hanya pada persoalan agama, tapi juga pada persoalan keeraan. Kalau di agama mungkin kita bisa melihat bahwa... 2017 itu terlihat benar bahwa kelompok agama yang mendominasi terlihat merepresi kelompok yang minoritas. Tetapi tidak hanya pada persoalan agama, pada persoalan daerah juga terlihat bahwa kelompok-kelompok yang mendominasi itu juga menutup ruang kelompok-kelompok yang minoritas. Contohnya misalnya pemimpin presiden. Apakah orang di luar Jawa bisa menjalankan jadi presiden? Mungkin bisa. Tapi apakah dia menang? Tidak mungkin. Kita bisa membaca itu tidak mungkin. Karena kenapa? Karena saya melihat bahwa seperti Romo katakan tadi, segala sesuatu dia punya penunggu. Nah yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana kira-kira cara untuk membongkar dominasi seperti itu sehingga konstruksi sosial kita itu membaik. Saya kira itu, Romo. Terima kasih. Hai saya mau tanya mengenai kapital simbolik kalau tadi saya tangkap pencitraan itu adalah satu usaha untuk mengumpulkan kapital atau simbolik. Tapi kenapa itu? Kalau misalkan penangkapan saya itu benar, kenapa ketika orang melakukan pencitraan, dia kayaknya, wah kayaknya dihina banget gitu. Ketika orang melakukan pencitraan. Padahal itu kan sebenarnya salah-salah aja ya kalau kita melihat itu sebagai kapital seborik. Semua orang berhak mengumpulkan kapital yang langsung dikasih. Itu saja yang mau saya tanya. Terima kasih. Jadi mengenai bagaimana distinsian itu kelas atas bawah, sedangkan yang bawah itu adalah namanya resistensi. Dalam resistensi itu sebetulnya kadang-kadang ada yang namanya kalau... Anda merasa sepenuhnya tinggi Apa yang diberi oleh Buji namanya Strategi kondisondons Kondisondons itu juga sering dipakai dari yang atas Untuk Istilahnya kondisondons itu kum disendre Turun bersama sama-sama itu apa merendah untuk ditinggikan itu juga bisa merendah atau gaya pelembungan yang dimasukkan air itu supaya semakin kebawah meruncannya semakin atas itu bisa mengapa kelas bawah itu cenderung resisten karena untuk menaik ke kelas atas tidak mungkin Hai Anda pernah melihat film Anu apa itu namanya Eminem film Eminem itu bisa tentang rap orang seorang white putih ingin diakui bahwa dia jagung rap maka dia harus mengikuti ujian-ujian yang sudah diterapkan oleh kelompok afro-amerikan karena rap adalah kekasannya orang afro-amerikan karena kalau musik klasik orang bawah tidak akan bisa bersaing dengan kelas atas maka mereka menciptakan sendiri kelas bawah kecenderungan adalah resisten resisten itu selalu dalam rangka untuk membedakan diri tapi dalam rangka Rangka membedakan diri dalam arti Saya bisa, tidak harus seperti itu Dan saya bisa menciptakan Artinya menciptakan arena Sendiri yang kalau Anda mau Pengakuan harus melewati tes-tes Yang kami tentukan Seperti itu, itu pada Benar yang Anda katakan, bahwa pencetungan adalah resisten Lalu dominasi kapital sosial dan kapital simbolis Hal seperti akan mulai kalau mau dibuka bukan hanya satu Bukan hanya daerah, bukan hanya agama Jadi mulai ada yang bisa dan bisa membuktikan bahwa itu berhasil itu yang butuh, kadang-kadang kita itu istilahnya itu bukan butuh wacana, kadang-kadang butuh bukti di negara kita itu sekarang butuh bukti bukan butuh wacana, yang pinter wacana banyak kita yang konseptual itu banyak tapi memberikan modalitas itu yang sulit Apa yang saya maksud modalitas? Saya selalu kalau mengajar itu, etika publik itu bukan hanya masalah normanya apa. Yang merumuskan norma itu banyak yang bisa itu. Tetapi yang menjembatani dari norma ketindakan itu yang sulit. ...situan memberikan pendidikan yang itu. Apa maksudnya? Saya beri contoh, saya pernah waktu di PT IKA itu, ada mantan Kapolres yang saya tanya, Pak, bagaimana Anda mengubah anak buah Anda yang selalu terlambat, yang Anda pernah cerita selalu terlambat. Jadi, kalau terlambat itu oleh Kapolresnya sudah disuruh push up sampai 50 kali, nanti minggu depan terlambat lagi. di suri-suri bawah terik matahari 2 jam 3 jam nanti dua seminggu lagi masih lalu apa-apa yang dalam ya sayangnya kunjungi rumahnya memang dia miskin dia tuh kalau berangkat kerja nantar anaknya dulu ke sekolah naik angkot dan dari sekolah anaknya naik angkot ke kantor ya tentu mesin terlambat lalu apa yang bapak lakukan ya saya bilang ambil kerja sepeda motor DP saya kalsuran kamu sejak itu enggak pernah di Indonesia itu bukan butuh mana yang baik mana yang jahat norma itu sudah banyak yang tahu tapi membantu menemukan modalitas seperti ini saya juga juga membantu di asrama calon-calon norma Di sana itu ada Vespa-nya, ini ada 13, mahasiswanya itu ada 25. Kalau pakai Vespa, itu hanya nulis nama, Vespa nomor berapa, dari jam berapa sampai jam berapa. Yang terjadi apa? Kalau Vespa-nya rusak dibiarkan saja. Sudah dimarahi, sudah dibentuk panitia supaya ngawasi, tetap. Jadi kalau yang sudah rusak didiamkan, lalu pinjam yang masih, beres. akhirnya ada satu yang pinter, saya akan memilih Vespa paling jelek tetapi akan saya perbaiki dan yang pakai hanya saya memberi ide pimpinan sama apa? mulai sekarang satu Vespa dua orang, rusak atau tidak terserah kamu soalnya itu beres, mau ada yang dicap perah kayak Ferrari maksud saya apa? sistem kepemilikan diubah perilaku berubah jadi kalau mau Ubah perilaku orang jangan marahi, jangan ngutbai, jangan merasi hati saja. Fasilitas apa yang Anda berikan? Sistem apa yang Anda ubah? Prasarana apa yang Anda sediakan? Prosedur apa yang Anda tawarkan? Yang kurang di Indonesia ini. Kalau hanya rumusan yang baik, normatif, yang masuk akal, banyak yang bisa. Tetapi menyediakan, mengidentifikasi modalitas-modalitas seperti ini. Ini yang sebenarnya. Itu ya, saya menjawab mengenai pertanyaannya tadi Mbak Chris ya. Oh Mbak Chris yang dulu. Pertanyaan mengenai pencitraan, mengapa tidak boleh pencitraan? Nah pertanyaan saya, mengapa ada resistensi terhadap pencitraan? Pertanyaan kan begitu. Biasanya, kalau kita pencitraan itu, berarti ada usaha. Terlalu dibuat-buat. Kalau itu alamiah, oke. Tapi apapun yang selalu dibuat-buat, itu kan akan menelahirkan resistensi. Foucault mengatakan, di mana ada afirmasi kekuasaan, akan ada resistensi atau antikoklasi. Jadi itu wajar Misalnya tembok putih Dituisi jangan curah-curah di bawah ini Saya yakin hari berikutnya ada graffiti Justru karena di Jadi ini yang kita melihat Jadi bukannya bahwa ini salah atau tidak Tapi Anda tahu Anda memancing suatu resistensi Seandainya, kalau distinction itu sering-sering agak berkelas. Distinction itu tidak selalu pencitraan, tidak selalu. Sering tidak kelihatan. Orang-orang kelas atas itu malah jarang pakai merek-merek. tetapi anda lihat ya, kalau Bob Sagino itu bukan distinction pakai celana pendek Almarhum, itu kondisional itu merendah, gaya itu tadi kondisional, tapi setidaknya tidak usah saya terus tapi bagaimana anda bisa tahu, bagaimana bisa saja biasanya distinction itu berkelas, tidak harus selalu kelihatan pemikiran agamben, giorgio agamben, salah seorang pemikiran Italia yang poststruktualis dan sedang ngetop dan akan didiskusikan oleh Romo Settio. yang akan bertanding dengan boleh pakai istilah bertanding yang akan bertanding dengan Rocky Groom di tempat ini mulai jam 7 ya jadi kalau teman-teman ingin menonton pertandingan ini gak kena sesuatu simbolik mengenai pemikiran Jojo Agaben kami mempersilahkan dan datang minggu depan persis hari Jumat jam 7 malam. Terima kasih untuk kehadiran Anda semua, terima kasih pada Rokok Harianoko, bisa dilanjutkan diskusinya di luar sehari menikmati sajian malam. Untuk bayar sendiri.