Artikel penuh dengan berbagai informasi, mulai dari tujuannya menyampaikan berita, sampai yang mengedukasi. Tidak semua hal yang ada di dalam artikel itu fakta. Nyatanya di dalam artikel ada juga yang namanya opini. Contohnya ada rubrik khusus di sini.
Kalau begitu, bagaimana cara membedakan artikel yang bagian kalimatnya fakta atau yang isinya opini? Coba kita lihat contoh ini. Artikel berita tentang konser Justin Bieber di Indonesia yang isinya soal kejadian nyata tanpa ada campur pendapat atau perspektif penulis adalah fakta.
Kalau yang ini artikel yang membahas nikmatnya rasa kopi yang tentunya berisi pendapat atau pemikiran penulis soal suatu hal. Maka artikel itu adalah opini. Namun, kalau dalam satu artikel ada fakta dan opini, Bagaimana cara membedakannya ya?
Supaya kalian tahu cara membedakannya, kenali dulu ciri-ciri khusus dari kalimat fakta dan opini. Ciri pertama kalimat fakta adalah harus bisa dibuktikan kebenarannya. Sedangkan pada kalimat opini, kalimat itu bisa saja benar atau salah tergantung dari data pendukung atau konteks peristiwanya.
Yuk kita lihat dulu kalimat ini. Kalimat ini bisa dibuktikan lewat situs web atau media sosial resmi Justin Bieber. Sedangkan yang ini, pernyataan itu tidak bisa dibuktikan benar salahnya.
Ciri kedua adalah kalimat fakta punya data yang akurat. Misalnya, waktu, tanggal, dan tempat peristiwanya. Berbeda dengan kalimat opini, datanya tidak pasti.
Biasanya kata-kata ini yang digunakan untuk menjabarkan opini. Seperti bisa jadi. Sepertinya, mungkin, seharusnya, yang semuanya merujuk kepada ketidakpastian pernyataan. Ada contoh lain yang bisa kalian lihat di sini.
Kalimat pertama memiliki data yang akurat, rupa tanggal, tempat, dan peristiwa yang terjadi. Sedangkan kalimat kedua tidak memiliki data yang akurat sehingga tidak pasti. Lanjut lagi, kalimat fakta berisi data berupa angka atau pernyataan. Sedangkan opini berisi data berupa pikiran atau pendapat sebuah kelompok. Inilah ciri-ciri yang ketiga.
Misalnya, dari dua kalimat ini. Pada kalimat pertama, ada data berupa nilai jual rupiah. Sedangkan kalimat kedua hanya menyatakan pendapat penulis tentang apa yang mungkin terjadi kepada nilai jual rupiah. Masih ada ciri-ciri lainnya, yaitu fakta didapat dari narasumber.
yang terpercaya. Sebaliknya, opini tidak perlu punya narasumber. Hal itu karena perspektif penulislah narasumbernya.
Kalau di artikel tentang Gizi, ada data yang dikutip dari ahli Gizi, dialah narasumbernya. Masuk ke ciri-ciri kelima. Kalimat fakta bersifat objektif, berbeda dengan opini yang bersifat subjektif, atau bergantung pada kepentingan pribadi penulis. Kita balik lagi ke kalimat awal tadi ya.
Kembali ke kalimat mengenai Justin Bieber di awal. Nah, kalimat pertama bersifat netral karena tidak memihak kepada siapapun. Sedangkan kalimat kedua bisa jadi ditulis karena penulis ingin mempromosikan konser tersebut.
Ciri keenam, kalimat fakta bisa menjawab rumus pertanyaan adik Simba. Atau apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. Nah, kalau opini tidak bisa menjawab menjawab itu soalnya penjelasan pendapat bukan deskripsi dari peristiwa yang terjadi lanjut ke ciri ketujuh kalimat fakta menyatakan kejadian yang sedang atau telah dan pernah terjadi sedangkan opini menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi atau akan terjadi di kemudian hari yuk lihat contoh ini kalimat pertama memberitakan prestasi dono di tahun 2020 Sudah lewat, sudah terjadi, fakta Sedangkan kalimat kedua adalah perandayan Di tahun 2022 yang belum bisa dipastikan Lagi-lagi ciri-ciri kalimat fakta berasal dari kejadian sebenarnya Sedangkan opini belum tentu terbukti Kejadian atau pernyataan disampaikan secara apa adanya Sesuai dengan apa yang ada Itu adalah fakta.
Kalau opini, pernyataan yang disampaikan terkadang belum terbukti kebenarannya. Contohnya ya, seperti Olimpiade Matematika Dono tadi. Kata bisa saja, itu menunjukkan kalau belum...
Ada bukti dari Dono memenangkan puluhan medali di tahun 2022. Masuk ke ciri-ciri yang ke-9. Pengungkapan fakta cenderung deskriptif. Kalau opini, argumentatif atau persuasif.
Maksudnya, biasanya fakta dijabarkan dengan kalimat penjelasan dan deskripsi, sedangkan opini disampaikan sebagai argumen atau ajakan kepada para pembaca kalimat tersebut. Coba kita lihat kembali ke kalimat mengenai olimpiade yang dilaksanakan Dono tadi. Kalimat pertama berisi deskripsi.
Dono sudah berhasil meraih medali olimpiade pada tahun 2021. Kalimat kedua adalah argumen. dari penulis. Mungkin penulisnya berpikir kalau dono sudah berhasil, dia bisa berhasil lagi di tahun 2022. Ciri yang terakhir adalah penalaran fakta bersifat induktif sedangkan opini bersifat deduktif.
Jadi fakta bisa disimpulkan dengan menggunakan data yang disediakan. Sedangkan pada opini penulis membuat kesimpulan berdasarkan pada asumsi atau pendapat mereka. Walaupun ciri-ciri fakta dan opini. Opini kesannya banyak sekali, namun ternyata masih bisa kita hitung pakai jari.
Satu jari, satu ciri. Dengan mengetahui ciri kalimat fakta dan opini, kalian jadi bisa membedakan kalimat fakta dan kalimat opini sewaktu membaca artikel. Nah, kalimat barusan, fakta atau opini?
Coba jawab di kolom komentar ya. Sekian, sampai jumpa di video berikutnya. Dadah!