Hai Riri kumpulan dongeng dan cerita anak Legenda Keongmas Dikisahkan di kerajaan Daha dipimpin oleh seorang raja yang bijak bernama Raja Kertamarta Raja mempunyai dua orang putri yang cantik-cantik Putri pertamanya bernama Dewi Galuh, sedangkan saudaranya bernama Chandra Kirana. Berbeda dengan Dewi Galuh, Chandra Kirana sudah mempunyai tunangan. Sang tunangan merupakan putra mahkota dari Kahulipan yang bernama Raden Inu Kertapati. Suatu hari, ia berkumpul di Kampung Kampung.
Kunjung ke Kerajaan Daha. Selamat pagi, Raja Kertamarta. Alh Raden Inu, calon anakku. Kemarilah, mari masuk. Ah, di sana rupanya calon istrimu, Chandra Kirana.
Dia sedang bersama dengan Dewi Galuh. Selamat pagi, Chandra Kirana. Selamat pagi, Dewi Galuh. Selamat pagi, Pangeran Inu. Aku mau ke kamar saja.
Kenapa? Kenapa selalu Chandra Kirana yang memperoleh keuntungan? Akan kusingkirkan kau, Chandra Kirana. Rasa dengki Dewi Galuh terhadap Chandra Kirana membuatnya gelap mata.
Ia pun pergi ke tempat nenek sihir untuk membantunya menyingkirkan Chandra Kirana. Apa yang membuat putri kerajaan datang kemari di malam-malam begini? Aku punya permintaan.
Bantu aku melenyapkan Chandra Kirana. Akanku beri emas sebanyak yang kau mau. Nenek sihir menyetujui permintaan Dewi Galuh Ia mau bekerja sama dengan Dewi Galuh dengan imbalan sejumlah emas Hey, Chandra Kirana Oh, hai kak Lihatlah kemari Ini bunga yang dulu kita tanam Ah, siapa nenek itu kak? Kuku tuh engkau menjadi seekor keong Hehehe Kuaah Tiba-tiba sekujur tubuh Chandra Kirana diliputi asap tebal. Ketika asap menghilang, terlihat Chandra Kirana telah berubah menjadi seekor keong emas.
Kutukan ini akan hilang jika kau bertemu tunanganmu. Sebelum itu terjadi, ku enyahkan dulu kau. Akan ku ceritakan pada ayah kalau kau telah menghilang. Kenapa kakak begitu jahat padaku? Apakah aku pernah melukai kakak?
Chandra Kirana yang berubah menjadi keong emas pun terbawa arus sungai menjauhi kerajaan dahang. Kemana kah harus ini membawaku pergi? Wow, keong berwarna emas.
Belum pernah aku melihat. Seperti ini. Ternyata jaring tersebut milik seorang nenek tua yang sedang mencari ikan. Sang nenek membawa keong mas pulang ke rumahnya.
Ia merawat keong mas ke dalam sebuah tempayan. Tanpa sepengetahuan sang nenek, di pagi hari keong emas berubah menjadi wujud manusia kembali hingga di siang hari. Ah, tak terasa hari sudah siang.
Aku belum menyiapkan. Saya akan makan untuk nanti sore. Sang nenek pun pulang ke rumah.
Betapa terkejutnya ia karena di meja sudah terhampar berbagai masakan yang enak-enak. Hah? Siapakah yang memasak semua ini? Siapa yang menyiapkannya untukku? Paginya, sang nenek kembali ke danau untuk mencari ikan.
Lagi-lagi ketika sang nenek pulang, Berbagai masakan telah tersaji di meja makan. Penasaran, sang nenek pun memutuskan untuk pulang lebih awal dari biasanya ke esokan harinya. Ia pun mengendap-endap memasuki dapur.
Terdengar suara seseorang sedang memasak. Sang nenek... terkejut melihat seorang gadis cantik sedang memasak di dapurnya. Hah? Hah?
Siapakah engkau, wahai gadis cantik? Chandra Kirana pun menceritakan semua kepada sang nenek. Ia juga bercerita kalau kutukannya akan hilang sepenuhnya jika ia bertemu dengan tunangannya Raden Inu. Entah kapan kutukan ini akan berakhir, Nek. Sabarlah nak Kirana, berdoa lah terus, suatu saat doamu pasti akan terkabul.
Sementara itu, di kerajaan Daha, Raden Inu berniat untuk mencari tunangannya. Ia berpura-pura menjadi seorang rakyat jelata. Tenanglah Raja, akan ku cari Chandra Kirana ke seluruh pelosok negeri hingga ketemu.
Mendengar Raden Inu berniat mencari Chandra Kirana, Dewi Galuh memberitahukan hal tersebut kepada Nenek Sihir. Sang Nenek Sihir berubah menjadi seekor gagak hitam. Ia terbang mencari Raden Inu. Raden Inu yang dalam perjalanan mencari tunangannya, tiba-tiba dikejutkan datangnya gagak yang bisa berbicara. Kekiri, kekiri, ikuti aku.
Hah, gagak itu bisa berbicara? Mungkin dia bisa menjadi petunjukku untuk bertemu dengan Chandra Kirana. Raden Inu pun mengejar gagak tersebut.
Tanpa sepengetahuan Raden Inu, seorang yang berpikir-pikir yang tidak bisa dipercaya dan Sang gagak jelmaan nenek sihir sebenarnya justru menjerumuskan Raden Inu ke arah yang salah. Di perjalanannya, langkahnya terhenti ketika melihat sang kakek tua yang bersandar di pohon. Ia terlihat lemas.
Kek, apakah kau baik-baik saja? Kau terlihat begitu pucat. Aku sudah tidak makan berhari-hari anak muda. Ini, kek, makanlah sebagian bekalku.
Aku membawa cukup bekal. Ah, terima kasih anak muda. Sembari makan, Raden Inu menceritakan semua kepada sang kakek.
Raden Inu juga menceritakan bahwa ia mengikuti gagak yang bisa berbicara tersebut. Tanpa diduga... Sang kakek mengayunkan tongkatnya ke arah sang gaga.
Gaga pun terjatuh. Gaga yang terjatuh berubah wujud menjadi nenek sihir kembali. Ternyata, sang kakek itu adalah orang yang sakti. Ia memberitahu kalau gaga itu jelmaan nenek sihir yang jahat.
Ia juga menyuruh Raden Ino untuk mencari Chandra Kirana di desa dadapan. Sesampainya di desa dadapan, ia berhenti di sebuah rumah pondok untuk meminta air minum. Ketika hendak meminta air minum, betapa terkejutnya Raden Inu. Ternyata ia berhenti di rumah sang nenek yang merawat keong mas.
Chandra Kirana dan sang nenek nampak kaget. Sekaligus gembira melihat sosok Raden Inu. Perjumpaan Raden Inu dan Chandra Kirana membuat semua kutukan Chandra Kirana sirna. Mereka kembali ke Kerajaan Daha.
Chandra Kirana menceritakan semua kepada ayahnya. Takut akan mendapat hukuman, Dewi Galus segera melarikan diri dari Kerajaan Daha dan tak pernah kembali lagi. Akhir cerita, Chandra Kirana dan Raden Inu hidup bahagia bersama.
Sang nenek yang telah merawatnya ikut diboyong ke istana. Nasihat dari cerita ini adalah, sifat iri dan dengki bisa memperkeruh pikiran kita. Hilangkan sifat iri dan dengki dengan selalu bersyukur dan berpikir positif