Halo semuanya kembali lagi di channel halau edukasi di video kali ini kita akan membahas pelajaran sejarah mengenai peristiwa perang ambarawa yang terjadi pasca kemerdekaan Indonesia sebelum membahasnya jangan lupa untuk subscribe halau edukasi ya Sejak zaman kolonial, Ambarawa sudah menjadi kota militer untuk pemerintah India-Belanda. Benteng Wilhelm I, yang juga disebut sebagai Benteng Pendem, didirikan di sana. Dia jauh dari musim kereta api Ambarawa yang dulu adalah stasiun kereta.
Sebagai kota yang memiliki kamp, tawanan perang, Ambarawa sudah pasti akan didatangi oleh pasukan sekutu. Setelah Jepang kalah, pasukan sekutu atas nama Rehabilitation of Allied Passioners of War and Internets atau RAPWI mendatangi Ambarawa untuk merehabilitasi tawanan perang dan intern merah. Sekutu datang pada tanggal 19 Oktober 1945 dan ternyata tidak hanya tim merehabilitasi yang datang, tetapi turut serta tentara sekutu pimpinan Brigadier Battle, Kombandaan Satuan Artileri Divisi 23 Militer Inggris.
Pasukan tersebut adalah sebuah brigade campuran dari satuan-satuan infanteri yang dinamakan Commander Royal Artillery Brigade. Mereka mendapatkan izin oleh pemerintah Indonesia untuk mengurus tawanan perang di penjara Magelang serta Amarawa. Pada 26 Oktober 1945 terjadi insiden di Magelang yang dipicu oleh tentara yang tiba di Magelang.
Mereka berdali akan mengevakuasi tahanan perang namun justru menduduki Magelang. Kemudian terjadi pertempuran antara sekutu dan pasukan. Tentara Keamanan Rakyat resimen Magelang yang dipimpin oleh Letkol Muhammad Sahrbini sekutu mencoba untuk melucuti senjata pasukan TKL.
Insinyur Soekarno dan Brigjen Bertol berunding di Magelang pada 2 November 1945 untuk membayar kesepakatan penyelesaian pertikaian tersebut. Pada 20 November 1945, pertempuran kembali terjadi antara TKL pimpinan Maya Sumarto rakyat dan tentara Inggris karena perjanjian yang tidak disepakati. Perjanjian justru dimanfaatkan untuk memperkuat posisi sekutu dan mendatangkan bala bantuan. Setelah gugurnya Lightcall East Diman pada 26 November 1945, Colonel Sudirman langsung turun ke lapangan dan memimpin strategi pertempuran Perang Amerawa. Kehadiran Colonel Sudirman di lapangan memberikan semangat baru bagi pejuang Republik Indonesia.
Bala bantuan kemudian terus berdatangan dari Yogyakarta, Solo, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan lainnya. Perang Ambarawa berlangsung dari 12-15 Desember 1945. Pada akhirnya, sekutu terdesak dan terusir dari Banyu Biru tanggal 5 Desember 1945. Kalinya Sudirman mempelajari situasi medan pertempuran dan mengumpulkan semua komandan sektor pada 11 Desember 1945. Pasukan TKF mulai bergerak menuju pos masing-masing dan dalam waktu setengah jam berhasil mengepung pasukan musuh di dalam kota. Lenteng Wilam yang terletak di tengah kota Ambarawa diperkirakan sebagai tempat pertahanan terkuat sekutu.
Pasus setengah jam pasukan TKF berhasil menguasai jalan raya Semarang-Ambarawa. Kolonel Sudirman segera memerintahkan penggunaan taktik supit orang, berupa pengepungan ganda di kedua sisi musuh. Tujuan pengepungan tersebut untuk memutuskan komunikasi dan pasokan musuh dari pusat.
Pada tanggal 14 Desember 1945, pasukan sekutu mulai mundur karena terus disurutkan oleh pasukan Republik Indonesia, sehingga persediaan logistik dan amunisi menipis. Tanggal 5 Desember 1945, akhirnya Indonesia berhasil merebut ambarawa dan memukul mereka mundur ke Semarang. Demikian pembahasan singkat mengenai sejarah Perang Ambarawa. Perjuangan para pelawan sangatlah besar demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Jadi sudah sepantasnya kita juga menghargai jasa pelawan dan turut menjaga keutuhan Indonesia dengan tidak saling menyuruh provokasi yang bisa mengecah belah bangsa.
Semoga video ini bermanfaat. Jangan lupa untuk like, komen, share, dan subscribe agar tidak ketinggalan video dari Halo Edukasi. Sampai jumpa di video selanjutnya.