Transcript for:
Pemahaman tentang Hari Kebangkitan

In tansur Allah yansurkum wa yuthabbit akudamakum Alhamdulillah, wa kafaw, wa salatu, wa salamu ala nabiyyina al-musafah, wa ala alihi, wa sahbihi, wa man sa'ala ala lahjihi, wa ikhtafah. Ashadu an la ilaha illallah wahdahu la sharika lah, wa ashadu anna muhammadan abdullahi wa sallam. Allah SWT atas taufiknya salawat serta salam kita hantarkan untuk baginda Rasulullah SAW juga untuk sekedar keluarga dan para sahabat beliau dan seluruh umat beliau malam hari ini dengan mengharapkan taufik dari Allah SWT kita akan mengkaji Salah satu bagian dari keimanan kita tentang hari akhir Gambaran tentang hari kebangkitan yang disebutkan di dalam Al-Quran Pada asalnya ini adalah kajian kita yang rutin pada setiap malam Sabtu, besok malam Namun pada malam hari ini karena Al-Ustaz, Al-Faudil, Ustaz Mufi, Hafidhullah Ta'ala berhalangan Maka saya menggantikan untuk sementara pada malam hari ini Terkait tentang hari kebangkitan, itu sebenarnya di dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menceritakan tentang kejadian pada hari tersebut. Bahkan ayat-ayat yang berbicara tentang hari kebangkitan itu termasuk ayat-ayat Makkiyah. Ayat-ayat yang turun di periode Makkah sebelum Rasulullah SAW hijrah. Kita tahu dalam sirah Nabi alaihi salatu wassalam, periode Makkah ini berlangsung selama 13 tahun. Jadi banyak sekali ayat-ayat yang berbicara tentang akhirat, surga dan neraka hari kebangkitan. bangkitan, hari pembalasan atas semua amal yang dilakukan oleh manusia ketika hidup di dunia, itu banyak turun di periode Makkah. Kenapa demikian? Karena pertama, banyak orang-orang kafir dari karangan Arab Jahili. Tidak sedikit diantara mereka yang mengingkari hari kebangkitan Ini yang pertama Sehingga Allah SWT menurunkan ayat-ayat yang menanamkan akidah ini Di hati orang-orang yang beriman Dan menjadikan orang-orang yang tidak beriman Akhirnya beriman dengan hujah-hujah yang dibawakan oleh Rasulullah SAW Melalui ayat-ayat Al-Quran Kemudian yang kedua, alasan yang kedua diantara hikmah kenapa Allah SWT banyak menurunkan Ayat-ayat tentang akhirat di Peruda Makkah adalah untuk menguatkan keimanan orang-orang yang beriman Untuk menguatkan keimanannya para sahabat, karena ketika itu para sahabat dalam kondisi lemah Sementara kebanyakan orang-orang yang masuk Islam As-sabiqun al-awwalu Dari kalangan muhajirin Itu adalah orang-orang du'afa Orang-orang yang lemah Lemah secara Status kedudukan Mereka bukan orang-orang yang Memiliki kedudukan seperti Abu Jahal dan kawan-kawan Lemah juga secara Ekonomi harta Mereka banyak diantara mereka orang Fuqara Sehingga Mereka Kalau menampakkan keimanan, dengan mudah mereka akan dibunuh bahkan. Itu sebabnya hijrah menuju Habasah itu sampai terjadi dua kali. Sebelum hijrah menuju Madinah, para sahabat terpaksa berhijrah untuk menyelamatkan keimanan dan agama mereka. Padahal itu dengan konsekuensi mereka harus meninggalkan kampung halaman mereka, tanah mereka, harta benda mereka, bahkan keluarga mereka. Apa yang menjadikan mereka begitu kuat memegang agama Allah SWT padahal ujiannya begitu berat? Jawabannya adalah keimanan yang kuat akan hari akhirat. Karena Allah SWT banyak sekali menurunkan ayat-ayat tentang hari akhirat ini di periode Makkah. Makkah siapa yang menginginkan kekuatan iman, ketakwaan kepada Allah SWT yang besar Dan semangat dalam beribadah Serta jauh dari rasa malas Dalam ibadah kepada Allah SWT Maka hendaknya dia banyak-banyak Mengingat-ingat akhirat dan banyak Mempelajari tentang ayat-ayat Atau hadis-hadis Rasulullah SAW Yang berbicara tentang akhirat Di antara Gambaran Yang disebutkan di dalam Al-Quran tentang hari kebangkitan ini, Allah SWT berfirman, وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَتُ Pada hari, apabila kubur-kubur itu terbongkar, artinya semua jasad yang ada di muka bumi, itu akan bangkit dan kuburan mereka terbongkar. وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَاهُمْ مِنَ الْأَجْدَافِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ Dalam ayat yang lain Allah SWT menggambarkan Dan ketika sangka kalah ditiup Ini adalah tiupan yang Kedua Tiupan yang pertama itu Menyebabkan seluruh makhluk Tewas semuanya Mati semua, terkejut kemudian mati Tiupan yang kedua Itu adalah tiupan yang membangkitkan semuanya Menyatukan jasad-jasad yang sudah hancur menjadi jasad yang baru. Kemudian Allah SWT mengembalikan ruh mereka masing-masing. Tiba-tiba mereka bangkit. Fa'idha hum qiyamun yamthurun. Tiba-tiba mereka bangkit berdiri menunggu keputusan Allah SWT. Fa'idha hum minal ajdafi. Tiba-tiba setelah ditiupkan sang kakali yang kedua itu, mereka bangkit dari, keluar dari kubur mereka Ila rabbihim yansilu Kemudian dengan cepat mereka menuju Rab mereka Untuk menghadapi pengadilan Allah subhanahu wa ta'ala dalam ayat yang lain disebutkan gambaran ketika mereka keluar dari kubur seakan-akan mereka itu bergegas cepat-cepat menuju tanda yang telah ditentukan Para ulama ahli tafsir menyebutkan mereka menuju ke arah yang memanggil mereka. Insyaallah nanti akan ada ayat lain yang berbicarakan hal ini. Di antara tafsirannya juga adalah Manusia nanti setelah dibangkitkan, mereka bergegas cepat-cepat menuju Tuhan mereka masing-masing. Yang mereka sembah ketika di dunia. Yang menjadi penyembahnya Fir'aun mereka. akan cepat-cepat mencari Fir'aun yang akan menyembah ketika dunia menyembah Latta dan Uzza, mereka akan mencari Latta dan Uzza yang menyembah Salih, mereka mencari sesembahan mereka masing-masing dalam ayat yang lain disebutkan yakhrujuna minal ajdafi ka'annahum jaradun muntashir Mereka keluar dari kubur-kubur mereka seakan-akan mereka itu belalang yang berterbangan. Jadi cepat sekali dan jumlahnya sangat banyak. Hanya Allah subhanahu wa ta'ala yang mengetahui jumlahnya. Ya karena manusia dari manusia yang pertama sampai manusia yang terakhir itu semuanya dibangkitkan di satu tempat oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Dikumpulkan di satu tempat. Dalam ayat yang lain, مُهْتَعِينَ إِلَى الدَّارِ Mereka keluar dengan cepat menuju yang menyeru, yang memanggil mereka. يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا يَوْمٌ حَسِرٌ Orang-orang kafir yang dibangkitkan pada hari itu, mereka melihat kengerian pada hari itu. Lantas mereka mengatakan ini adalah hari yang berat. Dalam ayat yang lain disebutkan Ketika mereka dibangkitkan Mereka keluar dengan cepat Dengan mengangkat kepala mereka Mereka mengangkat kepala Lair Tapi mata mereka sama sekali tidak berkedip. Terbelalak dan tidak berkedip. Sementara hati mereka atau jantung mereka kosong. Ini tafsiran para ulama menyebutkan saking menakutkannya hari itu. Saking takutnya mereka. Jadi digambarkan hati mereka itu kosong. Itulah yang disebut di dalam surat Qaf Yawmul Khuruj Jadi salah satu nama hari kiamat adalah Yawmul Khuruj Hari ketika manusia keluar dari kubur mereka Dalam surat Al-Qar'iyah, ayat yang sering kita dengar يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَذْثُوثِ Pada hari itu manusia keluar dari kubur mereka seperti Al-Farash, Al-Farash itu apa bahasa? Laron Laron yang terbang menuju api Apa Laron? rakyat? yang jelas yaitu al-faraj dia berterbangan artinya mereka tersebar banyak jumlahnya lemah, bingung bahkan saling bertabrakan namun tidak ada yang peduli satu sama lain Kita sudah sebutkan hadisnya di pertemuan sebelumnya, Mereka semua dibangkitkan dalam keadaan, Gurlan buhma, Hufatan gurlan buhma, Dalam keadaan, Teranjang kaki, Tidak beralaskan kaki, Telanjang badan juga, seperti ketika mereka dilahirkan. Buhma, dalam keadaan mereka belum disunat, belum dihitan. Persis seperti keadaan mereka ketika dilahirkan dari rahim ibu mereka masing-masing. Tapi manusia tidak ada yang saling menghiraukan. Seperti kawanan laron yang terbang menuju api Ada apa namanya itu yang suka sama cahaya itu? Laron Laron, ya itu, al-farosh Kemudian siapa yang memanggil mereka pada hari itu? Ketika mereka keluar dari kubur Dalam ayat yang lain disebutkan يَوْمَئِذِي يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لَعِي وَجَلَهُ Ini dalam surat Taha, ayat yang ke-108 Pada hari itu, mereka mengikuti seruan yang memanggil mereka Dan tidak ada yang menyimpang Maksudnya, mereka menuju arah panggilan وَخَشَعَةِ الْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَانِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا حَمْزًا Dan ketika itu semua suara tunduk, tidak ada yang berani bersuara Tunduk di hadapan Allah SWT yang maha pengasih فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا حَمْزًا Engkau tidak akan mendengar suara pada hari itu kecuali hamsa, hams itu bisikan Orang gak berani bicara tinggi Atau bicara keras Ini dengan suara bisikan Atau dalam tafsirannya juga disebutkan hanya yang terdengar adalah suara langkah kaki Langkah kaki manusia ketika itu Adapun bicara mereka gak ada yang berani bicara Nah dalam tafsiran ayat ini Yang menyeru mereka disini adalah Malaikat yang Allah tugaskan Ya Ada malaikat yang Allah tugaskan Untuk memanggil manusia Untuk berkumpul di tempat hisar Tempat berkumpul mereka Mahsyar Itu sebabnya salah satu nama hari kiamat adalah Yawmul Hashar Al-Hashar itu artinya Pengumpulan Hari ketika manusia semuanya berkumpul di satu tempat Bahkan bukan hanya manusia yang dikumpulkan Jin juga Termasuk hewan-hewan liar Yang hidup di muka bumi Dibangkitkan bersama dengan manusia wa idhal wahusuhu sirat ini dalil ya hari ketika ketika hewan-hewan liar juga ikut dibangkitkan kemudian dikumpulkan di tempat yang sama dengan manusia nah baik ketika itu Tidak ada manusia yang duduk, tidak ada manusia yang berbaring. Semuanya berdiri dan hanya ada tempat untuk berdiri saja. يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ Pada hari ketika segenap manusia berdiri, Berdiri menghadap Rabbul Alamin. Atau menunggu keputusan Rabbul Alamin. Mereka berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Nah. Baik. Di ayat yang lain ini saya ambilkan dari kitab Al-Qiyamatul Kubra Yang ditulis oleh Syekh Dr. Omar Sulaiman Al-Ashqar Ada penjelasan tambahan Beberapa kejadian dan kondisi pada hari itu yang dijelaskan di dalam Al-Quran Pada hari itu terjadi Qabdul Ardi Wotanjissama Bumi dengan segenap isinya digenggam oleh Allah SWT Kemudian langit dilipat Nah ini kejadiannya setelah tiupan sangka kalah Ketika Allah SWT hendak mengganti langit dengan langit yang lain Dan mengganti bumi dengan penampakan bumi yang lain Namun tetap bumi yang sama karena dari bumi itulah manusia muncul dari kuburnya Kalau kita kembali kepada hadis-hadis Bumi dimana manusia akan dikumpulkan yang kita kenal dengan padang mahsyar itu itu adalah bumi yang sama dimana manusia dikeluarkan dari kubur-kubur mereka hanya saja penampakannya jauh berbeda kita sudah bahas hadithnya tidak ada lembah, tidak ada gundukan, tidak ada bukit rata sangat mulus, putih, kemerahan warnanya disebutkan dalam hadith Nah, pada hari itu Allah subhanahu wa ta'ala memperlihatkan kekuatan dan kekuasaannya diantaranya Allah subhanahu wa ta'ala akan menggenggam bumi ini kemudian melipat langit Allah subhanahu wa ta'ala berfirman mereka orang-orang yang musyrik orang-orang yang kafir kepada Allah mereka tidak mengagumkan Allah dengan selayaknya Padahal nanti di hari kiamat Bumi ini dengan segenap isinya Dalam genggaman tangan Allah SWT Dan semua langit Langit-langit yang berlapis-lapis itu Akan dilipat oleh Allah SWT Dengan tangan kanannya Dari perbuatan kesyirikan mereka, karena perbuatan kesyirikan mereka itu penghinaan bagi Allah menjatuhkan markabat Allah subhanahu wa ta'ala yang mahasuci dari semua sifat rendah semua sifat yang dimiliki oleh sifat makhluk mahasuci Allah subhanahu wa ta'ala dari sifat lemah, sifat rendah, sifat hina seperti makhluk orang ketika dia berbuat syirik, dia memberikan sebagian ibadah kepada selain Allah ibarat dia menyamakan Allah ... Menurunkan derajat Allah ke derajat makhluk Karena hanya Allah yang berhak untuk diibadahi Ini dalam surat Az-Zumar ayat yang ke-67 Dalam ayat yang lain Pada hari ketika kami lipat langit Sebagaimana lembaran itu dilipat Lembaran lembaran kertas yang ada tulisannya dilipat seperti itu Allah kelak akan melipat langit sebagaimana kami memulai penciptaan makhluk yang pertama sebagaimana kami memulai penciptaan makhluk seperti itu pula kami akan mengulanginya Banyak para ahli tafsir menyebutkan, mengulanginya disini maksudnya adalah, mereka dibangkitkan dalam keadaan seperti mereka ketika dilahirkan. Dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, kemudian belum dikhitan. Wa'adan alaina inna kuna fa'idin. Ini janji yang pasti akan terwujud, pasti akan terlaksana. Ini dalam surat al-Ambiyah, ayat yang ke-104. Dan, Ibn Abbas r.a beliau menafsirkan makna as-sijil as-sijil yang disebutkan dalam ayat ini jadi as-sijil kata Ibn Abbas maksudnya adalah as-sahifah lembaran lembaran kertas Jadi Allah benar-benar akan melipat langit-langit. Nanti pada hari itu seperti orang melipat kertas. Alhamdulillah ya. Dan ini Allah subhanahu wa ta'ala sedang memperlihatkan kekuatannya dan kemahkuasaannya di hadapan makhluk ketiga itu. dan ayat ini dikuatkan juga dalam beberapa hadith yang sahih yaqbidullahu l'arda yawmal qiyamah nanti bumi ini akan digenggam oleh Allah SWT pada hari kiamat wa yatwissamaa biyamini kemudian Allah melipat Langit dengan tangan kanannya. Semua yang ul. Kemudian ketika itu Allah berfirman. Anal malik. Akulah raja. Raja yang sesungguhnya. Aina muluhul ar. Mana? Raja-raja dunia. Artinya mereka sekalipun raja ketika di dunia, sekalipun mereka berkuasa, kalau dibandingkan dengan kerajaan Allah dan kekuasaan Allah, maka kerajaan dan kekuasaan mereka tidak ada apa-apanya. riwayat yang lain dalam sahih muslim dari Abdullah bin Umar ketika Allah semua lapisan langit itu dilipat oleh Allah pada hari kiamat kemudian dilipat digenggam dengan tangan kanannya Kemudian ketika itu Allah berfirman Mana orang-orang yang berlagak berkuasa ketika di dunia Orang-orang yang zolim dengan kekuasaannya Mana orang-orang yang sombong ketika di dunia Artinya tidak layak mereka berbuat Zalim, tidak layak mereka berbuat Kesombongan, karena mereka tidak memiliki Apa-apa Semuanya adalah milik Allah SWT Thumma yatwil arda Bishimari ada pun bumi itu nanti akan digenggam dengan tangan Allah yang satunya lagi ini juga dalam sahih muslim ini juga dalil yang syarih yang tegas Yang menyebutkan bahwasannya Allah memiliki dua tangan. Allah memiliki dua tangan. Tapi ingat, tidak boleh kita menyamakan tangan Allah dengan tangan makhluk. Lagi pula bagaimana mungkin sama antara tangan manusia, tangan makhluk, dibandingkan dengan tangan yang bisa melipat langit. Bagaimana mungkin sama? Tapi yang jelas Allah memiliki dua tangan ini wajib kita yakini. Karena dalil menyebutkan demikian. Kita terima apa adanya. Karena Rasulullah SAW tidak mengomentari lebih lanjut hadis-hadis yang seperti ini. Hamirruha kamaja'at kata para ulama salaf. Perlakukan dia sebagaimana dia datang. Rasulullah menyebutkan tentang dua tangan, ya kita imani dua tangan. Tanpa menyamakan tangan Allah. Allah dengan tangan makhluk, tanpa membayangkannya tanpa mempertanyakan bagaimana tangan Allah, gak boleh juga ini tanpa menta'wil, makna tangan disitu dengan makna yang lain karena sebagian orang menta'wil iya disitu maksudnya adalah kekuatan ya kekuatan Allah maha kuat, ini ada dalilnya tersendiri, tapi tangan ini Ya harus ditetapkan apa adanya, Allah memiliki ketatnaan Gak boleh kita menta'atim, menolak sifat Allah yang disebutkan oleh Allah sendiri Dan disifatkan oleh Rasulullah SAW Karena yang paling tahu tentang Allah siapa? Allah sendiri Kemudian yang paling tahu tentang Allah setelah itu Rasulullah SAW maka untuk mengenal Allah sifat-sifat Allah kita wajib kembali kepada Allah dan Rasulnya bukan justru kembali kepada filsafat yang berbicara tentang sifat-sifat ketuhanan lagi pula ilmu kalam, ilmu filsafat yang berbicara tentang sifat ketuhanan itu sumbernya dari Yunani orang-orang kafir justru menawar sebelumnya baik, jadi Allah menggenggam bumi dengan tangannya yang lain berarti Allah subhanahu wa ta'ala memiliki dua tangan dan ini sejalan dengan firman Allah ketika Allah subhanahu wa ta'ala menginterogasi iblis Ma mana'aka an tasjuda lima khalaqtu biyadai Wahai Iblis, apa yang mencegah engkau? Sehingga engkau tidak mau memberikan sujud penghormatan kepada Adam yang begitu mulia, istimewa, karena aku sudah ciptakan dia dengan kedua tanganku. Al-Quran Al-Quran yang mengatakan demikian. Ini faidah secara bahasa, karena mereka, orang-orang yang berpedoman pada ilmu filsafat, dalam berbicara tentang sifat Allah, mereka mentakwil, tangan itu maknanya kekuatan kata mereka. Itu kalau dia datang dalam bentuk mufrat atau jama'at. Yat atau aidi. Bisa jadi maknanya kekuatan. Tapi disini yadaya dengan kedua tanganku. Ini gak bisa ditakwil. Secara bahasa tidak bisa ditakwil. Kedua tangan, berarti kedua tangan disitu maksudnya, dua tangan hakiki Hanya saja dua tangan yang maha agung, maha sempurna, yang sesuai dengan kemahasempurnaan Allah SWT Yang tidak sama dengan tangan mahluk Ini keyakinan yang wajib kita pegang sampai mati jemaah Karena yang menolak sifat ini Mereka adalah orang-orang jahminya Yang sejak dulu dimusuhi oleh ulama salaf Mereka menyimpang dalam masalah ini Dan orang-orang mu'tazilah Yang dibantah oleh Imam Syafi'i, Imam Ahmad Dan sebelumnya Imam Malik, Imam Abu Hanifa Bahkan Imam Al-Bukhari sampai menulis Arrat al-Jahmiyah Bantahan kepada kaum Jahmiyah Mereka ini adalah orang-orang yang menolak sifat-sifat Allah SWT Dengan alasan Kalau kita tetapkan sifat Allah itu Berarti kita menyamakan Allah Dengan makhluk Emangnya Anda pernah melihat Allah seperti apa Sehingga Anda bisa menyimfulkan Sifat yang Allah kabarkan tentang dirinya Di dalam Al-Quran itu sama dengan sifat makhluk Kita kan belum pernah lihat Allah Kita belum pernah lihat yang semisal dengan Allah Kenapa kita menolak Sifat yang Allah kabarkan Tentang dirinya sendiri Dengan anggapan maksudnya sifat tersebut Sama dengan sifat makhluk baik kapan Allah subhanahu wa ta'ala melipat langit tersebut menggenggam bumi disini disebutkan wahadal qabdu lil ardi wal tayy lil samawat yakak ba'daan yufnillahu khalqahu Ini terjadi manakala semua makhluk sudah Allah binasakan Setelah terjadinya tiupan sangka kalah yang pertama Ketika Allah يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّنَاوَةِ Ketika bumi diganti dengan penampakan bumi yang lain Dan langit diganti dengan penampakan langit yang lain Sebagian ulama ada yang mengatakan, Sebagian ulama mengatakan kejadian ini, ketika Allah melipat langit kemudian menggenggam bumi, mengganti langit dengan penampilan yang lain, mengganti bumi dengan penampilan bumi yang lain, ini terjadi setelah tiupan sangka kalai yang kedua, ketika makhluk semuanya dibangkitkan. Sehingga mereka melihat, bagaimana Allah subhanahu wa ta'ala, mengganti langit. Melipat langit, kemudian menggenggam bumi. Wallahu'alam seperti apa hakikatnya pada hari itu, yang jelas kita wajib meyakini dan menetapkannya. Imani saja, dengan demikian kita tidak menyelesihi Al-Quran dan Sunnah Kemudian bagaimana keadaan gunung-gunung, lautan pada hari tersebut Itu disebutkan juga, digambarkan juga di dalam Al-Quran fa'idha nufiqa fissur nafkhatun wahida tak kala ditiup sangka kala sekali tiup wa humilatil ardu wal jibalu fadukkata dakkata wahida Allah gambarkan pada hari itu setelah ditiupnya sangka kala maka Bumi ini, tanah ini Allah angkat, gunung-gunung Allah angkat, kemudian Allah benturkan, sekali bentur, hancur, seperti debu. فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةِ Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat itu. terjadilah hari kiamat ini kejadian ini setelah ditiupnya sangka kala yang pertama sementara setelah ditiupnya sangka kala yang pertama semua makhluk mati, kecuali yang dikecualikan oleh Allah ada beberapa makhluk dikecualikan oleh Allah subhanallah wa ta'ala dalam ayat yang lain Dalam surat Al-Muzzammil, ayat yang ke-14 يَوْمَ تَرْجُفُ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيبًا مَهِلًا Pada hari ketika Bumi ini digoncang dengan sekeras-kerasnya Demikian pula dengan gunung-gunungnya. Dan ketika itu gunung Allah jadikan seperti pasir. Tapi bukan sembarang pasir. Pasir yang seperti dia bisa mengalir seperti aliran air. Kayak apa ya? Nah, kathibam mahila itu seperti pasir yang dicurahkan, ditumpahkan, kemudian dia bisa mengalir begitu. Wallahu'alam, seperti apa hakikatnya yang jelas mengerikan ya. وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهِنِ Dalam alif yang lain disebutkan Gunung-gunung pada hari itu Allah jadikan seperti al-i'hin Al-i'hin itu bulu Bulu yang berterbangan Jadi Allah terbangkan Allah angkat gunung-gunung ini kemudian Allah terbangkan Allah benturkan sekali bentur, hancur Hancur jadi pasir yang bisa mengalir Seperti air وَتَقُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ Allah jadikan gunung-gunung ketika itu seperti bulu yang berterbangan dan berhamburan. Dalam ayat yang lain, وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ Dan ketika gunung-gunung itu dihancurkan. Jadi debu yang berterbangan. وَإِذَا الْجِبَالُ نُصِفَتْ Sama maknanya, dihancurkan, dileburkan, jadi debu. Ketika gunung-gunung yang tadinya kokoh, batu yang padat, dihancurkan, tiba-tiba dia jadi seperti sarab. Sarab itu Fatah Morgana. Artinya Allah lenyapkan, semua gunung-gunung Allah lenyapkan. Apa yang terjadi setelah Allah lenyapkan gunung-gunung itu? وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً Pada hari ketika kami terbangkan gunung-gunung, kemudian kami hancurkan, pada hari itu engkau melihat bumi ini barizah, rata. Ya, rata. Tidak ada bangunan, tidak ada gundukan, tidak ada lembah. Rata. Nah, taip itu kondisi gunung pada hari tersebut, bagaimana dengan lautan? Kita tahu justru air di bumi kita ini lebih banyak, lebih banyak air daripada daratan, bahkan 75% itu lautan, air. Gimana kondisinya pada hari itu? Allah sebutkan juga dalam Al-Quran. وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرًا Manakala lautan diledakkan oleh Allah SWT, dijadikan meluap, meledak kemudian meluap. Seperti apa hakikatnya? Yang jelas, diledakkan, kemudian diluapkan dalam ayat yang lain وَإِذَا الْبِحَارُسُ جِرَطٌ Pada hari ketika, lautan dipanaskan, dibakar dan terbakar Subhanallah Air laut terbakar, jadi api Dan itu kondisi itu semua yang menjadikan air laut lenyap ketika itu. Sehingga benarlah apa yang disadarkan oleh Rasulullah, padang mahsyar itu menjadi tempat yang rata, mulus, seperti permukaan roti yang licin itu. Kakursatin naqi disebutkan dalam hadis itu. Dan warnanya, putih kemerahan. Jadi air laut hilang, gunung hilang, air laut hilang. Di antara yang akan terjadi adalah mawranis sama'uam fitaruhah, berubahnya langit. Hancur, pecah, kemudian bahkan warnanya juga berubah disebutkan Allah SWT berfirman يَوْمَ تَمُرُّ السَّمَاءُ مَوْرًا Pada hari ketika langit itu berguncang dengan sekeras-kerasnya Kemudian dia setelah itu hancur, pecah, kemudian hancur. Karena dalam ayat yang lain Allah sebutkan, إِذَا السَّمَاءُنْ فَطَرَتْ إِذَا السَّمَاءُنْ فَطَرَتْ Jika langit terbelah, atau saat langit terbelah. إِذَا السَّمَاءُنْ شَقَّتْ Manakala langit pecah. wa adinat li rabbihah wa hukat ini ayat-ayat yang semisal dengan ini banyak yang intinya langit pada hari itu pecah, hancur pada hari itu langit menjadi wahiyah rapuh, lemah padahal sekarang kokoh, kuat fa'idhan shakkat is-samau fa'kanat wardatan kaddihan manakala langit terbelah dan ketika itu warnanya berubah menjadi wardatan kaddihan dia berubah warnanya jadi merah seperti kelopak bunga mawar dan seperti minyak yang mengkilap Wallahu'anam, seperti apa hakikatnya Ibn Abbas, dinukil dari Ibn Abbas tafsiran beliau, kel farasilward seperti kelopak warna bunga mawar yang berubah-ubah warnanya tergantung musim Al-Baghawi menyebutkan, mawar itu, kelopaknya, ada mawar yang kelopaknya itu, di waktu musim semi, warnanya kuning. Waktu musim dingin, warnanya merah. Tegayara launuhal. Ketika semakin dingin, berubah lagi warnanya. Yang jelas, langit ketika itu berubah-ubah warnanya. Menjadi beberapa warna. Ini yang disebutkan oleh Al-Hasan Al-Basni. Jadi makna waradatan katihan itu, langit tidak lagi seperti langit yang sekarang. Kalau siang kita lihat warnanya biru. Nanti warnanya berubah-ubah. Wallahu'alam. Bagaimana dengan matahari? Disebutkan juga di dalam Al-Quran tentang matahari. إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ مَنَكَلَا مَتَهَرِي كُوِّرَتْ Digulung satu sama lain. Wallahu'alam, seperti apa hakikatnya? كُوِّرَتْ أَتَّكْوِيرْ Dalam bahasa Arab itu, orang kalau pasang imamah ya, pasang sorban, dilipet, digulung kan, itu Sorbannya menindih, sorban yang di bawah ditindih oleh sorban di atas, begitu seterusnya. Nanti matahari akan diperlakukan seperti itu, tapi Allah alam seperti apa hakikatnya? Yang itu menjadikan cahayanya lenyap. Zahaba daw'uha, lenyap cahayanya. Ada pun bulan, fa'idha bariqal basar wa khasafal kamar. Ketika mata terbelalak, ketika itu bulan dihilangkan cahayanya. Hilang cahaya bulan itu. Ya otomatis karena matahari hilang juga cahayanya. Bagaimana dengan bintang-bintang yang lain? Berjatuhan, berguguran. Yang jelas pada hari itu menakutkan sekali jauh sekalian. Pertanyaannya, apakah ada yang tidak ketakutan pada hari itu? Jawabannya ada. Baik, khutbah Allah, yang jelas hari itu sangat menakutkan sekali. Terlalu banyak ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang betapa mengerikan dan menakutkannya hari itu. Dan rasa takut yang terbesar dirasakan oleh orang-orang yang kafir kepada Allah SWT. Kemudian termasuk juga yang akan ketakutan adalah al-usat minal mu'minin. Orang-orang yang banyak melakukan dosa dan kemaksiatan dari kalangan orang-orang yang beriman. Ya, akan merasakan juga ketakutan. Adakah yang merasa aman pada hari itu Bahkan merasa Bahagia Jauh dari kesedihan Kalau kita kembali kepada Al-Quran Maka jawabannya ada Demikian pula disebutkan dalam hadis-hadis Rasulullah SAW Allah SWT Di antaranya Di dalam surat Al-Ambiya Ayat yang ke 101 dan seterusnya Allah SWT berfirman innal-lazeena sabaqat lahum minnal husna ulaika anha muba'adun orang-orang yang sesungguhnya orang-orang yang dalam ilmu Allah SWT dia adalah penghuni surga ya tentu mereka ini adalah orang-orang yang bertauhid dan beramal salih orang-orang yang bertakwa Mereka ini adalah orang-orang yang أُولَٰئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ akan dijauhkan dari api neraka dijauhkan dari api neraka bahkan dalam ayat yang lain disebutkan justru di hari itu surga didekatkan kepada mereka Allah alam seperti apa hakikatnya وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ Ketika surga didekatkan وَأُذْلِفَةِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ Ketika surga itu didekatkan bagi orang-orang yang bertakwa Jadi manusia yang lain ketakutan, orang-orang kafir, justru orang-orang bertakwa ini gembira karena mereka melihat surga, dekat sekali. Sehingga ini selaras dengan penjelasan para ulama, hari itu walaupun kadarnya 50 ribu tahun, Namun bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa Itu seperti sholat lima waktu Cepat berlarut Karena mereka gak takut Mereka merasakan Kebahagiaan, tidak ada kesedihan sama sekali Betapa tidak karena Surga itu didekatkan kepada mereka Jadi mereka melihat tempat mereka di surga kok bisa padahal di satu tempat bersama dengan orang-orang kafir yang ketakutan wallahu'alam, Allah maha kuasa untuk mewujudkannya Allah maha kuasa untuk mewujudkannya, kemudian kata Allah subhanahu wa ta'ala la ya'ad mereka tidak bahkan tidak mendengar kegaduhan pada hari tersebut bayangin gunung dihancurkan kemudian lautan diledakkan, kemudian dibakar, terbakar menjadi api, semua ribut berteriak ketakutan, mereka tidak mendengar suara gaduh. Orang-orang yang bertakwa pada hari itu. Dan mereka akan kekakuan. mendapatkan apa saja yang mereka inginkan nanti setelah masuk surga la yahzunuhumul faza'ul akbar ini syahidnya dalam ayat ini sama sekali mereka tidak akan merasa ketakutan atau kesedihan pada hari al faza'ul akbar al faza'ul akbar maksudnya hari kiamat itu hari kiamat yang mengejutkan dan mengerikan justru yang terjadi pada mereka mereka disambut oleh para malaikat disambut oleh para malaikat para malaikat itu memberikan kabar gembira ini adalah hari yang dijanjikan untuk kalian ya subhanallah semoga Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan kita ahlul jannah nah Di antaranya, insyaallah besok malam kita akan bahas detail siapa-siapa saja mereka ini yang diberikan keamanan jauh dari rasa sedih di hari tersebut. Ada pembahasan detailnya. Namun saya ingin tutup kajian kita malam ini dengan sebuah hadis kudsi. Allah SWT berfirman. Wa'izzati wa jalani, demi kemuliaanku dan keagunganku, la ajma'u li abdi amnaini wa la khawfaini. Aku tidak akan mengumpulkan untuk hambaku dua rasa aman dan dua rasa takut. In huwa aminnani fiddunya, akhaftahu yawma ajma'u fihi ibadih. Kalau di dunia dia merasa aman dariku, maka nanti di akhirat dia akan ketakutan. Allah akan menjadikan dia ketakutan Sebaliknya Kalau di dunia dia merasa takut kepada aku Nanti di akhirat Allah katakan Aku akan memberikan dia rasa aman Manakala aku mengumpulkan segenap hamba-hambaku Ini maknanya, ini makna dari ungkapan Aku tidak akan mengumpulkan dua rasa aman pada hambaku dan dua rasa takut Kalau dia merasa aman di dunia, gak akan dia merasa aman di akhirat Kalau dia merasa takut kepada Allah ketika di dunia, justru itu yang akan diberikan Jadi kan rasa aman di akhirat. Aman apa maksudnya? Aman dari, Merasa aman dari, Makaratu siksa Allah subhanahu wa ta'ala. wa la ya'manu makra Allahi illa al-qawmul kafirun awul khasirun tidak ada yang merasa aman dari azab Allah subhanahu wa ta'ala merayatkan orang-orang kafir ketika dia tentram merasa aman ketika di dunia justru nanti di akhirat dia akan ketakutan ya semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat untuk kita semua dan taufik untuk beramal salim adzawasallallahu alaihi wa sallam wa ala alihi wa sahbihi wa sallam wa akhiru da'wana anilhamdulillahi rabbil alamin wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh