Transcript for:
Pendidikan dan Kebijakan di Indonesia

Assalamualaikum Wr. Wb Halo apa kabar pemirsa, berjumpa lagi dengan saya Fazila Hakey Indonesia di program One on One Nah pemirsa ini pendidikan menjadi pilar kunci atau salah satu pilar kunci yang penting dalam visi Indonesia emas 2045 yang bagus akan meningkatkan kualitas dan kapabilitas generasi mendatang sehingga apa yang dicita-citakan negara ini dapat terwujud secara optimal. Nah, rencananya juga ini ada revisi dua undang-undang untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan dosen. Juga jadi harapan besar bagi para tenaga pendidik kita di bulan guru ini. Apakah nasib guru-guru yang berperan langsung terhadap pembentukan generasi penerus bangsa ini akan diindahkan? Lalu seperti apa? Kita akan membahasnya bersama dengan Menteri Pendidikan Dasar Darmenengah atau Mendik Dasman Abdul Moti. Halo Bapak, apa kabar? Alhamdulillah, kabar baik. Baik ya Pak Moti ya? Alhamdulillah, sehat-sehat. Oke Pak, ini baru hampir sebulan ya Pak ya? Sebulan kurang. Sebulan kurang dua hari. Kurang lebih sebulan mendapatkan tugas jadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabinet Pak Prabowo Gibran, Kabinet Merah Putih. Tentunya banyak sekali harapan-harapan dan tugas-tugas berat yang dititipkan kepada Bapak. Dan kabarnya ada dua pesan penting dari Presiden Prabowo sebagai landasan Bapak untuk menjalankan tugas ini. Apa saja Pak pesan itu? Ya yang pertama. Pertama Pak Prabowo menyampaikan ke saya untuk memperbaiki pendidikan nasional dan yang kedua tentu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Dan Pak Prabowo memang memiliki perhatian yang sangat serius terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia sebagai kekuatan sosial dan mungkin juga sebagai kekuatan politik untuk Indonesia menjadi negara yang kuat. kuat menjadi negara yang berdaulat. Atau ada nggak Pak, yang benar-benar menjadi prioritas ini kan masalah utamanya, itu terkait dengan kualitas pendidikan di Indonesia. Apa poin yang benar-benar disampaikan khususnya secara personal gitu ya kepada Bapak? Pak, ini tolong titipkan pendidikan. Ada nggak sih Pak? Saya kira kami membacanya dari astagita beliau. Di antara astagitanya itu kan memang membangun generasi Indonesia yang unggul, generasi yang kuat. Dan itu yang kami jabarkan dengan melihat undang Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, dan berbagai regulasi, serta berbagai potensi yang kita miliki. Kami kan tidak memulai pendidikan ini dari nol kan, tapi dari situasi yang sudah ada, kemudian juga potensi yang sudah sangat banyak dari berbagai resursus yang kita miliki yang ada di masyarakat. Sehingga kita mencoba melakukan orkestrasi, memfasilitasi, bahkan mungkin hanya memodifikasi. Memoderasi saja gitu, memoderatori bagaimana agar potensi-potensi yang ada itu dapat kita jadikan sebagai kekuatan untuk bersama-sama memajukan pendidikan nasional. Oke, dan salah satu visinya ini katanya adalah pendidikan bermutu untuk semua gitu ya, apalagi tadi Bapak sebelumnya juga menyebutkan. Itu visi utama. Iya, visi utamanya begitu ya Pak ya. Yang itu kita ambil dari undang-undang sistem pendidikan nasional. Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Itu amanat undang-undang, bukan opini Abdul Mokti. Iya, amanat undang-undang. Yang menjadikan salah satu landasan untuk terciptanya tadi tujuan peningkatan SDM dari pendidikan. Apa yang sejauh ini sudah dijalankan Pak? Jadi yang pertama tentu dari sisi sarana-prasarana ya. Memang itu juga prioritas program Pak Prabowo kan untuk memperbaiki sarana-prasarana pendidikan. Dan memang ada 22 ribu sekian ya satuan pendidikan yang memang secara fisik itu memang perlu kita renovasi. Kemudian yang kedua tentu adalah kualitas guru, karena guru adalah figur yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Guru itu tidak hanya menjadi agent of learning, tapi juga menjadi role model yang sangat berpengaruh terhadap pembangunan generasi bangsa. Nah terkait guru ini kita ada tiga program besar yang kami sudah canangkan untuk tahun 2025 ini. Yang pertama itu adalah... pemenuhan kualifikasi guru jadi banyak guru kita ini yang belum berpendidikan D4 atau S1 sementara amanat undang-undang guru dan dosen itu menyebutkan bahwa guru berpendidikan sekurang-kurangnya D4 atau S1 yang kedua adalah peningkatan kualitas guru ini kita akan memberikan pelatihan-pelatihan untuk guru-guru kita terutama adalah pelatihan untuk mata pelajaran Sain dan Teknik teknologi, matematik dan juga guru bimbingan dan konseling kemudian yang ketiga itu peningkatan kesejahteraan guru melalui sertifikasi ini yang ditunggu banyak orang dan heboh itu di masyarakat tapi insyaallah Setelah kami bertemu dengan DPR, kemarin sudah setujui pagu anggaran 2025 Tunjangan sertifikasi untuk guru yang berjumlah 606 sekian ribu itu insya Allah tahun 2025 dapat dipenuhi dan itu juga program prioritasnya Pak Prabowo sehingga dengan guru berkualitas sarana-perasaranya memenuhi maka kita berharap dapat membangun pendidikan yang berkualitas, teorinya kalau pendidikan yang berkualitas, hasilnya juga akan berkualitas harusnya gitu ya Pak ya, teorinya seperti itu kita lihat ya bagaimana kedepannya dengan visi-visinya telah dijalankan, kalau tadi kita ngomongin soal agenda prioritas Ini yang termasuk dalam 6 agenda prioritas itu atau di luar? Ya itu termasuk 6 prioritas Termasuk di dalamnya juga wajib belajar 13 tahun Itu juga termasuk program prioritas Karena itu amanat dari RPJPM Indonesia Rencana Pembangunan Jangka Menengah Termasuk di situ juga sudah ada undang-undangnya Dan itu kita mulai dari pendidikan prasekolah Khususnya taman kanak-kanak Dan juga kelompok bermain dan tempat penitipan anak dan itu memang menjadi bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan dan juga peningkatan kualitas guru karena banyak penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memulai pendidikan dari prasekolah bisa dari kelompok bermain atau tawar kanak-kanak itu memiliki prestasi akademik yang lebih baik dan juga punya kepribadian yang lebih baik juga dibanding mereka yang tidak mengalami penelitian prasekolah itu. Ini yang coba jadi prioritas kami dan termasuk Pak Prabowo kan juga menekankan bagaimana matematika itu juga mulai diajarkan dari sejak tahun kanak-kanak dan penelitian SD di tahun-tahun awal gitu. Paling nggak kelas 1 sampai kelas 4 ini harus mendapatkan perhatian serius untuk literasi, numerasi. Ini yang memang menjadi fondasi untuk pengembangan keilmuan lain seperti sain teknologi. dan ilmu-ilmu lain, ini kan fondasinya ada pada literasi, numerasi, dan juga mungkin sosialisasi ya. Dalam pengertian sosialisasi ini membangun kepribadian anak-anak kita supaya lebih mengerti norma-norma sosial, membangun rasa percaya diri, kemudian juga melatih keterampilan-keterampilan dasar yang itu bisa dimulai dari sejak pendidikan prasekolah dan pendidikan tingkat dasar. Berarti memang seperti menu. menulis, membaca, dan juga memang kalau dinilai begitu Indonesia masih di bawah rata-rata global gitu ya Pak. Ini juga yang difokuskan dalam kepemimpinan Provo Gipren pada saat ini. Tapi nanti implementasinya seperti apa Pak pada saat TK sudah belajar matematika ini? Sebenarnya matematika di TK itu jangan dimaknai sebagai computational matematik ya. Matematika yang menghitung rumus-rumus yang susah itu Pak. Tetapi sesuai dengan prinsip penidikan di taman kanak-kanak itu adalah bermain sambil belajar. sehingga titik tekannya dia belajar apapun itu pendekatan pembelajarannya harus bermain Nah bagaimana mengajarkan matematika sambil bermain itu pendekatannya adalah pendekatan matematika dengan pendekatan logik logiknya diajarkan matematika logik itu yang menurut saya akan menjadi fondasi penting seseorang bisa mahir di matematika atau tidak rumus itu belakangan rumus itu belakangan rumus itu kan formulisasi dari logik. Nah, seringnya, mohon maaf, sekarang kan ada rumusnya dulu, penerapannya belakangan. Ini yang seringkali jadi masalah. Seringkali orang belajar matematika itu mati-matian. Karena apa? Susah dipahami. Karena logiknya tidak ditanamkan. Sehingga waktu saya kunjungan kerja pertama ke Palembang itu, yang saya kunjungi pertama kan TK. Saya kunjungi pertama TK. Saya observasi bagaimana pembelajaran di TK itu. Saya berikan contoh. Contoh bagaimana mengajarkan matematika untuk anak TK. Misalnya begini, saya mengajari motorik halus. Motorik halus yang selama ini ada itu kan mewarnai. Mewarnai buah-buahan, kemudian mewarnai daun-daunan, binatan. Yang tujuannya sebenarnya adalah untuk melatih motorik halus, mengenalkan warna-warna. Nah, dengan matematika kan bisa saja kan. Oh. tidak harus berupa buah-buahan. Dia bisa berupa angka 1, yang nanti dia menghubungkan garis-garis yang terputus, kemudian memberikan warna di angka itu, nanti angka 3 juga begitu kan, dan seterusnya. Tapi tetap saja. Fokusnya adalah melatih motorik halus Tapi sudah mulai mengenal simbol-simbol Angka-angka ini angka 1, angka 2, angka 3 Ketika nanti mengajarkan penjumlahan Itu tidak dihitung satu tahun sama dengan satu sama dengan dua tidak begitu tetapi mungkin Fasilah Mukti siapa lagi berdiri kan sambil kemudian dia bergerak gitu nah ini kan mengenal hitungan tapi dengan cara dia bergerak sehingga motorik kasarnya juga berkembang jadi bukan hanya belajar soal angka saja begitu ya bagaimana dia menggunakan singkat angka-angka itu jadi mudah dipahami bisa juga kan nanti melompat ya di web peta gini apa misalnya mengenalkan ini segitiga, ini bujur sangkar ini persegi panjang nanti coba kamu lompat ke arah mana, kan motorik kasar itu jadi sebenarnya bisa diajarkan tergantung bagaimana pendekatannya karena itu, kalau ada yang memberikan kritik, TK kok diajari matematika, mungkin bayangannya adalah computational matematik, bukan logical matematik sehingga bisa saja kan, bermain tapi belajar matematika Mungkin mereka mengenal bentuk-bentuk dalam matematika, bahkan mungkin juga mengenal dasar-dasar penambahan, pengurangan, pembagian, semuanya tetap dikemas dalam bentuk permainan. Mungkin juga ada permainan bentuk dalam game, itu juga ada kan banyak ya, dalam bentuk game. Cuma kalau menurut saya, yang dalam bentuk game itu kurang mendorong aktivitas bersosialisasi. Karena dia berjalan, dia main sendiri kan, asik. sosialisasi akan kurang nah dengan cara saya contohkan tadi sosialisasinya ada mungkin diajari kan saya Fadzilah punya lima mangga temennya tiga tolong dong bagi siapa dapat berapa terus sisanya berapa itu melatih mereka berbagi melatih mereka bersikap sosial itu kan bisa ditanamkan jadi Kak guru TK saya maaf tapi respon mereka pada saat bapak sosialisasi Oke oke saya kira responnya bagus saya juga kenalkan kepada gurunya dengan cara yang seperti itu. Nggak ada yang mukanya mengkerut gitu kan Pak, langsung kebingungan disuruh tambah-tambahan sama bagi-bagian di TKI gitu. Jadi responnya so far bagus dan bagi-bagian nanti tinggal implementasi. Tapi sudah dimulai ya Pak ya? Atau baru nanti? Itu kan tergantung masing-masing ya, tinggal nanti kita mulai introducer saja. Kan kalau TKI nggak ada mata pelajaran. Iya, jadi maksudnya berarti sudah bisa dimulai pada saat ini diseragamkan bahwa pendidikan matematika dasar seperti penambahan, pengurangan, pembagian. bagian perkalian dan pengenal bentuk-bentuk matematika itu sudah bisa dimulai ini kalau ada pemirsa yang ikuti mungkin bisa langsung praktek itu kanaknya gitu ya ngasih TK gitu aja semangat bisa belajar di rumah gitu ya betul Oke tapi selain matematika di TK gitu ya terobosan yang juga ditawarkan di Kabinet Merah Putih ini khususnya di Menteri Pendidikan kepentingan pendidikan itu adalah kebijakan pembelajaran AI dan coding untuk siswa SD kelas 4 dan 6 ini gimana Pak kalau untuk Itu masih pilihan ya, itu masih pilihan dan itu kan memang bagian dari penyiapan anak-anak kita ini supaya melek teknologi. Mereka ini kan generasi yang memang sudah hidup di era digital dan digitalisasi ini tidak akan mungkin mundur kan dengan segala kritik yang ada. Itu tetap aja dunia ini terus bergerak ke arah sistem yang semakin ter-digitalisasi. Sehingga karena itu memberikan kepada mereka kemampuan. untuk menggunakan berbagai macam ketampilan itu menurut saya harus kita berikan dari sejak dini. Dan mungkin nanti tidak harus selalu dari kelas 4 ya, kita lihat nanti kesiapan di lapangan. Kalau saya baca di media, beberapa negara memang ada yang memulai dari kelas 4, beberapa ada yang mulai dari kelas 6. Tapi di SD sudah mulai memang, sudah dimulai, dikenalkan. Dan di Indonesia sebenarnya juga mulai banyak juga. juga loh yang sudah menerapkan coding itu. Jadi bukan sesuatu yang baru sebenarnya. Jadi kalau ada yang memberikan catatan sebaiknya itu literasi ditanamkan. Literasi itu kan dari kelas satunya sampai kelas empat. Itu yang memang penekannya pada calistung itu. Membaca, menulis, dan berhitung. Tapi diatasnya kan sudah mulai penerapan dasar-dasar. Karena sebenarnya coding ini tidak rumit kok. Itu seperti orang yang main game saja kok. Tapi di situ logical thinking-nya diajari, kreativitasnya diajari. Terima kasih. hal itu diajari, dikenalkan sehingga dia pada waktunya nanti bisa kreatif dan bisa menggunakan kemampuan di bidang coding dan artificial intelligence ini di dunia yang lebih luas lagi pemerataan di sistem pembelajaran di Indonesia begitu ya Pak, AI dan coding ini memang bagus untuk tantangan di global gitu ya, teknologi yang semakin maju tapi sayangnya di Indonesia, pemerataan teknologi kita juga belum semaksimal itu, begitu Pak, di daerah-daerah lain Coding dan AI itu tidak semua berbasis internet Ada yang sudah menerapkan itu Tidak berbasis internet Jadi tidak ada internet pun bisa Misalnya Saya amati beberapa ya Itu bisa dengan Misalnya gadget tertentu Dengan HP Itu kan bisa coding itu Dan sekarang kan bukan sesuatu yang mewah HP itu Bukan sesuatu yang mewah Orang mohon maaf misalnya anak Hahaha Belum sekolah aja sudah pegang HP. Jadi jangan dipahami coding dan AI ini semuanya internet based. Enggak, banyak aplikasinya sudah bisa di install di HP, bahkan bisa dibawa pulang, bisa diterapkan sendiri di rumah. Tapi itu merangsang mereka untuk berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Daripada untuk main game saja, malah untuk judi online, lebih baiknya didorong. untuk seperti itu kan, jadi bukan sesuatu yang mewah sebenarnya karena kalau misalnya Fazila juga searching di Google banyak kan latihan coding yang online banyak latihan coding yang online yang offline juga ada dan disebutkan kan coding untuk SD jadi bukan sesuatu yang sebenarnya terlalu mengada-ada itu sudah banyak terjadi di sekitar kita cuma nanti tinggal mungkin ya itu tadi sesuai dengan apa tergantung dengan gadgetnya Saran dan persaran lainnya yang menunjang Di daerah-daerah Kalau kita bercari di kota kan Gak masalah gitu ya Pak Karena itu tidak wajib Jadi nanti masing-masing Jadi bagaimana nanti Siap-siap silahkan Yang tidak siap ya gak apa-apa Kalau tadi kita udah ngomongin Soal Sistem pembelajaran Matematika di TK Ada tadi AI Dan juga coding, nah ini juga tadi yang maksudnya yang sebelum-sebelumnya juga yang menjadi apa namanya terobosan atau kebijakan yang mungkin baru juga gitu ya Pak ya, soal zonasi dan ujian nasional nih Pak itu gimana tuh Pak? zonasi kan sudah ada sejak Pak Muhajir itu mulai diberlakukan kan masa kepemimpinan Pak Muhajir FND, kemudian terus dilaksanakan pada masa Pak Nadiem Makarim kan nah sekarang kan saya maksudnya Mencoba melihat kebijakan itu seperti apa di lapangan, tapi filosofinya begini, pendidikan itu, itu kan harus mendekatkan murid dengan lingkungan alam dan lingkungan sosial di mana mereka berada. Itu prinsipnya Yang kedua Sekolah sebagai satuan pendidikan Itu harus menjadi tempat Dimana disitu terjadi Dua peristiwa penting Yaitu meeting point dan melting point Jadi anak-anak itu Bertemu di sekolah Meeting point Kemudian melting point itu anak-anak terbentuk Karakternya di sekolah itu Dimana dia belajar dari guru yang sama Belajar dengan resources yang sama Sehingga ada melting point pembentukan kepribadian kemudian yang ketiga yang ini saya kira sangat populis adalah pendidikan untuk semua tadi pendidikan untuk semua nah sekarang Fazila ada persoalan yang harus kita kritisi pertama Sebelum ada zonasi itu kan kita mengalami problem yang terkait dengan kesenjangan mutu pendidikan. Ada sekolah elit, ada sekolah alit. Elit dan alit ya Pak. Nah yang elit ini... Yang elit yang disitu Nah yang alit Itu tidak bisa kesitu Sekolah yang elit ini Negeri atau swasta Itu kan mesti berbiaya mahal Yang tidak terjangkau oleh mereka yang alit ini Walaupun dia punya kemampuan tapi karena dia membayarnya mahal, maka dia tidak mampu ke situ. Sehingga akhirnya yang alit ini tetap berada di sekolah alit, yang memang betul-betul alit secara kelompok sosial, mutunya juga kita anggap sebagai di bawah. Nah ini kan nggak boleh kita biarkan. Yang kedua, Fenomena sekolah elit itu juga menimbulkan dampak segregasi sosial. Sehingga muncul kan ini kelompoknya elit, ini orang alit, yang akhirnya masyarakat ini bisa terpecah dan terbelah karena pendidikannya. Mohon maaf kalau anak elit itu diminta bergaul sama anak alit, mau nggak? gak mau kan ini kan problem untuk persatuan bangsa sehingga dengan zonasi ini maka berbagai persoalan yang tadi muncul itu bisa kita kurangi dia mulai kenal dengan teman sebahaya yang tinggal di kampungnya, sehingga terbangunlah kerukunan dan kohesivitas sosial di situ, memang ini akan ada masalah, karena kesenjangan kemampuan akademik, memang begitu, kritiknya itu ada kawan saya yang guru cerita setelah masa yunasi ini kalau ada murid yang bingung 20 yang ke 21 itu gurunya karena apa? tidak ada seleksi untuk mereka yang tinggal di dekat sekolah itu, tetap Tapi kan ini sesuatu yang memang harus kita jawab dengan improvisasi dan inovasi pembelajaran. Sehingga kita mencoba, saya sudah mengundang para kepala daerah untuk memberikan masukan tentang bagaimana yonasi ini. Bahkan tadi juga saya baru saja ada acara mengundang para pakar juga untuk melihat evaluasi. Dan juga saya juga bertemu dengan para kepala dinas di daerah-daerah, para penyelenggara pendidikan untuk bagaimana yonasi itu. Tapi... Semangat tadi tidak boleh kita hilangkan. Semangat untuk penindikan bermutu untuk semua, integrasi sosial, kemudian membangun kedekatan secara sosiologis dan kultural ini juga harus kita jadikan bagian pertimbangan. Sehingga mungkin nanti yang sudah baik kita coba perkuat, nah yang kurang-kurang ini kita coba perbaiki. Sehingga tentu kami sekali lagi saya juga punya prinsip kan. Waktu saya baru saja serah terima dari Mas Nadiem, itu kan saya menyampaikan, Al-Muhafatu al-Al-Qadimi Sholih wal-Aktubu Jatidil Aslah. Ini tidak pengajian ya. Ini cerama aja. Jadi yang baik-baik itu kita jaga. Kita pertahankan. Nah, yang baru, yang lebih baik, ini yang coba kita ambil. Sehingga upaya untuk melakukan peningkatan dan evaluasi itu tidak melupakan. Bukan capaian-capaian di masa sebelumnya yang memang itu relevan. Tapi kalau ada yang tidak lagi sesuai karena berbagai perubahan ya kita akan sesuaikan. Itu hal yang wajar saja. Nah sekarang ujian nasional ini juga pengen jadi perhatian. Apakah benar akan dihapuskan atau seperti apa? Iya kembali lagi kepada filosofinya ya. Kalau kita baca undang-undang Sistiknas itu kan ada bagian yang mengatur tentang evaluasi. Nah. Kembali lagi tadi soal pendidikan bermutu itu Mutu itu kan harus ada ukurannya Mengatakan suatu pendidikan bermutu dan tidak itu Ada standarnya Kemudian ada ukuran pencapaian standar itu Nah mutu itu kan bisa dilihat dari aspek akademiknya Ada juga aspek non-akademik Misalnya keperibadian dan sebagainya non-akademik Tapi yang akademik ini kan harus ada ukurannya juga kan Nah yang kedua Kedua, upaya untuk penjaminan mutu itu kan bisa dilakukan lewat dua track. Track pertama penjaminan mutu internal. Penjaminan mutu internal itu dilakukan oleh guru. Kan guru juga mengadakan tes untuk anaknya. Ada tes mid semester, ada tes harian, ada tes semester. Itu kan semuanya kan tes. Tapi itu kan bersifat internal. Yang nanti bisa menjadi feedback bagi guru. guru untuk menilai keberhasilan murid secara akademik. Sehingga kemudian muncullah rapor. Tapi kan itu persekolah, persatuan pendidikan. Lalu untuk nasional bagaimana? Nah karena itu maka perlu ada namanya evaluasi eksternal. Evaluasi eksternal itu dalam dua bentuk. Satu evaluasi eksternal dalam bentuk evaluasi institusi. Itu yang kita lakukan melalui akreditasi. Jadi misalnya sekolah A itu dinitakan baik ukurannya apa? Apa gedungnya yang mentereng? Atau lulusannya yang diterima di dunia kerja? Nah kemudian diukur nih ukuran mutu atau kualitas satuan pendidikan itu adalah melalui akreditasi yang mengukur pencapaian 8 standar sesuai dengan undang-undang itu. Nah tetapi apakah kalau sekolah yang akreditasinya bagus otomatis? Muridnya bagus, nah mesti perlu ada tes kan Yang tes evaluasi eksternal itu Itu oleh pemerintah gitu Oleh pemerintah atau oleh lembaga lain Oleh lembaga lain tidak harus pemerintah Nah sekarang mengukur tes ini yang akademik ini ini kan kita punya sejarah yang panjang ya dulu kan tahun 80an ada namanya EFTA dan EFTA NAS ujian juga kan ujian juga namanya evaluasi belajar tahap akhir itu yang Yang persatuan pendidikan. Ada Eptanas. Evaluasi belajar akhir nasional. Yang itu standarnya nasional. Penerimaan menggunakan itu. Di sekolah ini name-nya sekian. Gitu kan. Kemudian sekolah ini name-nya sekian. Itu menjadi standar kan. Yang menjadi ukuran dia diterima atau tidak. Yang kedua kemudian ada perubahan. Menjadi ujian nasional. Dulu ujian nasional itu menjadi penentu kelulusan. Kalau NEM Epta-Eptanas tidak menjadi penentu kelulusan, dia semuanya lulus tapi dengan nilai itu dia akan kemana. Nah ujian nasional itu awalnya menjadi penentu kelulusan itu yang bikin heboh. Sampai ada yang seminggu tidak keluar kelas, sampai ada macam-macam. Takut kan? Takut bukan lulus. Nah tidak lulus kan? Nah belakangan kemudian ujian nasional itu. Penentu kelulusan Penentu kelulusan tetap sekolah Karena itu sekolah mengadakan namanya Ujian sekolah berstandar nasional Tapi tetap ada standarnya Bukan gak ada Jadi standar tetap ada Cuma tidak jadi penentu lulus atau tidaknya Sekolah itu yang menentukan seseorang lulus atau tidak. Berapapun nilai ujian nasionalnya. Tapi dengan nilai itu nanti, dia bisa kemana ini? Dia bisa kemana? Nah, terus kemudian ada kebijakan. Baru lagi, masa-masa Nadiem ini namanya asesmen nasional. Jadi UN diganti dengan AN. Yang asesmen nasional ini tidak untuk semua murid. Tapi untuk sampling kan. Jadi beberapa murid saja dalam satu-satu. pendidikan yang ikut, yang itu menjadi dalam tanda bete input untuk perbaikan. Tapi kan ini kemudian menjadi masalah di beberapa negara. Loh bagaimana sekolah dengan murid 300 misalnya, yang ikut tes hanya katakanlah 100. Prakteknya malah kurang dari itu. Kalau salah diambil 30% atau berapa. Nah 30% 300 ya 100. Masa sih 100 ini bisa menjadi ukuran untuk yang 200? Sehingga beberapa negara Gak bisa menerima itu Gak bisa menerima Tetapi kalau dengan UN yang sebelumnya itu Untuk satu murid semuanya Mengikuti Ya itu berarti masing-masing Dia tidak diwakili oleh yang lain Nah karena apa ini bisa diterima Karena standarnya nasional AN ini kan standarnya nasional Nah kalau rapot Itu kadang-kadang bikin repot Rapot bikin repot gitu ya Pak Karena apa? sekarang kan ada banyak catatan kan sekolah-sekolah yang mohon maaf dia akreditasinya dan dan peringkatnya dianggap kurang bagus itu rapotnya bagus-bagus karena gurunya bersedekah nilai gurunya sedekah nilai udahlah kasih nilai yang bagus-bagus supaya dia punya peluang untuk kuliah ke kampus-kampus yang bagus jadi subjektif nilainya gitu ya Pak ya iya sehingga sekarang orang mulai menyoal nilai rapot kan gitu karena itu kan harus ada dong evaluasi yang bisa menjadi alat ukur bagi pihak-pihak secara umum, publik ini, oh dia kemampuannya segitu. Itu kan kemudian perlu. Nah sekarang pilihannya apa? Nanti ini sedang kita kaji. Walaupun sudah ada yang memang keras menolak UN. Saya sih ketawa-ketawa saja. Yang mau berlakukan juga siapa? Kita juga belum ada kebijakan. Ini sudah bikin gerakan ini menolak UN. Yang argumennya dengan segala hormat, tidak ada argumen yang baru. Saya kan pernah ketua badan statis. standar saya pernah di badan akreditasi jadi saya tahu argumen-argumen klasik itu yang mengatakan nanti kororasi menjadi penentu kelulusan lo yang mengatakan penuntut kelulusan juga siapa orang UN terakhir sebelum diganti AN itu itu tidak menjadi penentu kelulusan sudah menjadi penentu kelulusan jadi ini berarti ya mohon maaf ya ya mungkin kurang mendalami saja atau ketakutan nanti anak-anak stress kalau saya berpikir jangankan ke orang itu mau ujian orang mau bawa saja tuh stress kok Harus mikirin kontennya biar pada ketawa ya Pak ya. Jangan dikira loh, komedian yang mau standar komedi itu nggak stress. Dia stress bagaimana supaya dia tuh bisa melucu. Jadi nggak ada bagian kedepan itu yang nggak stress gitu. Kecuali Anda mau wawancara saya, Anda nggak stress. Terhibur malah ya Pak ya, selawakan yang Bapak nih. Berarti untuk standarisasi itu sekarang masih dikaji. Belum ada keputusan final, apakah nantinya Standar sudah ada Maksudnya untuk penyeragaman dari sistem pembelajaran di Indonesia Kalau standar sudah ada, sudah ada standarnya Dan itu yang dikembangkan oleh BESCAP kan Nah, tapi yang belum itu tadi, yang ujiannya itu yang belum Apakah kita tetap pakai AN Atau Ataukah kembali ke EFTA dulu, apakah ke UN Ataukah nanti misalnya AN tapi tidak pakai Sempring tapi mungkin untuk semua apa itu masih dalam pengkajian. Berarti sistem pelaksanaannya seperti itu ya Pak, masih dikaji. Berarti nanti kita akan tunggu bagaimana nanti hasil kajiannya dan implementasinya. Saya kan belum sebulan. Baru sebulan kerja udah langsung di ini aja ya Pak, di gas terus. Katanya gas pol. Oke kalau tadi kita ngomongin soal dari sisi sistem pembelajaran dari sisi muridnya, tadi di awal juga Bapak sempat menyebutkan bahwa salah satu prioritas adalah sertifikasi guru dan pelatihan. guru. Kalau kita tahu begitu mendengar informasi bahwa sebelumnya ini Mas Wapres, Mas Gibran Raka Pemerakan ini juga menitipkan pesan khususnya kepada Bapak untuk mendorong Undang-Undang Perlindungan Guru. Sudah sejauh mana Pak prosesnya? Undang-Undang Perlindungan Guru belum kita bahas ya. Dan itu belum masuk dalam prolegnas. Yang sudah masuk prolegnas itu dua. Satu, Undang-Undang 20 2003. Undang-Undang Sistiknas itu masuk prolegnas prioritas. Jadi mungkin... tahun 2025 itu akan kita lakukan revisi tapi mungkin tidak revisi total mungkin itu revisi beberapa pasal yang kita anggap tidak lagi relevan apa satu-satunya Pak? ya banyak ya banyak misalnya bahkan mungkin beberapa yang mungkin sudah dipatalkan bisa kita hidupkan lagi ya itu itu beberapa misalnya yang nanti coba kita lihat ya Yang kedua itu adalah undang-undang guru dan dosen. Nah, mungkin saja di situ nanti ditambahkan pasal-pasal yang berkaitan dengan perlindungan guru. Walaupun di undang-undang sekarang, undang-undang nomor 14 tahun 2005 itu, ada pasal 39 kalau tidak salah yang sudah mengatur tentang jaminan bagi guru. Baik jaminan keamanan, jaminan karir, kemudian jaminan kejahatan itu diatur dalam pasal yang ada 6 ayat kalau tidak salah di dalam pasal itu. Juga sudah ada peraturan Menteri Pendidikan yang mengatur tentang perlindungan guru Nah karena itu terkait dengan tadi aspirasi dari masyarakat untuk adanya undang-undang perlindungan guru Itu nanti kita lihat, tapi saya ketemu DPR dan melihat di situ belum masuk dalam prolegnas Tapi kalau yang revisi ini sudah masuk ya yang sudah dibahas? Yang revisi sudah masuk dalam prioritas terutama yang tadi revisi undang-undang Sistiknas 20 tahun 2003 itu mudah-mudahan pada tahun 2025 ini bisa kita selesaikan yang undang-undang guru masuk prolegnas tetapi tidak prioritas jadi belum ini ya pokoknya kita tunggu begitu ya saya kira ini akan jadi kado yang cukup membahagiakan begitu dengan gambar-gambar yang itu akan kalau di Bapak jadi tambahan beban ya Pak tambahan tugas buat Bapak selain Soal sertifikasi, ini juga katanya Pak Menteri juga akan memberi tugas Kepada guru-guru gitu ya Pak Supaya bisa ini menjadi Counselor dan juga mentor bagi para pemerintah Tidak dari akademisi, tapi dari Pengembangan karakter dan sepertinya Pak Menteri bisa dijelaskan Ya guru itu kalau menurut undang-undang Tugasnya kan tidak hanya mengajar Tapi dia juga menilai Kemudian membimbing Nah ini selama ini Yang dipenuhi guru itu Baru tiga yang menjadi tekan merencanakan pembelajaran melaksanakan pembelajaran dan menilai tapi membimbing ini ini seakan-akan menjadi tugas guru BK saja sehingga ada kesan dan kemudian juga sekarang menjadi masalah menurut saya ketika anak-anak itu tidak mendapatkan layanan yang non-akademik di sekolah jadi ada anak yang misalnya punya masalah pribadi lalu Di keluarganya misalnya Itu kan gak bisa curhat di sekolah Dia takut Kemudian yang kedua Guru BK nya juga tidak mampu Karena rasio guru BK dengan murid Sekarang itu kalau gak salah Masih di atas Kalau gak salah satu dibanding 300 sekian Iya Kurang guru BK kita itu Sehingga menurut saya Guru itu perlu Melaksanakan tugas yang bukan tugas tambahan Tugas yang sudah melekat sebenarnya, yaitu sebagian Sehingga, nggak boleh guru itu membiarkan atau mendiamkan ketika ada muridnya bermasalah. Baik secara psikologis, mungkin secara akademik, bahkan mungkin secara... secara sosial. Sehingga karena itu guru-guru ini kita berikan peningkatan kemampuan bimbingan konseling. Dan kemudian yang kedua kita juga berusaha untuk menjadikan Pemenuhan tugas pembimbingan konseling ini Sebagai bagian dari pemenuhan tugas Kewajiban guru dalam IKINERJA yang sekarang dikritik Terlalu menyita waktu itu Sehingga Kedepan kita berusaha untuk Pemenuhan kinerja itu Tidak hanya dari dia mengajar di kelas Tapi juga dari dia membimbing Dia ada pengabdian masyarakat Dia ada Partisipasi dalam kegiatan di sekolah Sehingga Guru itu memang betul-betul menjadi guru, bukan menjadi pengajar. Beda ya Pak, pengajar dengan guru. Iya, selama ini kan guru hanya menjadi pengajar kan, kalau itu kan robot juga bisa. Tapi kalau menjadi pendidik, nggak bisa diganti oleh robot. Nah ini yang coba kami tingkatkan, sebagai bagian dari membangun karakter, dan membangun kehidupan di sekolah yang aman, nyaman, dan gembira. Kita jadikan sekolah sebagai rumah kedua. Dua, bagi murid-murid sehingga mereka termotivasi untuk belajar, merasa mendapatkan perhatian, dan juga bisa kemudian mendorong prestasi dan membentuk keperibadian. Bukan tugas baru, ini sudah masuk bagian dari tugasnya guru, tapi apa mempertimbangkan kesejahteraan guru mungkin akan ditambahkan lagi Pak? Terkait dengan apa? Iya, kesejahteraan gurunya kan melalui sertifikasi ya. Nah, jadi sudah disetujui DPR untuk peningkatan kesejahteraan guru melalui sertifikasi. Jadi guru yang belum bersertifikasi itu di tahun ini kan sudah dilatih PPG jumlahnya 606 ribu sekian Itu nanti begitu dia lulus PPG dia akan dapat sertifikasi Nah begitu dapat sertifikasi maka dia akan dapat tunjangan sertifikasi Jadi kejajaran itu meningkat dengan diperolehnya tunjangan sertifikasi bagi para guru Berarti harus lewat sertifikasi itu gitu ya? Kalau enggak Masa kesejahteraan meningkat, kualifikasinya nggak meningkat. Jadi dengan ikut PPG, otomatis kan dia dapat pelatihan baru kan, dapat pelatihan. Dan kita tambahkan di situ dalam pelatihan mulai saya jadi menteri ini, dua materi. Pembinaan konsulensi dan pendidikan nilai. Yang sebelumnya nggak ada itu. Kamu minta ditambahkan. Kemudian pendekatan pelatihannya tidak online. Tapi offline. Karena, mohon maaf, hasilnya. Hasilnya beda pelatihan online dengan offline itu. Pelatihan online itu bisa dia nyalakan kamera sambil dia wawancara. Jadi bisa. Jadi buka rahasia. Tapi kalau offline kan enggak. Kemudian ada interaksi interpersonal, ada professional network di antara para guru. Jadi kalau guru berkenalan dengan guru lain ketika pelatihan itu jangan hanya tukar nomor HP. Kalian tukar nasib gitu Pak. Tapi juga bagi membangun network Saya ada kesulitan menangani anak seperti ini Bisa gak dibantu pengalaman Jadi itu namanya professional network Nah sekarang kan belum Atau sudah tapi mungkin Perlu kita tingkatkan Terakhir Pak mungkin pesan Karena kan kita di dunia pendidikan Sekarang lagi marah banget Terkait dengan kasus bullying Mungkin bisa pesan-pesannya Untuk guru Ataupun para murid Untuk tidak lagi Bukan membiasakan ya segala intinya stop bullying di dunia pendidikan ya intinya kita perlu memperkuat catur pusat pendidikan kalau dulu kan 3 3 sekolah keluarga dan masyarakat nah sekarang kita tambah Apa yang keempat kira-kira? Moral, etika. Media sosial. Oke. Media ini juga pengaruhnya besar loh. Sehingga karena itu, maka kalau keempat pusat pendidikan ini berjalan dengan baik, maka berbagai masalah... Mudah-mudahan bisa kita kurangi Banyaknya masalah itu kan Orang tua misalnya hanya menggantungkan Seperuhnya pada guru Di rumah tidak Padahal banyak masalah di sekolah itu Bermula dari rumah Iya kan Kemudian juga di rumah oke Tapi di masyarakat tidak Sehingga kita perlu menurut saya Membangun kehirauan sosial Jadi misalnya ada Anak-anak Bermain, kebetulan di dekat rumah saya itu ada halaman gitu, biasa untuk lapangan badminton, tapi kalau sore dipakai anak-anak bermain itu, istri saya membuat aturan, kalau dengar ada yang ngomong kasar, langsung dibilang, yang ngomong... jelek, gak boleh main itu kan bahkan di masyarakat kan, jangan-jangan bilang biarin aja, yang penting tidak anak saya kan gak bisa begitu kan anak kita kita didik baik-baik yang lain tidak, kan mesti menimbulkan Masalah Sehingga karena itu Kehirauan untuk kita ini juga peduli Terhadap keadaan di masyarakat Walaupun bukan anak kita Itu juga harus kita bangun Sehingga kita jangan menjadi Masyarakat yang egois Hanya mementingkan dirinya sendiri Dan tidak peduli pada orang lain Kalau ini bisa kita perkuat Tiga ini, tri pusat pendidikan ini Ditambah dengan media sosial Itu menurut saya juga menjadi bagian dari Kita membangun Suasana Yang rukun Yang berkeadaban Karena itu kan Perdana Menteri Australia Sedang berjuang dengan parlemen Untuk anak-anak di bawah 16 tahun Gak boleh pegang Gadget kan Gak boleh Nah sementara disini Mereka masih Masih Balita sudah pegang itu Nah kenapa Dan mereka tidak tahu Yang mereka lihat itu kan tidak tahu Ya Misalnya disitu dia main game yang kekerasan Dia kemudian karena tidak ada mendampingnya tadi Dia praktekkan Malah mungkin mohon maaf Gamenya itu perang-perangan Yang dia tidak tahu bahwa itu hanyalah game Kalau di game ditusuk bisa hidup lagi Tapi di masyarakat kan tidak bisa Nah ini kalau tidak ada yang mendampingi Kan jadi masalah Karena itu upaya kita untuk menghabiskan atau mengurangi berbagai bentuk kekerasan ya, baik itu verbal maupun fisik di sekolah dan dimanapun itu harus menjadi tanggung jawab bersama. Sehingga dengan penguatan tadi, bimbingan konseling, kemudian komunikasi, kerjasama, sekolah dengan orang tua, dengan masyarakat, dengan teman-teman di media dan juga berbagai pihak yang konsen dan pendidikan mudah-mudahan kita bisa menjadikan sekolah itu sebagai rumah yang anak-anak memiliki. Merasa terlindungi Merasa nyaman, merasa bebas Untuk bisa mengembangkan potensi dirinya Dan mereka akan menjadi anak-anak Indonesia Yang hebat Baik, terima kasih Bapak atas waktunya Semoga nanti harapan-harapan Dan juga visi-visi tadi Untuk mengubah atau bukan mengubah Memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia Semoga lancar ke depannya Semoga nanti kualitas pendidikan Indonesia Semakin baik Terima kasih Pak Abdul Mukti, Menteri Pendidikan Dasar Dan Menteri Pendidikan Dasar Blah-blah bergabung di One on One kali ini. Terima kasih Pak. Nah, Pak Mirza memang kebijakan pendidikan yang baik ini memang harus dirancang dengan mempertimbangkan tantangan dan juga peluang di masa depan. Pendidikan bukan hanya soal memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk generasi yang kreatif, inovatif, berkarakter.