Segera mulai bagi rekan-rekan yang memungkinkan untuk bisa open camp, sangat baik ya, sangat berharap kalau teman-teman memungkinkan, tapi kalau memang satu dan lain hal tidak bisa, tidak masalah. Sebelum kita akan memulai, saya ingin memberitahukan dulu nanti ke aturan main kita dalam jumpa agama pada hari ini. Yang pertama adalah teman-teman. Silahkan pada waktu teman-teman bergabung langsung di-mute ya supaya tidak mengganggu apalagi nanti pada saat ada pembicaranya yang akan menyampaikan materi jadi rekan-rekan diharap kerjasamanya gitu ya. Ini ada sebagian yang bilang off-cam, nggak apa-apa.
Kalau memang tidak memungkinkan untuk on-cam, tidak masalah. Tapi yang bisa, ada baiknya bisa on-cam biar saya bisa ngelihat ya dari beragam kelas pada hari ini. Dan nanti teman-teman sekalian pada saat...
materi disampaikan kalau teman-teman memang ada hal yang ingin ditanyakan bisa langsung tulis di chat di chat room silahkan dituliskan nanti saya akan bacakan jadi bisa saja teman-teman tulis di chat atau teman-teman langsung menyampaikan, nanti dua caranya akan tetap kita gunakan kita akan memulai hari ini pertemuan kita kita akan berdoa terlebih dahulu Saya tadi lagi lihat ya, mencoba untuk memilih siapa yang akan memimpin doa. Tadi saya perhatikan, saya cari apakah ada anak kelas saya gitu ya. Tapi saya lihat tadi kayaknya belum masuk yang kelas saya gitu. Jadi saya beri kesempatan dulu, apakah ada satu orang yang bisa memimpin di dalam doa?
Apakah ada satu orang yang bisa memimpin doa? Langsung open mic saja. Pening semua ya.
Kalau gak ada saya akan pimpin aja ya. Kita juga secara waktu juga bisa ini ya. Teman-teman mari kita bersatu di dalam doa.
Sesuai dengan keyakinan kita masing-masing. Kita masuk di dalam doa. Tuhan terima kasih kami akan bersama-sama belajar hari ini.
Untuk lebih mengenal lagi tentang agama kaum hucu. Kami menyerahkan waktu dari awal hingga akhir ke dalam tangan Tuhan. Tuhan yang pimpin, narasumber kami Ibu Lani.
Tuhan yang pimpin juga, moderator, kami mau serahkan semuanya ke dalam tanganmu. Terima kasih Tuhan, kami serahkan doa ini, amin. Oke teman-teman sekalian hari ini, saya lihat kalau teman-teman lihat di poster kita, temanya itu adalah kebajikan dalam penghujung.
Jadi itu yang akan kita lihat, saya ingat. Satu tahun yang lalu, ini nanti ya kita juga kenal dengan Ibu Lani. Satu tahun yang lalu Ibu Lani, salah satu tugas video dari ALP-nya mahasiswa kelas saya, itu memberi apresiasi kepada agama Kauhuju.
Dan saya begitu kaget ketika mereka menjelaskan, mereka cerita tentang waktu mereka melakukan wawancara ke satu komunitas Kauhuju, mereka bilang mereka melakukan memberikan beasiswa Bu Ida. Jadi mereka cerita bahwa ada beasiswa diberikan tanpa. tanpa melihat agama apa yang mendapatkannya. Di situ mereka belajar, iya-iya kadang-kadang kita masih memberi suatu bantuan, suatu pertolongan, kadang kita masih lihat siapakah dia seagamakah, sealirankah, atau samakah golongannya, samakah sukunya. Tapi di situ kami belajar, Bu Ida, kata mereka, bahwa kebaikan itu luar biasa.
Menolong orang itu, bagaimana kita berperilaku kepada sesama kita itu. Tidak melihat siapa mereka. Nah itu waktu itu saya sangat menghargai video apresiasi mereka.
Untuk agama Kongucu. Dan hari ini teman-teman semua. Kita akan melihat. Kita akan belajar bersama.
Tema yang diberikan dalam agama Kongucu adalah kebajikan dalam Kongucu. Yang akan dibawakan oleh Ibu Lani Buito. Sebagai ketua bidang pendidikan dasar.
Dan menengah di Majelis Tinggi Agama Kongucu Indonesia. Dari tahun 2019 sampai saat ini. Itu ya.
Saya sempat tadi baca itu ya, dari yang pernah di Surabaya, terus Jawa Timur gitu ya, terus di Jakarta. Dan juga menulis buku pendidikan agama Komucu dari SD juga, dan juga untuk ada istilah sekolah minggu ya bulani. Nanti mungkin istilah ini juga sering dipakai oleh kita yang Kristen. Biasanya kalau sekolah minggu itu pengen anak-anak kecil, bulani nanti mungkin bisa bulani sampaikan juga.
Karena tadi saya baca sekolah minggu dan remaja. sudah menulis buku juga tentang agama penghujung, nah saya akan beri kesempatan untuk Ibu Lani untuk menyampaikan materinya, supaya bisa membuka wawasan kita semua, sebagaimana tadi di lagu pembukaan, tadi saya sempat putarkan, lagu itu sangat menarik alangkah indahnya kalau kita bisa terbuka dengan keberagaman agama, dan kita melihat keunikan masing-masing, tanpa harus menurunkan standar kebenaran kita agama kita, tetapi kita bisa melihat betapa indahnya... Betapa kayanya sebuah perbedaan.
Saya serahkan waktu selanjutnya untuk Ibu Lani. untuk menyampaikan materinya. Selamat malam Ibu Ida.
Terima kasih untuk undangannya yang kesekian kalinya. Saya bicara sudah tiga kali ini. Tapi dengan audiens, dengan para mahasiswa yang berbeda. Selamat malam semuanya. Senang sekali berjumpa hari ini.
Saya izin share screen ya. Sudah terlihat screen saya. Sudah terlihat?
Sudah Bu, sudah bisa, sudah terlihat. Sudah ya? Sudah, bisa terlihat.
Sebentar, materinya maksudnya. Sudah terlihat materinya? Oh, tadi keluar Bu, sempat. Terus ini sekarang, nah ini ya.
Oke, saya akan membawakan tema tentang kebajikan dalam Konggutsu ya. Apa ya itu kebajikan? Kita mulai dengan sebuah salam ya, jadi kalau mungkin teman-teman mengenal kalau diucapkan seluruh salam dalam agama di Indonesia ada salam kebajikan. Nah inilah salam kita, dalam bahasa Mandarinnya Wei Te Tung Tien, artinya hanya kebajikan, Tuhan berkenan.
Artinya hanya kebaikan yang berkenan kepada Tuhan. Dan apa jawabannya? Ini, Sien Yo I Te, milikilah yang satu itu kebajikan. Jadi salam ini mengingatkan kita untuk setiap waktu, setiap hari, setiap saat itu untuk berbuat kebaikan.
Kepada siapapun, dimanapun, kapanpun. Jadi salam kebajikan itu mungkin baru dengar ya sekarang apa itu salam kebajikan agama kumhutsu, inilah salamnya. Jadi ketika seseorang mengatakan hanya kebajikan Tuhan berkenan, jawabannya milikilah yang satu itu kebajikan.
Artinya saling mengingatkan begitu ya. Jadi bagaimana agama Konghucu yang sudah 2575 tahun, kalau dihitung dari Nabi Gongzi, atau bahkan lebih tua lagi, 4000 tahun, itu telah menjadi darah daging bagi umat Konghucu, khususnya keturunan Tionghoa, meskipun mereka sudah berganti agama atau pindah agama, kebajikan itu tetap menyalah di dalam darah dagingnya mereka. Ada tiga ayat yang sangat bagus yang mendasari kita semua hingga hari ini kenapa agama kewujud masih bisa bertahan, yaitu ini.
Di empat penjuru lautan semuanya bersaudara. Tadi lagu tersebut juga mengatakan demikian ya. Jadi agama apapun, suku apapun, itu semua itu bersaudara. Kemudian Nabi juga mengingatkan bila berlainan jalan suci, artinya agamanya berbeda, tidak perlu berdebat. Kenapa jarang sekali terlihat umat Konghucu sibuk di medsos untuk mendebat kebenaran dan seterusnya.
Misalnya menjelam imlik. Semua berebut untuk mengakui imlik adalah miliknya. Oke, tidak masalah. Harus mengerti sejarah, nanti saya akan ceritakan.
Dan ayat yang ketiga adalah, apa yang diri sendiri tiada inginkan, janganlah diberikan kepada orang lain. Artinya kalau kita tidak mau disakiti, Jangan menyakiti Kalau kita tidak ingin dibully Jangan dibully Sudah jelas sekali Dalam bahasa Jawanya itu tepoh seliro Jadi saling menghargai Tiga ayat kunci inilah Yang menjadikan umat Konghucu bertahan Meskipun dalam ketertekanan Di era Odeh Baru Yang maaf sekali tidak bisa Beribadah sesuai agama Konghucu Banyak umat kita yang pindah ke agama lain Bahkan menjadi ateis dan seterusnya itu karena masalah politik. Hari ini kita mau belajar tentang apa itu Konghucu ya.
Jadi kalau dari lembaganya sendiri, saya tidak membaca semuanya. Intinya yang menangani agama Konghucu sejak awal itu adalah MATAKIN, Majelis Agama Konghucu Indonesia. Kalau mungkin mau di-search di Google, silakan dilihat MATAKIN. MATAKIN ini adalah lembaga yang mengayomi 156 makin di seluruh Indonesia juga membina pakin pemudanya dan perempuannya. Ini dengan sejarah yang panjang dari Gung Chia Hui menjadi mata kin.
Tahun kemarin sudah mencapai 100 tahun ya. Dan payung hukum dalam pendidikan agama Kuhucu, ini ada kami sebutkan di sini ya. Khususnya di peraturan pemerintah di Buping Indonesia, nomor 55 tahun kemarin. 2007 tadi pertanyaannya Ibu Ida tentang sekolah minggu sebenarnya itu adalah sebuah kata yang Saya tidak ikut menyusunnya ya, jadi menurut saya kurang tepat gitu ya sebenarnya. Tapi karena ada diminta kemiripan untuk melakukan istilah sehingga sesepuh kami memilih seperti itu.
Kalau di tempat kami awalnya sebutnya cuma kebahagiaan Ibu Ida, kebahagiaan anak-anak begitu. Kemudian dalam kesempatan ini saya ingin memberi 10 poin utama yang mungkin ingin teman-teman pahami tentang Gong Hu Zhu. Mungkin teman-teman juga ada hal yang paling ingin diketahui tentang Gong Hu Zhu. Silahkan tulis di kolom chat ya. Mulai dari yang pertama, mengapa disebut agama Gong Hu Zhu?
Poin ini adalah poin yang penting karena Gong Hu Zhu, nama Gong Hu Zhu itu sendiri mengacu pada seseorang yang bernama Gong Zhu. Kenapa beliau di... hormati dan diambil sebagai nama karena beliau yang menyusun semua kitab-kitab yang banyak sekali dan dirangkum.
Jadi awalnya Gong Hu Jiu itu disebut Ru Jiao. Ru Jiao artinya agama bagi umat yang taat, lembut hati, serta terpelajar. Jadi ajaran-ajaran kuno zaman dulu itu hanya boleh dipelajari oleh para raja. bangsawan dan kelompok-kelompok tertentu. Ketika Nabi Gongzi, beliau ingin sekali rakyat jelata pun belajar hingga beliau mempunyai 3.000 murid dan mendapat gelar sebagai guru agung sepanjang masa.
Ini rujia adalah agama yang diturunkan oleh Tuhan melalui para raja dan nabi jauh sebelum Nabi Gongzi lahir. Kitab-kitab yang tua itu juga masih tertulis tapi bukan dalam kertas. Masih batu, bambu dan seterusnya Dan Nabi Gongzi atau yang disebut Densimudo Tuhan yang Maha Esa ini memperoleh firman Sebagai Raja dan Pamah Kota untuk melengkapi Buku-buku atau kitab suci tersebut Dan menebarkan ajaran Ruja mengembalikan Kepada jalan suci Jadi Nabi hidup pada zaman Perang juga ya Jadi perjuangan para Nabi-Nabi terdahulu Hampir mirip ya Dan beliau mendapat gelar Ini guru Agung sepanjang masa. Kemudian siapa Nabi Gong Tzu sendiri?
Beliau adalah putra dari Gong Su Liang He dan Yen Teng Tsai. Beliau lahir di Jifu atau Santong, tanggal 27 bulan 8 Imlik. Tahunnya 551 sebelum Masehi.
Tahun inilah yang digunakan untuk menghitung tahun Imlik. Jadi beliau lahirnya kan 551 ya, nah sekarang tahun Imlek yang kita peringati hari raya Imlek tahun ini adalah 2575. Penjumlahan dari 551 plus 2024. Demikian cara menghitungnya. Kenapa dihitung dari tahun beliau?
Sekali lagi sebagai penghormatan bahwa beliau lah yang menyarankan untuk kembali pada penanggalan ini. Karena sepanjang sejarah Congko itu penggunaan. Penanggalan itu berbeda-beda. Jadi kembali menggunakan penanggalan Gongzi ini sehingga hari ini.
Dan beliau wawak di Jifu hingga hari ini ada makamnya di Santong pada tahun 479 sebelum Masehi. Ini penghargaan dunia kepada Nabi Gongzi bukan berupa gelar saja, tapi membangun tempat-tempat ibadah atau disebut Gongyao. Gong itu adalah marganya Nabi Gongzi. Miao itu adalah kuil.
Ini yang ada di Cungkwo adalah tempat lahirnya beliau. Gongzi Kuliyuan. Jadi tempat kampung halaman Nabi itu masih terawat rapi seperti ini.
Tempat tinggalnya. Saya lihatkan sekilas saja ya. Kemudian ada kelenteng yang dibangun oleh tadi Raja-Raja.
Dan sampai hari ini pun tempat ini digunakan untuk menghormati Nabi Gongzi ketika Hari lahirnya yang diperingati setiap 28 September. Ini makamnya, ini hutan tempat makam Gung Su dan seluruh keluarganya. Menurut tatatan sejarah ini adalah makam terbesar di dunia yang masih terawat hingga hari ini. Kemudian ini adalah tempat bergabung murid-muridnya selama 6 tahun ketika beliau wafat.
Hari ini ada satu tempat yang indah sekali di Jifu. Dia diabadikan dalam bentuk patung ya, setinggi 72 meter, dengan ada upacara peringatan, dengan tarian dari seluruh siswa SMP-SMA, dan dihadiri oleh keturunan Nabi Gung Tzu di seluruh dunia dan perwakilan Duta Besar Negara Sahabat. Baru saja tanggal 27 September tahun ini, Indonesia mendapat kehormatan menjadi salah satu narasumber di acara China International Confucius Culture Festival di Sifu.
Salah satunya yang hadir, ini adalah Pak Budi Wijaya, saya tayangkan sebentar. Di menit ke-9, beliau diperkenalkan. Beliau adalah pembawa acaranya. Ini adalah Indonesia, sebuah tempat yang sangat menarik dan sangat menarik untuk memperkenalkan dan memperkenalkan sebuah tempat yang di Jifut, jadi di menit ke-9 tersebut, beliau memperkenalkan Bapak Budi Wijaya, Ketua Bidang Luar Negeri Matakin, beliau membawa buku Ciptek Cibun atau Agama Konggucu dalam Bahasa Indonesia yang pertama kali dicetak tahun 1900-an di Bunbio. Nah Bunbio ini di Surabaya, di Jalan Kapasan 131 Surabaya.
Jadi teman-teman yang mungkin dari luar kota juga belum terlalu kenal Surabaya, silakan datang. Miao ini sangat-sangat bersejarah Dari tahun 1883 Sudah didirikan Dan dipugar Hingga Menyimpan banyak sejarah Perkembangan agama Konghucu Di Indonesia Dan Dunbio ini adalah satu-satunya Kelenteng yang khusus Konghucu Di Indonesia Ini adalah para keturunan Nabi Jadi sampai hari ini ada keturunan ke-76 78 dan seterusnya yang datang sini berganti ke Indonesia untuk menjalin hubungan dengan mata kin dan menggali kekayaan penghutus di Indonesia yang unik ya, karena di Indonesia penghutus diakui sebagai agama. Di negara-negara lain mereka hanya menyebut sebagai culture atau budaya. Oke, saya masuk ke tiga ya.
Jadi setiap agama selalu ada pengakuan iman. Ini pengakuan iman tidak saya batas semua ya. Ada delapan pengakuan iman umat Kongcu, percayakan Tuhan, menjunjung kebajikan, dan seterusnya.
Jadi apa yang disebut menjunjung kebajikan? Jadi agama Kongcu sangat syarat dengan kata kebajikan. Ternyata Nabi Kongcu menjelaskan dengan satu ayat yang sederhana bahwa menjunjung kebajikan adalah mengutamakan kewajiban dan membelakangkan hak. Nah ini yang mungkin hari ini sudah luntur ya, hari ini orang lebih banyak. Mana hak saya sebelum memenuhi kewajibannya.
Oke yang keempat, kitab Sisu dan Incing. Ini adalah kitab suci agama Konggucu yang kita gunakan. Dan ada kitab bakti. Agama Konggucu terkenal dengan didikan atau jajin jawi pendidikan di rumah, yaitu berbakti.
Kemudian tempat ibadah, rumah Konggucu. Ada gongmyo, penmyo, myo, litang, dan si. Nah ini mungkin tidak terlalu sering didengar ya.
Ini ada gongmyo besar di Taman Mini di Indonesia, di sebelah gereja dan masjid, serta pura dan vihara, tempat ibadah. Mungkin teman-teman juga bertanya apa bedanya kelenteng dengan vihara begitu ya. Nah ini ada sejarahnya nanti panjang ya kalau cerita. Sejarahnya kenapa bisa kenteng-kenteng menjadi vihara itu adalah akibat masa politik di zaman kode lama yang melarang adanya ibadah umat Kongkutsu sehingga vihara itu menjadi salah satu alternatif untuk penggantian kelenteng supaya tidak ditutup dan umat Konghucu masih boleh bersembayang.
Bagaimana konsep Tuhan? Ini juga mungkin sangat menarik bagi beberapa orang mengatakan bahwa Konghucu itu tidak punya Tuhan, mereka hanya etika. Ya terserah, agama Konghucu itu seperti piramida yang luar biasa besar dan bisa dilihat dari berbagai sisinya.
Jadi bagaimana kita melihat Konghucu sendiri itu dari berbagai sisi, dari sisi ketuhanan ada, filsafat juga, etika moral juga, pemerintahan juga, lengkap. Tapi orang melihatnya sepotong-sepotong. Ini adalah konsep Tuhan dalam agama kami bahwa didengar tidak terdengar, dilihat tidak ada nampak, didengar tidak terdengar, namun tiap wujud tidak ada yang tanpa dia. Jadi kami mengakui bahwa Kosmos ya, alam semesta ini adalah ciptaan yang maha kalik, yang maha kuasa. Sehingga menjadikan kita umat manusia berpuasa.
Di agama khusus juga ada puasa, tapi kita puasanya bukan sekedar tidak makan yang bernyawa atau hindari makanan-makanan khusus, tapi lebih pada pembinaan diri. Jadi membersihkan hati dan mengenakan pakaian lengkap, sujud bersembayang kepadanya pada saat sembayang-sembayang besar ya. Itu sungguh maha besar dia terasakan di atas dan di kanan kiri kita. Kemudian kenyataan dia atau Tuhan yang mahal itu tidak boleh diperkirakan. Lebih-lebih tidak dapat ditetapkan.
Ini jadi agak sulit untuk menjelaskan tentang Tuhan dalam agama kita karena itu sangat-sangat spiritual ya. Jadi ini yang disampaikan. Kemudian kami juga sudah membuat aneka video untuk memberi edukasi kepada anak-anak dan umat serta masyarakat umum di YouTube kita membuat aneka video tentang peribadahan jadi di agama Kongo itu peribadahnya banyak sekali dan semua syarat dengan makanan ya empat ibadah besar sepanjang tahun pasti tahu yang makanannya saya memilik itu pasti kue keranjang begitu ya kemudian ini jiming untuk keluarga ya untuk leluhur Misalnya sembahyang tuan yang itu apa? Bakcang, mesti ingat kan?
Sembahyang bakcang itu makanannya, ada ceritanya, semuanya ada ceritanya ya. Kemudian congciu, itu mooncake. Dan tongcu, ronde. Jadi sembahyang besar kita syarat dengan makanan.
Itu juga lebih memudahkan orang mengingat empat sembahyang besar dalam agama Gongguzu. Kemudian apa definisi agama? dalam agama Konghutsu. Ini definisinya. Firman Tuhan itulah dinamai watak sejati.
Jadi watak sejati itu aslinya. Manusia itu apa? Manusia dikatakan dalam Konghutsu adalah baik.
Jadi lahir itu baik. Dan kita diberi tugas tadi untuk mengendalikan nafsu, menyeimbangkan dengan watak sejati ini. Perlu hidup mengikuti watak sejati.
Jika kita bisa hidup mengikuti patok sejati, itulah dinamai menempuh jalan suci. Jalan suci ini hanya sebuah istilah untuk mengatakan bahwa kita hidup dalam kebenaran. Nah bimbingannya untuk menempuh jalan suci itulah dinamai agama.
Jadi agama itu apa dalam agama konghucu? Agama adalah bimbingan untuk menempuh jalan suci. Jalan suci itu apa?
Hidup mengikuti firman Tuhan. Hidup baik, jadi kita punya ren, i, li, ci, ren, kemanusiaan. Jadi kemanusiaan itu hanzinya, bahasa mandarinya itu artinya hubungan antara dua orang.
Itu akan ada sendiri ya, sesinya cukup panjang. Bagaimana kita menjadi manusia yang baik di dalam keluarga, masyarakat, dunia, itu juga ada. Ada tuntunannya. Di sini khususnya tentang keberagaman. Bagaimana manusia Konghucu harus bisa menghargai orang lain.
Tadi tiga ayat utama di awal sudah saya jelaskan. Tidak boleh merasa benar sendiri, tidak boleh merasa lebih baik daripada agama lain. Itu menjadi tuntunan dalam Konghucu. Kemudian ke delapan, apa tujuan dan prinsip hidup umat Konghucu?
Nih, jadilah engkau umat Ru, Ru ini tadi Ru Jiao ya, yang bersifat Shinzi. Jadi dalam agama Gohutsu dikenal Shin-tsu atau terjemahannya itu gentleman gitu ya. Apa manusia yang paripurna, manusia yang hidup sesuai dengan pikiran.
Sikap dan perbuatan menurut ajaran agama Komunsu. Bukan umat yang syauren. Syauren itu yang rendah budi. Artinya yang buruk ya.
Jadi jangan dikira kalau sudah beragama kemudian jadi baik. Ya kan? Jadi agama itu adalah bimbingan. Kalau dibimbing belum bisa meskipun dia mengaku agama Komunsu. Belum tentu dia juga baik.
Maka murid Nabi mengatakan bahwa mati hidup adalah firman. Kaya mulia ada pada. Dian yang HSA, seorang cincu selalu bersikap sungguh-sungguh, maka tiada kilat. Kepada orang lain bersikap hormat dan selalu susila.
Di empat penjuru lautan semuanya bersaudara. Ya tadi saya ulangi, jadi ini adalah satu prinsip kenapa kita bisa berdampingan hidup dengan baik tanpa peperangan, tanpa pertikaian yang berkepanjangan karena kita percaya bahwa hidup di dunia ini adalah sebuah sebuah misi kita semua masing-masing punya tugas ya dipesan oleh Nabi bahwa kalau berlainan jalan suci tidak usah berdebat itu ya ini adalah lima hubungan kemasyarakatan yang tadi saya sampaikan setiap orang itu lahir pasti jadi anak ya kemudian saudara teman nanti kau sudah punya pasangan hidup bisa jadi orang tua dan jangan lupa setiap orang pasti mempunyai status teman-teman yang sedang berhubungan ya Statusnya ini adalah mahasiswa. Nanti kalau sudah bekerja menjadi karyawan atau bisnismen atau apa. Nah, dalam hubungan ini masing-masing punya syaratnya. Oke, saya sekilas saja.
Nanti mungkin lebih banyak kepada tanya-jawab ya. Ini seperti keharmonisnya dalam rumah tangga ini laksana alat musik yang ditabuh harmonis. Jadi seperti sinfoni gitu ya, orkestra.
Terhukuman di antara... Kakak dan adik itu membangun damai dan bahagia. Maka demikianlah hendaknya engkau berbuah di dalam rumah tanggamu, bahagia kanlah istri dan anak-anakmu.
Jadi keluarga ini menjadi inti ya, menjadi inti dari sebuah konsep damai di dunia. Jadi konsep damai di dunia itu dari awal tadi saya katakan membina diri keluarga, negeri, dan damai di dunia. Jadi ini adalah urutan konsep agama kemujud untuk perdamaian dunia itu demikian. Memang dikatakan agak utopia, yaudah memang setiap agama pasti punya konsep itu ya.
Kita masing-masing punya tugas untuk memimpin diri kita sendiri, rumah tangga kita, rumah tangga organisasi kita, kota kita, negeri kita, hingga damai di dunia. Yang terakhir mungkin ini yang paling menarik juga, apakah umat kemujud mengenal surga? Surga bagi umat kemujud adalah hidup di dunia ini dengan memenuhi. tanggung jawab peran tadi ya yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Kita tidak mengenal surga atau neraka karena konsep dalam agama komutsu itu ibarat sekolah, kita punya kewajiban belajar di level-level tertentu dan harus belajar dengan sungguh-sungguh.
Jika kau sudah belajar, apa khawatir tidak lulus? Tidak kan? Jadi itu sama seperti teman-teman mahasiswa, kalau mau ujian, teman-teman menggunakan... Mengerjakan dengan baik, belajar dengan sungguh-sungguh, memahami materi dengan baik, pasti lulus. Nah itu konsepnya dalam agama penghujung.
Sehingga Nabi mengatakan, pagi mendengar jalan suci, sore hari mati pun ikhlas. Jadi pagi di sini bukan hanya disimbolkan pagi dalam bentuk hari ya, tapi juga awal. Jadi lebih awal mendengar jalan suci, kapanpun meninggal itu sudah ikhlas.
Ada seorang murid Nabi juga pernah bertanya tentang mengabdi pada roh. Nabi menjawabnya, sebelum mengabdi kepada manusia, betapa dapat mengabdi pada roh. Jadi tidak boleh. Ditanya lagi tentang hal orang mati.
Sebelum mengenal hidup, betapa mengenal hal setelah mati. Tidak boleh juga. Jadi tujuan dan tanggung jawab.
Umat Konghutsu adalah memenuhi tugas panggilan, tugas kehidupannya di dalam dunia. Jadi kalau tugasnya di dunia selesai, dimanapun akan ditempatkan, kita hanya mengenal yang namanya rumah sentosa. Jadi kita kembali kepada pencipta kita, kalik semesta alam, tanpa kita mengerti kita akan dibawa kemana. Dan itu kita yakin bahwa kita akan bersama kembali kepada pencipta. Hai seperti ini yang 10 hal yang yang tadi sudah saya jelaskan ini apakah cukup Ibu Ida karena saya akan cerita sedikit tentang yang tadi apakah disini dulu ada pertanyaan atau boleh saya lanjutkan boleh simu tapi kalau boleh di jepangnya ini kayaknya tinggal dijawab bikin sibuk kalau boleh ya ini ada yang bertanya nama saya lain yang pertanyaannya yang saya yang cedul ya teman-teman nanti yang Ngomong langsung, saya kasih kesempatan nanti.
Bedanya kitab Sisu dan kitab Ujing. Halo, Bu. Oh, ya.
Kita susu dan ujing, ya? Iya, susu-susu ya panggilannya dan ujing. Iya, Bu.
Thank you, Bu. Oke. Saya dulu ya, saya kembali share yang tadi.
Oh, sorry. Hai ya jadi dalam agama khusus ada dua kitab susu itu adalah situ 4i Elsan se-u-i 1234 jadi sebetulnya sederhana aja empat kitab ya ada ajaran besar tengah sempurna Sabda suci dan mengisi ini kita pilih dihimpun setelah Nabi Gongsu meninggal ini bedanya kita kita pilih masing-masing ada ceritanya jadi seperti agen besar dan tentang keimanan, tengah sempurna, tentang membina diri, sabda suci itu percakapan Nabi dengan murid-muridnya. Dan Mengzi ini adalah penerus dari ajaran Gungzi yang hidup 107 tahun setelah Nabi wafat.
Ini sesu. Kalau Wu Jing ini yang saya tadi sebutkan, Nabi Gungzi sendiri yang menulis kitab-kitab ini. Jadi beliau merangkum semua kitab-kitab kuno dari berbagai raja dan nabi zaman-zaman terdahulu. Hingga beliau memberikan rangkuman dan seperti pendapat serta tulisan-tulisan yang cukup panjang. Ada sanjak, hikayat, perubahan, kesusilaan, dan kitab musim semi dan gugurin tentang zaman peperangan ketika Nabi hidup.
Apakah bisa menjawab? Ya, saya rasa ini ya siapa tadi. Ryan ya, Ryan semoga sudah menjawab ya Ryan ya.
Mungkin sebelum masuk ke pertanyaan selanjutnya dari Hany ya, boleh Bu tadi yang bagian terakhir dilanjutkan dulu yang tadi ada gambar. Bagi informasi di pertemuan yang tahun 2021, nggak salah saya sudah mengirimkan kitab susu itu ke perpustakaan Yusi. Mungkin boleh dilihat.
Ucing ini saya masih belum bisa lengkap karena memang tidak bisa mendapatkan banyak karena di Jakarta masih terbatas begitu. Ya, siap. Oke?
Terima kasih. Terima kasih. Boleh saya lanjutkan ya. Saya sedikit cerita bagaimana agama Kongbutsu kembali mendapat pelayanan dari negara. Jadi kalau mungkin teman-teman mahasiswa boleh melihat, mungkin ketik nama saya saja sudah bisa keluar ceritanya ya.
Jadi saya adalah salah satu, apa ya? yang cukup berani menantang pemerintah begitu ya. Tapi dalam bentuk yang santun, yaitu gugatan yang secara hukum. Karena ketika kami menikah di Bunbio tahun 1995, pernikahan kami ini tidak bisa dicatatkan di catatan sipil. Alasan mereka bahwa negara hanya melayani lima agama dan saya diminta untuk memilih salah satu agama itu.
supaya mendapat surat. Nah hal seperti ini sungguh menyakitkan hati kami. Kenapa? Ada yang tanya?
Jadi ketika itu tidak bisa, suami saya, Bapak Budi, menanyakan ke catatan sipil berkali-kali dan tidak mendapat jawaban yang memuaskan, sehingga ini, 29 tahun ini ya sudahnya, jadi kami mengajukan gugatan. atas nama Kelenteng Bunbiu dan di tempat inilah kami semua mengusahakan kebenaran itu diterima sehingga ada gugatan pernikahan dengan kliping setebal 400 halaman. Ini ada klipingnya ya, 463 halaman, itu dibukukan oleh tim kami dan ini menjadi catatan sejarah sehingga pernikahan kami diliput secara internasional juga.
Kalau saya kelewatan mau masukkan di museumnya Sungkuk juga ada. Dan Gus Dur hadir pada persidangan kami. Bagaimana itu bisa terjadi?
Karena Bapak Sandra Setiawan, Ketua Umum waktu itu, beliau diperkenalkan dengan Gus Dur oleh Bapak Kui Kyang Gi. Mungkin kenal ya, kalau yang zamannya sudah agak usia ya, kalau adik-adik mungkin tidak kenal. Gus Dur hadir pada...
Persidangan di PT UN karena kita menggugat catatan sipil itu Urusannya di persidangan pengadilan tata usaha. Dua kali beliau hadir dan mengatakan bahwa Konggucu adalah agama. Saat itu beliau adalah ketua WCRP, World Conference on Religion and Peace.
Jadi beliau mengatakan ini diskriminasi, tidak boleh seperti itu. Akhirnya kehadiran beliau ini menjadi viral, kalau hari ini kita ngomong viral. Karena beliau tokoh yang sangat-sangat disegani.
Dan akhirnya... Meskipun beliau datang, kita gagal. Gagal dua kali.
Kami di PT UN gagal, kalah. Di PT TUN juga gagal. Sehingga kami tetap ingin melanjutkan ke Mahkamah Agung waktu itu. Karena kami tidak bermaksud melawan pemerintah, tapi kita ingin kebenaran. Kebenaran yang sesungguhnya.
Sehingga ketika kaitannya dengan Presiden Gus Dur, beliau... ketika tahun 1999 itu menjadi presiden, beliau segera mengeluarkan keputusan presiden nomor 6 tahun 2000 di awal tahun dan mencabut impres nomor 14 tahun 1967 yang merupakan titik awal dari jembatan menuju pemulihan hak-hak sipil umat Konghucu yang selama 32 tahun pemerintah Udebaru terbelenggu. Boleh dicek ya impres nomor 14 1967 itu tentang apa.
Intinya tidak diperkenankan untuk pelaksanaan ibadah di tempat umum. Tentang kombutsu semua ketionghoan tidak bisa. Karena dampak itulah umat kombutsu yang secara khusus dan orang Tionghoa pada umumnya mengalami pemasungan hak beragama dan kehilangan jati diri serta eksodus keagama lain.
Jadi sebagai informasi dulu saya di sekolah YPPI, Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Kombutsu itu. pengajar Indonesia, ada kelas Kongwucu. Justru satu level itu misalnya empat kelas gitu ya, yang Kongwucu itu tiga. Yang satu ini Kristen atau Katolik. Tapi ketika tidak boleh Kongwucu, langsung berbalik.
Yang Kongwucu tidak sampai satu kelas, yang lainnya kembali pindah ke Kristen ataupun Katolik. Seperti itu. Nah itu adalah hari-hari yang memang tidak menyenangkan ya bagi kita umat Kongwucu dan sangat menyakitkan sekali.
Kita kehilangan berapa generasi? Nyaris dua. Nyaris dua generasi itu habis ya, maksudnya tidak ada yang beragama kong wujud. Nah ini Presiden Gus Durlah yang mengembalikan, sehingga beliau juga dikenal sebagai Bapak Tionghoa Indonesia, ya. Beliau mengizinkan untuk diadakan Imlek yang pertama, tahun baru Imlek 2551 Gongzili di Jakarta dan di Surabaya.
Kemudian Presiden Megawati berikutnya itu menetapkan hari raya tahun baru Imlik sebagai hari libur nasional. Sebelumnya fakultatif. Jadi cukup panjang ya perjuangannya. Nah setelah itu banyak sekali orang yang mengaku mereka yang mengusahakan tahun baru Imlik. Dulu mereka semua tiarap ketika saya menggugat, saya dimaki-maki orang-orang ya.
Karena takut ada kerusuhan karena umat pembucu yang... Berani menentang pemerintah dan seterusnya Tapi setelah berhasil Mereka semua mengaku Bahwa itu adalah usahanya mereka Mohon maaf juga ada agama sebelah Yang dulu juga mengatakan demikian Juga dilakukan seperti itu Ya kami dimasalah Yang penting Tahu ya siapa yang sebetulnya Mengusahakan Ya puji syukur surat keputusan Makam Agung nomor 178 Tanggal 30 Maret tahun 2000 itu menjadikan kami statusnya suami istri sah. Nah itu adalah sebuah perjuangan yang cukup besar karena anak-anak kami sudah lahir dan mereka hanya menjadi anak saya karena status di luar nikah.
Dan saya keberatan dengan kalimat di luar nikah sehingga saya minta ditulis anak dari ibu Lani. Nah ini memang beda sekali ya kasusnya dan mungkin ada. Teman-teman belum pernah mendengarnya.
Kemudian apa perkembangan selama 20 tahun? Ini banyak sekali ya. Jadi kita sudah bisa mendapatkan hak sipil dari KTP, pernikahan, pengajaran, dan pembangunan gumiang serta mimba TVRI. Semua kita sudah bisa dapat hari ini.
Meskipun kami adalah anak yang paling kecil ya, dari enam agama kita paling ragil, paling kecil, paling belum. melakukan sesuatu tapi kami tidak diam kita berusaha sekuat kami untuk memberikan banyak kekosongan ini. Contohnya, ya saya juga menjadi penulis buku-buku ini di tahun 2010, pertama kali buku Tonggucu yang diajarkan di sekolah secara resmi, 2010. Dan ini Pak Budi juga diundang oleh CNN ketika haul Gus Dur bersama dengan keluarga Gus Dur.
Dan konsep pendidikan kami dimatakin sehingga perjuangan saya itu. Cukup mengkristalisasi keinginan saya untuk mengajarkan ajaran penghujung dengan benar kepada anak-anak dan masyarakat. Sehingga saya mempunyai satu konsep sinergi tiga lingkungan ini.
Antara rumah, ditang atau kenteng atau mial, dan sekolah. Dan lahirlah cinci, seorang umat penghujung yang baik. Karena tanpa ketiganya ini tidak bisa. Saya belajar dari kesalahan. Generasi mama papa saya yang tidak mengajarkan keungutsu di rumah secara baik.
Kemudian ketika lidangnya ditutup, sekolahnya tidak boleh dan anak-anak hilang. Kehilangan akarnya. Oleh karena itu sekarang saya kebetulan dipercaya menjadi ketua bidang pendidikan dasar dan menengah. Saya menekankan untuk jadin jauh pendidikan di rumah itu ditingkatkan. Kemudian di lidang, juga di sekolah-sekolah meskipun belum banyak.
Di Surabaya ada kurang lebih 150 siswa SD, SMP, dan SMA setelah perguruan tinggi. Nah ini juga ada satu konsep yang saya ambil dari yang tadi menjadi generasi emas Indonesia. Jadi harusnya kita dengan berbeda warna, berbeda keyakinan, berbeda latar belakang, kita bisa bersatu, sama konsep ini dipakai untuk semua agama supaya kita mempunyai generasi yang kokoh, yang kuat.
yang bisa menghadapi tantangan zaman. Seperti itu. Ini adalah karya-karya kami ketika pandemi. Jadi ketika tidak boleh ada kebahagiaan anak-anak atau sekolah minggu, langsung kami online ya. Anak-anak, remaja, ini kita lakukan.
Dan salah satu yang berhasil datang ini, ini Bapak Martin ya, keluarga Jarum, yang mereka juga memang satu keluarga, sangat respect terhadap Kongguji. Kami juga sudah punya buku-buku ini. Saya juga memimpin penulisan buku-buku ini. Silakan dilihat kalau berkenan melihat di kementiput.go.id. Kemudian buku-buku kami juga sudah dijual di Shopee.
Jadi kalau ingin belajar tentang pemutus lebih dalam mungkin bisa membeli buku-buku ini sudah cukup ya. Sangat-sangat detail dan banyak yang bisa dilihat. Oke itu saja sharing saya.
Mungkin boleh dilanjut dengan pertanyaan. Terima kasih. Terima kasih, Bu Lani. Sebelum saya masuk membaca pertanyaan, mungkin yang angkat tangan dulu ya.
Silakan yang dari tadi, Hani, dari kelas R. Silakan. Baik, apakah suara saya terdengar? Terdengar. Terdengar.
Silakan. Saya izin berbicara. Ya. Saya izin bertanya, apa yang membedakan ajaran Konghucu dengan agama lain terkait dengan pengembangan kebajikan? Apakah ada perbedaan dalam konsep kebajikan antara Konghucu dengan ajaran moral dalam agama lain seperti Buddha?
Ya, sudah cukup pertanyaannya. Cukup, Mami? Ya. Cukup pertanyaannya ya, jadi perbedaan?
Hai konsep kebajikan agama Konguju dengan agama lain misalnya kayak Buddha gitu ya Ania betul-betul Oke mari bulani itu pertanyaannya ya jadi bahwa yang mudah jaya saya menjunjung kebajikan itu apa artinya Bagaimana kita dikatakan sudah berkebajikan ya tadi mengutamakan kewajiban daripada hak itu intinya jadi masih itu kita tidak boleh meminta hak kita dulu sebelum kewajiban kita terpenuhi. Nah, kewajiban dan hak itu diatur dalam apa? Yang tadi saya katakan peran-perannya itu.
Jadi, dari enam peran, kita kan pasti punya peran-peran sendiri kan? Nah, dari situ banyak sekali kewajiban-kewajiban yang harus kita penuhi. Jadi, misalnya saya sebagai pembicara, kewajiban saya adalah membawakan presentasi yang sangat baik, begitu ya, kepada teman-teman supaya mengerti.
Nah, jadi ini sudah berbuat kebaikan ya. Jadi itu yang paling gampang. Para mahasiswa.
Diminta untuk mengikuti Zoom hari ini, dipersiapkan dengan baik. Maaf ya, datang tidak terlambat. Jadi di kelas kalau boleh tahu, di kelas-kelas offline kalian, apakah dosen menunggu siswa atau siswa menunggu dosen?
Jadi hal-hal yang kecil saja. Jadi kita tidak bicara terlalu panjang-panjang. Kalau kita sebagai siswa, mahasiswa, menghargai guru, caranya kita tidak terlambat. Dan hal-hal yang bukan. Terima kasih.
Oke, terima kasih. Sebelum masuk ke Michelle, saya baca dulu ya. Jadi kita bergantian. Nanti yang ngomong, yang di chat ya. Biar terjadi keadilan sosial ya.
Ini Bu Eileen, eh Bu Tani ada yang bertanya namanya Eileen kelas E. Dia mau bertanya apakah ada hubungan antara ajaran Kongwucu dan tradisi memberi angpao saat imlek? Itu Bu Tani. Ya. Ada satu ayat yang mengatakan bahwa kita berlebihan bagilah kepada para tetangga.
Itu ada satu ayatnya ya. Jadi artinya angpao itu adalah hongpao ya. Dari kata hong, hong itu merah, pao itu bungkusan. Jadi artinya bungkusan berwarna merah.
Para orang tua yang sudah menikah, juga mungkin meskipun belum punya anak, juga berkewajiban memberi. Artinya yang sudah punya penghasilan. Tujuannya adalah tadi, berbagi rezeki kan.
Jadi berbagi kemampuan, biasanya kalau di keluarga-keluarga yang lebih mampu membaginya juga lebih banyak kan kepada yang kurang mampu seperti itu. Dan tidak hanya pada keluarga Hongkou itu diberikan, juga kepada masyarakat sekitar. Karena ketika mau hari raya Imlek, itu ada namanya hari raya persaudaraan.
Mungkin tidak umum ya, teman-teman belum pernah melihatnya juga. Jadi di kelenteng-kelenteng itu selalu ada yang namanya hari persaudaraan. Kita tahu bahwa tidak semua orang bisa merayakan Imlek dengan baik.
Sehingga mereka mengumpulkan beras, kemudian sembah kola ya. Dan disertai angpau itu sudah diberikan pada tanggal 24 bulan 12. Jadi kurang lebih 6 hari sebelum Imlek dirayakan. Jadi tradisi angpau, istilahnya hungpau itu juga berkembang ya.
Sekarang hungpaunya bagus-bagus ya. Ada Miki, ada... macam-macam begitu ya.
Dulu kan nggak ada. Dulu itu hanya dibungkus pakai kertas minyak begitu. Saya masih ingat waktu kecil itu saudara-saudara kami juga membungkusnya seperti merah itu dalam agama Kongbutsu atau dalam tradisi Tiongkok itu artinya bahagia. Jadi apa-apa yang merah itu artinya bahagia. Jadi kenapa Timlek itu meriahnya dengan warna merah ya.
Sudah menjawab? Sudah harusnya ya, Elin ya. Saya lanjutkan ke yang langsung yang ini ya, yang angkat tangan di sini ya.
Michelle dari Religion A, silakan. Bisa langsung menyampaikan. Sebelumnya, selamat malam Bu Lani dan Bu Wida.
Saya izin bertanya dua pertanyaan. Jadi yang pertama, tadi kan Ibu berbicara bahwa surga orang kaum pucu adalah menjalankan tugasnya di dunia dengan baik. Lalu jika kita jalankan dengan baik, akan pergi ke rumah Sentosa.
Pertanyaan saya, jika seseorang tidak menjalankan kewajiban di dunia dengan baik atau sering berbuat kejahatan, dimanakah mereka akan ditempatkan setelah kematian? Dan yang kedua, pertanyaan saya adalah, sebagai orang Kongkucu, bagaimana cara untuk meminta pengampunan atas kesalahan kita sebagai manusia? Terima kasih.
Terima kasih. Boleh saya langsung jawab ya, Ibu? Ya, silakan Ibu Radit.
Kami mungkin boleh pakai kata hak prerogatif gitu ya. Jadi di Konghucu itu kami sangat menghargai Tuhan itu mempunyai hak prerogatif atas kami, apa ciptaannya. Sehingga ketika orang tidak berbuat baik dan ditempatkan di mana itu bukan urusan kita manusia.
Jadi kenapa orang-orang di Konghucu ketika meninggal pun mereka beli siupannya sendiri ya, beli peti matinya sendiri, beli tangannya sendiri karena mereka siap pulang. pulang ke rumah sentosanya. Jadi tugasnya sudah selesai dan mereka tidak peduli nanti mau ditempatkan di mana. Nah bagi yang berbuat tidak baik, pastilah karena nalurinya itu bisa terasa ya naluri kemanusiaan kita itu baik atau tidak kan bisa merasa sendiri.
Kalau tidak baik masih diberi kesempatan untuk berbuat baik. pembina diri jadi memperbaiki kesalahan banyak orang tua yang sudah usia 50-60 mulai menyesali Oh kenapa ya dulu saya begini begini begini ya di akhir hidupnya itu masih bisa mengejar ya bagaimana berbuat kebaikan yang versi beliau ya tentang tempat sekali lagi tidak kita tidak tahu ya jadi sorry di Kongsu sangat tidak boleh menghakimi orang lain ataupun siapapun untuk ditempatkan dimana karena tadi saya katakan hak prerogatif Prerogatif artinya apa? Hak yang tidak bisa diganggu-gugat. Dan kami sangat menghormati Dien atau Tuhan di sisi itunya. Terus yang pertanyaannya kedua, lagi tentang, tolong diulangi sedikit pertanyaan kedua.
Pertanyaan keduanya, sebagai orang Konghucu bagaimana cara kita untuk meminta pengampunan atas kesalahan kita sebagai Dien? Ya, tadi sudah saya jawab. di awal tadi ya, jadi misalnya kita melakukan kesalahan, ada satu ayatnya Nabi mengatakan, kesalahan yang tidak diperbaiki itulah betul-betul kesalahan. Jadi kita ada mengenal dua, kekeliruan dan kesalahan. Kekeliruhan itu adalah sesuatu yang kita mungkin tidak tahu, kita tidak ngerti, kita melakukan.
Makanya kenapa kita harus belajar. Kesalahan itu artinya kita sudah tahu tapi tetap kita lakukan. Nah itu tidak boleh. Jadi agak sedikit, karena bahasa Mandarin itu agak dalam ya. Jual itu dengan kekeliruan, dengan kesalahan itu juga berbeda.
Ya kalau kita dalam bahasa Indonesia kan sama ya, semua kesalahan. Jadi kalau misalnya sudah keliru, misalnya maaf ya, keliru apa yang paling gampang untuk mahasiswa, misalnya kurang giat belajar, wah semester ini kita fail gitu misalnya. Ya udah, nangis semalam pun tidak akan merubah angkanya menjadi baik kan?
Ya just something, lakukan, langsung lakukan. Gimana mengubah strategi belajar, lebih banyak membaca, mengurangi medsos, mengurangi ngopi, jalan-jalan. Itu sudah langsung dikerjakan. Nah itulah cara-cara umat kewujud memperbaiki dan meningkatkan kualitas dirinya.
Terima kasih. Oke, terima kasih. Terima kasih Bu.
Oke, thank you Michelle ya. Bu, saya lanjut dulu ke pertanyaan yang di chat sebelum masuk nanti ke Aristo ya. Pertanyaan dari Edwin menanyakan.
Hai eh bagaimana pandangan kogucu terhadap kitab suci dan nabi-nabi pada agama lain mungkin Islam Kristen atau agama lainnya Terima kasih mulai aku saya jawab ya jadi tadi pandangan kita kepada semua umat itu kita menghormati menghormati jadi apapun yang agama lain itu katakan yang mungkin teman-teman juga tahu ya tidak adalah jarang sekali apalagi rohaniwan penghucu bicara dimimbar menjelekan agama lain itu nyaris tidak ada ya karena apa? kalau memang beliau berani melakukan itu berarti beliau bukan rohaniwan penghucu yang sejati karena disini kita sudah diingatkan tadi dengan tiga ayat emas bahwa apa yang diri sendiri tidak inginkan jangan diberikan pada orang lain, kalau kita tidak mau dihina, jangan menghina orang lain, kalau kita tidak mau dicemok ya jangan mencemok orang lain begitu saja Jadi terhadap banyak hal yang mungkin cerita maaf sekali lagi di agama khusus juga ada. Anak-anak kecil juga mempertanyakan misalnya kelahirannya nabi itu kan penuh dengan spiritual yang tidak bisa dibaca dengan kacamata manusia tapi mata batin kita.
Tentang peristiwa yang tidak masuk akal misalnya datanglah malaikat seperti itu kan. Anak-anak kecil malaikat mana bisa datang gitu kan. Jadi kita tidak bisa jelasin terlalu. Dalam kepada mereka.
Apalagi ke agama lain. Wah itu tidak boleh. Makanya kenapa anak-anak kami dididik untuk menghormati orang lain itu sangat-sangat tinggi. Oke.
Saya kaitkan sedikit Bu Rani. Tadi ada sempat di salah satu slide. Yang mengatakan bahwa agama itu artinya bimbingan menempuh jalan suci. Ya Bu Rani ya.
Apakah itu kaitannya bahwa seluruh agama? Atau hanya berkaitan dengan Goh Mujul? Karena tadi saya lihat kan kayaknya menghargai semua agama lain.
Apakah itu ada kaitan bahwa pemahaman kata agama di sini berarti semua agama? Atau gimana, Bulani? Ini khusus untuk Kongguju, jadi memang untuk Kongguju bagi kami agama adalah bimbingan.
Jadi memang bagi orang lain pun juga dianggap sebagai bimbingan juga silakan, tapi bagi umat Kongguju kita percaya bahwa agama itu kan ada, kalau dalam bahasa sangsekerta A itu tidak, gama itu kacau, jadi agama itu kan tidak kacau, tapi kita tidak sedangkal itu menjelaskannya, tapi kita lebih pada betul-betul ini adalah bimbingan. Kenapa? Kita harus belajar. Jadi Nabi Gungce itu menekankan kita itu harus belajar. Bukan manusia yang datang langsung pintar gitu.
Tapi kita harus belajar. Belajar, ada ayatnya belajar dan diulang tidak akan itu menyenangkan. Jadi harus belajar.
Terima kasih. Saya lanjut lagi silakan Aristo. Kelas R, mau bertanya langsung silahkan.
Selamat malam Ibu, apa suara saya terdengar? Ya, terdengar. Saya ingin bertanya, soalnya saya sendiri Buddha, tapi sering melakukan tradisi-tradisi yang sebelumnya Ibu sebutkan, Pak Chang sama Ronde.
Itu tradisinya itu terikat ke suku Tionghoa atau? atau Konghucu sekiranya itu saja. Ya, karena memang agama Konghucu itu lahirnya di Tiongkok ya.
Jadi tadi yang saya katakan bahwa orang Tionghoa yang sudah beragama lain pun itu darah dagingnya pasti sudah kental dengan rujia, susia. Jadi pemikiran Konghucu. kegiatan kemurcu.
Jadi ada banyak orang-orang yang mengatakan, saya sudah agama ini tapi saya mau jiming. Boleh, kita juga tidak melarang-melarang, kita tidak fanatik, oh ini punya saya. Silakan selama itu dalam kebajikan, dalam kebaikan, silakan dilakukan. Jadi seperti Christo tadi, yang bertanya, kalau misalnya, Tetap melakukan ibadah-ibadah tersebut, itu juga tidak disalahkan ya, selama teman-teman juga mengimani kegiatan itu secara keimanan.
Beda lagi dengan tadi cuma makan bakcangnya saja, hanya makanannya saja, itu kan beda lagi. Kalau di agama Buddha setahu saya tidak ada. Jadi agak sulit ya saya jelaskan, saya takut tersinggung ya Bu Ida, soalnya memang antara Buddha dan Konggucu tadi sudah saya jelaskan.
juga bahwa banyak umat-umat Kongbucu yang awalnya itu memang Kongbucu karena keselamatan politik ya saya katakan mereka yang paling dekat itu adalah memilih Buddha, meskipun sebetulnya Buddha itu kan banyak sekali yang Terafada Mahayana, itu kan banyak sekali versinya, ya kan? Jadi ada satu teman yang mengatakan oh saya Buddha Kongbucu, dia bilang begitu ya, kita pun juga tidak bisa mengatakan ya, itu sama silakan saja, jadi Kita orang kemurcu juga tidak terlalu fanatik atau mau enaknya sendiri. Oh tidak bisa ini harus begini, tidak. Tolong hargai kami. Jadi misalnya Imlek atau apapun hari rayanya, oh itu hanya tradisi.
Tolong jangan bicara seperti itu karena itu bagi kami adalah agama. Itu adalah ritual agama, itu saja. Jadi mohon maaf sekali misalnya tadi yang sudah Buddha, tadi diteliti sendirilah. Di dalam Buddha apakah ada ritual-ritual itu? Dan saya yang agak sedih itu adalah, mohon maaf ya, itu adalah pembodohan ya, mohon maaf sekali.
Jadi dicocok logikan gitu, tidak ada di agama itu, kemudian dicarikan namanya. Saya agak sedih sekali mendengar Nisa Imlik, itu sedih sekali. Jujur saya katakan, sebetulnya tidak perlu seperti itu. Kalau memang tidak ada dalam agamanya, tidak perlu dipaksakan.
Sehingga menjadikan kritisme dan pembodohan bagi generasi yang lebih muda. Dan menurut saya itu tidak benar. Sudah cukup? Terima kasih, luar biasa. Mulani saya baca lagi ya Mulani ya.
Ini kayaknya dari Pak Oto. Bagaimanakah dengan perjuangan almarhum ya, Bingki Irawan dalam memperjuangkan agama komujo Mulani? Beliau adalah ketua majelis agama komujo Bunbio ketika kami menggugat. Jadi beliau adalah pimpinan kami dan bersama beliau jadi kita ada tujuh zaguannya ya.
Jadi tujuh orang yang betul-betul berani, concern untuk bisa mengugat. Waktu itu kami tidak punya dana terus terang aja dan kita harus meng-hire Pak Tri Mulya yang cukup mahal waktu itu dan saya pun juga sudah siap dengan tabungan saya sendiri tapi dari lembaga mengatakan tidak lembaga akan mengusahakan. Jadi lembaga juga berjuang untuk mencari dana tersebut. dan tentu menguras energi sampai hampir tiga tahun kita tidak bekerja karena terlalu seringnya panggilan-panggilan ke sidang kemudian juga apa membuat maaf ya jawaban replik-replik itu kan harus konsentrasi jawabnya kan ya Pak bingki ada di sana ya Oke terima kasih saya lanjutkan oleh pertanyaannya di chatroom ini pertanyaannya adalah Apakah, apa perbedaannya kayaknya bingung dengan Kong Ucu dengan... Taus, Tauisme bulani.
Tauisme ya. Maka itu bagian dari Konghucu, Tauisme itu, itu bulani. Ya, Tauisme memang beda. Bukan, Tauisme adalah sebuah agama yang berbeda. Kebetulan, Nabi Gongzi pernah bertemu dengan Lao Tzu.
Lao Tzu itu adalah kepala perpustakaan di zamannya Nabi, dan Nabi sempat bercakap-cakap dengan beliau. Jadi Taoisme itu aliran agama yang berbeda lagi. Jadi kalau teman-teman tahu TITD, TITD adalah Tridharma. Di Kenteng itu awalnya kan, maaf ya, tidak ada Buddha. Awalnya hanya Tao dan Kongutsu.
Kemudian karena masalah politik di tahun 1967 itu Buddha dimasukkan supaya kita masih bisa beribadah. Makanya itu dinamakan Tridharma. Selalu ada Altanya dulu, Nabi Gongzi, kemudian ada Buddha, Nabi Gongzi, dan Laozi. Tiga agama. Terima kasih, Bu Rani.
Ini ada lagi, Bu Rani kayaknya juga menarik katanya. Dia penasaran dengan, sebentar saya ini kan Bu Rani ya. Bagaimana pernikahan dalam agama komujo?
Apakah ada ritual tertentu? Mungkin sebelum nikah, apakah ada undangan? Tingjin gitu loh Terima kasih Untuk Upacara atau tradisinya itu Tergantung suku Karena kan kita orang Tionghoa pun Sukunya banyak sekali Ya kan tentang Tingjin dan seterusnya itu memang Termasuk ritual Keluarga ya Di agama Kongutsu kita ada Liyuen, Liyuen itu seperti dalam Kristen itu Pemberkatan nikah Begitu ya Namanya liyuen, pernikahan. Itu ya, berarti memang ada ini sendiri ya.
Ada ritualnya juga gitu ya bulannya. Ya betul. Ini ada lagi, ini saya Dini. Dia mau bertanya, bagaimana peran dewa-dewi atau roh leluhur dalam keagamaan Konghucu? Apakah mereka dipuja atau dihormati dengan cara khusus?
Tapi Kungsu berpesan Bahwa kita harus menghormati Tiga Orang-orang yang besar, besar bukan besar badannya Orang-orang yang berjasa Dan orang-orang yang mempunyai Sebuah karya Jadi para Dewa Dewi Tapi kalau kita menyebutnya itu Shen Ming Shen Ming itu roh yang gemilang Jadi kenapa beliau bisa melakukan tugas besarnya seperti Kwan Kong, Kwan Yin, itu karena beliau mempunyai sebuah kebajikan yang luar biasa. Sehingga mereka mampu memenuhi tugas itu. Tetap dalam bentuk orang ya, jadi bukan roh yang tidak kelihatan. Tapi mereka dipuja itu bukan untuk diminta-mintai, tapi kita lebih banyak meneladani. Jadi seperti sening Kwan Kong, itu adalah kesetiaannya.
Bagaimana dalam cerita Samkok, dia sangat setia pada negara. Nah itu kesetiaan itu yang kita teladani begitu ya. Jadi kalau sembahyang kepada para Dewa Dewi tersebut, bukan meminta-minta, tapi kita itu mengucapkan terima kasih.
Ada memang beberapa Dewa Dewi yang dipercaya melindungi kita. Maka itu kan kita juga mengucapkan terima kasih saja sebagai perlindungan mereka. Dan tadi itu bukan diajak apa istilahnya itu untuk... Bercakap-cakap dalam hal yang apa itu tidak lain.
Karena ada beberapa agama yang begitu ya. Berarti bukan kayak misalnya kita dari agama lain yang berdoa sama Tuhan bukan ya? Tuhan kan kalau dikonten itu sembahyang itu mesti di depan sendiri, itu kepada Tuhan.
Jadi Tien atau yang itu langit itu adalah sebuah lambang Tien Tuhan yang maha besar, maha kuasa. Di dalamnya ada banyak seni. Apakah sudah menjawab?
Teman-teman yang tulis di chat kalau ngerasa kurang boleh langsung berkomentar ya. Karena ini kan saya baca chatnya ya, kalau andaikan ngerasa kurang pengen diperdalam silahkan infokan biar saya tahu ya. Tapi kalau kamu tidak berinfo, diem saja berarti sudah cukup oke gitu ya.
Kita sepakati begitu ya. Ini ada lagi pertanyaan, Bulani kayaknya dia beberapa pertanyaan tapi saya pilih satu. Apakah Feng Shui? dan baguwa itu ya, berasal atau berbasis dari agama Komucu. Ya benar sekali.
Tadi di kitab yang 5 ada I Ching, kitab perubahan. Nah itu dasarnya feng shui. Dasarnya feng shui kemudian ilmu yang merama lain-lainnya itu juga ada.
Jadi sebelum bilangan binar itu ditemukan itu feng shui sudah bicara tentang 0101 begitu. Jadi itu sebuah rahasia alam yang luar biasa ya. Metafisika dan para apa?
pendahulu itu sudah mampu mengerti itu hari ini banyak sekali mempelajari tentang apa tadi Pak Pak wa itu delapan itu tentang alam tentang kita perubahan ceritanya juga panjang itu ya ini siapa tadi yang tanya-tanya cukup banyak ini ya yang banyak maka tersebut pilih sebabnya bertanya cepat betul Hafiz Dharma Iya mungkin boleh saya bantu menjawab tentang tidur Tzukwe. Boleh. Boleh.
Ini kelihatannya beliau sudah mendalami Kongguzu cukup baik ini. Jadi Tzukwe itu adalah penjabaran. Jadi seperti dalam Islam itu kayak hadisnya begitu ya. Dari satu ayat yang kalau dalam kitab kitab suci agama Kongguzu ini ini ada sabda suci jilid satu pasal yang ke-6.
Jadi ini Hanya satu ayat ini diterjemahkan menjadi Tizukwe, yang ditanyakan oleh ini. Tizukwe itu pedoman anak baik. Jadi saya bacakan sedikit ya. Sahabat suci jilid satu, papar enam. Seorang muda di rumah hendaklah berlaku bakti.
Di luar hendaklah bersikap rendah hati. Hati-hati sehingga dapat dipercaya. Menaruh cinta kepada masyarakat. berhubungan erat dengan orang yang berpercinta kasih.
Bila telah melakukan hal ini dan masih mempunyai kelebihan tenaga, gunakanlah untuk mempelajari kitab-kitab. Jadi ini Shi Menwang itu menerjemahkan satu ayat ini menjadi Tidzikwe. Seperti itu. Luar biasa memang kalau dikatakan itu ajaran penghujud, ya memang. Memang itu ajaran penghujud tentang Lurut Siap sampai hari ini.
Sampai hari ini di Cungkow itu berkembang sekali. Tadi yang saya share, ada kesempatan ke Jifu, itu seperti maaf ya umat Islam mungkin mau ke tanah suci Arab, umat Kristen, Katolik pergi ke Jifu. Nah jadi sama, kita orang mengujud juga ke Jifu, ke tempat lahirnya Nabi.
Nah Pak Tilas, ya dulu Nabi kecilnya di mana, kemudian sampai dimakamkan di mana, kemudian kita punya kesempatan pemerintah Cungkok membangun museum yang besar sekali. Dan itu... Kitab-kitab itu dirapikan di situ, itu tempatnya belajaran.
Lu Jiao, Si Xiang, pemikiran Kong Gucu itu diambil kembali oleh presidensi untuk membangun kekuatan akar masyarakat Tiongkok. Kenapa? Karena masyarakat Tiongkok setelah komunis mereka tidak punya pegangan. Sehingga dicari, ya itu mereka kembali ke ajaran Kong Gucu ini dari anak-anak kecil itu belajar San Su Ching, Ti Zu Kue, Su Su Wu Ching dari TK sampai...
perguruan tinggi, semua harus belajar meskipun kita yang gak tahu apa yang maksudnya gak ada di siaran TV tapi ternyata teman saya mengatakan demikian semua harus belajar, sehingga sekarang generasinya sudah membaik dulu kan kurang punya etika dan seterusnya, sekarang lebih bagus mereka etika pendidikan etikanya membaik dan terpancar pada sikap nya di dunia luar ya, jadi kelihatan sekarang Terima kasih pertanyaannya yang bagus, panjang sekali nih. Mungkin bisa ke yang angkat tangan lagi ya. Ada Pak Otoh di sini, Bulani. Silahkan Pak. Betul ya Pak Otoh ya?
Semoga betul. Silahkan Pak Otoh. Bidek dong, Jen, Bulani.
Jen, Yita, Pak Otoh. Saya ingin menanyakan dua hal sebenarnya. Saya membaca satu buku yang berjudul Hatsu KRT Bingki Irawan dalam kenangan para saudara dan sahabat. Di sini disebutkan bahwa ternyata Bingki Irawan itu sangat berperan besar terhadap pembentukan atau penentuan perpres terkait dengan agama pengucu. Ini yang pertama.
Kemudian yang kedua, bagaimana hubungan antara mata kin dengan para kin? Terima kasih, Bu Sancai. Ya, kalau boleh tahu Pak Oto dari mana?
Saya dari seorang penghayat kepercayaan, Bu. Penghayat kepercayaan. Ya, Pak untuk tentang perannya, memang beliau berperan tadi sudah saya jelaskan ya. Beliau juga bersama dengan Siesi Budi Esti, itu yang bertemu dengan Gusu dan mengadakan acara Indek dua kali, Pak.
Itu sudah di apa? Ditulis dalam sejarah juga. Kemudian tentang hubungan kita dengan para kin, sekali lagi, setiap kalau empok yang ingin mengembangkan kebajikan, silakan. Kalau untuk mata kin adalah lembaga yang dari awal, sejak tahun 1900 itu sudah berusaha.
Meskipun namanya waktu itu bukan mata kin ya, awalnya kan Bung Chia Hui, seperti itu ya. Kemudian berganti-ganti nama sehingga terakhir mata kin. Nah, tentang para kin.
hubungan kita juga tetap baik, tidak masalah karena para kin punya ranah sendiri yang untuk mereka kembangkan seperti itu. Terima kasih, Bulani. Terima kasih.
Thank you, Pak Otto. Robo-Otto ya. Sebelum kita masuk yang dari Stephen yang akan bertanya, saya baca lagi Bulani ya.
Kita masih ada waktu 15 menit. Oke. Ini dari Wiwit dari kelas B, bertanya-nya dalam mengenai rasa penasaran saya terhadap dewa Kwan Kong, mengapa beberapa kelenteng memuja Kwan Yu secara khusus, bahkan lebih daripada dewa lainnya.
Apa yang membuatnya begitu spesial, yang saya tahu di kelenteng Kwan Sing Bio di Tuban, pada waktu itu didirikan patung Kwan Kong yang sangat tinggi. Ya, memang setiap penderita... pendiri kelenteng itu pasti mempunyai sejarah atau alasan memilih salah satu senming itu untuk menjadi tuan rumahnya jadi kawan sing bio itu kan jelas kwankung yang menjadi tuan rumahnya ya Jadi mereka tadi tuh apa teladanya adalah kesetiaan jadi sebagai manusia itu kita dihargai ketika kita punya Ren Ren itu kemanusiaan jadi kemanusiaan kita baik kita punya cong kesetiaan, jadi maksudnya itu dan yang lainnya lagi.
Nah itu tergantung dari pendiri kelenteng tersebut Ibu. Jadi bukan karena ini lebih baik atau tidak, bukan. Setiap kelenteng pasti punya sejarahnya. Kalau seperti di Surabaya, yang kelenteng jagalan itu kan yang paling diutamakan itu Dien Siang Teh, beda kan?
Ya beda lagi gitu. Jadi tempat lain, lain lagi. Nah kalau di Bumbio itu adalah memang Gong Tzu, Nabi Gong Tzu. Nabi Gong Tzu saja.
Tidak ada... Hai sening lainnya tiap keletek punya ini sendiri ya Bu Radia Oh ya Oke ada yang berhentai lokal kementerian lokal juga ada jadi saya barusan dari Banyuwangi berapa bulan yang lalu mereka cerita ada sebuah apa kelenten yang saya juga baru pertama kali dengar itu jadi ada kearifan lokal begitu Ibu Ida jadi ada kearifan lokal yang mereka tadi yang saya katakan Kenapa beliau dihormati ya tadi itu karena keteladananya karena jasanya, karena karya-karya dalam hidupnya. Jadi itu yang kita hargai. Jadi bukan kita menghormati fisiknya yang sudah tidak ada lagi, itu bukan, kita mengenang betapa luar biasanya beliau dulu memperjuangkan orang Banyuwangi itu sampai tanggulnya jebol atau bagaimana gitu. Jadi itu luar biasa.
Ya, baik. Silahkan. Silahkan.
Saya beri kesempatan ke Steven. dari religion U, mungkin bisa langsung menyampaikan kan dari tadi, ngangkat tangan terus ya. Silahkan Steven. Ya, halo Bu. Ya, silahkan.
Halo, apakah suara saya terdengar? Terdengar, terus putus, Steve. Steven, kedengeran tadi terus tiba-tiba putus. Atau ini kamu kayaknya udah nanya tadi ya di sini ya. Steven?
Stephen udah bisa ngomong belum? Tapi kayaknya tidak ada. Apakah soal... Dengar. Dengaran Stephen.
Apakah kamu ingin bertanya yang di chat itu? Stephen? Ini kayaknya orang...
Stephen silahkan. Rasanya dia kalau di dalam chat ini namanya hampir... Kayaknya yang di chat juga Bukulani.
Pertanyaannya adalah... Bagaimana caranya zaman dulu Kongucu dikenal oleh orang lain? Zaman dulu yang mana ya? Era mana maksudnya? Nah itu dia, Steve.
Kalau era sebelum kemerdekaan, kan umat-umat apa? Silahkan Steven. Untuk yang pertanyaan pertama, saya menanyakan di era masa prasejarah.
Di mana? Di Indonesia maksudnya? Di Indonesia. Ya, itu bersama dengan datangnya pengungsi ya, pengungsi dari China.
Akibat perang itu kan... datangnya bergelombang-gelombang mungkin boleh dibaca di sejarah itu mereka datang ke sini kan hanya laki-laki saja yang mereka tidak membawa istri kan awalnya jadi ada yang berapa asimilasi dengan warga setempat tapi mereka kebudayaannya tetap dilakukan mungkin kalau mau ke Jawa Barat itu ada Cina benteng itu mereka masih kental dari mana mereka mengenal ya karena tadi membawa karena orang-orang di Tiongkok sana meskipun tidak diajarkan secara Kitab-kitab karena ada Pergeseran ke komunis, mereka di Keluarganya, yang tadi saya katakan Jading, jawi, pendidikan di keluarga itu Masih diberikan, sehingga mereka Bisa membawa itu ke sini Tadi karena tidak ada kitab-kitabnya Maaf, yang diingat itu ya Sembayang utama saja, tidak membaca Kitab, sama papa mama saya juga tidak Membaca kitab, tapi mereka sangat Fasi, sangat fasi Mengantunkan Ayat-ayat yang di dalam kitab itu Dalam bentuk jawi Sung itu peribahasa. Jadi kekuatan orang Tionghoa itu adalah di peribahasanya. Meskipun mereka tidak baca kitab, tapi mereka kemana-mana itu hafalan peribahasanya itu merasuk dalam dirinya. Itu menjadi semangat.
Semua peribahasa itu dasarnya juga ajaran-ajaran Kongwujud. Jadi maksudnya itu diejawantakan. Nah begitu ya, diejawantakan misalnya tentang...
kejujuran, kedisiplinan, kesetiaan itu banyak sekali. Apakah itu kemenjawab, Steven? Iya, untuk pertanyaan yang kedua, oh ya sebelumnya perkenalkan nama saya Steven Jonathan Onggorsito dari kelas religion U. Saya juga mau bertanya untuk pertanyaan kedua, saya juga pernah ke Semarang, tepatnya di daerah Jagalan itu, Bu.
Nah itu saya pernah pergi ke kelenteng. Kelentengnya itu isinya itu ada beberapa para dewa-dewa dan seperti dan ada apa seperti stick yang untuk sembah yang biasanya. Saya mohon maaf saya lupa itu namanya apa. Tapi saya ingin tahu untuk apakah dengan sebanyaknya Riwayat sembah yang diterima oleh para dewa itu mempresensasikan bahwa dewa tersebut yang paling dihormati atau yang paling disegani oleh para warga Kongkucu.
Dan juga apakah tiap-tiap dewa atau dewi yang ada di kelenteng tersebut mereferensikan Seperti kelebihan yang berbeda-beda. Terima kasih. Mohon maaf keterbatasan saya terhadap pengetahuan semua dewa.
Jadi mohon maaf, memang saya lebih ke Kongwujunya. Jadi intinya tadi yang saya katakan di Kongwujudu itu kita menghormati orang-orang besar yang berjasa, yang berkarya. Jadi sekali lagi kita... bersembahyang itu kadang-kadang ada yang merasa cocok gitu ya, nah jadi ngeling gitu apa kalau bahasa anak muda itu ada chemistry-nya gitu ya, seperti orang pacar itu ada chemistry-nya gitu, jadi maksudnya ketika dia sembahyang, maaf ya kebanyakan kan meminta-minta oh anak saya mau ujian saya mau ini, mau itu gitu kan nah ketika terjadi, wah dikabulkan nah itu kan ini masih pemikiran manusia jadi oh dianggap ya Allah Ini lebih manjur daripada Dewa ini.
Tapi kalau di dalam kemujud sendiri sebetulnya tidak boleh seperti itu. Cuma ini namanya, kita mengatakan itu tidak baik. Kenapa kita memberi pendidikan? Kenapa? Tidak boleh meminta-minta, tapi harus berusaha.
Di dalam kemujud itu ada, kalau orang lain bekerja atau belajar satu kali, kita harus mau belajar seratus kali. Kalau orang lain sepuluh kali, kita harus seribu kali. Itu semangat, semangat yang harus diinginkan.
Kalau memang dikatakan... Siapa yang paling favorit? Ya mohon maaf, laki-laki itu tergantung dari pribadinya masing-masing. Seperti itu ya.
Sudah? Oke, Steven. Aman?
Kayaknya mereka lagi kemjur kalau tahu saya di kelas U ya. Tapi oke, tetap mengikuti. Oke, Ana.
Thank you ya. Terima kasih Bu atas jawabannya, Bu. Terima kasih, Steven.
Oke, ada pertanyaan menarik juga nih, Bu. Karena kayaknya saya juga tidak ada yang nanyakan ke saya. Apakah dalam Konghucu diajarkan tentang reinkarnasi?
Tidak. Oh, tidak. Kita tidak.
Jadi setelah lagi karena hak prerogatif itu kita hormati sekali, maka itu kita tidak perlu tahu kita dari mana, kita kemudian ke mana. Justru saya kenapa memilih Konghucu, karena menurut saya paling rasional. Ya, mohon maaf.
Jadi maksudnya dari kecil, dari informasi saja, sejak SMP kami tidak boleh agama Konghucu, saya memilih agama lain. Dan saya masuk ke sebuah agama, sekolah agama yang besar dan keren di Surabaya yang barusan terjadi masalah itu. Nah, di sana saya tidak mendapat tempat yang baik sebagai minoritas, tapi menjadi bahan-bahan bullying lah.
Sekarang kan ngomongnya bullying ya, dulu kan saya ngalah aja. Jadi saya tidak pernah menjawab apapun meskipun guru-guru kami itu sangat menekan saya. Ya, saya dimajak. Saya melihat justru... Ketidak elokan seorang guru agama membuli saya yang berbeda.
Jadi membuat saya menjadi semakin terkristal. Kenapa? Tidak masuk akal.
Maksudnya seorang guru malah menekan anaknya yang berbeda. Kan justru harusnya itu merangkul kan. Jadi itu yang membuat saya semakin kuat itu adalah konghusu sangat rasional.
Hidup kita di sini Kita nggak usah bicara nanti, kita nggak usah mempermasalahkan kemarin. Tapi hari ini loh dikasih tugas apa, ya itu dikerjakan baik-baik. Tentang yang nilainya berapa, ya terserah pencipta kita.
Jadi kita nggak usah bingung, nggak usah ikut cawe-cawe lah istilahnya begitu kan. Ngatur-ngatur kita nanti di mana, ngomong apa gitu, nggak usah. Jadi tidak mengenal reinkarnasi ini, level ini aja ya.
Katanya Rohaniwan itu memang kalau kita di level yang lebih tinggi sebetulnya bisa. Cuma Nabi Gongcu tidak mau, karena tadi itu bicara hidup aja belum bisa mau bicara mati. Ada pemikiran yang ini ya, kita bagaimana menjalani hidup di dunia ini ya Mulani ya.
Betul, betul. Dengan baik dan dengan maksimal. Makanya saya tadi mencoba melihat, iya ya pantas, bagaimana perbuatan baik dalam relasi dengan sesama itu sangat ditekankan.
Benar. Ini kayaknya Steven nih angkat tangan lagi atau nggak sanggup ngajang angkat tangan nih Steven? Iya saya mau nanya lagi soalnya. Oke ya Steven terakhir ya, sebelum Wida baca lagi satu pertanyaan terakhir ya.
Ini Steven dikasih kesempatan lagi Bulani, dia posisi lagi kemjur soalnya. Iya ya Steven ya, lagi kemjur ya? Iya betul Bu.
Nah berarti dia memang sangat pengen belajar Bulani. Silahkan, silahkan. Steven, terakhir.
Oke Bu, saya juga mau bertanya Bu. Kalau misal ada orang yang berbeda agama yang aslinya bukan dari agama Kongwujud, namun ia mau berpindah ajaran melalui dari ajaran agama Kongwujud, itu bagaimana ya? Karena kan rata-rata orang Indonesia itu tidak bisa membaca seperti binin ataupun... yang ada di kitab-kitab di Kongwujud tersebut.
Terima kasih. Kitab-kitab suci kami yang tadi susu yang empat itu sudah dalam bahasa Indonesia. Kemudian yang lucing itu ada lima tapi tinggal satu yang belum. Empatnya juga dalam bahasa Indonesia. Nanti mungkin saya tidak tahu dulu saya ngirimnya itu apakah sudah lengkap.
Nanti mungkin boleh dibantu panitia. Dilihatkan di IUC, sepertusakan itu, kita mana yang kurang, nanti boleh saya tambahkan. Saya mau menanggapi beberapa, Bu.
Soalnya, kalau misalnya ada pengunjung, ada pengarut aga, ada pengunjung yang mau berpindah agama, melalui agama Konghucu, kan di Klonteng itu biasanya dituliskan dalam bahasa Hanzi. Kalau misalnya mereka mau melihat, apa? dari hanjik-hanjik tersebut itu bagaimana? Misalnya mereka tidak mengerti.
Kalau dikunci sudah ada solusi. Hai kalau untuk mau terjemahkan ya untuk masuk ke kemujud kita juga ada bimbingan singkatnya oleh rohani dan ada seperti upacara pemberkatan supaya kan tujuannya sebetulnya mau memeluk agama kemujud tujuannya kan kita meyakini bahwa penghujud ini adalah bimbingan untuk menjadikan dia menjadi lebih baik begitu kan caranya tadi itu ya belajar dulu memang kita tidak semenang-menang masuk apa meriyun atau mementabiskan begitu ya tapi Belajar dulu dan kemudian mungkin ada satu sesi untuk pemahaman, pemantapan namanya juga Li Yuan. Li Yuan itu sebetulnya adalah sebuah upacara pemberkatan untuk pernikahan, untuk menjadi umat pembucu, bahkan anak-anak kecil, man yue, usia 1 bulan, 15 tahun, usia akil balik itu juga ada Li Yuan-nya.
Berarti sudah diterjemahkan bulan iya, jadi kita bisa belajar sendiri ya? Ya, tadi yang saya katakan kalau mau belajar. Agama kumusu yang ringan, belajar bukunya SD itu aja. Itu seperti cerita, saya buat cerita memang. Saya buat seperti cerita, jadi orang dewasa baca sebentar gitu seperti komik gitu lah.
Jadi senang, jadi bacanya enggak sulit. Karena kalau baca kitabnya langsung, itu kan enggak ada terjemahnya. Jadi agak sulit memahaminya. Oke, terima kasih Bulani. Saya rasa dua pertanyaan terakhir.
Satu silakan yang angkat tangan Matthew, nanti satu lagi saya bacakan dari chat yang ada di Zoom. Matthew silahkan, yang angkat tangan terakhir ini ya, yang Matthew Yawan silahkan. Ya, halo, apa bisa didengarkan?
Ya, silahkan nak, silahkan. Ini saya mau nanya, apakah Kong Hucu itu percaya hukum mengenai karma? Kalau misalnya Kong Hucu percaya, itu gimana asal-usulnya?
Sama sistematika untuk karma yang gitu, kalau saya ada. Ya, terima kasih pertanyaannya. Dalam kitab mengsut tertulis bahwa apa yang keluar dari dirimu akan kembali padamu. Jadi kita tidak mengenal kata karma, tapi perbuatan kita ibarat kita menanam, kita akan memetik buahnya.
Jadi misalnya kita berbuat baik tadi, dalam katakan kebajikan, kita selalu berbuat baik. Nah, dengan kebaikan-kebaikan itu. kita pasti juga akan menerima kebaikan. Tapi kalau tidak baik, ya jangan lama-lama.
Karena di Komutsu, semua dibayar lunas di dalam kehidupan ini. Tidak perlu menunggu meninggal. Seperti itu. Sudah jelas?
Jelas, Matthew? Ya, sudah cukup jelas. Terima kasih. Oke, thank you.
Mulani, satu terakhir saya baca yang di chatroom. Nanti mungkin ada kata-kata penutup dari Mulani. Pertanyaannya adalah... Apakah jengbeng itu merupakan ritual dalam Kongwuju? Kalau iya, ritual apa saja yang dilakukan saat jengbeng?
Ya, itu ada ceritanya juga tentang Qingming. Qing itu cemerlang, Ming itu terang. Jadi di hari yang gilang gemilang itu di Cungkuk ini ya, maksudnya di saat yang tidak panas, tidak terlalu hujan, itu mereka datang untuk menyapu makam.
Itu memang sebuah kegiatan yang dilakukan sudah berpuluh abad yang lalu. Jadi mereka melakukan itu sebagai penghormatan. Ada sebuah ceritanya dulu dari kenapa Jingming dilaksanakan. Itu adalah karena satu raja itu ingin tahu tempat makamnya mamanya.
Dulu makam kan nggak sebagus-bagus. Sekarang ada nisannya, ada namanya gitu kan. Dia dulu kan hanya dikasih tanda-tanda begitu. Dia menyuruh orang-orang untuk pergi ke semua makamnya dan dia ingin tahu makamnya mamanya yang mana.
Nah begitu itu awal cerita legendanya. Tapi kalau dari agama kemuncul sendiri, kita sudah mengajarkan itu sebagai rasa bakti kita. Jadi meskipun orang tua yang sudah jauh meninggalkan kita, wafat maksudnya, itu tidak boleh dilupakan.
Karena itu adalah bagian dari laku bakti. Terima kasih Bu Lani. Terima kasih juga untuk semua rekan-rekan yang hadir.
Mungkin ada kata-kata penutup Bu Lani untuk para mahasiswa. Ya, kata-kata penutupnya terlalu banyak tadi ya. Jadi intinya saja. Ada sekali sih belajar kita. Ya, semoga bisa bermanfaat ya apa yang kami siarkan ini.
Jadi sekali lagi, umat penghujung itu adalah umat yang realistik. Jadi maksudnya itu tidak berande-ande, tidak neko-neko lah intinya. Jadi patuh pada firman.
Ketika kita diberi tugas sebagai ayah, ya jadilah ayah yang baik. Jadilah pekerja yang baik, jadilah pemimpin organisasi yang baik, jadi mengayomi keluarga itu adalah sebuah rangkaian tugas kita. Jadi mama, jadi mama yang baik, jadi terhadap untuk anak-anaknya dan seterusnya, sehingga kita bisa mer... Wariskan nilai-nilai luhur tadi, kebajikan-kebajikan dalam Konghucu itu terus-menerus sepanjang zaman mengalahkan waktu dan zamannya sendiri. Jadi si Nabi Gongzi itu meskipun sudah 2575 tahun yang lampau lahirnya, tapi hari ini kami masih bisa mendengar kebajikan-kebajikan yang beliau siarkan dan menjadi pedoman bagi hidup kita.
Kalau saya boleh sampaikan, saya baru buat itu GPS Jinzi. GPS, jadi hari ini kita butuh GPS kan, GPS kalau kita kemana-mana biar gak tersesat, kita butuh GPS. Nah di Konghutsu inilah GPS-nya, ajaran Konghutsu ini adalah GPS hidup umat manusia, umat Konghutsu untuk menjadi seorang cincu. Sekian terima kasih, semoga berguna. Semoga berguna, Wulani terima kasih saya sendiri secara pribadi banyak belajar dari apa yang dipaparkan sangat dalam.
Saya tidak menyangka bahwa begitu perjuangan yang luar biasa Bu ya, untuk akhirnya menjadi sebuah agama yang kita bersyukur waktu Gus Dur akhirnya membuka jalan untuk itu, sehingga kebucu menjadi agama yang diakui di Indonesia. Rekan-rekan sekalian, terima kasih juga untuk hadiran pada hari ini, untuk semuanya. Saya tadi tertarik menggaris bawahi, ada suatu pengajaran yang sangat baik yang tadi ada dijelaskan tentang dari tiga itu ya, yang bagaimana kita ingin orang berlaku kepada kita.
Begitulah kita berlaku ke orang lain. Jadi kalau nggak mau dibully, jangan membully. Karena itu juga ada bagian di dalam agama Buddha.
Kayaknya dalam karma, kalau ingin dapat yang baik, lakukanlah karma baik. Untuk kamu mendapatkan hal yang baik. Saya juga ingat lagi, ada juga pengajaran dari agama yang lain tentang tabur tuai. Kalau kamu ingin menuai yang baik, taburlah yang baik juga.
Saya belajar kayaknya iya, kayaknya golden rule juga kan ya. Mengatakan tentang apa yang kamu ingin orang lain lakukan kepadamu. lakukan hal yang sama kepada orang lain. Saya rasa memang satu pemikiran dari semua agama apapun kita, bahkan kita mungkin yang terakui enam, yang lalu kita hari kedua itu sebenarnya Pak Otoh sempat menjelaskan tentang penghayat kepercayaan, bulani, kita juga terbuka pemikiran kita, jadi bukan hanya enam, mungkin masih banyak yang lain ya, yang orang meyakini tentang relasi atau spiritualnya bulani ya, kepada Tuhan. Nah disini kita belajar kayak oke teman-teman semua, Lima hari berturut-turut kamu sudah belajar Hindu kemarin ya, agama Hindu Tengger, terus kamu belajar pengayat kepercayaan, terus kita ada belajar tentang agama Islam, Kristen, terus hari ini kita belajar tentang Pemuju.
Juga ada juga teman-teman yang saat ini live in di beberapa tempat, juga berkaitan dengan bagaimana kita melihat pentingnya melakukan jumpa agama ya Bu Lani dan teman-teman. Karena ketika kita ketemu begini, kita baru sadar bahwa, iya ya, ketika kita mendengar pemahaman dari agama yang berbeda dengan kita, kita belajar bagaimana kita tidak mudah menilai. Saya dari tadi waktu bulani juga sempat ngomong tentang dulu punya pengalaman yang kurang menyenangkan juga di komunitas agama yang berbeda dengan bulani tadi ya.
Di sekolah itu lah bulani. Saya pikir, iya ya, kita ternyata memang harus... Jangan pernah kita menilai Agama orang lain Dari kacamata agama kita Karena kita gak bisa, itu gak adil Dalam penilaian itu Tapi biarlah kita membuka pemikiran Sekali lagi Teman-teman yang sudah mengikuti 5 kali Bahkan yang ikut live in Kami berharap sekali para dosen yang mengajar Teman-teman bisa membuka wawasan Dan juga bisa belajar dengan baik Dan bisa menghargai Saya yakin toleransi tidak membuat Semua menjadi sama Tetapi toleransi bagaimana kita bisa belajar menerima perbedaan yang ada.
Tetaplah merasa agama kita benar, kita mengikuti, lakukan itu, dan hargai orang-orang yang berbeda dengan kita. Sekali lagi terima kasih teman-teman semua. Tadi sudah dikasih ya link absen, silahkan yang mau absen boleh absen. Kita akan akhiri, saya tidak tahu tadi saya sudah cepat chat ya. Apakah Pak Oto boleh mengakhiri dalam doa penutup?
Tadi saya lagi tidak sempat. Di awal tadi sebenarnya saya pengen cari apakah ada mahasiswa yang beragama Pohujung pula nih. Dan lebih ini ya, ditutup dengan agama Pohujung. Kita lagi ngebahas agama Pohujung gitu ya.
Kebetulan anak yang di kelas saya kayaknya gak hadir pada pertemuan hari ini gitu ya. Jadi mungkin, oke disini. Oke. Pak Oto kayaknya sudah ini ya.
Sudah meninggalkan ini kah tempat. Oke, kita akan akhiri. Pak Ibu saya mungkin minta, kalau begitu boleh Pak Kaleb Gantoro, boleh menutup di dalam doa.
Terima kasih. Oke, kita doa ya. Bapak di surga, terima kasih kalau hari ini kami boleh mendengar, bahkan berdialuh dengan Ibu Lani untuk mempresentasikan soal agama Konghucu.
Kami berterima kasih karena kami dibukakan banyak wawasan supaya kami boleh belajar untuk menghargai, menghormati agama orang lain. Dan kami tidak menilai, tidak gampang-gampang menghakimi dari sudut pandang kami. Terima kasih untuk dialog ini, biarlah cara pandang yang berbeda ini boleh sungguh-sungguh menlewasakan kami di dalam beragama dan berjumpa dengan agama-agama yang lain.
Terpujilah engkau Tuhan, di dalam nama Yesus kami bersyukur untuk sudik. General hari ini Amin Terima kasih Pak Kaleb Terima kasih Bulani Terima kasih Terima kasih Bulani Bagus Terima kasih Selamat malam