Intro Menusuk berapa? Berapa? Gimana ini? Sudah 3 hari belum pulang. Nanti juga pulang.
Sudah 3 hari lho, Pak. 3 hari. Iya, nanti juga pulang.
Belum juga pulang, Pak. Dia itu kan belum keluar. Anak kita Iya, anak kita Belum pulang selama 3 hari Nanti dibawa pulang Ketika kepala ini sudah habis Gak segampang itu pak Dia ada perempuan Jika dia perempuan Dia akan pulang Tapi belum pulang juga pak Ada yang datang Sepertinya tuh Lena Bukan Pasti teman yang datang mencari Pasti Lena Dan kan luar Jika itu bukan Lena, kembaran tahun ini belum mau ngetahui Tahun kemarin kan udah Bukan tahu, aku tahu Ya gak bisa Bayangkan, dalam 5 tahun ini kita tidak pernah pulang ke luar kampung Beritahu kakak.
Nah, tamu itu sedang menunggu. Baik. Pak, apa misi tante? Tanya-tanya, ada?
Enggak ada. Dia belum pulang. Belum pulang? Emang dia di mana, tante?
Tante juga enggak tahu. Kamu tahu enggak? Kalau saya tahu, saya tidak disini, kakak.
Iya juga ya. Hai kamu juga soalnya bukan tentu saya perlu lemas dulu banyak kakek ini di mana bintu kalau kasih Om tapi saya harus pulang-pulang aku buru-buru aku ada yang mau buru-buru saya lakukan lho? ya kalau buru-buru, kenapa saya berlena?
ya begitulah Tante kalau berenalah saya buru-buru Tante masuklah dulu, jangan buru-buru ya, ayo masuk dulu makasih lho, makasih Tante, saya pamit ya Assalamualaikum Siapa namanya? Siapa? Yang tadi?
Teman Lena? Iya, teman Lena. Siapa namanya? Berarti Tugas tahun ini kita Tentang pembunuh-pembunuh lagi. Oh, pas.
Siapa nama teman Lena lagi? Sudahlah, kita tunggu malam kemusadil. Taksinya ibu sudah semakin tua, jadi tidak tersimpat lho, Pak.
Gak bisa! Tersimpatan telah tercipta. Kita harus diupam bagaimana kita menjalankan sempatan itu. Dan untuk apa untuk sempatan jika tidak ada kepastian untuk dilakukan?
Yang pernah berteman dengan tadi, enggak tahu. Lho? Ya Allah, bagaimana mungkin aku tidak menangis? Kenapa? Aku tidak tahu, Tuhan.
Aku sudah membaca koran, dan aku tidak berhadapan langsung dengannya. Nah, ada tanggung. Sampai rica, nak. Kalau enak?
Tetap bisa sampai, enggak? Bukan itu. Jika dibuka mereka, perjanjian nanti dibakar. Sudah, selama ini saja.
Kasian takutnya. Buat satu kesepakatan baru dulu. Sebentar ya! Lagi menunggu kesepakatan! Sudah, sudah!
Kesepakatan? Ya. Apa itu?
Bada. Kok bisa? Saya, teman-teman yang enak, kebetulan saya sedang main di tempat ini. Terus, karena saya kebetulan main di tempat ini, jadi saya mau ke sini, terus. Karena ini sedang.
Katanya ada Jadi kalau kebetulan main disini Kamu tidak akan bisa kemana Betul betul Kalau kebetulan Sebenarnya itu katanya Yang benar mana Saya memang kemarin Hai Banyak berita Om Wah, saya sedang melihat alamat lokerat ya Tentang kasus korupsi yang kita persulahan ini Tapi itu kan berita namanya Om Bukan, ini bukan berita Ini opini, opini itu pendapat Pendapat itu tidak mungkin nyata Sedangkan berita itu adalah benar dan nyata Nah, itu kan berita, Om. Memang beritanya, wakil Ake sedang membicarakan Omini. Nah, berarti gimana berita, Om? Enggak, saya sedang menyiapkan Omini.
Enggak, Omini. Bedanya apa, Om? begini, obi itu tidak berbunyi kenyataan, tidak memberikan kenyataan kita bikin ilustrasi, oke? kuncing, kuncing, kita akan membimbing dan dua Nah, aku minta Tunggu minta, kalau kopi ini gimana om?
Kenapa kucing itu mau digabrak? Mungkin si kucing tidak lihat mobilnya yang lewat Tiba-tiba dia sedang mesin padat Nah, itu dia opi ini Ah, opi ini Iya, itu kopi kaku Ya, sama kopi rakyat ini Kalau mungkin kan Jadi Yang sebab mungkin itu bukan berita namanya Om. Mungkin bukan berita, mungkin hanya buku jelas.
Dalam berita itu adalah yang jelas dan pasti. Tapi ya Om. Apa yang pasti jaman sekarang? Ya, mau gini. Bapak mau musteh?
Jangan dingin, Tante. Bagi bantu. Mau puding?
Boleh, Tante. Tapi dingin. Gak apa-apa, Tante. Kan jaman puding.
Asik taaak Semua mereka Hai kamu temannya Rena ya Om teman dari mananya teman aja sih Om dari mana-mana Teman dari sekolah, les biola, les renang, les balet, atau mungkin kelas mengaji? Untuk yang terakhir, kayaknya bukan dong. Kenapa?
Karena kau sudah pintar mengaji? Bukan dong, saya yang ke-3. Oh, begitu. Iya. Terus, kamu ini teman nenek dari mananya?
Saya teman Lena dan tempat omrof Tempat omrof? Ya Setahu saya Lena tidak memanggil itu Tempat omrof Oh bisa aja, teman-teman itu, tapi tak seperti ini, tapi bukul oh, ya istilah kerennya, bica-bica kalau tak bisa dulu sih. Oh gitu. Tapi yang namanya Nongkrong itu kan pasti berasal dari tempat tertentu bukan?
Nah, kamu ini selain teman Nongkrong Helena, teman dari mana jalannya? Si Tengok, si Tengok Kenapa, Om? Terlalu tipis.
Temanan itu belum begitu kuat. Nah, itu dia, Om. Siapa yang tahu nih, tentang apa yang terjadi dengan Lena dalam 3 hari dia tidak main, Om.
Emangnya kenapa dalam 3 hari dia tidak muncul? Itu dia, Om. Kenapa, Om? Lena.
Bukalah sesuatu yang sangat penting, Om. Sesuatu yang sangat saya banggakan. Oh begitu? Penting sekali?
Penting banget, Pak Om. Saya akan mengambilnya dari kamu. Itulah Om, saya gak tau sama siapa sikap, kalau gak ada tampak dari nenek. Banyak sekali? Ya, kalau barisan itu jangan terbanyak, ya banyak Om.
Ya sudah. Ini saja, hari ini kamu balik dulu ke rumah orang tua kamu, kayak semalam harinya, kamu balik lagi ke sini. Apa yang kamu cakap pas jalan-jalan? Pak, enggak benar, Om.
Iya. Tapi, tenanya gimana? Sudah, itu bisa saya, Pak. Oke deh, Om. Kalau gitu, saya mau pergi dulu ya, Om.
Iya. Ayo. Tante, pulang dulu ya Terima kasih. Hai teman-teman yang banyak bicara itu jangan kalau bisa ada arti yang mau lebih cara bagaimana mungkin kita percaya dalam sedikit bicara Hahaha Lainnya sudah pulang pak Belum Bagaimana itu? Sudah 3 hari, 4 hari bahkan, dia belum pulang.
Nanti dia pulang. Kemarin kamu jawab seperti itu. Tidak kemarin saja, kemarinnya lagi, kemarin, kemarin, kemarinnya juga.
Terus harus bagaimana? Berteriak kepada semua orang bahwa kita yang perempuan tidak pulang dalam 4 hari. Apa peribadi itu?
Apa yang mereka katakan pada kita? Orang tua tidak bertanggung jawab, begitu? Kita emang gak bertanggung jawab. Kok bisa?
Lihat sendiri, apa yang kamu padanai kita, ha? Empat hari, bayangkan. Empat hari anak kita tidak pulang, gak ada usaha kita mencarinya.
Menunggu juga mencari. Menunggu itu pasrah. Beda, pasrah itu tanpa perbuatan. Menunggu itu berbuat sama seperti berdoa.
Apa yang akan menunggu? Dia baca koran, main handphone, sambil ngobrol-ngobrol gak jelas. Terus harus bagaimana?
Melaporkan pada Pak Polisi bahwa kita minat anak. Jika kita melaporkan pada Pak Polisi, apa yang kita lakukan? Menunggu kan Menunggu pada pokok situ Ketika kita menunggu apa yang kita lakukan Baca koran Bermain HP Makan Sama saja Beda pak Apanya yang berbeda Jidat kita masang iklan, masang iklan bahwa kita pilihan anak sama saja kita melakukan kabar kepada polisi jika kita mencarinya sendiri sama saja kita menunggu kabar kita gak tau Lena berada dimana kita mencari tanpa tujuan toh lebih baik kita berada di rumah berarti menunggu sama dengan mencari-mencari sama dengan menunggu kejelasan eh, pusing ya bukak Hai andai saja kita tahu dimana kan bisa kita jebut nah itu dia Itu ketengetan menjemput, menjemput itu lebih pasti daripada ketamu sendiri Tapi kan kita tak tahu dimana Lena berada Dia harus ke cari Dengan?
Notebook Pasti teman Lena yang kemarin menjemput Ya Allah, Lena curi Bagaimana kita? Ini kita beli aja. Tapi kita belum bertemu dengan Rian, nak. Belum untuk beritain benar. Kalau belum benar, jangan beli dulu.
Kalau dia datang dengan polisi. Tos aja ini, Pak. Tos aja? Tos aja, kalau aku berpura-pura.
Kalau aku ada lagi. Ladies, mas. Asal, Mak.
Soal, Pak. Aku sudah bilang. Kamu pakai?
Bukan, teman Lena. Teman Lena? Yang kemarin? Iya.
Apa yang kau katakan di sini yang semua? Aku belum bilang apa-apa, dan dia tidak berpura-pura. Itu teman Lena yang mana? Yang pertama kali datang, yang lupa bertanya namanya. Kau sudah tahu namanya?
Belum. Dia terlalu terburu-buru. Belum sempat aku bicara, dia sudah berhenti. Mantapnya, dia memang terlalu terburu-buru.
Sebentar. Siapa nama teman emek yang banyak bicara kemarin itu? Kenapa kamu tanya aku? Kan kamu yang paling banyak ngobrol sama dia. Saya bisa kamu tanya namanya.
Karena itu, dia terlalu banyak bicara. Sehingga aku lupa nanya namanya. Padahal, aku sudah berhadapan langsung dengan dia. Sudah enggak, setidaknya dia datang.
Jadi kita tidak bisa. Untuk sementara? Walau sementara, setidaknya tidak bisa.
Terima kasih Hai sudah sore hari keempat belum lima hari hampir lima Hai apa bekalannya masih cukup ya Hai umbilikannya dan pulang juga Hai pulang juga kalau banyak ya Dari mana saja kamu boleh... Jangan ditanya dulu, biarkan dia makan dengan tenang. Banyak sekali temanmu yang datang. Jangan dikatakan dulu, biarkan dia makan dengan nyaman. Mes renang, mes balek, kelas magik, atau mungkin teman nongkrong?
Teman yang mana nak? Teman lain. Oh, teman lain, makanya.
Teman yang mana? Beduli banget sih, bukan sama yang bebas, berjalan-jalan lalu, kenapa kalian tidak datang ke dunia? Kenapa kalian mencari?
Lalu, apakah kalian pernah menanyakan aku setara atau tidak? Terus, untuk apa kalian semua malah itu? Bukan, bukan, untuk orang-orang yang tidak memikirkan kebenaranku.
Hai Hai bingung enak- Kenapa dia begitu dingin ya? Mungkin kita yang terlalu laku Laku yang laku Kamu yang Pasti temannya yang banyak bicara sama lain tuh Bagaimana? Bagaimana ini? Mungkin temannya yang lain Kau saja yang lupa Kerasa rambutmu akan kembali Hai teman-teman, saya Yoko, aku kaget, gak, gak, ayo masuk Oh, oh, jadi gini oh, saya itu tidak bergerak dengan teman ini, saya khusus dan mengamalkan sesuai pengetahuan oh, baik itu.
Haa, haa. Jadi, kayaknya berbahasa bahasa lain gini. Bentar, berbahasa bahasa itu gini. Ayo kita berlasak-lasik.
Iya, betul itu. Untuk apa langsung jalan, jika kita bisa berlasak-lasik? Bapak, bapak, gak boleh jadi.
Jangan-jangan cuma jalan. Ini jalan betul, lembut juga boleh. Beri betul, betul. Jelas, asal-asal pertama.
Ini dia nih, calon mertua yang paling hebat. Hah? Mertua?
Apa ini mas, gua mertua? Ada apa dengan mertua? Katanya berasa bagus, kok.
Sebentar, kita buang bahasa-bahasanya dulu. Apa hubungannya merdua dengan ngu? Apa maksudnya? Loh, bukan dengan jelas, Om. Ini kan sesuatu yang saya beli gitu, yang dibawa dari enak.
Terus? Oke, udah janji berikan hari ini. Uang kan? Iya.
Uang kan berapa nominalnya? Masalah besar atau berpisah, biar kami yang bayar. Lain-lain itu orang kami.
Nggak akan kami biarin yang kami uang kami. Iya. kita itu diri biar selesai untuk MP3 tapi sudah ada warna-warna ada apa-apa hai Ayo, hadiah mas, kita sampaikan.
Ayo, Be. Tenang ya, sangsai semuanya. Biar kita tahu apa yang terjadi. Ibu, silahkan berbicara. Len, teman lu ini kemarin sudah datang, tapi karena kamu belum pulang, kami suruh datang lagi sekarang.
Jadi teman lu ini kemarin untuk mengambil sesuatu yang kamu bawa, nak. Ya, gitu. Nah, dengan kata lain, dia... Tidak, Sidi.
Untuk menangis suatu yang kamu curi, Lena. Hah? Mencuri?
Lena tidak pernah mencuri. Hei! Kamu jangan segar-segar berbicara. Sini ya, sampai datang rumah lagi.
Sabar, Lena. Tenang. Biar aja berangkat juga, Nek.
Biar kami ganti. Jangan takut kami marah. Iya, katakan saja, Lena.
Iya, semuanya jelas. Hah? Bagaimana ini? Lena tidak pernah mencuri banyak. Oh, Dina Dirit, saya pamit, alamatnya ini bapak, beli dia.
Entah, panggilnya aja sekarang. Kamu kesini untuk menari suatu yang dicuri oleh rena kan? Dina Dirit, berapa yang dicuri oleh rena?
Ya, katakan saja, berapa nominannya? Ya, berapa yang dicuri? Cepat bilang! Gak ada otot, apa? Ya Om, karena itu gaji doang saya.
Dari kemarin, saya udah coba berjalan juga Om. Tapi Om gak mendengarkan. Jadi saya kira, Om udah ngejap bisa masuk.
Loh, takut saya bisa langsung? Bener Om, karena itu gaji doang saya. Tapi apalah HP, perhiasan, atau apa? Bukan itu, Tante.
Terus apa? Mau mobil jelas. Siapa lagi sih?
Nak, tolong buat pinggirnya. Siapa? Oh, tak sempat balik dong. Oh, kita aja seot.
Sini masuk dulu, Ren. Gak baik kemana-mana. Siapa, nak?
Nenek, bawa teman ke dalam. Gak baik terus di luar. Makasih, Tante.
Di sini saja. Masuklah dulu, biar semuanya saling bertemu. Ayo, nak. Bawa teman ke dalam.
Gue harus dulu tamu, jangan ditampar gue Ya, mungkin di dalam Tapi kan... Ada alasan! Oh, rumahnya tamu Ben, teman lo ini buat banget mencari kamu Maaf, ganteng merepotin Hah? Tidak masalah Tapi kenapa begitu terhutin? Ada apa ini?
Gak ada apa-apa, pom Cuma sekedar mampir? Tak, harus sekedar mampir Gak boleh paham, bener gak? Kalau gitu, ya sudah, perlahan coba ya Bentar, masalah kamu belum selesai Masalah apa ini? Nah, kamu kan belum membahas yang lain kamu curi dari dia Kamu mencuri orang lain?
Enggak, enggak, itu perasaan Kenapa mencuri saya? Saya tidak mau mencuri orang lain Bentar, ya sudah, nenek itu mencuri saya Tahu itu Saya tidak mau mencuri orang lain Terus? Berarti uang kami? Berapa? Enggak, enggak, Tante.
Pak! Intinya saya bilang uang. Oke, enggak ada ya.
Kami? Bukan salah ya, Tante. Pak!
Ini suguh dengan jarak pasif Mencuri, meminjam Uang siapa yang dicuri dan meminjam? Oh, bukan uang saya, Tante Eh, jangan bohong, Pak Wuyang Aku minum uang kau beberapa hari lalu untuk buka ginjak Bekal hari Naik dari mana? Lihat Jangan seorang ngekuin Aku naik dari rumahnya, nggak ada tahu Yang mereka bikinin semua bibis aja Alias Apakah anak-anak seteranya?
Apakah anak-anak yang diinginkannya? Pana-anak Jangan-jangan Aku kunci! Hai Hai Bapak aku harus lari nak bukankah kita di luar lebih berbahaya Sudahlah jangan menangis uang kamu pinjam akan kita ganti kok bukanku uang Terus, kenapa menangis? Cerita, nak. Kami bingung.
Karena aku mau ke rumah ini, karena aku ingin punya rumah. Rumah ini segalanya di rumah-rumah. Gak ada pertanyaan-pertanyaan apa.
Kalian sibuk, dan aku sibuk sendiri. Gak ada perhatian. Aku benci. Aku ingin rumah yang benar-benar rumah.
Hai maaf nak mungkin selama ini kamu tidak memperhatikan kamu segalanya ditunda lewat rumah ini rumah kamu rumah yang ada bagas kandung kamu tapi kamu mau kamu hai hai Hai Lena membebaskan kamu bukan berarti tidak diperhatikan dengan dulu kami dikekan sekali sama rokok dan kami tidak mau kamu ngamil Padahal kita bermaksud baik, tapi tetap salah juga. Membebaskannya salah, memutangnya juga salah. Menangkan merdeka keluar dari Kedua Pasu Badan dalam rangkaian Seti Salon Teater Ibarat dan Kedua Pasu Badan tahun 2023.