Transcript for:
Dampak Tragis Pinjaman Online pada Keluarga

Waduh bu, ini banyak banget ya tagihan yang belum kita bayar. Uang SPP anak, uang kontrakan, dan masih banyak tagihan lainnya. Sedangkan penghasilan bapak saat ini tidak seberapa. Yang sabar ya pak, ibu pasti selalu dampingi bapak kok. Hari ini banyak kerjaan ya pak. Ya sama aja bu, kayak biasanya kerja sebagai cleaning service mau ngarepin apa. Hus, Bapak omongannya jangan kayak gitu Selama pekerjaan yang Bapak lakukan itu halal Dan kita bersungguh-sungguh untuk mengerjakan itu Insya Allah, rezeki gak akan kemana Pak Bapak janji bakalan bayar semua ini ya Sudah, sudah Itu kita pikirin nanti ya Sekarang pasti Bapak lapar Itu udah ada lau ayam sama sayur sop di meja makan Bu, apa? Apa Bapak coba daftar pinjol ya? Ih, si Bapak lagi-lagi omongannya ngelantur deh. Nggak, nggak ada. Serius ini, Bu. Bapak udah pasrah, bingung mau gimana lagi. Ini lho, Bapak baru ingat. Tadi siang pas kerja, ada iklan pinjol yang terpercaya. 100% aman bilangnya. Pak, Bapak jangan aneh-aneh deh. Bapak kan tahu di luar sana ada banyak banget kasus-kasus pinjol yang berakhir ngenes. Ibu gak mau kalau nanti ditagi-tagi debt collector Amit-amit Udah bu, tenang Aman kok ini bu Tuh, lihat aja penawarannya Gak apa-apa, bapak install aplikasinya dulu aja Loh, cepet banget tiba-tiba sudah ditransfer Alhamdulillah Berarti emang rezeki kita ini Katanya banyak loh yang susah di ACC pinjamannya Kita ini termasuk beruntung bu Ya Allah, Pak. Banyak banget bunganya. Bapak yakin? Gak dipikirin lebih lanjut lagi? Bismillah. Semoga aja ya, Bu. Angkah Bapak benar. Buat adik biar bisa sekolah dulu. Yes. Dapet satu korban lagi nih, Bos. Wah, bagus-bagus. Cari lagi yang banyak. Semakin lama melakukan pelunasan, bunga pinjaman akan semakin tinggi. Disinilah Pak Karna juga menyewa jasa debt collector dan operator-operator yang jahat. Tiga bulan kemudian, Bapak Diku diteror oleh debt collector karena merunggah hutang. Beraneka ancaman telah dialaminya, seperti dihampiri dep kolektor ke kantor tempat ia bekerja, ke sekolah anaknya hingga sang anak takut untuk sekolah lagi, bahkan sampai membuat tetangga mereka tak nyaman. Iya pak, ada yang bisa saya bantu pak? Ini adalah beberapa surat-surat berisi ancaman yang terkumpul sejak 2-3 bulan yang lalu. Jika dibiarkan, ini akan menghancurkan reputasi perusahaan kita. Bapak kan sudah saya beri kesempatan untuk membereskannya sejauh lama. Pak, saya mohon beri saya kesempatan untuk membereskannya pak. Saya tidak bisa ambil resiko. Mereka terus membuat review-review jelek dan mengancam pekerja di sini. Mereka bahkan sampai mengirim paket makanan bertuliskan pesan tagihan bertubi-tubi loh. Kali ini saya mohon untuk... Mohon maaf, tapi Bapak terpaksa harus saya pecat. Bu, gimana ini? Bapak habis dipecat dari kantor, karena ada kolektor sampai ke kantor dan penerak Pak Bos. Astagfirullah, seharusnya kita gak pernah ikut-ikut pinjol kalau ternyata jadinya seperti ini Masuk sekolah, teman pada bilang aku anak krim ini Selalu ditantangin, aku gak mau sekolah lagi pak Bapak minta maaf ya bu, nak, bapak janji bakal perbaikin semua ini Ayo, bayar-bayar. Sudah nunggak berapa bulan ini. Kalau siap nutang, harus siap bayar juga dong. Sudah susah, nggak tahu diri. Pak, tolong pak. Tolonglah kami, pak. Berikan kami waktu dan kelonggaran untuk membayar, pak. Kasihanilah keluarga kami, pak. Dari kemarin-kemarin sudah tak kasih kelonggaran ya. Udah untung nggak kita pukulin. Pokoknya, sekarang juga bapak harus lunasin hutang-hutang bapak. Beri kami waktu lagi ya pak, kami mohon Saya janji, semuanya akan saya lunasi Ah, saya pacot Baiklah, tapi ini kesempatan terakhir kalian Aku beri waktu seminggu lagi Kalau sampai kalian gak bayar Akan pastikan hidup kalian jauh lebih menderita dari sebelumnya Ayo cabut Kita harus gimana lagi, Pak? Pasti mereka nggak akan berhenti meneror kita. Bahkan mengganggu tetangga juga. Bisa-bisa kita diusir, Pak, dari sini. Bapak tahu, Bu. Tapi Bapak nggak punya pilihan. Bapak sudah coba cari jarang lain. Tapi semua pintu tertutup. Sampai kapan kita bisa bertahan? Bapak nggak tahu lagi apa yang bisa Bapak lakukan Pak, ini semua gara-gara aku ya Gara-gara harus bayar biaya sekolahku Bapak sama Ibu jadi harus ngutang Ini bukan salahmu, nak Ini karena bapak sama ibu aja yang belum siap untuk membesarkanmu dengan layak Tidur dulu yuk nak, jangan lupa doain ibu sama bapak biar rezekinya tambah lancar Iya pak, aku pasti selalu doain bapak sama ibu Sudah tidak ada jalan keluar lagi, maafkan bapak Pak, ini penting. Pasangan keluarga yang kemarin kita kejar, dinemukan meninggal. Oh iya? Terus, gimana hutangnya ke kita? Udah lunas belum? Saya rasa mereka udah gak bisa berharap apa lagi. Rumah mereka juga hanya kontrakan. Yang tersisa hanya barang-barang lama, dan hutangnya yang masih ada 9 juta lagi. Yah, paling tidak 10 juta kemarin udah mereka lunasin ya. Malah lebih-lebih, dengan bunga-bunganya sampai 23 juta. Sisa 9 juta itu... Nah, ya sudahlah. Gak sebanding dengan apa yang udah kita dapet. Ya gimana pak? Mau kita urus lagi atau... Yaudah gini aja, nanti malam kamu pergi ke kontrakan mereka, lalu ambil seluruh barang-barang berharga yang masih mereka punya. Apa sudah semua? Sudah sepertinya Yusof jangan lama-lama Kalau ada yang lihat malah repot Semua udah beres, bos. Ini barang-barang yang bisa kita ambil dari rumahnya. Mantap, kerja bagus. Tapi kita masih belum boleh merasa puas. Kita masih ada target lainnya. Ini, bos. Daftar orang yang masih belum bayar. Oke, kalian mulai dari yang ini dulu aja. Orang ini sudah nunggak berbulan-bulan juga. Jadi, mereka sudah mencari target baru. Cepat atau lambat, pasti akan aku ungkap praktik usaha pinjolmu. Eh, siapa itu? Siapakah sebenarnya wanita misterius tersebut? Apakah rencananya berhasil mengagalkan praktek pinjol ilegal Pak Karna? Atau mungkin Pak Karna justru bertambah jaya melebarkan sayapnya ke aplikasi lain? Tunggu episode finalnya Rabu minggu depan.