Transcript for:
Lukisan dan Sejarah Pangeran Diponegoro

Intro Oke Assalamualaikum Wr Wb Halo semuanya ketemu lagi bersama saya Pada kesempatan kali ini kita akan kembali membahas mengenai Pangeran Diponegoro Intro Setelah minggu lalu, saya sempat berkunjung ke Gua Selarong, di mana di sana sebagai salah satu peninggalan bersejarah, tempat di mana Pangeran Diponegoro memimpin Perang Jawa dari tahun 1825 hingga tahun 1825. Nah pada kesempatan kali ini kita akan kembali membahas Pangeran Diponegoro Tapi bukan tempat bersejarahnya Tapi ada lukisan bersejarah yang semacam menggambarkan bagaimana sih tragedi Proses Pangeran Diponegoro ditipu saat itu oleh Gubernur atau Jenderal Belanda yang bernama Jenderal de Kock Yang menjadi lawan Pangeran Diponegoro selama Perang Jawa Intro Nah, ada dua lukisannya, ada dua lukisan yang menggambarkan tentang penangkapan Pangeran Diponegoro. Pertama nanti adalah lukisan milik seorang pelukis Belanda yang bernama Nicolas Pineman. Lukisan ini nanti dilukis tahun 1835 dengan judul Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal de Kock. Di sini harus kita garis bawahi ya, ada kata penyerahan. Jadi penyerahan ini semacam kayak apa ya, diponogoro itu menyerah kepada Belanda. Nah sedangkan ada lukisan yang kedua, lukisan kedua ini dilukis oleh Raden Saleh. Raden Saleh adalah pelukis Indonesia ya, beda ya. Jadi kalau tadi di kolas Peneman itu nanti pelukis Belanda. Sedangkan di sini ada Raden Saleh, beliau adalah pelukis dari Indonesia. Sama-sama menggambarkan tentang penangkapan. penyerahan Pangeran Diponegoro. Oke, jika tadi Nicholas Pineman menulis judul lukisannya adalah penyerahan Pangeran Diponegoro, maka Raden Saleh menulisnya dengan judul penangkapan Pangeran Diponegoro. Seperti itu. Nah, untuk mendalami dua lukisan ini kita harus mengetahui terlebih dahulu ilmu bantu di dalam sejarah yang dikenal dengan nama ikonografi. Jadi ikonografi ini semacam ilmu yang digunakan untuk mendeskripsikan atau mengintilkan menginterpretasikan sebuah gambar untuk menemukan fakta-fakta sejarah atau cerita sejarah bukti sejarah dan sebagainya dari sebuah gambar Nah hari ini kita akan menggunakan ikonografi atau ilmu bantu ini untuk membahas sedikit mengenai lukisan pangeran di Ponegoro Oke mari kita mulai Oke, pertama-tama disini kita akan melihat siapa sih yang menulis lukisan pertama yaitu lukisan dari Nikolaus Pineman. Jadi Nikolaus Pineman itu adalah seorang pelukis Belanda. Seorang pelukis Belanda yang menggambarkan penyerahan atau penangkapan. Penyerahan ya, dia menulis judul lukisannya adalah penyerahan pangeran di Portogoro. Oke, disini kita lihat ini adalah lukisan dari Nicholas Pineman yang berjudul Penyerahan Pangeran Diponegoro. Ini lukisannya dilukis pada tahun 1835. Nah, Nicholas Pineman sendiri lahir tahun 18... dan meninggal dunia pada tahun 1860 sehingga ketika terjadinya penangkapan Pangeran Diponegoro ini dia juga masih hidup ya masih hidup jadi sezaman lah dengan peristiwa ini nah oke kita lihat sedikit disini lukisan penyerahan atau ya penyerahan Pangeran Diponegoro kita lihat beberapa detail-detail yang mungkin bisa kita bahas sedikit Oke, yang pertama kita lihat posisi dari Pangeran Diponegoro dan General Dekok. Nah, ini beliau adalah penggambaran dari Pangeran Diponegoro atau logisan dari Pangeran Diponegoro. Sedangkan yang ini adalah General Dekok. Mereka berdua adalah... adalah ya apa ya kayak pemimpin-pemimpin dalam perang-perang Jawa pangeran diponegoro sebagai pemimpin dari orang Jawa dan musuhnya adalah General de Kock ini ya memimpin pasukan Belanda Nah kita lihat posisinya Oke di sini secara jelas ditunjukkan bahwa pangeran diponegoro itu posisinya satu undat tangga di bawah posisi General de Kock nah disini Nicholas Pineman berusaha menggambarkan Posisi Belanda disini lebih tinggi dibanding posisi Pangeran Diponegoro Yang satu undak dibawah Posisinya lebih tinggi Nah terus Ya ini menggambarkan kalau memang Pangeran Diponegoro adalah orang yang takluk Atau orang yang menyerah kalah dalam perang Jawa 1825-1830 beliau memang menggambarkan kalau Belanda ya sudah menang disini kita lihat posisi General de Kock tangannya berkaca pinggang ya disini ya sedangkan Pangeran Diponegoro seperti pasrah ekspresi wajahnya juga semacam apa ya kayak tidak ada tanda kemarahan disini jadi kayak menyerah begitu aja nah ini ekspresi Pangeran Diponegoro dan ekspresi General de Kock, dispor tim menyuruh Pangeran Diponegoro untuk masuk ke Kusir kok Kusir sih, masuk ke kereta yang akan membawanya ke Batavia saat itu nanti kan setelah dia ditangkap di Magelang ya, posisi penangkapan Pangeran Diponegoro itu di Magelang dia nanti akan dibawa ke Batavia, terus disana dia semacam dipinjara selama beberapa waktu terus nanti akan dibuang ke Makassar, tepatnya di Fort Rotterdam saat itu Oke, itu yang pertama adalah posisi Pangeran Diponegoro dan Jenderal Dekok. Berikutnya kita lihat posisi prajurit Pangeran Diponegoro. Di sini ada beberapa orang yang memohon kepada Belanda, mungkin bisa kita tafsirkan kalau Belanda, eh sorry, kalau para pengikut Pangeran Diponegoro di sini, dia memohon kepada Belanda agar melepas junjungannya, yaitu Pangeran Diponegoro. Nah, bahkan ada yang sampai sangat apa ya di sini, posisinya sangat... lemah terus ini sampai menghantukan kepalanya di tangga ya ada memohon disini terus nah disini kita lihat posisi prajurit pangeran diponegoro semuanya seperti kaget ya lemah disini digambarkan dia sedang duduk di bawah terus disini nah ini lebih jelas disini kita lihat senjata ya senjata-senjata prajurit pangeran diponegoro semuanya ditaruh di bawah ya oke Jadi, seperti benar-benar tanda menyerahnya prajurit di Pondogoro, senjatanya ditaruh di bawah semua. Seperti itu. Oke, terus. Nah, kita lihat. Kalau lebih jauh, di bagian atas di gedung ini. Nah, di sini adalah gambar bendera Belanda, merah, putih, biru, yang berkibar dengan gagahnya. Jadi, melambangkan keagungan Belanda istilahnya. Ini adalah lukisan dari Nicholas Peneman. Nah, lukisan dari Nicholas Peneman ini dilukis tahun 1835. Nanti akan diserahkan sebagai hadiah kepada temannya saat itu, yaitu William II. Raja Belanda William II. Ini menggambarkan tentang penyerahan pangeran di Ponegoro. Oke, nanti akan kita bahas lebih lanjut. Kita lihat lukisan yang kedua. Oke, ini lukisan yang kedua. Lukisan ini terlihat. lebih gelap ya suasananya ya dibanding dengan lukisan Pineman lukisan ini adalah lukisan yang dilukis oleh Raden Saleh Raden Saleh dilukis sekitar tahun 1856 sampai tahun 1857 jadi posisi lukisan Pineman disini dia lebih tua pelukisannya waktu melukisnya itu lebih tua dibanding dengan lukisan Raden Saleh yang berbeda beberapa tahun ya 1850 kurang lebih 20 tahunan lah ini adalah lukisan dari Raden Saleh jadi mungkin teman-teman yang belum tau Raden Saleh itu dia seorang pelukis Indonesia yang hidup pada masa Hindia Belanda beliau lahir tahun 1807 dan meninggal dunia tahun 1880 saat dia melukis lukisan ini Nicholas Spinneman itu masih hidup ya Nicholas Spinneman masih hidup dan lukisan ini dia jadikan sebagai perlawanan atau kritik beliau terhadap lukisan milik Pineman atau Nicholas Pineman yang tadi. Oke, kita lihat sedikit. Oke, ini adalah General Belanda ya, General de Kock. Terus di sini Pangeran Diponegoro. Nah, beberapa sejarawan, salah satunya dari sejarawan Diponegoro, Pak Peter Carey, dia mengidentifikasi orang ini kemungkinan... adalah istri dari pangeran Diponegoro yaitu Raden Ayu Radnaning Si terus disini digambarkan adalah anak dari pangeran Diponegoro yang bernama Diponegoro II Diponegoro Muda namanya sama ya antara bapak dan anak kemudian disini diidentifikasi sebagai resident kedua nah ini beliau Oke, terus kita identifikasi sedikit. Nah, ada beberapa orang yang menyebut ini, tokoh yang ini, dan tokoh yang ini adalah orang yang sama. Nah, beliau adalah... penggambaran atau sosok dari Raden Saleh jadi Raden Saleh melukis ini menambahkan wujud dirinya disini sebagai apa ya semacam dia itu ikut serta dalam kejadian tersebut oke kita bahas sedikit pertama kita lihat dari posisi Pangeran Diponegoro dan juga Dekok jika dilukisan sebelumnya kita lihat kembali disini Pangeran Diponegoro dan General Dekok itu dia semacam ya dekog lebih tinggi posisinya dibanding pangeran diponegoro ya posisinya lebih tinggi satu undak tangga sedangkan disini digambarkan beliau sejajar ya digambarkan beliau sejajar antara pangeran diponegoro dan general dekog nah ini digambarkan tadi yang salah sebagai posisi kalau pangeran diponegoro itu dan dekog ya setara gitu loh setara terus tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah posisinya Terus kan memang Pangeran Diponegoro sebagai seorang priayi, seorang pangeran ya bangsawan dihormati dan sebagainya. Posisinya setara, menggambarkan kalau Pangeran Diponegoro memang punya derajat yang setara dengan General de Kock saat itu. Nah ini kita lihat dari posisi Pangeran Diponegoro. Oke, terus ekspresi beliau. Nah, pertama kita lihat ekspresi dari General de Kock. Nah, jika tadi di ekspresi yang sebelumnya, General de Kock itu seperti seseorang yang sangat tangguh, sangat pemberani, menyuruh pangeran di Ponegoro untuk masuk ke kereta yang akan mengantar beliau. Sedangkan di lukisan Tadian Saleh, kita melihat kalau, nah secara tidak langsung di sini, General de Kock mempersiapkan... silahkan pangeran di Ponegoro untuk masuk ke kereta yang akan membawanya seperti itu Nah kita lihat sedikit sini ada perbedaan juga jika dilukisan pineman digambarkan General dekong topi kebesaran beliau, sedangkan di lukisan Raden Saleh kita tidak melihat topi tersebut. Sedangkan pangeran Nipponogoro bertopi disini. Saya menginterpretasikan bahwa posisi Nipponogoro disini lebih terhormat. Nah itu dari General de Kock Terus dari posisi Pangeran Diponegoro Disini posisi Pangeran Diponegoro kita lihat ekspresi wajahnya ya Tidak menunjukkan keramahan sama sekali Terus dia posisinya marah Tangan kirinya mengepal disini dengan sangat keras Mengepal Terus dia disini berusaha untuk menenangkan istri beliau Yaitu Raden Ayu Ratnanimsi Jadi semacam menenangkan Nah seperti itu ekspresi beliau sangat marah disini Nah, bukan bagi teman-teman yang kurang tahu bagaimana sih sejarah penangkapan Pangeran Diponegoro. Jadi sebenarnya ketika tahun 1830, Pangeran Diponegoro itu melakukan gencatan senjata dengan pihak Belanda selama bulan Ramadan. Nah, ketika itu beliau datang dengan niat untuk bersilaturahmi kepada General de Kock, silaturahmi pasca Ramadan. Sekaligus membicarakan tentang kemungkinan perundingan damai pasca lima tahun peperangan. antara Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Nah, tapi yang terjadi apa? Bukannya mendapatkan hasil dari perundingan, justru Pangeran Diponegoro disini ditangkap. Seperti itu. Oke, sini kita lihat ekspresi dari prajurit Pangeran Diponegoro. Nah, jika di lukisan sebelumnya kita lihat ekspresi mereka, itu semacam memohon, terus ada yang merasa takluk disini, terus disini. takut dan sebagainya sedangkan di lukisan yang satunya itu dikembarkan kalau mereka marah, kaget apa yang terjadi, dia bingung dengan posisi kok tiba-tiba panggilan di Ponegoro ditangkap dan hendak untuk dibuang saat itu oke, terus jika di lukisan Pineman, kita melihat kebesaran dari bendera Belanda saat itu merah putih biru yang menggambarkan kebesaran Belanda disini sedangkan disini kita lihat di lukisannya Raden Saleh tidak ada bendera Belanda mungkin teman-teman mungkin bertanya kok bisa kenapa gak diganti bendera Indonesia aja bendera merah putih nah saat itu belum ada ya tahun 1800an memang Indonesia belum ada jadi tidak mungkin juga apakah Raden Saleh tahu kalau oh besok kita pakai bendera merah putih ya belum tahu disini Nah ini lukisan beliau Nah lukisan ini diserahkan kepada Anak dari Wilhelm II Kalau tadi ini diserahkan kepada Wilhelm II Raja Wilhelm II dari Belanda Nah lukisan Raden Saleh itu diserahkan kepada Wilhelm III Ya jadi penerus dari Wilhelm II Nanti dari Raja Sejak William II lahirlah putri atau ratu berikutnya yaitu Ratu Wilhelmina yang nanti menjadi akhir dari pemerintahan Belanda di Indonesia. Oh ya, satu lagi sedikit perbedaan ya, antara lukisan Pangeran Diponegoro dan juga lukisan Peneman yang ini. Lukisan Raden Saleh dan juga lukisan Peneman. Nah, kalau kita lihat sisi pengambilan gambarnya di sini, nah, posisi ini berada dari sebelah kiri gedung. Ya, kiri gedung. kediamannya dekok dari sebelah kirinya sedangkan kalau kita lihat dari sebelah sini ini berasal dari sebelah kanan pengambilan gambarnya jadi kayak menentang atau kebalikan dari lukisan pineman tadi nah seperti itu nah dari sini apa yang bisa kita pelajari sebenarnya yang bisa kita pelajari adalah bahwa penangkapan pangeran diponegoro sebenarnya salah satu peristiwa yang sangat penting dalam sejarah daerah Indonesia bahkan sampai Belanda pun harus menggunakan taktik yang cukup licik saat itu taktik yang apa ya taktik yang ya tidak ksatria tidak tidak menangkap diponegoro dengan kekuatan bersenjata tapi diajak berunding terus ketika berunding malah ditangkap Nah itu yang bisa kita ambil kesimpulannya dari lukisan pangeran diponegoro bahkan Belanda sendiri dikolas pineman sampai harus membuat lukisan yang menggambarkan kalau memang Diponegoro ini lemah orangnya padahal kenyataannya tidak ya beliau mampu bertahan selama 5 tahun melawan Belanda yang cukup kuat dengan persenjataan senjataan mereka. Ya bangsa Eropa saat itu ya. Oke, mungkin seperti itu aja penggambaran sedikit dari lukisan Pangeran Diponegoro, baik versi Pineman maupun versi dari Raden Saleh. Terima kasih sudah menonton ya. Disini mungkin saya juga bukan terlalu ahli ya, tidak terlalu ahli dalam sejarah Pangeran Diponegoro. Tapi disini saya berusaha membahasnya menurut kemampuan saya atau pemahaman saya. Saya juga cukup baru, belum terlalu paham ya. dengan ilmu ikonografi ini ilmu bantu dalam sejarah jadi saya menggambarkannya sesuai dengan pemahaman saya oke, sekian dari saya jika ada salah kata mohon maaf, terima kasih sudah menonton saya hiri, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Viva Historia