Intro Salam sejahtera dalam kasih Kristus Yang namanya manusia pasti tidak lepas dari pergemulan kehidupan Tetapi ada kuasa yang diberikan oleh Yesus untuk mengatasi semuanya itu Intro Nah seperti apa itu? Mari kita belajar dari kitab Filipi pasal 4 ayat 10 sampai ayat yang ke-20. Sebelum kita membaca bagian Alkitab ini dan merenungkannya, mari kita berdoa.
Ya Kristus sumber hikmat saat ini kami mau belajar dari kitab sucimu mendalami kebenaran firmanu Ya Rokudus tuntun kami dengan kuasamu sehingga kami benar-benar Memahami kebenaran firmanmu Dan beroleh kemampuan untuk melaksanakannya Di dalam nama Tuhan Yesus Kami berdoa Amin Bapak ibu saudara sekalian mari kita siapkan diri kita Jika Anda punya Alkitab, mari kita membuka Filipi pasal 4 ayat 10 sampai ayat yang ke-20. Judul bacaan kita saat ini, Terima kasih atas pemberian jemaat. Aku sangat bersuka cita dalam Tuhan bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
Aku tahu apa itu kekurangan, dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal, Dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku, baik dalam hal kenyang maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung. di dalam dia yang memberi kekuatan kepada aku.
Namun baik juga perbuatanmu bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi, pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaat pun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain daripada kamu. Karena di Thessalonica pun, kamu telah dua kali mengirimkan bantuan kepada aku.
Tetapi yang ku utamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya yang makin memperbesar keuntunganmu. Kini aku telah menerima semua yang perlu daripadamu, malahan lebih daripada itu. Aku berkelimpahan karena aku telah menerima kirimanmu dari Epaproditus, suatu persembahan yang halus. suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah Allah ku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaannya dalam Kristus Yesus dimuliakanlah Allah dan Bapak kita selama lamanya amin Bapak Ibu Saudara sekalian demikianlah Filipi pasal 4 ayat 10 sampai ayat yang ke 20 telah Kita baca tadi Dan sekarang mari kita renungkan Bagian awal kitab ini Saudara, tema kotba kali ini Segala perkara Dapat ku tanggung Di dalam dia Saudara Segala perkara dapat ku tanggung Di dalam dia, ini merupakan Perkataan Paulus Yang sangat terkenal Yang kita temukan Di dalam Filipi Pasal 4 Ayat 13 Yang sudah kita bacakan tadi kalimat ini pernah dikutip oleh seorang petinju yang bernama Evander Holyfield di saat dia melawan seorang petinju yang mendapat julukan Sileher Beton ya benar Mike Tyson sebelum pertandingan di saat Evander Holyfield berjalan menuju ring dia mengenakan sebuah jubah dan di belakang jubahnya itu tertulis Segala perkara dapat ku tanggung di dalam dia yang memberi kekuatan kepada ku Lepi pasal 4 ayat 13 Inilah yang tertulis jelas di jubah yang dikenakan oleh Evander Holyfield.
Lalu pertandingan tinjau itu pun dimulai. Apa yang terjadi? Di akhir pertandingan, Evander Holyfield keluar sebagai pemenang. Dan media cetak, media elektronik, mulai membicarakan tentang hal ini.
Mereka sangat tertarik dengan tulisan di jubah Evander Holyfield. Evander Holyfield... dengan mengutip Filipi pasal 4 ayat 13 apa yang dikutipnya itu menjadi kesaksian bagi banyak orang dimana dia menggantungkan keyakinan imannya kepada Yesus Kristus Tuhan kita Sebelum dia bertanding, dia beriman sungguh-sungguh kepada Yesus.
Dan pada akhirnya, dia memenangkan pertandingan itu. Walaupun sebelumnya ada ketakutan yang dialami oleh banyak petinju termasuk dirinya. Tetapi imannya kepada Yesus mengelakkan semuanya itu.
Dia dapat mengendalikan ketakutannya. Dia bertinju dengan baik melawan Magtasen. Dan pada akhirnya dia keluar sebagai pemenang.
Sedara. Ketakutan itu manusiawi. Sekali lagi, ketakutan itu manusiawi. Yang namanya manusia pasti, pasti mengalami ketakutan. Semua manusia pasti punya rasa takut.
Tidak terkecuali Evander Holyfield Tidak terkecuali Paulus Nah, keadaan penjara di saman Paulus Memiliki pelbagai cerita kelam Yang menakutkan dan mengerikan Sama halnya teror mental yang dialami oleh Holyfield Sebelum pertarungan melawan Mike Tyson Nah, ketika ketakutan itu melandah diri kita Apa yang harus kita lakukan? Ketika kita dikuasai oleh ketakutan, apa yang harus kita lakukan? Nah, ini hal yang menarik untuk kita pelajari bersama Ketika kita dilandah oleh ketakutan atau mengalami ketakutan, apa yang harus kita lakukan?
Mari kita belajar dari polus, dari teks Filipi pasal 4 ayat 10 sampai ayat yang ke-20. Secara manusiawi, apa yang Paulus alami di dalam penjara di saat dia menulis surat pada tahun 61 Masehi. Apa yang dialami dan orang-orang yang dipenjara alami itu sangat mengerikan. Ini penjara kekaisaran Romawi, di mana kaisar yang berkuasa pada waktu itu adalah kaisar Nero.
Saudara, jemaat di kota Filipi paham benar tentang hal ini. Mereka paham bagaimana kehidupan orang yang berada di dalam penjara. Terima kasih. Karena berkunjung ke penjara, Anda pasti tahu kehidupan orang di penjara. Nah itu penjara di saman sekarang.
Penjara yang dimaksudkan oleh Paulus ini adalah penjara pada abad pertama. Abad pertama Masihi ketika Kekesan Romawi menguasai bangsa Israel kala itu dan beberapa suku bangsa. Jemaat di kota Filipi paham benar bagaimana menderitanya di dalam penjara. Olesi sebab itu melalui seorang yang bernama Epaproditus Paulus oleh jemaat Filipi dikirimi bantuan berupa segala yang dibutuhkan oleh Paulus dalam penjara jemaat Filipi yang didirikan oleh Paulus dalam perjalanan pekabaran injilnya yang kedua ini mengirim bantuan kepada Paulus jemaat ini merupakan jemaat pertama yang didirikan oleh Paulus di Benua ilmu Nah, saat ada dalam penjara, manusia pada umumnya mengeluh. Karena di penjara pasti ada pergumulan, pasti ada tekanan-tekanan yang mereka terima.
Situasi dan kondisi penjara membuat banyak orang tidak nyaman. Menderita dan karena itu mereka mengeluh Dalam teks Filipi pasal 4 ayat 10 sampai ayat yang ke 20 Paulus tidak mengeluh Kalau kita baca dengan saksama Filipi pasal 4 ayat 10 sampai 20 Kita melihat disini Paulus tidak mengeluh Dalam ayat 10 kita membaca ucapan Paulus Aku sangat bersuka cita dalam Tuhan Ini luar biasa sudah resikarian. Orang dalam penjara umumnya meneluh, tetapi Paulus ketika menulis surat Filip ini, dalam surat ini dia mengatakan Aku sangat bersuka cita dalam Tuhan Sedara, jarang sekali terjadi orang bersuka cita dalam penjara Jarang sekali terjadi Umumnya orang mengeluh, meratap, menyesali diri, bahkan ada yang menjadi gila di penjara.
Nah, pertanyaan kita sekarang adalah, mengapa Paulus? bersuka cita di dalam penjara saya mencatat beberapa hal disini yang pertama perhatikan ayat 10, ayat 15 dan ayat yang ke-16 disini kita membaca Paulus mendapat perhatian dalam bentuk kiriman barang dari jemaat di Egesus Pemicu sukacita polos disini jelas Yaitu perhatian cemat Jadi perhatian cemat terhadap pelayan Tuhan Itu sesungguhnya mendatangkan sukacita bagi mereka Karena itu berbahagialah Anda Yang punya perhatian terhadap pelayan Tuhan Yang menyisikan sebagian dari pendapatanmu Untuk menopang pelayanan mereka Yang kedua perhatian Perhatikan R11. Paulus telah belajar mencukupkan diri dalam segala hal, dalam segala keadaan.
Itu berarti Paulus telah siap menghadapi segala hal. Ini tips yang manjur saudara sekalian. Dalam segala keadaan, Paulus tegar karena merasa cukup dalam segala keadaan. Banyak orang tidak tahan dan mencukupi. Dan menjadi lemah ketika tidak merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
Yang ketiga, perhatikan ayat 13. Yang membuat polus bersuka cita. Ternyata adalah sikap imannya. Segala perkara dapat kutanggung. Di dalam dia yang memberi kekuatan kepercayaan. Sikap iman yang benar itu kunci ketenangan Sikap iman yang benar itu memicu sukacita Yang keempat ayat 17 Disini kita membaca Paulus bersama karena buah pemberitaannya telah terlihat lewat kasih jemaat Filipi terhadapnya.
Jadi empat hal ini yang membuat Paulus bersuka cita. Bantuan jemaat, mentalitas mencukupkan diri, sikap iman menanggung penderitaan, dan menyaksikan buah pemberitaan Injil. Sedara, fokus pewakatan Firman saat ini adalah sikap iman Paulus.
Segala perkara dapat kutanggung. Di dalam dia, ia memberi kekuatan kepada ku. Mari kita dalami perkataan Paulus ini diperhadapkan dengan realitas kehidupan bergereja dewasa ini.
Yang pertama, Paulus mengajarkan kita soal keikhlasan. Berani menerima kenyataan sepahit apapun kenyataan itu. Inilah yang diajarkan oleh Paulus kepada kita, keikhlasan.
Menjadi orang Kristen tidak selalu berada di zona nyaman, jalan bebas hambatan tanpa pergemulan. Ada saat kita mengalami pergumulan, ada saat kita mengalami tekanan hidup. Paulus seorang rasul yang dijumpai langsung oleh Yesus mengalami penderitaan di penjara di kota Roma. Apakah Paulus meminta Tuhan membebaskannya? Apakah Paulus minta itu kepada Tuhan?
Tidak, saudara sekalian. Paulus memilih bersuka cita. Artinya, dia menerima realitas itu dengan suka cita. Keikhlasan menanggung peneritaan karena iman kepada Kristus, itu seharusnya yang menjadi sikap gereja.
Dan sikap ini yang diajarkan dan dibuktikan oleh para rasul Paulus masuk keluar penjara Petrus ditangkap dan disalib di kota Roma Jakobus Yesus bersemangat memberitakan Injil tetapi kemudian kepalanya dipenggal oleh Raja Herodes. Semua murid Yesus mengalami kesengsaraan sebelum mereka meregang nyawa. Itulah sikap mental orang Kristen. Nah apakah sikap mental yang seperti ini masih diajarkan oleh gereja?
Masihkah kita berjumpa dengan orang Kristen? Kristen yang sedemikian ini. Seorang teolog asal Jepang, Kosuke Koyama, begitu prihatin dengan mentalitas orang Kristen dewasa ini yang tidak lagi mau memikul salib atau menderita demi incil, tetapi lebih suka menenteng rantang.
Itu kata Kosuke Koyama. Saudara, ini sebenarnya adalah sebuah sindiran. Sindiran baik kita, memikul salib itu berat, menenteng rantang itu ringan. Mentalitas memikul tanggung jawab yang berat itu, itu berganti mentalitas suka nyaman.
Itu sesungguhnya makna terdalam dari sindiran yang disampaikan oleh teolog Kosuke Koyama. Orang Kristen tidak mau memikul salib, tapi lebih suka menenteng rantang. Saudara, jika kita kenal Telok Chuan Seng Song, dia menulis sebuah buku yang berjudul Allah yang turut menderita.
Nah, di dalam buku ini kita mendapatkan gambaran betapa Allah itu imanen. Artinya sering datang menjumpai manusia dan turut menderita dengan umatnya. Puncak penderitaannya dia datang di dalam Yesus Kristus. Keprihatinan kita sekarang orang bergerja tetapi tidak mau menderita bersama. Cobalah perhatikan di saat ada penggalangan dana di gereja.
Coba perhatikan baik-baik Bisa dihitung siapa yang berpartisipasi Siapa yang aktif terlibat di dalamnya Bisa dihitung Coba lihat saat pelaksanaan program kerja gereja Ada yang begitu antusias mengikutinya, ada juga yang bermasa bodoh. Realitas ini menunjukkan bahwa mentalitas Kristen belum terbentuk. Banyak orang masih menenteng rantang daripada memikul salib. Kita lupa, Yesus mengucapkan salah satu syarat untuk mengikut dia adalah memikul salib.
Hal ini dapat kita baca dalam Markus 8 ayat 34. Ada seorang penulis namanya Joel Osten. Dia menggambarkan dengan tegas. Demikian tulisan Joel Osten.
Tuhan tidak akan membawamu dalam garis lurus. Tidak. Ada tikungan dan belokan. Ini mungkin tidak terjadi seperti yang kamu pikirkan.
Tetapi kekecewaan, kehancuran adalah semua bagian dari rencana Tuhan. Saudara, apa yang dikatakan oleh Joel Osten ini, itu sesungguhnya menjadi bahan refleksi bagi kita. Dalam sejarah hidup umat Israel kita bisa menyaksikannya Saat keluar dari Mesir itu ada jalan yang pendek Hanya dalam beberapa hari mereka bisa tiba di tanah kenaan Tetapi Tuhan tidak menuntun umat melalui jalan yang pendek itu Tuhan menuntun mereka melalui jalan yang panjang Jalan yang berliku yaitu jalan padang pasir Tuhan menuntun mereka ke sana Saat umat Israel jatuh ke dalam penyembahan berhala dan ketidakadilan yang dilakukan oleh penguasa Tuhan menghancurkan mereka menghancurkan baik Allah menghancurkan kota Yerusalem dan umat yang berada di kota Yerusalem dibuang ke tanah Babel dan mereka tinggal di sana selama 70 tahun Tetapi setelah itu, happy ending Sukacita, kebahagiaan Umat memasuki tanah kanaan Umat kembali dari pembuangan di tanah babel Nah inilah realitas hidup orang yang percaya kepada Yesus Ada suka dukanya Ada jatuh bangunya Nah, jika demikian adanya, belajarlah sabar dan ikhlas. Seperti Yesus Kristus dari Getsemani, dia mendaki ke bukit Golgota sepanjang perjalanan itu. Dia mengalami aniaya, dia disiksa, dia benar-benar menderita.
Yang kedua, dia menjelaskan, Paulus mengajarkan hidup kita berpusat pada Kristus Berpusat pada Kristus Mengapa? Karena Kristus adalah sumber kekuatan kita Segala perkara dapat kutanggung Kata Paulus Di dalam dia Di dalam Kristus Yang memberikan kekuatan Kepadanya Pergumulan apapun dapat Kutanggung kata Paulus Di dalam Kristus Karena Kristus memberikan Kekuatan kepadanya Saat ada perkembangan hidup yang berat, kita tidak bisa menyelesaikannya dengan kekuatan kita. Saat kita diperhadapkan dengan kehilangan nyawa, karena mempertahankan iman kita, secara manusiawi kita ciut dan takut.
Paulus dan rasul-rasul yang lain pernah melewati itu. Mereka pernah mengalaminya. Lalu mengapa mereka bisa melewatinya? Paulus bersaksi karena Yesus Kristus.
Ia memberikan kekuatan kepada mereka. Jadi sumber kekuatan adalah Yesus Kristus. Ini berita sukacita bagi kita Anda yang menonton video ini Mungkin saja saat ini Punya pergemulan hidup yang hebat Mengalami tekanan hidup yang luar biasa Ingatlah perkataan Olus Dalam Filipi Pasal 4 E 13 Segala perkara dapat ku tanggung Di dalam dia yang memberikan kekuatan kepada ku Jadi di dalam Kristus ada Kekuatan yang luar biasa yang diberikan kepada orang-orang yang percaya kepadanya.
Saudara, orang-orang non-Kristian pada abad pertama, begitu heran, termasuk Kaisar Nero, di saat mereka melihat orang Kristen yang dipaksa berkelahi dengan singa, mereka menyungsung kematian itu dengan tersenyum. Mereka tersenyum, menyambut dengan suka cita kematiannya. Sampai Kaisar Nero heran dan bertanya, Ini agama apa?
Belum pernah saya melihat ada orang menyongsong kematiannya dengan tersenyum. Belum pernah saya melihat ada orang menyongsong kematiannya dengan penuh sukacita. Sedara, rahasianya kekuatan Kristen karena Yesus Kristus. Dia telah mengalahkan kematian.
Murid-murid yang menyaksikan kebangkitannya dari alam maut dan mereka percaya kepadanya. Itulah sebabnya mereka tidak lagi takut mati karena mereka menyaksikan. Saksikan sendiri Yesus telah mengalahkan kematian itu.
Kematian takluk di bawah kuasa Yesus. Dan itu disaksikan oleh murid-murid Yesus. Sehingga mereka tidak takut mati. Tidak takut kepalanya dipenggal.
Tidak takut disalib apapun yang mereka alami. Mereka punya kekuatan di dalam Yesus Kristus Tuhan kita. Sedara.
Pergumulan apa yang lebih hebat dari kematian? Yesus Kristus telah mengalahkan kematian. Itulah pemicu semangat para rasul. Itulah pemicu semangat Paulus dan kawan-kawannya.
Hidup mereka telah menjadi teladan bagi kita. Mari kita kubarkan semangat ini. Segala sesuatu dapat ku tanggung di dalam dia yang memberikan kekuatan kepada ku. Yesus Kristuslah sumber kekuatan kita. Dia selalu menyertai kita sampai akhir saman.
Karena itu percayalah sungguh-sungguh kepada Yesus dan berserahlah sepenuh hati kepadanya. Hanya di dalam dia kita mampu melewati segala perkara. Hanya di dalam dia kita mampu melewati setiap pergumulan kehidupan. Amin. Terima kasih