Kalau mau ngomong di depan banyak orang, apa yang lo rasain? Mungkin itu rapat, diskusi, presentasi. Pernah nggak lo ngerasa gugup, jadinya grogi, bahkan panik?
Apa lo sering secara nggak sadar, tiba-tiba keringetan, dan nggak fokus gitu pas mau ngomong? Terus karena lo jadinya terlalu grogi, pikiran lo jadinya ngeblank pas lagi ngomong. Akibatnya apa yang lo omongin jadi nggak runut, nggak jelas.
Setelah udah selesai, lo baru deh kepikiran hal-hal apa aja yang sebenernya tadi harusnya lo omongin. Tapi malah gugup, jadinya nggak kesampean. Kalau lo merasa deskripsi tadi cocok banget sama apa yang lo alamin, stay tune di video ini. Karena lo akan belajar gimana caranya supaya bisa bicara dengan lancar di depan banyak orang. Minimal kayak gue deh.
Kalau misalnya lo ngerasa video ini bermanfaat, jangan lupa klik like, subscribe, dan bagiin video ini ke temen-temen lo. Nah oke, kita ngomongin soal groginya dulu. Grogi ini kan kata lainnya adalah gugup atau nervous misalnya.
Ini adalah keadaan dimana ya lo merasa tegang. Ciri-ciri fisik yang biasanya muncul adalah deg-degan, gemeteran, ringetan, bahkan ada yang sampai sakit perut sampai mual. Kalau misalnya lo grogi, biasanya lo ngerasa nggak akan mampu ngelakuin apa yang lo khawatirin.
Konsentrasi lo jadinya keganggu dan nggak bisa mikirin hal lain pokoknya. Dan yang paling parah kalau misalnya udah masuk ke area yang lebih parah lagi, jadinya lo punya keinginan untuk lari dari situasi yang bikin lo grogi. Karena lo nggak tahan aja untuk menghadapinya Terus, kenapa sih sebenarnya lo bisa grogi pada saat cuma ngomong di depan banyak orang aja?
Ada beberapa alasan Yang pertama, kemungkinannya adalah bisa jadi karena respon dari tubuh lo pada saat lo mau ngomong Tubuh lo ini menganggap ngomong di depan orang bisa jadi adalah hal yang mengancam Kenapa bisa kayak gitu? Bisa jadi ada dua alasannya Yang pertama, karena satu Lo nggak terbiasa ngomong ngomong di depan orang-orang. Hal ini adalah hal yang cukup baru buat lo, jadinya otak lo belum bisa menyesuaikan respon tubuh lo dengan baik.
Kedua, lo punya pengalaman yang buruk di masa lalu saat ngomong di depan orang banyak. Ini jadinya efeknya ke otak lo juga. Otak lo memunculkan pikiran tentang pengalaman itu pas lo ketemu sama Kondisi yang mirip-mirip, yaitu ngomong di depan banyak orang. Dan akhirnya, setelah otak lo menangkap bahwa ngomong di depan orang itu adalah ancaman, muncullah respon-respon kayak gemeteran, keringetan, deg-degan yang tadi udah gue jelasin. Dan respon tubuh yang tadi, itu akhirnya mempengaruhi apa yang lo rasain.
Lo jadinya takut. Dan ketakutan ini mengganggu proses lo berpikir. Jadinya lo nggak bisa fokus dan... Ya, balik lagi ke yang apa gue sampaikan di depan.
Nah, itu kemungkinan yang pertama. Yang kedua adalah karena mungkin pikiran lo tentang public speaking sendiri yang bermasalah. Lo mungkin menganggap bahwa ngomong di depan orang banyak itu akan menentukan banyak hal di dalam hidup lo. Jadi kayak big deal banget nih buat diri lo. Buat harga diri lo, buat image lo, buat penilaian orang lain terhadap lo Makanya, karena ini jadi big deal banget buat lo Akhirnya lo jadi grogi Karena kesannya, ngomong di depan orang ini kayak life or death matter malah Nah, kalau misalnya kita ngomongin public speaking Biasanya public speaking ini orang approachingnya itu melalui dua pemikiran Yang pertama adalah pemikiran bahwa dia berbicara untuk menunjukkan performance sebagai seorang pembicara.
Kalau misalnya lo mikir, apakah lo bisa bikin lawan bicara atau penonton lo kagum? Apa lo bisa ngomong dengan lancar? Lo menganggap orang lain sebagai juri? Nah, berarti lo memakai pandangan yang ini. Dan pandangan ini membuat lo makin grogi.
Kenapa? Karena basically, orang lain itu nggak bisa lo kontrol. Jadi lo mengalami ketidakberdayaan.
Nah, approach yang kedua. adalah untuk tujuan komunikasi. Lo berbicara untuk memastikan bahwa informasi yang ada di pikiran lo itu tersampaikan dengan baik.
Kalau misalnya lo berpikir, apakah orang tuh bisa nangkep nggak sih? Apa yang sebenarnya lo omongin? Apakah komunikasi lo udah jelas? Nah, pandangan ini akan lebih baik dan bisa mencegah perasaan grogi, perasaan takut, perasaan panik yang kita lagi hadapin sekarang. Nah, oke, itu yang kedua.
Kemungkinan yang ketiga adalah karena pandangan terhadap diri lo sendiri. Kalau misalnya lo emang dari awal udah memandang diri lo sebagai speaker yang gak jago, yang membosenin, yang orang gak mau denger, Ya wajar aja lo makin jadi grogi. Ada teori psikologi yang bisa menjelaskan tentang bagaimana pandangan lo terhadap kemampuan diri sendiri itu bisa ngefek ke performance. Nama teorinya self-efficacy, kita udah bahas beberapa kali juga di 1%.
Semakin lo memandang diri lo sendiri itu mampu, maka semakin tinggi motivasi lo untuk melakukan hal tersebut. Artinya lo akan lebih gigih. Nggak cepet nyerah ketika ada hambatan dan alhasil performance lo meningkat. So, dengan percaya bahwa lo mampu, dimulai dari kepercayaan doang, lo emang bisa bener-bener jadi mampu.
Oke, itu yang ketiga. Dan yang keempat, yang bisa jadi masalah juga adalah situasinya. Walaupun ya, setiap orang pasti berbeda-beda level gloggingnya kalau misalnya kita lihat yang di atas tadi. Tapi, Pada dasarnya, orang-orang akan cenderung lebih grogi di dalam situasi-situasi yang sifatnya formal dan baru.
Dan kalau misalnya kita mikir, jadi apa aja nih sebenarnya yang menyebabkan sebuah situasi itu bisa kelihatan lebih formal dan lebih baru gitu? Itu yang pertama, kalau misalnya lo berada di situasi di mana lo sedang dievaluasi atau menerima penilaian. Misalnya kayak ujian prak.
presentasi depan atasan, nah lo akan menganggap situasi ini lebih formal. Dan oleh karena itu, there's a big chance bahwa lo akan merasa lebih grogi dibandingin kondisi-kondisi lainnya. Oke, itu yang pertama.
Yang kedua adalah perbedaan status dengan penonton atau lawan bicara. Kalau misalnya lo ngomong di depan atasan-atasan lo di kantor, atau mungkin orang-orang yang secara tingkat profesionalism, misalnya lebih tinggi daripada lo, pasti lo akan ngerasa lebih grogi. Oke.
Karena, again, lo merasa lebih formal dan kalau misalnya lo belum pernah menghadapi keadaan kayak gini, tambah grogi lagi. Dibandingin sama misalnya lo presentasi di depan rekan-rekan kerja lo yang secara tingkatan sama-sama lo. Ketiga adalah materi yang lo sampaikan. Kalau lo cuma menyampaikan statistik gitu ya, kalau misalnya lo cuma menyampaikan data-data dan data aja, lo akan merasa lebih nggak grogi dibandingin kalau misalnya lo menyampaikan ide-ide baru atau inovasi lo untuk program-program tertentu. Karena ya, kalau misalnya data-data doang, lo emang cuma menyampaikan apa yang udah terbukti.
Kalau misalnya ide baru, itu berasal dari diri lo sendiri. Dan lo merasa punya tanggung jawab yang besar untuk membuat ide lo bisa diterima dan oleh karyawan. Karena itu chance untuk membuat groginya lebih tinggi juga. Dan yang terakhir adalah audiens yang baru. Kalau lo udah terbiasa presentasi depan teman-teman kerja, tiba-tiba lo disuruh presentasi di depan anak-anak kuliah misalnya.
Pasti ada perasaan gak nyaman. Pasti ada rasa grogi itu muncul lagi. Nah oke, itu adalah penyebab-penyebab kenapa lo bisa ngerasa grogi. Udah saat lo mau ngomong di depan banyak orang. Terus gimana nih caranya lo bisa mengatasi perasaan kerugi ini?
Nah, sebelum kita lanjut, gue mau ngasih tau informasi. Kalau misalnya di 1%, kita punya satu program yang bisa mengatasi masalah yang kita lagi obrolin ini. 1% ada program mentoring dengan mentor-mentor profesional.
yang siap buat ngebantu kamu. Mentoring 1% adalah program konsultasi online one-on-one bersama mentor 1% untuk menaklukkan kecemasan, ketakutan, serta menemukan langkah hidupmu selanjutnya. Udah ada 10 ribu orang dari 15 negara yang udah terbantu sama mentoring 1%. Gue sendiri dulu waktu masih sering nge-mentor, sekarang masih nge-mentor juga cuma nggak sebanyak dulu. Pernah beberapa kali nanganin orang yang punya masalah ini.
Mereka terpaksa harus belajar public speaking karena menurutan pekerjaan. Iya, gue literally ngajarin orang gimana caranya bisa public speaking yang bener. Mulai dari tone suara, body language, dan lain-lain. Jadi bisa juga masalah ini lo bawa ke mentoring.
Kalau misalnya mau daftar, lo tinggal klik link yang ada di description box dan comment section video ini. Oke, tapi sebelum lo daftar mentoring, lo dengerin dulu tips-tips ini. Nah, tips yang pertama adalah belajar cara menempatkan tubuh lo di dalam keadaan yang tenang.
Lo bisa melakukan teknik-teknik relaksasi, kayak tarik nafas, atau gerakin tubuh dan wajah lo, atau melakukan hal-hal yang bikin lo tenang. Ini buat banyak orang bisa jadi banyak hal, buat setiap orang bisa berbeda-beda. Biasanya beberapa yang gue saranin adalah yang pertama, open posture.
Jadi ketika lo berdiri. Ketika lo duduk, lo usahakan posisi lo itu terbuka. Tangan lo ada di samping, nggak menghalangi badan lo, dan diusahakan juga postur lo cukup lebar. Itu yang pertama yang biasanya gue saranin, dan yang kedua adalah teknik nafas perut. Jadi ketika lo tarik nafas, lo simpennya di perut, jangan di dada.
Lo bisa narik nafas lebih panjang dan ngeluarinnya biasanya orang lebih relax. Itu dua hal yang biasanya gue sarankan. Dan dua hal tadi itu bagus kalau misalnya lo sertai dengan latihan yang sifatnya progresif. Misalnya lo mulai dari beraniin ngomong di depan anggota-anggota keluarga lo. Terus udah itu ke temen-temen lo.
Baru ke orang-orang yang lo nggak kenal atau di tempat kerja, kayak gitu. Jadi di tempat yang pressure-nya kecil, tapi lama-lama pressure-nya makin gede. Dan dengan menggabungkan teknik relaksasi dan latihan yang progresif tersebut, Tubuh lo jadinya terbiasa sama keadaan ngomong di depan orang-orang.
Mau orang-orang baru, mau orang-orang lama, mau pressure-nya tinggi, mau rendah, lo udah biasa. Oke, itu yang pertama. Yang kedua, ini ngomonginnya basic banget, yaitu lo harus mengubah mindset dan pemikiran lo tentang diri lo dan lawan bicaranya.
Banyak banget orang yang sering mikir negatif dan irasional ketika ngomong di depan umum. Baik itu ke diri sendiri, misalnya emang gue gak jago ngomong. Atau ke penonton, misalnya nih orang-orang pasti liat betapa gugupnya gue. Pikiran negatif ini bisa bikin lo ujungnya malah makin gugup.
Ya sebenernya, to be fair, emang susah sebenernya untuk menghilangkan pemikiran-pemikiran kayak gini. Apalagi buat lo yang selama ini, emang udah menghindari public speaking. Tapi coba pikir kayak gini, lo itu bukan center of attention-nya hidup orang lain.
Center of attention-nya orang lain adalah orang itu sendiri. Terima kasih. Lo liat pacar lo? Center of attention hidupnya dia adalah diri dia, bukan lo. Mereka lebih cemas sama kekurangan mereka sendiri dibandingin sama nyari-nyari kekurangan orang lain.
That's the fact. Dan kalaupun, misalnya lo messed up gitu di tengah-tengah, Ya udah lo tinggal ngomong Oke sorry tadi gue masih gugup Ngomong di depan kalian semua Let's try that again Dan udahnya lo tinggal sampein poin-poin yang emang lo mau sampein Yang sempet kepotong karena kegugupan lo Orang akan respect banget sama lo Karena lo bisa mengakui Bahwa lo grogi Tapi ya lo tetep bisa lanjut Lo dapet tuh dua-duanya Lo gak harus menyemunikan kegugupan lo Lo tinggal bilang sama mereka Tapi mereka semua akan ngerti Enak gak tuh? Enak banget Dan kalau misalnya lo masih mikir, eh nanti Vick tapi gini, tapi gitu. Gimana kalau misalnya kayak gini?
Gimana kalau misalnya kayak gitu? Nih, gue literally bisa mikirin semua jalan keluar hal-hal yang lo takutin dari public speaking. Seriusan, gue udah sering ngajarin.
ke otak lo adalah, gue gak akan bosan-bosan ngingetin lo ini. Lo tuh gak spesial. Lo itu gak sespesial itu. Dan semua orang juga gak sespesial itu. And that's a good sign, actually.
Oke, yang ketiga, ganti fokus lo dari performance ke komunikasi. Yang tadi sempat gue jelasin juga, kalau misalnya lo fokus ke performance, lo cenderung merasa grogi. Tapi kalau misalnya lo fokusnya ke komunikasi, yaitu kepada apa yang lo mau sampein, Lo akan lebih relax, dan lo akan lebih konsen, karena pikiran lo terpusat sama gimana caranya lo bisa menyampaikan informasi yang ada di kepala gue, sampai orang lain itu ngerti banget. Dan kan, itu inti dari lo ngomong di depan.
Gue nggak peduli lo secarming apa, lo seganteng apa kelihatan di depan. Kalau misalnya orang nggak ngerti satu patah kata pun yang lo omongin di depan, you're a bad communicator. Lo pengen orang ngerti apa yang ada di dalam otak lo. Bukan soal apa lo cukup tegap di depan sana, atau apa ekspresi lo keliatan ganteng di depan sana, itu semua trivial. Fokuslah gimana caranya supaya ini orang-orang di depan lo lo semua ini ngerti sama apa yang lo omongin.
Ya, dan kadang-kadang perasaan bahwa lo yang ngontrol ini justru emang membuat lo makin gugup. Karena kadang-kadang lo jadinya mikir kadang-kadang gue aja gak ngerti sama materi yang emang gue bener-bener mau sampein. Nah, kalau misalnya kayak gitu, atau mungkin lo mikir juga bahwa bahkan gue gak tau apakah alur dimana gue menyampaikan semua informasi ini tuh bisa dimengerti sama mereka atau enggak.
Nah, makanya kalau kayak gitu, gue akan kasih tau teknik presentasi BOMBER B, supaya lo bisa jelasin dengan baik dan runut apa yang ada di dalam otak lo. Keren namanya BOMBER B. BOMBER B ini adalah akronim dari Bank Opening Message Bridge Example. Recapped dan bank lagi Panjang Yaudah singkat aja kita jelasinnya disini Bank yang pertama Yaitu pembuka Pembuka ini harus menarik perhatian Harus bisa grabbing attention Misalnya apa Pakailah H Hal-hal yang nggak biasa, pake hal-hal yang menarik.
Misalnya apa? Fakta menarik misalnya. Lo mulai dengan sebuah statistik yang cukup mengejutkan.
Atau lo mulai dengan anekdot. Biasanya kalau gue, gue mulai dengan sebuah cerita. Kedua, opening.
Di sini apa aja yang bakalan lo ceritain. Jangan lebih dari 5 dan bikin dalam bentuk poin-poin supaya lebih ketangkep. Yang ketiga adalah message.
Nah, di sini lo baru jelasin satu-satu. Apa yang tadi ada di pembuka, pakai barang. bulletsnya ini tadi.
Pokoknya poin-poin yang tadi, lo bahas baru di sini. Yang keempat adalah bridging. Jangan lupa, lo butuh untuk memakai kalimat-kalimat penyambung di antara poin-poin yang lo jelasin.
Yang kelima, examples. Ini penting banget. Kasih contoh yang relatable sama audiens lo. Kalau misalnya audiens lo anak kuliah, kasih contoh yang bisa berhubungan sama anak kuliah. Dan ketika udah selesai presentasi, recap.
Rangkum dengan singkat apa aja tadi si presentasinya. Terakhir, tutup presentasi lo dengan sesuatu yang menarik. Use another bang. Bang!
Kayak joke, pake anekdot, pake quote, pake fakta lagi yang menarik. Dan udah. Sampai situ aja. Selesai. Kalau misalnya lo mau tau lebih detail lagi, mentoring sama gue.
Nah, itu yang ketiga. Yang keempat. Persiapkan dengan baik.
Kalau misalnya lo hari ini harus presentasi di depan 40 orang, dan lo bener-bener gak tau lo mau ngomong, ngomong apa, ya wajar aja lo gogi. Makanya, do your homework. Cari tahu lebih dalam tentang apa yang lo mau diomongin. Bikin alurnya. Omongin di depan cermin.
Latihan dengan baik. Rekam bahkan kalau misalnya perlu. Pokoknya, do your homework.
Lakukan persiapan yang baik sampai lo emang bener-bener bisa firm sama apa yang lo mau sampaikan, baru lo maju ke depan. Dan yang terakhir, yang kelima adalah cari kesempatan sebanyak-banyaknya dimana lo bisa ngomong depan orang lain. Again, practice makes perfect.
Semakin banyak pengalaman, semakin percaya diri lo dalam melakukan hal yang sama, semakin baik lo dalam hal tersebut. Gogi lo yang tadinya gede banget, makin lama ya mungkin masih ada juga gitu gogi. Tapi makin lama makin kecil, makin kecil, makin kecil. Dan lo udah terbiasa untuk nggak nganggep itu terlalu serius lagi.
Pokoknya jadi... Poin yang bener-bener gue pengen sampein disini, good speaker, good communicator adalah kombinasi dari kerja keras, persiapan yang matang, intention yang baik, dan mindset yang positif. Jadi kesimpulan dari pembahasan tadi, grogi itu bisa membuat lo merasa gak fokus, takut, keringetan, gemeteran, dan degan.
Pokoknya kacau. Tapi tenang aja, lo bisa mengatasi rasa grogi ini dengan teknik relaksasi. Ubah mindset lo, persiapkan materi lo, serta perbanyak kesempatan dimana lo bisa ngomong.
Oke, good luck pokoknya ke depannya kalau misalnya lo ada occasion dimana lo harus ngomong di depan banyak orang, gue yakin lo bisa. Gue Wiki dari 1%, see you in next video.