Berhati-hati jika anak anda sendirian di dalam mobil. Banyak hal tak terduga yang bisa terjadi. Seperti yang dialami oleh Kyle Plush. Dia terjebak di dalam mobilnya sendirian dalam keadaan terjepit dan terbalik.
Dalam posisi ini, dia tidak bisa minta tolong. Dan mobilnya pun tertutup sehingga suaranya tidak kedengaran dari luar. Kejadian ini pun menjadi bahan diskusi yang sangat panjang di Amerika.
Mari kita simak kisahnya agar kejadian semacam ini tidak akan pernah terulang lagi. Kyle adalah seorang remaja berusia 16 tahun yang tinggal di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat. Dia bersekolah di Seven Hills School.
Dia dikenal sebagai seorang remaja yang cerdas, berprestasi, dan penuh energi. Itu terbukti karena dia sangat aktif dalam bidang olahraga. Dia juga sangat diandalkan oleh teman-temannya, sehingga dia memiliki hubungan sosial yang baik pada hampir semua orang.
Makanya kabar kematiannya menggemparkan banyak orang. Tak disangka pada tanggal 10 April 2018, Kyle Plush mengalami sebuah tragedi yang mengerikan yang berujung pada kematiannya. Kejadian ini tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan teman-temannya, tapi juga mengguncang masyarakat luas dan menyoroti berbagai kelemahan dalam sistem layanan darurat yang terkesan lambat dalam menangani kejadian ini. Pada hari itu, dengan semangat, Kyle ingin berolahraga.
Ia sudah janjian dengan temannya untuk bermain tenis. Dia pun menuju ke sekolah mengendarai mobil Honda Odyssey 2004. Sesampainya di lokasi, di dalam mobil, dia berniat untuk mengambil peralatan olahraganya yang dia taruh di bagasi belakang. Alih-alih turun dari mobil dan membuka pintu belakang, dia malah menyeberang ke belakang melalui kursi tengah mobil. Bagasi bagian belakang mobil minivan Honda Odyssey 2004 ini kan memang bisa diakses dari depan dengan cara melangkahi kursi yang ketiga.
Seperti mobilnya. Di mobil pada umumnya, kursi bagian belakangnya bisa dilipat. Siapa sangka hal inilah yang menyebabkan Kyle terjebak. Saat Kyle bersandar ke kursi paling belakang untuk mengambil peralatan olahraganya, kursi itu terdorong ke belakang. Ternyata kunci pengait pada kursi terbuka.
Kyle pun terjepit di antara kursi dan pintu belakang mobil. Dia mungkin bisa mendorong tubuhnya ke belakang, namun sayang dorongan itu tidak cukup jauh untuk bisa membebaskan tubuhnya yang terjepit. Dengan kondisi kepala di bawah, Kyle semakin merasa tidak nyaman.
Dia pun sulit bernafas karena kursi menjepit perutnya. Mau minta tolong juga tidak bisa karena dia berada dalam mobil yang tertutup, suaranya tidak terdengar dari luar. Ingin minta bantuan lewat telpon juga sulit, sebab dia tidak bisa menjangkau ponselnya. Saat itu, iPhone-nya berada di sakunya.
Sementara dia terjepit sehingga tidak bisa mengambil HP tersebut. Nah, dengan perintah suara Siri, dia menyuruh iPhone-nya untuk melakukan panggilan darurat ke 911. Tapi karena tidak bisa mendekatkan HP-nya ke telinga, Kyle tidak bisa mendengarkan suara dari operator 911. Jadinya dia hanya bisa berteriak kepada operator 911, tapi dia tidak bisa mendengarkan balasannya. Ini kayak lo nelpon orang, tapi lo nggak dengar jawaban dari orang yang lo telpon. Pada jam 3 lewat 16 sore, telepon darurat itu masuk ke pusat bantuan 911. Kurang lebih Kyle bilang begini, saya membutuhkan bantuan, saya terjebak di dalam mobil van saya, tolong kirimkan bantuan segera.
Tapi sayang, saat ditanya balik oleh pihak 911 tentang di mana lokasinya, Kyle tidak bisa mendengarkan suara operator. Sehingga komunikasi menjadi sangat membingungkan alias tidak responsif. Operator 911 mencoba melacak keberadaan sang penelpon alias si Kyle melalui GPS.
Namun perlu diketahui bahwa pelacakan GPS ini tidak bisa akurat 100%. Pelacakan ini hanya digunakan untuk memperkecil area pencarian. Di jam 3 lewat 23 menit, dua petugas pun dikirim ke area sekolah Seven Hills.
Petugas pun mulai berpatroli di area tersebut untuk mencari mobil van yang dimaksud. 12 menit kemudian di jam 3 lewat 35, Kyle Plush menelpon 911 untuk yang kedua kalinya. Petugas penerima panggilan bernama Amber Smith menjawab panggilan Kyle. Di panggilan yang kedua ini, Kyle mencoba memberikan deskripsi van miliknya dan lokasinya berada di mana. Tapi selama panggilan itu berlangsung, suara bising terus terdengar.
Suara Kyle juga kurang jelas terdengar, sehingga penerima telepon merasa kebingungan. Sementara itu, mobil patroli masih berputar-putar. tapi belum menemukan dimana van milik Kyle. Padahal tanpa dia sadari, jarak mobil patroli sudah sangat dekat dengan mobil Kyle. Kyle berkata dalam telepon bahwa dia tidak punya banyak waktu lagi dan dia sadar bahwa hanya lewat telepon inilah dia bisa mengirimkan pesan kepada orang yang dia sayangi yaitu ibunya.
Dia ngomong, tolong beritahu kepada ibuku bahwa aku sangat menyayanginya. Dia pun mengucapkan salam perpisahan kepada keluarganya. Sedihnya, walaupun mendapatkan telepon dari Kyle, Smith tidak menyampaikan informasi ini kepada kepala polisi Isaac. Entah karena bingung, gak paham, atau mereka tidak yakin dengan apa yang sebenarnya terjadi. Pihak 911 yang menerima telepon sempat menduga bahwa si Kyle ini mungkin tuli karena dia tidak merespon ketika ditanya balik.
Dia hanya berbicara tapi tidak menjawab lawan bicaranya. Sementara itu Kyle mencoba bertahan dengan kondisi yang sangat menyiksa. Dia sendiri tidak tahu bagaimana respon 911. Dia juga tidak tahu apakah bantuan akan datang atau tidak. Sampai jam 3 lewat 37 menit, petugas yang berpatroli malah berhenti mencari, kemudian kembali untuk menjalankan tugas lain. Petugas patroli menelpon balik ke kantor, ia mengatakan, saya yakin itu hanya telpon iseng, atau mungkin orang yang sedang ngeprank.
Kita sudahilah pencarian ini, masih banyak urusan lain yang perlu dikerjakan. Setelahnya, pihak 911 pun menyudahi telepon itu dan menganggap itu hanyalah lelucon. Nomor telepon itu pun tidak pernah dihubungi lagi. Namun di jam 3 lewat 44 menit, seorang deputi sheriff Hamilton County yang sedang berada di sekitaran situ tergerak hatinya untuk mencari mobil van tersebut.
Ia kemudian menelpon pusat komunikasi, kemudian meminta informasi tentang van tersebut kepada pihak 911. Nah, setelah mengantongi informasi, dia pun berkeliling dengan inisiatifnya sendiri. Dia sampai di sebuah tempat parkir. di belakang toko barang bekas.
Dia periksa latuh mobil satu persatu. Dia melihat ada satu mobil van. Tapi saat dia mengintip ke dalam, nggak ada siapa-siapa di dalam. Wah, kenapa Kyle tidak ditemukan di situ?
Ya bisa jadi, karena dia tidak memeriksa bagian belakang bagasi. Atau memang dia memeriksa mobil van yang salah. Di sore itu, orang tua Kyle juga tidak mencari Kyle. Sebab anaknya sudah meminta izin untuk pergi bertanding tenis di sekolah. Jadi orang tuanya santai aja di rumah.
Singkat cerita, hingga malam tiba, Kyle tak kunjung pulang. Mulailah tuh orang tuanya merasa khawatir. Ditanyainlah kepada teman-teman Kyle.
Lewat telpon, temannya Kyle bilang, memang tadi sore rencananya kami akan main tenis bersama. Tapi, Kyle tidak datang. Dengan cepat, orang tua Kyle melacak iPhone milik anaknya.
Bagi yang punya iPhone mungkin lebih paham lah caranya. Saat itu, sudah hampir jam 9 malam. Orang tua Kyle segera mendatangi mobilnya dan betapa terkejutnya dia melihat anaknya dalam kondisi terjepit di dalam mobil. Tapi lebih terkejutnya lagi saat tubuh Kyle ditarik, dia sudah tidak bernyawa. Langsung tuh gempar, polisi langsung mendatangi lokasi kejadian dan mereka semua tersadar bahwa ternyata panggilan 911 yang sempat masuk tadi sore bukanlah lelucon.
Kematian Kyle Plush memicu gelombang kemarahan, kesedihan, dan pertanyaan dari berbagai pihak. terutama pihak keluarga dan masyarakat setempat. Kedua orang tua Kyle benar-benar merasa terpukul melihat anaknya yang selama 16 tahun bersama harus meninggal dengan cara yang menyesakan.
Mereka tidak hanya berduka atas kehilangan anak mereka, tetapi juga sangat marah terhadap cara layanan darurat menangani situasi ini. Keluarga merasa bahwa kematian Kyle bisa dicegah jika pihak berwenang merespon dengan lebih cepat dan efisien. Mestinya dikerahkan lebih banyak petugas untuk mencari.
Dan Anda harusnya turun dari mobil untuk... untuk memeriksa lebih detail. Masyarakat pun mulai mempertanyakan integritas dan efisiensi layanan darurat 911 di Cincinnati.
Banyak yang berpendapat bahwa ada kegagalan sistemik yang perlu segera diperbaiki untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan. Tekanan publik yang besar akhirnya memaksa pihak berwenang setempat untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap kejadian ini. Investigasi pun dilakukan oleh beberapa pihak, termasuk Departemen Kepolisian Cincinnati dan Pemerintah Kota Cincinnati. Hasil investigasi mengungkapkan ada sejumlah kelemahan dan kesalahan dalam penanganan panggilan darurat pada kasus Kyle Plush. Pertama, Ditemukan bahwa sistem komunikasi antara operator 911 dan pihak kepolisian yang bertugas di lapangan tidak berjalan dengan baik.
Kyle Khan telah memberikan informasi yang sudah cukup tentang lokasinya dan jenis kendaraannya. Mestinya informasi ini segera disampaikan. Tapi informasi itu tidak disampaikan dengan jelas kepada petugas yang sedang berpatroli di lapangan.
Dan akhirnya mereka malah menganggap ini hanyalah telpon iseng. Kedua, operator 911 tidak melakukan upaya lanjutan untuk memastikan lokasi Kyle setelah panggilan pertamanya terputus. Seharusnya saat telpon darurat terputus, operator 911 harus nelpon ke operator. untuk memastikan kejadiannya seperti apa. Tapi yang terjadi, mereka malah menunggu sampai telepon kedua masuk dari Kyle.
Dan itu jeda waktunya lumayan lama. Ketiga, tim patroli yang dikirim untuk mengecek mobil tidak melakukan pencarian menyeluruh di sekitar lokasi yang dilaporkan. Bisa dilihat di sini, mobil itu hanya melintas di luar. Padahal dia sempat lewat di dekat lokasi mobil Kyle.
Jika seandainya pencarian menyebabkan kejadian, Jika kalian dilakukan dengan lebih teliti, kemungkinan besar Kyle masih bisa ditemukan dan diselamatkan. Keempat, ada masalah dalam teknologi yang digunakan oleh sistem layanan darurat. Sistem pelacakan lokasi panggilan darurat yang digunakan pada saat itu tidak cukup akurat untuk menangani.
menentukan lokasi Kyle secara tepat, sehingga menyulitkan upaya pencarian. Ada yang berpendapat, kenapa Kyle tidak menelpon orang tuanya saja, agar iPhone-nya bisa dilacak oleh keluarganya. Dan mungkin itu lebih efisien ketimbang menelpon 911. Kalau soal itu, saya kurang paham. Mungkin Kyle sudah terlalu panik. Dan tentu saat dalam kondisi darurat, yang diteleponkan memang 911. Karena mereka punya akses terhadap tim penyelamat, kepolisian, dan lain-lain.
Setelah investigasi dilakukan, mereka pun menyadari bahwa ada yang menyebabkan kecelakaan. ada kesalahan dalam layanan darurat 911. Setelah kehilangan Kyle, keluarganya tidak tinggal diam. Mereka memutuskan untuk berjuang demi perubahan yang lebih baik dalam sistem layanan darurat. Orang tua Kyle bernama Ron dan Jill mulai aktif berbicara di berbagai forum untuk menyerukan reformasi pada sistem 911. Mereka juga mendirikan organisasi nirlabah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya sistem layanan darurat yang efisien dan lebih responsif.
Keluarga Kyle juga terlibat dalam advokasi untuk memperkenalkan undang-undang baru yang akan memastikan bahwa operator 911 dilengkapi dengan pelatihan dan teknologi yang canggih untuk menangani panggilan darurat yang lebih baik. Mereka percaya bahwa jika perubahan ini diterapkan, maka akan lebih banyak nyawa yang dapat diselamatkan. Saking gegernya, kematian Kylie Plush memicu diskusi nasional di Amerika Serikat tentang pentingnya perbaikan sistem layanan darurat 911. Dan akhirnya, beberapa langkah perbaikan pun mulai diambil oleh otoritas setempat. Salah satunya adalah peningkatan pelatihan bagi operator 911 untuk menangani situasi darurat yang tidak biasa dan juga memastikan komunikasi yang lebih baik dengan pihak kepolisian. Selain itu, teknologi pelacakan lokasi panggilan darurat juga ditingkatkan untuk memungkinkan penentuan lokasi yang lebih akurat dan cepat.
Kita mendoakan semoga Kyle sudah tenang di alam sana dan semoga keluarganya diberikan ketabahan. Dari kisah ini, kita sadar akan pentingnya menjaga keselamatan diri dan anak-anak kita. Kematian bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja.
Jadi kita berlindung dari segala bahaya itu, bukannya malah menantang bahaya itu. Orang berhati-hati aja bisa mati, apalagi kalau lo emang cari mati. Jangan ya, jangan.