Transcript for:
Proses dan Jenis Penyimpulan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Kembali bertemu dengan saya Muhammad Arif Dosen Brody Akidah dan Filsafat Islam Winsunan Kalidogo Pada video kali ini saya akan membahas tentang penyimpulan Video ini merupakan video lanjutan dari video-video sebelumnya yang membahas tentang unsur-unsur berpikir mulai dari pencerapan putusan dan terakhir penyimpulan dalam penyimpulan ini dalam video ini penyimpulan yang akan dibahas terutama adalah penyimpulan langsung baik, kita mulai masuk kepada pembahasan kita definisikan dulu tentang penyimpulan Apa itu penyimpulan? Penyimpulan ini adalah suatu proses berpikir yang disana manusia itu mengolah kita sebagai manusia itu mengolah satu proposisi atau lebih dari satu proposisi untuk menjadi satu proposisi baru yang memiliki keterkaitan dengan proposisi sebelumnya Jadi Sebagaimana saya jelaskan kemarin, setelah kita melakukan proses pencerapan dan mengubah sesuatu yang kita lihat menjadi kata, kemudian kita banding-bandingkan kata itu kemudian menjadi proposisi, nah, proposisi ini nanti dipikirkan ulang lagi untuk kemudian langsung diambil kesimpulan atau dibandingkan dengan proposisi-proposisi lain untuk menghadirkan kesimpulan baru. Menghadirkan konklusi Seperti itu Nah itu proses penyimpulan Jadi mengolah satu proposisi Atau lebih dari satu proposisi Menjadi satu proposisi baru Yang punya keterkaitan dengan proposisi awal itu Tidak sama persis tapi punya keterkaitan Seperti itu Jadi proposisi yang awal itu jadi pijakan untuk menyimpulkan sesuatu Itu penyimpulan Nah Penyimpulan itu dalam tradisi logika itu terbagi menjadi setidaknya dua hal ini Dua hal penyimpulan Yang pertama penyimpulan langsung Yang kedua penyimpulan tidak langsung Apa bedanya? Kalau penyimpulan langsung itu kita menyimpulkan sesuatu secara langsung Dari satu premis saja atau satu proposisi saja Ada satu proposisi Misalkan proposisi Semua manusia itu akan mati Misalkan itu proposisi itu Itu langsung kita simpulkan dari proposisi itu saja Satu proposisi Tidak menghadirkan proposisi yang lain Itu namanya penyimpulan langsung Nah sementara yang berikutnya Penyimpulan tidak langsung Nah kalau penyimpulan tidak langsung itu menyimpulkan sesuatu dengan mempertimbangkan dua atau lebih premis atau proposisi Jadi ada satu proposisi kemudian ada proposisi lain dan proposisi itu kita pertemukan untuk menghadirkan kesimpulan Misalkan semua manusia akan mati Arif manusia Itu dua proposisi Nah kita mengambil kesimpulan dari dua hal itu Kemudian Jadi Arif akan mati Misalkan seperti itu Itu penyimpulannya Ini penyimpulan tidak langsung Yang satunya kalau penyimpulan langsung tadi Semua manusia akan mati Maka kesimpulannya Yang akan mati adalah manusia Misalkan seperti itu Itu penyimpulan Ada penyimpulan langsung dan penyimpulan tidak langsung Dan dalam video ini Fokus pembicaraannya yang akan disampaikan adalah tentang penyimpulan langsung Nah, penyimpulan langsung ini punya beberapa jenis, ada beberapa bentuk Yang pertama adalah bentuknya perlawanan Yang kedua adalah pembalikan Yang ketiga obversi Dan yang keempat Aktualitas dan posibilitas Kita bahas satu persatu empat bentuk penyimpulan langsung Bentuk penyimpulan langsung yang pertama adalah perlawanan Perlawanan ini adalah menghadirkan kesimpulan yang subjek dan predikatnya sama Jadi subjek dan predikatnya sama Sama dengan proposisi yang kita simpulkan di awal Jadi kesimpulan, proposisi baru yang kita hadirkan Itu subjek dan predikatnya sama dengan proposisi yang kita simpulkan Tetapi kuantitas dan atau ini bisa dua-duanya atau bisa salah satunya itu berbeda Kuantitas dan kualitasnya itu berbeda Jadi kualitas dan kuantitasnya berbeda Kuantitas dan kualitas ini sudah saya jelaskan kemarin di dalam penjelasan tentang putusan. Jadi, bisa dilihat lagi kembali video saya yang itu. Jadi, prinsipnya, perlawanan itu, kita menghadirkan kesimpulan yang subjek dan predikatnya sama, tetapi kualitas dan atau kuantitasnya itu berbeda. Intinya itu. Nah. Perlawanan itu punya empat jenis. Jadi ini masih punya jenis-jenis lagi perlawanan. Yang pertama perlawanan kontraris, perlawanan kontradiktoris, dan perlawanan subaltern, dan perlawanan subkontraris. Yang pertama perlawanan kontraris. Perlawanan kontraris itu perlawanan yang ada di antara proposisi-proposisi universal Jadi proposisinya ini proposisi universal yang didahului oleh kata semua Tapi kualitasnya berbeda Yang kualitasnya berbeda Kualitas itu afirmatif atau negatif Apakah dia afirmatif atau negatif Perlawanan kontraris ini punya hukum. Yang pertama, hukum yang pertama adalah kedua proposisi tidak dapat sama-sama benar. Jadi antara proposisi yang disimpulkan dan proposisi yang menyimpulkan itu tidak boleh sama-sama benar. Salah satunya harus ada yang salah. Yang berikutnya, kedua proposisi dapat sama-sama salah. Kalau tadi tidak bisa sama-sama benar, kalau sama-sama salah, itu bisa. Jika salah satu proposisi salah, yang lain ada kemungkinan juga salah. Tidak pasti salah, tapi ada kemungkinan salah. Contohnya, ini. Ada satu proposisi, misalkan, semua mahasiswa jumlah. Nah, misalkan proposisi ini kita anggap benar, maka... Perlawanannya, semua mahasiswa adalah bukan jumlo Nah ini kan universal ya, semua Kata-kata semua universal Tapi kualitasnya berbeda Yang satunya, kesimpulan yang pertama itu afirmatif Semua mahasiswa adalah jumlo Proposisi yang kedua yang menyimpulkan itu dilawankan Atau sifatnya negatif Bukan jumlah. Jadi semua mahasiswa adalah bukan jumlah. Ini adalah salah. Kalau yang satunya benar, maka yang satunya salah. Tidak boleh sama-sama benar. Jadi kalau kontraris itu harus ada salah satu yang salah. Tapi bisa juga sama-sama salah. Misalkan semua mahasiswa jumlah itu misalkan salah. Maka semua mahasiswa adalah bukan jumlah itu juga bisa salah Ada kemungkinan salah Tetapi kalau salah satunya salah Maka yang lain itu bisa benar Tapi ada kemungkinan juga salah Jadi hukumnya inilah yang penting itu Dua hukum ini dipertimbangkan Contohnya seperti ini Perlawanan yang kedua, penyimpulan langsung model perlawanan yang kedua yaitu penyimpulan langsung kontradiktoris Contradictories itu adalah perlawanan yang ada di antara proposisi-proposisi yang kualitasnya Itu bisa afirmatif atau negatif Dan kualitas, kuantitasnya universal dan partikular itu berbeda Jadi kualitas dan kuantitasnya itu berbeda Ini proposisi Di sini tidak proposisi universal ya Ini karena Kuantitasnya juga bisa berbeda Bisa universal bisa partikular Kalau yang tadi Kontraris itu Universal semua Tapi kualitasnya berbeda Kalau kontradiktoris itu Kualitas dan kuantitasnya Itu berbeda Kalau ini kontraris Jadi hasilnya antara proposisi 1 Dengan proposisi yang disimpulkan Itu berbeda Perlawanan kontradiktoris itu juga punya hukum Sebagaimana tadi kontra-kontraris tadi Jadi kontradiktoris ini juga punya hukum Tapi hukumnya bunyinya berbeda Bunyinya seperti ini Kedua proposisi Proposisi yang kita perlawankan itu Tidak boleh sama-sama benar Sama seperti tadi hukum yang pertama Di hukum yang kedua Proposisi itu tidak bisa Kedua proposisi yang kita perlawankan Itu tidak bisa sama-sama salah Nah bedanya ini Kalau yang tadi salah itu bisa Kalau kontradiktoris ini Tidak bisa sama-sama Dua-duanya salah Contohnya Ada ini Jika proposisi Semua mahasiswa adalah jumlah Itu adalah benar Ini misalkan Semua mahasiswa adalah jumlah Ini dianggap sebagai proposisi benar Dan kita perlawankan ini menjadi pernyataan seperti ini Beberapa mahasiswa adalah bukan jumlah Nah ini salah Kalau udah kayak gini salah Karena mestinya Beberapa mahasiswa adalah jumlah Seperti itu Kuantitasnya yang satu Semua ini tadi universal, yang satunya partikular. Kalau kuantitasnya kita balik saja, kuantitasnya, maka ini menjadi jumlah, seperti itu. Jadi, dua-duanya bisa sama-sama salah. Kalau misalkan semua mahasiswa adalah jumlah, itu sehingga sebagai proposisi yang benar, maka pernyataan pembaliknya seperti ini. Beberapa mahasiswa adalah bukan jumlah, ini tidak mungkin salah. Harus salah satunya benar. Tidak boleh dua-duanya salah. Seperti itu. Jadi harus ada salah satu yang benar. Tapi tidak bisa benar dua-duanya. Itu ya hukumnya. Yang berikutnya. Subaltern itu perlawanan antara dua proposisi yang berbeda kuantitasnya Nah, kalau tadi kontraris itu berbeda kualitasnya Kalau subaltern yang berbeda itu kuantitasnya Apakah dia universal atau partikular? Nah, bukan contoh ya, masuk kepada hukum-hukumnya Hukum-hukum perlawanan subaltern Hukumnya begini, kebenaran proposisi universal menentukan kebenaran proposisi partikular Tapi kebenaran proposisi partikular tidak menentukan kebenaran proposisi universal Jadi yang umum itu menentukan kebenaran dari yang partikular Tapi yang partikular tidak bisa menentukan kebenaran dari proposisi yang universal Hukum yang berikutnya adalah, jika yang partikular itu salah, yang universal salah. Jadi jika ada proposisi yang mengatakan pernyataan partikular itu salah, kemudian kita ambil kesunggulan secara universalnya, maka yang universal juga ikut salah. Kalau kebenarannya tidak menentukan, tapi kesalahannya itu menentukan. Namun jika yang universal salah, misalkan ada pernyataan universal salah, Maka yang pertukular belum tentu juga salah Ini hukumnya Nah ini contohnya Jika ada proposisi seperti ini misalkan, beberapa mahasiswa adalah jumlah, ini salah, ini kita praktekkan hukum yang kedua Jika ada proposisi seperti ini, beberapa mahasiswa adalah jumlah, ini kan partikular ya, beberapa mahasiswa adalah jumlah, ini pernyataan yang salah Maka kesimpulan yang menyatakan bahwa semua mahasiswa adalah jumlah itu juga merupakan kesimpulan yang salah Karena kesalahan yang partikular, maka yang universal pun ikut salah. Seperti itu. Tapi kalau misalkan ini benar, misalkan proposisi partikularnya itu, berapa mahasiswa adalah jumlah, itu misalkan dianggap sebagai proposisi yang benar, maka semua mahasiswa adalah jumlah itu tidak... Bisa ditentukan kebenarannya Tidak menentukan kebenaran dari proposisi universalnya Kira-kira seperti itu Ini hukum perlawanan subaltern Jadi iti Terus yang berikutnya subkontraris Kalau subkontraris itu adalah perlawanan antara dua proposisi partikular Nah kalau tadi proposisi yang universal Yang kontraris itu, kalau subkontraris itu yang proposisinya ini partikular, beberapa tapi kualitasnya berbeda yang satunya afirmatif, yang satunya hukum-hukum subkontraris itu yang pertama adalah kedua proposisi tidak dapat keduanya sama-sama salah jadi tidak boleh dua-duanya salah yang kedua kedua proposisi dapat Dua proposisi itu bisa sama-sama benar, tapi tidak boleh sama-sama salah. Contohnya, jika proposisi ini misalkan, beberapa mahasiswa adalah jumlah, ini dianggap sebagai salah. Maka, pernyataan perlawanannya, beberapa mahasiswa adalah bukan jumlah. Itu harus benar Jadi tidak bisa dua-duanya salah Tapi bisa saja dua-duanya sama-sama benar Beberapa mahasiswa adalah jumlu Dan beberapa mahasiswa adalah bukan jumlu Itu bisa sama-sama benar Dua-duanya Kalau salah semua tidak mungkin Seperti itu Jadi harus ada salah satu yang benar Atau dua-duanya sama-sama benar Jenis atau bentuk penyimpulan langsung yang berikutnya, kalau tadi yang satu perlawanan, yang kedua adalah pembalikan. Pembalikan itu menghadirkan kesimpulan dengan membalik subjek dan predikatnya. Jadi yang semula subjek dibalik menjadi predikat. Kalau perlawanan tadi subjek dan predikatnya sama tapi kualitas atau kuantitasnya berbeda. Kalau pembalikan, ini subjek dan predikatnya berbeda, dibalik subjek predikatnya Kalau perlawanan, subjek dan predikatnya tetap posisinya, cuma kualitas kuantitatusnya yang berbeda Kalau pembalikan, subjek predikatnya dibalik, tapi kualitas kebenaran yang ada dan kebenaran yang terkandung di dalam proposisi itu tidak diubah Jadi tidak ada pernyataan afirmatif atau pernyataan negatif Sama-sama tetap Kalau proposisi awal negatif Maka proposisi pembalikannya juga Negatif Kalau proposisi yang dibalik awal itu Positif Maka yang afirmatif Maka yang satunya juga afirmatif Cuman subjek predikatnya saja yang dibalik Jadi berbeda dengan yang perlawanan tadi Kalau perlawanan itu Subjek dan predikatnya tetap Tapi kualitas atau kuantitasnya yang diganti Atau diperlawankan Kalau ini dibalik subjek dan predikatnya Nah contohnya Ada Jadi pembalikan itu ada converted dan conversed Jadi yang satunya yang dibalik itu adalah Convert Converted Yang satunya adalah conversed Misalkan Yang mau kita balik ini adalah proposisi ini Ada mahasiswa yang jumlah Ada jumlah yang mahasiswa Nah, tadi kan kalau yang tadi Subjeknya itu mahasiswa Predikatnya itu jumlah Maka dikonversekan menjadi Atau dibalik menjadi jumlah yang mahasiswa Ada jumlah yang mahasiswa Jumlah jadi subjek, mahasiswa jadi predikat Kalau sebelumnya mahasiswa jadi subjek Jumlahnya jadi predikat Tapi kuantitasnya sama Ada, ada, sama-sama ada, seperti itu Bukan yang satunya tidak ada, tidak, sama Kuantitasnya sama, tapi subjek dan predikatnya dibalik Nah, ini pembalikan Nah, hukum-hukum pembalikan Hukum yang pertama adalah Proposisi universal afirmatif hanya dapat dibalik menjadi proposisi Partikular afirmatif Jadi universal afirmatif Itu hanya bisa dibalik menjadi Proposisi partikular afirmatif Contohnya Semua perempuan Itu selalu benar Ini salah satu proposisi Universal afirmatif Dia universal tapi afirmatif Dia bisa dibalik Bisa dibalik menjadi Hanya bisa dibalik menjadi ini Beberapa yang selalu benar Itu perempuan Jadi hanya bisa dibalik menjadi seperti ini Tidak bisa dibalik menjadi yang lain Misalkan dibalik menjadi begini Semua yang selalu benar Itu adalah perempuan Tidak bisa Tidak bisa dibalik seperti itu Karena bisa jadi Yang selalu benar itu bukan cuma perempuan Tapi ada seperti ini Beberapa yang selalu benar itu perempuan Seperti itu ya Hukum pembalikan yang kedua Yaitu proposisi universal negatif Jadi ada proposisi universal yang pakai kata semua tapi negatif Selalu dapat dibalik karena Dalam proposisi negatif, subjek dan predikat tidak dapat dipersatukan Kenapa? Dalam proposisi universal negatif, ini bisa dibalik menjadi apa saja Contohnya Semua perempuan itu bukan laki-laki Ini proposisi universal negatif Semua perempuan itu bukan laki-laki Beberapa yang bukan laki-laki itu perempuan. Ini dibalik menjadi proposisi partikular afirmatif. Ini bisa. Ini benar. Dibalik menjadi ini lagi misalkan. Menjadi proposisi universal negatif. Semua yang bukan laki-laki itu perempuan. Ini juga bisa. Jadi kalau proposisi itu proposisi yang sifatnya Proposisi universal negatif maka dia bisa dibalik menjadi proposisi apapun Yang penting subjek predikatnya dibalik Itu bisa Karena apa? Karena antara subjek dan predikatnya itu tidak bisa dipertemukan Laki-laki dan perempuan tidak bisa dipertemukan Dua-duanya memang sudah berlawanan sejak awal Seperti itu ya Hukum pembalikan yang ketiga ketiga adalah proposisi partikular afirmatif hanya dapat dibalik menjadi proposisi partikular afirmatif lagi Jadi kalau ada proposisi partikular afirmatif maka hanya bisa dibalik menjadi proposisi partikular afirmatif lagi tidak bisa diubah menjadi proposisi universal afirmatif Tidak bisa dibalik menjadi proposisi universal negatif atau menjadi proposisi partikular negatif. Tidak bisa. Bisanya hanya menjadi proposisi partikular afirmatif lagi. Sebagai contoh, misalkan ini. Ada proposisi partikular afirmatif yang berbunyi, Beberapa perempuan itu selalu benar. Ini proposisi partikular afirmatif Ini hanya bisa dibalik menjadi beberapa yang selalu benar Itu perempuan Tidak bisa dibalik menjadi Semua yang selalu benar Itu perempuan Karena selalu benar ini kan partikular Kalau dianggap nanti semua Itu tidak bisa Jadi Proposisi partikular afirmatif Hanya bisa diubah kembali Menjadi proposisi partikular afirmatif Kalau diubah menjadi proposisi universal afirmatif Tidak bisa, contohnya ini Hukum pembalikan yang keempat adalah Proposisi partikular negatif itu tidak bisa dibalik Jadi titik, tidak bisa Kalau yang partikular Negatif itu tidak bisa dibalik menjadi apapun Jadi yang bisa dibalik hanya 3 yang tadi itu di atas Misalkan ini Ada orang yang bukan jumlah Kalau dibalik menjadi seperti ini Ada jumlah yang bukan orang Tidak bisa Yang bisa itu yang tadi Kalau partikular, akhirmatif Kalau partikular, negatif itu tidak bisa dibalik Seperti itu ya Nah sekarang saya ingin meminta kalian untuk membuat satu contoh penyimpulan langsung pembalikan Yang menerapkan hukum pembalikan yang pertama dan hukum pembalikan yang kedua Jadi ada dua contoh yang harus kalian buat untuk saat ini Kalau kalian mahasiswa saya Maka kalian saya sarankan untuk menuliskan dua contoh ini dalam link form pengisian referensi yang kemarin saya sudah berikan. Tapi kalau kalian bukan mahasiswa saya silahkan bisa diabaikan atau bisa mencoba diberikan di kolom komentar di Youtube saya. Baik, kita masuk kepada jenis penyimpulan langsung yang berikutnya yaitu obversi Obversi ini adalah penyimpulan langsung Kita menyimpulkan langsung dari satu proposisi Dan kemudian dari satu proposisi ini kita mengubah menjadi proposisi yang berlawanan dengan proposisi yang pertama Kalau yang pertama afirmatif, maka yang satunya Proposisi yang kedua yang kita simpulkan itu hasilnya harus negatif Atau sebaliknya Kalau proposisi yang kita mau simpulkan itu negatif Maka simpulan kita harus afirmatif Sehingga dia bisa disebut sebagai obversi obversi ini punya hukum juga seperti yang lainnya tadi hukum obversi ini yang pertama adalah kalau proposisi pertama sudah dinyatakan maka proposisi yang kedua tidak mungkin diingkari jadi kalau sudah yang proposisi pertama benar maka yang kedua itu juga benar karena pada prinsipnya keduanya sama hanya dibolak-balik saja gagasannya sama Nah ini gagasan pokoknya tidak boleh berubah Jadi kalau gagasan pokoknya sudah menyatakan sesuatu itu begini maka obversinya itu harus menyatakan sesuatu itu juga begini, bukan begitu nanti kita lihat lebih jauh lagi di contohnya yang lainnya juga hukum obversi yang berikutnya itu adalah harus kontradiktif kalau yang satu mengatakan iya maka yang satu mengatakan tidak kalau yang satu mengatakan tidak yang satu mengatakan iya tapi gagasannya pokoknya tetap sama Yang berikutnya kuantitasnya Nah ini yang membedakannya dengan perlawanan tadi Perlawanan yang pertama jenis penyimpulan langsung yang pertama tadi Yang membedakannya adalah disini Kuantitasnya tidak boleh berubah Kalau di perlawanan tadi kuantitasnya boleh berubah Kalau disini kuantitasnya tidak boleh berubah Kuantitas itu kalau Proposisi awalnya itu berbunyi semua, misalkan, universal, itu obversinya juga harus berbunyi universal. Kalau proposisi pertama itu partikular, maka obversinya juga harus berbunyi partikular. Contohnya, semua perempuan itu benar. Kalau kita mau meng-obversikan ini, maka pernyataan atau simpulan langsung yang tepat adalah Tidak ada perempuan yang tidak benar Jadi ini universal, sama-sama universal, tapi kontradiktif dan gagasan pokoknya tidak berubah Sama, intinya tetap ingin menyatakan bahwa semua perempuan itu benar Yang satunya juga seperti itu Jenis penyimpulan langsung yang terakhir yaitu adalah aktualitas dan posibilitas Aktualitas ini adalah gagasan yang menyatakan tentang kesempurnaan yang saat ini dimiliki oleh sebuah proposisi Jadi sebuah proposisi itu menyatakan tentang kesempurnaan yang saat ini terjadi Ini aktual, jadi aktual terjadi Berikutnya adalah posibilitas. Kalau posibilitas itu menggambarkan bahwa kesempurnaan yang saat ini dan di sini itu belum dimiliki oleh proposisi. Jadi ini beda dengan aktualitas tadi. Kalau aktualitas itu sudah mengandaikan proposisi itu memiliki kesempurnaan saat ini dan di sini. Kalau posibilitas itu masih menggambarkan bahwa proposisi itu belum memiliki kesempurnaan saat ini dan di sini. kesempurnaan saat ini dan disini jadi masih mungkin mempunyai kesempurnaan tapi belum itu posibilitas kalau aktualitas itu sudah punya kaitan antara aktualitas dan posibilitas ini berpengaruh terhadap kesimpulan langsung sehingga disini memunculkan hukum-hukum aktualitas dan posibilitas hukum aktualitas dan posibilitas yang pertama adalah Aktualitas tidak boleh disimpulkan dari posibilitas Jadi sesuatu yang aktual itu tidak boleh disimpulkan dari yang belum aktual atau posibilitas Masih mungkin seperti itu Contohnya Ada posibilitas seperti ini Menyatakan bahwa mahasiswa sering baca itu dapat jadi pintar Ini kan masih posibilitas Masih belum Belum pasti eksistensinya di sini dan sekarang Masih belum pasti, karena masih mungkin Nah, ini tidak bisa kemudian kita menyimpulkan aktualitas dari posibilitas ini Misalkan kita menyimpulkan seperti ini Mahasiswa sering baca itu jadi pintar Tidak bisa Dengan mendasarkan kepada posibilitas tadi Kita tidak bisa kemudian menyimpulkan aktualitas menjadi seperti ini Mahasiswa sering baca itu jadi pintar Ini seolah-olah sudah aktual Padahal proposisi awalnya adalah posibilitas Jadi tidak bisa, tidak bisa seperti ini Jadi hukum yang pertama bunyinya seperti ini Hukum yang kedua adalah posibilitas Boleh disimpulkan dari aktualitas Kalau tadi sebelumnya, yang aktual tidak boleh didasarkan kesimpulannya itu dari posibilitas, maka sebaliknya posibilitas boleh disimpulkan dari aktualitas. Jadi sesuatu yang aktual itu bisa menjadi dasar sebagai simpulan langsung posibilitas. Contohnya, mahasiswa sering baca itu jadi pintar. Aktual ini misalkan. Maka kita bisa menyimpulkan sesuatu secara langsung menjadi posibilitas seperti ini Mahasiswa sering baca itu bisa jadi pintar Jadi yang posibilitas itu bisa didasarkan dari yang aktualitas Mahasiswa sering baca itu jadi pintar itu adalah aktualitas Dijadikan dasar untuk mengambilkan kesimpulan langsung menjadi posibilitas Mahasiswa sering baca itu bisa jadi pintar itu boleh Jadi begitu ya aturannya Hukum yang ketiga adalah kemustahilan tidak boleh disimpulkan dari hal yang non-aktual Mustahil ini masuk pada kategori aktualitas tadi, sementara yang non-aktual ini masuk kepada kategori posibilitas Maka ini konsekuensi lain dari hukum yang pertama tadi Yang mengatakan bahwa aktualitas tidak boleh disimpulkan dari posibilitas kalau ini dibalik menjadi mustahil maka juga sama yang mustahil itu tidak boleh disimpulkan dari yang non-aktual Misalkan ada sesuatu yang non-aktual menyatakan seperti ini. Ada mahasiswa yang belum punya pacar. Nah, terus kita kemudian menyimpulkan menjadi seperti ini. Mahasiswa itu mustahil punya pacar. Itu tidak boleh. Kesimpulan yang seperti ini adalah kesimpulan yang salah. Kesimpulan langsung yang salah. Seperti itu ya. Non-aktual itu tidak bisa dijadikan dasar untuk menyimpulkan yang mustahil Hukum yang keempat adalah yang tidak aktual dapat disimpulkan dari yang mustahil Ini juga konsekuensi dari hukum yang kedua tadi Yang posibilitas itu bisa dijadikan pijakan untuk menghadirkan simpulan yang aktual yang tidak aktual dapat disimpulkan dari yang mustahil misalkan begini mahasiswa itu tidak mungkin anak kecil ini kan mustahil ini aktualitas nah aktualitas ini tidak bisa Yang mustahil ini bisa dijadikan pijakan untuk menghadirkan simpulan langsung yang non-aktual Misalkan begini simpulannya Belum ada anak kecil yang jadi mahasiswa Ini boleh Jadi ini hukum yang keempat Hukumnya adalah yang tidak aktual dapat disimpulkan dari yang mustahil Ini konsekuensi dari hukum yang kedua Atau perpanjangan dari hukum yang kedua tadi Jadi yang mustahil Itu bisa dijadikan pijakan untuk menghadirkan simpulan langsung yang non-aktual Contohnya seperti ini Baik, cukup untuk penjelasan tentang penyimpulan langsung Pada video berikutnya saya akan berusaha untuk menjelaskan tentang penyimpulan tidak langsung Sebagai kelanjutan dari penyimpulan langsung ini Apabila ada sesuatu yang kurang dipahami atau ada sesuatu yang menjadi persoalan disini silahkan ditanyakan di kolom komentar Insya Allah akan saya segera tanggapi Demikian dari saya kurang dan lebihnya saya mohon maaf Terima kasih sudah menonton video saya Assalamualaikum Wr Wb