Transcript for:
Sejarah Manusia Purba di Indonesia

Halo peserta didik semuanya, bertemu lagi dengan saya Mr. Donald Manalu. Jadi pada materi pembelajaran sejarah, kali ini Mr. Donald akan menyampaikan lanjutan materi kita di babu 6. Jadi kita adalah manusia kurba di Indonesia dan manusia kurba di dunia. Seperti yang kita ketahui bersama, manusia kurba di Indonesia ada beberapa jenis. Yang pertama adalah ada Megantropus maniljepanik. yang kedua adalah Pitekan Hokus dan yang ketiga adalah Homo Wajahensis nanti kita akan bahas sama-sama bagaimana jirik-jirinya sedangkan jenis manusia kurba di dunia ada Australopithecus dan manusia Homo jadi supaya anda lebih paham tentang materi ini silahkan simak penjelasan video berikut ini Manusia Kurba Indonesia Fosil manusia purba hasil penemuan dari pala peneliti membuktikan bahwa ada beberapa jenis manusia purba yang pernah hidup di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah kita lihat pada materi berikut. Yang pertama adalah Megantropus Paleojapanicus atau yang memiliki arti manusia besar Jawa. Manusia purba Indonesia, yang satu ini dianggap sebagai manusia yang paling primitif di Indonesia. Primitif itu menandakan paling tua di Indonesia. Fosil-fosil yang ditemukan di Indonesia itu berupa rahang bawah dan rahang atas yang ditemukan oleh Van Koeningswold, yaitu di daerah Pucangan, Sangiran pada tahun 1936. Rahang bawah lainnya itu ditemukan oleh Marx pada tahun 1952 pada lapisan terbawah formasi kabu. Ada pun? Yang paling menonjol dari ciri Megantropus paleodaponicus adalah bagian rahang yang menonjol. Megantropus ialah rahang yang sangat tegap dan gerahang yang besar. Rahang yang tegap menunjukkan bahwa Megantropus ini memiliki otot-otot kunyah yang sangat kuat dan kokoh. Makanannya itu berupa tumbuh-tumbuhan. Tumbuhnya besar dan tegap tetapi tidak luar biasa. Bagaimana hubungan sesungguhnya? sebab seumpamanya dengan pitekan tropus juga tidak di ketapui dengan jelas yang kedua kita lihat adalah pitekan tropus Fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan adalah jenis daripada P. tekanthropus. Oleh karena itulah, para ahli berpendapat bahwa kata Pleistocene di Indonesia didominasi oleh P. tekanthropus. Mereka ini hidup pada kala Pleistocene awal hingga Pleistocene akhir. Daerah-daerah penemuannya di Indonesia itu ada di daerah Mojokerto, Gedung Grubus, Trinil, Sangira. sang bumbacan dan ngandong. Dan di Indonesia sendiri, jenis-jenis Pitekanthropus yang pernah ditemukan itu antara lain ada Pitekanthropus mojokertensis, Pitekanthropus erectus, dan Pitekanthropus soluensis. Sekarang kita lihat yang pertama adalah Pitekanthropus mojokertensis. Berarti kalau diartikan adalah manusia mojokerto. P.t. canthropus yang tertua adalah P.t. canthropus mojokertensis. Ini fosilnya ditemukan di sebelah utara Mojokerto. Temuannya itu berupa tengkorak anak-anak berusia 5-6 tahun. Volume otaknya adalah sekitar 650 cc dan bisa mencapai 1000 cc bila sudah dewasa. Ciri lainnya adalah tonjolan pada kening kelihatan kecil. Tulang-tulang atau tengkorak tidak berubah. tidak begitu tebal, tengkoraknya bundar, tidak seperti semua manusia purba dewasa yang tengkoraknya itu lonjong. Dan para ahli juga memperkirakan bahwa jenis daripada P. tekanthropus mojokertensis ini hidup di bumi antara 2,5 juta sampai 1,5 juta tahun yang rampau. Bersamaan dengan waktu hidupnya Megantropus. Sekarang yang kedua jenis P. tecantropus yang ditemukan di Indonesia adalah P. tecantropus erectus atau jika diartikan manusia kera berjalan kembali. Tenggak Petekan Troposerectus ini ditemukan di Kedung Brubus, Trinil, dan Sangiran pada lapisan kles-pesen tengah. Temuannya itu adalah berupa rahang bawah di Kedung Brubus pada tahun 1890. dulu oleh Dubois. Fosil ini adalah bagian badan rahang kanan dengan fragment rahang muka pertama dengan gigi taring. Badan rahang manusia pitingan probus erectus ini sangat tebal menyamai rahang rahang bawah manusia ke situasi tengah yang lainnya tidak ada dagu untuk menguatkan rahang dan dalam mengunyah, di sebelah dalam terdapat dua benjolan melintang temuan fosil P. decantropus erectus ini yang paling penting adalah yaitu berupa temuan atap tengkorak di daerah Trinil pengawan Solo pada tahun 1981 diperkirakan tengkorak ini merupakan tengkorak laki-laki dengan polumen otaknya mencapai 100 cc. Tengkoraknya lonjong dengan tulang-tulang yang tebal. Bagian tengkorak paling lebar dan rendah. Tonjolan kening melintang di dahi dan di belakangnya dibatasi oleh penyempitan yang menyolok pada tulang dahi. Tulang ini miring ke belakang dan di tengah-tengahnya terdapat peninggian membujur dari muka ke belakang sampai ke tulang pendingin. Dari ciri-ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa kulit otak pitingan tropus erectus belum begitu berkembang. Selain dari fosil yang disebutkan di atas, dalam penelitian selanjutnya masih ditemukan lagi fosil-fosil sejenis dalam jumlah yang lebih banyak. Jenis Pitekan Tropus yang ketiga adalah Pitekan Tropus Soluensis atau yang dikenal dengan manusia kera asal Solo. Fosil-fosil Pitekan Tropus Soluensis ditemukan pada lapisan prestasi tengah di daerah sangiran dan kesampung macan. Jenis makhluk ini memiliki perbedaan dengan P. decanthropus erectus yang telah kita bahas sebelumnya. Oleh karena itu, ia dipisahkan ke dalam spesies tersendiri. Kekasan pada P. decanthropus surensis ini adalah Tonjolan kening yang besar, melintang dari samping ke samping, membengkok ke belakang bawah, itu berarti ia memiliki otot-otot kunyai yang cukup besar. Fosil pitekan troposoluensi. itu pertama kali ditemukan pada lapisan kristus atas tingan dok. Dan diperkirakan nih, pitikan tropus Soluensis ini hidup antara 900.000 sampai 200.000 tahun yang melampau. Para ahli juga mengatakan bahwa hubungan pitikan tropus Soluensis mungkin lebih dekat dengan pitikan tropus Mojokertensis atau manusia Mojokerto. Yang ketiga adalah Homo Wajakensis, yang merupakan jenis manusia purba di Indonesia. Homo Wajakensis ataupun manusia wajak. Fosil manusia purba dari jenis Homo yang berasal dari Kala Pleistocene di Indonesia. Fosil yang ditemukan di wajak adalah Homo Sapien dekat campur darat Pulau Agung. Fosil ini memang ditemukan oleh... Van Rijkshoten pada tahun 1889 dan diselidiki pertama kali oleh Edward Bubois. Fosil yang ditemukan itu terdiri dari tengkorak, rahang bawah, dan beberapa ruas leher dan kita bisa menyimpulkan bahwa ciri-ciri homo wajak yang pertama adalah muka datar dan lebar yang kedua hidung lebar dan mulut menonjol yang ketiga dahinya agak miring di atas mata terdapat busur kening yang nyata mukanya lebih terkesan seperti ras mongoloid karena sangat datar dan pipi menonjol ke samping ciri lainnya adalah busur kening bentuk tengkorak sedang, agak lonjong, dan agak bersegi di tengah-tengah. Itu adalah ciri daripada Homo Wajahensis. Sekarang kita akan membahas tentang manusia kurba di dunia. Jadi selain di Indonesia, fosil manusia kurba itu juga ditemukan di berbagai negara di dunia ini. Jadi berikut beberapa negara yang ditemukan yang jenis-jenis manusia kurba. Yang pertama adalah Australopithecus. Ingat, Australopithecus ini adalah manusia berupa Afrika dengan jenis... sebagai berikut. Yang pertama adalah Australopithecus anamensis. Jenis manusia purba Australopithecus anamensis ini ditemukan oleh tim peneliti dari Harvard University di mana mereka melakukan penggantian di daerah timur Kanaupi dan danau Turkana. Penelitian ini menemukan sebuah tulang tangan yang berumur sekitar 4,2 sampai 3,9 juta tahun yang lalu. Jenis manusia pemilik tangan itu mereka berikan nama Australopithecus. kanamensis yang kedua adalah australopithecus afarensis australopithecus afarensis ini ditemukan di beberapa wilayah di wilayah Afrika Timur seperti Hadar dan Beloh Delia di daerah Ethiopia Lairoli Tanjania dan Lodakam Kenya diantara tempat-tempat penemuan fosil itu yang kemudian sangat terkenal adalah Hadar Ethiopia karena disanalah fosil Lucy manusia pembawa afarensis perempuan ditemukan. Ciri-ciri afarensis antara lain, berasarkan tinggi badan yaitu 150-160 cm. Kolume otaknya itu sekitar 380-500 cc. Tangan relatif panjang dengan jari-jari bengkok, dan mereka ini memakan buah-buahan dan hidup di daerah sabana dan hutan. Yang ketiga adalah... Australopithecus africanus. Daerah penemuan daripada Australopithecus africanus ini adalah Afrika Selatan. Penemunya adalah suami istri Louis S.B. Lecky dan Mary Lecky pada tanggal 17 Juli 1959. Makhluk yang berusia sekitar 3-2,3 juta tahun ini adalah pemakan buah-buahan dan biji-bijian. Mereka hidup berkeliaran di Padang Sabana dan hutan-hutan yang berbeda. berdekatan dengan danau. Yang terakhir adalah Australopithecus boisei. Jenis manusia purba yang satu ini ditemukan di daerah Etopia, Pobit, Kenya, serta di lembah Obrovi, Tanjania. Boisei ditambahkan untuk menghormati Charles Boisei yang membantu membiayai ekskavasi ataupun penggalian posil manusia purba ini di Afrika. Usia posil ini lumayan tua, 2,5 sampai 1 tahun. 1,2 juta tahun yang lampau. Volumen otaknya 410 sampai 530 cc dengan tinggi badan sampai 125 sampai 138 cm. Dan tentunya makanannya berupa buah-buahan, biji-bijian, dan lain sebagainya. Sekarang kita lihat jenis manusia kurba di dunia yang kedua adalah Homo. Homo atau yang berarti manusia. Yang pertama ada jenis Homo habilis, yang kedua Homo erectus, yang ketiga ada Homo heidengergensis, yang keempat ada Homo neandertalensis, dan yang kelima ada Homo sapien. Sekarang kita lihat yang pertama adalah Homo habilis. Homo habilis ini hidup di daerah Koboi, Porak Kenya, dan Lembah, Koldova, dan Jania. Ciri-cirinya yang paling ketara atau paling nampak adalah tinggi badan. yaitu laki-laki 158 cm, sedangkan perempuan lebih pendek 120 cm. Volume otak sekitar 500-800 cc. Bentuk tangannya juga seperti mirip dengan manusia motren sekarang. Mereka juga terampil membuat peralatan. Mereka juga pemakan buah-buahan, mimpi-mimpian, dan biji-bijian. Jenis yang kedua adalah Homo Erectus. Fosil Homo Erectus ini ditemukan di banyak daerah di Afrika, Tiongkok, dan Indonesia. Ciri-cirinya bisa kita lihat bersama, tinggi badannya lumayan tinggi, 180 cm untuk laki-laki dan 160 cm untuk perempuan. Volumen otak juga sekitar 750-1250 cm. Mereka ini hidup di daerah Sabana. Jenis manusia Homo yang ketiga adalah Homo heidelbergensis. Fosil Homo heidelbergensis ini pertama kali ditemukan di lembah Heiden di Belgia di Eropa. Lalu ditemukan juga di banyak daerah seperti Etopia, Tanzania, Jambia, Inggris, Perancis, Jerman, dan Yunani. Ciri-cirinya kita lihat volume otak sudah sangat tinggi 1100-1400. 100 cc, tulang tengkoraknya sudah tinggi, terampil membuat berbagai peralatan dan memakan berbagai tumbuhan dan daging. Yang keempat kita lihat Homo sapiens. Homo sapiens itu jika diartikan adalah makhluk yang sangat cerdas dan sangat bijak. Jenis Homo sapiens yang ditemukan di Perancis yaitu dinamakan dengan manusia Romagnon. itu sangat rampil dalam membuat karya seni, seni ukir maupun seni lukis. Bahkan yang paling spektakuler adalah lukisan dengan warna-warna merah, cerah, dan putih yang berada di Gualas Jawa. atau Perancis. Bayangkan lukisan ini walaupun sudah berumur ribuan tahun masih bisa kita temui hingga saat ini. Lukisan di dinding buah Last Chalk ini berupa lukisan seperti gambar hewan bison, rusa, babi, mamut, kuda, banteng, dan badak dan masih banyak gambar lainnya. Kita bisa lihat ciri-ciri manusia kromagnon yang sangat menyerupai manusia ini. Yang pertama, itu tingginya lebih tinggi daripada homonian gertalensis. Tengkoraknya lebih tipis dan lebih tinggi. Dahinya hampir tegak menyerupai. menyerupai manusia sosoknya lebih mulus mulutnya itu tidak menonjol lagi badannya lebih tegak tinggi badan laki-laki itu 175 cm dan perempuan 161 cm volume otaknya sudah pasti menyerupai manusia modern seperti saat ini Bersama-sama tadi sudah kita dengarkan bagaimana ciri-ciri daripada jenis manusia kubah yang ada di Indonesia maupun di dunia. Jadi semoga materi ini menambah kazana ilmu pengetahuan anak-anak sekalian. Sekian yang dapat saya Donald sampaikan. Sekian dan terima kasih.