Setelah dipikir berkali-kali, Jim pun mendapatkan ide untuk mengklaim dirinya sebagai utusan Tuhan yang terpilih jadi juru selamat. Hai wassalamualaikum wr. wb terima kasih sudah klik video ini di hari ini aku mau bercerita tentang salah satu kisah kelam dalam sejarah Amerika ini juga merupakan salah satu request dari wawak kita sebuah tragedi yang lahir dari ajaran sesatwa sebelum memulai aku mau tanya dulu nih sama kalian kalian percaya gak kalau kata-kata itu bisa punya kekuatan besar sekali untuk bisa mempengaruhi seseorang Kalau aku pribadi, aku percaya kali wak.
Dan di kisah ini, ini adalah kisah dari bukti nyatanya. Seperti yang sudah aku tulis di judul, ini tuh adalah cerita tentang tragedi Johnstown. Bencana kemanusiaan yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terbesar di Amerika. Bayangin aja, ratusan orang tewas karena menghilangkan nyawa mereka sendiri secara massal.
Semua itu terjadi karena ajaran sesat dari seorang pria yang mengaku-ngaku sebagai juru selamat. Dengan kata-katanya yang manis tapi menyesatkan Wak, dia ini berhasil meyakinkan ribuan orang bahwa kemenangan bisa didapat justru dengan mengakhiri hidup mereka sendiri. Kan ada gila-gilanya itu kan.
Sekilas memang terdengar gak masuk akal Wak, tapi kenyataannya ada banyak sekali orang yang percaya dan rela menjadi pengikutnya. Kok bisa jadi sampai segitunya Nadia? Di video ini aku akan bahas semuanya, jadi sekarang tanpa berlama-lama kita langsung masuk aja ke apanya ya.
Check it out! Oke, jadi tokoh utama dalam tragedi ini adalah seorang laki-laki yang bernama James Warren Jones atau yang lebih dikenal dengan nama Jim Jones ya. Dia lahir di Crete, Indiana, Amerika di tanggal 13 Mei tahun 1931. Bapaknya namanya James Turman Jones, seorang veteran Perang Dunia Kedua dan ibunya bernama Lainita Putnam Jones ya. Nah, secara ekonomi bisa dibilang keluarganya si Jim ini kurang beruntung.
Bapaknya itu sering sakit-sakitan karena pernah kecelakaan waktu ikut... Perang dunia tersebut sehingga Tidak bisa kerja seperti biasanya lagi Satu-satunya yang menanggung ekonomi Keluarganya mereka ini adalah Ibunya Jim itu Wak Tapi meskipun ibunya ini udah bekerja keras Hasilnya tetap gak cukup karena waktu itu Amerika pun lagi mengalami krisis moneter Yang disebut dengan Great Depression Akhirnya mereka pun pindah lah tuh ke rumah yang lebih kecil Di kawasan Lynn yang ada di Indiana Jadi kota dengan sedikit populasi Jadi suasananya mirip macam pedesaan gitu lah Wak Nah setelah pindah ke Lin ini, keluarganya Jim tetap hidup susah. Ditambah lagi kondisi bapaknya juga makin ngedrop dan harus bolak-balik di opname gitu lah. Tiap hari ibunya hampir udah gak pernah ada di rumah wak karena dia harus bekerja untuk bisa ngebiayain biaya pengobatan suaminya atau bapaknya si Jim ini. Nah semua kondisi inilah yang membuat Jim pun jadi sering sendirian di rumah.
Jim kecil ini tuh digambarkan sebagai anak yang kesepian dan kurang kasih sayang dari orang tuanya. Melihat hal itu... Para tetangga-tetangganya Jim yang merasa iba pun sering memberikan Jim makanan, memberikan perhatian juga.
Alhasil Jim kecil ini pun justru lebih banyak diasuh oleh para tetangga ketimbang sama orang tuanya sendiri. Nah salah satunya adalah seorang tetangga yang bernama Myrtle Kennedy Wak. Nah Myrtle ini adalah istri dari seorang pendeta di gereja setempat.
Ini mau dikoreksi Wak ya kalau aku salah, aku dapat informasinya kayak gitu. Dan setauku juga ada agama yang ngelarang pendetanya ini nikah, tapi ada juga yang ngebolehin. Dan Dan di kawasan tempat si Jim ini tinggal, masyarakatnya itu menganut agama yang ngebolehin pendetanya nikah.
Makanya ada ibu memer... Blah! Mortal! Myrtle ini si ibu Myrtle ini orangnya lembut penyayang religius pula Wak.
Dia ini ngurus si Jim kecil macam-macam ngurus anaknya sendiri. Diajarinnya si Jim ini agama, ngajak si Jim ini pergi ke gereja. Sampai memberikan Jim itu sebuah alkitab gitu.
Nah dari Myrtle inilah Jim ini pun menemukan figur seorang ibu. Di bawah asuhannya Myrtle Wak, Jim ini tumbuh jadi remaja yang sangat taat. Kemanapun dia pergi dia selalu ngebawa alkitab gitu Wak.
Bahkan setiap kali dia berangkat sekolah, Jim ini juga selalu pake kemeja putih yang biasanya dipake ibadah. Jim ini kelihatan jadi anak alim kali lah. Tapi seiring berjalannya waktu Wak, orang-orang pun mulai sadar kalau perilakunya Jim ini agak berbeda. Jadi dia itu punya ketertarikan yang begitu besar pada berbagai praktek keagamaan.
Bahkan sampai-sampai ke hal-hal yang tidak biasa dilakukan sama anak seusianya. Misalnya nih Wak ya, setiap kali dia nemuin ada hewan mati ketabrak di jalan. Dibawa sama si Jim balik ke rumah tuh, dibawanya pulang dan dia ini akan pura-pura menjadi pemuka agama yang memimpin upacara pemakaman untuk hewan itu. Itu kan bisa dibilang agak tidak lumrah kan untuk seusianya dia. Itu yang dilakukan.
Nah karena perilaku itu Jim pun jadi semakin dijauhi. Dia jadi gak punya teman bahkan para tetangga-tetangga itu yang tadinya peduli kali sama dia perlahan-lahan mulai menjaga jarak sama si Jim. Perasaan kecewa dan marah ini pun gegara digituin tumbuhlah dalam dirinya si Jim.
dan sejak saat itu dia kembali lagi harus menjalani hidupnya seorang diri. Nah meski sejak kecil Jim ini sering ngerasa sendirian, di tahun 1949 waktu dia sudah beranjak lumayan dewasa nih di umur 18 tahun, dia berhasil menemukan cinta sejatinya. Di tahun itu Jim menikah sama seorang perempuan yang bernama Marceline Beltwin, terus gak lama setelah dia nikah, mereka pun pindah ke kota Bloomington Wak, di Indiana juga.
Nah di sana Jim pun sempat kuliah di Universitas Bloomington. Tapi tidak lama kemudian Jim sama istrinya pindah rumah lagi ke Indianapolis. Nah lalu di sana Jim pun pindah kampus juga ke Universitas Butler namanya. Selain mendalami ilmu akademik Wak, Jim ini juga masih terus belajar ilmu agama tuh masih Wak.
Jim sering sekali mengajak istrinya ke berbagai gereja. Khususnya gereja milik komunitas kulit putih di sana. Dan FYI Wak pada masa itu ya di tahun-tahun itu, rasisme di Amerika itu tuh memang masih tinggi kali.
Ada banyak sekali fasilitas umum yang sengaja bahkan dibedain-bedain. Toilet, teman bermain, restoran, gereja, semua kok dipisah antara yang kulit putih sama kulit hitam. Tingkat rasismenya masih tinggi kali.
Nah ketika si Jim ini datang ke gereja orang kulit putih di tahun itu ya, dia macam ngerasa bosan gitu Wak. Menurut dia suasana di sana itu terlalu kaku dan kurang hidup gitu. Akhirnya Jim ini pun nyari lagi lah pengalaman baru dengan datang ke gerejanya orang kulit hitam.
hitam wijis masyarakat keturunan Afrika Amerika disitu kan jim ini kan termasuk kulit putih kan wak tapi dia enggak rasis memang dan untungnya Jim pun diterima di gereja kulit hitam itu kira-kira masuklah kesana kan dicoba berbaur dan coba beribadah di sana Nah selama di gereja ini, gereja kulit hitam ini, Jim ngeliat orang-orang kulit hitam itu beribadah sambil bersorak, bernyanyi-nyanyi, menari dan mereka macam keliatan bahagia kali gitu. Nah Jim pun ngerasa gereja ini jadi lebih seru. Wah gereja kayak gini nih aku cari nih, aku mau daftar jadi jemaahnya lah kayak gitu.
Nah sejak saat itu Jim pun makin seringlah datang ke sana. Dan siapa sangka wak pertemuannya dengan gereja kulit hitam ini akan mempengaruhi hidup Jim selanjutnya. Jadi Wak, karena sejak remaja Jim ini tuh sudah terobsesi sama praktek keagamaan, Jim pun berencana mau menjadi pendeta.
Dia mau jadi pendeta dan juga dia ini mau membangun gerejanya sendiri. Sebelumnya, Jim ini kan memang udah aktif kan sama kegiatan pelayanan gereja kan. Jadi dari situ Jim pun kenalah nih sama orang-orang yang loyal dan juga yang suka berdonasi buat gereja.
Dan karena mereka-mereka ini juga udah tau sama sikap alimnya si Jim ini, mereka-mereka ini pun mendukung Jim untuk membuat... gereja sendiri. Sampai akhirnya di tahun 1955 waktu Jim baru berusia 24 tahun Wak. Dia pun mendirikan sebuah gereja kecil di Indianapolis yang diberi nama Wings of Deliverance.
Modalnya dari mana? Modalnya dari donasi jemaah-jemaah yang Suka sama dia itu. Nah terinspirasi dari gereja kulit hitam yang sebelumnya itu, Jim pun pengen membangun atau pengen mempunyai gereja yang punya vibes yang sama macam yang tadi.
Kegiatannya hidup, jemaahnya bergembira, dan yang paling penting gerejanya harus terbuka untuk semua ras. Mau kulit putih, mau kulit hitam, semuanya diterima dengan baik di gerejanya itu. Akhirnya dalam waktu singkat gerejanya Jim pun langsung ramai wak Orang-orang yang memang udah lelah gitu kan sama diskriminasi rasis itu Akhirnya pada dateng lah itu semua ke gerejanya Jim Awalnya Jim memang seneng wak karena kan gerejanya rame itu ya kan Tapi sesaat kemudian dia baru sadar kalau aduh ada masalah di sini Kalau gerejaku makin ramai berarti biaya operasionalnya Kayak listri, air, perawatan gedung, fasilitas ibadah sampai kekonsumsi buat acara pun Juga pasti makin gede Kau Aku harus cari duit kemana ya pikirnya dia.
Akhirnya setelah dipikir mateng-mateng Jim pun akhirnya dapatlah wa solusinya. Yaitu dia mau mendapatkan lebih banyak donasi dari jemaat. Dan supaya jemaat ini mau donasi tanpa dipaksa wa. Jim pun harus bikin mereka ini makin tertarik lagi dengan cara memperlihatkan mujizatnya. Emang Jim ada mujizat Nadia itu ya?
Nggak ada wa. Pasti nggak ada. Dia cuma manusia biasa kan.
TAP! Tapi Jim ini tahu kalau dengan adanya mukjizat dia ini akan lebih gampang lagi untuk menarik perhatian orang. Akhirnya waktu sesi ibadah itu lagi berlangsung.
Jim ini bilang ke jemaahnya kalau aku punya mukjizat untuk nyembuhin orang sakit katanya. Apa ada di antara kalian yang lagi sakit kepala? Banyak tuh kan yang angkat tangan kan saya, saya, saya sakit kepala aku Jim. Aku juga, aku juga, aku juga gitu. Jim pun random lah ini.
nunjuk salah satu dari mereka sambil bilang, oke kamu dengan kuasa Tuhan aku perintahkan sakit. sakit kepalamu hilang sekarang juga kau sembuh kau sembuh sembuh sembuh sembuh lalu tak kena sugesti atau apa ya orang tadi bilang Oh ya saya sembuh kata kayak gitu nah kabar tentang jim yang bisa nyembuhin orang sakit kepala ini dengan cepat pun nyebarlah itu di kalangan masyarakat pendeta jim bisa ini bisa menyembuhin sakit kepala apa segala macam alhasil jimpun jadi punya banyak yang langsung tertarik sama penyembuhan yang soal tadi mujizat-mujizat. Udah nih, seiring berjalannya waktu mereka juga makin royal lagi sama Jim. Tanpa diminta, mereka suka rela berdonasi sampai gerejanya si Jim ini betul-betul gereja mewah, kaya dan makmur kali lah.
Terwujud keinginan dia. Setelah dia udah punya banyak uang, Jim pun membeli bangunan baru waktu itu. Bangunan baru yang lebih besar untuk gerejanya ini. Jadi kan Jumat Ternyata kan makin banyak kan, gak muat nih kalo misalnya dipake di tempat yang lama Jadi bangunan yang Jim beli ini, bangunan baru ini Dulunya juga dipake buat ibadah, dibeli lagi sama si Jim kan Nah di bagian depan bangunan baru ini ada tulisan temple atau kuil Terus pas Jim ini mengubahnya jadi gereja Dia dapet ide buat sekalian mengubah nama gerejanya menjadi people's temple Dengan lokasi baru dan nama baru, Jim pun makin semangat lagi memperkenalkan gerejanya ke masyarakat luas lagi. Udah ada gereja baru nih, lebih besar lebih luas gitu kan.
Jim pun nge-branding gerejanya sebagai tempat ibadah yang aman dan nyaman tanpa rasis. Bahkan juga dia ini ngebantuin jemaah kulit hitam untuk bisa makan di restoran kulit putih. Dia itu salah satu yang dia lakukan.
Jadi waktu itu memang kebanyakan restoran kulit putih ini tidak mau menerima customer kulit hitam. Waktu itu kan memang lagi tinggi-tingginya kan. Tapi jem ini punya cara untuk bisa ngeluluhin pemilik-pemilik resto kulit putih itu.
Jadi dia bilang ke pemiliknya kayak gini, Pak, tolong izinkan jemaatku yang kulit hitam buat makan di sini ya. Perlakukanlah mereka dengan adil. Kalau kamu izinin, aku jamin restomu akan makin ramai dan pemasukanmu jauh lebih banyak dari biasanya.
Kata kayak gitu. Dengar itu si pemilik resto kulit putih ini pun tertarik. Oh iya Pak ya, betul juga ya Pak.
Jemaatnya Bapak kan banyak. Kalau semuanya makan di sini, aku bakal makan lebih banyak lagi. Yaudah oke pak biarin aja mereka masuk Mau kulit hitam juga gak apa-apa kata si pemilik ini Yaudah akhirnya setelah mendapatkan izin Jim pun bilang lagi ke jemaatnya Wahai saudara-saudaraku berbahagialah karena kesetaraan telah sampai pada kalian Mulai hari ini kalian boleh makan di resto A, di resto B, di resto C, di resto D dan seterusnya Jangan khawatir karena disana kalian akan diperlakukan dengan adil tanpa dibedakan lagi Kata dia kayak gitu Akhirnya pas denger itu ya jemaat langsung bersorak-sorak Wah akhirnya pas bilang betul-betul Tanganlah mereka semua sana.
Mereka ngerasa keberadaannya si Jim ini betul-betul menjadi berkah gitu loh Wak. Selain mengajari agama, Jim ini juga sudah memberantas rasisme. Ya gak heran kalau Jim dan juga gereja people's temple-nya ini pun makin populer lagi di sana.
Makin diidolakan lah deh Wak, makin diidam-idamkan, makin menjadi panutan lah gitu waktu itu. Tapi pas Jim dan gerejanya ini sampai di puncak popularitas Wak, disitulah Jim mulai bersikap semena-mena. Jim yang awalnya cuma ngajarin ilmu agama, Wak, lama-lama kecampur sama ide-idenya sendiri.
Jim ini macam lagi bikin ajaran baru atau agama baru sesuka dia gitu, Wak. Akhirnya, si sosok Jim yang semula seorang pendeta ini perlahan-lahan pun berubah lah menjadi pemimpin sekte dengan aturan-aturan aneh. Mau tau sekacau apa Jim ini dalam memimpin sektenya ini?
Masuk. Nah jadi wak, di saat yang sama pas Jim ini lagi gencar-gencarnya mimpin gereja People's Temple sini, pada sekitar tahun 1950-an, isu komunisme di Amerika lagi panas-panasnya ya kan. Waktu itu Amerika baru saja selesai dari Perang Dunia II dan lagi ngalamin Perang Dingin sama Uni Soviet.
Macam sudah kalian tahu semuanya Perang Dingin ini kan terjadi karena apa? Karena perbedaan ideologi Amerika nganut kapitalisme, sedangkan Uni Soviet menganut... komunisme pinter nah alhasil kondisi inilah yang bikin segala yang berkaitan sama komunisme pun langsung ditentang lah sama Amerika nah disini Jim malah kebalikannya Wak selama dia memimpin gereja People's Temple ini dia ini malah terinspirasi dari ajaran komunis kenawai Karena komunis ini menentang adanya kelas sosial karena semua manusia dianggap sama.
Waktu itu Uni Soviet ini kan juga sering mengkritisi rasisme yang tinggi kali di Amerika ya kan Wak? Nah hal ini sejalan sama prinsipnya Jim yang menolak rasisme juga. Maka seiring berjalannya waktu Jim pun jadi belajar soal gaya kepemimpinannya.
Joseph Stalin ini siapa pemimpin partai komunis Uni Soviet Wak? Dia kagum kali sama kemampuan Stalin ini dalam menggerakkan dan juga mengendalikan masa yang sangat besar. Dan selain itu Jim ini juga suka sama gaya pemimpinannya siapa?
Hitler Ya walaupun dia bukan komunis wak ya tapi Hitler ini juga sama-sama bisa mengendalikan masa macam Stalin tuh lah Jadi mereka berdua ini adalah figur pemimpin diktator idolanya Jim gitu pokoknya Akhirnya dengan berkiblat ke Stalin dan Hitler Jim pun mulai niruin cara mereka dalam berorasi Dia juga mempermainkan emosi orang lewat pidato Dan yang terpenting adalah gimana caranya bikin orang-orang ini juga tunduk sama dia Dari situ Jim pun tau kalau cara bikin orang tunduk adalah dengan mengklaim dirinya sebagai fitur, eh fitur pula, figur penting. Macam Hitler, Hitler kan bilang kalau dia ini adalah penyelamat bangsa Jerman ya kan? Kalau misalnya Jerman mau selamat, ya harus patuh sama Hitler lah, kayak gitu salah satunya. Nah, meniru hal itu, Jim pun juga mau nge-branding dirinya sebagai orang yang sangat penting gitu.
Dan karena dia ini memang dari awal sudah ter-branding sebagai pendeta yang punya jemaah dan juga gereja sendiri dan juga banyak kali jemaahnya kan, Jim pun mencari figur penting apa yang cocok sama perannya ini gitu kan. Apa ya, apa ya kira-kira. Setelah dipikir berkali-kali, Jim pun mendapatkan ide untuk mengklaim dirinya sebagai utusan Tuhan yang terpilih.
jadi juru selamat orang-orang yang sejak awal memang sudah kagum sama si Jim mereka disitu langsung percaya aja langsung percaya aja kalau Jim ini betulan seorang juru selamat sedikit pun mereka gak ada ragu sama sekali sama si Jim karena itu dia karena image-nya si Jim selama ini kan di mata mereka Orang baik kali, mereka melihatnya bukan sekedar pendeta tapi sosok yang peduli sama kaum miskin, dia menentang rasisme dan juga berani melawan ketidakadilan gitu kan Nah kualitas-kualitas itulah yang membuat jemaat-jemaatnya si Jim ini pun merasa Jim ini betul-betul memiliki memiliki panggilan ilahi. Gitu, makanya langsung percaya aja orang-orang tua. Dan di saat mereka sudah percaya, disinilah dengan kesadaran penuh, Jim pun memanfaatkan kepercayaan itu.
Perlahan-lahan, Jim mulai mencuci otak jemaahnya untuk mengabdikan diri ke gereja. Ada banyak sekali pengabdian yang bisa jemaah lakukan waktu itu, Wak. Mulai dari mendonasikan semua gaji mereka. Iya, sampai kayak gitu.
Ikut kerja di proyek-proyek gereja tanpa dibayar manut mereka. Dan mereka pun berhenti. mendatangi tempat-tempat hiburan macam ke klub bioskop dan sejenisnya mereka udah nggak datang lagi ke sana Jim ini bilang ke jemaatnya daripada uang kalian habis buat nonton film mendingan uangnya dinonasikan ke gereja itu jauh lebih berkah lagi karena dipakai ke jalan Tuhan Jim ini sengaja bikin jemaatnya ini ngerasa bersalah gitu loh kalau nggak berdonasi ya kayak gitu nah selain nyuci otak jemaatnya mbak Jim ini juga mulai ikut campur dalam semua aspek kehidupan mereka Gajim tuh Wak ya, mulai ngatur keuangan. Keuangan jemaatnya Jim juga ngatur jodoh jemaatnya Setiap kali ada yang mau nikah harus izin dulu sama dia Begitu juga kalau ada yang mau cerai Harus izin juga sama dia Jim juga yang ngatur anak-anak dari jemaatnya Ini harus sekolah dimana Bahkan jemaat yang sakit dan mau periksa ke dokter pun Harus izin dulu sama si Jim Pokoknya semua keputusan hidup jemaatnya Harus berdasarkan izinnya Jim Eh Jim pula Jim wak Mereka-mereka mau Mau Jadi di sini tuh Jim tuh lagi menguatkan brandingnya sebagai orang penting.
Dimana kalau misalnya jemaatnya mau selamat, mereka harus dengerin nasihatnya Jim. Nah walaupun makin kesini aturan yang Jim buat ini makin berlebihan bisa dibilang ya. Jemaat ini tetap setia aja, tetap patuh-patuh aja sama Jim. Dan untuk menguji, menguji kesetiaan mereka, Jim pun membuat satu acara waktu itu. Dikasih nama White Night Wak ya.
Nah di acara ini Jim ini akan memberikan segelas air Segelas air ke masing-masing jemaatnya, nah dikasih dulu. Terus waktu itu Jim bilang, di beberapa gelas ini ada yang sudah dikasih racun mematikan. Aku nggak tahu siapa di antara kalian yang dapat gelas beracun itu, tapi aku perintahkan kalian untuk tetap meminumnya sebagai bentuk ketaatan padaku dan juga sebagai kepasrahan pada Tuhan.
Kan namelenceng kali ya wak disini ya kan? Dan tes itu Jim lakukan untuk apa? untuk mengetahui apakah jemaat-jemaatnya ini betul-betul rela nurut sama dia meskipun nyawa mereka jadi taruhannya gitu loh.
Waktu denger Jim ngomong kayak itu jemaatnya juga dilema Wak. Kalau mereka nggak minum mereka kan dianggap nggak taat nih. Tapi kalau mereka minum nyawa mereka juga taruhannya. Lagi-lagi di sini Jim pun cuci otak mereka lagi untuk tetap patuh Wak. Katanya ini adalah bagian dari ujian kayak gitu.
Alhasil para jemaat pun Pasrah dan diminumlah air itu sampai habis Pas udah habis jemaah pada cemas tuh Nungguin aduh mati gak aku nih Mereka nungguin apa yang bakal terjadi ya kan Tapi disitu Jim malah Ketawa terbahawa dia bilang apa Tenang tenang saudaraku Sebenernya tidak ada satupun gelas yang berisi racun disitu Ini cuman ujian buat ngetes Kesetiaan kalian aja Dan selamat kalian semua lulus Jadi bayangkan udah separah apa sih Jim itu mencuci otaknya Udah dibilang disitu ada racunnya Mau semua jemaahnya minum Jadi oh iya udah setia nih mereka sama aku gitu Nah ngeliat jemaatnya sesetia itu dan bahkan bisa dibilang rela mati buat dia Jim pun makin berani lagi wak semena-mena Sampai akhirnya beberapa waktu kemudian Ada nih beberapa jemaatnya Jim yang mulai sadar Kok kayak ada sesuatu yang gak beres ya disini Ini kok Jim makin kesini makin rada-rada agak aneh nih Dia terlalu mengkontrol Semuanya Aku gak yakin dia betulan juruselamatnya lah Kayaknya ini bukan orang baik lah Kata beberapa jemaat disitu Wak Nah sadar ada yang gak beres sama si Jim Beberapa jemaat pun mulai memilih keluar Dari komunitas gereja people temple situ Lalu orang-orang yang keluar ini Akhirnya speak up Tentang sisi gelapnya Jim dan juga gerejanya Alhasil Sejak saat itu Jim pun mulai jadi sorotan media di sana Wak. Tentu Jim waktu itu nggak mau citranya rusak gegara berita-berita itu kan. Akhirnya Jim pun mengambil sebuah keputusan nekat untuk memindahkan gerejanya ini dan juga jemaatnya pindah ke negara lain yang jauh lebih sepi Wak.
Iya dia pindah sih, dia udah mulai agak dicurigai kan, udah mulai disorot media nih. Pindah. Dan negara yang dipilih waktu itu namanya Guyana Wak. Negara kecil di Amerika yang masih betulan terpencil kali di tahun itu ya.
Nah dengan tinggal di Guyana, Jim ini ngerasa aman. Karena segala aktivitasnya bakal jauh dari sorotan media. Pikirnya kayak gitu.
Dan tuh akhirnya betul Wak di tahun 1977 ini umurnya udah 46 tahun ya. Dia sama ratusan jemaatnya pun pindah ke Guyana. Dia bawa jemaatnya. Tapi memang gak semua jemaatnya itu ikut pindah Wak.
Banyak juga yang milis. Stay di Indiana Police karena nggak bisa ninggalin keluarganya, nggak bisa ninggalin kerjaannya, dan lain-lain. Tapi yang ngikut dia juga banyak, ratusan juga. Dah, akhirnya waktu mereka pindah ke Guyana ini, kawasan itu masih berupa hutan, Wak, waktu itu. Mereka pun betul, dibuka lahan di sana, dan mereka semua membangun fasilitas umum di situ, di tempat itulah.
Biar cepat selesai, semua orang wajib kerja non-stop selama 12 jam. 12 jam non-stop. Tentunya di sini kerja mereka yang kerja cuma jemaat aja, Wak.
Jim santai-santai aja. Jim nggak ikut kerja. Jemaatnya disuruh kerja bikin tempat baru Dan sebelum jemaatnya ini kerja juga Wajib nyita semua paspor mereka Biar mereka gak ada yang kabur Dan selain itu Jim juga masang speaker Di beberapa titik untuk ceramah Biar jemaatnya ini bisa kerja Sambil ngedengerin ceramahnya dia Nah dari ceramahnya itu lagi-lagi Jim disini mencuci otak jemaatnya lagi Dengan memberikan atau menyebarkan Informasi yang menakutkan Dia bilang, di luar sana ada musuh Yang mau menghabisi kita Tapi sebelum itu terjadi, untunglah kita semua sudah pindah ke sini. Maka bersyukurlah kalian, karena kalian adalah orang-orang yang selamat. Jim tuh bilang kayak gitu biar jemaatnya takut kalau kabur di sana, Wak.
Dan selain itu, Jim ini juga membentuk pasukan bersenjata. dari para pengikutnya yang memang paling setia kali wa pasungan itu dikasih nama Red Brigade mereka bertugas untuk memantau jemaat-jemaat yang lagi kerja atau nakut-takutin mereka juga dan sesekali mereka lepasinnya tembakan asal gitu untuk biar tau nih ayo ada senjata kita gak bisa kabur kemana-mana kayak gitu bayangin aja wa macemana kalau kita ada di posisi jemaatnya gym tuh berani gak kalian kabur? tuh ya enggak nadalah tuh kan akhirnya singkatnya lahan pun selesai dibuka wa dan mereka pun membangunlah hunian-hunian disana tempat itu menjadi markas mereka yang baru Jim lalu menamai kompleks hunian di tempat baru ini dengan nama Jonestown Diambil dari nama dia Jim Jones Jonestown gitu kan Jim pun bilang ke jemaatnya kalau Jonestown ini Akan menjadi tempat tinggal yang paling aman, paling nyaman, paling membahagiakan buat kalian semua gitu Tapi apa yang terjadi? Malah kebalikan ya Disana jemaatnya hidup sengsara Wak Hingga akhirnya sebuah tragedi memilukan yang tidak pernah mereka duga pun terjadi Disini puncak tragedi Jonestown ya Nah jadi ceritanya setelah si Jim dan jemaatnya ini tinggal di Johnstown, Jim betul-betul membatasi lagi segala informasi dan juga komunikasi sama dunia luar, dibatasi sama dia. Waktu itu teknologi komunikasi belum semaju sekarang ya tentunya, orang-orang itu masih pada berkirim-kirim surat.
Tapi setiap kali ada surat yang masuk ke Johnstown, walaupun surat itu ditujukan buat jemaatnya ya bukan buat dia, Jim wajib membacanya dulu. Jim harus tahu isi suratnya itu aman atau enggak. Kalau misalnya dia rasa aman, barulah surat itu dikasih ke si penerima.
Sebaliknya kayak gitu juga, Wak. Kalau ada jemaat yang mau ngirim surat ke luar Johnstown, Jim juga wajib dibacanya dulu. Ini suratnya ada yang ngejelek-jelekin kita nih, nggak ada yang ngejelek-jelekin Johnstown nggak?
Kalau ada, revisi dulu suratmu. Jim pokoknya nggak mau ada informasi jelek soal Johnstown karena dia takut dia jadi sorotan media lagi, Wak. Alhasil jemaah-jemaahnya pun ya Cuman boleh menceritakan hal-hal yang bagus aja tentang Johnstown. Betapa bahagianya mereka tinggal di Johnstown itu, tentang kepemimpinannya Jim itu yang jadi panutan kali, yang keren kali, dan lain-lain. Pokoknya harus ngasih informasi yang baik-baik aja lah.
Walaupun sebenarnya itu semua hanya bohong gitu. Nah karena urusan surat menyurat ini sudah dibatasi sama Jim, para jemaat akhirnya nggak leluhas salah komunikasi sama keluarga mereka yang ada di rumah kan. Keluarga yang memang tidak tergabung dalam jemaatnya si Johnstown ini.
Lama-kelamaan pihak keluarga pun khawatir. Khawatir, Wak, pihak keluarga yang ada di luar. Ini mereka yang ada di Johnstone kok pada nggak bisa dihubungin, ya? Mereka ini aman-aman aja nggak kayak gitu.
Nah, khawatir terjadi sesuatu, pihak keluarga pun lapor, Wak, ke polisi. Laporan demi laporan, terus berdatangan ke kantor polisi, kan? Sampai akhirnya di tanggal 17 November 1978, pemerintah Amerika pun mengirim tim investigasi ke Johnstown.
Tim itu terdiri dari seorang anggota kongres bernama Leo Ryan, terus ada jurnalis, ada tim legal juga, ada kameramen juga nih untuk dokumentasiin kunjungan mereka. Nah sebelum Leo dan juga timnya datang, mereka komunikasi dulu sama Jim. Besok kami mau kunjungan ke Johnstown ya, gitu katanya. Awalnya waktu itu Jim nolak. Nggak, nggak usah gitu.
Tapi setelah dipujuk berkali-kali, Jim pun mengizinkan. Jim tahu kalau kunjungan ini pasti akan mengekspos kehidupan dia sama jemaahnya. Pastilah ya kan. Lagi-lagi, Jim tidak mau ada info jelek yang kesebar di media.
Alhasil, selama kunjungan berlangsung, selama kunjungan Leo dan kawan-kawan ini berlangsung, Jim ini nge-setting semua jemaahnya buat berperilaku baik. Ya, jadi kalian tahu? Pas Leo sama timnya ini mendarat di bandara Port Kaituma wak Bandara kecil ada di Johnstown itu Mereka langsung disambut sama Jim Wah bersuara-suara gembira kayak gitu wak Mereka pun nganterin Leo sama timnya ini buat ketemu sama Jim Yang memang Jim tuh udah nunggu standby di aula utama yang ada disitu Di sepanjang jalan menuju aula itu mereka juga terus menari-nari Bernyanyi-nyai Seolah-olah mau nunjukin ke Leo dan kawan-kawannya Kalo mereka hidup bahagia kok di Johnstown Padahal enggak wak ini semua disetting sama si Jim Pas Leo sama timnya ini ketemu sama si Jim Jim pun dengan senang hati mengajak mereka Macam city tour gitu lah Disitu Jim nunjukin semua fasilitas yang ada di Johnstown Mulai dari lahan-lahan mereka Lahan pertanian mereka, perkebunan mereka Sekolah anak-anak, fasilitas kesehatan Stok makanan yang udah dipanen Pokoknya diajak lah itu Nah ngeliat itu Leo dan timnya ngerasa Oh baik-baik aja kok disini tuh Ngerasa lega wak karena ya itu kehidupan di Johnstown Makmur-makmur aja, baik-baik aja Semua kebutuhan jemaah terpenuhi dan mereka juga hidup bahagia gitu kan.
Oh iya pak, bagus ya, apa segala macam. Oh ini kayaknya aman-aman aja nih weh, kata gitu. Nah karena ngerasa gak ada yang perlu dicurigakan, Leo dan kawan-kawannya pun berencana untuk yaudah kita besok balik aja lah.
Memang ada apa-apa kok kita semalam aja disini gitu. Nah malam itu dan malam harinya nih ya, waktu Leo sama kawan-kawannya lagi istirahat, tiba-tiba ada jemaat yang datang, dia ngasih secari kertas ke si Leo. Tanpa ngomong apa-apa, jemaat itu udah langsung pergi aja nih. Cuma ngasih kertas aja Dan pas kertasnya itu dibuka, kaget mereka wak-wak, tulisannya itu apa? Tolong keluarkan kami dari sini.
Nah tulisan itulah yang bikin Leo sama kawan-kawan jadi curiga, kok mereka tiba-tiba minta dikeluarin dari Johnstown? Ini bukan yang dari tadi juga kita ngeliat mereka bahagia-bahagia aja ya? Ini kok dia nih, ini pasti dia nggak beres di sini nih. Dan ternyata betul wak, besok harinya di tanggal 18 November 1978, kecurigaan mereka langsung terjawab ya. Di pagi tuh waktu mereka bangun, mereka mau coba menyelidik atau mereka mau pulang lah waktu itu kan Pas sekali mereka baru bangun, ada sepasang suami istri namanya Gerald dan Patricia Tiba-tiba langsung lari nyamperin si Leo, dia bilang, Pak, Pak tolong bantu kami, Pak kami pengen pulang, Pak kami ditahan di sini.
Tolong Pak bawa kami keluar dari Johnstown, kata gitu. Nah di situ Leo tuh gak sempat nanya lebih detail apa yang terjadi di sana. Tapi Leo yakin kalau keadaan di sana, oh hampir jadi gak baik nih.
Ini pasti penyebabnya si Jim nih. Akhirnya di situ fokusnya Leo dan timnya saat itu adalah menyelamatkan mereka yang minta tolong ini. Tadi malah udah dapat ini disamperin langsung ya kan.
Oke, baik ibu bapak tenang. Sebentar lagi kita akan pulang. Sekarang cepat kemas barang-barang kalian dan...
Ajak siapapun yang mau pulang juga Kata Leo Dengar itu Gerald sama istrinya pun lega Mereka langsung balik ke tempat mereka Mereka beres-beres ambil barang-barang semua Dan bersiap mau pergi sama si Leo Tapi disitu perbuatannya Gerald sama istrinya ini Ketahuan sama si Jim Jim panggil Gerald sama istrinya Untuk diinterogasi Tapi disitu Jim gak banyak omong Karena apa? Karena pergerakannya kan dipantau sama Leo, sama kawan-kawannya. Kan kawannya ada ini juga, ada kameramen kan.
Yang bertugas untuk ngedokumentasiin kunjungan di sana. Akhirnya depan kamera pun Jim gak berani bersikap semena-mena juga sama Gerald. Akhirnya.
Kan dicarot, nah macam-macam gak mau. Mau ada apa? Dia kayak, alah ada kamera apa?
Akhirnya dengan berlagak bijak, Jim pun membolehkan Gerald sama istrinya pergi. Nah kabar soal Gerald sama istrinya yang akan pulang bareng Leo ini pun makin kesebar lagi di kalangan jemaat lain. Akhirnya disitu gak Gerald sama istrinya aja, ada belasan jemaat juga yang memilih untuk ikut pulang sama Leo.
Sama seperti Gerald, mereka pun langsung kemas-kemas dan ikutlah itu sama Leo dan timnya balik ke bandar. Sampai di bandara Wapas mereka mau naik pesawat, tiba-tiba mereka dengar ada suara truk yang datang mendekat. Ternyata itu adalah apa?
Pasukan bersenjatanya Jim yang datang untuk menyerang mereka Gak pake basa-basi waktu itu wak Pasukan itu pun langsung Ditembaknya Leo, ditembaknya kawan-kawannya Ditembaknya jemaat-jemaatnya tuh Dalam waktu singkat wak, 8 orang waktu itu tewas di tempat dibuatnya Leo pun menikmati Tapi ada beberapa memang yang selamat lari ke hutan Masing-masing lari beribir-ibir Ditembakin sama siapa-siapa komplotannya Jim wak Nah gak lama setelah si penebakan itu terjadi Jim pun langsung ngumpulin lagi semua jemaat yang tersisa Untuk memberikan ceramah Disini dia bohong lagi Wak Dia bilang kayak gini Leo dan timnya sudah balik ke Amerika Dia bilang udah balik Padahal udah dibunuh sama dia kan Cuman dia gak bilang gitu Udah balik ke Amerika Walaupun kemarin mereka kelihatan baik sama kita Sebenernya mereka itu musuh Dan nanti mereka akan datang lagi kesini Dengan membawa pasukan dan senjata yang jauh lebih canggih Kita gak bisa perang lawan senjata mereka Karena kita gak punya persenjataan Tapi kalian gak perlu khawatir karena kita tetap bisa menang sebelum perang. Ditanyalah sama jemaatnya kan gimana caranya menang sebelum perang ini Pak Jim. Nah sebelum Jim jawab apa-apa Wak pasukan bersenjatanya ini yang red tadi tuh tiba-tiba ngebagiin segelas air ke masing-masing jemaat yang tersisa itu.
Banyak loh Wak jemaatnya ada ratusan masih ada ratusan. Dikasih lalu setelah semuanya dapat Jim bilang udah udah dapat semua. Daripada nyawa kita melayang di tangan musuh, lebih baik kita menang dengan menghabisi nyawa kita sendiri. Gelas yang kalian pegang itu semuanya sudah diberikan racun. Sekarang kuperintahkan kalian untuk meminumnya sampai habis itu, waktu dengar instruksi.
situ. Respon jemaah juga berbeda-beda, Wak. Ada yang langsung nolak terang-terangan, ada juga yang ragu mungkin, ya kan?
Dan ada juga yang dengan senang hati menerimanya. Padahal mereka tahu, Wak, itu tuh racun, gitu, loh. Tapi kok tetap diterima?
Ya itu dia, karena memang udah kecuci otaknya, Wak. Mereka betulan percaya kalau Jim ini betulan juru selamat yang bakal ngelindungin mereka dari musuh, gitu. Bahkan katanya ada yang sampe ngucap syukur berkali-kali, Wak.
Makasih-makasih berkali-kali, gitu, loh, sama Jim. Akhirnya ya, karena perintahnya Jim kayak gitu. dengan penuh rasa yang aku nggak tahu akan rasa haruka rasa deg-degan atau rasa udah pasrah di sana atau ya kan udah kedoktrin kelewanya bersama-sama mereka pun meminum segelas racun yang ada di tangan mereka itu lalu dalam hitungan detik wate kapar-kapar semuanya kejang-kejang semua berbusa semua mulutnya mati semuanya semuanya yang lewat jemaat yang udah mulai meninggal nih ada juga beberapa yang belum minum takut Aduh Aduh gimana Memutuskan mahat tiba Kalau aku minum aku pasti mati juga Katanya orang yang ragu tuh gak punya power untuk ngelawan juga Apalagi pasukan bersenjatanya si Jim kan juga langsung datang waktu itu Yang gak katanya tuh yang gak mau yang kayak aduh-aduh masih ragu-ragu kayak gitu Didatangin sama pasukannya si Jim dicekoin sendiri gitu loh Nah minum-minum kayak gitu Dan akhirnya yaudah mereka juga meninggal Nah setelah semua jemaatnya ini meregang nyawa Sekarang giliran pasukan bersenjata ini ikutan bunuh diri Mereka gak minum racun tapi mereka Kadar mereka tembakan kepala mereka sendiri pakai senjata itu. Udah kecuci juga ke otak mereka pasti.
Apalagi ini kan orang-orang yang bersenjata ini kan orang-orang pilihannya si Jim kan. Pasti udah percaya kali sama si Jim. Dan hal yang sama juga dilakukan sama Jim.
Tang! Ditembakkan juga kepalanya sendiri. Mati.
Jim juga bunuh diri tapi dengan cara yang ditembak. Udah dipastikannya semua jemaatnya mati. Baru dia terakhir yang buah gitu lah. Belum selesai nih Wak ya.
Besok harinya tanggal 19 November 78. Pada tahun 2008, pemerintah Guyana dapat info kalau Leo sama kawan-kawan yang ditembak di Bandara Purkaituma tadi tuh loh, punya Johnstown kan. Akhirnya polisi dan juga tentara Guyana pun diterjunkanlah ke sana untuk mengecek keberadaan mereka atau keadaannya mereka. Sesampainya di sana, sesampai di Johnstown, polisi dan tentara tuh udah siap-siaga nih kalau ada serangan juga kan. Karena kan mereka dapat info kalau Leo ditembak tuh, itu berarti gak nutup kemungkinan juga ada pasukan bersenjata di situ, ada pasukan yang akan menembak mereka kapan saja gitu kan. Tapi, Pas mereka mendekat ke hunian tempat Jim dan jemaatnya tinggal Apa gak langsung tersiuk mereka itu ya kan Mereka melihat pemandangan yang sangat mengerikan Dimana ada banyak kali mayat bergelimpangan Ada yang saling tumpuk Dan sebagian juga masih memeluk anak-anak mereka Ada yang masih pegang itu gelas bekas minuman itu Dan hampir semua mulut mereka juga berpusat Sedangkan mayatnya Jim ditemukan sendirian Di pavilion utama tempat dia terakhir ceramah.
Pas diperiksa ada luka tembak di bagian kepala kanannya. Pemandangan mengerikan itu sampai bikin para polisi sama tentara guyana disitu. Speechless pasti. Gak kebayang kita nengok fotonya aja.
Astagfirullahaladzim gak bisa ngomong. Karena apalagi mereka yang ada di lokasi saat itu. Dengan hati yang berguncang mereka pun mencoba menghitung mayat satu persatu.
Ditung, ditung, ditung, diperiksa. Dan bisa kalian tebak berapa jumlahnya? 980. 918 mayat.
918 mayat. Sebanyak itu ya Allah. Tragedi itu pernah langsung disebut sebagai peristiwa bunuh diri masal terbesar dalam sejarah Amerika. Akhirnya, untuk melevakuasi mayat-mayat itu, pemerintah Amerika pun menerjunkan pasukan militer dan juga tim medis ke sana. Jadi bukan cuma angkatan bersenjata dari Guyana, Jawa, dari Amerika.
Didatangi semua angkatan bersenjata dari pusat lah gitu, diturunkan. Selama berhari-hari mereka mengidentifikasi dan memulangkan para mayat ini ke rumah masing-masing. Tentunya tidak ada sanksi hukum dari kejadian ini karena apa?
Karena Jim ini udah mati. Tapi yang jelas perbuatan Jim yang licik, manipulatif dan juga keji ini akan selalu diingat oleh dunia. Pasti itu, Wak. Oke, Wak.
Jadi itu tadi sejarah tentang tragedi Jonestown. Mungkin sampai sini kalian juga ada yang nanya, kalau Jim sama semua jemaatnya mati nih, Nadia, meninggal di situ ya, terus orang-orang bisa tahu informasi ini dari mana, Nadia? Nah, yang kami tahu, Wak, kisah tentang Jim ini banyak diketahui dari mantan jemaat gereja People's Temple tadi. Nggak semua jemaatnya Jim ini ikut pindah ke Jonestown, kan, Wak?
Dan mereka inilah yang akhirnya speak up soal si Jim. Dan selain itu, Jimmy ini juga sering ngerekam ceramahnya termasuk ceramah terakhir sebelum tragedi itu terjadi, Wak. Itulah kenapa orang-orang pun jadi tahu apa yang sebenarnya terjadi di hari naas itu. Itu loh, serem ya. Bahkan setelah semua hal buruk yang dilakukan sama si Jimmy nih, Wak, masih ada aja loh yang percaya sama dia.
Masih. Di sini aku jadi paham kenapa kita harus pintar-pintar nyari panutan, Wak. Karena ternyata manusia memang punya kemampuan sebesar itu, sebesar itu untuk bisa... Mempengaruhi pikiran orang lain Kalau kita udah terlanjur fanatik dalam mengidolakan seseorang Rasanya perbuatan salah yang dia lakukan tuh ya jadi samar gitu loh Di mata kita dia keliatannya betul aja Terus benar gitu Sampai dia bilang betul aja Pokoknya hati-hati woy Jangan sampai kalian ketemu sama orang-orang macam dia ini Pesanku selalu sama Jaga diri dimanapun kalian berada ya woy ya Oke wa jadi sekian dulu videonya Terima kasih yang sudah request dan terima kasih yang sudah menonton Kalau kalian suka video ini klik like-nya Jangan lupa komen di bawah yang tidak ada dan saran-saran untuk video selanjutnya Jangan lupa nyalain notifikasinya Supaya kalian tahu kalau upload video baru And as always jangan lupa untuk klik tombol subscribe Supaya kalian sama-sama tahu informasi menarik dan menegangkan Dari channel aku See you next video wa, bye