Transcript for:
Pentingnya Muhasabah dan Akhlak Rasul

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Ini ngaji santai-santai nama muhasabah Muhasabah itu kalau di Jawa maknani itu ngoreksi diri sendiri Jadi menghitung diri sendiri Ini pas bidang yang saya tekuni tadi karena Habib Ahmad yang minta kemarin sama ibu saya Dari Indonesian Power itu Ibu Lia, saya turutin sekaligus saya sambil belajar terus tentang muhasabah. Dalam konteks Indonesia, muhasabah itu sudah jadi perilaku ya. Karena dulu orang tua saya, guru-guru saya, kalau ngandani itu, bayangkan kalau kamu jadi dia. Jadi misalnya kita mentang-mentang atasan, otoriter sama bawahan, bayangkan kalau kamu jadi yang bawahan itu, kayak apa? Laukun tamakana, kalau orang Arab bilang, bayangkan kalau kamu di posisi dia. Makanya guyonannya orang-orang Indonesia itu kan... Orang ngaramkan judi gitu, orang dikasih tahu. Tapi yang menang anak jenengan, Alhamdulillah. Ternyata ngaramkan itu karena ada anaknya. Kalau anaknya yang menang ya senang. Meskipun itu guyonan, tapi saya punya padanan itu dalam kitab hikam. Nabi Ibrahim itu khalilurrahman. Tentu bencinya minta ampun sama yang namanya maksiat. Suatu saat beliau diterbangkan di alam malakut. Itu kalau di hikam saya halaman 15 juga. Saya masih ingat betul. Mungkin kalau Anda beda halaman, karena beda citaan. Setelah diterbangkan di alam malakut, diperlihatkan sama Allah. Ada orang pezina, ada orang syaribul homri, ada orang mabuk, ada orang macam-macam. Allah tanya sama Nabi Ibrahim, bagaimana pendapat kamu Ibrahim tentang mereka yang maksiat? Kata Nabi Ibrahim, Ya wah happy Bisnis saja mereka, mereka hidup di bumi engkau, makan rezeki engkau, kemudian mereka datu atas sama engkau. Sehingga cerita di fase itu, saya ulang lagi di fase itu, Allah nurutin. Sampai sekian peristiwa, mungkin tiga atau empat. Sudah, setelah sekian tahun, Nabi Ibrahim lupa peristiwa itu, kemudian beliau diminta menyembelih anaknya. Ini versi kitab hikam. Memang versinya banyak tentang kenapa Nabi Ibrahim disuruh menyembelih anaknya. Ketika mau menyebelih anaknya, Nabi Ibrahim ragu. Buah samratu fu'adi. Anak saya ini buah hati saya, kenapa engkau suruh menyebelih? Terus kata Allah, apa kamu tidak ingat ketika kamu seangkat di alam malakut, kemudian kamu usul bunuh-bunuh, saya tidak mempertimbangkan usul Anda, tapi kenapa sekarang saya merintahkan kamu mikir? Ya karena ini anak saya, ya Allah. Terus kata Allah. Rumang samung, semoga mata ini tidak bergabung dengan kamu, sehingga kamu tidak bisa menjaga mata ini. Saya yang membuatnya, kemudian anda bisa membunuhnya. Semenjak itu Nabi Ibrahim itu, di eranya itu asfakutnas, orang paling sayang sama manusia. Karena kadang kita keras, kebetulan itu tidak anak kita, tidak keluarga kita. Cara orang Jawa itu kan gitu ya, kalau ada perempuan terus macak yang macem-macem pake sepeda montor cowok, terus wah itu luput suwok, semoga-moga gini, tapi setelah dikasih tau, ini kuponak nih jenengan, semoga-moga selamat. Jadi jangan-jangan kemarin, ahli ma'asi itu kebetulan itu gak keluarga kita, kalau keluarga kita pernah salah pada kita, semangat kita mintakan maaf. Jangan-jangan kita didikte hukum sosial gitu. Jadi orang yang salah, kebetulan itu orang yang menservis kita. Atau keluarga kita, atau orang dekat kita. Jangan-jangan semangat kita mintakan ampun. Tapi kalau sama orang lain, kebetulan musuh kita, kita semangatnya minta itu kena adat. Nah ini yang nggak boleh dalam Islam. Islam mengajarkan, Niru Rasulullah s.a.w. Nabi itu rahmatal lil'alamin. Bahkan kemarin saya ngaji virtual sama beberapa habaib, ada Habib Ali Al-Jifri dari Mesir, ada Habib Alwi dari Kuitang, ada Habib Nabil Al-Musawah. Dari sekian habaib itu saya masih ingat diantaranya yang didawuhkan, Rahmatani Alamin itu, ketika Nabi Azahu Kaumuh disakiti oleh kaumnya, dan mereka masih kafir semua. itu mereka dapat doanya Nabi Allah mahdika ummi fa'inahumla ya'lamun kayak apa baiknya Nabi, orang yang menyakiti, yang melukai tapi Nabi masih berdoa, Allah mahdika ummi fa'inahumla ya'lamun Sayyidina Umar dapat doanya Nabi itu ya khinak karena kafiran ketika masih kafir, didoakan Allahumma a'izal islam bi Umar itu ketika masih kafir itu pelajaran bagi kita bahwa yang sedang tidak cocok pun itu berdapat doa kita Daya doa supaya kondisi kita baik, hari tambah baik. Karena agama ini... Saya berkali-kali bilang, limangka, nayarjuwa, hawaliyum al-akhir. Agama ini diperuntukkan bagi yang selalu punya harapan pada Allah SWT. Saya cerita mukhasabah ini tentang hubungan kita dengan Allah. Di Indonesia itu banyak orang fasik, banyak orang nakal. Di mana-mana orang nakal itu ya mayoritas, aksaruhum fasikun. Ini berkahnya harapan. Mungkin saya kira nakal, mungkin saya kira sholat, mungkin sekarang belum sahok, belum dermawan, suatu saat dermawan. Barokahnya itu... Kefasekan ini dianggap sementara, sedang fasek, sedang tidak benar. Karena sekiai-kiai kita, para guru-guru kita, para haba'e utamanya itu, mesti bilang, semoga khusnul khotimah. Nah barokahnya doa itu, semoga khusnul khotimah itu menjadikan satu pola sosial. Yang sedang fasek ini masih diharapkan jadi lebih baik, jadi lebih... Sehingga kita tidak mengambil sikap ekstrim yang ingin menghabisi atau ingin mengadilin, karena selalu kita punya harapan, punya harapan. Dan agama ini limangkan, bayangkan itu kalau yang nakal itu anak kamu. Pasti kamu nggak ingin kan langsung dapat apa. Padahal kita semua jadi tokoh ini abulkul, di bawah dari semuanya. Sehingga ketika Rasulullah s.a.w. jalan-jalan kemudian melihat perempuan sedang menyalakan api. Kalau apinya mati ditiup, anaknya dijauhkan. Nanti kalau sudah jauh dari api, anaknya digendong lagi. Terus kata Rasulullah s.a.w., Aro'aytum andahai tih tori khatan waladah al-anar. Apa kamu berpendapat bahwa perempuan ini akan melemparkan anaknya ke neraka? Tidak ya Rasulullah s.a.w. Tidak akan seorang ibu melemparkan anaknya ke api Terus kata Rasulullah Allahu arhamu min hati bi waladziha Allah lebih rahman lebih rahim dibanding orang tua ini kepada anaknya Ini yang harus kita kenalkan terus Kita kampanyakan terus Supaya orang hubungannya dengan Allah itu nyaman, asyik Sehingga dengan demikian selalu ada harapan Bahwa yang sedang nakal ini suatu saat tukar Kita tidak boleh menghukumi Pasti begini, pasti gini itu tidak wilayah kita Itu juga yang dicontohkan Rasulullah SAW. Secara lahir, Nabi itu tidak berkenan dengan Wahsy. Karena Wahsy itu salahnya, salah fatal. Karena membunuh Ahabbanah si Rasulullah, yaitu membunuh Syed Hamzah. Jadi ketika Wahsy tobat, Nabi itu menerima tobatnya. Dan ketika beliau dengan basah riahnya tidak siap ketemu Wahsy, karena harus ingat Syed Hamzah, basah riahnya itu rutin. Oke kamu iman, satu rutin, tapi jangan sering ketemu saya. Karena kalau ketemu kamu, saya masih ingat sama paman saya, Syed Hamzah. Kita bisa mengelola seperti itu, kita tidak cocok sama orang, bagaimanapun mereka umat Rasulullah SAW, kita tetap mencintai mereka. Misalnya kalau beda agama, mereka sama-sama orang Indonesia, kita mencintai mereka atas nama warga Indonesia. Tapi kalau misalnya potongan Eura cocok, beda kultur, sebawaannya itu manggel nocor Jawa, ya bisa diilmu, jarang, jangan ketemu. orang sudah tidak cocok, ingin ketemu, nyari solusi rohra, ini toh seneng, itu kan repot jadi sudah kalau tidak cocok, jangan sering ketemu dan itu kita bisa, memanage seperti itu, itu bisa saya berkali-kali cerita tentang Imam Shafi'i kalau dikasih tahu, ya Aba Abdillah, panggilannya Imam Shafi'i tetangga anda ini ternyata banyak yang tidak senang anda jawabannya beliau senang, ya bagus kalau tidak senang saya, anda utang saya jadi gara-gara sama senang aku, ngatur aku ini, dan mungkin sama mana senang kan ya enak Jadi hidup itu diagap happy, kalau senang ya teman silaturrahim, kalau gak senang ya gak bakal utang gitu kan, baru kairan senang itu gak ganggu. Jadi dulu itu orang bisa ngelola senang gak senang itu bisa, karena ada kearifan, kearifan hubungan dengan Allah SWT. Hidupnya selesai karena masyurik, mereka sibuk dengan Allah. Makanya kata ulama-ulama tasawuf, kamu jangan melihat manusia perilakunya, tapi kamu juga harus ingat yang gerakan semua itu Allah SWT. Dengan demikian kita farah, kita senang Makanya Nabi kalau ngutus Anas bin Malik Kemudian gak kesampean yang diinginkan Karena Anas main Ketika garu-garu ini Nabi agak tersinggung Nabi, andikan Allah menghendaki yang saya inginkan kesampean Pasti itu kesampean Jadi dianggap kegagalan Anas yang memanggil yang dituju Nabi itu Ya keresannya Allah ya enteng saja Siti Nali lebih parah lagi yang dialamin. Itu dalam-dalam beliau kalau dipanggil itu gak cepat-cepat kesana. Ketika ditanya, kenapa kamu tak panggil gak cepat kesayanya? Amin tu'u qubata. Karena aku tahu kau orang baik. Orang baik itu pemaaf. Jadi makanya orang-orang soleh dulu dibodohan, bodohan itu. Makanya sekarang kalau ada orang bodohan itu mesti dibodohan orang soleh. Kalau orang-orang soleh itu kakek khusnudon lagi sering dibodohan. Abdul bin Umar. Hari itu masyur itu, kalau ada budaknya serang sholat, sergap sholat itu dimerdekakan. Akhirnya nggak sholat-sholat pun pura-pura sholat. Akhirnya juga dimerdekakan. Ketika ditanya, kenapa engkau merdekakan? Padahal mereka sholatnya menipu engkau, kata pembisik-pembisik itu. Man khuda'ana lillah in khuda'na lah. Dia nipu atas nama Allah, berarti saat tertipu juga atas nama Allah. Nggak masalah dong semuanya demi Allah SWT. Jadi ketika kita ketemu... Men sifat Allah Ta'ala itu ghofir Allah pemaaf Jangan kamu Gak fair untuk diri kamu Nyifati Allah ghofir pada orang lain Allah kamu sifati sadidul ikhob Jadi Allah kamu atur Jadi Allah Allah itu apa? Kalau pada saya ghofir, kalau pada musuh saya sadidul ikhob Itu gak fair Kalau Anda punya harapan kepada Allah karena Allah Rahman Rahim, Allah Ghafir, sebenarnya Allah pada musuh kita ya bisa saja Allah Ghafir, bisa saja Allah Rahman. Sehingga kita melihat orang lain yang kita tidak cocok itu ya enteng saja. Itu min umati Rasulullah, singtanaluhu syafa'atuh, tanaluhu sa'atuh rahmati, tanaluhu. Fair, jangan dengan kita kayak mesti dapat rahmat. Jangan orang lain kayak Allah pasti saya titul Ikam itu gak boleh Sehingga ketika ada orang bedui Sehingga cerita orang bedui ini Kencing di medjid, semua sohabat mau mentak dia Yang gak mentak hanya Nabi do Sangking manggelnya orang ini karena semua sohabat Bentak kecuali Nabi Setelah dibenarin Nabi, terus Nabi nyuruh Sobwa aliy danuban minmain Setelah disucikan masjid itu, dia berdoa keras sekali. Allahumma rahamni wa muhammadan wa la tarhamma ana ahadal. Ya Allah yang berhak dapat rahmatmu hanya saya dan Nabi Muhammad, yang lainnya jangan. Karena yang lainnya itu jengkelin, gitu aja saya salah dimarah-marahin. Jadi kalau kamu doa terbatas, saya kayak orang bedui nih, kayak orang Arabi. Apa kata Nabi? Lakot tahajarta wasian. Allah yang rahmatnya luas, menjadi kamu sempitkan. Karena kamu mau atur Allah hanya rahman pada Indonesia power, pada NO, pada kita yang orang lain gak perlu dapat. Itu kan kasihan Islam. Karena Islam terus gak dimiliki semua orang. Allah gak dimiliki semua orang. Rasulullah gak dimiliki semua orang. Karena di PNO, di Pormaster Temtu, di PN. Gak boleh seperti itu. Gak boleh takhas serta wasian kata Nabi. Gak boleh mempersempit. Lihat yang rahmatnya itu lu. Lu pasti. Ini semoga. Etika ini kita pakai di Indonesia, yang sedang fasa kita harapkan lebih baik. Yang sedang nggak dapat hidayah, kita doakan dapat apa? Hidayah. Masyur kan, makanya tadi saya mohon sama Habib Ali, Habib Ahmad, supaya tetap mahalul kiam, tak baru sama Habib Ali, diantara doa-doa di simtu jurur, masyur itu. Antukau bila'l-mudlibaminah, bila'l-gufron, wa'l-musi'ah, bila'l-ihsan. Jadi harapannya para habae, para orang-orang baik dulu ya. Semoga yang dosa itu dimaafkan, yang sedang salah dibuka, bikin lebih baik. Nabi itu tugasnya juga gitu, وَسْتَغْفِرِ لِلَّذَمْ بِكَوَلِ الْمُؤْمِنِينَ Nabi itu tugasnya juga memintakan ampun yang sedang salah. Nah ini cobalah jadi etika kita, muhassabah kita. Jadi muhassabah itu cara berpikir kita set, kita pikir ulang. Ternyata semangatnya seorang Nabi itu, semangatnya itu memintakan ampun Orang ahli tafsir tahu semua, kalau nabi itu tidak mungkin dosa. Jadi itu, Tapi yang dimaksud itu umatnya, karena nabi tidak akan mengalami dhambun, tidak akan mengalami dosa. Sekarang tidak, kadang-kadang kita ini kalau orang lain salah itu semangat. Kalau di perusahaan ada teman salah, apalagi pembinaan salah itu senang. Barokahnya salah bisa ganti. Jadi kalau mungkin di dunia tokoh juga gitu, baru hanya ada tokoh salah, kita yang jadi populer sendiri, ini nggak boleh seperti itu. Kita harus salimusotri, ijami ilmuslimin. Jadi ini harus dilatih saat tadi Matur sama Habib Ahmad, latihan kita jadi hidup. Nabi itu kalau resep jadi wali itu kata Nabi gampang. Kata Nabi, kalau kamu ingin disenangin Allah, Ya sudah, kalau kamu asbahta, wa'am seita, gini-gini, perasaan kamu, kata Nabi, jangan punya perasaan khil sama orang muslimin. Itu sudah, wadahilikaminsunati. makanya nabi ngintikan ada yang baca seseorang jangan melaporkan ke saya tentang salahnya yang lain karena saya ingin ketemu sampean semua dalam keadaan salimus saudari, tidak punya perasaan papa karena kalau nurutin pembisik nurutin informasi itu ya repot karena orang pasti setia ada kiai yang top datang ke kampung-kampung kata yang seneng itu punya akhlak Wah itu bagus orang besar datang ke kampung-kampung Katanya gak seneng Wah itu jobnya kecil kok diambil Itu Ya kasihan itu, itu kan sudut pandang Makanya saya sering bilang Akal kita ini cukup untuk mentastek Rasulullah SAW Meskipun perasaan kita kadang orang Jawa itu beda Saya berkali-kali bilang sama peneliti dari Jogja Kenapa sih para Nabi itu kok poligami istrinya banyak Nabi Dawud katanya itu berapa Nabi Suleman malah jumlahnya agak terbatas Nabi Muhammad itu paling sedikit Saya tanya gini, perempuan itu orang lemah, jadi kalau nolong orang satu gimana baik? Kalau nolong orang dua ya lebih baik, ya sudah kira-kira seperti itu. Paling tidak akal kita masih tahu, kalau orang baik, itu kan mesti baik. Nolong orang satu baik, nolong orang dua ya lebih baik, nolong orang tiga lebih baik. Tapi kalau kamu orang nggak baik, satu saja kamu terlantarin, kamu miskinkan, kamu... Ya tinggal diukur kan, kalau orang baik, nambah baik. Tapi kalau orang buruk... Hai teman buruk yaitu akal-akal kita bisa menganalisis Kenapa sih nikah itu ada yang poligami ada yang sudah ukur saja diri kamu jalan ke selak keriting rabi terus memperbanyak wong elek orang perilaku netok raini dll kb tapi nak kukuh ganteng alim ganteng suke anaknya ganteng-ganteng berbunka sholay ahli suarga KB mertua bangga karena karena kamu meyakinkan ini mertua kamu aja nggak bangga mau nambah ipar gak bangga mertua gak bangga Desa kamu, yang kamu wakil juga tidak. Beda dengan Nabi ketika nikah Juwairiyah itu. Itu tidak ada pernikahan sebarukan Nabi dengan Juwairiyah itu. Azharu Rasulillah. Di situ habis perang, banyak tawanan. Gara-gara jadi besarnya Nabi langsung dibebaskan semua. Karena Azharu Rasulillah. Sekarang biasanya gajeng Nabi. Dulu Abu Sufyan memangkalnya bukan main sama Nabi. Gara-gara putrinya dinegah, terus langsung jadi. Kalau kampung kan enggak. Negah satu, negah lagi. Satu kampung musuhnya. Karena istri pertama cemburu, yang kedua enggak bangga. Wah itu selesai itu. Dunia wal akhirah. Maksud saya, menganalisis Islam itu harus pakai akal. Dan akal yang dipakai, ini saya bahwa kitab isya adalah pikiran-pikiran para ulama. Makanya ketika Imam Muziali ketika ditanya, فَكَيْفَ بِمُسْلِمٍ فَاسِكٍ أَسَوَّهَا فِي جَمِعِ أَمْرِهِ Kalau ketemu orang fasek, orang Islam lebih fasek. berlaku nggak ada yang benar katanya bisa di jawabnya lucu aneh mamin muslimin illa wa islamuhu toa ndak ada orang Islam kecuali dia mau Islam membenarkan Allah dan Rasul sudah toatnya dia kok kamu udah bisa melihat toanya dia dia pikirannya akan ini pemabuk ini tukang apa tapi katanya Muzali sebenarnya kamu masih bisa berpikir positif mamin muslimin illa wa islamuhu Tidak ada seseorang Islam ketika dia milih Islam itu pasti ada to'atnya yaitu tasdek pada Allah dan tasdek kepada Rasulullah s.a.w. Jadi dengan pola seperti itu, maka di antara guru-guru kita yang modern, di era Mbah Maimon, di sini ada Habib Ahmad. Habib Salim, syair yang sering dibaca beliau adalah, ada orang munajat sama Allah, ini cerita munajat. Orang itu mengatakan gini, Anamuznibun anamukhti'un ana'asi, huwarohimun huwaghofirun huwa'afi. Ya Allah, saya mukhti, saya orang yang salah. Anamuznib, saya orang yang dosa. Ana'asin, saya sering maksiat. Tapi engkau ya Allah engkau gofir, pemaaf. engkau rohim, maha pengasih engkau afin, yang mudah memaafkan kata orang ini, ya agak kurang ajar tapi sangking senengnya sama Allah kau baltuhunna salah satan bisalah sat ya gini saja ya Allah sifat engkau diadu dengan sifat saya engkau Tuhan, tidak boleh kalah dan kau pasti pemenangnya jadi ada orang rayu Allah dengan cara seperti itu ya saya ini manusia, salah saya banyak engkau ampunannya banyak engkau Tuhan, tidak boleh ampunan anda ampunan engkau kalah dengan salah saya gak boleh Tuhan kok kalah jadi untuk supaya orang punya harapan itu banyak juga wali-wali yang jatuh ketika datang ke makam Rasulullah shollallahu alaihi wasallam itu kalau dong Oh ya agak agak kacau sebenarnya cara syariat agak kacau ya Allah kau punya dua pilihan jika engkau menjadikan saya sholat surah Habib yang senang kekasihmu yaitu Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dan jika engkau menjadikan syafasat surah ad-dubuk yang atau setan Mau gak jenengan? Mau nyenengkan kekasih jenengan? Mau nyenengkan musuh jenengan? Mau gak? Jenengan bebas kok memilih. Mestinya Allah yang senang menyenangkan kekasihnya. Jadi intinya Allah dipaksa untuk menjadikan dia orang soleh. Jadi kayak kemarin itu Pak Gus yang kesini. Dia kesini itu sama Habib Ahmad. Saya pertama gak mau. Lama-lama Habib Ahmad. Ini gimana? Orang taunya saya dekat jenengan. Kalau gak kasih saya madu. Ini kayak dua hanya wali yang. Tadi itu saya gak punya pilihan, gak ada pilihan. Jadi saya mohon, Mohassabah itu dimulai cara berpikir. Makanya disini sebetulnya tag, ini supaya dapat barokahnya Ihyak, ini kitab yang disenengi para HBA, para ulama. Sebetulnya tag di Mohassabah itu redaksinya gini, yang lengkap. Jadi ada kata Jadi ukur Perilaku anda ini diukur, ditakar Misalnya kita sebagai suami kan Ya punya hal-hal yang kita tidak ideal Jorong Jawa mesti pesek Jorong Rizki ya sepas-pasan Dan kita juga kalau, makanya nggak boleh tanya istri begini, apa saat cinta pertama Anda, pasti ada kecewa. Orang jadi istri hanya korban terakhir gitu. Karena orang kalau ngelamar kemana-mana nggak jadi, yang jadi istri itu pasti korban terakhir gitu. Jarang istri pilihan pertama, jarang. Ayo semua yang nekah. Rata-rata itu pilihan Anda pertama, Pak, dari sekian ditolak di mana-mana terus. Ya permohon terakhir, kamu juga korban terakhir Itu wali-wali dulu kalau ngandani kita itu sederhana Ini masyur diceritakan Habib Zain bin Sumit dalam kitab Al-Manajid Zawi. Kamu yang ingin ideal saja, kamu tidak menemukan pada diri kamu untuk menjadi ideal. Kamu kan ingin ganteng, ingin punya uang banyak, ingin berlaku Anda sempurna. Anda saja yang punya keinginan tidak bisa mewujudkan keinginan Anda sendiri. Kamu yang punya keinginan saja. Misalnya saya ingin punya uang banyak, perilaku saya selalu benar, gak pernah salah. Saya yang ingin saja dengan diri saya, gak bisa untuk benar terus. Kok kamu berharap orang lain selalu benar? Jadi anta lam tajidnya sama. Kalau kamu menuntut istri kamu itu ramah, neriman, apa kamu neriman sama wajah istri anda gitu? Engkau pola yang dinti, jajaki sana, jajaki sini, kamu sendiri tidak pernah apa. Jadi itu nasihat yang luar biasa. Kamu mau menghormati semua orang? Tidak mau kan? Kemudian anda berharap semua orang menghormati kamu. Kamu tidak inginkan orang lain semua menghujat kamu, sementara kamu enak saja menghujat orang lain. Makanya Rasulullah SAW ini luar biasa, ketika bikin kaedah sosial, apalagi minuahadukum hatta yuhibbali akhi ma yuhibbuna wa dinafsi. Jadi ukuran iman itu sederhana, kalau sesuatu itu baik, nyaman bagi anda. Bayangkan itu pada teman anda, misalnya anda bangun tidur, bangun tidur sudah aca-acaan, tidak punya uang, utang jatuh tempoh, kan tidak ingin ketemu orang. Ya kamu jangan bertamu ke jenis ini, karena kehadirkan kamu yang ngalamin juga gak siap ketemu orang. Makanya ada Habib Alim itu dilapori sama seseorang. Bek, dulu temen saya itu ketika saya kaya itu sering main ke saya. Setelah saya miskin, mereka dodak main ke saya. Kata Habib itu, bagus itu bagus, sunak wab begitu itu bagus. Coba kalau kamu dulu kaya, temen kamu main kan kamu gaya. Di rumah ada makanan, bisa hormat tamu. Setelah kamu miskin, jadi buruh manol di pasar atau buruh bikin botol, temen kamu datang malu gak kamu? mendingan gak datang gitu akhirnya baru, oh ya alhamdulillah kalau youtuber dulu temen kita datang, kita ada alpat istri cantik, rumah bagus, lah kita miskin buruhnya orang pas dibentak-bentak temen kamu udah datang milih datang gak menda, kalau setelah kamu jatuh enggak kan, jadi barokannya ilmu itu terus tapi kadang-kadang orang, wah setelah saya miskin temen-temen gak kasa kesini, ya kalau kamu sudah jatuh, temen-temen kamu kesitu jadi tontonan Ya mulai sekarang cara berpikir itu dirubah. Dulu yang namanya Kiai itu kalau diundang orang itu ya agak-agak senang, semenjak saya itu agak rubah. Undang Kiai, ngatur Kiai itu tak haram-haramkan, ya lumayan lah sekarang itu sudah mulai agak beretika. Dulu itu undang tanggalnya ditentukan, jamnya ditentukan, kau gak mikir apa Kiai saat itu nganggur enggak? Punya wadifah? Enggak. Dia milih tanggal yang dia nganggur, gak mikir pas itu Kiainya nganggur apa? Enggak. Ya saya hanya cerita aja kamu tersinggung ya monggo buat tergibonggo itu. Jadi saya mohon lah supaya tadi saya juga matur ke Habib Ahmad. Jadi untuk orang merasai kudusunah Rasul itu gampang sekali kata Sayyid Muhammad. Dulu Nabi berpaksa. Pakaian ala daerahnya, kalau mikot ya pakai mikotu baladih Karena nabi orang Medina dan beliau berdomisili di Medina ya misalnya mikotnya dari Bir Ali Tapi kalau anda orang kawasan Tanim atau Umrah ya dari Tanim, misalnya kawasan Jirona ya dari Jirona Artinya apa? Kamu ngambil mikot karena nabi mikot misalnya dari Bir Ali Bukan berarti kamu harus seperti nabi di Bir Ali, kamu orang Mekah, kamu orang Tanim Ya harus dari mikotu baladih Sama, makanya di Beke-Beke itu kalau tak nek anak, nabi orang Arab, halawiatnya kurma ya, kurma. Kalau orang Jawa, sedegan, semua podo-podo. Ya, podo-podo manis. Jadi ini, tabaruk sama Sayyid Muhammad, ini ada murid beliau, Habib Ahmad, sahabatnya. Supaya orang itu merasa ikut nabi itu gampang sekali. Ini saya baca ya di halaman tadi disaksikan Habib Ahmad 4.33 di kitab Apa? Kenapa berbunyi? Man hajus salaf fi fahmin nusus Itu kata Sayyidina Muhammad Wa kanat sunnatu rasulillah anahu yat'amu ma yajiduhu fi arti wa yalbasu ma yajiduhu wa yarkabu ma yajiduhu mima abahu wahu ta'ala fa man ista'mala ma yajiduhu fi arti fahuwa almu tabi' li sunnah Kamaknau hajjal fitra min madinati, faman hajjal fitra min madinati nafsih, fawal mutafi'li sunnah, wa ilam takun haidhil madinatu tilkah. Jadi intinya misalnya Nabi dulu itu ngasih sodakoh kepada fakir miskin ya pakai dinar, tirham. Ya kalau orang misalnya sodakoh pakai rupiah ya sudah ikut sunnah Nabi. Jangan, loh Nabi pakai dinar loh. Kamu kok pakai rupiah? Dulu dinarnya Nabi ada tulisannya bank Indonesia. Kamu ada tulisannya bank? Ya tidak ada seperti itu. Jadi misalnya Nabi sodakoh pakai tamar atau pakai al-akid. Ya kita pakai beras, pakai apa. Supaya orang itu Bahwa Rasulullah itu milik kafatal lindas nasmilik semuanya. Sehingga merasa kesunahan nabi itu ya, semuanya. Makanya dulu bahamun kalau motivasi saya supaya bombong, kalau orang Jawa bilang bombong. Orang Jawa itu mesti orang-orang alim. Beliau menyontohkan mas itu, Mbah Fadhol, Senori, Mbak Ihsan, Jambes. Itu bisa ngarang-ngarang kita, luar biasa. Padahal beliau bukan orang Arab. Imam Sibawai itu orang Persia, Imam Buzali orang Tos itu juga ikut Persia. Kata Imamun, uang yang orang Arab lah mesti untuk jatah alim, kata Biyo. Karena Nabi itu diutus ke Fatal Linas. Nah ini kalau orang yang alim itu Arab, berarti tidak ada perwakilan dari Afrika, dari Asia Tenggara, dari mana-mana. Makanya, karena Nabi statusnya itu ke Fatal Linas. Jadi kita harus bangga sebagai Muslim, sebagai orang Indonesia, karena misalnya wali kutub. Dulu terkenalnya hanya ada di Yaman, di mana? Ternyata pernah ada juga di Indonesia, dan seperti Habib Abu Bakar, Skaf, Kersik. Jadi ya, iarnya kan tetap orang Indonesia, meskipun beliau Zuriah Rasul, kan ya sudah orang apa. Orang Indonesia, durianya Habib Ali, sentuh duror sekarang di Solo. Jadi, Indonesia juga dapat alawin banyak dari sadatinal alawin juga. Jadi, saya mohon barokahnya ngaji seperti ini. Melihat orang lain itu gampang, bayangkan itu kalau anak kamu. Makanya nanti kalau nggak percaya lihat di hikam nomor 15 di kitab saya. Di situ dijelaskan oleh hikam, jangan-jangan semangat Anda. pada orang yang maksiat, pada orang yang keliru supaya dihukum, itu karena kebetulan itu sudah anak anda, itu sudah keluarga anda. Coba kalau itu keluarga. Makanya kalau saya kuyunan di Jogja itu, ada pembantu mecahkan piring terus dimarahi majikanya. Saya harus kuyun gitu. Pasti itu bantunya tidak cantik. Kok bisa, Gus? Andekan cantik dan kamu senang mecahkan piring satu, piring saya, saya tidak bisa ngamuk. Ternyata ngamuknya itu karena mecahkan piring atau karena plus tidak cantik. Coba jawab, paralel lagi nih. Hai kamu marah sama orang maksiat tuh karena maksiat karena plus sudah anak anda bahkan kali itu anak itu hebat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam karena kita yang salah pun kadung umatnya lebih tetap ngasih fasilitas syafa'atili ahlil kabair minum mati kayak apa baiknya Nabi udah ikut maksiat tapi ikut masyidita sih ngasih java Terima kasih. Kalau di ahli ibadah kan wajar, tapi kalau di syafat, di ahli kater. Ya karena tadi, logika yang dibangun Rasulullah itu logika yang luar biasa. Kita semangat orang lain kena hukuman itu karena kita tidak punya rohfah, tidak punya rohma. Coba kalau Rasulullah yang bilmu'mininah ra'ufur, semangatnya itu mendoakan supaya tobat, mendoakan diampuni. Dan itu juga yang diperintahkan oleh Allah SWT, wa'stawfir li'l-zambika walilmu'mininah wal-mu'mininah. Ya semoga barokahnya ngaji ini, barokahnya Habib Ahmad, barokahnya Maulid Simtudurur, barokahnya semua kita madaih, tiba berjanji semuanya, barokahnya Ikhya, barokahnya Syed Muhammad, barokahnya guru kita semua, Mbah Maimun, Bapak Zaya. Kita ini mengikuti manhaj. Ya, mengikuti apa? Mana? Saya sering di Dawibahmun. Kenapa Ihdinas Sirotel Mustakim bukan Sirotoka? Bukan jalan engkau ya Allah. Karena Allah itu gak bisa kamu tiru. Allah itu tidak tidur, tidak makan, tidak kesel, tidak capek. Yang bisa ditiru itu Sirotel Lathina An'amta'alaihim. Yang bisa ditiru manusia, ya niru manusia. Karena Allah itu gak bisa ditiru. Makanya Ihdinas Sirotel Mustakim Sirotel Lathina. Yang niru siapa? Niru guru-guru kita. Termasuk niru cara pandang, jadi misalnya ada orang awam di rumah itu hanya delokreng, delok tikus liwa, itu kan kayak nganggur. Korah tahecud malamen delokreng. Lihatnya jangan gitu. Huwa tarokal ma'asiyah. Dia di rumahnya tidak dugem, tidak kemana-mana. Dia berarti malam itu tarkul ma'asiyah. Tidak nyopet, tidak garong, tidak ke tempat ma'asiyah. Susahnya apa sih khusnudhan, jadi jangan lihat. namanya orang begitu ya tidak tajud tidak jamulet tapi susahnya apa sih kamu bilang dia juga meninggalkan maksiat dan itu ibadah supaya orang itu gampanglah seluruh dan sama orang muslim orang-orang yang luar biasa di mata orang yang luar biasa Hai kata di Mamuzali kalau saya ketemu orang muslim kemudian dia tak pernah baik gimana tapi Mamuzali mami muslimin illawe islamuhu to'at tidak ada orang Islam ketika dia mentastekan Allah dan Rasulullah berarti dia juga punya to'at ini latihan saja singisung akolik Habib Ahmad saya mau cerita apa pun kalau cerita secara akademik saya punya kitab saya baca Dan Alhamdulillah kita faham barokannya para guru dan supaya terbiasalah sebaik-baiknya ibadah khusnudani billah wa khusnudani bilmu soal gak cocok ya di ilmu ini tadi namanya gak cocok, jangan sering ketemu seperti Rasulullah SAW beliau karena sangat mencintai Syed Hamzah ketemu orang yang pernah begitu sama Syed Hamzah ya beliau secara basyariah gak siap tapi beliau secara corobasa sekarang secara profesional, kalau beliau seorang nabi dan harus menerima tobatnya siapapun ya diterima Saya meskipun dengan AB gak cocok karena dia begini-begini sama saya, tapi saya ingat dia sholat, dia baca sholawat, dia mencintai Rasulullah. Ya kita hormat. Soal gak cocok ya di manage tadi ya. Ziruhiban tasdidhuban. Kalau gak pasti cocok ya jangan sering ketemu. Bawaannya enak nanti. Ya semuanya itu diilmoni lah. Makanya, nanti kan ini Ma'ruf Al-Kurfi ada yang baca Al-Kharki Manko'ala fil yawmi salasamarrat umarhammata muhammad Kutiba minal abdal Karena semangat mencintai Siapapun satu hari sering baca umarhammata muhammad Umarhammata muhammad Umarhammata muhammad Itu mesti kutiba minal abdal Dia pasti termasuk wali abdal Maksudnya, semangat mencintai Ya dilatih lah Misalnya Indonesia Power atau PLN, adik-adiknya ada PLN itu kayak apa? Orang nggak bisa ngaji, nggak bisa... aktivitas, barokahnya ada PLN barokahnya jasanya, kita sadar semua kebaikan kita ini memenuhi keinginan orang banyak orang banyak ingin listrik, ingin saluran dan itu kadang yang mewujudkan orang lain atau kelompok lain, ya karena itu manfaat ke orang lain, ya kita doakan sehingga kita terbiasalah ngakui orang lain seperti semangatnya Rasulullah semuanya itu didoakan semuanya diinginkan kebaikannya bahkan Nabi tidak putus asa sampai di akhirat Ketika Nabi lain sudah putus asa karena sudah akhirat, sampai dimintai syafaat semuanya bilang nafsi-nafsi. Karena merasa semuanya tidak menyanyali di depan Allah, karena ini sudah akhirat, sudah finish. Tapi apa Rasulullah? Analah. Ya sudah, saya sanggup mensyafaati kalian. Terus kata Nabi, fa'atiyal arsya. Saya mendatangi aras, fa'akhirullahu sajid, dan saya sujud, wa'ahmaduhu bimahamida allamaniha rabbi. Kemudian saya tetap muji Allah, dengan pujian yang terus menerus. Padahal sudah di akhirat, sudah berakhir. Nabi diminta syafaat masih sanggup. Karena Nabi tahu, akhirat tidak bisa mendikti Allah. Nabi bisa, Allah terus bilang, ya Allah ini akhirat, kau sudah tidak boleh mensafaat. Tidak bisa. Allah tidak bisa diganggu akhirat. Allah tidak boleh dibatalkan rahmannya oleh akhirat. Allah tetap rahman rahim abad al-abad. Dan Nabi tahu itu. Makanya kata para ulama, فَمُحَمَّدٌ أَحْمَدٌ مِنْ غَيْرِهِ Jadi Nabi Muhammad namanya dua yang terkenal. Sebenarnya banyak yang terkenal dua, Muhammad sama Muhammad. Ketika Nabi punya nyali memuji Allah. Di akhir akhirat atau sudah di akhirat, itu, ketika Nabi lain sudah tidak punya nyali muji Allah, karena sudah akhirat, Nabi Muhammad tetap berani muji Allah. Di saat seperti itu. Makanya, Ahmad di situ, kata ulama itu, Kajing Nabi lebih memuji Allah di saat yang Nabi lain sudah tidak punya nyali untuk muji Allah di saat itu. Makanya kata Nabi, Akhirnya setelah lama gitu, terus Allah mengintikan, Ya Muhammad, irfa'a roksak, wasal tutta'a wasfa'a, dusyafak. Sudah Muhammad, angkat kepala kamu, kamu minta apa satu rutin, dan kalau kamu ingin menyafati umatmu, sabriha'a nabok, syafak. Semoga semangat itu juga menjadikan kita munajat, bahwa rahmat Allah tidak terbatas, harapan juga tidak terbatas. Mungkin yang sedang nakal ya kita katakan sedang, jangan terus kamu pastikan, wah ini mesti suul khotimah, mesti tidak orang baik. Agama ini Akhirnya selalu bagi yang punya harapan Mungkin dapat berokat semua Mantul dengan kata Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh