Intro Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam Alhamdulillahirrabbilalamin Wassalatu wassalamu ala rasulillahilkalimil amin Sayyidina Muhammadin wa ala alihi wa sahbihi ajma'in wa ba'du Faya ahbaballahi wa ahbabah rasulihi sallallahu alaihi wasallam Wulsi nafsi wa iyyatuhu Insyaallah dimuliakan Allah SWT, keluarga besar, kimia, farma, tanpa kecuali semoga seluruhnya izin mengawali dengan bermohon pada Allah SWT Senantiasa mendapatkan perlindungan, kesehatan, dan bimbingan dari Allah SWT sehingga dapat menata seluruh aktivitas pekerjaan yang diamanahkan Dengan tataan yang baik, menghasilkan manfaat, dan diridai oleh Allah SWT Pada Agustin channel terkhusus tadi yang dalam perjalanan semoga dimudahkan perjalanan dibimbing aktivitas, mendapatkan hasil yang diharapkan dan tentunya diridai oleh Allah SWT Pak Yudi Rangkuti terima kasih atas sambutan yang disampaikan mudah-mudahan jadi tali awal silaturahim diantara kita yang juga mengikat kebersamaan di keluarga besar Kimia Pharma semoga menjadi keluarga yang baik keluarga dalam bahasa Arab disebut dengan a'ilah, dari kata a'ul artinya yang saling menopang yang saling mendorong, yang saling menguatkan jadi kalau tadi sudah disebutkan keluarga besar maka kehidupan keluarga dalam kimia farma diharapkan saling menguatkan saling mendorong, saling menopang sehingga dengan itu bisa menguatkan etos kerja yang diharapkan baik dengan cepat pertemuan kali ini kita akan mencoba membahas tema yang diamanahkan kepada kami dari DKM Assalam, Pak Arief dan kawan-kawan tentang etos kerja dan keikhlasan dalam tinjauan Al-Quran dan Sunnah Nabi SAW secara umum dalam tinjauan Islam kita akan membahas dulu beberapa hal terkait tema ini mengapa seorang manusia itu mesti bekerja ini hal dulu yang harus kita garis bawahi kemudian bagaimana cara bekerja yang baik kemudian yang ketiga seperti apa pekerjaan itu punya nilai dihadapan Allah SWT karena penting kita pertanyakan jangan-jangan puluhan tahun kita bekerja kita tidak punya nilai, tidak punya bekal dalam penilaian Allah SWT sedangkan hukum mengatakan... Perpindahan kebenaran kita di setiap tempat itu membutuhkan bekal. Anda sekarang terhubung dengan kita tadi dikatakan se-Indonesia.
Sekarang kalau mau rapat dari Jakarta ke Bandung atau misalnya ke Medan ke Surabaya, bukankah butuh bekal kita untuk berpindah kepada tempat itu? Bukankah harus ada yang disiapkan dalam menatap perjalanan kita, persiapannya, akomodasinya, dan sebagainya? Jadi Anda bisa bayangkan, berpindah ke tempat yang terbatas saja, masih dalam skala nasional di Indonesia, kita membutuhkan bekal yang cukup untuk menyukseskan perjalanan kita. pekerjaan kita. Sekarang, kita akan berpindah ke tempat yang lebih jauh lagi dengan dimensi yang berbeda.
Bekal apa yang akan kita bawa? Apakah pekerjaan yang kita tunaikan sekarang ini, materi yang kita dapatkan, sampai kemudian kita wafat dan berpindah kepada tempat yang lain, itu adalah bekal yang sesungguhnya yang selama ini kita cari. Seperti apa pekerjaan yang kita lakukan punya nilai.
Di saat yang bersamaan, yang dengan nilai itu menjadi sebuah bekal yang kita bawa pulang. Itu yang akan jadi kansan kajian kita di siang hari ini, dalam waktu yang sangat singkat dan panjang. padat, mudah-mudahan ada poin-poin yang bermanfaat untuk kita semuanya.
Semoga guru-guru kita yang telah mengajar tadi disebutkan Syekh Ali Jabir Allah Yerham, dirahmati Allah Subhanahu wa ta'ala, ilmunya bermanfaat kepada kawan-kawan khususnya. Tadi ada A'ajim, kemudian juga ada Ustadz At-Latif dan yang lainnya. Semoga seluruhnya Allah jaga dengan kesehatan, kemuliaan, memberikan pencerahan untuk warga negara Indonesia khususnya, sehingga kita hidup dalam keadaan harmoni. Baiklah, kita mulai dengan tinjauan yang pertama.
Kenapa manusia bahkan umumnya mesti bekerja? Baik, Manusia disebut dengan manusia itu memiliki tiga unsur utama pembentuknya. Dan ini standar.
Semua orang memahami dengan akal kita mengetahui. Disebut manusia tersusun dari tiga bagian. Kalau di kesehatan, di biologi, di kedokteran ada anatomi tubuh. Kalau di spiritual, di keagamaan, di Islam khususnya itu ada anatomi manusia.
Disebut manusia ada tiga unsur yang menyulam kemanusiaannya. Pertama ada fisiknya. Fisik dalam bahasa Arab disebut dengan jisim.
Segala yang terkait. kait dengan fisik disebut dengan just money sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia kita katakan just money senam kesehatan just money senam yang kita lakukan untuk membuat dan mensupport yang menstimulus supaya fisik kita sehat memenuhi kebutuhan fisik kemudian ada yang kedua ada adalah rohnya. Roh ini motor penggeraknya, spiritnya, generatornya. Gak mungkin ini fisik bisa bergerak, tubuh kita bisa bergerak, kalau gak ada rohnya. Segala yang terkait dengan roh disebut dengan rohani namanya.
Baik, karena itulah kemudian bahkan di kimia, Karena farma ada di visi rohaninya, kerohanian. Yang diwakili untuk umat Islam ada masjidnya dan turunan-turunannya. Untuk memberikan keseimbangan pada kebutuhan roh kita. Supaya bisa menolong fisik bekerja lebih baik. Kemudian yang ketiga, ada pengikat hubungan antara roh dengan fisik.
fisik yaitu akal akal ini nanti yang akan menerima informasi dari roh sekaligus perintah yang akan dieksekusi oleh fisik dan subhanallah Masya Allah sepersekian detik saja Allah menciptakan sistem ini ya sepersekian detik semua perintah berjalan dieksekusi ini mustahil ada yang bisa membuat seperti ini kecuali sang pencipta yang Maha Kuasa itu Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena itu Allah menyebut dirinya di Quran dengan Khaliq Quran surah ke-15 ayat ke-28 waizqala rabbukalil malaikati inni khaliqun basyarah akulah pencipta manusia manusia itu dengan segala sistem yang berjalan di dalamnya nah penciptaan ini tentunya Allah sempurnakan dengan pemenuhan nutrisi dan bekal-bekalnya di kalau nggak diberikan nutrisinya seperti anda lebih mengetahuinya dalam ilmu kesehatan ini manusia kalau nggak dapat nutrisinya nggak bisa berkembang berkehidupan lemah dia bahkan bisa kemudian menghadirkan pada kematian ramaka tiga elemen ini tiga unsur ini dia butuh kemudian supportnya butuh nutrisinya dan semua yang saling bersinergi berpandu nggak bisa terpisah sendiri hilang salah satu maka hilang fungsi kemanusiaannya. Rohnya hilang, maka meninggal dia. Akalnya hilang, jadi hewan dia. Hewan itu kan cuma roh dengan fisiknya, nggak ada akalnya. Akal dengan roh saja, fisik nggak ada.
Gentayangan namanya. Maka ketiganya mesti ada, hadir, berpadu, dan terpenuhi kebutuhannya. Baik, kita bicara tentang roh. Roh butuh nutrisi. Roh butuh makanan.
Apa nutrisinya? Nutrisinya adalah ibadah. Quran Surah ke-17, misalnya Al-Isra, ayat 85. Mereka banyak bertanya kepada Muhammad SAW tentang esensi roh.
Apa hakikatnya? Apa kebutuhannya? Katakan semua urusan terkait dengan roh itu, itu semua sumbernya ada dari Allah SWT. Allah yang maha mengetahui.
Karena dari Allah, kebutuhannya pun Allah siapkan khusus. Makanya roh mesti dapat nutrisi. Kalau dia nggak diberikan nutrisinya, lemah dia.
Gelisah dia. Roh itu sampai ke dalam diri kita, menjadi nafas namanya. Jadi kalau sudah sampai kepada fisik, menyatu, jadi nafas.
Diserap ke dalam bahasa Indonesia, jadi berbahasa. bernafas. Ya, dengan nafas itu muncul kehidupan.
Quran Surah ke-91 Ash-Shams, di ayat 7 sampai dengan ayat 10. Dan demi nafas yang sempurna tercipta. Kapan? Saat ruh masuk ke dalam tubuh kita. Quran Surah 15, di ayat ke-28 sampai ke-30-nya. Ya, wa idh kala rabbuka lil malaikati inni khalikum basyara min sal-salim min hama'in masnun, fa'idha sawwaituhu wa nafakhtu fihimir rohi.
Di ketika rohnya masuk, sempurna keadaannya itu. Jadi, bernafas dia. Oke. Nah ini butuh nutrisi, butuh support.
Nafas tempatnya di dalam kolbu. Ya kolbu. Di dalam kolbu inilah ada unsur kehidupan kita. Bukan hati dalam konteks fisik ya. Tapi ini titik spiritual yang menggerakkan kehidupan kita.
Di kolbu ini, teman-teman sekalian, saudara-saudariku, itu bersemayam nafas di dalamnya. Kalau enggak kita berikan nutrisinya, maka dia bisa menjadi melemah, bahkan bisa berpenyakit. Maka muncul yang disebut dengan penyakit hati. Malas, gelisah, ada ria, ada sombong, ada iri hati, dengki. Itu penyakitnya.
penyakit spiritual roh di dalamnya penyakit hati gak bisa diobati dengan obat-obat fisik ya dengan dada itu penyakit fisik yang menyerang hati itu penyakit hati namanya marab fiqh lebih marab Quran surah kedua ayat ke-10 Anda nggak bisa datang ke rumah sakit untuk mengobati penyakit hati karena beda tinjauannya enggak ada di rumah sakit misalnya poliria poli hati poliglisa enggak akan ditemukan dengan itu kaitan dengan fisikal maka disitu kita dihidangkan menu-menu ibadah ada menu-menu seperti apa misalnya sholat interaksinya Aksi dengan Al-Quran, puasa, haji, itu memberikan kemudian support kepada roh, nutrisi untuk roh. Nah, setelah dapat nutrisi itu, ada ketenangan dalam jiwa. Ketenangan ini yang membimbing kita untuk berkreasi dalam kehidupan.
Karena itulah ketika ibadah, kita diminta untuk menunaikan dengan sempurna dan hasilnya ketenangan. Ya, ketenangan itu yang bermanfaat untuk hati. Quran Surah ke-13, ayat ke-28.
Yakinkan pada dirimu dengan berzikir, dengan beribadah kepada Allah, dampaknya ke hati menjadi tenang. Supportnya kepada Allah. fisik menjadi kuat.
Baik, kemudian juga akal kita butuh nutrisi teman-teman sekalian. Apa nutrisinya? Pengetahuan, ilmu. Penting bagi kita belajar. Karena itu banyak ayat etoron mensupport kita supaya menajamkan pengetahuan untuk membimbing fisik beraktivitas.
Anda nggak mungkin bisa bekerja secara fisikal kalau nggak ada basic ilmunya. Kan untuk masuk kimia farma juga mesti ada ukurannya. Parameter pertamanya apa?
Ilmu. Apa ijazahnya? Apa background pendidikannya? Ya, karena itu ayat pertama turun ikhra.
Baca. Afala tatatakkarun. Afala tatatakkarun. Terima kasih.
Apakah engkau tidak banyak menganalisis, banyak mengamati, banyak mencerna, banyak belajar, banyak meriset. Itu banyak ayat di Al-Quran men-support kita untuk memenuhi nutrisi akal kita. Supaya logikanya jalan.
Logika itu kan nggak mungkin bisa digunakan kalau nggak ada support data. Data berubah menjadi informasi, informasi berubah menjadi pengetahuan. Dan inilah nutrisi yang dibutuhkan oleh akal. Sama fisik, kalau ini kita sudah paham semua.
Fisik pun butuh nutrisi, butuh makanannya. Kalau nggak diasupi dengan makanan yang berbeda. benar, dengan nutrisi yang sehat yang baik, tentu akan lemah juga ya sama, akan lemah, mungkin sakit mungkin juga akhir kehidupannya akan tiba meninggal dunia, karena itu turun ayat-ayat mensupport kebutuhan fisik apa diantaranya? turun Quran surah kedua al-Baqarah, ayat 168 ya karena Allah pencipta manusia, maka Allah turunkan pula hukum umum ya hukum universal, yang semua manusia, mau muslim atau bukan pasti gak akan bisa berlepas dari hukum ini ayat yang mengatakan Quran surah kedua, ayat 168 ya Ya ayyuhannasu. Semua manusia tanpa kecuali.
Nanti kalau spesifik untuk orang yang telah beriman. Umat Islam khususnya. Nanti panggilannya spesifik menggunakan kata iman.
Ya ayyuhalladzina amanu. Itu menunjukkan hal yang khusus. Tapi kalau hukumnya berlaku umum.
Maka Allah panggil dengan kata. Ya ayyuhannasu. Semua manusia tanpa kecuali.
Panggilannya menjangkau semua kawasan. Pakaiya. Disebutkan 360 kali dalam Al-Quran.
Ya kan? Dimanapun Anda berada. Merasa jauh. Merasa dekat. Ya semua ayat ini berfungsi untuk seluruhnya.
yuha disebutkan 150 kali dalam Al-Quran. Memberikan hukum kekuatan sekaligus pengingat. Kata Allah, aku tegaskan, aku ingatkan.
Semua manusia itu perlu memenuhi kebutuhan fisiknya. Silahkan Anda berpetualang di bumi, cari background macam-macam, bekerja sesuai dengan passionnya. Nah, pada dasarnya ketika bekerja itu, tujuan utamanya apa?
Salah satunya untuk memenuhi pokok kebutuhan fisik. Yang paling dasar itu apa? Makan.
Makanya ketika ditanya, mau kemana Pak? bu, kan kita jawab dengan metode kiasan sinekdok pas prototo, disebutkan sebagian mewakili keseluruhan, mau mencari sesuap nasi, padahal yang dicari satu rice cooker, cari sandang, cari pangan cari papan, tapi yang pokok itu kan untuk makan ya, itu bahasa Arabnya kulu silahkan cari makan, untuk memenuhi kebutuhan fisik, mimma fil ardi, di tempat yang kau bisa pijak, jadi tersebar di bumi, silahkan, gak ada di Bandung ke Jakarta, gak ada di Jakarta, ke Medan, gak ada di Medan, di Surabaya, terus dicari sampai ke luar negeri, untuk mendapatkan kebutuhan apa? fisik, dengan cara bagaimana?
anak, halalan mencari dengan cara yang legal, kalau tidak legal bermasalah nanti makanya perhatikan hukumnya di keluarga besar kimia farma ada aturan ikuti tidak diikuti aturannya bermasalah di tata negara kita ada aturan diikuti tidak diikuti bermasalah, di hukum syariat kita pun ada aturan, kan maka diikuti, kalau tidak bermasalah secara spiritual, maka disini halalan kalau sudah dapat kemudian yang dihasilkan itu, dapat gaji, dapat honor, dapat macam-macam dengan cara yang benar, maka salurkan itu untuk mencari yang dibutuhkan oleh fisik, ya... payib itu kebutuhan untuk menguatkan fisik jadi kata Al-Quran, gak semua yang diinginkan itu mesti didapatkan kita ingin, tapi gak baik buat tubuh alangkah lebih bagus kalau mencari yang lain sesuai dengan yang dibutuhkan, itulah konsepsi halal dan payibah, jadi fisik itu butuh penguatan nutrisi kemudian akal juga butuh penguatan nutrisi lewat pengetahuan, ruh juga butuh, nah bagaimana cara yang ideal kita memenuhi kebutuhan itu, dalam konteks kita mencari, mendapatkan kebutuhan fisik, tapi juga Juga ada kebutuhan rohnya terpenuhi. Sekaligus akalnya juga sempurna. Ini akan kita padukan melalui semangat yang kuat.
Dalam bahasa Yunani disebut dengan etos. Etos itu kan watak karakter semangat yang tinggi. Kita tarik ke pekerjaan.
Pekerjaan itu kan pengamalan dari perintah Al-Quran. Kata kerja, verb. Kata perintahnya muncul. Kulu, silahkan keberaktifitas. Silahkan bekerja.
Bagaimana kerja yang menimbulkan semangat? Seperti apa konsepsinya? Dan saat yang bersamaan, pekerjaan yang dilakukan memenuhi kebutuhan spiritual yang dengar. dengan bekal itulah dibawa pulang menghadap kepada Allah SWT. Jadi kalau cuma bekal fisik masuk ke mulut, ya kemudian keluar jadi kotoran dan selesai.
Yang dipakai pun akan usang. Baju yang dipakai saat balita, apakah sekarang dikenakan saat menjadi petugas di kimia farma? Dengan jabatan-jabatan tertentu kan tidak. Jadi semua yang kita kenakan akan berakhir. Bahkan di kain kafan itu pun nggak ada kantongnya.
Apa yang kita cari sekarang nggak bisa dikantongi lagi gitu. Lantas pulang ke akhirat cari bekal apa? Sekarang pertanyaannya, seperti saya sampaikan di awal tadi kajian, apakah pekerjaan yang kita kerjakan, Kerjakan sampai detik ini punya nilai untuk dibawa pulang.
Ini yang kemudian kita turunkan bagaimana etos kerja dalam Al-Quran, serta seni keikhlasan dalam menatap pekerjaan. Baik, ini sebagai pembuka di mukaddimah. Sekarang kita masuk kepada intinya setelah kita memahami gambaran aktivitas yang kita kerjakan.
Nah, semua yang kita lakukan ini, inilah sebagai fungsi khalifah di bumi. Ini yang dimaksudkan di Al-Quran surah kedua Al-Baqarah di ayat ke-30. Dan ini sangat istimewa. Fungsi besar manusia membawa risalah ke bumi itu sebagai fungsi khalifah. sebagai khalifah di tempat yang dipilih Pijak.
Quran Surah ke-2, ayat 30. وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ Dan ketika Rabb Muhammad SAW berfirman kepada kalangan malaikat dan sebagian jin yang ada pada saat itu, difiralkan firmannya ini, ingat ya. Pahami ya, kata Allah. إِنِّي جَعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِفَةً Aku akan tetapkan, jadikan. Khalifah di bumi, di tempat yang dipijak.
Jadi ardun itu asalnya setiap tempat yang dipijak. Jadi Anda mau ke Bandung, ke Bogor, kemanapun, begitu memijak sesuatu, Anda menjadi khalifah. Apa itu?
itu khalifah. Saya sedikit dulu terangkan dengan cepat. Khalifah itu setidaknya punya dua arti utama.
Pertama dari kata khalafah yang saling menggantikan. Jadi sistem kehidupan di dunia ini, di bumi ini, ini gak abadi. Semua saling menggantikan.
Di keluarga saling menggantikan. Ayah, ibu, selesai, purna gitu kan. Meninggal, muncul anak, menggantikan.
Visi-misi hidupnya di keluarga. Muncul cucu dan sebagainya. Anda di pekerjaan gak akan selamanya ada di situ.
Akan saling menggantikan. Sekarang direktur keuangannya, ah besok Besok B. Sekarang pimpinannya A. Besok B. Ada purnanya.
Itu sistem kehidupan kita demikian. Makanya ketika diberikan amanah, jabatan pekerjaan, maka muncul makna yang kedua. Khalifah itu berarti sifat untuk memakmurkan. Sifat untuk menyukseskan. Makmur itu dari kata amarah.
Sesuatu yang bermanfaat. Makanya usia kita disebut umur. Kenapa disebut umur? Untuk menunjukkan kesan sepanjang diberikan usia, hadirkan yang bermanfaat. Hadirkan yang baik-baik.
Ini mata sudah berapa kali dipakai yang tidak bermanfaat. Ya kan? Kalau ingat mendengar yang yang tidak bermanfaat, itu tidak ada keberkahan dalam usia, jadi kalau Anda ditanya berapa umur Anda, itu sekaligus memberikan pesan berapa manfaat yang sudah Anda hadirkan selama berkehidupan, ya karena itulah kemudian fungsi khalifah menjadi pemakmur, membawa manfaat, jadi ketika Anda ditugaskan di kimia farma, manfaat apa yang bisa Anda hadirkan, bukan hanya untuk perusahaan, ya untuk bangsa, untuk negara, untuk masyarakat, sehingga kita punya legasi di situ, sekaligus juga punya hal yang dititipkan sebagai sejarah kehidupan kita, nanti sisi lainnya sebagai bekal pulang menghadap Allah SWT Kemudian punya juga makna kesuksesan Dimanapun bekerja sampai ke titik yang tertinggi Yang sukses, yang baik, capaian tertinggi Jangan tanggung Anda bekerja dimana capai yang paling tertinggi Sesuai dengan background ilmu yang telah kita dapati Itu risalah keislaman kita Ya risalah Al-Quran Apapun yang kita kemudian diamanahkan oleh Allah Untuk kita lakukan Capai dengan capaian tertinggi Pasang target yang maksimal Sehingga kita tersupport untuk menampilkan yang terbaik dalam kehidupan Nah, kaitan dengan etos kerja Semua ini nanti Baik menjelaskan menjadi khalifah, pemakmur, penyukses di setiap tempat yang kita pijak, pekerjaan yang kita lakukan, caranya Allah akan turunkan kepada kita sebagai support untuk mendapatkan hasil yang sangat luar biasa.
Keikhlasannya pada bagian yang keduanya. Baik, kita mulai dengan etos dulu. Bagaimana menumbuhkan semangat pekerjaan yang baik untuk menghasilkan hasil yang maksimal, baik dunia ataupun akhirat. Baik, teman-teman sekalian, jika diperkenankan saya menyebut dengan teman-teman untuk memudahkan, jadi sesuatu kesuksesan, puncak kesuksesan yang ingin kita dapatkan, ingin kita capai, yang belum nampak sekarang ini, itu disebut dengan jannah namanya. Jannah.
Ini untuk menambah wawasan, karena pada umumnya jannah seringkali dipahami, dimaknai dengan surga saja. Pada asalnya jannah itu kesuksesan yang ingin diraih, yang belum tampak. Kenapa surga itu dinamakan dengan jannah? Karena itu puncak kesuksesan tersebut.
Tertinggi bagi setiap hamba. Yang belum tampak sekarang. Nah dalam Al-Quran pun. Segala yang ingin kita capai.
Orang-orang kalau sukses. Meraih kebesaran, kehebatan, aset dan sebagainya. Termasuk dalam konteks dunia.
Itu diilustrasikan, dibahasakan. Al-Quran telah mendapatkan jannah. Misal kita ingin turunkan.
Ini dalam konteks dunia dulu ya. Jadi kita turunkan konteks dunia. Nanti akhirnya konteks akhiratnya.
Disini nanti ada etos. Disini nanti ada ikhlas. Kita ambil contoh misalnya yang teman-teman sering baca di setiap Jumat ya Selain surah Yasin kan ada surah Al-Kahf juga kan Kalau kita baca surah Al-Kahf surah ke-18 ayat 32 itu Sampai 34 kan ada dialog tentang dua orang laki-laki kan Quran surah ke-18 di ayat 32 dulu saya sebutkan.
Jadi di surat Al-Kahf itu ada empat kisah yang menginspirasi. Dianjurkan, disunahkan, dipelajari setiap hari Jumat. Bukan sekedar dibaca. Dibaca dapat pahala bacaan, dipahami dapat inspirasi.
Nanti ada kisah para... pemuda yang tangguh, mempertahankan iman dan punya kesuksesan dalam aktivitas yang kedua kisah tentang dialog dua orang, sahabat yang satu sukses dalam urusan dunia, bisnisnya banyak dan sebagainya, yang satu lagi soleh secara akhirat, nanti mereka berdialog tentang keseimbangan, yang ketiga kisah Nabi Musa yang tetap belajar kepada hamba Allah yang soleh itu Khidir dan yang keempat tentang Zul Karnain yang menggenggam dunia di masaknya, nanti ada inspirasi bagaimana kita bisa mendapatkan hal-hal yang telah mereka raih dalam empat tipe kehidupan yang berbeda tadi Di sini diceritakan Allah sampaikan dan berikan kisah kepada mereka sebagai contoh inspirasi dalam kehidupan. Jadi Allah telah sampaikan dari 15 abad yang lalu kepada Nabi Muhammad SAW tentang kisah di masa lalu. Tentang kisah, tentang kisah apa? Rajulah ini, tentang dua orang sahabat.
Jadi dua sahabatan. Kemudian yang salah satu di antara mereka. Bahkan satu di antara mereka itu sudah sukses.
Mendapatkan dua kesuksesan besar. Jannataini. Jannah itu tunggal, kalau pakai ain itu bentuknya dual.
Ya dual. Jadi ada yang tunggal, singular, ada yang dual. Dua, pakai ain-ain itu dua. Kita buku, kita bayi ini dua buku.
Masjid satu, masjidnya ini dua masjid. Jannah itu satu aspek kesuksesan. Kalau jannah ini berarti dua.
Di masa lalu, orang-orang yang sukses itu, yang asetnya dipandang bagus, hebat, kayanya betul-betul kaya, itu kalau sudah punya kebun. Ya karena di padang pasir kan semuanya gersah. Gersang gitu kan, gersang. Kalau punya unta itu biasa. Bahkan unta pun nanti ada yang kualitasnya tinggi.
Itu yang sekarang harganya ratusan juta bisa miliaran. Ada unta hitam, ada unta yang keemasan gitu kan. Itu macam-macam, beda-beda. Itu harganya bisa beda-beda.
Tapi mereka dipandang biasa saja, kaya standar. Kalau memang ada yang kaya banget atau kebangetan kayanya. Kan kaya itu standarnya ada yang kaya, ya kaya banget, ada yang kebangetan kayanya.
Itu kalau sudah punya kebun-kebun yang rindang. Yang ada anggurnya, ada kormanya, macam-macamnya, ada aliran airnya. akhirnya dan sebagainya dengan Nah karena itu refleksi kekayaan di masa-masa lalu itu ketika dipandang pasir yang tandus mereka punya kebun kebun tuh disebut dengan jannah ya gambaran kesuksesan di masa lalunya kalau kita sekarang mungkin bisa direfleksikan kalau unta-unta yang mewah tadi mungkin dengan mobil-mobil yang cukup luar biasa ya saya enggak perlu sebut sehingga tidak harus mengendos gitu ya mobil-mobil yang mahal-mahal yang bagus-bagus aset-aset yang melimpah rumah mewah teman-teman yang indah itu digambarkan kan dengan jannah. Nah dia itu punya dua kebunnya. Bayangkan.
Kalau kita sekarang mungkin asetnya banyak, perusahaannya banyak, ya, mengalir keindahan banyak hal di dalamnya. Ini sukses. Ya, sukses.
Secara dunianya sukses. Baik. Namun nanti punya persoalan dalam persoalan akhiratnya, nanti ini kita bahas kemudian.
Tapi apa standar kesuksesan yang bisa diraih sehingga dia bisa mendapatkan apa yang dia hasilkan itu? Ini masih dalam konteks dunia. Jadi kalau kita masih bicara etos dan kita kaitkan dengan keduniaan, ini akan terbatas kalimatnya pada kerja saja. Makanya kalimat etos seringkali disandingkan dengan pekerjaan.
Etos kerja, semangat. Kerja, kerja, kerja. Nah kalau kita ingin berhasil dari pekerjaan saja dalam konteks dunia, maka standar sekali ukurannya. Apa itu? Pindah kita kemudian ke Quran Surah ke-3 Al-Imran ayat 142. Jawabannya.
Baik, perhatikan kalimatnya. Am hasibetum an tadkhudul jannata walamma ya'lamillahu alladhina jahadu minkum wa ya'lamassabirin Ini standar umum. Apa Anda duga Anda akan sukses begitu saja?
Termasuk dalam konteks pekerjaan. kerjaan Anda sekarang di kimia farma Apakah akan menghasilkan target yang telah Anda tentukan di awal sukses tiba-tiba kemudian kan dapat meraih ini capaian kemudian dapat tercapai dengan bagus targetnya maksimal Apakah mudah itu diraih seperti membalik telapak tangan, apalagi pengen surga gitu kan, yang dimensinya berbeda yang lebih besar lagi tingkatannya apakah mudah begitu saya didapatkan ya, walamma ya'lamillahu alladhina jahadu minkum wa ya'lamas sabirin, sementara belum tampak pada diri kalian, kata Allah SWT sementara belum tampak pada diri kalian kesungguhan, keseriusan untuk bisa meraih itu semua jadi kalau cuma syaratnya untuk berhasil sukses Meningkatkan etos kerja kita, supaya kita bisa meraih hasil yang didambakan dalam konteks pekerjaan, maka petunjuk Al-Quran sederhana. Satu, kerja yang sungguh-sungguh, yang serius.
Ini dari kata Al-Juhdu turunannya. Cintai pekerjaan. pekerjaan Anda. Ini rumus standar. Semua orang mengatakan kalau Anda pengen kerja yang sukses, ya Anda serius.
Cintai pekerjaan Anda. Hormati apa yang diamanahkan kepada Anda. Ini juhdu.
Turunan dari kata juhdu, nanti ada tiga. Nanti ini yang kemudian merangkai menjadi kata jahadu, bentuk jama. Yang pertama, itu yang disebut dengan ijtihad. Kesungguhan dalam merencanakan, mapping, punya rencana, punya visi.
Visinya, rencananya, targetnya, schedule-nya, macam-macamnya ini ijtihad namanya, konsepnya. Kemudian ada jihad, eksekusi fisiknya, kemudian ada mujahadah. Ini yang menelun kemudian, tiga hal ini yang menelun kalimat jahadah.
Jamanya disebut dengan jahadu. Kata Allah kalau mau sukses, Anda ingin berkata pekerjaan Anda pengen sukses, pengen baik. Kata Allah, ayo silahkan. Anda serius. Serius apa?
Pertama merencanakan. Apa konsep pekerjaan Anda? Apa yang mau dicapai?
Targetnya apa? Visinya apa? Yang jelas dulu. Landscape nya bagaimana Ketika akan bekerja itu kita punya landscape yang jelas Dicapainya, kita lihat jangka panjangnya Jangka menengahnya, jangka pendeknya Ini termasuk manajemen sukses dalam Al-Quran Saya pernah sampaikan ini beberapa perusahaan di Indonesia Ada beberapa perusahaan di Otomotif ada di gas dan macam-macamnya.
Dan ini konsepsi dasar. Dan ketika diikuti hasilnya luar biasa. Luar biasa teman-teman.
Jadi pertama harus punya landscape dulu pekerjaan. Ini targetnya apa? Tadi dibilang tentang vaksin, tentang ini, tentang itu. Konsepsinya apa?
Dasarnya apa? Targetnya bagaimana? Hasilnya seperti apa?
Evaluasi seperti apa? Kita punya rencana di sini. Setelah itu konsep yang sudah ada, supaya tidak kemudian terbakukan dalam konsep saja, eksekusi.
Dengan jihad. Jihad itu perjuangan fisik. Kesungguhan dalam mengeksekusi.
Rencana-rencana yang sudah disiapkan. Itu asalnya demikian. Secara fisikal. Makanya perjuangan tertingginya, membela sesuatu yang sudah disiapkan, direncanakan, terkonsepsikan, kemudian diserang orang, ada pembelaan secara fisik disebut dengan jihad.
Itu tingkat tertingginya di militer itu. Ada aksi militer untuk membela. Jadi jihad secara fisik itu bukan menyerang dengan asal-asalan, tidak.
Bukan nembak orang, ngebom orang sembarangan, tidak. Karena itu kalau Anda, mohon maaf ya, mendengar informasi ada yang ngajak misalnya menghukumi tertentu tanpa dasar, tembak. bom Anu, walaupun membawa nilai-nilai agama yang disematkan, tinggalkan, itu jauh itu jauh sekali, saya pernah waktu ada kejadian bom jalan tamrin itu, dan semoga Allah menjaga kita semua, tidak pernah terjadi lagi, saya ada di Lampung, itu ditanya sama jemaah Ustaz, apakah itu yang bom di jalan tamrin, termasuk jihad fi sabi lillah, saya bilang, mas sependek pengetahuan saya, jihad fi sabi lillah itu jihad di jalan Allah, bukan di jalan tamrin jadi ada konsepsinya ada ukuran-ukurannya, ada kaedah-kaedahnya, jadi jihad itu itu asalnya, dia maknanya punya makna umum.
Nanti spesifiknya terkait dengan pembelaan-pembelaan izzah. Yang dimotivasi oleh spirit agama, nanti bonusnya itu terkait dengan aspek kehidupan kita, seperti kemerdekaan yang pernah kita dapatkan. Saya bahas kemarin tentang korelasi makna jihad, perjuangan, dengan melahirkan kemerdekaan.
Sampai diapresiasi di preambul Undang-Undang Dasar 1945, atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa. Jadi kita pengen, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, pengen kita merdeka keinginan luhur. Beratus-ratus...
tahun, sudah masanya lama, tapi rahmat dan berkat Allah belum turun. Begitu kita berjuang dengan sungguh-sungguh, turunlah itu. Nah, dalam konteks umum kepekerjaan, perjuangan fisik untuk mengeksekusi ide kita, itu disebut jihad juga. Karena itu kalau Anda niatkan sebagai ibadah, itu dinilai sebagai jihad. Jihad yang standar nantinya.
Ada pahalanya, begitu keluar. Nah, ini perjuangan fisiknya. Di sini diterapkan jobdesknya apa, kemudian eksekusinya bagaimana, dan sebagainya. Terus jangan dikira ini mudah. Ya kadang-kadang ada tantangan yang muncul dalam jiwa kita juga ya perjuangan untuk mengatasi sikap emosional kita mungkin ada beda pendapat kadang-kadang malas kadang-kadang gelisah hidupkan kadang-kadang gak stabil perasaan diri kita ada pesimis dengan melihat nih kayaknya Aspeknya nggak bagus, terjadi kegelisahan dan sebagainya.
Nah ini perjuangan mengelola diri kita. Emosi kita disebut dengan mujahadah namanya. Ini aspek emosinya.
Perjuangan mengelola emosi kita, perasaan kita, jiwa kita. Ini kalau kita bisa kelola ini semua. emosinya bagus, saling mengikat dengan baik gak ada nanti kecemburuan terastaf satu dengan yang lainnya, ada bagian divisi tertentu yang memberikan ketenangan kepada jiwa pekerjaan ditata, evaluasinya bagus ada R&D-nya, riset and development-nya kemudian ada evaluasinya, semua bergerak bersamaan, sungguh-sungguh tinggal satu poin lagi, sabar Anda kerjakan dengan baik, prosesnya dijalani dengan maksimal, ditunggu, sabar, telah berikhtiar, muncul. وَيَعْنَمَ الصَّابِرِينَ Ditutup dengan sabar.
Dan semua konsepsi ini dikerjakan oleh siapapun. Mau yang beriman, yang tidak beriman, ini serius dikerjakan sukses. Betapa Thomas Alva Edison, berapa banyak percobaan, kemudian dia bersabar dengan itu.
Dan dia menghasilkan sesuatu yang sekarang kita bisa rasakan. Kalau kita mau mengambil non-muslim sebagai contoh. Kalau yang muslim banyak sekali, bahkan jadi inspirasi ke barat.
Bagaimana Avicenna itu sabar, dari mulai menghafal Quran, dari mulai belajar atau didak, kemudian sampai ke belajar di kedokteran, sampai sekarang menginspirasi. Alvirus dengan pemikirannya, beliau seorang dokter bedah. Ibn Rushdi itu dokter bedah.
Ibn Sina, kapilitas selektak kedokteran, beliau kuasai. Tapi jangan salah, beliau pun ahli Quran. Hafal Quran, tahu tafsir, tahu hadis. Kalau lupa, sholat dua roka'at mengingat.
Itu paham teori kedokteran. Ibn Rushdi itu dokter bedah. Ahli tafsir, ahli fikih.
Dan punya kitab namanya Bidayatul Mujtahid. Dibahas sekarang di hampir semua serata pendidikan di Timur Tengah. Bahkan di Indonesia. Bahkan sekarang di masjid-masjid.
Kita punya Al-Kindi, Al-Khawarizmi, Al-Battani. Jabir bin Hayyan dan sebagainya. Itu kalau kita serius, sukses.
Jadi kalau Anda bertanya bagaimana meningkatkan ekspansi. atau kerja dalam pandangan Al-Quran kalau raihan hanya sekedar pekerjaan saja ah ini, anda serius lah bekerja serius bekerja landscape-nya yang baik, visinya yang bagus ini standar, kita pun sudah tahu tinggal prakteknya berjalan gak sepenuhnya seperti itu, nah sekarang pertanyaannya apakah semua pekerjaan yang dihasilkan dengan konsepsi ini otomatis juga melahirkan nilai dihadapan Allah subhanahu wa ta'ala punya nilai gak? ya kan? Jadi bekal gak kita untuk menghadap Allah? Atau nilainya dunia saja?
Kan sementara kita mengetahui bahwa kita itu kan sifat kehidupan kan selalu berganti, berpindah. Kan sampai ujungnya gak pindah lagi. Ujung yang gak pindah lagi disebut dengan akhirat namanya. Ujung yang tidak pindah lagi Selama di dunia berpotensi pindah Tidurnya sekarang di kasur, besok di sofa Kadang di rumah, kadang di kantor Itu sifat dunia biasa Bahkan pindah tempat, sekarang di Bandung, besok di Jakarta Itu dunia Dan itu butuh bekal Nah sekarang nanti pada saatnya kita akan berpindah ke alam Yang tidak ada pindah lagi, yaitu akhirat Bekalnya pun berbeda Untuk mendapatkan bekal ini, ini perlu nilai Ya, perlu nilai.
Nilai yang berbeda. Jadi saat dikerjakan, saat yang bersamaan, dia punya nilai akhiratnya. Nah, konsepsi untuk menjadikan pekerjaan dunia yang saat bersamaan punya nilai akhirat, itu disebut ibadah namanya.
Jadi jangan dibatasi ibadah itu pada konsep ritual saja. Semacam sholat misalnya, ya itu ritual. Baca Quran itu ritual.
Tapi jangan lupa ada ibadah juga yang praktikal yang terkait dengan tata kelola kehidupan kita. Secara sosial, ya itu semua pekerjaan kita berpotensi jadi ibadah. Karena Allah pun sudah menegaskan.
Anda bertanya konsepsi ibadah dalam Al-Quran, ya? Konsepsi berkehidupan. Allah turunkan Quran surah ke 51 ad-Dhariyat di ayat 56. وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ Dan tidaklah aku jadikan seluruh aktivitas manusia itu apapun yang dikerjakan, kecuali dia punya tujuan menjadikannya sebagai ibadah kepada aku.
Jadi sebetulnya semua pekerjaan kita itu yang bernilai baik, itu bisa menjadi ibadah. Ya. Dan saat semua menjadi ibadah ini, teman-teman sekalian, maka pekerjaan kita akan punya nilai.
Ya. Punya perubahan warna. Punya pandangan tersendiri dari Allah. Pekerjaan dalam bahasa Arab disebut dengan amal namanya. Amal.
Amila ya amal wa amalan. Amal. Amal itu pekerjaan. Ya kerja itu amal.
Saya sedang beramal, sedang bekerja namanya. Oke. Nah ketika pekerjaan ini kemudian diisi dengan nilai ibadah.
Maka dia akan punya nilai di sisi Allah. Dia apresiasi. Yang menandakan dia punya nilai tertentu untuk bekal pulang.
Apa nilai yang Allah berikan kepada amal ini dinilai oleh Allah sebagai sesuatu yang baik. Sesuatu yang baik menjadi ibadah disebut namanya dengan salih. Soleh Kita sebut dengan soleh Maka muncul istilah amal soleh Di ada amal saja Ada amal soleh Itu berbeda teman-teman Kalau amal saja itu pekerjaan rutin sifatnya Netral dia Anda bekerja tidak bersentuhan dengan yang haram Tidak melanggar dan sebagainya Tapi kerja saja tidak ada niat yang lain Itu pekerjaan rutinitas namanya Berangkat gelap pulang gelap Tidak ada perbedaan Jadi Anda tidak bisa bedakan antara yang beriman dengan yang belum beriman Terus Peran iman Anda di mana? Saat kita pulangkan iman yang menentukan.
Maka bagaimana pekerjaan ini punya kualitas dari Allah SWT yang dengan kualitas itu otomatis akan memberikan dampak juga kepada aspek dunianya. Maka didilailah oleh Allah. Jadikan itu ibadah sehingga menjadi soleh. Karena itu di dalam Al-Quran, kata iman seringkali bersanding dengan amal soleh. Ini sebentar lagi mau asar kan?
Ada surat Al-Asr, surah 103. Al-Asr. Al-Asr. Amilussalihat Jadi orang beriman itu, itu pasti imannya mendorong dia untuk menjadikan perbuatannya itu baik. Soleh.
Dan soleh itu punya dua dimensi. Baik dalam urusan dunia dan punya nilai akhiratnya. Karena itu kalau sekarang bergabung, belajar dengan kami sekarang ini, di keluarga besar sekarang Kimia Pharma, Anda mengatakan misalnya, beriman.
Tiba-tiba saya tanya kepada Anda, yang ikut pengajian sekarang beriman tidak? Anda katakan, saya beriman. Sekarang tolong, buktinya apa?
Karena iman itu butuh pembuktian. Kata Allah kalau sudah beriman, Anda buktikan imannya. Oke. Transrah ke-20 Taha di ayat ke-14.
Innani anallahu la ilaha illa ana iman fa'budni. Buktikan iman lewat ibadah. Kata Allah, kalau Anda menuhankan Allah, yakin nggak ada Tuhan selain Allah, beriman kepada Allah, buktikan imannya.
Nah, komitmen kita membuktikan iman itu lewat ibadah. Ibadah itu wujudnya amal soleh. Dampaknya kepada dunia, perbuatannya baik. Jadi kalau kita ngatakan pegawai yang beriman, pekerja beriman, direktur beriman, manajer beriman, pasti akan memberikan dampak baik pada pekerjaan.
Jadi kalau ada di Kimia Pharma misalnya mengatakan, kan beriman, etos kerjanya berkurang, gak disiplin, gak jujur, atau Bahkan melanggar, ini bukan sekedar melanggar tata kerja, tapi ada tata kelola iman yang tidak maksimal dalam dirinya. Pas ya? Nah, ketika kita jadikan ini sebagai amal salih, teman-teman sekalian, maka perbuatan itu akan punya nilai.
Apa nilainya? Nilainya disebut dengan hasanah namanya. Hasanah.
Dan ini ada konsepsinya. Jadi kalaupun Anda namanya Ibu Hasanah, Pak Hasan, tapi mengerjakan konsepsi ini tetap tidak punya nilai. Jadi ketika dikerjakan untuk menjadi amal soleh, jadi baik, semua potensi, dari bangun tidur sampai tidur lagi, itu berpotensi. Punya nilai di hadapan Allah ada poinnya Ketika kita kerjakan maka dia menjadi hasanah Dinilai oleh Allah Ini ada poinnya Poinnya bagaimana?
Ini pelajaran agama ya Di spiritual Dilihatnya nanti saat pulang kepada Allah menjadi Mekah bekal. Ya kalau sekarang kita yakini, kita imani, kita kerjakan, kan gak rugi juga kita niatkan demikian. Nanti begitu selesai, kita akan lihat bekalnya saat pulang menuju Allah.
Karena itulah kita diminta urusan akhirat yakin. Al-Baqarah ayat 4, Nah nilai yang dituliskan untuk kita setiap mengerjakan sesuatu, kalau jadi ibadah, 10 poin. Teorinya di Quran surah ke-6, keterangannya, surah ke-6 al-An'am, Ayat 160 Siapa yang mengerjakan satu perbuatan punya nilai hasanah, amalnya soleh, benar, punya penilaian dari Allah, dia dapat 10 poin.
10 ini yang disebut dengan ajrun namanya. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan pahala. Jadi jangan dikira sholat saja yang berpahala, tidak. Baca Quran saja yang berpahala, tidak. Kerja Anda pun, saya, kita, itu bisa berpahala.
Punya nilai akhiratnya. Ini yang bekal pulang, ini yang dibawa nih. Hasil ini tidak.
Makanya kita katakan telah meninggal dunia, bukan hanya kita yang meninggalkan dunia, semua perangkat dunia tinggal. Semua tinggal. Apa Anda kira meja kerja Anda akan ikut?
Jangankan ke alam akhirat, ke alam kubur saya tidak ikut. Ya kan? Tidak akan dilepas dengan semua perangkat dunia.
Cukup dibalut dengan keingkapan, selesai, diantar ke kuburan. Apa yang dipertaruhkan? Dipertaruhkan ini, amal solehnya. Punya ini enggak saat untuk pulang nanti itu Nah itu setiap dikerjakan Sepuluh poinnya Tergantung amalannya nanti Jangan menghitung begini Satu, dua, tiga terlalu kecil Kita ke masjid saja untuk ibadah Di tempat anda bekerja Itu datang ke situ saja dengan niat ibadah Belum dikerjakan ibadahnya Belum sholat, belum baca Quran, belum i'tikaf Itu dapat 25 poin di hadis muslim Jarak satu keduanya 500 tahun Dua ketiga 500 tahun Banyak sekali, kita lihat nanti saat kembali kepada Allah Ditampakkan saat akan meninggal Dalam sakarat gitu kan Sakarat itu akan nanti ada kebiasaan yang kita kerjakan Orang yang biasa maksiat akan dengan maksiatnya Orang yang biasa meracau akan dengan kekacauan kata-katanya Orang yang biasa beramal dengan baik Akan lahir dengan kebaikannya Karena itu ketika dia wafat nanti Akan wafat ditampakkan amalnya Bahagia dia, senang, tenang dia, nyaman, senyum dia Itu yang disebut khusnul khatimah Ya ayat Tuhan nafsul mutmainna hejiwa yang tenang Tenang, nyaman karena diperlihatkan Jelas ya Nampak?
Ini gambaran konsepsinya teman-teman sekalian. Karena itu kita sering berdoa. Doa yang standar, yang general bahkan. Sifatnya umum kita mohonkan. Supaya perbuatan semua pekerjaan kita di dunia yang baik itu jadi punya poin.
Jadi hasanah. Dan ini bisa kita lihat di akhirat. Ketemu hasanahnya di akhirat.
Kita berdoa dan doanya diajarkan di Quran surah kedua al-Baqarah. Ayat 201, di paling kanan sebelah bawah di Musaf Standar. وَمِنْهُمْ Dan di antara manusia itu, مَنْ يَقُولُ Ada yang seringkali bermohon berdoa kepada Allah untuk dibimbing. Dia mengatakan, رَبَّنَا أَتِدَى فِي الدُّنْيَا حَسَنًا وَمِنْهُمْ Wa fil akhirati hasanah. Wa kina azabannan.
Ya Allah mohon bimbing kami untuk menjadikan, berikan kepada kami bimbingan untuk menjadikan semua pekerjaan dunia kami punya poin akhirat. Dan di akhirat itu hasanah itu akan tampak lagi ya Allah. Dan disitu kami mendapatkan rahmat, menjauhkan kami dari ancaman. ancaman-ancaman rakam. Itu gambarannya.
Sekarang pertanyaannya, bagaimana satu pekerjaan itu amal menjadi soleh, menjadi ibadah, punya nilai hasanah, dapat pahala, pulang menghadap Allah, Anda bekerja, pahala dapat, meninggal pulang punya bekal. Maka, diteruskan ayatnya. Kalau tadi di Quran Surah 51, ayat 56, Allah menyampaikan ini, وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِعَبُدُونَ Tidaklah aku jadikan jin dan manusia, biarkan jin dengan alamnya, kita bicara alam kemanusia.
manusiaan ya kalau kita bawa spiritnya ke manusia saja dengan didalam aku ciptakan manusia itu kecuali untuk menata kelola kehidupannya jadi ibadah supaya punya dua poin sekaligus Nah bagaimana cara ibadah yang benar itu akan dijawab di Quran surah ke-98 al-banyinah di ayat kelima Hai yang dijawab wama umiro dan tidaklah mereka diperintahkan dalam beraktivitas itu inla liya rabbulillah kecuali untuk menjadikan semua kegiatan itu sebagai ibadah karena Allah, diniatkan karena Allah. Satu, niat dillah. Niat karena Allah.
Ini. Yang kedua, muhlisin ala huddin. Mukhlis itu orangnya, orang yang ikhlas.
Jadi frame-nya itu rumusnya ia. Iya kan? Ia.
Kalau ada ia, ia itu frame-nya, keadaannya. Orangnya itu rumusnya mui. M-U-I.
Jadi kalau Anda temukan ia, ia, pasti orangnya ui. Ia ikhlas, orangnya mukhlis. Ihsan, orangnya muhsin.
Iman, orangnya mu'min. Islam, orangnya... Muslim.
Gampang ya? Gampang ya? Bahasa Arab gampang kan?
Jadi ikhlas, itu frame-nya, gambarannya, spirit keadaannya. Orang yang mukhlis. Kata Allah, gak diperintahkan kita, kecuali untuk menjadikan tata kelola kehidupan ibadah kita itu sebagai ibadah. Pertama, niatkan karena Allah. Kedua, tunai dengan ikhlas.
Ini dikuatkan di hadis Nabi, riwayat Al-Bukhari, kitab Bad'ul Wahyi, nomor hadis yang pertama. Ya, dari Umar bin Khattab r.a. Belum menyampaikan kala-kala Rasulullah s.a.w. bersabda.
Perhatikan kalimatnya, إنما الأعمال Sungguh semua jenis perbuatan itu. A'mal, jama'dari kata a'mal. Ya, a'mal, jama'nya a'mal. Nah ini dia, innama al-a'malu, innama alatul hasri, huruf pembatas yang menjadikan informasi terbatas pada hal tertentu saja.
Oke, baik, innama al-a'malu, sungguh semua pekerjaan itu yang kita tunai kan, yang baik-baik ya. terbatas bin niat kepada niatnya. Jadi, semua pekerjaan kita itu akan menjadi apa didilai oleh Allah bergantung pada niat kita.
Ya? Walikul imri'im manawa innamal amalu bin niat. Ya? Sungguh semua amal pekerjaan Bergantung kepada niatnya. Dan dari semua yang kita kerjakan itu akan dihisap berdasarkan niatnya masing-masing.
Maka, rumus pertama untuk menjadikan pekerjaan itu, menjadi ibadah, apapun itu selama dia baik, maka niatkan untuk Allah. Bekerja lillah. Bukan hanya mencari dunia. Jadi kalau cuma sekedar mencari dunia, jangankan kita yang beriman, yang belum beriman pun, itu bisa melakukan itu.
Mesti ada bedanya. Ya betul, nanti feedbacknya dunianya dapat. Ya karena nanti meniatkan karena Allah, berarti menjaga hukum-hukum Allah. Ya nggak sembarangan akan kelihatan, saya bekerja niat karena Allah.
Bukan cuma mencari pekerjaan, dapat gaji, dapat posisi. Kalau itu hanya sekedar dunia, itu standar dari yang pertama. Yang lain juga bisa. Tapi kita merubah cara kerja kita.
Di divisi manapun. pun Anda bekerja. Niatkan karena Allah. Begitu diniatkan karena Allah, maka semua yang dikerjakan dapat poin tadi. Dan hukum berlaku.
Apa yang berlaku dalam hukum itu, Anda akan tampakkan niat itu lewat perilaku. Maka ketika Anda lakukan pekerjaan itu karena niat, karena Allah, Allah katakan, eh kamu ya, adil. Dalam pekerjaan.
Jujur dalam bekerja. Jangan korupsi, jangan menipu. Jangan berbuat curang.
Ayatnya ada semua. Bahkan nanti ada surah Al-Mutaffifin, untuk yang yang perbuatan curang, dilarang. Ada ayat, jangan korupsi di al-ma'idah itu.
As-sariq wa as-sariqatu faqtun wa'idiyahum ma'jaza'am bima kasaba. Diket, kalau korupsi, kalau engkau mencuri, aduh lebih baik potong tangan aja deh kata Allah. Ini sindiran yang tajam sekali, karena tangan diciptakan bukan untuk berbuat buruk kata Allah. Diket, kalau orang benar-benar ingat ibadah, gak akan tergerak untuk nyogok, gak akan tergerak untuk korupsi, ngambil yang tidak berhak dan sebagainya. Bekerja, etos kerjanya naik tinggi.
Jadi, dengan ikhlas, dengan kita berniat benar karena Allah itu, Itu feedbacknya kepada aspek dunia itu akan tinggi. Silahkan Anda lacak dalam sejarah. Dan ini pelajaran terbaik kita.
Semua orang-orang Islam yang beraktifitas. Dengan semua niat pekerjaan lillah, sukses. Mau jadi apapun.
Birokrat, diplomat, pengusaha, pedagang, macam-macam. sukses, Abu Bakar al-Siddiq sukses, Abdul Rahman bin Al sukses. Itu kalangan-kalangan para niagawan.
Para hartawan yang sangat luar biasa. Dan itu dahsyat. Hartanya datang terus, sukses bisnisnya dan sebagainya. Kapan mereka bisa sukses?
Ketika meniatkan pekerjaan. kerjanya karena Allah. Itu omsetnya dua kali lipat.
Bahkan berlipat-lipat dari ketika mereka sebelum beriman. Apapun itu. Pengetahuan ada yang di militer ada.
Ya macam-macam. Semuanya sukses. Bahkan membangun peradaban. Spanyol, Andalusia ketika sukses. Tujuh abad jadi peradaban meletus luar dunia.
Terutama ke Eropa pada masa itu. Apa yang menjadikan itu sukses? Kan awalnya dunia juga ada. Dibangun ada. Arsitek banyak.
Tapi ketika nilai iman masuk diniatkan karena Allah berubah. Sesuatu yang dahsyat. Dan maka Makmur.
Karena hukum dijaga. Itu nikmat pekerjaan demikian. Kalau nggak percaya silahkan praktekkan.
Sesama muslim di kimia farma. Teman-teman. Jaga. Niatkan sebagai ibadah. Jaga hukum-hukum Allah dengan benar.
Yang standar dalam kehidupan. Saling bersabar. Mengingatkan kepada kebaikan. Saling motivasi, saling support, saling membantu di Al-Ma'idah itu kan jelas konsepsinya. Wa ta'awanu ala al-birni wa taqwa.
Saling membantu pada kebaikan. Mungkin divisi ini butuh bantuan kita, kita tolong dengan niat ibadah. Saling mensupport.
Kuat. Ya. Kemudian kita jaga supaya ini tidak luntur.
Tepikan segala hal yang bisa mengotorinya. Kalau saya gambarkan saya punya misal air bening. Dan tercampur ada pasir misalnya. Kemudian saya ingin ekstrak supaya ini keluar. Ya, nggak bercampur lagi.
Saya keluar. saya pisahkan itu ketika saya tanggalkan saya pisahkan saya hilangkan ya sehingga menjadi murni bersih lagi itu khalis namanya khalis proses yang disebut akhlas sifatnya disebut ikhlas itu itu asalnya membersihkan, menghilangkan segala campuran-campuran yang bisa memberikan warna, memengaruhi atau merubah pada sesuatu yang bening, yang murni sebelumnya. Jadi kalau kita bicara ikhlas dalam meningkatkan etos kerja, bekerja karena Allah SWT, maka ikhlas dalam menjaga niat kita.
Ikhlas dalam menjadikan pekerjaan sebagai ibadah. Jadi ketika Anda diberikan amanah, misalnya di kimia farma atau dalam tugas manapun, saya mau meningkatkan etos kerja, ikhlas, maka mulai. Tunaikan dengan semangat Hatimnya apa, capaiannya apa Niatkan sebagai ibadah, hukum Allah dijaga Ada hukum yang terkait dengan sosial Di pekerjaan kita Maka ini gak boleh, ini gak boleh, jangan lakukan Jangan khawatir teman-teman sekalian Rizki itu sudah diatur Rizki sudah diatur Yang belum jelas itu keberkahan Dan muara hidup kita Anda mau mengerjakan dengan cara apapun Dapatnya gak akan mengurangi Kuantitas yang sudah Allah tetapkan Cuman kualitas yang berbeda Jadi kalau kita kerjakan dengan jujur pun, Allah telah atur, risiko itu tetap.
Semua manusia dapat bagiannya sempurna, sampai kita meninggal. Ada yang 1 miliar, 100 miliar, 1 triliun. Kelihatan di awal banyak dapat, itu sama aja gak akan melebihi kuota yang telah Allah tetapkan.
Cuma keberkahannya akan beda. Jadi disitulah kemudian Allah berikan keberkahan. Kalau keberkahan itu datang, sudah tenang, nyaman, tata kelola hidup pun menjadi menjadi tentram luar biasa. Jadi ini gambaran singkat bagaimana meningkatkan etos kerja kita, di divisi manapun, jenis pekerjaan apapun yang kita kita lakukan dan kemudian bagaimana pekerjaan itu punya nilai di sisi Allah dengan keikhlasan yang kita tanamkan berdasar niat yang kita lakukan menjadikan pekerjaan sebagai ibadah karena Allah subhanahuwata'ala ini mungkin terlihat biasa apalagi bagi anda yang siang itu kan enggak mudah ya untuk bisa belajar jadi saya mengapresiasi ini enggak mudah untuk bisa belajar menyimak itu enggak mudah tantangannya banyak lagi dalam dunia pekerjaan tapi selalu berpikir satu hal bahwa tidak sibuk apapun kita pasti akan pulang makanya ibadah kita ada sholat isya. Itu kan kalau kita urut subuh.
Orang Arab, kemarin saya bahas di Jakarta. Offline saya datang, ada silaturahim, saya diminta kultum. Saya sampaikan, semua itu punya makna di Islam.
Termasuk waktu sholat. Kenapa subuh disebutnya dari kata asbah? Asbah itu sesuatu yang punya rencana yang jelas.
Kalau orang Arab tanya, bagaimana kabarmu pagi ini? Asbah itu baik. Saya baik dan sudah siap dengan rencana. Jam 7 saya ngapain?
Jam 8 begini, jam 10 begini, dan sebagainya. Kenapa sholat pertama disebut dengan sholat subuh memberikan kesan bahwa setiap orang Islam yang bangun tuh pertama harus punya rencana yang jelas untuk dilakukan di hari itu jangan sampai ada ditanya nanti jam 2 kemana ya Oh saya belum tahu ya tidak orang Islam sudah punya tata kelola yang jelas ya punya tata aktivitas yang terukur kemudian Fajar ada hubungan pencarian iman dalam dirinya pancaran kebaikan disebut Fajar pancaran keburukan disebut fujur namanya makanya ketika adhan dikumandangkan subuh ditanggil kita ada getaran di jiwa kita Fajar Kenapa kemudian kita datang kepada Allah dulu. Kita punya rencana yang kita siapkan.
Kan kita nggak tahu Allah rizal atau tidak. Ya, lancar atau tidak. Makanya kita bawa dalam sholat, mohon kepada Allah.
Minta kemudahan, minta bimbingan, minta kelancaran. Dalam sujud kita minta. Karena itu bahkan berdiri pun, kalau benar hadis kunsinya mengatakan, kalau hamba berkata, iya, karena abu dua iya, karena setain dalam sholat, sekarang kami sholat, ya Allah, kami menyembahmu.
Dan kami ini punya rencana, punya masalah begini, begini, begini. Mohon ya Allah solusi. Kata Allah dijawab di hadis kunsinya. Ini komitmen perjanjian antara aku dengan hamba aku Kalau hamba aku benar sholatnya memohonnya Aku berikan apa yang dia minta Jadi hikmah Dari sholat subuh kita datang itu Kita membawa rencana kita Supaya Allah berikan persetujuan Kemudian sampai siang datang Sudah terang Tapi sampai siang itu pekerjaan Anda punya nilai gak? Berhasil gak?
Capaian dunianya ada Capaian akhiratnya bagaimana? Makanya disebut dengan buhur Buhur itu sesuatu yang terang, nyata Ada idhar di ilmu tajwid Makanya diminta kita datang lewat sholat lagi Untuk menyampaikan Sampai siang ini ya Allah aku telah lakukan apa yang kau perintahkan Mohon berikan kelancaran seperti apa yang kau janjikan Dievaluasi punya nilai gak Sampai sore, sore itu bahasa Arabnya masa Tapi Jangan-jangan sampai sore Pada sore pun ada waktu yang belum tergunakan dengan baik jadi ibadah. Saya mau tanya ya, mohon maaf ya. Dari tadi bangun saja sampai sekarang jam 2 kurang seperempat, berapa yang jadi ibadah?
Tuh. Jadi kalau saya berikan gambaran kepada Anda, Anda diberikan modal nih. Ya, oleh Kimia Pharma misalnya.
Modalnya 24 juta. Anda diminta untuk mengelola. Kita ambil yang kecil dulu ya, 24 juta. Anda diminta mengelola.
Anda balik ke perusahaan, cuma bawa 20 juta. Rugi kan, 4 juta. Ya, maka pimpinan akan menilai ada yang kurang nih.
Sekarang Allah yang menciptakan kita semua, kasih kita 24 jam momentum untuk diisi beraktifitas. Aktifitas ini mesti punya nilai sebagai bekal pulang saat kita meninggal pulang. kepada Allah. Nah, momentum yang diberikan untuk diisi beraktifitas itu asar namanya.
Makanya muncul surah al-Asr untuk memberikan kesan kepada kita. Jangan sampai rugi ketika engkau mengisi waktu itu dengan aktivitas yang tidak benar. Jadi rugi nantinya. Nama manusia yang ditunjuk untuk mewakili aktivitasnya disebut insan namanya.
Disebutkan 65 kali dalam Al-Quran. Maka perhatikan surah 103 Al-Asr. Wal-Asr.
Kata Allah demi waktu momentum yang aku berikan pada manusia untuk mengisi dengan beraktivitas. Innal insana lafihusr. Sungguh manusia yang beraktivitas dari bangun tidur sampai tidur itu berpotensi rugi.
Karena aku berikan modal 24 jam dalam sehari sampai datang ajal. Tapi dia tidak gunakan itu untuk menata aktivitas sehingga punya poin pulang. Kan?
Makanya Allah akan... Katakan, illa kecuali, illa ladhina amanu wa amilus salihat. Tuh, muncul lagi. Kecuali orang yang mengisi itu dengan iman, pancaran iman itu mendorong dia berbuat baik, jadi ibadah, jadi amal salih.
Nah, sekarang pekerjaan Anda, saya, kita, sampai hari ini, siang ini, jelas gak jadi ibadah? Kalau gak diingatkan asar, jangan sampai rugi. Kenapa?
Karena sesibuk apapun, pasti ada masa purnanya, maghrib. Maghrib itu matahari pun tenggelam. Maka pekerjaan kita pun akan tuntas.
Pada puncaknya isya. Ada asya, ada isya. Sekarang... masih asya, mencari maisha asya itu masih bergerak, aktivitas, kerja saya lihat, masya Allah ada yang pegang dokumen, tanda tangan, ini itu ada yang merhubung, itu masih aktif nanti ada tiba waktunya isya, harokat pindah dari fata ke kasrah kasrah itu artinya tanggal, hilang, selesai anda sesibuk apapun akan tuntas saya pun akan selesai begitu selesai kita istirahat, terpejam dan kita tidak tahu, apakah itu pejam terakhir atau pejam sementara yang akan membangkitkan kembali untuk memberikan bakal tambahan kita sebelum pulang Akhirnya itu sesibuk apapun Pasti kita akan pulang Kita akan kembali Penting bagi kita dan terima kasih diberikan kesempatan kita Untuk mengaji dan macam-macam Saya tidak minta apapun dari teman-teman sekalian Saya hanya mengingatkan Untuk risalah yang dibawa bahwa satu saat Kita harus mengisi dengan nilai kebaikan Dan manfaatnya ada untuk urusan dunia kita Dunia dan akhirat Ada keseimbangan di dalamnya Itu yang dimaksudkan dengan etos kerja dalam Al-Quran Menjaga menjadi ibadah dengan nilai keikhlasan Dan semoga Dengan apa yang di disampaikan, setidaknya memberikan tambahan-tambahan yang berkah-berkah keilmuan yang dengan itu memberikan dorongan kita untuk beramal. Nanti penerimanya akan beda-beda.
Ya, mungkin ada yang diterima masih biasa. Nanti dalam keadaan-keadaan yang sedang teduh terenungkan kembali. Ya, ada yang cepat nanti kemudian, ada yang mengevaluasi dan sebagainya itu kembali kepada keadaan diri masing-masing. Tapi kita saling mendoakan supaya Allah berikan kepada kita jalan kehidupan yang baik, hayatan tayyibah, dan akhir yang mulia khusnul khatibah. Demikian Allahumma taqabbal minna inna ka'antum Terima kasih.