Transcript for:
Married in Red - Plot Summary

Hello guys kembali lagi di Channel Droomp dan Selamat datang di Plot Married in Red Datang dari developer sama yang menggarap game RPG Maker ‘Dead Plate’, yakni Racheldrawthis dan Studio Investigrave, Married in Red adalah game RPG thriller yang mengangkat kisah mengenai acara pernikahan yang sangat meriah. Saking meriahnya, acara pernikahan akan dipenuhi dengan sorak sorai penderitaan dan tinta berwarna merah dimana-mana. Untuk itu, mari kita mulai kemeriahan acara pernikahan ini. Cerita kali ini mengambil latar tempat di Korea Selatan, dimana sang tokoh utama yang adalah seorang wanita bernama Bok-su diundang ke acara pernikahan teman semasa kuliahnya, Da-jeong. Dulu mereka sama-sama mengambil jurusan kedokteran, namun sudah lama sejak keduanya terakhir kali bertemu. Untuk itu setibanya di lokasi acara pernikahan, Bok-su langsung menyapa Da-jeong yang telah mengenakan pakaian pengantin, namun pertemuan ini terasa sangat canggung, terutama bagi Da-jeong yang tampak sedikit terkejut sekaligus kebingungan dengan kehadiran Bok-su disini. Tak lama setelah saling menyapa, mereka dihampiri oleh seorang pria berjas merah muda bernama Myeong-hoon. Dia adalah tunangan Da-jeong, dan melihat kehadiran Bok-su, Myeong-hoon langsung menyambutnya dengan gembira, mengungkap bahwa dialah yang mengundang Bok-su ke acara pernikahan ini sebagai kejutan untuk calon istrinya. Ketika Da-jeong kelelahan menulis daftar nama tamu undangan, Myeong-hoon menggantikannya dan diam-diam menuliskan nama Bok-Su, mengklaim ia teringat dengan cerita Da-jeong mengenai teman lamanya di masa kuliah. Namun melihat wajah istrinya yang tampak khawatir, Myeong-hoon langsung tersadar dan bertanya-tanya, apakah ia melakukan kesalahan dengan mengundang Bok-su? Tidak ingin menciptakan keributan, Da-jeong tidak mempermasalahkan kehadiran Bok-su dan cepat-cepat pergi dari sana dengan alasan ingin menyapa tamu yang lain. Sudah jelas ada yang tidak beres di antara Bok-su dan Da-jeong, dimana sementara Da-jeong tampak selalu menghindar, Bok-su malah kerap memancing-mancing Da-jeong untuk berbicara lebih banyak tentang mereka berdua. Myeong-hoon, di sisi lain, hanya bisa meminta maaf dan memastikan bahwa kehadiran Bok-su sangat diterima disini Bok-su kemudian bertanya mengenai pertemuan pertama Myeong-hoon dan Da-jeong, dan meski agak memalukan, Myeong-hoon bersedia menceritakannya. Myeong-hoon belum pernah sekalipun mengendarai scooter, sehingga pada suatu hari, ia ingin mencoba menggunakan scooter listrik untuk berangkat ke tempat kerjanya, namun karena ia tidak mengerti cara mengerem, ia pun tidak sengaja menabrak mobil Da-jeong dan terjatuh. Dihadapkan pada situasi ini, Da-jeong langsung membalut tangan Myeong-hoon dan membawanya ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa. Dan sebagai gantinya, Myeong-hoon menawarkan membelikan kopi untuk Da-jeong, namun justru dari sanalah, mereka malah cocok dan memutuskan untuk menjalin hubungan. Setelah mempelajari tentang pertemuan Myeong-hoon dan Da-jeong, Bok-su bertanya, bagaimana Myeong-hoon menemukan bangunan ini? mengklaim bangunan ini tampak sedikit berbeda bila dibandingkan dengan lokasi pernikahan pada umumnya dengan arsitektur bergaya barat dan lokasinya yang terletak jauh dari perkotaan. Myeong-hoon tampaknya bisa memahami kebingungan dalam diri Bok-su dan menjelaskan bahwa sebenarnya bangunan ini adalah rumah penginapan pribadi milik keluarganya yang terkadang ia gunakan untuk beristirahat atau mengadakan acara-acara seperti ini. Bok-su langsung tersadar bahwa bangunan ini tidak dilengkapi oleh kamera CCTV, dan memang benar, karena hanya digunakan untuk kepentingan pribadi dan tamu undangan pun merupakan orang-orang terdekat, Myeong-hoon rasa kamera CCTV tidak terlalu dibutuhkan. Setelah puas berbincang dengan Myeong-hoon, Bok-su berjalan-jalan untuk melihat ke sekitar, menemui keluarga inti Myeong-hoon, sekelompok teman Da-jeong semasa kuliah yang tidak begitu dikenali olehnya, dan beberapa tamu undangan lain.
Bok-su kemudian mengambil pisau pemotong kue di dapur dan pergi menemui sang wanita, Da-jeong, di area taman, dimana mumpung mereka berdua hanya sendirian, Bok-su sekali lagi mengungkit-ngungkit masa lalu mereka. Da-jeong hanya bisa terpaku diam seolah melihat hantu, namun ia kemudian mengatakan bahwa ia tidak menduga Bok-su akan keluar secepat ini . Meski sebenarnya merasa kecewa karena tidak diundang oleh teman lamanya ke acara pernikahan, Bok-su tidak terlalu mempermasalahkannya, mengklaim yang penting sekarang ia hadir. Keduanya melanjutkan perbincangan dengan berbicara soal sang pengantin pria, Myeong-hoon dan sedikit berbasa-basi soal penampilan Da-jeong yang menurut Bok-su terlihat agak pucat, namun mendengar hinaan ini, Da-jeong mengingatkan Bok-su akan kesalahannya dalam berpakaian di acara pernikahan. Dress code yang dicantumkan di surat undangan adalah pakaian berwarna terang, tidak seperti pakaian Bok-su yang serba hitam dan tampak seperti orang yang sedang menghadiri pemakaman. Bok-su hanya bisa bergumam, mengatakan ia pikir ia sudah berpakaian dengan benar sesuai acaranya. Sebelum Bok-su pergi meninggalkan area taman, Da-jeong memohon padanya untuk tidak mengacaukan acara pernikahan ini, berjanji akan meluangkan waktu untuk berbicara tentang apa yang terjadi di masa lalu seusai acara pernikahan berakhir. Mendengar ini, Bok-su menjadi heran dan bertanya-tanya, kenapa Da-jeong begitu yakin ia akan mengacau. Sebaliknya, ia justru meminta Da-jeong untuk menikmati acara pernikahannya. Dengan segala persiapan, Bok-su kembali menemui Myeong-hoon untuk mengajaknya berbicara 4 mata, dan tanpa perasaan curiga, Myeong-hoon menerima permintaannya dengan mengajaknya pergi ke kamar ruang rias, dimana setibanya disana, ia sekali lagi meminta maaf atas reaksi Da-jeong yang tampak tidak senang saat melihat kehadiran Bok-su. Namun untuk memastikan semuanya baik-baik saja, Myeong-hoon menanyakan alasan Bok-su tidak pernah lagi menemui Da-jeong sejak kuliah. Bok-su menceritakan bahwa dulu waktu kuliah, ia tidak punya satupun teman, kecuali Da-jeong. Da-jeong adalah satu-satunya orang yang menunjukkan padanya bahwa hidup bukan hanya tentang nilai dan gelar, menunjukkan bahwa meski harus mengejar ambisi, ia tidak boleh melewatkan masa mudanya begitu saja. Sejak itulah, mereka berdua menjalin hubungan pertemanan yang baik sampai pada titik dimana Da-jeong kerap membawa Bok-su kemanapun ia pergi. Bahkan ketika Da-jeong ditugaskan untuk membantu rumah sakit terdekat yang kekurangan staf, Bok-su diminta untuk menemaninya. Bok-su menghentikan ceritanya disana dan bertanya pada Myeong-hoon, apakah Myeong-hoon tahu apa yang terjadi malam itu pada saat ia diminta untuk menemani Da-jeong di rumah sakit? Tepat setelah menanyakan pertanyaan itu, Bok-su langsung mengeluarkan pisau pemotong kue yang ia ambil dan... Bok-su meminta Myeong-hoon untuk tidak mencoba berteriak, karena itu hanya akan semakin melukai pita suaranya. Sembari membiarkan darah mengucur deras dari leher Myeong-hoon, ia kemudian bercerita tentang apa yang terjadi di masa lalu di antara Da-jeong dan dirinya. Dulu mereka berdua sama-sama mengambil jurusan kedokteran dan menjalin hubungan pertemanan yang sangat baik. Kebaikan Da-jeong terhadap dirinya, membuat Bok-su jatuh cinta, namun ia sadar perasaannya itu hanya sepihak. Pada suatu malam ketika Da-jeong ditugaskan untuk membantu rumah sakit terdekat yang kekurangan staf sambil ditemani oleh Bok-su, Da-jeong tidak sengaja melakukan kesalahan fatal yang berakibat pada tewasnya seorang pasien. Ia menjadi sangat panik dan meminta bantuan pada Bok-su yang kemudian berusaha menutupi darah sang pasien. Namun sial di waktu yang tidak tepat ini, dokter senior masuk ke dalam ruang operasi, dan Da-jeong secara sadar mengarahkan jari telunjuknya pada Bok-su, menyalahkannya atas apa yang terjadi. Sebagai akibatnya, Bok-su menerima cacian dan makian dari kedua orang tua korban terlepas dari upayanya dalam memberitahu bahwa semua ini bukanlah salahnya. Bok-su dikeluarkan dari kuliah dan menjalani masa tahanan di penjara. Ia diam-diam mulai menyimpan dendam dalam dirinya dan menunggu hingga Da-jeong menunjukkan rasa penyesalan. Namun hingga saat ini, Da-jeong tidak menunjukkan rasa penyesalan sedikit pun. Tepat setelah menceritakan pengalaman buruknya di masa lalu, Bok-su menyadari bahwa Myeong-hoon sudah kehabisan darah, sehingga ia segera mengambil kunci kamar ruang rias dari dalam sakunya dan mengunci ruangan tersebut, sebelum kemudian menyembunyikan tubuh Myeong-hoon di dalam lemari dengan kalung mutiara sebagai penyangga pintu, melepaskan jas dengan bercak darah yang ia kenakan, dan membersihkan bekas darah di lantai menggunakan bahan pembersih. Seusai menutupi jejak pembunuhannya, Bok-su melompat keluar dari jendela kamar mandi menuju area taman yang kebetulan sedang tidak ada orang. Untuk mengalihkan perhatian, ia memotong tali pengikat anjing, menyebabkan kerusuhan di area katering dan memberikannya kesempatan untuk membakar jas miliknya di perapian, menghilangkan seluruh bukti yang dapat mengarah pada dirinya. Kini untuk mempersiapkan rencana terakhirnya, Bok-su diam-diam menguping perbincangan para pengiring pria dari area dapur, dimana melalui perbincangan itu, diketahui bahwa ada rumor yang sedang beredar tentang hubungan Myeong-hoon dengan seorang wanita bernama Minha saat mereka bertemu di pesta tahun baru. Rumor ini datang dari seorang pria bernama Seo-joon yang memang dikenal sering membesar-besarkan sesuatu. Rumor tidak-tidak sudah berhasil diperoleh, sekarang Bok-su hanya perlu mencari target. Kira-kira siapa target yang paling cocok untuk mendengar rumor ini? Melihat 3 teman perempuan Da-jeong sedang berkumpul di area taman, Bok-su langsung tahu bahwa mereka adalah target yang tepat. Dengan penuh kehati-hatian, Bok-su menghampiri dan mengajak mereka berbicara, dimulai dari mengenalkan diri sebagai teman dekat Da-jeong semasa kuliah hingga akhirnya mengungkapkan bahwa ia mengetahui sesuatu yang masih belum diketahui oleh mereka. Barulah setelah membangun kepercayaan, ia memberitahu rumor yang baru saja ia dengar dari para pengiring pria, tentang bagaimana Myeong-hoon diam-diam menjalin hubungan dengan Minha ketika mereka berdua bertemu di pesta tahun baru. Seketika mendengar ini, ketiga teman perempuan Da-jeong menjadi sangat terkejut dan marah, menganggap rumor ini sebagai informasi yang cukup masuk akal karena memang Myeong-hoon dikenal sebagai pria yang cukup populer di kalangan para wanita semasa ia bersekolah. Mereka tidak menduga Myeong-hoon tega mengkhianati perasaan Da-jeong, padahal Da-jeong sendiri mencintai Myeong-hoon sepenuh hati sampai pada titik dimana ia akan melakukan segalanya demi mendapatkan hati Myeong-hoon. Bagaimanapun juga, mereka tidak tahu apakah mereka harus memberitahukan hal ini pada Da-jeong atau tidak. Di sisi lain, Bok-su merasa puas melihat rencananya berjalan lancar. Namun rasanya kurang kalau ia tidak memprovokasi lebih banyak orang, sehingga ia berjalan menghampiri ibu kandung Myeong-hoon, dan dengan penuh kehati-hatian, memberitahukan tentang perasaan cinta mendalam Da-jeong terhadap Myeong-hoon. Ibu Myeong-hoon senang mendengarnya, mengklaim selama ini putranya selalu bertanya-tanya apakah ia memang layak mendapatkan hati Da-jeong. Seusai melakukan segala persiapan itu, Bok-su dipanggil oleh Da-jeong yang ingin berbicara 4 mata dengannya di kamar ruang rias, dimana begitu mereka sampai disana, Da-jeong langsung mendesak Bok-su untuk mengungkapkan alasan sebenarnya ia hadir ke acara pernikahannya. Kali ini seberapa keras pun Bok-su berusaha meyakinkan Da-jeong bahwa ia hadir hanya untuk mengucapkan selamat atas pernikahannya, Da-jeong sama sekali tidak percaya dan mengatakan bahwa ia sudah tahu Bok-su pasti sedang merencanakan sesuatu. Namun Bok-su kemudian membalikkan situasi dengan sekali lagi mengungkit masa lalu mereka, tentang bagaimana dulu Da-jeong melakukan kesalahan di rumah sakit tapi malah menuduhnya sebagai sang pelaku. Bok-su bertanya, apakah Da-jeong pernah merasa bersalah atas itu? Sudah berapa banyak pasien yang mati di tangan Da-jeong? Sudah berapa kali Da-jeong salah mendiagnosa penyakit pasien? Dan apakah Da-jeong pernah bertanya-tanya, jika mereka bertukar posisi, apakah semuanya akan menjadi lebih baik? Setelah melontarkan seluruh pertanyaan itu, Bok-su menyadari bahwa Da-jeong sama sekali tidak memiliki niatan untuk meminta maaf padanya. Sementara itu karena merasa terpojok, Da-jeong mengusir Bok-su, mengklaim ia tidak akan segan memanggil Myeong-hoon untuk mengantar Bok-su keluar dari sini. Mendengar ini, Bok-su memohon agar diberikan satu kesempatan terakhir untuk memberikan hadiah pernikahan yang telah ia persiapkan susah-susah, dimana sesuai arahan Bok-su, Da-jeong kemudian meraih ke dalam sakunya. Betapa terkejutnya Da-jeong ketika ia menyadari bahwa hadiah pernikahan yang dimaksud oleh Bok-su adalah pisau pemotong kue yang meninggalkan bercak darah, bercak darah Myeong-hoon, tunangannya. Kini karena pisau ada di genggaman tangan Da-jeong, sidik jarinya sudah melekat, dan itu artinya, Myeong-hoon terbunuh di tangan Da-jeong. Da-jeong masuk ke dalam perangkap yang telah Bok-su persiapkan sedari awal. Semua orang akan berpikir alasan Da-jeong membunuh Myeong-hoon adalah karena Da-jeong mengetahui soal perselingkuhan Myeong-hoon dengan Minha, sesuai dengan rumor yang disebarkan oleh Bok-su. Dan itu semua terjadi atas rasa cinta mendalam terhadap Myeong-hoon. Ketika mengetahui bahwa Bok-su melakukan semua ini sebagai bentuk pembalasan dendam atas apa yang terjadi di masa lalu, Da-jeong seketika menjadi marah besar dan mulai kehilangan akal sehat, sehingga dengan pisau di genggamannya, ia langsung menyerang ke arah Bok-su. Bok-su menghindar dan sekaligus menarik kalung permata yang menjadi penyangga pintu lemari baju, seketika mengeluarkan mayat Myeong-hoon tepat di hadapan Da-jeong. Da-jeong refleks berteriak histeris hingga tidak sengaja memancing ibu kandung Myeong-hoon untuk masuk ke dalam kamar ruang rias dan melihat pemandangan yang mengerikan, tubuh putranya yang sudah tidak bernyawa berada di pangkuan Da-jeong yang yang sedang menggenggam sebuah pisau berlumuran darah. Bok-su segera memanfaatkan situasi ini untuk memperingatkan ibu Myeong-hoon, mengklaim Da-jeong baru saja menikam Myeong-hoon dan hendak menyembunyikan tubuhnya. Seketika mendengar ini, ibu Myeong-hoon menjadi marah besar dan meminta Da-jeong untuk menjauh dari putranya, tidak meninggalkan Da-jeong pilihan lain selain melarikan diri dari sana, mengetahui upayanya dalam membela diri akan sia-sia saja. Sementara ibu Myeong-hoon berduka atas kematian putranya, Bok-su mengikuti bercak darah yang ditinggalkan oleh Da-jeong hingga ke lokasi upacara pernikahan diadakan, dimana sesuai dengan rencananya, para tamu undangan mulai berpikir bahwa motif di balik pembunuhan yang dilakukan oleh Da-jeong adalah atas rasa cinta setelah Da-jeong mengetahui soal perselingkuhan Myeong-hoon dengan Minha. Untuk itu, mereka segera menguhubungi pihak kepolisian. Bok-su tiba di lokasi upacara pernikahan, dan sembari melihat Da-jeong yang menangisi nasibnya, ia dengan puas bertanya, ”apakah sekarang kau sudah merasa bersalah?” Game Married in Red berakhir disana, dan memang tidak seperti Dead Plate, game ini hanya memiliki satu canon ending. Tapi meskipun begitu, ada beberapa konsekuensi yang bisa terjadi di sepanjang permainan jika kita salah mengambil tindakan, seperti misalnya, setelah membunuh Myeong-hoon di kamar rias, alih-alih mengunci pintu kamar terlebih dahulu, kita langsung berusaha menyembunyikan tubuhnya di lemari baju. Maka salah seorang tamu undangan akan masuk untuk mengambil mantelnya yang ketinggalan di dalam sana dan tidak sengaja memergoki aksi Bok-su Bok-su berakhir dipenjara. Atau ketika hendak menyebarkan rumor yang tidak-tidak. Jika pada saat itu, kita menyampaikan rumor yang terdengar tidak masuk akal, maka mereka akan mulai mencurigai Bok-su. Dan saat tubuh Myeong-hoon ditemukan di kamar ruang rias, mereka langsung menunjuk Bok-su sebagai sang pelaku. Bok-su berakhir dipenjara. Setelah menghabisi nyawa Myeong-hoon di kamar ruang rias, Bok-su harus melepaskan jaket yang ia kenakan lebih dulu sebelum keluar melalui jendela kamar mandi. Kalau tidak, salah seorang tamu undangan akan menyadari bekas darah di jaket Bok-su dan melapor pada pihak kepolisian. Bok-su berakhir dipenjara. Terakhir ketika Da-jeong hendak menikam Bok-su, jika kita gagal menghindar, maka Bok-su akan mati terbunuh di tangan Da-jeong. Bok-su berakhir mati. Itu tadi adalah beberapa konsekuensi yang bisa terjadi. Untuk memperjelas kisah, mari kita masuk ke dalam babak penjelasan. Semuanya bermula dari pertemanan di antara Bok-su dengan Da-jeong. Mereka berdua sama-sama mengambil jurusan kedokteran di perkuliahan dan menjalin hubungan pertemanan yang baik setelah Da-jeong menghampiri Bok-su yang sama sekali tidak memiliki teman pada saat itu. Itu adalah kali pertamanya Bok-su merasakan pertemanan yang hangat sampai pada titik dimana ia menyukai Da-jeong, namun ia tahu Da-jeong tidak memiliki perasaan yang sama dengannya. Pada suatu hari, Da-jeong diminta untuk membantu rumah sakit terdekat yang kekurangan staf, dan seperti biasa ia membawa serta Bok-su bersamanya. Namun sayang di tengah operasi berlangsung, ia tidak sengaja melakukan kesalahan fatal yang menewaskan pasien, membuatnya panik tidak main. Bok-su berusaha menekan pendarahan di leher pasien, dan di saat yang tidak tepat ini, 2 dokter senior datang memergoki mereka. Da-jeong yang sudah terlanjur panik dan tidak ingin disalahkan, malah menyalahkan Bok-su atas apa yang telah ia lakukan. Sebagai akibatnya, Bok-su dimaki-maki oleh kedua orang tua pasien, dikeluarkan dari perkuliahan, dan dijebloskan ke dalam penjara. Selama menjalani masa tahanan, Bok-su sama sekali tidak pernah dikunjungi oleh Da-jeong, sehingga di saat itulah, ia sadar Da-jeong sama sekali tidak merasa bersalah dan ia mulai memikirkan cara untuk membuat Da-jeong menyesal. Di sisi lain, Da-jeong menjalani kehidupan normal yang bahagia, terutama setelah ia tidak sengaja bertemu dengan calon suaminya, Myeong-hoon di sebuah kecelakaan. Keduanya menjalin hubungan yang sangat baik, saling bertukar cerita soal kehidupan, termasuk kehidupan di masa perkuliahan dimana Da-jeong memiliki teman bernama Bok-su, dan pada akhirnya memutuskan untuk menikah. Myeong-hoon yang sama sekali tidak tahu menahu soal konflik di antara Da-jeong dan Bok-su, diam-diam mengundang Bok-su ke acara pernikahannya sebagai kejutan. Tanpa sepengetahuan Da-jeong, Bok-su sudah selesai menjalani masa tahanannya, sehingga ketika ia menerima surat undangan ini, ia menjadi sangat senang telah diberikan kesempatan untuk menjalankan rencana pembalasan dendamnya. Ia tahu dress code yang tercantum di surat undangan mengharuskannya untuk mengenakan pakaian berwarna terang, namun ia secara sadar dan sengaja mengenakan pakaian hitam sebagai salah satu bagian dalam rencananya Pakaian berwarna gelap adalah pakaian yang biasa digunakan untuk menghadiri acara pemakaman, dan memang benar, ia hendak mengubah acara pernikahan menjadi acara pemakaman. Setibanya di lokasi acara pernikahan diadakan, kehadiran Bok-su seketika mengejutkan Da-jeong yang kerap menghindar. Dan bahkan dalam salah satu percakapan di antara mereka berdua, Da-jeong mengatakan bahwa ia tidak tahu Bok-su sudah keluar dari penjara secepat ini. Tapi satu hal yang sangat diinginkan oleh Bok-su keluar dari mulut Da-jeong, yaitu permintaan maaf dan penyesalan atas apa yang terjadi di masa lalu, malah tidak pernah terdengar, tidak memberikannya pilihan lain selain menjalankan rencananya. Ia mengambil pisau pemotong kue di dapur, menggunakannya untuk menghabisi nyawa Myeong-hoon, menutupi jejak pembunuhan, menciptakan kerusuhan, menyebarkan rumor mengenai perselingkuhan Myeong-hoon, hingga akhirnya menuduh Da-jeong sebagai sang pelaku atas pembunuhan calon suaminya sendiri. Rencananya berjalan dengan lancar. Kali ini Da-jeong lah yang akan menjalani masa tahanan atas apa yang tidak ia lakukan. Ironisnya, Bok-su yang semula bukanlah seorang pembunuh malah berakhir menjadi pembunuh sungguhan setelah sempa dituduh sebagai pembunuh. Begitulah kisah yang dibawakan dalam game Married in Red karya Racheldrawthis dan Studio Investigrave. Bagaimana menurut kalian? Silakan berpendapat aja di kolom komentar di bawah. Request bisa dengan reply komen yang kami pin atau dm ke instagram kami di @droomp1. Jangan lupa untuk kasi like kalau kalian suka dengan konten-konten kami. Dan tentunya terima kasih banyak kepada kalian semua yang sudah menonton dan merequest video ini. And see you guys in the next video. Stay Romp!