Bisakah kamu membuktikan pada pemeluk agama Hindu bahwa lebih logis untuk percaya pada satu Tuhan dibandingkan beberapa Tuhan? Jadi dalam penelitianmu tentang sastra Hindu, apa bedanya dengan Al-Qur'an? Namun saat kamu mengatakan bahwa itu benar baiklah, benar berarti kamu harus memberikan bukti. Weda sebenarnya tidak membicarakan tentang penyembahan berhala dan semacamnya. Jika umat Hindu benar-benar ingin melihat kesamaannya, bacalah Weda. Mereka yang kamu percayai sebagai sosok Tuhan. Assalamu'alaikum, Saudara Zeeshan. Terima kasih telah datang. Wa'alaikumsalam. Dengan senang hati. Kita lihat banyak umat Kristen atau ateis yang memeluk agama Islam. Alhamdulillah. Namun umat Hindu tidak banyak yang tertarik pada agama Islam. Apakah tiga pertanyaan yang akan kamu tanyakan pada mereka untuk membuat mereka berubah pikiran? Hal pertama yang akan kutanyakan pada mereka adalah, apa konsep Tuhan menurutmu? Apakah Tuhan maha kuasa, maha melihat, maha mendengar? Aku harap mereka akan mengatakan iya. Karena sebagian dari mereka percaya bahwa ya, Tuhan adalah satu. Namun, ada beberapa aspek Tuhan yang berbeda-beda, dan ada dewa serta murti yang berbeda-beda, baiklah. Yang kedua, aku akan mengatakan, lihat, memiliki Tuhan yang beragam di mana ada orang-orang di desa yang berbeda-beda menyembah Tuhan-Tuhan dan aspek-aspek yang berbeda, itu terlalu membingungkan. Bagaimana seseorang tahu Tuhan mana yang terbaik, dan Tuhan mana yang harus diikuti? Atau Tuhan mana yang membantumu, bagaimana kamu bisa tahu? Mungkin satu tuhan menunda membantumu, Itu terlalu membingungkan. Itu tidak sesuai dengan agama yang ditujukan untuk seluruh umat manusia. Sesuatu yang ditujukan untuk seluruh umat manusia seharusnya dapat diakses dan mudah diikuti. Menurutku, tidak ada yang pasti dalam agama Hindu. Kamu bisa menjadi seseorang yang tidak percaya Tuhan. Kamu bisa percaya bahwa ada satu Tuhan. Kamu bisa percaya bahwa ada 6 Tuhan, 12 Tuhan, 1000 Tuhan. Sesuatu yang tidak memiliki ketidakpastian tidak mungkin berasal dari Tuhan. Kalau dilihat dari hal yang mendasar. Satu Tuhan, Allah. Nabi yang terakhir, Muhammad SAW. Satu Al-Qur'an, tidak berubah. Sangat sederhana. Anak berusia 6 tahun dapat mengerti, tukang ledeng dapat mengerti, gelandangan dapat mengerti. Raja dapat mengerti. Siapapun dapat mengerti. Ya, dan itulah intinya. Yang ketiga adalah, dapatkah kamu memberikan bukti dan membuktikan bahwa Weda, kitab utama agama Hindu, dapatkah kamu menunjukkan manuskrip ilmiahnya yang dapat membuktikan bahwa kitab itu tetap sama dan tidak berubah? Tidak bisa. Setelah Weda, ada Upanisad lalu ada Purana dan lainnya. Ada begitu banyak buku dan banyak interpretasi dan banyak pandangan yang berbeda. Tidak pantas dijadikan sosok Tuhan, Tuhan itu sederhana dalam Wahdaniyat-Nya, dalam Keesaan-Nya. Dan mereka bilang, "Ya, pada akhirnya Tuhan itu Satu." Jika Tuhan itu satu, mengapa banyak keragaman seperti itu? Mengapa kamu menyembahnya, mengapa Brahma memiliki tiga kepala? Mengapa Wisnu memiliki empat lengan? Mengapa dia berwarna biru? Mengapa dia menyeimbangkan hal-hal? Ada beberapa hal yang, bahkan jika kamu menunjukkannya pada seorang anak, dia akan bingung. Ini bukanlah sebagai penghinaan, melainkan fitrah. Itu bertentangan dengan sifat kita, saat kamu melihat seseorang dengan empat lengan dan kamu melihat seseorang dengan sepuluh kepala. Ya, Rama melawan Rahwana yang memiliki sepuluh kepala. "Oh, sepuluh kepala itu melambangkan ini atau itu." Namun, dia memiliki sepuluh kepala. Itulah intinya pada akhirnya. Itu tidak masuk akal. Tidak logis. Mungkin mereka bilang bahwa ini adalah kepercayaan. Kamu tidak perlu bukti ilmiah, ini adalah kepercayaan. Kamu harus mempercayainya dengan hatimu. Jangan mempertanyakannya. Mereka mungkin mempercayainya seperti ini. Apa jawabanmu untuk ini? Harus ada tingkat logika dan akal tertentu pada kepercayaan. Jika tidak, siapa pun bisa percaya apa pun dan masyarakat akan menjadi kacau. Seseorang datang dan bilang, "Oh, aku percaya aku bisa meninju wajah orang lain." Tidak, pasti ada sesuatu yang memiliki dasar yang logis dan masuk akal. Kamu tidak bisa memiliki sesuatu... Sepuluh kepala, itu tidak dapat dibayangkan. Jadi kepercayaan bukan berarti bahwa kamu bilang, "Oh tidak, tidak, lupakan saja." Itu bukan sebuah keajaiban. Mereka mengatakan bahwa dia seseorang yang dilawan Tuhan. Ya, ada beberapa mukjizat, kejadian-kejadian yang bertentangan dengan pemahaman manusiawi kita. Ya, ada kejadian itu. Bukan keseluruhan kepercayaan akhirnya yakin bahwa Dia itu manusia, Dia berada di Bumi dan orang-orang melihat Dia dan... Mereka tidak bisa begitu saja bilang bahwa keduanya sama. Menyajikan makanan juga dianggap membangunkan Tuhan. Tidak logis, ya kan? Kamu benar. Membangunkan berhala, memberikannya makanan, menuangkan susu. Mempercayai bahwa saat Tuhan turun dalam sebuah penjelmaan, dia akan menerima makanan itu. Mengapa Tuhan membutuhkan makanan? karena Dia berada di Bumi. Itu adalah sebuah kelemahan. Jika Tuhan berada di Bumi, Dia harusnya tetap menjadi Tuhan. Jadi, ketika Tuhan turun ke Bumi, Dia kehilangan kekuatan-Nya? Tidak, Dia ingin kehilangan kekuatan-Nya. Itu terlalu kontradiktif. Tak masuk akal. Segala hal lainnya mengikuti hukum alam di planet ini. Tapi orang yang berkepala sepuluh ini, oh, dia tetap seperti itu. Bahkan dalam beberapa gambar yang kamu lihat, dia berada di tempat tidur. Dia memiliki sepuluh bantal. Aku tidak mengerti. Tidak masuk akal, orang dengan empat lengan. Apakah itu berarti dia lebih kuat dari Tuhan, karena kita memiliki dua lengan? Atau Tuhan membutuhkan dua lengan tambahan, karena dua lengan saja tidak cukup bagi-Nya? Beberapa orang akan bilang, "Tidak, tidak, tidak, seperti yang kamu lakukan, kamu menyembah Ka'bah. Kami melakukan hal yang sama." Itu tidaklah sama. Kita tidak, kita tidak berdoa pada Ka'bah, kita berdoa di Ka'bah pada Allah. Ka'bah, dalam sejarahnya, sebagian dari Ka'bah telah dihancurkan. Akan tetapi, saat sedang dibangun kembali, itu tidak mencegah umat Islam dalam melaksanakan ibadahnya. Kamu lihat? Jadi, Ka'bah bagi kami, kami tidak memuja Ka'bah. Kami bisa masuk ke dalam Ka'bah. Apakah maksudmu bahwa kamu bisa melakukan hal yang sama kepada berhala? Kamu memanjat ke atas berhala, atau kamu memotong berhala dan kamu masuk ke dalamnya? Tentu saja tidak. Itu tidak sama. Kami tidak mengatakan, "Kamu harus memencet bel, kamu harus melakukan ini." Yang paling bisa mereka lakukan adalah mengganti kain di Ka'bah. Jika kamu lihat yang ada di bawah Ka’bah, itu hanyalah batu bata. Hanya itu saja. Kami tidak... Bukan bentuk yang spesifik atau semacamnya. Jika kami berdoa kepadanya, dia akan mengambil bentuk tertentu. Itulah mengapa kami tidak memiliki gambar. Kami tidak memiliki hal-hal seperti ini, untuk melindungi kami dari penyembahan berhala. Orang tua mungkin akan terus mempercayai tradisi ini. Bagaimana dengan generasi muda? Apakah mereka mengikuti agama ayah mereka? Jika diperhatikan, setiap era berbeda. Ada era kedokteran, pada masa nabi Isa AS. Ada era sihir, pada masa nabi Musa AS. Sekarang adalah era sains. Sekarang, orang-orang akan memandang ke arah sains. Itulah mengapa sesuatu yang berasal dari Tuhan, tak peduli kriteria apa yang kamu gunakan untuk mengukurnya, hal itu harus tetap memiliki arti penting dan memiliki kedudukannya sendiri. Sama halnya dengan Al-Qur'an. Karena tidak lekang oleh waktu. Ayat-ayat ilmiah, 1400 tahun yang lalu, masih relevan pada saat itu. Bahkan sekarang, kamu masih menggunakan ayat-ayat ilmiah tersebut. Mereka juga relevan dengan sains saat ini. Karena sains berubah. Jadi agama Islam, kitab Al-Qur'an, tidak akan memberikan jawaban yang pasti. Untuk menjawab pertanyaannya, anak-anak sekarang, mereka akan menggunakan sains. Mereka akan menggunakan, logika dan penalaran. Dan agama Hindu telah gagal saat berhadapan dengan hal-hal seperti ini. Karena agama itu telah mengalami banyak perubahan. Serta kitabnya, tidak ada pelestarian dalamnya. Tidak ada cara untuk menjamin bahwa itu adalah kitab yang masih sama. Faktanya, kitab Weda hanya bisa dibaca oleh para Brahmana, kasta atas. Orang-orang kasta bawah bahkan tidak bisa membacanya. Bagaimana ini bisa masuk akal, bahwa Tuhan telah menurunkan sebuah kitab yang tidak memiliki awal dan akhir, dan tidak semua orang bisa membacanya? Seharusnya semua orang bisa membacanya. Semua orang harus punya akses ke kitab tersebut. Bahkan sekarang, makin banyak orang yang familiar dengan Bhagawadgita, Mahabharata, Ramayana, dibandingkan dengan kitab Weda. Weda sebenarnya tidak membicarakan tentang penyembahan berhala dan semacamnya. Jika umat Hindu benar-benar ingin melihat kesamaannya, bacalah Weda. Kitab itu adalah apa yang kamu percayai sebagai sosok Tuhan. Bacalah Weda dan kamu akan melihat tidak ada penyembahan berhala dan beberapa Tuhan. Lalu Tuhan-Tuhan tambahan mulai ditambahkan. Pasti ini adalah interpolasi, keinginan orang-orang. Pemeluk agama Hindu mungkin akan mengatakan, "Ketika aku mempercayai agama ini, aku merasa begitu damai. Aku merasa keinginanku dikabulkan. Aku menginginkan sesuatu dan ini terjadi. Jadi aku sedang didengar dan sedang dijawab. Aku sedang dibantu. Ini adalah bukti kalau agamaku benar." Kamu benar, ada beberapa orang yang akan bersifat subyektif. Sifat subyektif, sesuai dengan namanya. Subyektif. Itu kemauan dan keinginanmu sendiri. Kamu tidak bisa menyamakannya dengan kebenaran. Kamu bisa bilang, "Oh, secara pribadi," kemudian ini dan itu, tetapi secara pribadi, mungkin ada banyak variabel. Itu bisa jadi... Seperti dalam agama Islam, kita juga percaya bahwa Allah juga menjaga para non-Muslim. Jika seseorang yang tidak percaya pada Allah, jika mereka berdoa bertentangan dengan orang beriman yang menindas mereka, Allah juga akan menerima doa mereka. Ada banyak kejadian di mana jika kamu orang kafir yang berbuat baik, seseorang yang tidak beriman, baginya, Allah akan memberikan kebaikan di dunia. Ada berbagai macam penjelasan mengapa kebaikan itu terjadi. Itu tidak selalu sama dengan kebenaran. Saat kamu menyamakan hal-hal yang terjadi dengan kebenaran, itu butuh bukti. Saat kamu mengatakan sesuatu yang berbeda, dan kamu bilang, "Tidak, itu masalah pribadi." Oke. Tidak masalah. Namun saat kamu mengatakan bahwa itu adalah benar, baiklah, benar berarti kamu harus memberikan bukti. Jadi pernyataan itu butuh bukti untuk mendukungnya. Saat kita memikirkan tentang agama Hindu, kita biasanya memikirkan tentang orang-orang yang cinta damai yang melakukan yoga atau meditasi. Apakah kepercayaan ini benar-benar sedamai dan setenang kelihatannya? Jika menyangkut... Seseorang menanyakan hal ini padaku di Speakers Corner, dan aku bilang bahwa salah satu kitab utama dalam agama Hindu adalah Mahabharata. Keseluruhan buku itu tentang satu cerita. Buku itu tentang perang. Keseluruhan buku itu tentang perang. Buku itu menceritakan tentang Arjuna melawan Karna. Kedua tokoh itu, Arjuna melawan Karna. Mereka berasal dari satu keluarga. Lalu Arjuna, yang dianggap sebagai pahlawan, dia diberi tahu oleh Tuhan. Tuhan turun. Penjelmaan Wisnu turun sebagai Krishna. Dia bilang, "Tidak, kamu harus bertarung. Untuk menegakkan kebenaran, kamu harus bertarung." Tetapi para Pandawa, atau keluarga utama, mereka adalah pihak yang... Mereka mempertaruhkan saudara perempuan mereka. Bagaimana ini dianggap baik-baik saja? Kamu mempertaruhkan keluargamu sendiri, dan kamu kehilangan keluargamu dalam pertaruhan. Jadi bahkan beberapa umat Hindu sekarang, mereka melihat sisi logis dari hal itu dan mengatakan bahwa hal itu sebenarnya tidak masuk akal. Ada seorang pembawa acara, sepertinya dari WION News. Dia juga mengatakan hal yang sama. Dia bilang para Pandawa, mereka mempertaruhkan saudara perempuan mereka. Bagaimana ini bisa diterima? Mengapa mereka merayakannya? Jadi, Mahabharata, menceritakan tentang perang. Ramayana, juga menceritakan tentang perang. Lagi-lagi tentang orang berkepala sepuluh. Dia adalah cucu dari Brahma, Dewa pencipta. Brahma, orang berkepala sepuluh berdoa kepada Brahma, dan bilang, "Berikan aku perlindungan dari para Dewa, dari para binatang, dari ini dan itu." Dia menerima doanya. Dan orang berkepala sepuluh itu, Rahwana, dia mulai menyebabkan kerusakan. Kemudian Brahma bilang, "Oh tidak, mengapa aku melakukan ini?" Kemudian dia menghampiri Wishnu dan bilang, "Sekarang dia membuat masalah." Wishnu bilang, "Jangan takut. Aku akan turun sebagai Rama, dan aku akan melawannya." Itulah yang mereka lakukan. Itulah yang mereka rayakan dalam Rama Navami, di antara festival-festival lainnya. Rama menghancurkan Rahwana. Namun Rahwana merupakan masalahnya. Dia berikan kekuatan oleh Dewa. Kembali lagi, ketika kamu bilang itu damai, bagaimana dengan Raja Asoka, yang membunuh ribuan orang? Dia dirayakan di kalangan umat Hindu. Ada juga film Asoka, yang diperankan oleh Shah Rukh Khan. Bahkan Durga, yang diciptakan oleh para Dewa, untuk turun ke bumi dan membunuh, memiliki banyak senjata. Ganesha, Dewa Gajah. Saat dia masih anak-anak, Ganesha, dia punya kepala seorang manusia dan Siwa memenggalnya. Lalu ada peperangan antar Dewa. Mereka mendapatkan sebuah kepala gajah dan memasangnya. Lalu para Dewa berkata, "Oh, kita begitu sibuk melakukan ini. Oh, orang-orang di Bumi, tidak ada yang mendengar doa mereka." Mereka bilang, "Kita butuh seorang Dewa yang akan menjawab doa mereka." Karena itulah Ganesha, sang Dewa Gajah banyak terlihat di rumah umat Hindu atau semacamnya. Seperti sebuah mitologi. Itu adalah mitologi. Masalahnya adalah, para orang Yunani, mereka sudah menerima bahwa dewa-dewa adalah mitologi. Namun bagi umat Hindu, tidak, mereka telah membaca buku-buku ini. Mereka merayakan festival yang... Mereka memerankan kembali hal-hal ini. Jika ini adalah mitologi, apakah kamu mengatakan Tuhan tidak turun ke bumi? Jadi Rama adalah Tuhan? Rama memang turun ke bumi. Siapa yang dia lawan? Rahwana. Dia memiliki sepuluh kepala. Apakah dia memiliki sepuluh kepala? Ya. "Tidak, tidak, itu adalah perumpamaan." Jadi Rama tidak turun ke bumi. Buku itu juga hanya perumpamaan. Kamu tidak bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan. Kamu harus memilih salah satu. Dalam penelitianmu tentang kitab Hindu, apa bedanya dengan Al-Qur'an? Dalam banyak hal. Maksudku, kalau membahas hanya tentang pelestarian, Al-Qur'an dilestarikan dengan tiga cara utama. Pertama, dengan bahasa hidup. Bahasa Arab adalah salah satu dari lima bahasa yang paling banyak digunakan. Sanskerta, bahasa yang digunakan dalam Weda, bukanlah bahasa hidup. Selain itu, hafalan, salah satu cara Al-Qur'an dilestarikan. Al-Qur'an dihafalkan dari awal sampai akhir oleh anak-anak semuda usia enam tahun. Tidak ada orang yang kutemui yang menghafal Weda. Tidak ada yang mengaku bahwa mereka telah menghafal Weda. maupun Upanisad, Mahabharata, dan Bhagawadgita. Ketiga, jadi kita sudah punya penghafalan, bahasa hidup, dan ketiga adalah naskah. Naskah tertua Al-Qur'an ada di Universitas Birmingham. Penanggalan karbon dilakukan oleh Universitas Oxford. Naskah itu telah diberi tanggal sesuai dengan waktu penyusunannya. Kita memilikinya. Naskah itu telah diberi tanggal sesuai dengan waktu penyusunannya dengan akurasi kata 100%. Kita memiliki bukti ini. Bukti itu berada di negara ini, bukan di Turki, bukan di Irak, bukan di Afghanistan, Pakistan. Ada di dalam negara ini, dengan penanggalan karbon oleh para non-Muslim. Tetapi kamu tidak bisa mengatakan hal yang sama saat membahas kitab umat Hindu. Mereka akan bilang, "Tidak, kitab itu disampaikan secara lisan." Namun ketika hal-hal disampaikan secara lisan, informasinya akan terus berubah. Interpretasi dapat muncul dan informasi tambahan dapat muncul. Tidak ada rangkaian narasi, atau isnad seperti Al-Qur'an. Al-Qur'an memiliki rangkaian narasi di mana "المرأ مع من أحب" Rasul SAW mengatakan, المرأ مع من أحب "Seseorang akan bersama dengan orang yang dia cintai." Kami membaca ini dari Imam Ahmad bin Hanbal. Imam Ahmad bin Hanbal menarasikan dari Muhammad bin Abu Adi. Dia menarasikan dari Humaid At-Tawil. Dia menarasikan dari Anas bin Malik. Dia menarasikan dari Muhammad SAW. Kami mengenal semua orang dalam rantai itu. Kami mengenali nama, keluarga, dan suku mereka. Kami mengetahui tempat di mana mereka berada. Kami mengetahui apakah mereka jujur. Kami mengetahui reputasi mereka. Kami tahu seberapa banyak yang mereka pelajari. Sifat yang ketat seperti ini tidak ada dalam agama Hindu. Dalam agama Hindu, itu hanya terserah kamu. Itu yang kamu rasakan, kamu tahu... Itu bergantung pada Dewa yang kamu inginkan atau semacamnya. Apa keinginannya, kamu, dirimu sendiri... Ini bukanlah sesuatu yang pantas bagi seorang Tuhan. Ini bukan sesuatu yang... Mereka mempercayai adanya Naraka, api neraka. Mereka percaya jika kamu tidak menerima ajaran tertentu, maka Naraka menantimu. Lalu mengapa ini membingungkan? Seharusnya ini sederhana. Jika diperuntukkan untuk semua orang. Bisakah kamu membuktikan pada orang Hindu bahwa lebih logis untuk percaya kepada satu Tuhan dibandingkan dengan beberapa Tuhan? Ada argumen sederhana yang dikemukakan oleh Al-Qur'an. Jika ada lebih dari satu Tuhan, keinginan mereka akan bertentangan. Contohnya, jika ada sebuah pohon, satu Tuhan menginginkannya berwarna merah, Tuhan yang lain menginginkannya berwarna hijau. Tuhan yang lainnya lagi menginginkannya berwarna biru. Apa warna pohonnya? Kamu tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Merah, biru, atau hijau? Ketiganya memiliki perbedaan opini. Jadi jika salah satu dari mereka, kamu mengambil salah satu opini mereka, itu berarti dua yang lain lebih lemah dari Tuhan yang kamu pilih. Faktanya dengan adanya banyak Tuhan menunjukkan bahwa salah satu dari mereka yang utama. Kamu tidak bisa bilang, Oh, orang ini adalah yang utama," atau "Orang ini adalah yang utama." Tidak, hanya ada satu yang utama. Kemudian ada yang kedua, ketiga, keempat. Jika kamu bilang akhir dari rantai sebab akibat ketergantungan adalah suatu wujud yang mutlak. Wujud yang mutlak itu tunggal. Satu. Hanya ada satu wujud yang mutlak. Jika ada lebih dari satu wujud yang mutlak, maka mereka sendiri menjadi bergantung pada yang lain. Jadi kemutlakan artinya kamu adalah akhir dari rantai sebab akibat tersebut. Rantai berarti satu. Secara filosofis, konsep keberagaman mereka tidak selalu masuk akal. Lalu mengatakan, "Tuhan, tidak, tidak, ada Indra, ada Brahma, ada Siwa, ada Wisnu." Itu tidak masuk akal. Lalu mereka turun ke bumi dengan wujud manusia, dan kemudian mereka lemah. Contohnya, Kresna suka mengganggu perempuan. Rama, saat dia bertemu Sita, dia menghampirinya, dan melumurinya dengan cat. Dalam Holi, mereka menggunakan bubuk. Hanya saja, dia tidak mengenalnya. Dia menghampiri gadis yang aneh dan mulai menyentuhnya dan melumurinya dengan warna. Apa ini? Seperti... Karena itulah, aku tidak ingin membuat kaitannya, tetapi itulah yang kita lihat saat Holi, saat itu terjadi. Orang-orang mendatangi wanita secara acak dan mulai menyentuh mereka. Banyak orang asing yang mengeluh di India mereka disentuh. Mereka dilecehkan secara seksual. Ini tidak masuk akal. Itu kedengarannya bagus. Terdengar seperti budaya, mitologi, atau semacamnya. Namun praktiknya dalam kehidupan sehari-hari, Islam adalah satu-satunya. Islam memberitahu kamu hal-hal hingga ke detail terkecil. Bagaimana cara pergi ke kamar mandi, suara apa yang tidak boleh dikeluarkan. Jangan sekali-sekali berkata "Ah" kepada orang tuamu. Seperti itulah tingkat detailnya. التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الْأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ "Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya akan dibangkitkan bersama para nabi, orang-orang yang jujur (shiddiqin), dan para syuhada." Hanya seseorang di sebuah toko. Seseorang yang punya toko. Jadi, Islam itu menyeluruh. Ke mana pun kamu pergi, Islam akan membantumu menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri. Namun mereka, tidak ada yang mendatangimu... Tuhan-tuhan mereka, salah satu dari cerita mereka, mereka harus menghabiskan waktu bertahun-tahun bermeditasi. Dalam posisi tertekan, berdiri dengan satu kaki. Dia berdoa pada Siwa selama bertahun-tahun. Atau pada Brahma. Apa ini? Apakah ini bentuk ibadah, berdiri dengan satu kaki? Ibadah seharusnya adalah sesuatu yang bisa dilakukan semua orang. Seperti, baik kamu sudah tau atau masih muda, kamu masih bisa Salat. Berdiri, duduk, berbaring. Bisa memenuhi semua orang. Aku benar-benar penasaran, aku pernah mendengar istilah-istilah ini dalam budaya Barat. Karma, guru, hal-hal lain. Mengapa mereka mencari kebenaran ini, bimbingan ini di tanah timur, di India? Mengapa orang-orang di Barat begitu tertarik dengan ini? Karena di India, saat membahas tentang guru dan hal-hal seperti ini, tidak seketat Islam. Tidak sedisiplin Islam. Kamu hanya pergi ke sana, kamu bermeditasi, melakukan apa pun dengan perempuan. Kamu melakukan apa pun yang kamu mau. Tidak ada semacam, ini haram, ini halal, kamu tidak bisa melakukan ini, ada ini, ada itu. Kamu harus melakukan ini, kamu harus melakukan itu. Islam lebih disiplin. Islam lebih tepat sasaran. Bertentangan dengan keinginan seseorang. Islam melatihmu, terbuka untuk orang. Namun di agama Hindu, agama Hindu adalah sesuatu yang telah dipromosikan di budaya Barat juga. Dalam film, seperti film Tiongkok, di mana mereka pergi dan ada orang bijak dengan janggut. Atau para yogi beragama Hindu. Street Fighter, di situ ada Yoga Fire, Yoga Flame, Dhalsim. Ada hal semacam itu. Namun umat Islam, respon yang kami dapat di sini negatif, dan itulah mengapa orang menjadi sedikit lebih khawatir. Dianggap sebagai agama dari Arab, terlihat sangat agresif, memenggal tangan dan semacamnya. Karena itulah mengapa orang menjadi menjauh. Namun saat orang lebih terbuka terhadap hal itu, saat mereka memiliki teman beragama Islam, kemudian mereka bisa melihat bahwa, Subhanallah, Kemudian tak dapat dielakkan lagi mereka akan masuk Islam. Jika jutaan umat Hindu di dunia sedang mendengarkanmu sekarang selama 1 atau 2 menit, Apa yang ingin kamu sampaikan pada mereka? Pertama, dimulai dengan pemahaman logis kita bahwa apabila ada makhluk yang maha kuasa, maha mengetahui, maha melihat, apakah makhluk yang maha kuasa itu perlu turun ke bumi? Apakah dia membutuhkan penjelmaan dan bentuk-bentuk berbeda dan murti dan semacamnya? Apakah makhluk independent itu hanya mengirimkan para wali-Nya, para khalifah-Nya, para wakil-Nya dengan sebuah buku sederhana yang mudah dipahami dan dapat diakses semua orang? Dengarkanlah percakapan ini. Dengarkanlah diskusi ini. Insya Allah, jika Tuhan menghendaki, apa yang kamu lakukan adalah mengangkat tanganmu dan berkata, "Tuhan, siapa pun engkau, di mana pun engkau, bimbinglah aku. Pandu dan bantu aku." Lihat, dan bacalah Al-Qur'an. Insya Allah, jika Tuhan menghendaki, selama kamu tulus, kamu tahu Islam akan menunggumu.