Ratusan orang desak-desakan di dalam sebuah kapal laut. Gelap, sesak, dan pengap. Biar muat, mereka dipaksa berbaring dalam barisan panjang. Kayak barang jualan yang ditumpuk di gudang. Bau busuk pun menguap di udara.
Lantai penuh air liur, muntahan, dan... Dan mereka hampir gak bisa gerak karena pergelangan kaki dan tangan mereka dirantai. Tapi ini baru hari pertama.
Mereka masih harus bertahan di laut selama beberapa bulan lagi. Banyak perempuan dilecehin dan diperkosa sama kru. Kapal asing yang ngangkut mereka Mungkin beberapa juga udah bisa nebak Kalau banyak dari mereka yang akan mati Bisa karena sakit ataupun dibunuh Dan laut cuma jadi saksi Mayat-mayat akhirnya dilempar Dan dibiarkan tenggelam Dan inilah dia Perdagangan Budak Atlantik Pelayaran yang membawa orang-orang dari Afrika Buat diperjual belikan Dan diperbudak di benua Amerika Selama ratusan tahun Daratan yang katanya Penuh dengan kesempatan.
Semuanya berawal dari satu hal. Perkebunan. Setelah Kolumbus dalam menakutip menemukan benua Amerika, masyarakat Eropa tuh rame-rame berlayar, ngerampas dan ngejajah ke sana.
Mereka juga akhirnya ngebuka banyak perkebunan, mulai dari padi, tembakau, sampai akhirnya kapas. Dan karena nggak cukup orang, para pendatang Eropa ini dalam menakutip mengimpor orang-orang Afrika buat diperbudak di kebun-kebun kapas di sana. Tahun-tahun segini, kapas itu lagi laku banget di pasar dunia.
Gara-gara produksinya saat itu lagi anjlok dan harganya itu melambung tinggi. Menyebabnya, para budak di daerah yang sebelumnya jadi penghasil sebagian besar kapas dunia berhasil merdeka. Amerika Serikat yang belum lama merdeka jadi ngeliat sebuah peluang yang sangat cemerlang. Mereka itu udah punya tanah luas, iklim yang sesuai, dan teknologi mesin pengolah kapas juga udah ada yang terbaru. Yang kurang itu tapi sayangnya cuma satu, orang-orang buat kerja.
Dan akhirnya Amerika pun makin banyak mengimpor budak. Dan ini sangat menguntungkan. Ibaratnya tuh bayangin punya perusahaan besar tapi gak perlu bayar gaji sepeserpun. Para budak ini bisa dipaksa kerja, gak perlu dibayar, dan anak-anak budak juga otomatis jadi budak. Saking nguntunginnya bahkan ada yang merkirain belasan juta orang diangkut dari Afrika ke Amerika selama ratusan tahun.
Kalau Kalau dibarisin mereka bakal membentang dari Jakarta sampai ke Italia. Gila banget. Dan ini belum gitu yang tewas di perjalanan. Buat ngangkut mereka semua puluhan ribu kapal bolak-balik Amerika Afrika.
Ngelewatin seramnya ombak dan samudera dengan satu harta berharga. Yang di manusia yang gak dianggap sama sekali sebagai manusia. Buat ngerti gimana perbudakan bisa ngubah dunia selamanya, kita harus tau dulu kalau di jaman itu kapas itu ibarat minyak, barang dagang yang nguasain ekonomi dunia, bahkan sampai dijualkin sebagai emas putih. Soalnya kapas dibutuhin dimana-mana, bahan dasar.
semua kain yang dipakai manusia sebelum ada kain buatan dan siapa yang megang kendali atas kapas juga megang kendali ekonomi dunia industri kapas lah yang bikin ekonomi negara abang Sam bangkit setelah sebelumnya ngimpor budak besar-besaran di tahun Tahun segini kapas tuh nyumbang segini banyak dari semua barang ekspor Amerika. Bahkan ada yang merkirain kalau setengah dari pendapatan Amerika di tahun itu sumbernya dari bisnis perbudakan. Uang dari kerja paksa ini juga ngebangun banyak fasilitas penting.
Pelabuhan, jalur transportasi, kota-kota baru, sampai kampus dan museum. Tapi perubahan itu nggak cuma ada di Amerika. Ayo coba kita lihat juga ke Eropa. Di awal revolusi industri, kebanyakan mesin-mesin uap dipakai buat ngolah kapas yang diimpor dari Amerika dan dipetik oleh tangan-tangan budak di sana.
Tanpa pasokan kapas, mesin-mesin canggih ini nggak ada gunanya dan orang Eropa nggak bisa untung besar. Terus, para pengusaha perkebunan budak jadi punya modal akhirnya buat bangun pabrik-pabrik yang canggih dan modern. Kalau nggak ada keuntungan dari perbudakan, nggak ada modal buat pembangunan ini. Saat yang bersamaan Revolusi industri juga bikin permintaan terhadap budak jadi naik drastis. Karena udah ada mesin yang bisa ngelola kapas lebih cepat, butuh lebih banyak pasukan kapas, dan akhirnya butuh lebih banyak pemetik juga.
Dan beberapa tahun setelah mesin ini diciptain, populasi budak di Amerika sampai 600-an. Ya, kejayaan Amerika Serikat dan revolusi industri ternyata dibangun di atas pundak para budak. Tapi sebenarnya dari mana mereka semua berasal?
Dan kenapa orang-orang ini yang bisa sampai jadi budak? Bayangin, malam-malam kalian tiba-tiba kebangun karena ada suara rame, suara gerbang yang rusak, teriakan orang-orang, dan langkah kaki berlari. Suasana bener-bener kacau, karena ada penyerang misterius yang lagi ngebantai seluruh kota. Lalu ngebunuh dan menangkap orang-orang tanpa pandang bulu Mau itu raja, mau itu penduduk biasa, anak-anak, laki-laki, perempuan Semuanya gak ada yang berhasil kabur Kota musnah dalam sekejap Dan inilah salah satu cara orang-orang Eropa dan Amerika mendapatkan budak untuk dijual.
Selain lewat serangan kayak gini, banyak juga yang dapetin lewat cara diculik, bahkan dihianatin sama orang sendiri. Terus sesampainya di benua seberang, mereka bisa dibawa ke berbagai tempat. Hampir setengahnya berakhir di Brazil. Gara-gara budak-budak di sana dalam nakutip cepat habis. Penyebabnya?
Para budak dianggap barang yang bisa dipakai seenaknya dan tinggal diganti kalau rusak. Gila banget. Ini juga yang bikin rata-rata budak di perkebunan gula Brazil cuma dipaksa kerja selama 7-10 tahun sebelum akhirnya meninggal.
Oke, itu tadi budak yang dikirim ke Amerika Selatan. Di yang utara, mereka bakal jalan ribuan kilometer dari pelabuhan dengan kaki dan tangan dirantai. Para budak bener-bener diperlakuin kayak barang.
Iklan penjualannya disebar di koran. Mereka dijajarin di etalase pasar buat dilihat-lihat. Dan makan biar... Biar laku, banyak juga yang dipoles dulu sebelum dijual.
Begitu dibeli, hidup para budak ini mungkin ibarat masuk ke neraka tapi di dunia. Rantai-rantai besi memeluk pergelangan mereka. Tubuh mereka dicap bagaikan ternak dan punggung-punggung mereka udah gak asik.
lagi sama pecutan campuk. Bagi yang berani ngelawan, kematian mereka dijadiin pertunjukan. Seakan jadi peringatan bagi yang lain. Harapan adalah kemewahan yang gak boleh mereka miliki. Dan seolah ini semua belum cukup ngancurin martabat mereka sebagai manusia, banyak juga budak perempuan yang diperkosa.
Kengerian ini terus berlanjut sampai puluhan bahkan ratusan tahun kemudian, anak-anak yang lahir dari budak otomatis jadi budak dan mereka hidup tanpa pernah ngerasain kebebasan. Ketika anak-anak lain sibuk main dan belajar tentang alam di sekitarnya, anak para budak belajar kalau hidup mereka gak pernah jadi milik diri mereka sendiri. Bahkan banyak dari mereka yang gak tahu kalau kakek dan nenek mereka berasal dari Afrika dan gak ada cara buat mereka keluar dari siklus penderitaan ini.
Kecuali mereka dikasih kebebasan sama pemiliknya atau ngebeli kemerdekaan sendiri. Sampai akhirnya setelah lama menderita, mereka mulai menyimpikan satu cara baru. Melawan.
Ya, di tengah siksaan mereka ngelawan lewat berbagai cara Misalnya dengan cara sengaja kerja gak efektif, tetep berkeluarga, sampai beneran angkat senjata Diam-diam berkumpul, bikin rencana, bahkan ngebunuh tuan tanah Buat membebasin sesama mereka Intro Terima kasih. Perlahan, perlawanan akhirnya terus berlepat ganda. Misalnya perjuangan wanita satu ini yang terlahir sebagai budak, terus akhirnya kabur dari perkebunan, dan akhirnya nikah sama pria kulit hitam yang bebas. Bikin dia juga jadi berstatus manusia merdeka.
Tapi gak cuma itu, dia juga ngebantu puluhan budak lain kabur dan ngerasain udara kebebasan. Gara-gara ngelakuin hal yang hampir mustahil ini, dia ini bahkan dijulukin sebagai BUSA. Perjuangan dia ini juga terjadi ketika Amerika lagi diambang perubahan besar. Waktu itu, daerah selatan pengen perluas perbudakan dan perkebunan kapas yang udah terbukti nguntungin. Sedangkan daerah utara lagi ngebangun industri.
Pabrik-pabrik butuhnya pekerja yang teliti, cermat, dan bisa belajar ngejar. ngejalanin mesin canggih. Alias sistem industri ini gak cocok kalau pake budak. Ya, Amerika bagian utara pengen bikin industri yang bebas budak.
Tapi bukan karena alasan moral, kebutuhan ekonomi. Perlahan suasana memanas. Presiden terpilih mereka nolak perbudakan. Dan daerah-daerah selatan mutusin buat bikin negara sendiri biar tetep bisa terus ngelakuin kerja paksa.
Perang saudara Amerika pun akhirnya pecah. Pejuang wanita tadi bahkan direkrut jadi mata-mata pasukan utara. Lalu gak sedikit juga budak yang kabur bergabung sama tentara utara Dan ikut perjuangin kemerdekaan mereka Perang ini bikin banyak pasokan kapas terhenti, pabrik-pabrik tutup Dan banyak orang di Eropa akhirnya kehilangan pekerjaan Baru 4 tahun dan ratusan ribu korban jiwa kemudian Pasokan utara akhirnya menang Pemerintah pun ngesahin aturan yang ngelarang perbudakan Bikin orang kulit hitam bisa sekolah, bisa punya tanah, bisa punya hak pilih Dan jadi banget. bagian dari pemerintah.
Tapi kemenangan belum benar-benar tercapai. Munculah kelompok rasis yang neror dan membunuh orang kulit hitam secara sistematis. Penyiksaan orang kulit hitam di publik dijadiin hal biasa dan berbagai aturan dibikin biar mereka gak bisa dapetin hak-haknya. Perdagangan budak Atlantik bukan sekedar noda sejarah.
Bahkan setelah dihapus, karna lukanya bagi Afrika udah terlalu dalam. Puluhan juta jiwa produktif hilang. Ekonomi di sana ambruk dan benuanya jadi mangsa empuk bagi para penjajah yang datang kemudian.
Manusia udah memperbudak manusia lain memang selama berapa tahun. Mulai dari Amerika, Mesir, Yunani, Romawi, Cina, Arab. Tapi...
Kisah para budak masih sering terlewat ketika kita ngebahas sejarah perkembangan dunia. Padahal dari kaki, tangan, dan pundak mereka, fundasi dunia modern bisa berdiri tegak. Ngerinya, mungkin semua ini bisa terjadi cuma akibat satu pemikiran. Pemikiran yang sederhana tapi sangat berbahaya. Menganggap kelompok lain lebih rendah daripada kita.
Ras yang satu memandang ras lain yang primitif. Aliran agama tertentu yang menganggap pemeluk kepercayaan lain gak bisa dimaafkan. Orang dengan lebih lebih banyak kemewahan menganggap kelas sosial yang lebih rendah memang pantas menerita.
Tapi terus pertanyaannya, sudahkah kita belajar dari masa lalu atau kita masih nyaman dengan pikiran bahwa ada manusia yang lebih rendah daripada manusia lain? Seperti biasa, terima kasih.