I am vengeance, I am the night, I am Batman! Batman, dikenal sebagai superhero terbaik dan paling populer sepanjang masa. Signifikansi Batman dalam budaya pop sangat luas dan bagus.
Dan ini bisa kita lihat dari diri Batman yang bukan hanya seorang Batman. sekedar superhero, tapi dia adalah perujudan dari berbagai aspek dari manusia. Dan kita bisa relate dengannya. Dan jujur, Batman telah menjadi salah satu karakter favoritku sudah cukup lama. Batman merupakan sosok alter ego dari Bruce Wayne, seorang industrialis yang Yang kaya, dermawan, dan playboy.
Walaupun sebenarnya kita tahu, Bruce Wayne lah alter ego dari Batman. Dan Batman adalah kepribadiannya yang sebenarnya. Batman bukanlah seperti superhero pada umumnya. Dia kejam dan tidak kenal ampun.
Dia bisa-bisa saja menyiksa korbannya demi mendapatkan informasi. Dia bisa saja melakukan hal-hal yang bisa dipertanyakan secara moral. Namun, satu hal yang tidak bisa dilewati, yaitu membunuh.
Batman tidak pernah dan tidak akan pernah membunuh musuhnya, siapapun itu. Bahkan walaupun dia tahu membunuh musuhnya akan lebih baik karena dapat melakukan hal-hal yang lebih baik. mencegah pembunuhan-pembunuhan yang akan dilakukan oleh musuhnya di masa depan. Dia tidak akan membunuh.
Prinsip dasar moralitas ini tidak akan dilewatinya. Dia percayakan keadilan dan bukan bahas dendam, dan sangat menjunjung tinggi nilai kesucian dalam kehidupan. Batman adalah satu-satunya dari ketujuh superhero Justice League original yang tidak memiliki kekuatan sama sekali. Dia disandingkan dengan para dewa.
Bukan karena dia memiliki kekuatan seperti dewa, tapi dia pantas berada di sana. Batman adalah pahlawan yang merupakan simbol keadilan bagi kota Gotham. Dia didorong rasa keadilan dan keinginannya untuk membersihkan kota Gotham dari kejahatan. Dia beroperasi di dalam wilayah yang abu-abu, antara pahlawan dan juga vigilante. Dan Batman menggunakan rasa takut sebagai senjata untuk melawan para penjahat.
Filosofi dan moralitasnya memiliki peran penting dalam mengambil semua tanggung jawab atas semua tindakannya dalam menumpas kejahatan. Dan di video kali ini, kita akan mencoba untuk menggali dengan dalam, yang menurutku merupakan salah satu karakter terbaik yang pernah ada dalam bentuk media apapun. Kita akan mencoba untuk membahas filosofi.
psikologi, moralitas, trauma, keadilan, disiplin, keteguhan dari satu karakter, Batman. Batman terkenal bukan tanpa alasan, dia relatable. Batman bukanlah superhero dengan kekuatan dewa, dia hanyalah manusia biasa. Tidak adanya kekuatan super ini yang membuatnya relatable dengan orang-orang. Dia menghadapi tantangan dan perjuangan sama seperti orang biasa.
Perasaan-perasaan yang dirasakan bisa... kita rasakan di kehidupan kita sehari-hari. Konflik-konflik yang ia harus hadapi, sering kita hadapi dalam rutinitas kita. Karakter Batman, yang sangat berlapis-lapis dan juga kompleks secara psikologis, juga membuatnya sangat menarik dan semakin relevan sekarang.
Dimana semua orang semakin sadar, sadar akan masalah kesehatan dan juga mental. Trauma dan tekadnya untuk mencegah orang lain menderita tragedi yang serupa dengannya membuatnya menjadi pahlawan yang menarik. Ambiguitas moral yang terkadang dihadapi saat melawan para kriminal juga menambah kedalaman dalam kepribadannya.
Jadi, mari mulai dengan membahas origin story-nya. Kehidupan awal Batman merupakan aspek penting dalam perjalanannya dan menjadi fondasi dasar bagi motivasi dan transformasi Bruce Wayne dalam menjadi Batman. Bruce Wayne lahir dari pasangan Thomas Wayne dan Martha Wayne, pasangan yang kaya dan dermawan di kota Gotham. Kehidupan awalnya...
dimulai dengan keistimewaan dan keluarga yang penuh kasih sayang akan dirinya. Pada suatu malam, ketika keluarga Wayne meninggalkan teater, mereka dihadang oleh seorang perampok bernama Jochil. Dalam perampokan tersebut, Thomas dan Martha Wayne ditembak dan dibunuh di depan Bruce yang masih muda.
Di sini, Bruce Wayne kehilangan kedua orang tuanya. Dia menjadi yatim piatu di umurnya yang masih muda. Dia terduduk dan menangis kepada orang tuanya yang sudah tergeletak meninggal.
Kepolosan yang ada di dalam diri Bruce atau Batman diambil darinya. Dia dipaksa untuk tumbuh dewasa lebih cepat. Di sini, Bruce Wayne tidak paham apa yang terjadi. Eh, dan ibunya tidak melakukan kesalahan apapun.
Dia tidak melakukan kesalahan apapun. Tapi kenapa dia harus dihukum karena itu? Kenapa dia harus menerima rasa sakit seberat itu?
Hanya karena berada di tempat yang salah. di waktu yang salah, hancur karena kehilangan orang tuanya dan terus menerus dilanda oleh kesedihan. Bruce Wayne membuat sumpah serius yang akan membentuk jalan hidupnya. Dia bersumpah untuk mendedikasikan seluruh hidupnya untuk memerangi kejahatan, mencari keadilan bagi mereka yang tidak bisa membeda diri dan mencegah orang lain mengalami rasa sakit yang sama seperti yang dialaminya.
Bruce Wayne tidak berlarut-larut dalam trauma yang dia resahkan. Dia menggunakan trauma itu untuk membuat dirinya menjadi lebih kuat. Seperti yang dikatakan klinikal psikologis, Robin S. Rosenberg Dia mengambil arti dari trauma dalam beberapa hari Dimana kita butuh beberapa tahun Bruce Wayne disini tidak memiliki kekuatan sama sekali Dia tidak berdaya dan tidak memiliki apa-apa Namun dia memilih untuk mencari kekuatan itu Memilih untuk membangun kekuatannya sendiri Dan memilih untuk mengambil tanggung jawab yang datang dari kekuatan tersebut Ini yang menjadi perbedaannya dengan superhero lain Dimana superhero lain mendapatkan kekuatan Dan harus bertanggung jawab dari kekuatan yang mereka dapatkan Bruce tidak punya kekuatan Dia tidak berdaya ketika melihat dunia kejam merebut yang paling dia pedulikan di dunia ini darinya dan dia mencari kekuatannya sendiri dia membangun kekuatannya sendiri dan mengambil tanggung jawab itu sendiri disini Bruce sendirian akan berperang melawan semua kejahatan dan dia butuh persiapan Itu bukan siapa yang ada di bawah, tapi apa yang saya lakukan yang membuat saya tergantung. Di poin ini, Bruce Wayne tahu tujuan akhirnya adalah untuk memerangi kriminalitas yang ada di Gotham sendirian. Walaupun dia belum tahu bahwa dia ingin menjadi Batman untuk spesifiknya, tapi dia tahu tujuan akhirnya.
Kematian orang tuanya membentuk Will Powell. yang sangat besar dan disiplin yang mungkin tidak ada orang yang bisa mencapainya. Dan dengan bantuan kekayaan keluarganya, dia mencoba berlatih sekuat mungkin.
Dari umur 8 sampai 14 tahun, dia menguasai pengikatan simpul, acting, akrobatik, beberapa seni beladiri, dan semua ilmu pengetahuan dan bahasa yang tersedia untuknya. IQ yang dia miliki sekitar 192 dan memiliki kemampuan untuk multitasking. Bruce mempersingkat pendidikannya dengan belajar membaca dengan cepat, membaca bibir, dan total recall.
Dalam percobaan belajar sebanyak mungkin dengan waktu sesingkatnya, Bruce mencoba untuk menguasai sebanyak mungkin metode belajar yang dia bisa. Bruce Wayne terus berlatih untuk membaca lebih cepat, mengingat lebih bagus, menghitung dalam kepalanya, dan lulus dalam umur 14 tahun. Dan kemudian, dia menggunakan uang yang yang dia miliki untuk masuk ke perguruan tinggi paling bagus yang tersedia. Selama 6 tahun setelahnya, dia masuk kelas di Cambridge, Sorbonne, The Berlin School of Science, dan masih banyak lagi. Dia tidak lama dalam universitas-universitas ini.
Ketika dia masuk kuliah, dia mengambil mata kuliah yang relevan dengan dirinya dan kemudian pergi ke perkuliahan lainnya. Ini adalah metode belajar yang juga digunakan oleh Sherlock Holmes yang dijelaskan pada buku A Study in Scarlet. Dijelaskan bahwa dia hanya fokus ke pendidikan yang fokus pada pekerjaannya dan tidak mempunyai pelajaran seperti astronomi, politik, kritik dan sasra yang bisa membuat kepalanya penuh dengan informasi yang menurutnya tidak berguna. Bruce Wayne terus latihan fisik sampai dia bahkan bisa bench 454 kg dan leg press 1134 kg.
Itu adalah titik terbaik dari kedua kemampuan ini. Dan Bruce tetap bisa berlari sangat cepat seperti atlet lari. Dia tidak akan menjadi lebih besar lagi tanpa harus mengorbankan kecepatan dan kelincahannya. Dan dia juga tidak akan menjadi lebih kecil lagi tanpa mengorbankan kekuatan dan pertahanannya.
Dan di saat umurnya beranjak 20 tahun, dia siap untuk melawan kejahatan. Sebagai agen FBI. Dia masuk FBI dengan mendapatkan skor sempurna untuk semua tes yang ada.
Kecuali gen handling. Karena Bruce tidak menggunakan senjata api. Dia hanya bertahan 6 minggu sampai memutuskan bahwa itu bukan untuk dirinya. Dia kemudian pergi ke timur untuk mencari yang terbaik dari yang terbaik dalam seni beladiri.
Untuk menjadi lebih baik lagi. Dia belajar di beberapa area tidak tersentuh masyarakat. Dan dalam satu tahun, Bruce berhasil mewasai semua seni bela diri Korea sekaligus dan juga belajar melatih mental. Dia juga belajar kung fu di China dan ninja di Jepang. Dia juga belajar sisi terang dan gelap dari Taoism untuk melatih mentalnya agar jauh lebih kuat lagi.
Dan Bruce Wayne juga pergi ke Rusia untuk belajar kemampuan insinyurnya di bawah seorang jenius bernama Sergei. Dia mengajari Bruce semua yang dia ketahui mengenai membangun, wiring, dan berpikir kritis. Dan Bruce juga belajar di Berman Sleep Schedule, di mana dia belajar untuk melatih dirinya hanya tidur. tidur 2-3 jam tidur per malam, dan tetap mendapatkan kualitas tidur yang biasanya didapatkan selama 8 jam orang biasa. Di sini, kita dapat melihat kegigihan, disiplin, dan kemauan yang kuat yang dimiliki Bruce Wayne dalam dirinya.
Dia melakukan semua ini dengan satu tujuan, yaitu respon trauma dari penderitaan dan rasa sakit yang dia rasakan. Dia ingin balas dendam dengan menghabis semua kriminalitas yang ada di kota Gotham. Dia sendirian mendeklarasikan perang terhadap kejahatan.
Setelah kembali ke Gotham, Bruce menyadari bahwa keterampilannya tidak akan cukup dalam menghapus tindak kejahatan di kota Gotham. Menurutnya, Penjahat adalah kelompok yang percaya takayul dan pengecut. Dia melihat sekumpulan kelelawar terbang melalui jendela rumahnya.
Yang kemudian menjadi inspirasi Bruce dalam mengambil peran sebagai Batman yang dapat menimbulkan teror ke dalam hati para penjahat. Dalam beberapa adaptasi, Bruce Wayne memiliki kriptofobia. Yaitu rasa takut yang besar kepada kelelawar.
Bruce di waktu kecil pernah terjatuh ke dalam sumur dan puluhan kelelawar menyerangnya. Dia takut dengan kelelawar-kelelawar itu. Tapi dia menggunakan rasa takut itu sebagai simpul.
Ini adalah caranya untuk melawan rasa takut yang selama ini dia rasakan. Dia ingin menciptakan rasa takut di dalam pikiran para kriminal di Gotham. Dan di dalam pikirannya, karena dia takut dengan kelelawar sebagai hewan, para kriminal haruslah takut dengan kelelawar ini. Dalam Batman Begins, kita dapat melihat Bruce Wayne perlahan berdiri ketika dikerumuni kelelawar.
Menunjukkan bagaimana dia berusaha untuk melawan rasa takutnya. Dia bukanlah orang yang sepenuhnya berani dan tidak memiliki rasa takut apapun. Dia punya rasa takut, tapi dia melawan rasa takut itu.
Dia tidak membiarkan... memikirkan rasa takut itu mengontrolnya. Di The Dark Knight Trilogy, rasa takut tidak hanya sesimpel itu. Kita selalu memikirkan bahwa rasa takut adalah sesuatu yang harus dihindari, sesuatu yang harus ditaklukkan. Kita selalu percaya bahwa rasa takut adalah sebuah kelemahan.
Rasa takut membuat kita panik dan melakukan hal-hal bodoh. Rasa takut menahan kita. Dan terkadang, kita tidak melakukan sesuatu karena adanya rasa takut ini. Tapi Batman menggunakan rasa takut itu untuk sesuatu yang lebih bagus, sesuatu yang lebih baik.
Biasanya, rasa takut adalah alat diperlukan untuk membuat kita dari kejahatan, alat dari hal yang menyeramkan. Batman memang menyeramkan, tapi dia membela keadilan. Batman menggunakan rasa takutnya yang paling besar menjadi senjata terbesarnya, kelelawar. Trauma psikologis atas kematian orang tuanya membuat Batman bersumpah untuk menyikirkan Gotham dari unsur kriminal yang merenggut orang tuanya darinya. Dia sangat pesimis dan curiga, yang seringkali membuatnya sulit mempercaya orang lain selain Alfred dan orang-orang terdekatnya.
Di tahun-tahun pertamanya, yang terlihat di film The Batman tahun 2022, kita dapat melihat bahwa semua yang dilakukan Batman masih dalam bentuk bahas endam. Dia melakukan semua yang dia lakukan sebagai respon dari trauma yang dia rasakan. Dia memukuli para kriminal terlihat seperti ingin melukai mereka, bukan ingin menyelamatkan mereka.
Dia terlihat ingin membuat mereka merasakan penderitaan yang sama. Sama seperti yang dia rasakan. Namun, jauh di dalam kita tahu bahwa dia menginginkan agar semua orang jangan sampai merasakan hal yang sama seperti yang dia rasakan. Di scene dimana Batman melihat anak kecil yang baru saja kehilangan ayahnya.
Kita melihat koneksi mendalam di sana. Batman melihat dirinya dirinya sendiri di dalam anak itu. Rasa sakit, penderitaan yang dia rasakan, dia lihat di dalam anak itu. Dan inilah yang menjadi inti dari Batman. Batman merasakan rasa sakit dari dunia yang telah mengecewakannya.
Dan dia tidak mau ada siapapun merasakan hal yang sama dengannya. Motivasi yang mendorong Batman menjadi superhero adalah tekadnya untuk tidak membiarkan siapapun mengalami kesedihan yang dirasakan. Di matanya, jika ada Batman ketika dia masih kecil, orang tuanya tidak akan meninggal. Jika ada seseorang yang menghentikan semua kejahatan ini, menghentikan semua kejahatan ini, kerusakan yang mereka lakukan, semua orang akan bisa hidup dengan kepercayaan mereka bahwa dunia itu adil. Rasa takut juga menjadi salah satu motivasi besar Batman.
Dalam The Batman tahun 2022, di saat ada mobil yang menabrak masuk ke dalam pemakaman, orang yang dilindungi Bruce adalah anak kecil yang baru kehilangan ayahnya. Anak itu merepresentasikan hal yang ingin dilindungi Bruce. Batman adalah mekanisme pertahanannya, caranya untuk melindungi dirinya agar tidak tersakiti lagi. Agar setidaknya merasa memiliki kekuatan dan bukannya tidak berhasil. berdaya.
Batman adalah cara dari Bruce untuk merasa kuat dan berkasa. Merasa memiliki kontrol dari dunia yang mengambil semua yang dia pedulikan darinya. Semuanya tentang rasa takut yang dia rasakan.
Mungkin jika dia bisa menahan rasa takut itu sendirian, mengontrolnya, dan memaksakan orang lain merasakan hal yang sama, mungkin dia tidak harus merasakan hal itu lagi. Bruce Wayne menjelaskan bahwa sebagai manusia, dia bisa tidak diperlulikan dan bisa dihancurkan. Tapi sebagai simbol, itu semua tidak akan terjadi.
Jadi, dia harus membentuk simbol ketakutan bagi para kriminal di Gotham, yaitu dengan menjadi Batman. Namun, yang tidak bisa diperlulikan adalah Bruce Wayne. kita semua tahu, Bruce memiliki tiga identitas yang dia buat.
Simbol ketakutannya yaitu Batman, manusia berdarah daging yang paling dikenal Alfred, dan juga Bruce Wayne, si playboy miliarder. Bruce Wayne yang terlihat di publik adalah persona. Fungsinya untuk menunjukkan profil tinggi yang dia miliki karena dia menjaga menjalankan bisnis dan Batman haruslah dijaga dan juga dia melakukan ini karena alasan psikologis yaitu dengan membuat jarak antara dirinya dan orang lain agar tetap bisa tidak terhubung dengan hubungan nyata dengan manusia itu alasannya diterlihat seperti orang berengsek terkadang dalam The Batman tahun 2002 kita dapat melihat bagaimana Batman di tahun-tahun awalnya disini Bruce Wayne dan Batman masih tetap satu bahkan ketika Bruce Wayne pergi ke pemakaman kita tetap melihat bahwa Bruce Wayne yang disana bukanlah persona dia tetaplah Batman dan bahkan ketika dia menjadi Batman, dia tetaplah Bruce Wayne. Setiap kali kita melihat Bruce di dalam film ini, dia tetaplah Batman. Pendiam, hidup di dalam kepalanya, dan hanya mengobservasi tanpa berbicara apapun.
Berbeda dengan persona Bruce yang dia ciptakan nantinya, dimana dia terlihat banyak bicara, penuh karisma, dan terlihat agak brengsek. Batman dan dunia yang ada di dalamnya bisa dikatakan sebagai representasi dari absurdisme, yaitu filosofi eksistensialisme yang dikembangkan oleh Albert Camus. Albert Camus dalam novelnya The Myth of Sisyphus menjelaskan absurdisme sebagai konfrontasi antara kebutuhan manusia yang akan arti di satu sisi dan di sisi lain keheningan dunia yang tidak masuk akal dan tidak memiliki arti.
Camus mengatakan bahwa tidak ada arti atau alasan dari kehidupan dan dunia, dan manusia tidak ada arti. dia memiliki kebutuhan untuk terus menerus mencari arti tersebut. Dan konfrontasi kedua hal ini menciptakan yang namanya The Absurd.
Nah, untuk menghadapi The Absurd ini, ada tiga pilihan. Yaitu bunuh diri, mengakui bahwa kehidupan tidak layak untuk dihidupi. Dan yang kedua, Leap of... of faith.
Percaya bahwa ada arti dibalik semua ini. Dan ketiga, mengkonfrontasi di absurd. Mengenali dengan sadar bahwa hidup tidak memiliki arti, tapi tetap menjalaninya, dan terus membuat arti dibalik itu semua. Cerita Batman bisa dikaitkan sebagai metafora dari mengkonfrontasi di absurd. Orang tuanya dibunuh di depan matanya di waktu kecil tanpa alasan apapun.
Dan dengan ini, dia harus mencoba untuk menjadikan dunia menjadi lebih masuk akal. Dia percaya bahwa orang tuanya memberikan dia pelajaran bahwa dunia hanya menjadi masuk akal ketika dia memaksakan dunia itu menjadi masuk akal disinilah perbedaannya dengan superhero lain yang percaya bahwa dunia ini adil dan hanya mengambil lipofit yang menghindari konfrontasi dari absurd ada metafora bagus yang dijelaskan dalam film The Dark Knight Rises dimana Bane menyadari di absurd ketika mukanya dimutilasi disaat menolong Taylor Agul dia mendedikasikan hidupnya untuk membebaskan orang-orang seluruh dunia tapi tidak sadar bahwa dia lebih kejam daripada orang-orang yang di gulingkan misinya terlihat seperti ingin membunuh siapapun yang mengambil lipofit dari masyarakat hukuman mereka adalah ialah berjalan di es sampai es tersebut erta dan membuat mereka tenggelam dan terbunuh. Ini menjadi metafora juga bagi absurdism, di mana menjalankan leap of faith tidaklah cukup untuk dijadikan jalan dalam hidup. Seseorang hanya bisa berjalan dalam leap of faith sampai itu membenamkan dan membunuh orang tersebut. Dan disilah terlihat bahwa misi dari Batman adalah untuk menghentikan orang-orang untuk berhadapan dengan di absurd dan mendapatkan trauma yang sama seperti yang dirasakan.
Dia mau semua orang tetap baik-baik saja dan nyaman dengan semua harapan dan kepercayaan mereka tentang dunia yang adil Cukup dia, Batman, yang merasakan semua rasa sakit itu. Ini menjadi salah satu alasannya tidak pernah dan tidak akan membunuh orang lain. Karena dengan membunuh orang lain, dia menyetujui bahwa dunia memang sudah tidak masuk akal. Kita bisa melihat ini di The Dark Knight ketika Joker menantang Batman untuk membunuhnya.
Dan lagi ketika Joker menyuruh Batman untuk memilih menyelamatkan Harvey atau Rachel Jokernya dalam banyak interpretasinya, terutama dalam The Dark Knight, diceritakan sebagai representasi dari kekecauan. Dia bahkan mengatakan dirinya sendiri sebagai agent of chaos. Dan inilah yang membuatnya penjahat paling cocok dengan Batman. Karena Batman, sekejam apapun, dia tetap memiliki aturan, memiliki kode moral, dan akan terusnya pegang. Joker sebagai representasi dari kekecauan, dan Batman keteraturan.
Dan kode moral inilah yang seringkali memberikan konflik dalam diri Batman. Batman tidak percaya bahwa dunia masuk akal. Dia tahu dan sadar realitas dunia ini, dan orang-orang di dalamnya yang kejam dan tidak kenal ampun. Dunia tidak pernah adil, dan dia melakukan semua yang dia bisa untuk membuat dunia menjadi lebih masuk akal, dan menjadikannya menjadi lebih...
Lebih adil dengan menjadi Batman. Metode yang dilakukan Batman dalam memperoleh informasi dan memerangi kejahatan. Seringkali dibicarakan oleh sebagian orang-orang di kota Gotham. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa meskipun dia memiliki kode moral yang tidak ingin membunuh. Namun nyatanya...
Batman bersedia menyiksa para musuh-musuhnya. Batman akan melakukan hal brutal untuk mendapatkan informasi dari para pelaku kejahatan. Dia tidak segan-segan untuk memukul atau bahkan mematahkan setiap tulang di tubuh lawannya. Batman itu brutal dan hal inilah yang membuat para penjahat takut kepadanya.
Dia menanamkan rasa takut yang dapat membuat penjahat tidak ingin lagi bertemu dengannya. Namun Batman tidak pernah dan tidak akan pernah membunuh orang lain. Melainkan di film Zack Snyder yang terlihat dia membunuh banyak sekali orang tanpa mencari penjahat.
tanpa berpikir apapun. Kita tidak akan membahas film darinya karena itu hancur sekali dan tidak menggambarkan Batman sama sekali. Batman memahami bahwa ada garis tipis antara yang baik dan yang jahat.
Jika dia membunuh para penjahat, dia akan menyelamatkan dirinya sendiri dan Gotham dari banyak masalah dan juga nyawa. Tetapi jika dia membunuh mereka, dia akan bertindak sebagai dewa yang tidak dieginkan. Menurutnya, tidak ada kehidupan yang tidak berarti apa-apa. Jadi, dia tahu bahwa dia tidak berhak menentukan kehidupan manusia bahkan kehidupan para penjahat sekalipun.
Konflik ini menjadi fokus untuk terutama dalam animasi Batman Under the Red Hood, dimana Jason Toth, yang merupakan Robin kedua, dibunuh oleh Joker, dan tidak sempat diselamatkan oleh Batman. Dan kemudian, Dan Jason Todd muncul kembali sebagai Red Hood di Gotham dan memimpin sindikat kejahatan yang berusaha menguasai pasar narkoba. Red Hood berperan sebagai hakim jalanan baru untuk menghadapi kriminal Gotham dengan tindakan keras dengan menggunakan metodenya sendiri, yaitu dengan membunuh para kriminal.
Dalam konfrontasinya antara Batman, Red Hood, dan Joker, terungkap bahwa Red Hood sebenarnya adalah Jason Todd yang hidup kembali setelah kejadian di Arkham Asylum. Red Hood mengklaim bahwa Batman telah gagal melindunginya. Dan dia bertanya mengapa Joker masih hidup dan membiarkan tindakan kriminal yang terus terjadi. Jason menunjukkan kepada Batman bahwa membunuh kriminal lebih efektif daripada membiarkan mereka hidup.
Ini dibuktikan dengan para kriminal yang berhasil dihabiskan selama menjadi Red Hood. Jason Toh tidak marah karena Batman tidak bisa menyelamatkannya. Tapi dia marah kenapa Batman tidak membalaskan dendamnya dan membunuh Joker.
Dia marah kenapa bisa badut yang menyebabkan masalah paling banyak di Gotham itu tidak dibunuh saja untuk menghentikan masalah-masalah yang akan ditimbulkan di masa depan. Dia marah kenapa orang yang sudah membunuh orang yang dipedulikannya dibiarkan begitu saja. Batman dihadapkan dengan dua pilihan moralitas, antara diotologi atau utilitarianisme.
Yang keduanya memberikan hasil yang berbeda dalam menilai tindakan dan menghadirkan pertimbangan etika yang berbeda dalam pengambilan keputusan. serta konsekuensi yang terjadi nantinya. Dalam konteks Deontologi, suatu pendekatan etika yang menilai tindakan berdasarkan pada apakah tindakan tersebut sesuai dengan kewajiban moral atau aturan yang objektif. Tindakan itu sendiri memiliki nilai moral intrinsik dan dianggap baik atau buruk.
Prinsip dasar Deontologi adalah fokus pada kewajiban dan aturan moral yang harus diikuti dan yang sudah ditetapkan. Dalam moralitas Deontologi, Batman haruslah memilih untuk tidak membunuh Joker dengan alasan bahwa tindakan membunuh adalah salah secara moral. Dan hal tersebut sudah sesuai dengan moralitas yang ditetapkan sejak awal dan juga tanpa memandang konsekuensi yang akan membuat Joker terus-menerus melakukan tindakan kriminalnya.
Membunuh Joker itu salah karena membunuh adalah tindakan yang salah, tidak peduli apapun konsekuensinya. Sementara itu, dalam konteks utilitarianisme, suatu pendekatan etika yang memiliki tindakan berdasarkan pada konsekuensinya, khususnya sejauh mana tindakan tersebut menghasilkan kebahagiaan atau kesejahteraan bagi sebagian besar orang. Dalam utilitarianisme, Tindakan yang menghasilkan hasil yang paling menguntungkan bagi sebanyak mungkin orang Dianggap sebagai tindakan yang paling benar Dalam hal ini, Batman diharuskan membunuh Joker Karena hal itu akan menurunkan tingkat kriminalitas di kota Gotham Tindakan yang dilakukan Batman akan menghasilkan hasil yang paling menguntungkan bagi sebanyak mungkin orang Dan juga dianggap sebagai tindakan yang benar Karena sudah menyelamatkan ratusan atau bahkan ribuan orang-orang di kota tersebut Namun di sini, Batman mengatakan semuanya Dia mengatakan bahwa membunuh Joker bukanlah hal yang sulit, bahkan itu adalah hal yang paling mudah untuk dilakukan.
Tapi jika saja dia melakukannya, dia tidak akan pernah kembali. Jika Batman membunuh Joker, dia akan kalah. Dengan membunuh berarti akan menerima bahwa kedua orang tuanya mati sia-sia.
Dia kalah dengan dunia tidak adil yang membunuh ibunya, karena dia akan menjadi bagian dari dunia itu. Semua yang dia pikirkan selama ini adalah bagaimana caranya agar menyiksa Joker semenyakitkan mungkin dan mengirimnya ke neraka. Tapi dengan melakukan hal itu, menunjukkan bahwa Batman menerima ketidakadilan dari dunia.
Dengan membunuh, dia tidak akan berbeda dengan orang-orang yang selama ini dia kejar. Dia tidak akan ada bedanya dengan para kriminalitas yang menganggap diri mereka benar. Jika Batman memilih untuk membunuh, dia akan menjadi orang yang membunuh orang tuanya. Cerita bagus dari Batman tidak pernah fokus pada konflik isik, tarung-tarungan, aksien perang-perangan.
Apakah Batman akan menang melawan musuh-musuhnya? Kita semua tahu akhir dari cerita seperti itu. Cerita bagus dari Batman adalah ketika ceritanya berfokus pada dilema moral atau etik yang dirasakan Batman. Apa yang membuat tindakan Batman bisa dikatakan benar? Apakah dia harus membunuh Joker?
Jika Batman memilih untuk membunuh kriminal, tidak akan ada cerita untuk diceritakan. Siapapun yang datang dalam jalannya akan dibunuh tanpa kalkulasi apapun. Cerita seperti Under the Red Hood tidak akan pernah ada. Cerita seperti Arkham Games tidak akan pernah ada. The Dark Knight Returns tidak akan pernah ada.
The Killing Joke tidak akan pernah ada. Jika saja Batman membunuh, Dia tidak akan ada bedanya dengan para kriminal yang dibunuh Rela melakukan kejahatan demi mencapai apa yang diinginkan Yang lebih buruk, jika dia membunuh Dia akan menjadi seorang dewa Dewa yang menentukan apakah seseorang layak untuk tetap hidup atau harus mati Kita bisa melihat dilema ini dalam seri lain bernama Death Note Spoiler alert untuk yang belum menonton anime ini Dimana toko utama mengambil peran dewa Dengan membunuh semua kriminal yang ada Dan meninggalkan satu-satunya kriminal terbesar di dunia Yaitu dirinya sendiri Dia terkonsumsi keinginannya sendiri Jika Batman membunuh Tidak menutup kemungkinan hal yang sama akan terjadi Dan juga jika dipandang secara utilitarianisme Adalah salah jika membenarkan konsekuensi akan membaik Kita salah jika membenarkan kriminalitas akan menurun ketika Joker dibunuh Salah jika dikatakan konsekuensi terbaik adalah dengan membunuh Joker Karena kemungkinan besar Batman sebagai simbol keadilan Akan menjadi kriminal terbesar yang ada di Gotham Batman bukan tentang menemukan cara untuk membunuh kejahatan, tapi mencoba untuk menebusnya. Misinya adalah tugas yang mustahil.
Mungkin dia harus membunuh orang, bahkan dia mungkin harus membunuh orang gila seperti Joker. Tapi yang membuatnya menarik, yang membuatnya menjadi pahlawan adalah kenyataan bahwa dia memiliki kode moral dan menahan diri untuk tidak melewati batas itu. Jika dia membunuh, Batman tidak akan pernah kembali.
Dalam Batman Mask of Devotasm, Alfred menjelaskan hal yang sama. Itu adalah jiwa, Bruce. Saya selalu berharap Anda akan menjadi yang Anda menangani. Dan untuk menghindari hal itu, Batman membuat aturan untuk dirinya sendiri. Membuat kode moral yang tidak akan pernah dilewati, yaitu dengan tidak membunuh.
Batman melihat dunia sebagai hitam dan putih, karena jika tidak, dia tidak bisa menjustifikasi tindakan kejamnya terhadap para kriminal setiap malamnya. Dan ini membawa kita ke pertanyaan, apakah kriminal memang adalah orang jahat atau cuma korban dari keadaan? Batman mungkin bisa menjadi contoh atau bukti bahwa manusia bisa mengkontrol masa lalunya sendiri.
Manusia bisa melawan apapun yang terjadi di masa lalunya dan tidak menyerah akan hal itu. dan absolute bad man dalam memisahkan yang baik dan yang jahat, terang dan gelap adalah hal yang menjadikannya siapa dirinya. Namun itu juga merupakan sumber kelemahan terbesarnya. Kekurangan terbesar bad man biasanya adalah hubungannya dengan orang lain.
Biasanya berakhir dengan bencana. Dan biasanya karena pandangnya, pandangannya yang mutlak terhadap dunia dalam Mask of the Phantasm hubungannya dengan Andrea disaat dia disuruh memilih menjadi Batman atau menjadi bahagia bisa dia mencoba untuk menyerah bertarung demi Andrea Andrea pergi dari negara sebelum semua terselesaikan dan ketika mereka memiliki kesempatan kedua beberapa tahun setelah itu Bruce sudah berkomitmen menjadi Batman dan dia tahu bahwa tidak ada kesempatan untuk hubungan mereka untuk lanjut kita bisa melihat masalah ini kembali dengan Catwoman yang menimbulkan pertanyaan Apakah dia baik atau jahat Bagaimana dia bisa bisa ada diantara keduanya. Teritori Catwoman ada diantara baik dan jahat, dan itu adalah tempat di mana Batman tidak bisa pergi. Hal ini juga dimenjel sedikit ketika Catwoman berbicara dengan Batman di dalam film The Batman tahun 2022. dengan Robin pertama, Dick Grayson.
Batman tidak bisa melihat kriminal sebagai orang yang lebih dari penjahat. Jika dia adalah kriminal, berarti dia adalah penjahat. Sedangkan Robin tidak memisahkan dunianya sebagai terang dan gelap, seperti Batman.
Walaupun yang dilawan adalah kriminal, dia masih bisa melihat mereka sebagai penjahat. sebagai manusia. Dan inilah yang membuat Robin dan T akhirnya memisah dari Batman, dan pergi menjalani jalannya sendiri, menjadi Nightwing.
Dan juga, ini menghalit bagaimana tipe kepemimpinan dari mereka berdua. Batman memimpin karena dia memiliki skill yang mumpuni. Tidak mematuhi Batman, hanyalah tindakan bodoh, karena dia bisa melihat masa depan dengan intuisi dan kalkulasinya. Dia selalu 10 langkah di depan, jadi timnya tahu, bodoh untuk tidak mendengarkan apa yang dikatakan.
Sedangkan di Grayson, memimpin dengan kepercayaan yang jenuin. Dia tidak mau, mau mengorbankan kemanusiaannya demi melakukan misi-misinya. Dia bisa menemukan titik tengah antara kemanusiaan dan juga superheroisme. Dan Batman tidak bisa. Dia melihat semuanya sebagai putih dan hitam.
Kisah Batman adalah kisah hebat yang mengubah rasa sakit dan penderitaan menjadi sesuatu yang positif. Kisah ini bisa dipahami semua orang. Dunia bisa jadi tidak adil. Memang orang tua kita tidak terbunuh. Memang kita tidak pernah jatuh ke dalam sumur yang dipenuhi kelelawar.
Namun, Namun kita pernah mengalami dan mungkin akan selalu mengalami perasaan takut, depresi, marah, dan cemas. Sudah menjadi sifat kita sebagai manusia untuk mengalami semua itu. Dan apa yang kita lakukan terhadap rasa sakit yang kita semua rasakan itu adalah hal yang bendefinisi.
dikasihkan diri kita Batman memilih untuk mengubah semua emosi negatif yang dirasakannya menjadi simbol yang dapat membawa harapan bagi masyarakat Batman bisa menyelamatkan kita dari rasa sakit namun yang lebih penting kita semua bisa menjadi Batman ya Bruce Wayne adalah orang gila yang punya banyak kesalahan dia keras kepala dan bahkan terkadang sangat kejam tapi dia tetap baik dia tetaplah seseorang yang bisa kita cita-citakan kita semua bisa saja mencoba untuk menjadi Superman tapi kita tahu dan sadar tidak ada orang sebaik itu dan juga kita tidak bisa terbang. Tapi, kita bisa menjadi Batman. Kita bisa mengubah rasa sakit kita menjadi sesuatu yang baik, sesuatu yang positif. Batman menunjukkan kita bagaimana menggunakan ketakutan kita menjadi kekuatan. Menunjukkan kita bagaimana cara mengubah trauma menjadi arti.
Menunjukkan kita bagaimana mengambil tanggung jawab dan meningkatkan kehidupan. Membuat kita percaya bahwa sesuatu mungkin saja bisa terjadi kalau kita mengupayakannya. Tidak akan pernah ada Superman, Spiderman, Hulk, atau apapun itu.
Tapi Batman, walaupun kelihatan tidak mungkin, Mungkin bisa saja ada. Terima kasih.