Transcript for:
Webinar ASN: Berbicara dan Menulis Efektif

apa ee kegiatan lomba esport dan ee ada juga pendaftarannya yang akan segera dimulai. Ee kami menunggu partisipasi Bapak Ibu untuk meramaikan kegiatan-kegiatan tersebut yang akan selalu di-update ee melalui kanal ee sosial media kami. Terima kasih. [Musik] He. [Musik] Ya, selamat datang Bapak Ibu yang ee baru bergabung kami informasikan untuk absennya nanti akan di-share melalui ee akun chat di dalam ee platform Zoom maupun di chat untuk yang kanal YouTube-nya nanti akan di-share ketika memang acara sudah dimulai. Terima kasih. [Musik] Baik, selamat pagi Bapak Ibu. Kami ucapkan selamat datang kepada peserta yang bergabung melalui platform Zoom maupun yang ee mengikuti lewat kanal YouTube kami. Kami ucapkan selamat datang. Insyaallah kegiatan kita akan kita mulai pada pukul 0.30. Sambil menunggu berjalannya kegiatan, kami mengingatkan lagi Bapak Ibu nanti untuk mengisi link absensi yang akan di-share oleh panitia melalui akun ee melalui kolom chat di dalam Zoom maupun di kanal YouTube-nya. Kami juga mengingatkan lagi jangan lupa Bapak, Ibu untuk mem-follow sosial media kami karena di sana ada update-update kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Korpri dan tentunya kegiatan-kegiatan tersebut sangat sangat bermanfaat dan juga menarik Bapak Ibu. Ee hal tersebut akan disampaikan melalui Instagram kami di Dewan Pengurus Korpri. Kami juga tersedia di TikTok melalui @setjenjendkn. Serta jangan lupa Bapak Ibu untuk selalu subscribe kanal YouTube kami di Dewan Pengurus Korp Nasional. Terima kasih dan jangan lupa untuk memberikan react-reactnya ya Bapak, Ibu melalui ee tombol react biar semakin ramaikan kegiatan, semakin meriah dan tentu juga akan menambahkan ee wah kita sudah mendapatkan love dan juga react yang banyak. Terima kasih Bapak Ibu. Salam sehat selalu. [Musik] [Musik] Ee izin sudah pukul 0.30. Ee Bu Karo, Bapak Ibu narasumber apakah ee bisa kita mulai? Silakan, Mas. Ya. Baik, terima kasih Bu Karo, Bui. Bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Shalom. Om swastiatu. Namo buddhaya. Salam kebajikan. Yang terhormat Prof. Dr. Sudan Arif Fahrrullah, S.H., M.H. selaku Ketua Dewan Pengurus Korinasional dan juga saat ini beliau sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara. Ee izin ee Prof. Judan infonya tadi menyusul. Yang kami hormati narasumber kita yang dari tadi sudah bergabung dan terima kasih sudah berkenan hadir hadir Pak Daying Andi Arwan Alimin. Beliau merupakan jurnalis senior. Selamat pagi Bapak. Salam sehat selalu. Serta yang kami hormati juga ada Ibu Andin Wijaya selaku pembawa berita TV nasional. Selamat pagi. Ee untuk ke depannya saya izin memanggilnya dengan Kak Andin ya. Ee juga yang kami hormati jajaran pimpinan Dewan Pengurus Korpri Nasional, Kementerian Lembaga, Provinsi, kabupaten, kota, serta para ASN anggota Korpri baik yang berada di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, timur, serta ASN yang berada di perwakilan luar negeri serta Bapak Ibu yang bergabung secara daring melalui Zoom maupun YouTube. Semoga senantiasa selalu diberikan kesehatan. Sebelumnya izinkan saya Alvian Bagaswara, Duta Korpri Kementerian Lingkungan Hidup yang diamanahkan untuk menjadi moderator dalam webinar. Pada kesempatan ini selamat pagi dan selamat datang dalam series 112 webinar Korp menyapa ASN dengan tema ASN cerdas berbicara cerdas menulis. sebuah ruang diskusi inspiratif untuk memperkuat kompetensi komunikasi ASN di era digital. Bapak, Ibu, mari kita buka kegiatan ini dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan Mars Scorpi ee hadirin dimohon menyesuaikan. [Musik] Indonesia tanah airku, tanahku darahku. Di sanalah aku berdiri jadi pandu Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah air. Marilah kita [Musik] bersaru Indonesia bersatu. Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku, bangsaku, rakyatku semua. Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya. Indonesia Raya merdeka merdeka. Tanahku, negeriku yang kucinta. Indonesia Raya merdeka merdeka hiduplah Indonesia Raya merdeka merdeka tanahku negeriku yang kucinta Indonesia Raya merdeka, merdeka hiduplah Indonesia [Musik] Satukan tidak bersatu dekat menuju kegiatan berjuang pendidikan tenaga Sekarang membangun negara yang jaya membina bangsa besar sejahtera. [Musik] al dan membimbing pembangunan dan Pancasila dan tempat iman serta dipanggukan oleh aluan negara kita maju teruskan [Musik] I diani di dalam tu yang maha kuasau. [Musik] Baik, terima kasih hadirin yang kami hormati. Selanjutnya semoga kegiatan webinar ini diberikan kelancaran serta keberkahan serta memiliki nilai ibadah. Marilah kita memanjatkan doa. Doa akan dipimpin oleh Bapak Edi Jaya Juhana. Kepada Bapak Edi kami persilakan. kami kesehatan yang baik. Bukakanlah pintu rezeki yang seluas-luasnya. Lindunglah kami dan keluarga kami dari mara bahaya. Tambahkan rasa syukur kami atas segala nikmat-Mu. Mudahkanlah segala urusan kami dan kabulkanlah segala hajat permohonan kami. Ya Allah, ya Malikal Mut, jadikanlah webinar ini sebagai majelis ilmu yang akan bermanfaat bagi anggota Korpri. Jadikanlah ilmunya bermanfaat bagi kami, masyarakat dan negara kami. Ya Allah, ya Gfur, ampunilah dosa dan kesalahan kami, kesalahan orang tua kami, pemimpin-pemimpin kami, dan orang-orang yang telah mendahului kami. Terimalah doa kami. Rabbana atina minadunka rahmat wahyana min amrina. Rabbana atina fid dunya hasanah wafil akhirati hasanah waqinaabanar. Walhamdulillahi rabbil alamin. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih, Pak Edi. Amin ya rabbal alamin. Semoga dengan doa kita diberikan kelancaran dan juga keberkahan. Bapak, Ibu yang berbahagia, hadirin sekalian. Port menyapa ASN ini merupakan sebuah series webinar yang diselenggarakan oleh KPS Pegawai Republik Indonesia dengan tujuan untuk menjalin komunikasi dan memberikan informasi dengan mengangkat isu-isu terkini serta tema yang relevan dengan dunia ASN. Pada series kali ini kita akan membahas tema tentang ASN, cerdas berbicara cerdas menulis. Tema ini sangat relevan di era keterbukaan informasi saat ini, di mana ASN dituntut tidak hanya profesional dalam bekerja, tetapi juga komunikatif dalam menyampaikan ide dan informasi baik secara lisan maupun tertulis. Ee sebelumnya mohon izin ee Prof. Zudan apakah sudah bergabung? Iya sambil menanti Prof. Kita lanjutkan Bapak Ibu. Nah, ASN sebagai garda terdepan dalam pelayanan publik dan juga penggerak birokrasi. Kemampuan menulis bukan sekedar keterampilan teknis, melainkan sebuah tool strategi untuk memperkuat transparansi, akuntabilitas, dan inovasi dalam bekerja. Di era digital ini, tuntutan dan untuk menghasilkan tulisan yang jelas, sistematis, dan berkualitas semakin diperlukan. Nah, sebelum masuk ke sesi materi, izinkan kami mengawali dengan pantun. Nanti mohon cakepnya Bapak Ibu ya. Pagi cerah burung bernyanyi, embun menetes di daun keladi. Cakep, berbicara santun, menulis pun rapi. Cakep. Itulah ciri ASN masa kini. Mantap. Mantap. Terima kasih Bapak-bapak. Nah, selanjutnya izinkan saya memperkenalkan narasumber yang hebat yang sudah berkenan bergabung pada hari ini. Yang pertama ada Bapak Daeng Adi Arwan Alimin. Beliau merupakan seorang jurnalis senior yang telah berkriptah panjang di dunia media. Selamat pagi, Pak Adi. Semoga Bapak sehat selalu. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Terima kasih. Selamat juga selamat datang juga kepada Prof. Judan terima kasih sudah berkenan ee bergabung, Prof. ada Pemerintah Kota Banjarmasing, Pemerintah Kota Bekasi, pemerintah eh izin Pak Adi sebelum melanjutkan Pak Adi eh kita akan menyimak dulu keynote speech dari Ketua Umum Dewan Pengurus Korp Nasional sekaligus beliau eh Kepala Badan Kepegawaian Negara ee Bapak Prof. Dr. Zudan Arif Fakrullah, S.H., M.H. Ee kepada Prof. Sudan kami persilakan. Pemerintah kota yang sudah selesai menkan. Bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagam war salam sejahtera untuk kita semuanya. Salam sehat, salam bahagia, salam kebajikan. Rekan-rekan semuanya yang dirahmati Allah subhanahu wa taala. Alhamdulillah kita bertemu kembali dalam keadaan sehat walafiat. Sambut Salam Korpri. Corpri maju terus. Saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada rekan-rekan yang sudah bergabung untuk bersama-sama kita secara konsisten meningkatkan kapasitas ya. Dan hari ini kita secara khusus mengundang Pak Adi Arwan Alimin. Daeng Adi Arwan dari Sulawesi Selatan, sahabat saya yang saya sudah kenal betul dengan beliau dengan karya-karyanya. Maka kita undang untuk hadir pada kesempatan yang berbahagia ini ya, nanti bersama juga dengan Mbak Andin ini penyiar TV untuk kita berbagi. Ada dua kemampuan penting yang harus dimiliki oleh ASN. Satu, kemampuan public speaking dan yang kedua, kemampuan writing. Kemampuan berbicara secara bagus dan kemampuan untuk menulis. secara bagus. Ini dua kompetensi dasar ASN, dua keterampilan yang harus dimiliki oleh para ASN. Nah, kemampuan yang pertama adalah harus mampu berbicara dengan baik. Berbicara secara lisan, kemudian menuangkan gagasannya secara tertulis. Karena bahasa tulisan banyak sekali memiliki kelemahan-kelemahan. Dalam arti kalau kita tidak cermat menuliskannya bisa dipahami berbeda. Saya dikirimi WhatsApp oleh kawan karib saya menulis begini, Mas Adi Arwan, Mbak Andin. Sip, "Mas Yudan, saya mau ke BKN." Saya jawab silakan. Komunikasi selesai. Kemudian 3 hari kemudian dia berhenti di kantor saya di BKN. Kemudian di foto WhatsApp ee foto dikirim ke WhatsApp. Dia selfie dikirim ke WhatsApp di depan gedung BKM. Mas Yudan, saya di depan gedung BKM. Saya jawab alhamdulillah monggo. Gitu. Kemudian masuk dia selfie di depan ruangan saya. Mas Yudan, saya sudah datang di ruangan Mas Yudan. Saya jawab silakan. Saya sedang ada di Pekanbaru. Nah, dia ngoh kenapa Mas Yudan enggak bilang kalau sedang di luar kota? Lah saya balik menyampaikan lah, Mas kan mau datang ke BKN bukan mencari saya. Jelas kan WA-nya, "Mas, saya mau ke BKN." Ya, saya jawab, "Monggo silakan." Heeh. Saya kan enggak mau GR. Wong di BKN itu ada saya Kepala BKN, ada wakil kepala BKN, ada Sestama BKN, ada para deputi, ada para direktur. Banyak isinya. Nanti kalau saya jawab saya tanggal sekian akan ke Pekanbaru. Nanti dia akan jawab, ee mohon maaf saya enggak enggak ketemu Mas Yudan, enggak apa-apa nanti dikira saya GR. Nah, maka saya jawab, "Mas Yudan, saya mau ke BKN." Silakan. Ketika dia sampai di BKN, dia foto selfie di depan ruangan saya. Saya beritahu saya ada di luar kota, dia marah terus salah saya apa? Salah saya apa? Wong dia enggak jelas mau menemui saya, dia mau ke BKN, ya saya persilakan. He. Nah, inilah komunikasi. Komunikasi itu basisnya adalah kata-kata atau tulisan. Maka ASN harus mampu menuangkan gagasan dengan kata-kata yang tepat dengan tulisan yang tepat. tulisan yang jelas. Jadi, dari kasus tadi tulisan yang enggak jelas maksudnya menurut dia jelas, menurut yang menerima enggak jelas. Dari sisi komunikator, penyampai komunikasi, dan penerima komunikasi tidak bertemu frekuensi yang sama. Ini bisa menimbulkan salah penafsiran. Yang kedua, kemampuan pertama dari kita para ASN adalah berbicara public speaking, berbicara yang baik, berbicara yang tepat, berbicara yang memenuhi adab, kompetensi, dan intelektualitas. ini harus kita munculkan bersama-sama sehingga ucapan-ucapan kita, kata-kata kita itu bermakna dan berisi. Nah, tulisan kita juga seperti itu. Siapapun orang yang bisa menulis pasti dia bisa membaca, bisa belajar dengan baik. dari kemampuan untuk public speaking harus diikuti dengan kemampuan membaca, keterampilan membaca, keterampilan belajar, kemudian dituliskan sehingga lahir karya-karya yang memiliki bobot tinggi. Dan teman-teman semuanya, semua ASN harus bisa menulis karena produk ASN hampir semuanya berupa tulisan. baik diawali dengan surat, dengan telaahan sampai nanti berupa karya-karya dalam bentuk regulasi. Tentu ini adalah karya bersama yang diawali dengan kemampuan dasar berbicara, membaca, belajar, kemudian menulis. Menulis adalah tingkat kemampuan yang tertinggi dalam tahapan belajar. Nah, oleh karena itu pada kesempatan pagi hari ini kita mengundang ahli untuk public speaking dan ahli untuk menulis. Bagaimana menuangkan gagasan secara tertulis. Karena menulis sekarang itu menjadi kemampuan yang betul-betul sangat fundamental menjawab misalnya ditanya oleh pimpinan lewat WhatsApp. Jawaban kepada pimpinan tentu sangat berbeda dengan jawaban kepada teman. Kalau dengan teman menjawab, "Oke, Bro, nanti ketemu di kantin." Tapi kalau dengan pimpinan enggak boleh dijawab dengan oke, Pak. Enggak boleh. Jawabannya baik, Pak. Siap, Pak. Berbeda. Nah, ini bahasa tulisan. Tapi kalau dengan telepon ya, dengan komunikasi verbal lesan begini tentu lebih cair. Nah, nanti Mbak Andin minta tolong untuk disampaikan bagaimana public speaking yang memiliki nilai-nilai etika tinggi, bahasanya tepat, maksudnya tersampaikan. Pak Adi Arwan juga demikian. Bagaimana menulis menulis yang bisa dimunculkan dalam bahasa pergaulan di WhatsApp grup. menjawab secara pribadi ya, direct message atau menulis buku, menulis surat, membuat term of referentor. Nah, itu memerlukan keterampilan-keterampilan untuk menulis yang baik. Ini rekan-rekan semuanya ee topik kita pagi hari ini cerdas berbicara dan cerdas menulis. Terima kasih rekan-rekan dari Korpri yang sudah menyiapkan topik yang sangat bagus ini. Sukses selalu, Korpri maju terus. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih juga Mas Alvian, Duta Korpri Kementerian Lingkungan Hidup. Matur nuwun Prof. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Ee terima kasih Prof. Sudan atas arahannya untuk kita semua. Kata kuncinya, ASN harus dapat menyampaikan informasinya secara tegas dan tepat serta berbicara dengan beradab dan didasari oleh landasan intelektualitas serta ASN harus bisa menulis dan berbicara. Terima kasih. Ee selanjutnya kita menyambung ee tadi Bapak Ibu untuk eh bio narasi dari Bapak Dayeng Adi Arwan Alimin. Ee beliau merupakan alumni UNM Makassar. Eh beliau pernah menjadi pemimpin redaksi harian Radar Sulbar, pendiri Quranmandar.com, pemimpin redaksi tabloid suara demokrasi. Karya beliau yang telah terbit salah satunya jejak dua lelaki Perjuangan Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat. Beliau tercatat pernah menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah atau KPD Sulbar 2008 periode 2013 serta anggota KPU Provinsi Sulawesi Barat periode 2013 sampai 2023. Beliau merupakan penerima penghargaan dari Walikota Sukabumi sebagai tokoh literasi penggagas komunitas Sukabumi Sukabuku 2023. Selanjutnya marilah kita sambut dan kami persilakan kepada narasumber pertama Bapak Daeng Adi. Kepada Pak Daadi kami persilakan. E monggo Bapak ya. Terima kasih moderator. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Selamat ee pagi waktu Indonesia Barat dan Indonesia Tengah. Ee karena di Indonesia Timur ini sudah siang ya. Ee pertama-tama saya ingin mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa taala karena ee kita dapat bertemu di forum yang luar biasa ini, luar biasa keren ini ee apa yang dibuat oleh teman-teman di DPN Korf dan ee saya ingin menyampaikan ee penghormatan kepada Bapak Prof. Dr. Sudan sebagai Ketua Dewan Pengurus Pusat KPRI Nasional yang telah ee memberi kesempatan kepada saya untuk hadir di forum ini dan ee kepada kementerian atau lembaga yang hadir dalam ee forum ini ya ee baik di provinsi ee kabupaten kota serta seluruh ASN anggota Korpi baik yang berada di ee di bagian barat Indonesia, bagian tengah dan bagian timur serta teman-teman ASN yang ee berada di perwakilan luar negeri. Ee sekali lagi saya mengatakan ee alhamdulillah telah diundang ke sini dan ee ucapan terima kasih saya kepada ee Prof. Sudan yang telah memberi kesempatan luar biasa ini. Ya, saya ee akan memberi materi mengenai ee secara umum saja ya tentang literasi menulis ee ASN di era EA. Nah, saya ingin ee beranjak dari ee pembahasan awal bahwa ee sesuai dengan tema ini ee cerdas berbicara dan ee cerdas menulis ini ee itu berangkat dari empat keterampilan ee berbahasa sesungguhnya. Jadi, setiap orang sesungguhnya harus menguasai empat keterampilan berbahasa. yang pertama ee membaca, menulis, berbicara, dan menyimak gitu. Nah, jadi ee tapi untuk ee kesempatan ini kita akan membahas dua hal tentang dua keterampilan berbicara dan cerdas menulis. Ee saya akan fokus di cerdas menulis karena materi cerdas berbicara akan disampaikan oleh Mbak Andin sebentar. Nah, bagaimana sesungguhnya apa sesungguhnya yang harus dilakukan oleh teman-teman ASN dalam menyikapi perkembangan ee dunia digital yang luar biasa hari ini? Dan ee kalau misalnya saya misalnya sebagai orang media ee saya menganggap bahwa ini memang terjadi lompatan yang luar biasa dalam ee dunia digitalisasi ya. saya misalnya sebagai orang media yang berlatar ee wartawan surat kabar yang dahulu kita mengenal mesing ketik lalu pindah ke komputer dan sebagainya ee sekarang ini makin maju dan ee saya merasakan perahilan apa peralihan itu fasenya luar biasa sekali. Nah, untuk teman-teman ASN ee menulis itu bukan sekedar menyusun kalimat yang enak dibaca gitu ya. Jadi seperti judul slide ini, ini bukan sekedar rangkaian kata-kata ya. Karena teman-teman ASN ya ee atau teman-teman Corfe ya itu akan membuat ee kebijakan dalam bentuk dokumen yang dihasilkan itu bisa menjadi ee berupa surat edaran, laporan kinerja atau panduan kebijakan ya yang itu sifatnya eksternal ke publik gitu. Nah, itu akan memberi konsekuensi sebagai amanah resmi negara. Tadi yang disimp yang disinggung oleh Pak ee Prof. Sudan itu misalnya cara berkomunikasi secara internal tadi itu sifatnya internal ya yang tidak melibatkan e konsekuensi ee publik itu. Tetapi itu tetap harus tetap dimenahi juga. Sama tadi pengantar beliau tentang ee seseorang yang meminta datang ke BKN dan sebagainya. itu itu terjadi itu terjadi kesalahan miskunikasi karena ee dia tidak memandang bahwa kata-kata itu memiliki konsekuensi yang ee yang besar dampaknya gitu ya. Jadi itu sekedar gambaran tadi. Jadi pengantar Prof. Prof tadi itu luar biasa. Itu menarik sekali sebagai salah satu lead kalau kita mau menulis ya. Jadi ee AI sekarang yang makin berkembang ini ya ee dengan segala macam tools yang kita atau aplikasi yang ada sekarang itu itu luar biasa majunya gitu ya. Nah, ee tetapi AI memiliki satu kekurangan sampai hari ini ya, sampai hari ini. Karena yang dikhawatirkan oleh para pencipta AI ini atau eh investor AI sekarang di dunia ini kalau suatu waktu AI itu bisa memiliki perasaan gitu ya. Tapi kita tidak sampai ke sana ya. Nah, sekarang konsen kita adalah bahwa AI tidak memiliki rasa sehingga setiap edaran yang keluar, laporan yang dikerjakan oleh ASN itu ya itu tidak bisa di apa namanya? Diberi nuansa selain petunjuk atau perintah oleh manusia terhadap eh konteks AI apapun yang diperintahkan gitu ya. Jadi AI tidak memahami nuansa birokrasi. Dia tidak dia tidak sensitif secara politik. ya ee atau tidak memahami konteks sosial ya. Ya, kita bisa uji itu kalau kita mau kalau kita bertanya ke misalnya ke eh chat GBT itu ya atau ke DI sekarang kita tanya apakah Anda punya perasaan? Jawabannya saya tidak punya perasaan ya. Berarti dia bekerja secara komputasi saja. Nah, next. Jadi selanjutnya, nah poin utamanya yang saya mau sampaikan ini bahwa AI bukan pengganti kita sebagai ASN ya, tetapi AI adalah ee alat bantu dalam ee pendekatan kita menulis hari ini ya. Kenapa saya langsung ke AI saja? Karena ini memang yang yang sedang tren gitu ya. Karena ee benar sekali tadi yang dikatakan oleh ee Prof. Sudan bahwa semua orang yang dapat berbicara ee apa namanya dan membaca yang baik itu bisa jadi penulis. Itu itu sungguh benar itu ya. Jadi idealnya setiap ASN yang bisa berbicara menyampaikan informasi kepada orang lain dan orang lain mengerti tentang informasi yang disampaikan, sesungguhnya ASN itu memiliki bakat untuk menulis ya. Karena menulis itu hanya memerlukan bakat 1%. Yang 99% itu usaha lain atau ikhtiarnya. Nah, untuk poin AI bukan pengganti ya. Tapi ini perlu distressing oleh teman-teman ASN. AI tidak akan pernah menggantikan manusia atau ASN ya, kecuali dia akan digantikan oleh orang yang memahami AI itu jadi harus digaris bawahi di situ. Jadi AI bukanlah pengganti, tetapi ASN akan diganti oleh ASN lain yang memahami AI gitu atau lebih pandai menulis kan gitu. Itu yang pertama. Kemudian yang kedua, menulis itu memiliki konsekuensi tanggung jawab secara hukum dan ee menyangkut masalah integritas. Jadi, setiap kata, setiap kalimat, setiap paragraf atau setiap dokumen kebijakan yang dikeluarkan oleh ASN ya itu menjadi tanggung jawab hukum ya. Makanya memang perlu hati-hati gitu ya. Jadi, Teman-teman mesti ee benar-benar memahami apa yang ditulis, apa yang di disorong atau didorong kepada pimpinan untuk sebagai hasil telaah itu harus benar-benar dikuasai dengan baik ya. Karena salah kita menulis, salah kita membuat kebijakan. Nah, yang ketiga kredibilitas instansi itu yang menjadi pertaruhan ya. Saya kira banyak. Ada beberapa contoh kasus tentang ee surat-surat yang dikeluarkan bahkan kebijakan atau keputusan itu harus ditarik kembali karena ada kesalahan. Ya, meskipun di misalnya di SK ada biasa ada ada biasa anu itu ee ada disklaimer di belakangnya ya. Kalau terdapat kekurangan dan ah itu kan masalah di situ tuh ya. Ee saya tidak tahu apakah itu masih ada sekarang ya ee di surat keputusan itu bila terjadi kekurangan ee atau kesalahan dalam itu akan dilakukan koreksi. Itu menunjukkan keterbatasan kita sebagai manusia ya dan untuk menjaga kredibilitas. Tetapi kalau dia berulang-ulang terjadi kesalahan misalnya dari instansi itu trans public itu bisa menjadi lebih rendah gitu. Nah, yang keempat ya dalam urusan menulis ini, Teman-teman ee Bapak Ibu sekalian ee ASN di mana pun Anda berada ya, kita berharap bahwa kemampuan menulis di era AI ini ya itu makin ditingkatkan ya karena makin makin maju teknologi ini, makin banyak aplikasi yang bisa kita kasih ee petunjuk atau perintah itu makin membutuhkan kecakapan orang yang memberi perintah. Ya, jadi AI itu berfungsi sebagai teman ya, alat bantu. Karena manusialah yang tetap menjadi penentu. Apapun perintah yang disampaikan ke aplikasi itu, itu akan keluar sesuai dengan kebutuhan atau ee atau ee apa yang diketikkan oleh manusia, gitu. Jadi ee mari kita menjadikan ee easi apapun ini yang berkaitan dengan kecakapan menulis ini ya. Karena mau tidak mau itu terjadi, tidak bisa dihindari hari ini ya. Nah, oke saya kira next. Nah, ada yang menarik ini ya. ee saya membaca hasil survei kemarin ini tentang bahwa ee antusias ee negara yang paling antusias dalam penggunaan kecerdasan EAI itu ya dalam kehidupan di kehidupan sehari-hari itu ya itu salah satunya ee Indonesia ini paling tinggi ya. Kita ranking empat berdasarkan data ini ya. Jadi survei ini menunjukkan bahwa AI 41% responden di Indonesia menyatakan kegemarannya terhadap penggunaan teknologi AI ya seperti CGPT itu dan sebagainya ya. Ini ini bisa ee teman-teman ASN bisa Bapak Bapak Ibu ini bisa eh browsing ini ya untuk memperjelas ini ada sumbernya di statista itu tren ee next gitu ya. Nanti didiskusi yang lebih ee lebih lanjut ini ya. Nah, tahun kemarin ya ee atau ini rilis terakhir yang disampaikan oleh ee Menteri Komunikasi atau KOMDJI hari ini ya yang waktu itu masih Pak Budi Ari Setiadi dia mengatakan bahwa ee hanya 30% ASN yang siap beradaptasi dengan industri digital ini menurut pemimpin tapi ini survei yang dilakukan lakukan secara digital itu tahun tahun tahun kemarin ya. Tentu mungkin sudah akan berbeda hari ini ya. Ee mudah-mudahan dia meningkat dua kali lipat sampai hari ini ya. Jadi ini menunjukkan bahwa sesungguhnya minat ASN untuk beradaptasi kepada industri digital ini itu sangat tinggi sesungguhnya ya ee cuman harus tetap diikuti dengan keterampilannya. keterampilan menggunakan kecakapan berbahasanya, yakni menulis dan berbicara, gitu. Nah, jadi ee ini memang perlu di apa namanya ee dibenahi dan saya kira di Corvi Free ini akan terus menjadi perhatian ya tentang kecakapan digital oleh teman-teman ASN. Next. Saya hanya menyampaikan ee data anunya sa pembanding ya, biar kita bisa berdiskusi. Nah, mengapa coba kembali tadi ee di ya. Oke, next. Sor sor ya. Lanjut. Mengapa ASN harus tetap pandai menulis di RA? Ya. Jadi tadi yang saya katakan itu AI itu tidak akan menggantikan ee manusia ya. Nah, jadi ASN tidak akan digantikan oleh AI tapi ASN bisa digantikan oleh orang yang menguasai AI gitu. Nah, sekarang AI itu tidak bisa menggantikan konteks dan kebijakan publik. Jadi keterampilan dari akal imitasi ini ya bisa membantu merangkai kata tetapi tidak memahami nuansanya kebijakan pemerintah atau regulasi spesifiknya misalnya ya. Jadi ee atau kepentingan publik yang lebih kompleks ya. Jadi makin kompleks ee masalah yang dihadapi oleh ASN atau publik itu, itu tidak bisa dielaborasi dengan baik oleh e aplikasi semacam AI ini kalau tidak diketikkan atau disampaikan oleh yang memberi petunjuk gitu. Jadi ada apa namanya itu from-nya gitu kan petunjuknya. Ah yang kedua tadi saya sudah singgung tadi di awal ada tanggung jawab hukum ya. Jadi, AI tidak memiliki etika pelayanan publik seperti prinsip netralitas, kehati-hatian atau empati pada kelompok rentan. Jadi, semua tetap menjadi tanggung jawab setiap ASN yang mendapat tugas atau tanggung jawab pada ee setiap konteks yang mereka kerjakan. Nah, sekarang mengapa ASN harus tetap pandai menulis di RAI? ya. Karena kita tetap perlu secara mandiri itu selalu berpikir kritis. Jadi, AI tidak mulai menjadi andalan semata-mata. Enggak bisa. Dia membantu. Iya kan? Ah, jadi kita boleh menggunakan AI tapi tidak boleh memundurkan kemandirian kita berpikir gitu ya. Makanya ee apa yang akan dituliskan oleh A misalnya itu tergantung dari cara kita berpikir. Jadi makin kritis kita berpikir makin bagus itu hasilnya. Nah, pertanyaannya bagaimana memulai semua ini? Nah, jadi ee teman-teman ASN ya ee saudara-saudara sekalian ee se-Indonesia ya, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam urusan kecerdasan penulis ini. Yang pertama kemampuan kita memahami teks ya. memahami teks seperti yang dikatakan oleh ee Prof. Sudan tadi di awal ya, bahwa pesan yang tidak jelas itu, teks yang tidak jelas itu menimbulkan konteks yang ee luar biasa gitu ya. Eeah jadi karena dia menyampaikan teks yang tidak jelas maka konteksnya juga menjadi tidak jelas gitu. Nah, bagaimana kita bisa membangun teks yang baik? Maka kita memerlukan literasi yang baik tentang membaca, ya. Jadi tidak ada orang yang bisa menulis dengan baik kalau dia tidak memiliki kedalaman membaca yang luar biasa juga gitu. Jadi ini kan ber ee empat keterampilan berbahasa yang saya sebut di awal tadi ini rangkaian. Jadi seseorang yang memiliki kecakapan membaca insyaallah dia akan mampu menulis dengan baik. Seseorang yang memiliki kemampuan eh publish speaking atau berbicara dengan baik insyaallah dia memiliki kemampuan menulis ya. Saya sering mencontohkan bahwa kenapa kita misalnya habis nonton ee drakor atau film tertentu itu bisa diceritakan kepada orang lain. Lalu sementara ketika ee diminta ditulis itu tidak bisa ditulis ulang. Padahal kita bisa menceritakan ee sebuah drama Korea atau film Indonesia yang paling bagus itu ya kalau diceritakan. Tapi kalau diminta ditulis apa bedanya kan begitu. Jadi ada pendekatan teks dan konteks di situ yang akan membuat penalaran kita makin kritis. Nah, jadi ee urusan menulis ini Bapak Ibu sekalian peserta webinar ya ini menuntut kita untuk belajar pada adaptasi. Jadi sesungguhnya ee tidak ada yang berubah dalam urusan menulis. Sesungguhnya ya yang berubah itu hanya tools saja medianya. Karena yang menulis ini tetap orang, tetap kita maksudnya kan. Heeh. Jadi hanya membutuhkan adaptasi. Oke, next ya. Entar waktunya simpel lanjut. Nah, jadi apa yang harus dilakukan ya? Jadi tentu kita bicara apa solusinya ya yang dan apa yang saya sampaikan di slide ini bagian saja dari yang begitu banyak pilihan-pilihannya ya. Jadi ee strategi yang bisa kita lakukan adalah ee dalam ee menulis lebih cerdas ini adalah bagaimana kita mamp memanfaatkan AI misalnya sebagai cara kita untuk mengecek tata bahasanya karena sudah ada tools-nya itu ya ee ada template-nya kemudian eh AI sebagai kita membangun riset ya dengan baik. Nah, jadi ee dalam urusan menulis ini ya dalam pendekatan AI ini ASN tetap fokus pada substansi kebijakan analisisnya dan penyesuaian konteks. Jadi berapap pun banyaknya riset data yang lebih cepat sekarang di internet yang bisa kita tarik ya, fokus ASN itu tetap pada substansinya ya, pada analisisnya ya. Karena kita tidak bisa apa namanya mendulang semua informasi dari internet itu sebagai kebenaran karena kita tetap dituntut untuk melakukan analisis dan mempelajari substansi itu teman-teman ya. Jadi yang ketiga strategi apa? Strategi ketiga yang bisa dilakukan adalah ee makin diperlukan lebih banyak latihan ya. Jadi kalau perlu nanti Korpri kita usulkan membuat sayembara penulisan misalnya atau lembalnya yang ee ini bisa mendorong ee minat lebih besar ee untuk teman-teman di seluruh ASN di seluruh Indonesia. Karena urusan menulis ini, Bapak, Ibu sekalian, teman-teman peserta webinar ada dua. Banyak orang yang memiliki minat tapeti dia tidak memiliki daya menulis. Ya kan orang mengatakan buat apa kita belajar menulis? Karena dari dulu kita dari SD, SMP, SMA bahkan di Wangku Kuliah kita juga menulis gitu. Nah, sekarang masalahnya berbeda karena seperti dikatakan tadi ee Bapak Ketua Umum Porfre bahwa menulis itu tetap sangat menentukan ee kredibilitas kelembagaan ya. Jadi ee saya kira teman-teman ASN dengan ee banyak ee perangkat dan ee kemudahan dibanding yang lain, entitas lain di luar Korpi itu bisa memiliki kemampuan ee lebih bagus dalam meningkatkan keterampilan ini ya. Jadi ini hanya saya berikan contoh tools saja ya yang bisa kita ee lakukan ya. Nah, next ya. Nah, sekarang kesimpulannya atau konklisinya adalah ee kemampuan menulis ISN ini adalah ee garda terdepan atau gugus depan dari akuntabilitas di era digital. Nah, kenapa teman-teman mesti ee harus lebih pandai menulis ini di era AI ya atau tanpa AI misalnya, teman-teman harus tetap pandai menulis ya. Jadi ee saya mengantar materi dengan AI ini karena ini menjadi tren hari ini ya. Tetapi tanpa AI pun ya dengan kemajuan dengan kompleksitas yang dihadapi oleh pemerintah, oleh kelembagaan, oleh misalnya BKN yang saat ini apa namanya e sangat sibuk dalam urusan kepegawaian ini, itu tetap memerlukan kecakapan. Ya. Jadi taruhlah misalnya AI itu tidak ada, tetapi keterampilan ini harus tetap jalan ya. Apalagi ada AI yang sangat bisa membantu kita lebih cepat ya. Tetapi jangan tergantung pada AI gitu ya. Biarlah kita tetap berpikir lebih kritis ya. Karena posisi AA itu hanya hadir untuk menguji kematangan berpikir kita ya. Karena begini ee Bapak Ibu sekalian, kalau kita terlalu tergantung kepada AI itu akan ee menumpulkan daya pikir kita. ini bisa diuji nih kalau teman-teman e Bapak Ibu ini ee setiap hari menggunakan ini, itu kan sama halnya kalau kita setiap hari ee berada di media sosial, di banyak platform itu ya dengan konten-konten yang pendek-pendek itu ternyata berpengaruh dalam kematangan berpikir kita, dalam kematangan fokus kita. Jadi ee saya ingin mengatakan bahwa ee judul tentang era AI ini hanya pemandu saja ya. Tetapi intinya adalah bagaimana literasi kepenulisan ini tetap harus kita ee tonjolkan sebagai kemampuan individu gitu ya. Karena kalau makin banyak ASN yang pandai menulis, yang menulis banyak karya itu akan itu akan lebih bagus bagi eh tras corpir itu sendiri. Next. Oke, terima kasih teman-teman sekalian. Saya kira ini pengantar saja, insyaallah kita bisa diskusi. Saya kembalikan ke moderator, Mas Alvian. Iya. Baik, terima kasih Pak Deng Adi. Ee waktunya masih 7 menit sebenarnya, tapi tidak apa-apa nanti memberikan porsi lebih banyak Bapak untuk kita berdiskusi dan mungkin untuk informasi Bapak Ibu yang hadir secara daring nanti akan ada sesi diskusi. Ee kami mohon rais hand-nya ditahan dulu nanti setelah dari narasumber kedua Kak Andin yang alhamdulillah sudah bergabung dengan kita, kita akan membuka sesi diskusi. Ee baik. Ee jadi ee sedikit catatannya tadi memang AI tidak bisa menggantikan manusia sebenarnya Bapak Ibu karena tidak memiliki rasa dan nuansa dan tetapi dapat mengguna menjadi alat bantu atau teman partner untuk berkolaboratif karena memang di dalam menulis kita ada tanggung jawab yang melekat serta itu juga berkonsekuensi terhadap kredibilitas instansi. Terima kasih, Pak Tengi. Ee selanjutnya ee penting juga bagi kita ASN sebagai ujung tombak pelayanan publik memiliki kemampuan berbicara tidak hanya sekedar keterampilan komunikasi, tetapi juga alat strategis untuk membangun kredibilitas, membangun kebijakan, dan memperkuat hubungan dengan masyarakat. Di era yang penuh dinamika seperti sekarang, tuntutan untuk berkomunikasi secara efektif semakin kompleks dan untuk memahami bagaimana kemampuan ASN dalam berbicara, berbicara yang cerdas. Tentunya bukan hanya tentang retorika, tetapi juga tentang integritas, kejelasan pesan, dan responsivitas terhadap kebutuhan masyarakat. Telah hadir e bersama kita Kak Andin Wijaya. Selamat pagi, Kak Andin. Pagi. Selamat pagi, Mas, Ya. Baik, terima kasih Kak Adin sudah berkenan bergabung. Ee Kak Adin Wijaya merupakan pembawa berita di TVRI Nasional. Sedikit bionarasinya, Kak. Eh, beliau merupakan alumnus dari ISBI Bandung. Tercatat Kak Andin pernah menjadi juara satu pada beberapa lomba baca berita SMK SMA Provinsi Jawa Barat dan ee pernah juga menjadi duta bahasa untuk ee Provinsi Jawa Barat. Nah, Kak Adin ini mengawali kiprahnya sebagai pembawa berita di stasiun TVRI Jawa Barat. Saat ini menjadi pembawa berita di TV Nasional Jakarta. Nah, kalau tidak salah saya juga pernah melihat K. Andin ee itu di TVRI Sport ya dengan Mas Anggi DJ. Terima kasih. Eh, baik, selanjutnya mari kita dengarkan narasumber yang kedua, Kak Adin Wijaya. Kepada Kak Andin kami persilakan. Oke, baik. Terima kasih Mas Alvian. Ee sebelumnya bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati Prof. Dr. Zudan Arif Fahrullah, S.H., M.H. yang tadi juga sudah membuka ee acara pagi hari ini. Dan juga para panitia serta rekan-rekan ASN yang saya banggakan serta seluruh peserta yang hadir hari ini. Ee dan tadi juga kita sudah sama-sama mendengarkan dari pemateri sebelumnya ada senior saya di dunia jurnalis, Mas Dayeng Adi. Salam kenal, Mas Dayeng. Ee alhamdulillah tadi aku juga sempat ikut mendengarkan dan sempat belajar juga akhirnya. Tapi sebelumnya saya mau ngucap suara saya terdengar dengan jelas ya, Masin? Jelas. Jelas. Jelas ya. Baik. Ee pertama-tama izinkan saya mengucapkan terima kasih juga atas kesempatan yang diberikan ee untuk berbagi dalam sesi yang sangat penting ini tentang bagaimana kita sebagai aparatur negara bisa berkomunikasi dengan baik, tepat, dan juga berdampak. Ee kalau kita lihat dari tema kita hari ini yaitu ASN cerdas berbicara, cerdas menulis. Tadi di tengah tuntutan pelayanan publik yang semakin dinamis ini kemampuan komunikasi itu bukan lagi sekedar ee pelengkap tetapi tentunya bagaimana ini adalah menjadi kompetisi inti Bapak dan Ibu yang menentukan bagaimana sih pesan kita bisa diterima. Lalu bagaimana kepercayaan itu bisa dibangun dan bagaimana kinerja instansi ini bisa dilihat oleh masyarakat. Hari ini pagi hari ini saya mungkin tidak akan ee berbicara rumus komunikasi yang kampu, tetapi kita akan kupas komunikasi yang tentunya ee manusiawi, profesional, dan juga relevan ya, baik kepada atasan, rekan kerja, maupun masyarakat kita. Saya akan sharingin aja. Tadi juga sempat sudah diberikan contoh oleh Prof. ketika ada kawannya yang menghubungi dan itu tidak terjadi komunikasi dengan baik, itu menjadi salah satu eh dari public speaking dan juga akhirnya ada komunikasi yang baik atau kalau tadi Prof. Zan dengan kawannya berarti tidak ada komunikasi dengan baik. Itu mungkin menjadi salah satu contoh yang sudah dicontohkan tadi oleh Prof. Zodan. Nah, kita mulai sesi pagi hari ini tentunya agar komunikasi sebagai ASN semakin kuat, cerdas, dan juga bermakna. Tentu saya ingin berbagi kepada Bapak dan Ibu semuanya bahwa ee yang pertama yaitu memahami pentingnya komunikasi dalam pelayanan publik, mengetahui prinsip dasar komunikasi yang efektif, lalu meningkatkan kemampuan komunikasi internal dan eksternal, dan tentu menjadi ASN yang komunikatif, profesional, dan juga beretika. Nah, ee boleh dix saja, Mas. Oke, itu ya. Saya ingin tanya terlebih dahulu mengapa sih komunikasi itu penting? Apa ee kenapa komunikasi itu penting? Nanti kita akan bahas. Ee mungkin saya akan bertanya juga kepada Bapak dan Ibu yang kalau saya lihat ini sudah ada 1.000 yang bergabung melalui Zoom virtual dan tadi saya lihat juga di YouTube-nya sudah ada sekitar 2.000-an. Luar biasa sekali. Terima kasih. Dan kenapa komunikasi itu penting? Komunikasi ini adalah wajah pertama pelayanan publik. Komunikasi membangun kepercayaan masyarakat apalagi sebagai seorang ASN. Lalu komunikasi ini apa yang kita sampaikan dan bagaimana kita menyampaikannya. Ini mencerminkan kualitas instansi tempat kita bekerja. Jadi kalau misalkan komunikasi yang baik, membangun kepercayaan yang bagus, tentunya ee itu akan memberikan citra yang baik bagi tempat kita bekerja. Jika tidak ada komunikasi yang baik atau komunikasinya yang buruk, itu bisa berakibat atau merusak cita lembaga walaupun sistemnya misalnya sudah baik. Nah, jika komunikasi itu tidak tersampaikan dengan benar maka akan terjadi apa? miskomunikasi yaitu pelayanan yang buruk ataupun citra yang rusak. Dan juga perlu diingat bahwa komunikasi itu bukan hanya berbicara Bapak dan Ibu, tetapi juga mendengarkan. Jadi mendengar sebelum merespon. Kalau misalkan kita sebagai ASN itu harus menjadi pendengar yang aktif terutama saat melayani masyarakat. Dengarkan juga dengan empati. Lalu ee apa biasanya harus menunggu giliran berbicara ya. Jadi jangan tidak mau kalah tapi kita harus juga saling mendengarkan dan menunggu giliran berbicara. tentunya pasti harus menunjukkan bahwa suara masyarakat itu nantinya bisa dihargai. Nah, sebelumnya saya ingin bertanya terlebih dahulu ee siapa boleh yang mau ee nanti ikut berbicara yang pernah atau terbiasa melakukan public speaking pasti banyak semuanya di sini ya. atau siapa yang tidak percaya diri atau malu saat melakukan public speaking. Terus juga pasti nanti akan muncul mental blok yang sering muncul saat public speaking. Ketika kita berbicara di depan umum pasti semuanya ee sudah sering dilakukan terus juga ada persiapan-persiapannya tapi seringkiali tumbuh atau ee adanya mental blok. Apa sih mental block itu? Jadi kayak mindset kita sebelum berbicara di depan umum tuh kita sudah kaget gitu kayak aduh takut salah. Aduh pasti nanti ada salah banyak kata-katanya takut tidak tersampaikan dengan baik. Nah itu akan muncullah mental blok kalian dan kalau misalkan mindset kita tidak dirubah dengan hal-hal yang positif pasti mental blok itu tidak akan ada. Nah kenapa sih public speaking itu perlu dipelajari dan dipraktikkan saat ini? Terus juga apa sih manfaat public speaking bagi karir masa depan Bapak dan Ibu semuanya? Tentu ini sangat penting banget Bapak dan Ibu. Setelah tadi kita juga ee selain Mas Dayeng katakan bahwa menulis juga itu penting walaupun saat ini sudah ada AI, kita juga pastinya tidak akan tergantikan tentu ee dan kita lihat harus melihat apa saja kendala-kendala yang akan dihadapi dalam menerapkan public speaking itu mesti kita pelajari setiap hari. Bapak dan Ibu, saya ee melihat bahwa dalam perspektif ilmu komunikasi ini adalah suatu cara dan juga seni berbicara di depan hal layak umum yang sangat menuntut kelancaran berbicara, kontrol emosi, pemilihan kata, terus juga nada bicara dan kemampuan untuk mengendalikan suasana, terus juga penguasaan bahan yang akan kita bicarakan. Itu tadi ada buku ee dalam Amin Slegel tahun 2009 ini mengatakan bahwa inti public speaking menyampaikan pesan kepada publik itu bukan hanya kata atau word saja melainkan juga dengan bahasa tubuh gesturnya suaranya atau voice-nya dan juga gambarnya atau visualnya. Boleh die saja Mas. Okex lagi juga boleh. Nah, ada tiga aspek komunikasi yang efektif, Bapak dan Ibu. Yang pertama yaitu verbal, vokal, dan juga visual. Saya akan berikan yang pertama itu verbal. Saya beri ee 7% untuk verbal atau pesan yang kita kirimkan yaitu pengirim pesan. Pesan yang akan dikirimkan. Lalu bagaimana pesan tersebut bisa ee dikirimkan dan juga ada penerima pesannya. Nah, lalu ada umpan baliknya. Saya saat ini sebagai pengirim pesan kepada Bapak dan Ibu dan juga tadi akan ada pesan-pesan yang disampaikan atau yang dikirimkan melalui Zoom virtual. Lalu juga Bapak dan Ibu di sini sebagai penerima pesan terkait dengan apa yang saya sampaikan. Lalu keduanya ada vokal yaitu suara yang kita sampaikan. Ada peach tinggi rendahnya suara. Ada pes kecepatan berbicara. ada pring kecepatan ee memenggal kalimat disertai jeda. Jadi, Bapak dan Ibu kalau misalkan kita lihat tadi dari vokal itu ada teach eh P dan juga pring ini tidak hanya dimiliki oleh atau diperlukan oleh seorang penyanyi saja, tetapi kita yang berbicara yang sering berbicara di depan umum sebagai public speaking yang baik dan benar itu juga perlu kita ketahui bahwa peach, P, dan pressing ini merupakan aspek komunikasi yang efektif. eh untuk ke depannya selanjutnya yaitu bisa enggak sih public speaking ini hanya menggunakan verbal dan vokal tanpa visual? Pastinya bisa. Kalau kita kan sering dengar kalau yang masih suka dengar di jalan misalnya radio. Radio kan menggunakan verbal dan vokal tetapi tanpa visual. Pesan yang disampaikannya ee tersampaikan dengan baik. Ya, tersampaikan dengan baik. kita mendengarkan radio ketika ada host-nya di sana atau ee penyiarnya di sana yang memberikan informasi-informasi itu kita menerimanya dengan baik walaupun tidak ada visualnya tapi tentu kita sebagai ASN harus memiliki tiga aspek yaitu tadi selain ada verbal vokalnya juga harus ada visual yaitu bahasa tubuh kita, gerakan tangan, terus juga pandangan, posisi duduknya nya posisi berdiri ataupun posisi berjabatangan pasti ini harus dimiliki sebagai seorang ASN ketika bertemu dengan atasan, rekan kerja ataupun klien dan lainnya. Ini adalah aspek komunikasi yang efektif. Nah, selanjutnya yaitu ee saya akan berikan kiat-kiat berbicara di depan umum. Yang pertama yaitu persiapan membantu rasa percaya diri dan mengendalikan rasa takut serta emosi kita. Lalu juga persiapan mental itu jauh lebih penting daripada persiapan materi atau bahan pembicaraan Bapak dan Ibu. Jadi tadi setelah yang saya sampaikan bahwa memang persiapan materi dan bahan pembicaraan penting, tapi juga mental kita juga jauh lebih penting. Karena kalau misalkan materi sudah oke, bahan pembicaraan sudah oke, tetapi mental kita enggak oke, nantinya semua akan buyar ya. Jadi mental juga harus kita atur juga Bapak dan Ibu. Lalu, beristirahat dan tidur yang cukup. ini menjelang Bapak dan Ibu para ASN berbicara di depan publik dan juga harus maju dengan sikap yang optimis. Terus juga pastikan suara Bapak dan Ibu nantinya cukup keras dan jelas terdengar bahkan oleh hadirin yang duduk paling jauh sekalipun nantinya. Ini juga kan pasti penting untuk para ASN ketika bertemu dengan atasannya atau juga rekan kerjanya atau juga bertemu dengan masyarakat juga pasti ini penting. Lalu perhatikan bahasa dan kata-kata yang kita gunakan dan penampilan. Gunakan pakaian sesuai dengan suasana pertemuan. Jadi penampilan itu juga penting, tidak hanya sekedar persiapan mental, lalu materinya, lalu suaranya kita, bahasanya, tapi juga penampilan penting itu karena eh biasanya orang akan melihat atau first impression itu dengan cara berpakaian kita dengan baik dan juga benar. Nah, itu juga harus dipersiapkan. Selanjutnya yaitu ada komunikasi nonverbal, kontak mat, ekspresi wajah, dan juga penambilan fisik serta nada suara. Dan tadi yang sudah sampaikan ee apa pakaian aksesoris yang digunakan itu harus diperhatikan. Dan persiapan mental itu biasanya berilah apa ya namanya cara-cara yang dilakukan. Pasti semua orang punya caranya melakukan senam ringan, stretching, lalu juga datang ke tempat pertemuan lebih awal untuk mengetahui nih suasana dan juga keadaan terlebih dahulu. Komunikasi yang baik itu seperti apa sih? Tentunya pasti juga ini yang ingin saya sampaikan atau mungkin kita sharing bersama-sama. Yang pertama yaitu sopan dan beretika. Lalu juga jelas dan mudah dipahami, tepat sasaran, tidak bertele-tele, responsif, terus empati, konsisten, jujur, dan bisa dipercaya. Sebenarnya ini saya punya video. Apa bisa di ee putar enggak ya, Mas? yang ee next-nya eh sebelumnya sebelumnya ada lagi kalau enggak salah di slide sebentar di slide 11 ini mungkin saya berikan contoh gambaran sedikit saja Bapak dan Ibu biar kita juga suaranya Ya, enggak ada suaranya ya, Mas. Ee enggak muncul suaranya ya, Mas Alan? Eh, iya sebenarnya kayak eh share sound-nya belum diklik sebentar Kak. Maaf. Uncomfortable. First off, Mrs. Lee, I believe you have some words to say about the deli departed. I'm not going to sing praises for my late husband, not today. Neither am I going to talk about how good he was. Enough people have done that here. Instead, I want to talk about some things that will make some of you feel a bit uncomfortable. First off, I want to talk about what happened in bed. Every starting your car engine in the morning? Well, that's exactly what David's snoring sounded like. But wait, snoring wasn't everything. There was also this rear end wind action going on as well. Some nights it would be so forceful. It would wake him up. What was that? He would ask. Oh, it's the dog. I would say go back to sleep, dear. Oh, you might find this all very funny, but towards the end of his life when his illness was at its worst, these sounds indicated to me that my David was still alive. Oke. Baik Bapak dan Ibu, itu saya ingin menggambarkan bahwa dari pidato yang disampaikan oleh Ibu tadi menggambarkan ada berbagai ee di situ ada seorang yang bersedih, terus juga dia menyampaikan sambil ada yang tertawa, terus juga artikulasinya jelas sekali. Otomatis pesan yang disampaikan juga sangat diterima dan juga mudah dipahami, tepat sasaran juga dan ada responsif dan eh empatik dari para pendai yang kita harus miliki tadi ada vokal, verbal, dan juga visual. Hanya misalkan selamat pagi Bapak dan Ibu, senang sekali saya bisa lurus aja tapi kita harus tahu tuh ada vokal harus jelas terus juga pemenggalan katanya juga harus jelas. Nah, ini yang harus penting dimilih ataupun kita gunakan sehari-hari sebagai seorang ASN. Nah, tentunya pastikan gunakan bahasa yang jelas lalu juga tidak berbelit-belit dan ini harus menghindari istilah atau teknis yang berlebihan jika tidak perlu. Nah, selanjutnya sebagai komunikasi di aparatur sipil negara atau prinsip komunikasi di ASN yaitu siap mendengar mendengarkan masyarakat tanpa menghakimi, terus menggunakan bahasa rakyat, hindari ee apa namanya jargon atau istilah teknis, lalu netral serta objektif dan jaga nada serta ekspresi. ini biasanya yang suka rada sensitif ya, agak sensitif ketika misalnya nada kita atau ekspresi biasanya juga setiap daerah itu punya nada dan ekspresinya yang berbeda-beda. Misalkan Batak ataupun ketemu Sunda itu pasti akan berbeda. Tapi kalau misalkan kita bisa memahami kita sebagai pengirim pesan memberikan informasi yang jelas itu akan pasti mudah dipahami. Lalu juga responsif jawab dengan cepat walau hanya untuk memberitahu sedang diproses. Misalnya tadi Pak atau Prof. Zudan tadi memberikan contoh ketika bertemu dengan temannya kita sebagai ASN kalau misalnya ada atasan kita yang Mas Alvian apakah tugas saya yang kirimkan sudah selesai misalnya. Terus Mas Avian bilang, "Sudah, Pak. Saya kemarin sudah selesaikan. Itu bagaimana kesannya?" Ya, kayaknya kesannya kurang elok gitu ya, kurang bagus. Tapi kalau misalnya Mas Alvian misalkan, "Baik Pak, sudah saya kerjakan tetapi masih ada yang belum selesai, nanti saya akan proses karena masih menunggu klien si A misal klien si B misal seperti itu." Itu kan jelas gitu ada ee kalau misalkan itu by WA misalnya. Kalau misalkan ketemu dengan atasan, kita harus jaga sikap juga dengan baik agar komunikasinya terjalin dengan baik. Nah, ada lagi selanjutnya yaitu komunikasi internal yang efektif. Bapak dan Ibu, hindari asumsi atau perjelaskan perjelas peran. Lalu, gunakan jalur komunikasi resmi. Bangun kerja tim lewat keterbukaan dan berani memberi serta menerima masukan. Ini komunikasi antara internal juga sangat penting di mana koordinasi antara kerja yang buruk ini seringkiali disebabkan oleh miskomunikasi atau tidak terjadinya komunikasi dengan baik. Nah, lalu bangun budaya komunikasi terbuka dan juga profesional di dalam kampung. Gunakan jalur komunikasi resmi tapi tetap hangat dan suportif ya. Selanjutnya komunikasi di era digital. Kita lihat bahwa memang komunikasi tadi lewat WhatsApp, email, media sosial, dan juga seperti yang saat ini kita laksanakan melalui virtual Zoom. Terus juga bijak menulis dan menyampaikan pendapatan secara daring misalnya. Terus media sosial ini kan bukan ee jangan dijadikan media sosial ini sebagai tempat curhat Bapak dan Ibu, tetapi juga sebagai ASN ini harus tetap membawa identitas negara. Bolehlah kalau misalkan pakai media sosial pribadi. Tapi ketika misalkan di media sosial tempat kita bekerja, mungkin kita bisa memilih kata-kata mana yang baik yang bisa diterima oleh netizen atau apa ya pembacanya gitu ya di media sosial. Tentu kita sebagai ASN harus menggunakan teknologi dengan bijak. tadi yang sudah disampaikan oleh Mas ee Daeng juga memang di era digital ini ASN harus tahu nih cara berkomunikasi melalui media sosial dan aplikasi daring itu seperti apa. Harus waspada dalam memilih kata saat menulis di media sosial, email ataupun juga WhatsApp atau grup instansi lainnya. Harus menjadikan teladan komunikasi publik yang beretika. tentunya sebagai ASN setiap kata dan sikap yang Bapak Ibu miliki ini harus menjadi contoh bagi masyarakat. Jadi komunikasi juga bukan hanya tentang apa yang kita katakan tetapi juga tentang nilai-nilai yang kita sampaikan. Ee saya lihat juga bagaimana banyaknya ada beberapa lah beberapa ASN yang viral karena nada bicaranya misalnya tidak sopan dan ini kan pasti menimbulkan berbagai macam asumsi dari masyarakat ketika melihat oh ternyata ASN seperti ini. Tapi kita jangan sampai seperti itu. Kita harus berikan pelayanan yang cepat terus juga harus jalin komunikasi yang baik. Begitu. Oke, karena ini waktunya sangat singkat lagi, mungkin terakhir yang saya ingin sampaikan adalah komunikasi adalah seni dan tanggung jawab. Bapak dan Ibu sebagai ASN bukan hanya penyampai tugas tapi juga penghubung antara negara dan juga rakyat. Di mana dengan komunikasi yang baik, pelayanan jadi lebih manusiawi dan bermakna. Saya melihat beberapa peneliti mengatakan bahwa 70% kesalahan di dunia kerja adalah hasil dari komunikasi yang buruk. Demikian yang saya sampaikan dalam diskusi kita. Silakan yang ingin bertanya kita kembalikan dulu ke Mas Alvian. Eh, baik, terima kasih Kak Adin atas paparan yang sangat menarik dan juga memberikan insight bagi kita semua terutama bagi ASN untuk berkomunikasi secara baik dan benar. Ee tadi kita sempat menyetat bahwa ee komunikasi dalam pelayanan publik itu yang efektif dalam public speaking. Kita harus memperhatikan words verbal dan juga visual. kita juga harus menggunakan bahasa yang tidak berbelit-belit serta siap mendengar dan ee menggunakan bahasa penyampaian yang dapat dipahami secara umum, menjaga nada dan juga ekspresi. Karena komunikasi merupakan kunci untuk membangun koordinasi yang baik. Ya, terima kasih kita ucapkan kepada Kak Andin Wijaya. Nah, Bapak, Ibu yang kami hormati, dari tadi yang Pak eh Dayeng Adi sampai dengan Kak Adin, kita melihat banyak sekali ris dari antusiasme Bapak Ibu yang hadir melalui ee webinar ini. Ee kami mengingatkan lagi Bapak Ibu untuk mengisi daftar hadir melalui ee link yang kami share melalui kolom chat. Nah, selanjutnya ee saat yang ditunggu-tunggu kami mempersilakan memberikan kesempatan kepada Bapak Ibu yang ingin bertanya. eh baik melewati Zoom ataupun kanal YouTube untuk eh menyampaikan pertanyaannya melalui fitur raise hand dan jika berkenan nanti untuk menampilkan videonya Bapak Ibu kami buka untuk tiga penanya terlebih dahulu. Untuk yang pertama kami persilakan kepada sebentar DKP Provinsi Sulawesi Barat kami persilakan. Oh, baik terima kasih Mas. Apa kedengaran? Sudah terdengar. Wah, ini Pak narasumber Pak Dayeng Adi sudah tersenyum. Ini satu provinsi. Monggo kami persilakan. Iya. Iya. Siap. Terima kasih Mas ya. Senyum beliau ini bermakna karena beliau ini senior kami di ee apa komunitas di beberapa komunitas yang menulis Mas ya. Baik. Ee ada dua pertanyaan Mas. Terima kasih untuk webinar pertama. Mungkin di pertanyaan kedua bisa sedikit menyinggung pemateri yang kedua. Ee yang pertama ee kira-kira Pak Bang Adi ya ee bagaimana kita sebagai SN bisa memastikan ee bahwa setiap tulisan yang kita buat itu bisa mencerminkan integritas dan kredibilitas instansi kita gitu di tengah tren penggunaan apa AI dalam proses penulisan. Karena kita ketahui bersama bahwa setiap OPD pasti punya SPB yang menyajikan tulisan-tulisan atau berita kepada publik lewat sosial media maupun website. Itu yang pertama mungkin, Mas. Yang kedua em dalam konteks tanggung jawab hukum atau hukum apa? Tanggung jawab hukum dan etika. ee kira-kira bagaimana sebaiknya ASN menyikapi konten yang dihasilkan oleh AI saat ini yang lagi ramai ini setiap konten yang dihasilkan oleh AI sebelum digunakan untuk ee publikasi resmi. Mungkin itu sementara, Pak Moderator. Terima kasih. Oke, baik. Terima kasih ee pertanyaannya. Ee untuk kesempatan yang pertama ini mungkin langsung merujuk langsung ke Pak Daing Adi. Kami persilakan Bapak. Ada dua pertanyaan tadi ya. Ya, terima kasih moderator. Nanti berbagi sama Adin ya. Ee yang pertama adalah bagaimana ASN mencerminkan ee integritas mereka dalam ee apa ya? dalam pemanfaatan AI gitu ya, khususnya bagi kredibilitas instansi atau entitas yang diwakili. Jadi ee yang pertama yang harus kita laku ee apa namanya pahami adalah kita harus membatasi eh apa memahami ada bahwa ada batasan ya, ada batasan penggunaan AI apa yang boleh dan apa yang tidak boleh ya. ya. Karena yang boleh itu tentu saja misalnya pembuatan draft. Nah, kan AI itu akan membantu kita dalam menentukan draf. Iya kan? Jadi memang ada beberapa tools ya atau eh mode AI ini yang bisa membantu kita ya. Karena misalnya chat GBT itu kan tidak seluruh pekerjaan ini bisa dilakukan, tapi kita membutuhkan ee tools yang lain gitu. Tapi intinya adalah yang pertama yang boleh kita lakukan misalnya dengan pendingkatan AI ini adalah draft dokumen itu masih boleh karena draf itu kan belum dipublikasi. Kemudian yang bisa kita lakukan juga adalah bagaimana kita mengecek grammarnya ya eh konsistensi istilah yang kita gunakan ya dan tata bahasa ya. Sekarang itu kalau kita mengetik di Google misalnya itu akan ada e panduan misalnya apakah tata bahasa yang kita gunakan ini itu akan ee apa itu sesuai dengan ejaan atau tidak. Bahkan kalau di teman-teman media itu ya dalam menentukan judul saja, judul berita yang mereka mau upload itu Google itu membantu bahwa judul ini tidak akan tidak anu ya dengan kode merah atau kode hijau. Jadi begitu cerdasnya ee fasilitasi sekarang ini. Kalau dia memberi kode merah berarti judul yang kita e ketikkan itu itu ee akan jauh dari pencarian. Tapi kalau judul itu berwarna hijau garis bawahnya, maka Google merekomendasikan bahwa judul ini lebih mudah dicari dibanding yang bergaris bawah merah gitu. Jadi itu masih boleh karena ee lagi-lagi itu belum di-upload, belum belum menjadi konsumsi publik kan. Ah itu masih konsumsi laptop kan gitu kan. Yang kedua adalah ee analisis data kuantitatif atau kualitatif yang kita lakukan itu kan sifatnya internal. Jadi itu masih bisa di apa didiskusikan di antara bagian di kantor i kan. Jadi itu itu batasan ee ya. Jadi yang pertama adalah tadi teman-teman teman dari DKP Sulbar bahwa kita mesti memahami ada batasan. Artinya tidak semua hal yang kita peroleh dari ee kemajuan EAI ini itu bisa kita distribusi ke publik. Enggak bisa ya. Jadi harus ada filter. Nah, apa yang tidak boleh? Ya, tadi kan sudah boleh yang di atas tadi boleh. Yang tidak boleh adalah setiap pengambilan keputusan ya. Jadi, setiap pengambilan keputusan keputusan kebijakan itu wajib melalui e filter di instansi. Ya, saya kira ada orang hukum, ada orang ee ada bagian hukum, ada bagian tertentu yang sebelum pimpinan tanda tangan ada yang asistensi misalnya apakah sekretaris dinas atau dan sebagainya ya. Kemudian ee dokumen rahasia tentu gak boleh dianu ya, tidak boleh dan ee AI atau misalnya Chat GPT atau dipsik dan sebagainya itu itu juga kadang-kadang membatasi kita untuk menggunakan itu. Bahkan mereka tidak mau merekomendasikan kalau kita meminta data rahasia biasanya mereka tidak akan kasih. Maka data kuantitatif atau kualitatif yang kita butuhkan itu tetap ada di kantor kita ya. ee apa yang ada di luar itu hanya sebagai alas pembanding saja. Nah, jadi ee yang kedua ee tambahan saya bahwa yang harus kita apa yang harus kita ee apa namanya cerminkan ya dalam penggunaan AI ini adalah yang kedua adalah transparansi dalam penggunaan AI ya. Ya. Jadi kita harus bersikap jujur bahwa misalnya ee dalam penyusunan e draf yang begitu panjang dan sebagainya ini atau dokumen ini itu telah melalui asistensi AI gitu ya atau telah melalui ee apa itu kalau di Facebook itu ada ee apa AI instan itu ya misalnya ee mengubah wajah itu kan ada di situ itu pasti AI itu ya. Jadi ada ada kejujuran dari instansi bahwa dokumen yang mereka buat itu ya itu mencantumkan disklaimer ya bahwa dokumen ini telah melalui asistensi AI dalam pengecekan bahasa misalnya ya, tetapi penetapan substansi kebijakan itu tetap dilakukan oleh tim ahli. Nah, gitu ya. Ee kenapa? Karena ee disklaimer ini untuk menjamin ee apa namanya ee bahwa kita tetap memiliki otoritas dalam menentukan ee apa substansi dari kebijakan yang diputuskan oleh kantor. Tetapi saya kira kalau bikin surat ee surat-surat umum itu tidak perlu pakai AI ya, kecuali yang sifatnya analitik dokumen itu. Itu itulah ya. Tapi kalau surat-surat umum itu jangan sampai ee bahasa yang kita gunakan di kantor kita sama dengan kantor sebelah kan gitu kan. Itu itu nanti gitu Alvian ya gitu. Jadi ee itulah dimaksud bahwa mesti ada nuansa berbeda. Misalnya orang ee Dinas Lingkungan Hidup tentu konteks bahasa yang mereka gunakan dalam menyusun surat itu kan mesti dia agak agak konteks lingkungan hidup juga kan kosakata yang dia pilih dan sebagainya. Berbeda misalnya dengan instansi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, tentu mereka akan menggunakan ee pilihan-pilihan teks sesuai dengan konteks surat yang dia buat gitu ya. Jadi tidak selalu berdasar pada AI. Ee jadi kita hanya menggunakan AI ini hanya untuk membanding saja, membanding ee draf yang kita buat gitu ya. Jadi ee lagi-lagi saya kita berharap bahwa ee setiap hal yang kita tarik dari AI misalnya dari internet itu harus terlalu dilakukan cross check ya cross check karena AI juga sering menyarankan bahwa apa yang mereka rekomendasikan mesti dicari ulang kembali kan gitu ya. itu lagi-lagi ee menunjukkan bahwa itu tetap ada ee apa istilahnya ee campur tangan manusia lebih tinggi gitu ya. Jadi teman-teman sekalian saya kira ee saya kira itu dulu Mas Alvian ya mungkin bisa ke narasumber ee Mbak Andin gitu. Eh baik terima kasih Pak Ding Adi atas ee penjelasannya. Jadi memang AI sebagai pendamping dan tetap memperhatikan kerahasiaan data serta transparansi penggunaan AI nanti dengan menggunakan disklaimer untuk menjamin otoritas atas pengambilan keputusan. Ee selanjutnya ee Kak Adin apakah berkenan ada tambahan? Halo. Ee baik dari penanya dari DKP Sular, apakah ada tanggapan lagi atau sudah terjawabkan dari Pak Daing Adi? Izin. Halo. Apakah suaranya terdengar Bapak? Mohon maaf. Atau peranya penanya kedua misalnya. Oh iya. Siap. Ee baik, terima kasih atas pertanyaannya Bapak dari DKP Subar. Ee selanjutnya kami membuka untuk penanya yang kedua. Kami lihat di hand sudah ada Ibu Marlina Eki. Eh, silakan Ibu. Apakah sudah standby Bu Marlina? Oke. Baik, kita lewati dulu dengan selanjutnya dari Pak Wianto dari Direktur Kompensasi. Kami persilakan Bapak. Baik. Ee selanjutnya kami persilakan Bapak Guru dari Kecamatan. Silakan Bapak. Oke. Atau selanjutnya ini kami persilakan kepada Pak Kardiman dari Dispar Natuna ya. Baik. Iya. Silakan Bapak kalau berkenan dapat membuka kameranya Pak. Baik terima kasih. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullah ya. Silakan Bapak. Biasanya dalam pemaparan itu atau penyampaian pesan itu audiens kita itu ee lebih melihat kepada siapa yang menyampaikan pesannya. Nah, ee tokoh pembicaranya atau narasumber ee yang berdiri di depan audiensnya. Nah, mungkin ee yang menjadi pertanyaan saya adalah bagaimana kita sebagai ASN atau narasumber yang biasa saja itu bisa tampil dengan baik di hadapan ee audien sehingga seakan-akan kita itu adalah ee seorang narasumber atau penyampai pesan yang benar-benar memberikan ee harapan bagi audien. Mungkin demikian saja, terima kasih. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Baik, terima kasih banyak Pak Kariman dari Dinas Pariwisata Natuna. Ini mungkin ee berkenan dulu untuk Kak Adin untuk memberikan tanggapannya. tadi ditanyakan bagaimana sebagai seorang narasumber biasa bisa memberikan ee atau memberikan intensi atau intensi kepada audiens. Kami persilakan Kak Andin. Iya. Cocok Andin. Kak Andin mohon maaf atau mungkin mau diulas dulu dengan ee Pak Daingadi jika berkenan Pak boleh sambil menunggu Mbak ya. Terima kasih, Pak. Terima kasih banyak Pak dari Natuna, ya. Jadi ee seperti yang kita singgung di awal tadi, baik dari Prof. Sudan atau dari Mbak Andin ataupun tadi saya mengatakan ee secara apa ya umpan balik ya, bahwa siapapun yang bisa berbicara insyaallah dia bisa menulis dengan baik. Nah, siapun yang memiliki pengetahuan karena dia membaca ya dan sebagainya itu insyaallah dia bisa menjadi pembicara yang baik. Nah, yang harus dilakukan Pak Kardiman menurut ini kan sharing ya dengan Pak Kardiman ya. Eh, karena ini urusan public speaking kan ini urusan eh apa ya membangun kredibilitas ya ee atau menjadi inspirasi bagi orang lain ya. Dan lalu yang ketiga adalah bagaimana membangun kepercayaan audiens gitu kan. Ada tiga hal itu yang perlu kita ee garis bawahi kalau dalam urusan public speaking. Nah, yang pertama ee kita harus menyiapkan bahan ya. Jadi kita menyiapkan bahan paling tidak menguasai bahan yang kita mau sampaikan ya. Jadi ee bahan itu sangat menentukan sekali ya. Kalau kami di wartawan, Pak Kardiman ee dulu di dikasih dikasih apa namanya itu? dikasih bekal. Kalau Anda ingin mewawancarai seseorang, minimal Anda memahami 20% dari apa yang Anda mau wawancarakan. Jadi, kalau kita dulu wartawan itu waktu kita masih di reporter, kalau kita disuruh turun lapangan, kita disuruh mempelajari, diwajibkan mempelajari konteks apa yang kita mau wawancarakan supaya kita tidak keteteran oleh narasumber. Ya, jangan sampai Pakaderim narasumbernya mengatakan ada yang masih mau ditanyakan kan gitu kan. Kan tidak lucu tuh wartawan kalau ditanya narasumber kan. Nah, untuk konteks berbicara di depan umum ini yang pertama ee kita mesti tahu siapa yang kita hadapi, si siapa audiens-nya gitu ya. Jadi ya gak nak terlalu berat juga sampai melakukan analisis dan sebagainya. Tapi biasanya kalau kita diundang ke suatu acara kita akan bertanya siapa yang hadir ya? Apakah pelajar, apakah profesional yang hadir atau ASN atau masyarakat umum atau campuran. Jadi itu yang pertama. Ee yang kedua adalah ee kita harus mengetahui ee ekspektasi atau ee apa yang ingin orang dapatkan dari materi yang kita mau sampaikan, ya. Jadi ee kalau misalnya kita akan berbicara ee kepada audiens yang ingin bangkit dari apa kegagalan, dari putus asa, maka kita mesti menyiapkan kisah-kisah yang inspiratif atau solusi. Ah, tapi tadi Pak Kaderiman saya lihat ee anunya nickname-nya itu dari pariwisata kan. Nah, tentu ee Pak Kadan kalau misalnya ingin tampil di depan ee orang paling tidak ee konten kepariwisataan itu mesti dikuasai karena tentu orang akan bertanya misalnya tentang hal itu kepada Bapak sebagai pembicara ya. karena mereka tahu Bapak misalnya dari pariwisata kan misalnya seperti itu. Jadi ee kalau kita sudah ee menguasai materi, menguasai bahan yang kita mau sampaikan ya sebaiknya kita menyusunnya juga dengan struktur yang jelas ya. Jadi ee isi pembicaraan atau tulisan itu kan hampir sama. Yang pertama selalu ada pembuka, ee yang kedua ada isi, lalu yang ketiga ada penutup, gitu. Jadi ee itu aja yang dipahami. Jadi ada ada pembuka apa yang kita ee jadi pengantar yang bisa membangkitkan rasa penarasan orang misalnya atau apa isinya gitu. Jadi itu saja. Ah lalu yang ketiga adalah bagaimana cara memuka itu disampaikan ya. Nah, tadi sudah disampaikan tipsnya oleh Mbak Andin tadi. Nah, ee yang jelas kalau menurut saya memang selalu berbeda misalnya ee ketika kita tampil sejarah daring begini dengan sejarah luring ketemu langsung misalnya di aula atau di satu tempat outdoor itu biasanya beda memang ya. Ee jadi seperti di daring ini kan kita tidak bisa melihat semua orang yang hadir gitu ya. Makanya ee pendekatan yang kita lakukan dengan ee daring, dengan luring itu berbeda gitu ya. Tetapi yang intinya adalah bagaimana kita menguasai bahan lalu menguasai gaya komunikasinya. Ya, tadi sudah dijelaskan menguasai vokal ee body lens, kemudian ee tempo dalam berbicara. Nah, yang bagaimana moderator? sudah ada Mbak andin. Kemudian ee yang keempat atau yang seterusnya adalah interaktif. Bagaimana kita membuat ee pidato kita, ceramah kita itu atau ee kehadiran kita sebagai pembicara di depan orang itu lebih lebih apa namanya? Lebih interaktif ya melibatkan audiens gitu ya. sama tadi ee teknik yang digunakan oleh ee ketua pimpinan pusat kita korv ee masuk dalam ee materi itu dengan cara membuat kisah tentang ee temannya yang mau datang ke BKN kan itu kan salah satu cara dalam melibatkan audiens gitu ya. Nah, sehingga itu juga menjadi apa ya itu juga terbenam dalam pikiran saya. Oh, begituul itu hal yang betul sekali itu. Karena apa yang menjadi komunikasi yang miss tadi misalnya tadi yang disampaikan oleh Prof. Sudan itu dua hal di situ. Selain berkaitan dengan masalah kepenulisan, teks juga bisa ee menyangkut mengenai masalah ee konteks dalam arti ee gaya berbicara gitu. Nah, kemudian ee saya kira cukup ya ini karena ini sebagai tambahan untuk materi berbicara itu. Ee saya kembalikan ke moderator. Iya. Baik, terima kasih Pak Daeng Adi atas penjelasannya. Sambil menunggu Mbak Adin ee sedikit kami simpulkan Bapak berarti memang kita sebagai audiens tadi harus menguasai materi, mengetahui siapa audiens yang dihadapi, serta menyiapkan solusi dan juga harus inspiratif dengan menyiapkan mungkin dari struktur, isi, pengantar, dan penutupnya. Ee baik ee Kak Andin apakah sudah bergabung? Ee baik, kita beralih ke penanya terakhir. Penanya terakhir kami persilakan kepada Distan Pangan Bali. Mohon berkenan Bapak Ibu. Ya, silakan Bapak Ibu. I, terima kasih. Ee selanjutnya untuk penanya selanjutnya kami persilakan kepada kesempatannya untuk di stan pangan Bali. Apakah sudah standby? Ketahanan pangan ya. Iya. Kami persilakan Bapak atau Ibu nih dari Din, Din Ketahanan Pangan Bali. Kami persilakan. Boleh. Atau ini dari akun atas nama Kakak Oca atau Akbar kami persilakan. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Jika berkenan mohon dapat membuka kamera. Ini saya sudah buka ini tapi kayak hitam juga ini Heroba. Iya. Silakan. Alhamdulillah di KKRI menyapa SN. Kali ini 14 Mei 2005 kita berjumpa lagi keren, selalu rutin dan ini konsisten. Tadi saya sudah ee sampaikan beberapa pertanyaan ini. Kebetulan ini narasumber salah satu narasumber sama-sama di grup orang Sulbar. Jadi semalam saya tertarik gara-gara Pak Kabad sudah bahwa kita jumpa besok. Jadi saya tertarik nih. Saya lupa sebenarnya kalau ada rutin ini. Terima kasih sudah mengingatkan. yang yang menjadi persoalan tentang bagaimana Aen Cerdas berbicara, cerdas menulis ini PPID-nya pengelola PPID dan hampir di semua SKPD pengelola PPID-nya yang kurang kurang mantap. Ini yang perlu dipertegas ee Kori. Dalam hal ini mengingatkan teman-teman ASN untuk selalu belajar, belajar, belajar. Setelah belajar harus konsisten. Ini tidak pernah konsisten kan yang tadi disampaikan narasumber semua itu bisa dipelajari. Yang tidak bisa dipelajari itu konsisten. Saya kira itu moderator. Terima kasih. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih, Pak Akbar. E tadi menyampaikan terkait bagaimana pengelolaan PPID yang tadi dirasa masih kurang mantap ya, Pak ya. Ee langsung saja kami persilakan Pak Daingi untuk memberikan tanggapan, Pak. Iya. Ee Pak Ucak tadi ya. Iya. Ee saya memiliki apa ya pernah mengalami pengalaman ini datang ke PPID dan ee petugas PPD itu menjelaskan kepada saya ee apa itu mekanisme karena saya minta data dan sebagainya. ee saya begitu lama menunggu di salah satu kantor itu dan ee karena begitu lama akhirnya saya lebih banyak berbicara di situ kan dan saya menunjukkan ee apa yang mereka tampilkan di dinding itu yang biasa ditempel itu ya ada mekanisme di situ kan mekanisme permintaan data dan sebagainya. saya menunjukkan bahwa ee kalau saya baca apa yang ada di dinding kantor Anda ini, seharusnya saya sudah dilayani sejak tadi gitu. Gitu kan. Jadi ee keluhannya Pak Ocak tadi itu benar itu ya. Kadang-kadang sendiri petugas yang sudah ditempatkan di sana itu tidak melayani kita gitu. Padahal di di dinding sudah mereka tempel ada mekanisme alur pelayanan PPD kan ada kan itu. Nah, jadi saya bilang kok begini PPID-nya kan gitu ya. Nah, ini untuk untuk anu aja merespon itu. Nah, ee memang yang harus di di dilatih ee adalah ee apa kemampuan public speaking itu teman-teman yang ada di front office PPD itu penting ya dalam melayani orang ya. Tapi itu kan hanya salah satu kasus yang saya temukan ya, karena saya alami sendiri kan. Sehingga saya yang mencoba memberi penjelasan tentang apa yang mereka tampilkan di dinding kantor mereka sendiri. Nah, jadi benar tadi yang dikatakan oleh Pak Oca bahwa semua hal yang kami terangkan tadi ini tentang berbicara dan menulis itu adalah keterampilan ya yang bisa dipelajari. Nah, jadi ini hanya membutuhkan konsistensi ya dan kemauan keras bagi teman-teman kalau ingin pandai misalnya ee menulis ya menulislah setiap hari ya. Kalau ingin pandai berbicara belajarlah berbicara setiap hari dan sebagainya ya. Jadi tokoh seperti siapa ini? Ee saya suka nonton ee podcastnya itu Pak Gita Wirawan. Ternyata sampai hari ini minimal 20 menit per hari dia juga bicara di depan cermin. Ini menurut Pak Gita Wirawan yang orangnya sudah tampil di mana-mana berbicara sekelas internasional kan. Tapi sekelas beliau saja setiap hari masih terus ee belajar berbicara berbicara sendiri di depan cermin. Dan itu yang bisa kita lakukan. Kan tidak ada orang yang tahu kalau kita belajar sendiri kan misalnya salah sendiri menulis dan sebagainya. Nah, jadi ini memang membutuhkan konsistensi bahwa menulis, berbicara ini semua keterampilan yang harus diolah dari kebiasaan. Jadi di situ ada rutinitas ya. Jadi e Mas Alvian, Mas moderator di situ memang harus ada waktu yang bisa kita sisihkan untuk belajar misalnya 10 menit, 15 menit sehari untuk menulis atau 30 menit untuk menulis. per hari menulis atau berbicara kan atau yang kedua kita melakukan sendiri refleksi terhadap tulisan tulisan kita misalnya apa kelemahan tulisan saya ya waktu Mas Alvian waktu saya dulu ee mulai belajar ee atau menjadi reporter 25 tahun lalu ee waktu saya masih di kampus ee itu seorang senior saya mengatakan bahwa tulisan kamu ini tadi ini kayak musim kemarau gitu. Sungai di musim kemarau. Iya kan? Karena saya mencoba mengatakan kepada dia ee senior saya ini, abang saya ini, tolong dinilai saya punya tulisan dan penilaiannya begitu. Itu sangat menyakitkan itu Mas Alvian kan. Tapi kan waktu itu saya tidak berhenti kan. Kalau hari malam itu saya berhenti kita gak ketemu hari ini kan gitu. Tapi ini kan butuh proses yang panjang luar biasa dan sebagainya. Jadi karena begini ee Mas moderator, salah satu hal yang ee apa namanya menjadi kendala bagi setiap orang khususnya menulis misalnya atau berbicara adalah dia tidak mau dinilai orang. Iya kan? Coba kalau kita punya kerelaan untuk meminta kepada orang untuk ee menilai punya ee tulisan kita, itu akan mempercepat kita lebih bagus menulis. Tapi kan masalahnya banyak orang tidak mau didelay ya. Sementara tulisan itu akan dipublish. Iya kan? Jadi, jadi kalau misalnya Mas Alipian punya draf tulisan, ya kasihlah temannya, teman kantornya yang bisa membaca itu, bisa menilai. Tapi Mas Lepian, jangan serahkan draf itu kepada teman yang hanya bisa memuji. Ya, iya kan? Jangan. Oh, ini sudah bagus, Masan, mantap sekali nih. Padahal belum mantap kan. Jadi, jadi setiap tulisan atau keterampilan berbicara ini itu harus direfleksi oleh orang lain gitu atau dinilai ya. Nah, kemudian bagi kita ini teman-teman ee SN ee tren ini harus di apa namanya ee diikuti terus ya. Nah, dalam pengembangan ee tulisan ya yang bisa saya sampai tambahkan juga adalah bagaimana kita kritis terhadap sumber informasi ya kan kita kan mau mengembangkan tulisan nih ya. Jadi tidak semua hal yang kita peroleh di internet atau disumbangkan oleh EA itu itu harus ditelan menta-menta ya. Kita harus juga kritis terhadap sumber informasi yang kita terima ya. sama dengan eh apa namanya? Penanaman mental kepada wartawan itu adalah skeptis, tidak percaya kepada semua orang gitu ya. Jadi kalau kita mewawancarai orang, kita tidak serta-merta mempercayai apa yang dikatakan ya tapi harus ditanya ulang ya. Jadi skeptis gitu ya. Jadi kita tidak mudah percaya kecuali menanyakan ulang. Jadi ada verifikasi, ada konfirmasi sama dengan tulisan kita. Kalau kita menulis ya, kita adalah orang pertama yang melakukan ya critical thinking terhadap karya kita sendiri sebelum orang lain yang memberi kritik gitu ya. Jadi apalagi kita akan misalnya menyajikan argumen yang berbasis data bukan hanya opini. Jadi semua orang di media sosial sekarang ini yang kita sebut sebagai netizen netizen adalah orang semua, semua orang yang pandai membuat opini ya. semua orang apakah satu kalimat panjang pendek dan sebagainya. Tetapi argumen-argumen yang berbasis data itu sangat miskin ya. Makanya tiap hari kita ini memang ditimbun oleh banjir informasi dan sebagainya ya. Jadi eeah modal kita yang pertama adalah dalam pengembangan kualitas pribadi kita dalam urusan menulis ini adalah mengembangkan critical thinking. Jadi kita kita yang lebih awal kritis terhadap apa yang kita mau ee lakukan. Yang kedua, dalam pengembangan pribadi kita untuk memasuki keterampilan menulis ini adalah cobalah kita mengembangkan keterampilan storyting. Ya, jadi kemampuan kita dalam teknik bercerita itu akan meningkatkan kualitas kita berbicara di depan orang lain. Jadi ini untuk Bapak Oca, kemudian Bapak Kariman tadi Natuna. Ini yang tidak saya sampaikan tadi bahwa kita harus memiliki keterampilan teknik bercerita. Pak Gita Wirawan mengatakan dengan salah satu sumbernya seorang guru fisika tidak akan mampu melahirkan fisikawat kalau guru itu tidak memiliki keterampilan storytelling yang bagus. Ah, ini kan bisa kita rasakan waktu kita sekolah Mas Salvia. Guru-guru kita yang pandai bercerita ee pimpinan-pimpinan kita yang pandai bercerita kepada e kita kepada bawah itu akan lebih kita nikmati caranya memimpin atau mengajar itu kalau dia pandai membangun storytelling ya. Jadi dibanding hanya ee kita menghadapi perintah perintah perintah gitu kan dan sebagainya. Nah, kemudian ee yang terakhir dalam pengembangan e ini yang berkaitan dengan eh AI ya. Ee kalau yang dua tadi yang saya katakan Mas E Albian yang critical thinking dengan storyting itu dua hal yang harus kita kuasai secara penuh ya ee dalam konteks pribadi kita. Nah, karena ini berkaitan dengan AI dan kemajuan ee banyak tools dan aplikasi, maka kita memerlukan kemampuan kita mengoptimalisasi, ya. Kemampuan kita mengopt jangan kalau kita menggunakan AI atau aplikasi itu yang tools itu jangan hanya bersandar chat GPT saja, gunakan juga yang lain gitu untuk membanding karena kita bisa membandingkan itu ya. Contoh ya, tak usah lihat itu meta yang ada di eh meta AI yang ada di Facebook itu atau di WA kita itu masih kurang presisi dibanding chat GBT. Silakan di anu bisa diuji itu ya cari di chat GBT lalu bandingkan dengan apa yang direkomendasi oleh Meta II di WA kita itu biasanya ini masih butuh ini yang meta ini itu kan masih butuh pengembangannya gitu. Jadi ee makanya kita memerlukan optimalisasi tools-nya ya. Ee kalau teman-teman di media online sekarang itu mereka sangat mempelajari tentang bagaimana SEO itu berjalan ya kata-kata kunci itu sehingga itu bisa direkomendasi oleh Google misalnya. Jadi dia mempelajari itu dan Google itu memberi memberi panduan. Jadi kalau kita nulis berita, judul misalnya di media online sekarang, maka Google Analytic akan memberi kita panduan bahwa ganti kalau dia merah berarti dia meminta kata-kata eh judul itu diganti ya, karena akan ee apa namanya ee tidak mudah ditemukan oleh pencarian gitu. Tetapi yang saya katakan tadi kalau dia sudah ee kode hijau itu direkomendasikan untuk menjadi judul. Nah, jadi ee banyak aspek teknis karena ini webinarnya bukan ee webinar teknis ya, ini bukan Mas eh Mas Alvian pelatihan menulis ya. Ini kan bicara umum saja ya. Tapi mudah-mudahan ada undangan KFI lagi untuk bicara tentang teknisnya kan biar kita bisa nulis ee dalam e praktik menulis dan mengulang itu ya. Karena sesungguhnya Mas Alvian menulis itu dua saja prosesnya ya. kita hanya memerlukan 10% inspirasi ya dan 90% keringan. Itu kata Peter Dev, seorang penulis besar ya. Ee atau kita hanya memerlukan 1% bakat dan 99% ee proses ya. Jadi saya kira itu tambahannya. Siapa tahu ada yang bertanya lagi. Ee baik. Luar biasa. Terima kasih, Pak Dengadi. Tadi memang sebenarnya berakar dari PPID yang memang tidak bisa perform secara baik sehingga tidak dapat memberikan data ataupun informasi yang ee diperlukan. Tapi memang kata kunci yang harus kita pahami adalah proses dan kerja keras tadi untuk ee belajar menulis. Dan tadi juga dijelaskan dari Pak Dengen seperti yang dilakukan tadi ee Pak Gita Wiryawan dan proses itu memang harus dilaksanakan dengan penuh kerja keras. Ee selanjutnya kembali kami ee menyapa Kak Adit apakah sudah bergabung lagi dengan ee kami di webinar Kak Andin. Ee baik, terima kasih Bapak Ibu atas partisipasi yang sangat aktif sekali. Kami yakin di dalam rest hand masih menumpuk Bapak Ibu. Dan tadi Pak Daingandi sudah memantik ya bahwa kalau memang ada kesempatan lagi nanti bisa untuk dilaksanakan webinar lanjutan dengan materi yang lebih detail dan ee lebih teknis. Tapi kami serahkan lagi kepada penyelenggara di Dewan ee pengurus Korpir Nasional. Ee mohon maaf kita batasi pertanyaannya Bapak Ibu karena memang kita dipisahkan oleh waktu yang memang ketentuannya sampai 10. Kita sudah pukul 101 WIB. Kami ucapkan terima kasih sekali lagi kepada Bapak, Ibu dan juga narasumber Pak Dayeng Adi dan juga Kak Adin Wijaya. Selanjutnya kami ee mohon penutup dari ee Pak Daing Adi kesimpulannya untuk ee kegiatan pada hari ini. Kami persilakan, Pak. Jadi ee terima kasih Mas Moderator ya. ee memang keterampilan menulis ini ee harus dikuasai oleh teman-teman ASN ya, karena ee keterampilan yang mereka kuasai ini itu akan berimplikasi pada ee semua dokumen, semua kebijakan yang akan dihasilkan. Ya, jadi ee ini menjadi penting sekali karena ee tadi di awal saya katakan bahwa menulis bagi ASN itu bukan hanya persoalan kata-kata saja ya. seorang ASN atau seorang aparat ee negara, aparat sipil negara ini itu tidak pernah bisa dipisahkan dari perannya sebagai ee aparatur dengan dirinya sebagai pribadi kalau dia menggunakan media sosial. Ya, jadi itu selalu melekat. Itu selalu melekat. Apalagi kalau status itu masa lepian dibuat pada saat jam kerja. Iya kan? Ini nih ya. Nah, jadi ee ee ini menjadi penting sekali untuk ee diperhatikan oleh teman-teman sekalian bahwa ee belajar menulis itu ee memerlukan ee ee komitmen. Jadi, komitmen tinggi. Lalu, bagaimana kita bisa konsisten? ya. Karena menulis itu adalah keterampilan yang harus ee dilatih, diulang-ulangi ya. Ee contoh yang biasa saya sampaikan adalah saya kira peserta webinar ini tidak ada yang ee belajar dahulu naik motor, naik sepeda itu ee setelah dia membaca buku petunjuk tata cara naik sepeda atau naik motor ya. Tapi kenapa kemudian hari ini kita sangat pandai membalap sepeda atau membalap motor atau bahkan membalap mobil di jalan tol ya karena kita terus melakukannya berulang-ulang ya. Kita tidak pernah membaca buku panduan tentang cara mengemudi ya ee sebelum kita belajar mengemudi. Tapi kenapa kemudian kita makin mahir? karena ini dilakukan terus-menerus dan ee bahkan kita bisa melatih orang lain. Jadi terima kasih ee atas kesempatan ini. ee saya berharap bahwa ee adaptasi teknologi bagi teman-teman ee ASN ini ya ini makin membuatnya lebih mahir ya dalam ee komunikasi modern yang ee makin diwarnai oleh perubahan platform yang makin canggih. Saya kira ee cukup dari saya. Terima kasih. Ee mohon maaf kalau ee ada yang kurang dari saya. ya. Ee yang jelas tantangan terbesar kita dalam komunikasi digital bagi ASN ini ini makin luar biasa ya karena ASN tidak hanya mewakili entitasnya sebagai pribadi tapi juga selalu membawa entitas kelembagaannya. Terima kasih. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Baik, terima kasih sekali lagi kepada Pak Daeng Hadi ee telah memberikan kesimpulannya bahwa memang ee kita dalam harus beradaptasi dalam dunia digital ini terutama dalam menghasilkan tulisan dan memanfaatkan AI ee sehingga kita tetap memberikan memiliki kontrol terhadap tulisan yang kita buat, menjaga legalitasnya dan juga memberikan nuansa terhadap tulisannya dan tetap terus untuk selalu berlatih untuk menulis. Selanjutnya, Kak Adin. Ee nampaknya beliau terlempar dari ee webinar ini. Izin. Iya, Kak. Halo, Kak Andin. Iya, Kak. Oh, iya. Silakan ee memberikan kesimpulan penutupnya, Kak. Baik. Eh, terima kasih dan mohon maaf sebelumnya Bapak dan Ibu. Ini ee internetnya sedang tidak bagus tapi intinya tadi yang sudah disampaikan oleh Mas Daeng mungkin pastinya sudah jelas juga dan saya pikir ee semoga sebagai ASN tentu kemampuan berbicara di depan publik ini bukan sekedar keterampilan tambahan tapi bagian penting dari pelayanan dan kepemimpinan. Dan mungkin ingat tiga hal sederhana saja. persiapkan isi bukan hanya suara. Pahami yang ingin disampaikan terus juga berbicara dari hati bukan hafalan dan latihan membuat percaya diri. Karena sesungguhnya public speaking yang baik itu bukan tentang tampil hebat, tetapi tentang menyampaikan pesan dengan jelas, jujur, dan berdampak. Demikian sekali lagi terima kasih banyak kesempatannya. Semoga di lain kesempatan kita bisa bertemu secara langsung bersama para ASN yang luar biasa ini. Terima kasih Mas Alvian. Baik, terima kasih. Luar biasa kata-kata dan juga inti sari dari konklusinya Kak Adin. Ee demikian Bapak Ibu, sebelumnya kami izin menyapa dulu kepada ee Ketua DPKn Korpri P. Prof. ee Prof. Sudan apakah masih di dalam webinar? Prof. Izin. Oh, iya. Baik, terima kasih. Ee izin kami menutup ee acaranya. Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Sudan ee Ketua Umum DPKN Korpri ee sekaligus sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada narasumber kita yang luar biasa, Bapak Deng Adi Arwan Alimin dan juga Kak Andin Wijaya yang telah memberikan insight mengenai kemampuan cerdas ASN dalam berbicara dan menulis. serta terima kasih atas perhatian dan partisipasi aktif dari seluruh Bapak dan Ibu yang bergabung secara daring dalam webinar Korpri menyapa ASN melalui platform Zoom maupun melalui kanal YouTube kami. Semoga apa yang disampaikan hari ini dapat menjadi inspirasi dan juga motivasi untuk meningkatkan kualitas komunikasi ASN baik secara lisan maupun tulisan. Ee jangan lupa untuk terus mengikuti series-series webinar Corpi selanjutnya tentunya dengan tema-tema yang menarik dan juga relevan serta jangan lupa untuk mengikuti akun sosial media kita Dewan Pengurus Corpri untuk mengetahui kegiatan dan info-info menarik seputar Corpri serta mem-follow akun sosial media kita Instagram di Dewan Pengurus Korpi serta TikTok kami di @sjenndpkn serta jangan lupa pastinya subscribe channel YouTube kami di Dewan Pengurus Korpori Nasional. Nasional. Nah, Bapak Ibu, tadi saya membuka dengan pantun. Izinkan kami juga menutup dengan pantun. Ee minta cakepnya ya, Bapak, Ibu. Oke. Menanam jagung di musim semi, hasil panennya sungguh manis. Mari berkarya dengan hati berisi. ASN cerdas bicara dan menulis. Ee baik ee mewakili ee Prof. Zudan dan juga Bapak Ibu pengurus di DPKn Korpri, kami mengucapkan terima kasih kepada hadirin dan juga narasumber atas kehadirannya. Dan akhir kata, wabillahi taufik wal hidayah. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sampai jumpa di webinar Korpri selanjutnya. Korpi maju terus. Nah, sedikit sih Bapak Ibu ee ya ee untuk yang di sertifikat nanti tadi ada informasi dari pengurus bahwa nanti namanya akan selalu di-update ee dan mohon menunggu sesuai dengan link yang sudah disediakan. Mohon linknya di-save dulu dan mungkin sebelum kita berpisah, izin kita foto bersama Bapak Ibu ya. Baik. ee mohon berkenan membuka kamera ya tadi. Ee kami minta tolong dan mohon izin kepada Bapak Ibu Asrot ataupun moderator untuk membantu. Oke, kita buka kamera ya, Bapak, Ibu. Oke. Oke. Baik, kita mulai ya. 1 2 3 1 2 3 mungkin dengan gini ya. Korpri maju terus tangannya mengepal ya. Korpri maju terus 1 2 3. Oke. Baik siap ya. Terima kasih Bapak Ibu sampai jumpa kembali. Terima kasih Pak Daengandi, Kak Andin, Bapak Ibu kami tutup. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Wabarakatuh. Oke, makasih banyak ya. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.