Hai ujaratai Hai Samuel Sanianpoe Samuel Bisul Kurang ajar Lempar lempar Lempar lempar Gitu namanya bisul Ini Ini Eits, tidak semudah itu lho Hai, Kasus Kito, Pemjaga. Iya, Pak Pemjaga. Air sungai naik tadi, mau cari jalan lain, Pak Pemjaga.
Hei, itu bukan saya mau urusan. Mau air sungai naik ke, mau turun ke, mau serung kiri ke, mau serung kanan ke, oh terlalu langka. Bukan sama urusan, begitu sudah kalau mau sekolah. Bapak penjaga, kasih keringanan dulu di kami ke. Tadi kami baru cape langgar sungai.
Ini lihat kami sampai apa ini. Sampai apa? Oke semua buat satu baris bajajari saat Oke saya mau tes siapa yang bisa perkalian semangat duluan di kelas sekarang kau asam kering empat kali lima berapa hai hai 20, Pak.
Apa? 20, kau bilang? Iya, Pak. 4 x 5, 20, Pak. Sabar, aku coba cek di kalkulator.
Kalkulator, Pak? Bukan kalkulator? Diam, kau terlalu busur, tau apa.
Oh, iya, Pak. Betul sudah kalkulator. Itu sedikit. 4 dikali 5 5 lagi nih, tanah sama dengan ya Oh iya ini deh, soal adanya Betul!
Yeay! Kembali ke barisan Oke kalau esam kering, boleh masuk ke keles Yes! Kamu nyatul senang ya semua ya? Mungkin tadi berdiri pertanyaan terlalu gampang.
Setelah siap menghabis, sudah mati lagi. Ini tidak bisa dihitung pakai karburator. Kita ganti pertanyaan. Eh, kau, mau ke PPS? Beri yang tegel.
Siap, Pak. Apa benar kau mencintai Indonesia? Siap, benar, Pak.
Jika benar, apakah kau siap rela berkorban untuk Indonesia? Siap, rela berkorban, Pak. Kalau begitu, Siapa istrinya Rafi Ahmad? Eh berhenti babi, berhenti Adhalilintar pak Apa? Istrinya Rafi Ahmad?
Adhalilintar? Beto! Yeay! Nah bisa gabung dengan mereka loh. Bers, bers, bers, bers, bers!
Baru benar begitu saja, macam sudah menang pilkada. Pak, saya belum masuk pak. Iya kok belum, pak ya masuk.
Kembali ke sikap sempurna. Untuk peserta yang tersisa, kita lanjut ke babak yang selanjutnya, yaitu... Tes vokal.
Tes vokal, Pak? Bukan, tes kandungan. Sudah tahu tes vokal, masih banyak tanya lagi.
He? Itu kok mulut itu? Tunggu, Pak. Abas sedikit. Sekarang kau rambutan botak.
Tiru apa yang saya katakan? Siapa? Huyakayaka.
Huyakayaka? Lebih keras rambutan botak. Huyakayaka. Bukan itu tenggorokan.
Huyakayaka. tapi terdiri terlalu muncul juga toh orang buta botak masuk koskar tutupan jerigen biasa saja sekarang masuk sekarang kau biji pinang eh dikenal lagi anak John John John Wajah kesuburan nih Pak John keserupan dong bukan kesuburan itu dia Pak John John kenapa ini jam berapa sekarang Pak jodoh pangkain woi pantasan ini mbak kuman memang lebih lari-lari cepet Pak baik-baik sebagian ini John lari-lari woi cepet Lari cepet pak Lari pak lari cepet cepet Wah bahaya sudah ini Lari pak cepet cepet Bangun sudah Cepet Lari Santai sementara siang ada yang matematika Kok umat lagi ya Jadi Kita belajar keras tiap hari itu bukan untuk mendapatkan ranking, bukan untuk ranking di kelas saja. Yang penting itu ilmunya, karena apa artinya kita dapat ranking tapi tidak dapat ilmunya.
Tapi memang... Ranking itu diberikan sebagai hadiah atau penghargaan kecil bagi mereka yang sudah berusaha. Nanti kalau kalian sudah dewasa, tidak ada yang tanya kalian dulu waktu sekolah ranking berapa.
Yang ditanya itu apa kemampuan kalian, apa yang bisa kalian lakukan, dan apa kehalian kalian. Iya, Leman? Ibu, saya tidak yakin kalau saya bisa kuliah atau tidak.
Saya juga tidak tahu kalau besar mau jadi apa. Kira-kira, butuh apa untuk bertahan hidup? Bagus. Pertanyaan yang bagus sekali, Leman. Terima kasih.
Jadi, yang kita butuhkan untuk bertahan hidup ke depan itu skill atau keterampilan. Jadi, ada 5 hal penting yang akan sangat kita butuhkan untuk bertahan hidup ke depan. Yang pertama, itu berani berbicara. Kita harus mampu mengutarakan pikiran. dan isi hati kita dengan bahasa yang baik.
Yang kedua, percaya diri. Kita harus percaya dengan kemampuan diri dan harus yakin dengan apa yang kita lakukan. Yang ketiga, di... Disiplin. Disiplin waktu, disiplin kerja, dan konsisten dengan hal-hal baik yang sudah kita bantu.
Yang keempat, tidak mengeluh. Kita harus bisa menahan diri dari segala macam pikiran negatif. Dan kita harus bisa berpikir dengan perbicaraan. Dan yang kelima, ada yang tahu? Nah Samuel, menurut Samuel apa yang kelima?
Yang kelima ibu, kehadiran sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mungkin keren di Pancasila. Bukan ama, yang lain ada yang tau? Jenny?
Hmm menurut saya ibu yang kelima itu sabar Kita memiliki kesabaran, hati yang sabar Maka segala hal yang berat akan menjadi lebih ringan Dengan hati yang sabar kita mampu melewati segala kesulitan Dan kesabaran menjadi energi bagi kita untuk terus melangkah Bagus Jenny Jawabannya luar biasa Kalian semua Luar biasa Ingat Jangan pernah Berhenti bermimpi Kenapa? Karena mimpi itu gratis. Ingat, sesulit apapun hidup kita, jangan pernah berhenti bermimpi.
Dengar? Dengar! Oke, sudah jam pulang.
Kita harus cepat-cepat, sepertinya mau hujan. Iya Pak Melki, bagaimana? Apa ibu pemaksud bikin postingan begitu di Facebook? Ibu mau sendiri kami.
Postingan apa Pak Guru? Semalam perasaan saya mau posting tiga tahun pelajaran hari yang ada di mobil. Iya toh, baru ibu tulis di pangkapsen, anak-anak tidak tahu baca, tidak tahu tulis lah. Seolah-olah ibu saja yang berjuang, baru kita tidak guna begitu. Pak Melki, kalau Pak Melki paham bahasa Indonesia, Pak Melki tidak akan berpikir seperti ini.
Caption yang saya mau di FB itu, itu hanya kata-kata bijak yang mana saya sebagai guru mengabdi daerah pelosok. Ya tujuannya untuk menyemangati teman-teman lain di luar sana yang berada di posisi seperti saya. Bukan untuk sendiri Pak Melki atau siapapun.
Iya toh, untuk apa Ibu posting keadaan siswa nyekit dari sekolah? Supaya dapat simpati publik toh? Pencitraan lah, ah pala, biar Ibu kelihatan.
Paling bagus dari kami semua disini Kalau mau jadi falawan ibu Kerja diam-diam, tidak usah berposting-posting di media sosial Pak Melki Saya mau postingan itu Hanya dengan 3 tujuan Yang pertama, untuk simpan kenangan Supaya nanti anak-anak ketika sudah lulus, mereka bisa lihat kembali momen kenangan ini sekolah. Yang kedua, saya posting itu untuk menginspirasi guru-guru di luar sana, Bapak. Dan yang ketiga, saya berharap pemerintah bisa membuka mata lewat ini postingan-postingan.
Tapi orang-orang seperti Pak Milky tidak akan paham dengan hal seperti itu. Karena orang-orang seperti kalian hanya melihat dari sudut pandang yang negatif saja. Ingat ya Ibu Elizabeth Kau itu hanya guru baru disini Kami ini lebih senior Baru guru kemarin sore sudah sombong Kenapa so pegang-pegang kepala begitu Ibu? Sabar saya ibu, memang butuh waktu untuk penyesuaian.
Saya benci sekali itu Pak Melki. Merasa paling senior, paling berpengaruh. Saya buat ini salah, itu salah. Selalu lihat semua tersilapannya negatif saja.
Sudah dikasih penjelasan, tapi sama saja. Padahal semua yang saya buat ini Pak Guru untuk kita punya kebaikan bersama. Saya tidak habis pikir saja.
Jum'at sahabat, kalau pada dasarnya itu orang yang tersuka sama kita, apapun yang kita lakukan tetap salah di mata Dora. Mau kita jelaskan sampai mulut babusa pun, mereka tidak akan dengar. Karena mereka sudah merasa itu mereka paling benar.
Bukan kita pun tugas untuk menjelaskan kepada semua orang tentang kita pun kebenaran. Karena kita tidak akan dapat apa-apa. Dulu panah bas begini, Joko. Diperlakukan buruk pas pertama pindah tugas di sekolah. Begitu sih, Ibu.
Kita sepanjang-panjang orang di sini. Jadi kita harus banyak-banyak bersabar. Dorkas, sebentar sore kalau kau bisa isi baju, jangan lupa isi baju di rumah ya, saya juga mau ikut Oh iya, jangan lupa isi baju di rumah, kamu sama Janus Janus sama apa?
Tidak, aku baju putih Jangan lupa isi baju di rumah, Janus sama apa Aduh Kenapa Dorkas? Aduh, sakit, sakit, aduh Eh, kalah jengking itu, diam sini dulu ya Memang sini banyak kalah jengking Diam, saya ternyata sudah minum obat. Ih, panas sedikit. Diam.
Makasih, Jenny. Suara berkurang, sedikit-sedikit sakit. Pulang rumah, aku tidak minyak obat lagi. Ini karena kita buka sepatu.
Mau pergi mana lagi? Namanya juga hujan, rumput basah. Nanti sepatu cepat rusak lagi.
Baru melaksan sepatu murah. Jenny, kenapa kau diam-diam? Kau pikir apa?
Tidak. Kau ada mens? Tidak, G. Kenapa, G? Kayaknya takut bukan kontemen lagi. Kamu terbosan begini terus?
Maksudnya, Jenny? Tiap hari kita pergi sekolah, jalan jauh, naik bukit, langgar sungai, burung main titip catatan terus. Macam omong kosong, kita pergi sekolah. Kalau hanya catatan di rumah juga bisa. Guru masuk kelas main periksa catatan terus Tidak ada ilmu yang kita dapat Hanya capek saja Ya mungkin mereka mau ajar kita untuk belajar mandiri Belajar mandiri itu di rumah Di sekolah itu tugasnya guru bimbing kita Kasih penghaman ke kita Diorang main kesetinggal catatan, pergi baca cerita di bawah pohon sana.
Iya, kita hanya terlalu takut omong dan kritik. Bila semua guru begitu, ada beberapa guru juga yang rajin masuk. Apalagi kita sekarang punya guru baru.
Iya, saya suka dengan ibu sahabat. Dia baik, perhatian lagi, dan kita semua teman-teman telas. Langit menegelap, mersipulang, nanti hujan lagi.
Terpapas, terpapas. Terima kasih telah menonton Panjang umurnya, panjang umurnya, panjang umurnya, serta mulia, serta mulia, serta mulia. Melani namanya, melani namanya, melani namanya yang ulang tahun, Tunjuk orangnya, tunjuk orangnya, tunjuk orangnya yang ulang tahun Yang ulang tahun, yang ulang tahun Cukup sudah! Nyanyi terus, kapan setiap lilin! Baik Melani, make a wish dulu, ucapkan doa-doa dan harapannya Yeay, menang!
Baik sebagai sahabatnya Melani Saya cuma mau bilang selamat 6 tahun Melani Tetap jadi sahabat terbaiknya saya Semoga impiannya tercapai Bye Jenny Melani, my best best best friend forever Saya cuma ingat pas kita masih kecil Kita sama-sama terus tiap hari Dan Sorry saya terharu Adorkes Saya lupa Belani, ada satu momen yang saya tidak akan pernah lupa Kamu masih lihat kejadian di SD itu, yang kita kunjungi ke dondong dengan yaitu pokeball itu Sampai kamu kena gigit anjing Dan kamu kena gigit anjing sampai berdarah, yang bisa tolong kamu itu Tak penting gini Terus selalu ingat itu kenangan, sampai saya menangis setiap malam di bawah bantal Terakhir, Apa? Apa? Saudaraku Tiada yang dapat Memisahkan kita Ho Melani Ya Samuel Kau tahu tidak bedanya Indonesia dengan kita dua? Hmm Indonesia itu nama negara kalau kita dua ini manusia Tapi bukan itu yang saya maksud sayang Terus apa bedanya Indonesia dengan kita dua? Kalau Indonesia itu maju untuk bersatu Kalau kita maju untuk berdua Mantap ah Wih, kau laporan apa nih?
Sampai jar-jar, saya kesikat nih. Sedara laki-laki dari orang lain ambil-ambil sendiri ya. Hei, saya ambil saja. Saya ambil saja. Saya ambil saja.
Saya ambil saja. Oh, kamu mau atau tidak? Hei, saya ambil saja.
Hai Perkenalkan Aku Kakareta Mawaisya Akan menyanyikan lagu Cinta Cinta ku bukan di atas kertas Aku akan coba lagi Cinta ku Cinta ku Cinta ku bukan di atas Cinta ku bukan di atas kertas Bagaimana kebun luas begini? Harus ambil air lagi di sumur yang jauh sana. Pergilah baca dua ribu, selesaikan tugasmu membersihkan kebun syurgawi ini. Harus pulang dulu.
Apalagi ini malam, adalah malam bulan purnama harus mengembang. NON RETA TIDAK APA-APA? Atau NON RETA BUTUH SESUATU?
Saya butuh kakak pundang warna HP Saya tidak ada HP Oh 2023 begini tidak ada HP Tapi tidak apa-apa Yang penting Ada ruang di hati. Nonereta, bagaimana kabar? Kabarku sangat sukses.
Lancar perawatan dengan skin care. Kakaknya tuh bagaimana kabar? Kakak begini-begini, saya tidak ada perubahan.
Masih kerja kulit di kota dengan istri ju. Kalau begitu, kakak lanjut dulu ke kampung. Apa?
Istri? Tapan kekian tuh ambil istri Saya kira selama ini kakak yang pesinggal Iya, sasuk ambil istri dari Januari kemarin Ada mengandung juga sekarang Nondret, hati-hati sama apa? Jangan sentuh aku Pergi tinggalkan aku Jangan lihat aku Selamat sore Kak Kereta, mobil lombok harga 5 ribu Kau menyakitiku Mas Yanto Kau menyakitiku Kak Kereta harga 2,5 ribu Hei, saya buang dimana uang ini?
Kak Kereta juga sinting Orang mobil lombok beramas buang lihat uang Kau yang sinting, pokoknya kau harus cari uang sampai dapat Hah? Saya pembeli, saya yang jadi korban Pedagang sayur sinting Melani, nanti tamat nanti kamu mau nanti dimana? Semama suruh saya SMA di kota.
Kamu kos atau tinggal di rumahnya kamu saudara? Kayaknya saya tinggal di rumahnya orang, soalnya mama tidak ada biaya untuk bayar uang kos. Bisa juga nanti SMA di kota. Biar kos saja, biar hebat biaya.
Hei, apa yang kamu terus menanggapi sekolah di kota? Sampai di sana juga kamu kalah saing dengan anak kota yang hebat-hebat. Dorkas, SMA di kota punya fasilitas bagus, kita bisa belajar banyak di sana. Sebenarnya sekolah di mana saya itu sama saja, hanya tergantung dari kita punya belajar masing-masing.
Kalau niat tinggi tinggal berproses, kalau superproses... Proses pasti ada hasil. Hii, mau sekolah di kota, di kampung, sama saja juga.
Ujung-ujung nanti kita kerja di dapur, di kali. Jadi ijazah itu tidak berguna juga nanti. Eh, tidak begitu juga.
Eh, Kakareta Malesa muncul dari mana ini? Iya, dari Jalan. Tutup mulut kalian ya, gadis-gadis puber berpinggang balang.
Kakareta Malesa belum selesai berbicara. Jadi begini ya gadis-gadis berwajahnya kelapa, perempuan itu wajib berpendidikan, ya minimal lulus SMA. Bukan ijazahnya yang dicari, tapi ilmunya.
ilmu yang berguna jika kita punya ilmu kita akan menjadi perempuan yang berwawasan paham berperlaku membuat keputusan dan mengambil tindakan Jika kita miliki semua itu, ya kita tidak akan banyak menimbulkan masalah dalam hidup. Tapi kan Kakareta TKW. Setahunya saya TKW tidak butuh pendidikan yang bagus cuma.
Jadi begini ya, gadis berbibir parut kelapa. Kakareta dulu di sekolah itu adalah gadis cerdas, cantik, menawan, dan dicintai. Baru kaitannya dengan TKW apa? Aduh, goblok sekali kamu ya, gadis berambut sapu ijo.
Ya, saya juga. Ya jelas ada kaitannya lah antara menjadi TKW dan pelajaran di sekolah. Contoh, satu, pelajaran PKN di sekolah mengajarkan kita bagaimana cara bertatak rama dan sopan santun.
Ya kalau kita jadi TKW, kita paham bagaimana cara bertatak rama dan sopan santun yang baik dengan majikan. Dua, bahasa Inggris. Dengan bahasa Inggris mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan majikan-majikan di luar negeri.
Apalagi barang-barang elektronik di sana itu semua menggunakan bahasa Inggris Contohnya mesin cuci, alat membersih debu, kompor listrik, dan lain-lain Jadi majikan yang suruh ini, suruh itu, kita paham Yang ketiga, di IPA Pelajaran IPA kita diajarkan berbagai macam kuman penyebab penyakit Nah ketika kita kerja di dapur, kerja di kamar mandi Kita paham bagaimana Cara membersihkan kuman-kuman itu Pak Iya, iya, iya, suka Kak Karyeta Saya suka, makasih banyak Kak Karyeta, terpulang ke Malaysia Iya, karena Kak Karyeta pengkontrak kerja sudah habis Jadi Kak Karyeta pulang Sumba sudah Nah, itu pun karena Kak Karyeta rajin menabung dan tidak boros-boros di sana Nah, itu manfaatnya Kak Karyeta belajar ekonomi dan matematika di sekolah dulu Jadi Kak Karyeta punya banyak modal Iya pulang sumba, buka usaha kecil-kecilan Sudah ya, Kakareta mau pulang duluan Jangan lupa untuk menyikat wajah-wajah kalian yang seperti piuk hangus Hii, maunya kasih pelajaran apa biar kasih kesempat di mulut yang terbahina tuh? Pelajaran penja, senang bibir Tempel 5 tahun di mulut biar kau rosak Intro Hai akhir-akhir kau sangat jadi apa di masa depan tapi terlalu muda untuk lepas sekarang hai hai Iya, hidupnya orang tua sudah banyak yang keras buat kita Sekarang waktunya kita harus bangga diorang Iya, saya mungkin bukan anak yang pintar di sekolah Tapi saya rasa saya berhak untuk punya mimpi Kita hanya perlu jalan baik, belajar, dan berdoa Kita tidak tahu kita punya masa depan. Kalau kita beruntung, pasti kita dapat masa depan yang cerah.
Eh, bagus sudah ini Adi datang sekarang. Kebetulan kaki ini butuh bantuan karena kumpenaan ini, nilis ini. Ada dalam masalah biaya sekolah, dong harus bayar uang komite.
Posisi kakak sekarang ini banyak beban betul. Tahu sudah ini, adik punya ponaan-ponaan dorang ini. Semakin besar, semakin banyak biaya hidup juga. Kalau bisa, kalau ada uang sedikit, tolong bantu segini, nilis ke adik.
Aduh kakak, saat juga ini tambah setengah mati juga sekarang. Apalagi sabar ambil istri. Itu sam istri juga ada hamil besar. Kita juga ini harus banyak persiapan untuk dimelahirkan juga.
Hai aduh bagaimana sih cantik ah margaran ambil adik dulu di kakak ini tidak bisa buat apa-apa sekarang apalagi mulai Bapaknya milik Nelis meninggal ini, berkakak sendiri ada keterampilan memang untuk cari uang. Sama ini saya harap memang sudah adil, bagaimana sukipunakannya adil ini, Nelis ini. Mungkin kalau adil tidak bantu, tidak bisa sekolah. sudah tidak ada memang saya punya keterampilan untuk cari uang jadi mungkin kalau ada tidak bantu ke mungkin lebih diperhenti sekolah sudah tanpa dukunya adik-adik ini sudah semakin banyak beban juga dengan besar jadi kakak memang kakak punya harapan hanya adik itu sudah hai hai Saya ini kakak, saya minta maaf susah maka kakak dorang, saya tidak bisa bantu juga sekarang.
Apalagi saya juga sudah ada tanggung jawab sendiri. Lebih bagus, kasih keluar nilis dari sekolah, biar dia ikut saja kerja di kota. Itu saja jalan satu-satunya sekarang.
Lebih bagus sekarang, kasih keluar nilis dari sekolah, biar dia ikut saja kerja di kota. Saya kasihan itu anak, soalnya dia semangat sekali sekolah, berarti tiba-tiba saya harus kasih itu seperti itu, saya takut dia kecewa. Sebentar, kalau dia pulang sekolah biar saya omong-omong.
baik-baik dengan dia pasti dia mengerti mau bagaimana lagi nih kakak tidak ada pilihan lain lagi Hai bagaimana sering Oh kebetulan itu Nelly sudah pulang nanti adik omong bye bye dengan dia semoga dia mengerti sudah ini keadaan selesai ngomong-ngomong selamat siang nilis kau baru pulang sekolah iom sudah tadi soal tadi ada kerja tugas di John sudah tadi Oh iya Om sudah tadi duduk dengan kau Mama Marsindo lama ada yang omong-omong nilis hai hai Sebelumnya, Om minta maaf sama Nilis karena Om sudah tidak bisa lagi biayai sekolahnya Nilis dengan adik-adiknya Nilis. Apalagi sekarang Om sudah balik keluarga, beban juga semakin bertambah. Apalagi Om juga sudah tambah beban sekali sekarang, Nam. Kutahu toh, Om juga semenjak usia remaja sudah putus sekolah.
Om juga sudah... Tanggung jawab, pergi kota, sampai sekarang juga ini Om masih kerja keras untuk hidup ini, biaya hidup. Kayaknya lebih bagus, nilis berhenti sekolah sudah.
Belum lagi biaya adik-adiknya nilis semakin meningkat. Lebih bagus, nilis ikut saja yang om mau, supaya kerja di kota. Tapi saya belum selesai sekolah, om.
Nelis, kau harus pikir kemahamak, kemadi-adi. Tidak ada pilihan lain lagi sekarang, Amar. Tidak ada jalan lain lagi sekarang.
Harus itu jalan satu-satunya. Sekarang kondisi-kondisi sekarang sudah tidak memungkinkan lagi. Harus ikut yang om mau, supaya Nelis juga bisa bantu perekonomian keluarga sekarang. Jadi, kuputuskan suruh sekarang, besok langsung ikut om ke kota.
Kusiapkan suruh om barang-barang, biar besok langsung berangkat. Tapi besok saya pergi pamit dulu sekolah. Tidak usah pamit lagi, nanti tambah repot saja. Nanti dengan sendirinya, dongkas keluar aku dari sekolah.
Begitu sudah kita menghidupin, Amah. Dulu saja, Om, pas masih remaja, umur 12 tahun, sudah pergi ke kota. Ada ijasa atau tidak ada ijasa, kita menghidup tetap begini, tetap susah saja.
Pendidikan itu bukan kita punya prioritas. Kita punya prioritas sekarang bagaimana caranya kita bisa bertahan hidup. Selamat sore, Gak.
Hari ini kita berkebun dulu ya. deh sayangnya cantik-cantik sekali selamat sore kak kereta malaysia selamat sore bocah-bocah badaki kalian dari mana? hmmm bau keringat sekali ya ada perlu apa?
kita mau jemput john kakak ada john kok kakak oh my brother john john harus diambil air tolong kamu jangan deket-deket dengan kakak puas sayur Soalnya kalian membawa aura-aura kesialan buat sayur-sayurku. Mundur, mundur. Mundur, mundur. Stop.
Jangan menyentuh sayur-sayurku dengan tangan. Bukan mau itu. Nanti sayur-sayurku menjadi busuk.
Macam bagus apa ini ke kereta. Jangan sampai kita kembali lagi, karena kita tidak bisa menyimpan wajah-wajah kita. Tidak, tidak, tidak.
Oh, kamu sudah datang? Sudah lama tidak, Jho. Saya sudah menunggu. Masuklah.
Jangan pernah kembali, ya, baca-baca. Oleh kotor. Kenapa kamu berdiri di mulut begitu? Mungkin karena saya sudah mulai mencari. Saya ingin menempel asfal panas di mulut.
Hai kita mau ikut di kota dikali-kali kita ke sana kita ke sana Mari sunyebrang, kenapa lagi kau? Saya belum mau pergi, Om. Saya masih mau sekolah. Ama, Nelis, kau mama sakit. Kau bapak sudah tidak ada.
Dan kau adik sekarang yang empat orang kecil-kecil semua. Kau sudah yang kerja gantikan kau bapak, Om sudah tidak bisa bantu lagi. Om tidak mungkin kerja sendiri untuk urus kau dan kau adik-adik.
Om juga punya istri yang harus Om urus. Kalau sekolah atau tidak sekolah itu jasa sama saja tidak ada guna Tetap saja kita punya nasib seperti ini Ingat, kita prioritas itu bukan pendidikan Kita prioritas itu bertahan hidup Nelis! Nelis, kamu pergi kemana? Kenapa kamu pergi diam-diam? Saya harus ikut sama om, pikir jadi kota.
Nelis, kenapa kamu pergi-pergi saja? Bagaimana kita ke sekolah ini? Bercuma saja kita sekolah, kita tidak akan jadi apa-apa. Tiap hari ikut langgar kali bahasa-bahasa, sampai di sekolah juga sudah masuk ke kelas. Bercuma saja, berpijasa lagi.
Pendidikan itu bukan kita punya prioritas, prioritas itu bertahan hidup. Nelis, ini bukan tentang pijasa, tapi tentang ilmu yang berguna untuk kau, Nelis. Bukan begitu, Nelis. Ibu bilang tidak ada alasan untuk berhenti bermimpi.
Iya, Nelis. Kita tak lalu mudah untuk menyerah. Saatnya mbak kepadamu, mbak. Ini sendiri, mbak.
Keadaan sekarang, mbak. Mbak pasti tidak ada. Mbak sakit parah. Mbak ada banyak. Perusahaan lagi, mbak.
Pertama, kira-kira gimana cara perbaiki keadaan. Kenapa kamu diam? Jawab dulu, mbak.
Siapa yang bertanggung jawab dengan sebuah keadaan? Dibetuliatku pergi, maaf suami Tolong lihat siapa yang mama, siapa yang adik-adik. Kalau kalian ada beras atau ubi, tolong antar buat dorang ya. Supasti itu kawan, jangan kupikir itu lagi. Nilis, kalau kemarin di sekolah kita dapat pelajaran duluan baru kita ujian, sekarang Tuhan kasih kita ujian duluan, supaya kita jadikan pelajaran, Nilis.
Semangat saudara, kita selalu ada di kampung untuk kawan. Kita tidak ada sekarang hidup Ada saja anak-anak yang hidup enak di rumah mewah Geliran kita begini Habis, tidak boleh begitu Gerobert Kau lihat kita sekarang Kau lihat nilai tadi Hidup macam apa yang kita dapat begini Kau santai saja Gerobert Kau duduk tenang dulu Samaara sekalian kejadian Kemarin itu adalah sejarah, besok adalah rahasia, dan ini hari itu adalah berkat, dan itu semua itu Tuhan yang kasih. Kalau Tuhan taruh kita di kisah hidup yang seperti ini, itu karena Tuhan tahu, hanya kita saja yang mampu jalani ini kisah.
Siap? Selamat! Eh, yang lain dimana? Kenapa banyak yang terhadir? Banyak siswa yang tidak hadir, Ibu.
Sebagian besar mereka punya rumah di Sebrangkali. Jadi malam ada hujan, jadi air sungai naik. Baik, kita tetap lanjut pelajaran, eh.
Bagaimana Samuel? Saya sedang kaih di sana ibu. Ibu mau kemana? Ibu mau ketemu kalian.
Tadi tidak masuk sekolah tuh. Iya ibu. Terus yang orang di mana?
Oh mas antara ibu, dong gak di sawah semua. Mari ibu. Ikut sini saja ibu, yang agak dangkal. Kalau di situ dalam sekali. Oh, masuk pak.
Hai kenapa kau bisa BAB di sungai Samuel tirbaik itu banyak yang pakai itu air soalnya di Sambaluma tidak WC Ibu Aduh eh baru kalau hujan itu kali pasti banjir ya iya ibu jadi pagi saja di arus tinggi betul hanya saja sekarang karena sudah sore jadi agak turun sedikit ibu aduh hati-hati ibu kalau ibu jatuh setidaknya nanti Berkobot apa sudah? Sanya ketawa saja ibu. Tanah satu.
Ini sawah luas juga ya? Iya ibu. Subur hijau lagi?
Sama bapak bilang kalau sembah kusus tidak ada, jangan jual semua ini sawah ibu. Kenapa? Karena bukan semua ini sawah ibu.
Ya iyalah. Kenapa kamu tidak tinggal di rumah saudara yang dekat sekolah? Saya tidak ada saudara yang dekat sekolah, Ibu.
Kalau saya, Ibu, pernah saya tinggal di rumahnya sama saudara dekat sekolah. Tapi sama saja, Ibu. Karena suruh kerja terus. Sampai saya lambat pergi sekolah, tidak ada waktu untuk belajar, tidak ada waktu untuk istirahat.
Makanya saya bilang, pulang sudah, tinggal di rumah. Kalau saya tinggal di rumah, saya bergaul dengan anak-anak. Kalau Alex? Kalau saya ibu, saya harus tinggal di rumah bantu sama orang tua ibu. Soalnya sama bapak dia keras sekali.
Jadi kita anak-anak itu harus bantu kerja di sawah dan di kebun. Apalagi sekarang ada musim menanam begini nih ibu. Selama ini ada pejabat tidak datang di sini?
Ada sih ibu. Satu dua mobil dinas yang turun di sini. Cuma tidak tahu lagi mau buat apa.
Cokong berdiri semua dulu Berdiri, berdiri, berdiri Masuk, kami ikut ibu Terima kasih telah menonton! Ini idenya ibu, kita buat video pendek, kita kirim pesan kepada pemerintah, biar kita dibuatkan jembatan di sini. Bagaimana? Berarti ini video kirim ke siapa ibu? Ya harapannya biar presiden dan pemerintah daerah bisa...
Bisa lihat, ibu ada nomornya presiden. Bukan begitu juga Samuel. Ini video ini nanti kita akan unggah di media sosial biar viral. Nah disitu kita bisa dapat perhatian dari pemerintah.
Memangnya harus buat postingan ibu, supaya dapat perhatian dari pemerintah. Kadang pemerintah juga punya keterbatasan untuk menjangkau daerah terpencil seperti di sini. Tapi saat mereka santai, mereka main HP, mereka bisa lihat kita punya video di beranda. Apa itu beranda, Ibu? Bodo satu, ini beranda saya ketahui.
Beranda itu namanya Gara Penjajah. Beranda itu. Beranda itu istilah kalau kita main gila setiap hari. Bercanda itu.
Sudah, sudah, sudah. Fokus. Sekarang kamu berdiri sudah di sana, Ibu rekam kamu dari sini.
Ayo, cepat. Iya, Bu. Terima kasih. Kita mau ngapa, Ibu?
Omong saja kalian punya isi hati ya. Sampaikan apa saja yang kalian mau, tapi dengan sopan dan pakai bahasa yang baik. Biar Presiden, Gubernur, atau Bupati bisa lihat kita punya keadaan di sini bagaimana. Oke, siap?
Siap, Ibu. Oke, satu, dua, tiga, mulai. Bapak Pemerintah, kami dari aneh pinggir sungai, mau minta bantuan kepada Bapak Pemerintah. Oke, oke.
Itu terlalu berlebihan Coba omong lebih santai Seperti kita omong sehari-hari tuh Pakai bahasa yang santai, coba Bersih, bersih Saya kan orang yang santai Oke, harus lebih santai dan ingat Pakai bahasa yang sopan Siap, Ibu Siap, eh Ingat, Ibu bilang lepas semua yang ada di hati Fokus, fokus Satu, dua, tiga, mulai Selamat siang, Bapak Ibu Pemerintah Bapak Ibu Pemerintah dong, gak ada batas saya di kantor Sekali-sekali, Bapak Ibu Pemerintah dong Tolong turun lokasi sedikit. Kesian kami. Langgarin kali terus ini. Aduh, John.
Bukan begitu, bukan begitu. Memang tadi ibu bilang kasih keluar isi hati, tapi bukan begitu. Iya, pakai bahasa yang lebih sopan. Harus tenang.
Eh, kita ulang. Aduh, minta maaf, sayang. Saya tidak bisa tahan lagi. Saya mau sekarang saya puber. Puber, bukan puber.
Hei, misi-misi, biar saya sudah. Kamu tidak bisa, betul. Saya saja, ibu. Satu, dua, tiga, mulai. Halo, Bapak Gubernur dan segena pemerintahan.
Tenggara Timur semoga semuanya selalu diberikan kesehatan Amin Bapak Bupati Bapak Gubernur dan Bapak Presiden yang kami cintai perkenalkan kami dari anak pinggir sungai di Kecamatan Lemboya kami punya banyak mimpi yang sangat besar seperti anak-anak di luar sana ada yang ingin jadi dokter ada ingin jadi Hakim ada ingin jadi insinyur dan ada juga yang ingin dikelamin dengan kembali ke Seperti yang Bapak Gubernur dengar barusan, kami semua ini memiliki mimpi untuk dicapai. Namun itu mimpi-mimpi itu terasa semakin sulit untuk dicapai karena kami punya keadaan di desa ini yang butuh perhatian. Setiap hari kami harus seberang sungai, lewat jalan-jalan rusak untuk bisa pergi ke sekolah. Jadi kalau Bapak Gubernur nonton ini video, kami hanya ingin berdoa supaya Bapak Gubernur sehat selalu dan bisa meluangkan waktu untuk berkunjung di kami punya desa.
Terima kasih. Baik, untuk hari ini sekian pembelajaran kita. Ingat, pulang kerja tugas.
Iya, jadi kalian kerja kelompok. Yang bisa bantu teman yang belum paham. Iya, tidak boleh setikir ilmu.
Iya, iya. Kemarin di Facebook ibu ada postingan tentang lomba renang. Ibu mau tanya, di antara kalian ada tidak yang bisa renang?
Alex ibu Eh saya tidak bisa ibu Eh iya ibu diantara kita dia yang paling cepat ibu Ikut su Alex Kalau belum coba justru takut dari luar Jadi? Alex? Mau coba? Eh saya ragu ibu Saya belum pernah berenang di kolam berenang selama ini Selama ini saya hanya berenang di sungai saja Di sungai saja yang harusnya deras Alex bisa apalagi di kolam yang airnya tenang Ikut su Alex ikut su Alex Oke, nanti kita coba latihan beberapa teknik renang di sungai ya.
Karena kebetulan dulu waktu kuliah ibu pernah ikut kelas renang juga. Sandro. Saya ada janji latihan renang dengan ibu Elisabeth ini.
Buat apa lagi latihan renang? Bukannya kamu lancar renang? Saya sudah terpilih mewakili sekolah untuk lomba renang di Kepatian ini. Itu kamu tidak lihat apa yang dikerjakan sana? Ini saya belum selesai, kamu bergaya kasih tinggal keburu.
Tolong dulu, Gesandro. Saya sudah lambat ini. Tidak enak lagi ibu adung berusaha itu.
Kau jalan, saya cari alasan, kasih tau bapak. Terima kasih kakakku. Bisa, ada mau mungkin baru kau panggil kakak. Sorry, Bu. Selamat sore.
Alex mana? Tidak ada di rumah-rumah, Bu. Mungkin dia ikut domba pikir, Bu. Sudah tidak apa-apa, kita tunggu saja. Itu Alex, Bu.
Selamat sore Ibu Maaf Ibu, saya terlambat Sudah tidak apa-apa, belum terlalu lama juga Sebelum kita mulai, kita berdoa doleh Nah ini, jadi yang pertama itu wajib pemanasan dulu ya Pemanasan baru kita mulai berenang Turun sampai di bawah sana, ya bisa tuh Ihhh, malas jadi anak kampung Dorcasco stop, berhenti mengeluh dengan hal-hal yang kita tidak bisa kontrol Nikmati Setelah saya pikir-pikir dan saya sadari, kita ini sebenarnya punya segalanya Punya sawah, punya kebun yang berlimpah, terus apa yang bikin kita miskin ya? Kenapa pakai susah ini, susah itu? Kalau keadaan tidak bisa dirubah, mungkin harus kita rubah itu kita punya cara berpikir. Hehehe, saya tetap jengkel.
Nona-nona berhenti berbicara negatif tentang kita pun diri. Meskipun cuma bercanda, tetap tidak boleh. Karena kita mengatakan ini adalah energi.
lagi ubah kita punya yo mo titan kita pun diri kita pun hidup juga berubah hija nih bikin jengkel sejenko kalau melang sayang itu masalahmu bukan masalahku Omong-omong, kita sudah jadi gajah cinema aja, sudah saatnya sudah kita pakai skincare Skincare, bukan skincare Hihihi, pokoknya itu sudah, sudah saatnya sudah kita membenahi kita punya penampilan Yang perlu kita lakukan itu adalah membenahi diri dari dalam sini membenahi diri dari penampilan luar tidak akan memperindah apa yang ada di dalam ada kutipan cantik bukan tentang berpikir orang akan memukai kita tetapi juga ketika kita menyukai diri kita sendiri dan menerima orang yang tidak menyukai kita itu definisi cantik dari dalam dari dalam dari dalam apa nih? ini dari dalam hati kok ini dari dalam ini dari dalam Selama juga kita tungguin ibu, sampai set jam lebih kita tungguin, dan belum datang juga. Eh, itu, itu dorong tuh, itu Alex.
Nah, itu betul. Iya, sudah lama lagi. Ini bisa tunggu satu jam lebih dari tadi.
Maaf, Ibu. Soalnya tadi saya masih bantu Bapak lagi kerja di kebun. Sudah, tidak apa-apa, G.
Kita mulai, ya. Kita berdoa dulu. Sandro, masih latihan lagi hari Wih, latihan apa memang seberapa hari ini? Saya tidak bisa cari alasan oleh kasih bapak Kok bisa kasih tau sendiri, Susan? Ih, kalau saya kasih tau bapak tidak akan kasih izin Kerja kebur musim hujan begini kok main hilang-hilang sih?
Ih, tolong sih Sandro Kenapa, Alek? Kok berhenti hilang-hilang, Alek? Kita ada buruk kerja di kibun. Bapak, seada janji deh ibu guru latihan renang.
Tidak ada yang latihan-latihan. Sekolah apa yang kasih repotan anak-anak setiap hari? Pelajar dan latihan itu cukup di sekolah. Kalau pulang di rumah itu bantu orang tua.
Ibu, semuanya maghrib juga ini. Mata harus semuanya tenggelam lagi. Tidak mungkin juga dia datang. Tidak mungkin juga kita latihan.
Mari kita pulang ibu, semuanya maghrib juga ini. Baik sekolah begitu Masuk, kita pulang Permisi ibu Ya sama, bagaimana? Ibu, ini hari Alex dia masuk sekolah Hai semua rumah jauh iya demrumu saya paling jauh dari kredit semua dikendali bisa tidak sebentar sore Samuel hantar ibu ke rumahnya Alex kesana-sana Oh ya bisa semoga Hai Wih jauh juga rumahnya Alex ya iya ibu rumahnya Alex Jerman yang paling jauh dari kecimun Alex!
Hei, Samuel! Bukan begitu cara bertamu di rumahnya orang. Aduh, maaf ibu.
Kalau di sini rumahnya teman, rumahnya kita juga. Permisi. Selamat siang. Iya, selamat siang.
Sandro, ada Alex. Ini ada Ibu nih. Ibu, ini Sandro, kakaknya Alex.
Selamat siang. Iya, siang Ibu. Ini Alex di mana ya? Alex ada di kebun Ibu.
Oh, kira-kira jam berapa baru pulang? Eh, biasanya pulang maghrib Ibu, mungkin lapan. Atau kita nyusul ke kebun Ibu? Tidak apa-apa, tapi takutnya tidak sopan lagi. Tidak apa-apa ibu, biasa antar.
Tapi kebun lagi jauh. Oh bisa? Bisa ibu.
Marat sini ibu. Oh iya. Sandro umur berapa? Terus?
Sekolah di mana? Saya 17 ibu, tapi saya sudah tidak sekolah lagi. Eh, kenapa begitu?
Dulu pas SMP saya sering kena tigur ibu, karena banyak alpadan terlambat. Eh, terus sekarang bikin apa sudah? Saya bantu-bantu orang tua di kebun dan di sawah saja ibu. Komigur datang, komigur datang Bapak, itu komigurnya Alex yang datang Alex, selamat siang Kenapa tidak datang sekolah hari ini?
Selamat siang Ibu Guru Selamat siang Bapak, bagaimana kabar Bapak? Puji Tuhan kabar baik Ibu Guru Aduh, coba tadi suruh Sandra saya panggil kami di kebun sini, tidak apa-apa Biar kita duduk di rumah yang lebih baik Baik, tidak apa-apa Bapak Memang sesengaja mau saya kalian jalan-jalan tadi Saya kalian lihat pemandangan Bagus betul Oke baik, kalau begitu kita duduk di sana aja Ibu Guru Oh iya Bapak Jadi bagaimana ini, Bu Guru? Jadi ahli ini ada buat masalah lagi? Bukan masalah sih, Bapak. Tapi mungkin ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.
Dan ada hal juga yang bisa jadi kabar baik buat Bapak. Sebelumnya, mohon maaf sudah ganggu waktu kerjanya Bapak dengan Alex. Perkenalkan, saya Ibu Elizabeth, Bapak. Saya ini guru baru yang bertugas di sekolah. Dan kebetulan jadi wali kelasnya Alex dengan depan teman-teman, Bapak.
Jadi, saya sebagai wali kelas ini, Bapak, anggap sebagai orang tua sudah di sekolah. Orang tuanya Alex dengan depan teman-teman. Jadi sebagai orang tua, sudah jadi kewajibannya kita untuk kasih perhatian di anak wali, Bapak. Jadi, maksud kedatangannya kami nih, Bapak, karena mau tahu beberapa hari ini Alex ini tidak pernah pergi sekolah tanpa ada berita, Bapak.
Jadi, boleh kami tahu kenapa, Bapak? Memang sekarang ini, Bu Guru, Alex ini ada bantu kami di Kebun. Lagian sekarang juga musim hujan ini kita buru-buru juga, ini sudah hujan yang terminan untuk saat ini.
Dan terpaksa dia harus kerja dengan saya di rumah. Lagian juga sekarang ada musim hujan di Bu Guru. Biasanya sekolah itu memaklumi kalau anak-anak tidak pergi sekolah. Lagian juga anak-anak bangun pagi-pagi, sudah hujan dari pagi sampai malam.
Anak-anak tidak punya kesempatan untuk pergi sekolah, Bu Guru. Tapi Bapak, sekarang ini kan hujan sudah tidak terlalu kayak kemarin lagi. Teman-temannya dia yang lain ini sudah mulai masuk sekolah juga, Bapak. Kalau Alex di rumah terus juga Bapak bantu orang tua di sawah, di kebun, bagaimana sudah pusekola Bapak?
Di ini tertinggal banyak pelajaran sudah. Ibu, ini minta maaf. Selama ini saja Alex ini, alpam 5 hari sampai 7 hari tidak pergi sekolah, tidak apa-apa.
Bahkan sekolah tidak biar masalah hari itu. Dan juga ini guru-guru tidak ada datang perak kunjung dia di rumah. Saya tidak begitu tahu Bapaknya dengan guru-guru sebelumnya.
Tapi saya sebagai wali kelas Bapak merasa punya tanggung jawab untuk memastikan sepuluh anak wali kelas itu masuk di sekolah. Dan Bapak punya anak Alex ini punya potensi yang besar Bapak. Bapak tahu tidak Alex ini ada ikut lomba? Memang di muka keselam ini juga ada kasih tau Ibu Guru, cuman ini Alec ini kita butuh dia untuk bantu kerja kebun.
Bapak, kalau Bapak larang ini anak-anak untuk belajar dan latihan, itu sama dengan Bapak itu menghambat mereka untuk berubah. Ibu Guru, di kampung kita ini, prestasi itu tidak penting. Yang paling penting itu adalah ketika hari ada makan dan besok ada makan itu yang paling penting. Tapi sekolah juga kalau tidak ada makan kan sama saja barang. Bapak, terus Bapak pikir dengan prinsipnya Bapak seperti itu, Bapak bahagia?
Bapak ini sudah gagal kasih sekolah katanya Alex. Alex begitu, gagal sekolah. Maaf Bapak. Mungkin saya tidak tahu, dulu waktu kecil Bapak punya kenangan bagaimana dengan Bapak orang tua.
Apakah sedih atau tidak. Tapi, apapun itu, Bapak mau pakai prinsip yang sama, sama Alex. Dan siapa yang jamin sama Alex nanti ketika dia pergi sekolah dan jadi orang sukses?
Ya, Bapak tidak akan pernah tahu kalau Bapak belum perjuangkan sekolahnya Alex sampai selesai, Bapak. Dan bagaimana nanti jika saya sudah bekerja keras dan Alex tidak jadi apa-apa? Nah, perasaan lemah seperti ini Bapak, tidak akan pernah ubah nasib seseorang. Bapak, Alex ini punya potensi yang besar. Sangat disayangkan kalau Bapak cepat menyerah sekarang.
Kesalahan yang terjadi di zamannya Bapak, jangan lagi terjadi di Alex Bapak. Bapak ini bukan orang pintar. Bapak ini orang bodoh yang hidup dengan kalian setiap hari Bisa tidak, kurubah nasibnya keluarga Bapak harus percaya sama saya Hmm, nah ini cerita pendek yang Lani buat ini sudah bagus, sederhana, menarik karena ada bagian-bagian yang lucu di sini. Pasti, Ibu. Ya, nah ini nanti kan kita tempel di mading.
Supaya lebih menarik lagi, kita buat dalam bentuk komik. Nah, itu tujuannya Ibu panggil Samuel di sini. Ayo, nanti saya bantu buat dalam versi komik.
Bagus. Kalau begitu, kalian bisa tidak di rumah kerjasama buat bentuk sketsa sementara di kertas? Bisa. Nanti supaya kita tempel lima ading.
Sebelum itu, kesunjuk ibu dulu supaya ibu lihat. Sudah bagus tidak? Baru kita tempel sama-sama.
Siap. Ibu disini. Itu video apa lagi yang ibu posting di media sosial?
Surah anak-anak omong simpar, jadi itu video. Tunggu sebentar ya. Nah, nanti kalau boleh dulu, sebentar ibu panggilnya kita ketemu ya.
Terima kasih ibu. Permisi, ibu. Pertama, saya minta Pak Melki, ini yang terakhir kali, tegur saya seperti itu di depan anak-anak. Itu tidak baik Pak Guru. Karena kita sebagai guru, justru harus kasih contoh di anak-anak.
Jangan terlalu sok. Tindakan video-video begitu tuh Memancing amarahnya pemerintah Seolah-olah pemerintah punya kinerja selama ini Tidak bagus Nanti bukan kita dapat bantuan Malah pemerintah simpan dendam lagi untuk warga disini Loh justru kami ini membantu pemerintah pak guru Mungkin pemerintah itu punya keterbatasan Dalam memantau sebagian besar wilayah Dan saya percaya Di ini era milenial Semua pemerintah itu mengupdate informasi Ya lewat postingan di media sosial Alah Sudah, guru-guru muda seperti kamu ini posting sesuatu di media sosial hanya untuk cari sensasi, toh? Sedikit-sedikit bapak posting, sedikit-sedikit bapak posting.
Pencitra, mas, sekali. Pak Merki, saya minta maaf. Tapi Pak Merki pun suara terdengar sampai di luar. Tidak enak juga anak-anak dengar.
Dengar, ibu. Stop manfaatkan anak-anak untuk kepentingan pribadinya ibu. Selama ini kami aman-aman saja.
Ingat, ibu. Jangan terlalu melebih-lebihkan keadaan. Tapi memang apa yang dibuat oleh Pak Melki itu memang tidak baik.
Tidak Pak Guru, kayaknya Pak Melki benar. Mungkin saya terlalu terburu-buru dan belum paham situasi di sini. Ya, ini memang hanya masalah waktu untuk beradaptasi.
Halo, iya saya Ibu Elisabeth dari SMP Negeri Lomboya. Iya benar, betul Ibu. Sungguh Ibu?
Ya Tuhan. Iya, aduh iya Ibu. Terima kasih Ibu. Baik Ibu, iya.
Baik, nanti saya sampaikan ke gereja untuk terima bantuan donasinya ibu ya. Aduh, iya ibu. Aduh, terima kasih banyak ibu.
Iya, iya ibu. Kenapa, kenapa? Ini Pak Guru, barusan saya dapat telpon dari orang yang semalam cacat di media sosial. Ada ibu, di orang Bali.
Baik sekali. Mungkin dia lihat postingan di Facebook yang samuat postingannya anak-anak. Video langgar kali itu Pak Guru. Jadi dia bersedia mau kasih donasi untuk pembangunan jembatan.
Wih, luar biasa. Bakal besar, Ibu. Itu sepaguru, kalau begitu saya kasih uang dulu ya, ini tentang berita baik. Mari paguru. Semangat ibu.
Halo ibu. Mama. Aduh baik mama. Wih mama, banyak kesemua cerita di mama.
Oh iya? Oh begitu baik, silahkan duduk. Ya mama.
Jadi begini, Mam Pendeta, setelah ini kemarin saya posting video curang hatinya anak-anak di pinggir sungai, Mam Pendeta, ternyata ada orang yang baik hati, Mama. Dia kontak sama saya, terus dia mau kasih donasi uang, Mama, untuk... Buat jembatan di sungai Aduh, ini kabar gembira Ibu Guru Kabar luar biasa bagi kami Umat dan warga desa di seberang kali Memang kami sudah bermusawara dan bersepakat untuk membangun jembatan bambu untuk penyebrangan di musim hujan.
Karena memang pada saat musim hujan, anak-anak di sebrang kali tidak bisa lewat. Ibu guru kami sesuai hasil kesepakatan, hari Sabtu ini kami akan mulai melaksanakan gotong royong untuk mengerjakan jembatan bambu itu. Oh baik, Sudha Mama.
Kalau begitu bisa segera ini dana kita pakai untuk beli bahan-bahan keperluan pembangunan jembatan, Sudha Mama. Terima kasih banyak Ibu Guru Kehadiran Ibu Guru sangat menolong kami Khususnya bagi masyarakat yang ada di Seberangkali Itu sudah mama Semakin kesini, semakin hari Saya sadar alasannya Tuhan tempatkan saya di sini bagaimana Hai habis semoga nabar besar kelas ataupun yang tersisa sia-sia betul kita punya kerja keras luar negeri cobaan apalagi ini baru sesuatu hari kita bagi lu langsung ambil dalam pekejar hai hai Eh langsung abis, kira-kira siapa harus? Wih, memang hujan besar sepanjang malam.
Aduh, kasihan itu jembatan. Iya, padahal kemarin kita sudah tenggoyang untuk bangun di jembatan. Sekarang kita harus mengelar kali lagi.
Di mana nanti karetan nanggung jembatan bambu, kalau nanggung jembatan itu rusak. Kapan sendiri kita ada jembatan permanen? Ibu guru, rencana Tuhan tidak pernah gagal.
Tuhan punya banyak cara untuk menjawab rencana-rencana kita. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan dan Tuhan akan menolong di waktu yang tepat. Kenapa begini, betul, Mama? Saya rasa...
Saya mau satu rencana gagal total mama. Hal positif, anak-anak di seberang kali, mereka hidup tanpa menyerah. Tuhan menginginkan anak-anak menjadi anak-anak yang pantang menyerah dan tidak mudah putus asa. Jangan bersedih. Tetap semangat, bantu mereka untuk bangkit, bantu mereka untuk melintasi pelanggan.
Mas Uge, kenapa berhenti? Alex, kita harus tetap terus melangkah karena masa depan itu ada depan, bukan di belakang. Baik, sekarang ibu dengan Alex mau ke kota untuk ikut lomba renang. Kalian bantu doa, Alex, biar bisa kasih yang terbaik. Semangat, Alex, pasti kau menang.
Iya, Alex, pasti kau bisa. Ini dia kota mereka yang terbaik, Alex. Saya percaya sama engkau, tetap, pasti kau bisa. Terus semangat, ya, mama.
Sudah, ini kita berangkat, Alex, sebelum terlambat di sana. Kita berangkat dulu ya. Iya, iya, iya. Hati-hati, Bu.
Semangat, Alex. Jangan lupa, Sam. Alex Siap?
Hei Harus percaya diri Eh? Sudah Eh Sahabat yang antar dia belum berenang di kota Jadi ibu sahabat tadi, ibu sahabat yang antar dia di kota Dia suka terlalu lama di kota, sudah terpahit Marah kita pulang, Nge Hai, tunggu terlalu lama dulu, kita mau lihat demas ini Dia menang, Nga, tidak Sakai ragu lagi, Ndian Wih, jangan ragu lagi, kewatu, Nga Tidak, dia menang, Nge Hei, Tua, Alexan Saya harap Anda menyukainya dan menikmati film ini. Kami tahu ini bukan film yang sempurna. Kami tahu ada banyak hal yang tidak terjadi dalam film ini.
Dan itulah sebabnya, dukungan Anda sangat penting untuk mengembangkan film kita. Kami percaya dunia kita adalah dunia yang baik. We realize that as young people, we are the next generation.
So that's why we have to take an important space in society. Nothing more important to a young person than studying, learning how to serve, and developing. If you are inspired and modified by the story in the film, it proves that there is still a lot of goodness in your heart. Then, follow the voice on your heart and you will find a lot of goodness in your life. Come on, Indonesian generation, do not hesitate to develop your positive talent The future is always ahead, because what is behind in this memory?
If you like the movie, make sure to like and share, comment and subscribe Don't forget to follow our social media Kalian Sumba untuk Indonesia Warm hearts from LNBY L for love, L for Lamboya depan TKW kaitannya itu semua yang TKW apa? eee itu disebarin disimprot lagi tuh eee eee Kepeda padam tombol Oh ini, oh ini, oh ini dia Oh ini coba denger Betul, betul Buketnya gorokan Deputnya kotak Buketnya gorokan Buketnya gorokan Betul 1, 2, 3 Oh belum, dia belum ngomong Jon, Jon, Jon 1 ini sebelumnya ke atas memutar dekat dulu turun jauh kamu yang ditikuk kamu yang ditikuk Jangan lupa like, share, dan subscribe ya! Hehehe Hahaha betul lah betul