Transcript for:
Kisah Teladan Para Nabi yang Inspiratif

Kabi, kisah teladan Nabi Assalamualaikum, yuk dukung Kabi dengan menekan tombol subscribe. Selamat menonton Kisah Nabi Nuh alaih salam dan bahtera raksasa Setelah Nabi Adam wafat, yang bertugas menjadi kholifah di bumi ini adalah anak cucunya. Sebagian dari mereka memegang teguh ajaran Nabi Adam, namun sebagian lagi mulai melupakannya.

Iblis berhasil menanamkan sifat-sifat buruk kepada mereka. Sudah waktunya untuk beribadah, engkau tidak pulang? Tidak, pekerjaanku masih banyak. Di antara mereka yang mulai menjauh dari ajaran yang benar, masih ada orang-orang yang beriman teguh. Mereka adalah Wat, Suwa, Yahudz, Ya'uk, dan Nasr.

Lima orang yang terkenal soleh dan menjadi imam yang diikuti oleh banyak orang. Kalian harus mengingat pesanku ini. Jangan pernah meninggalkan ajaran Nabi Adam.

Pesan salah satu imam tersebut. Satu persatu dari lima imam soleh tersebut meninggal dunia, membuat para pengikutnya merasakan kesedihan yang luar biasa. Siapa lagi yang akan membimbing dan mengingatkan jika kami berbuat dosa? Ratap orang-orang. Iblis memanfaatkan kesempatan ini untuk menggoda mereka.

Engkau memiliki keterampilan memahat. Mengapa engkau tidak membuat patung untuk mengenang mereka? Mereka pun terjebak dalam rencana iblis.

Para ahli pemahat mulai membuat patung yang mirip dengan lima imam soleh tersebut. Ajaran Nabi melarangku membuat benda sesembahan. Apakah tindakanku ini benar?

Tidak apa. Patung ini bukan untuk disembah. Sekali lagi, iblis berhasil menghasut manusia untuk berbuat dosa.

Setelah selesai membuat patung-patung itu, mereka mulai berkumpul di satu tempat. Ingatlah, waisodaraku, mereka adalah lima imam yang telah membimbing kita. Janganlah kalian melupakan siapa mereka.

Kita membuatnya bukan untuk disembah, jadi ini tidak termasuk perbuatan dosa. Begitulah sedikit demi sedikit manusia mulai membenarkan tindakan mereka. Waktu terus berlalu patung lima imam soleh ini mulai tersebar ke berbagai daerah.

Dari ayah diturunkan ke anak-anak mereka dan kemudian diturunkan kepada cucu mereka. Semakin lama, cerita tentang lima orang soleh ini mulai berubah, hingga akhirnya mereka mulai menganggap lima patung tersebut sebagai Tuhan. Di tengah-tengah kaum yang menyembah berhala tersebut, Allah mengutus seorang nabi dan rasul.

Beliau adalah Nabi Nuh alaih salam. Nabi Nuh adalah orang yang cerdas dan kuat imannya. Dalam setiap tindakan, Nabi Nuh selalu bersyukur ketika ia bangun atau hendak tidur, ketika makan dan minum, atau mengenakan pakaian dan segala kegiatan lainnya. Tugas Nabi Nuh adalah mengajak kembali umatnya untuk beriman kepada Allah. Nabi Nuh berkata bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.

Sungguh hanya Allah lah yang menciptakan dan memberikan rizki kepada manusia. Dan selama ini, iblislah yang telah menghasut nenek moyang mereka, membuat mereka menyembah patung berhala yang hanyalah sebuah benda mati. Sebagian orang tersadar dan mengakui bahwa yang dikatakan Nabi Nuh benar. Engkau benar, patung-patung ini hanyalah benda buatan manusia.

Namun, sebagian besar lainnya justru menentang. Bagaimana bisa aku percaya kepadamu jika istri dan anak-anakmu sendiri tidak mempercayaimu? Pada saat itu, Nabi Nuh sudah menikah dan memiliki empat anak laki-laki.

Sayangnya, istri dan anak-anak Nabi Nuh ini tidak mau meninggalkan ajaran sesat itu. Mereka menolak beriman kepada Allah dan terus menyembah patung berhala. Jangan hiraukan apa yang dikatakan ayahmu.

Nenek moyang kita adalah kaum yang saleh. Merekalah Tuhan yang harus kita sembah. Meskipun ditentang banyak orang, Nabi Nuh tetap berdakwah dan terus berusaha untuk mengajak kaumnya kembali beriman kepada Allah.

Ketika dakwahnya tidak didengarkan, Nabi Nuh memberikan peringatan kepada mereka. Wahai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Sesungguhnya, aku takut kamu akan ditimpa azab yang besar.

Sayangnya, peringatan ini tidak membuat mereka takut dan malah membuat mereka semakin menentang. Engkau hanya manusia biasa seperti kami. Jika engkau memang benar, buktikan azab itu kepada kami.

Nabi Nuh menjawab, Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu. Lalu datanglah hari di mana Allah menurunkan wahyu bahwa orang-orang yang beriman tidak akan bertambah lagi dan semua orang yang berbuat dosa akan ditenggelamkan. Allah kemudian memerintahkan agar Nabi Nuh membuat sebuah bahtera atau kapal yang sangat besar.

Nabi Nuh mulai menanam pohon. Kelak, pohon itu akan ditebang dan dibuat menjadi kapal. Setelah pohon itu cukup besar, Nabi Nuh mengajak kaumnya untuk bekerja bersama-sama. Pekerjaan mereka ini menarik perhatian banyak orang. Beberapa pemimpin suku pun datang dan bertanya, Apa yang sebenarnya kalian lakukan dan apa manfaatnya?

Kami membuat sebuah kapal yang sangat besar. Kapal ini akan menyelamatkan kami dari panjir besar. Hahaha, tidak mungkin di tanah yang panas ini akan muncul banjir.

Apa yang kalian kerjakan akan sia-sia. Tidak, Nabi Nuh berkata bahwa azab dari Allah akan segera datang dan orang-orang yang tidak percaya akan terkena hukuman tersebut. Sahut pengikut Nabi Nuh lainnya.

Namun sayangnya, tidak ada yang percaya pada ucapan mereka. Kapal yang sangat besar itu akhirnya selesai dibuat. Di dalamnya ada sebuah lumbung yang sangat besar untuk menampung bahan makanan serta kandang-kandang untuk menampung para hewan. Allah memerintahkan agar Nabi Nuh membawa para hewan berpasang-pasangan, jantan dan betina.

Beberapa hari kemudian, Nabi Nuh dan para pengikutnya terlihat sibuk mempersiapkan semuanya. Akhirnya, hari yang dijanjikan tiba. Nabi Nuh memberikan peringatan untuk terakhir kalinya.

Orang yang tidak mau beriman kepada Allah akan tenggelam dalam banjir besar. Hingga saat-saat terakhir pun tidak ada yang mempercayainya, termasuk istri dan anak-anak Nabi Nuh. Maka, Nabi Nuh mengajak para pengikutnya untuk naik ke atas kapal dan menutup pintu kapal rapat-rapat.

Orang-orang yang sejak tadi berkerumun di sekitar kapal mulai bubar untuk pulang ke rumah masing-masing. Tidak akan terjadi apapun! Marilah kita pulang ke rumah masing-masing! Namun, dugaan mereka salah.

Dengan cepat, langit yang tadinya cerah berubah menjadi gelap. Hujan lebat pun turun disertai dengan petir yang menggelegar. Hujan badai turun selama beberapa hari berturut-turut.

Air mulai menggenang semakin meninggi. Orang-orang panik dan berusaha mencari tempat berlindung. Mereka berlari ke bukit-bukit dan gunung-gunung. Namun kemanapun mereka pergi, air terus menggenang. Mereka mulai menyesal karena tidak mempercayai ucapan Nabi Nuh.

Hujan badai dan angin topan terus berlanjut dalam waktu yang sangat mengejut. Sangat lama, banjir besar sungguh terjadi. Dalam peristiwa itu, hanya kapal Nabi Nuh saja yang berhasil selamat.

Kapal Nabi Nuh terus terombang ambing di tengah ombak besar. Hingga Allah menurunkan perintah kepada langit untuk menghentikan hujan dan memberikan perintah kepada bumi untuk menelan semua air. Kapal Nabi Nuh terdampar di pegunungan yang sangat tinggi.

Setelah keadaan aman, Nabi Nuh turun dari kapal dan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas segala perlindungannya. Sebagai bentuk rasa syukur, Nabi Nuh dan para pengikutnya melakukan puasa. Peristiwa itu terjadi pada hari ke-10 Muharram atau dikenal dengan nama Hari Ashura.

Nabi Nuh berdakwah di bumi ini selama 950 tahun. Perjuangannya sungguh panjang dan berat. Hingga akhir sebelum peristiwa banjir besar itu terjadi, pengikut Nabi Nuh hanya berjumlah 80 orang.

Nabi Nuh melepaskan semua burung-burung dan binatang-binatang lainnya. Para hewan itu pun menyebar ke seluruh penjuru. Begitu pula dengan kaum Nabi Nuh. Kisah Nabi Ibrahim alaih salam, Bapak para Nabi. Apakah kalian masih ingat pada janji iblis ketika mereka diusir dari surga?

Iya, mereka berjanji akan menggoda dan menyesatkan seluruh umat manusia. Dan iblis berhasil memenuhi janji tersebut. Jumlah manusia terus bertambah. Mereka terbagi menjadi tiga golongan, menyembah kepada patung-patung berhala, menyembah kepada benda langit, dan menyembah kepada para raja.

Kala itu, hiduplah seorang raja yang sangat berkuasa. Dia adalah Raja Namrud dari Babylonia. Pada suatu malam, Raja bermimpi melihat kelahiran seorang bayi laki-laki dan kelak bayi itu akan menghancurkan kerajaannya.

Raja Namrud merasa bahwa mimpinya itu sebuah pertanda buruk. Maka dia pun memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir di Babylonia. Di suatu daerah, sepasang suami istri sedang ketakutan setelah mendengar perintah itu. Istriku, sampai bayi kita lahir, engkau harus terus bersembunyi di tengah hutan. Tapi, engkau adalah pematung paling hebat.

Raja pasti akan mengampunimu. Tidak, jika anak kita laki-laki, Raja pasti akan membunuhnya. Setelah itu, sang istri terus bersembunyi di dalam sebuah gua. Sesekali, Azar akan datang untuk menjenguknya. sekaligus membawakan makanan serta keperluan lainnya.

Hari kelahiran pun tiba dan sang istri melahirkan bayi lagi-lagi. Mereka berdua begitu bahagia sekaligus takut. Bagaimana jika Raja menemukan anak kita? Tinggallah engkau di sini lebih lama lagi. Beberapa tahun kemudian, keadaan kota sudah kembali aman.

Azhar pun menjemput istri dan anaknya untuk pulang kembali ke rumah. Azhar begitu bahagia bisa berkumpul bersama keluarganya. Apalagi bayi laki-lakinya telah tumbuh menjadi anak yang cerdas. Dialah Nabi Ibrahim.

Setelah kembali berkumpul, Nabi Ibrahim mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang pembuat patung yang sangat terkenal. Suatu hari, Nabi Ibrahim bertanya, Patung apakah ini ayah? Kedua telinganya besar, lebih besar dari telinga kita.

Sang ayah tersenyum sambil menjawab, Itu adalah Marduh, Tuhan para Tuhan, wahai anakku, dan kedua telinga yang besar itu sebagai simbol dari kecerdasan yang luar biasa. Nabi Ibrahim merasa bingung, bagaimana bisa ayahnya menciptakan Tuhan dan mengapa ada begitu banyak Tuhan? Nabi Ibrahim bertanya lagi, Lalu dari apa Tuhan-Tuhan itu diciptakan ya? Ini dari kayu pelepah kurma.

Itu dari zaitun, dan berhala kecil itu dari gading. Lihatlah alangkah indahnya, hanya saja ia tidak memiliki nafas. Mendengar jawaban ayahnya ini, Nabi Ibrahim pun berkata, Jika para Tuhan tidak memiliki nafas, maka bagaimana mereka dapat memberikan nafas? Bila mereka tidak memiliki kehidupan, bagaimana mereka memberi kehidupan? Wahai ayahku, pasti mereka bukan Tuhan Azhar marah besar ketika mendengar jawaban anaknya itu.

Nabi Ibrahim pun dipukul dan dihukum. Sejak saat itu, Nabi Ibrahim membenci semua patung-patung berhala tersebut. Suatu ketika, Nabi Ibrahim diajak oleh sang ayah ke perayaan besar.

Semua orang berkumpul menjadi satu di ruang pembunjaan. Seorang dukun maju dan memulai ritual suci. Wahai Tuhan kami, lindungilah dan limpahkanlah rizkimu.

Teriak sang dukun yang disambut meriah oleh semua orang. Melihat semua orang begitu terlena, Nabi Ibrahim tidak menahan diri lagi. Nabi Ibrahim berteriak. Hei dukun, ia tidak akan pernah mendengarmu. Apakah engkau yakin bahwa ia mendengar?

Seluruh orang yang ada di ruang pemujaan itu marah kepada Nabi Ibrahim. Azhar segera membawa anaknya itu pulang sebelum keadaan bertambah kacau. Sang ayah meminta agar Nabi Ibrahim merenung dan mengakui kesalahannya. Namun, Rasa penasaran Nabi Ibrahim akan Tuhan tidak pernah padam.

Maka dia pun memutuskan untuk mencari Tuhannya sendiri. Nabi Ibrahim keluar dari rumahnya menuju ke gunung. Dia berjalan sendirian di tengah gelapnya malam.

Dalam setiap langkahnya, dia terus bertanya siapakah Tuhan itu. Sampai di gunung, Nabi Ibrahim melihat ke langit yang luas. Langit malam penuh dengan bintang yang berkelip dan bulan yang bersinar sangat terang.

Nabi Ibrahim pun memutuskan, Inilah Tuhanku. Karena bintang-bintang dan semua benda langit itu jauh lebih mengagumkan daripada patung-patung buatan manusia. Tidak ada manusia yang bisa menciptakan bintang.

Namun ketika pagi tiba, semua bintang di langit itu tidak bisa lagi terlihat. Barulah Nabi Ibrahim tersadar bahwa matahari, bulan, dan semua bintang di langit bisa terbit dan tenggelam. Semuanya muncul silih berganti.

Nabi Ibrahim pun bertanya-tanya, siapakah yang membuat semua itu? Lalu Nabi Ibrahim memutuskan, Saya tidak suka kepada yang tenggelam. Terima kasih.

Saat itulah Allah SWT memberikan petunjuk kepada Nabi Ibrahim bahwa hanya ada satu Tuhan yang harus disembah yaitu Allah SWT. Nabi Ibrahim memantapkan hatinya untuk beriman hanya kepada Allah dan Allah pun mengangkat Nabi Ibrahim sebagai utusannya. Tugas Nabi Ibrahim adalah mengembalikan iman kaumnya hanya kepada Allah. Nabi Ibrahim mulai berdakwahnya.

Dia menyeru kepada kaumnya untuk berhenti menyembah patung-patung berhala, matahari, bulan, ataupun benda-benda langit lainnya. Namun, tidak ada satupun yang mau mendengar seruan Nabi Ibrahim itu. Perselisihan antara Nabi Ibrahim dan kaumnya pun terjadi.

Meskipun mendapatkan banyak sekali halangan, Nabi Ibrahim tidak pernah menyerah. Apa yang dilakukan Nabi Ibrahim ini memancing amarah sang ayah. Suatu hari, Azar tidak bisa lagi menahan amarahnya.

Dia pun mengusir Nabi Ibrahim dari rumah. Apakah engkau begitu benci para Tuhanku? Jika kamu tidak mau berhenti berdakwah, aku akan merajamu.

Keluarlah dari rumahku sekarang juga. Nabi Ibrahim pun memutuskan untuk keluar dari rumah ayahnya. Sebelum pergi, Nabi Ibrahim menyusup ke rumah ibadah milik Raja Namrud dan menghancurkan semua patung berhala yang ada di sana. Nabi Ibrahim menyisakan satu patung paling besar dan meletakkan sebuah kapak di lehernya.

Keesokan harinya, semua orang di Babylonia gempar melihat semua patung Tuhan mereka hancur. Raja Namrud marah besar dan memerintahkan untuk segera menangkap pelakunya. Temukan orang yang melakukan ini semua!

Teriak Raja kepada para prajurit. Kemudian Raja memberikan perintah lagi. Siapkan kayu bakar dan tiang hukum!

Aku akan membakar pelaku kejahatan ini. Beberapa waktu kemudian, Nabi Ibrahim tertangkap dan dibawa ke halaman istana. Raja Namrud bertanya, Hai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan patung-patung ini? Nabi Ibrahim menjawab bukan.

Raja Namrud tidak percaya pada jawaban tersebut dan terus mendesak agar Nabi Ibrahim mengaku. Saat itu, Nabi Ibrahim menjawab, Aku rasa patung paling besar itulah yang melakukannya. Tanyakan saja padanya.

Tentu saja, patung itu tidak akan bisa menjawab meskipun ditanya berulang kali. Hal ini membuktikan bahwa patung itu bukanlah Tuhan. Namun, semua ucapan Nabi Ibrahim itu justru membuat Raja semakin marah.

Ikat tangan dan kakinya, kemudian ikat dia ke tengah tiang hukuman. Nabi Ibrahim pun diikat di atas kayu-kayu bakar yang telah disiapkan sebelumnya. Bakar kayu itu!

Api mulai menyala melahap kayu-kayu itu. Semua orang bersorak gembira. Sebentar lagi, dia pasti akan berteriak memohon ampun.

Teriak mereka. Namun, apa yang mereka harapkan tidak pernah terjadi. Nabi Ibrahim sama sekali tidak takut ataupun berteriak. Dia terus berdoa kepada Allah SWT, memohon perlindungannya. Allahu Akbar, Allah sungguh maha besar.

Api yang panas berubah menjadi dingin. Api yang terus membesar dan asapnya yang hitam mengebul memenuhi udara. Jelaganya membuat wajah orang-orang yang menonton menjadi hitam. Berjam-jam kemudian, api itu pun padam. Asap hitam yang menyelimuti pun perlahan menghilang.

Saat itulah, Nabi Ibrahim melangkah keluar dari sisa-sisa kayu bakar tanpa terluka sedikitpun. Bahkan kulitnya tetap bersih bercahaya meskipun dikepung asap hitam. Peristiwa itu membuktikan bahwa Nabi Ibrahim memang istimewa dan semua yang diucapkannya adalah benar. Namun, bukti nyata itu ternyata tidak bisa membuat orang-orang sadar.

Mereka terus memusuhi Nabi Ibrahim dan berusaha untuk mengusirnya. Mereka tidak ingin hidup berdampingan dengan orang yang menghancurkan dan menghina Tuhan mereka. Nabi Ibrahim pun sadar bahwa kaumnya tidak akan bisa berubah.

Atas seizin Allah, Nabi Ibrahim pun pergi dari kotanya. Dalam perjalanannya, Nabi Ibrahim ditemani oleh dua umat yang percaya kepadanya. Mereka adalah Sarah, wanita yang kelak akan menjadi istrinya, dan Lut, seorang pemuda yang kelak akan menjadi Nabi Allah. Kisah Nabi Musa alaihissalam, manusia yang berbicara dengan Allah. Mesir merupakan negara yang besar dan kuat.

Namun sayangnya, kekuatan dan kemakmuran hanya dinikmati oleh raja dan para pengikutnya. Raja Mesir dikenal dengan sebutan Fir'aun. Dia adalah raja yang zulim dan suka bertindak semena-mena.

Fir'aun menetapkan perbedaan kasta dan membagi masyarakat berdasarkan suku. Dia sangat kuat dan menyebut dirinya sendiri sebagai dewa. Pada suatu malam, Fir'aun bermimpi tentang bara api yang datang dari arah Baitul Magdis.

Api itu membakar seluruh Mesir, kecuali rumah-rumah kaum Bani Israel. Fir'aun bertanya kepada para penyihir istana tentang arti mimpinya. Itu artinya akan lahir dari keturunan Bani Israel yang akan menghancurkan kerajaanmu. Kaum Beni Israel adalah kaum dengan kasta paling rendah di Mesir. Fir'aun marah besar.

Bunuh semua anak laki-laki yang lahir dari Bani Israel. Tidak boleh ada satu pun yang selamat. Siap, Baginda.

Sejak itu, para prajurit Fir'aun selalu berkeliling ke rumah-rumah kaum Bani Israel dan membunuh semua bayi laki-laki yang mereka temukan. Karena perintah tersebut, keadaan di Mesir berubah menjadi mengerikan. Kecemasan dan ketakutan menghantui keluarga Imron. Tiga bulan yang lalu, Yukabat istrinya melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan dan sehat.

Ketika keduanya sedang kebingungan, datanglah petunjuk dari Allah. Susuilah dia. Jika kamu khawatir, hanyutkan dia ke sungai Nil. Sesungguhnya, kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah satu dari para rosul.

Yukabat telantas membalut putranya dengan pakaian hangat dan menempatkannya ke dalam peti kecil. Ketika tentara Fir'aun datang, dia menghanyutkan keranjang itu ke sungai. Kamu ikuti keranjang adikmu, jangan sampai kehilangan. Sang kakak mengaguk.

Sepanjang malam, dia mengikuti keranjang adiknya itu di sepanjang sungai Nil. Arus sungai membawa keranjang bayi itu ke istana Fir'aun dan akhirnya ditemukan oleh Asiyah, istri Fir'aun. Dia dan para dayang membawa bayi itu ke istana. Asiyah merupakan wanita yang berada di dalam kota. Dia tidak tega jika harus membunuh bayi yang tidak berdosa.

Akhirnya, dia mengangkat bayi itu menjadi anaknya dan memberinya nama Musa yang artinya diangkat dari air. Kelak, dia akan menjadi Nabi Allah. Asyah menitipkan Nabi Musa kepada keluarga-keluarga yang sedang menyusui. Jadilah ibu susu bagi anakku.

Namun sayangnya, Nabi Musa sama sekali tidak mau menyusu. Hal ini membuat Asyah bingung dan khawatir. Kemudian, datanglah kakak Nabi Musa. Hamba tahu seorang wanita yang mungkin saja bisa menyusuinya. Asyah pun meminta sang kakak untuk menjemput wanita itu.

Wanita yang dimaksud adalah Yukabat, ibu dan Nabi Musa sendiri. Ketika Yukabat sampai di istana, Nabi Musa sedang menangis karena lapar. Tapi, tangisan itu langsung berhenti ketika Yukabat menggendongnya. Kemudian, Nabi Musa menyusu hingga kenyang.

Asyah bahagia melihat anaknya tertidur pulas. Jadilah ibu susu untuk anakku. Sesuai dengan janji, Allah mengembalikan anak Yukabat. Nabi Musa tumbuh dengan baik.

Dia mendapatkan kasih sayang dari dua orang ibu. Pada suatu hari, Nabi Musa duduk di pangkuan Fir'aun Dan tanpa sengaja Nabi Musa menarik jenggot Fir'aun Aduh Wahai istriku Mungkin anak inilah yang akan menjatuhkan kekuasaanku Sabarlah Dia masih anak-anak Ketika dewasa, Nabi mulai sadar bahwa dirinya bukanlah anak kandung Fir'aun. Dia adalah anak angkat yang berasal dari kaum Bani Israel. Kaum yang selama ini mendapatkan perlakuan buruk dari Fir'aun. Suatu hari, Nabi Musa berniat menolong seorang pemuda Bani Israel yang sedang disiksa oleh prajurit Fir'aun.

Tanpa sengaja, Nabi Musa memukul prajurit itu dan membuatnya tewas. Kabar tentang pembunuhan itu sampai ke telinga Fir'aun. Dia marah karena prajuritnya tewas gara-gara kaum Bani Israel. Tangkap Musa sekarang juga! Nabi Musa terdesak.

Jika dia tidak melarikan diri, nyawanya pasti akan terancam. Kemudian, dia memutuskan untuk pergi dari kota Mesir. Dia terus-menerus berjalan hingga akhirnya tiba di kota Madian.

Nabi Musa singgah di rumah Nabi Shu'aib dan menceritakan semua yang dialaminya. Sejak saat itu, dia tinggal bersama Nabi Shu'aib sambil membantu mengembalakan ternak. Tidak terasa, sepuluh tahun telah berlalu.

Nabi Shu'aib merasa bahwa Nabi Musa merupakan lelaki yang baik. Beliau kemudian menikahkan putrinya Syafura dengan Nabi Musa. Suatu hari, Nabi Musa tiba-tiba rindu pada Mesir. Dia ingin sekali pulang ke kampung halamannya itu. Terlebih lagi, kabar tentang kekejaman Fir'aun dan bala tentaranya semakin meningkat setiap hari.

Mereka terus-menerus menindas Bani Israel. Nabi Musa ingin menyelamatkan kaumnya. Dia pun memohon izin kepada Nabi Shu'aib untuk pergi ke Mesir bersama istrinya.

Perjalanan menuju ke Mesir sangat jauh dan berat. Hari sudah gelap ketika Nabi Musa tiba di Bukit Sinai. Malam itu begitu dingin. Nabi Musa melihat-lihat ke sekitar mencari sesuatu yang bisa dijadikan penghangat.

Dia kemudian melihat seberkas cahaya. Ah, ternyata itu adalah cahaya api. Nabi Musa pun meminta istrinya menunggu. Sementara dirinya akan pergi sebentar untuk mengambil api tersebut. Nabi Musa berjalan ke puncak bukit sendirian.

Betapa terkejutnya dia ketika melihat api itu bukanlah api biasa. Api itu melayang-layang di udara, dan sesaat kemudian terdengar sebuah suara. Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.

Allahuakbar, Allah mengangkat Nabi Musa menjadi Nabi untuk menyadarkan Fir'aun dan mengajaknya beriman kepada Allah. Pada malam itu, Nabi Musa berbincang secara langsung dengan Allah. Dalam peristiwa itu, Allah memberikan dua muksizat kepada Nabi Musa, yaitu tongkat yang bisa berubah menjadi ular dan tangan yang bersinar.

Setelah menerima wahyu, Nabi Musa kemudian melanjutkan lagi perjalanannya ke Mesir. Tempat yang pertama didatangi adalah rumah orang tua kandungnya. Nabi Musa memiliki seorang kakak laki-laki yang baik dan soleh.

Dia adalah Harun. Kelak, Harun juga diangkat menjadi Nabi utusan Allah. Nabi Musa memiliki kekurangan dalam berbicara. Lidahnya pernah terbakar ketika masih kecil dan membuat Nabi Musa menjadi cadel. Nabi Musa pun mengajak Nabi Harun untuk membantunya berdakwah.

Mereka berdua pun berjuang bersama. Nabi Musa memulai dakwahnya di Mesir. Dalam sekejap saja, langsung tersebar kabar tentang Nabi Musa yang membawa ajaran agama baru.

Nabi Musa mengajak penduduk Mesir untuk menjelaskan menyembah Allah semata. Tidak ada Tuhan selain dia. Tentu saja, hal ini membuat Fir'aun marah. Dia memerintahkan agar Nabi Musa ditangkap dan dibawa ke istana. Engkau mengaku sebagai rasul otusan Tuhan.

Padahal akulah Tuhan di negeri ini. Pada kesempatan itu, Nabi Musa mengajak Fir'aun untuk bertaubat dan beriman kepada Allah. Namun, ajakan itu ditolak. Aku memiliki ahli sihir terhebat. Buktikan jika engkau memang utusan Tuhan.

Kalahkan para penyihirku. Para penyihir istana melemparkan seutas tali yang kemudian berubah menjadi ular kecil. Kami bisa menciptakan ular, bagaimana denganmu Musa? Allah berfirman meminta Nabi Musa untuk melemparkan tongkat miliknya.

Nabi Musa pun melemparkannya. Atas izin Allah, tongkat itu berubah menjadi ular raksasa yang kemudian menelan ular kecil itu. Fir'aun sudah melihat sendiri mukzizat Nabi Musa. Tapi dia tetap tidak mau mengakui. Itu hanyalah sihir!

Jika engkau benar-benar utusan Tuhan, berikan aku bukti lagi. Nabi Musa kemudian mengeluarkan tangannya dari saku. Tangan itu memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan mata, membuat Fir'aun dan pasukannya tidak bisa membuka mata mereka.

Setelah peristiwa itu, Kaum Bani Israel di Mesir berbondong-bondong beriman kepada Nabi Musa. Hal ini membuat Fir'aun semakin membenci Nabi Musa. Fir'aun melakukan segala cara untuk mengganggu dakwah Nabi Musa.

Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menyiksa para pengikut Nabi Musa. Cepat tinggalkan Musa atau seluruh keluargamu akan dibunuh. Perjuangan Nabi Musa mengajak Fir'aun beriman kepada Allah sungguh berat. Mereka selalu saja menantang Nabi Musa dan menindas siapa saja yang mengikutinya. Maka Allah pun menurunkan azab.

Kemarau panjang melanda dan menyebabkan semua lahan mengering. Setelah kekeringan panjang, Allah menurunkan banjir untuk mereka. Seluruh harta benda mereka hanyut ditelan air. Mesir mengalami kekacauan besar, namun Fir'aun tetap belum sadar.

Kemudian Allah mengirim ribuan belalang ke ladang-ladang orang Mesir. Akibatnya mereka pun gagal panen. Berbondong-bondong warga menemui Nabi Musa.

Hai Musa, jika kamu dapat menghilangkan azab ini, pastilah kami akan beriman kepadamu. Namun, setelah Nabi Musa menghentikan azab itu, mereka mengingkari janji. Allah pun menurunkan azab-azab lainnya. Bukannya sadar, Fir'aun justru menuduh Nabi Musa lah sumber bencananya.

Segera tangkap Musa dan pencarakan dia. Tangkap juga semua pengikutnya, supaya mereka tahu bahwa akulah Tuhan yang pantas disembah. Pasukan Fir'aun memburu semua pengikut Nabi Musa.

Dalam keadaan terdesak, Nabi Musa menerima wahyu dari Allah untuk keluar dari Mesir dan pergi ke Baitul Magdis. Namun, rombongan Nabi Musa terpaksa berhenti di tepi laut merah. Mereka tidak punya perahu ataupun kapal untuk menyeberang. Padahal, tentara Fir'aun terus mengejar mereka. Bagaimana caranya Nabi Musa dan kaumnya bisa menyeberang?

Inilah salah satu muksizat terbesar Nabi Musa. Allah memerintahkan agar Nabi Musa memukulkan tongkat ke laut. Dan seketika itu juga, Air laut terbelah menjadi dua.

Allahu Akbar, Nabi Musa dan kaumnya bergegas berlari. Di belakang mereka pasukan Fir'aun sudah terlihat. Mereka ikut menyeberangi laut yang terbelah itu.

Setelah Nabi Musa dan kaumnya sampai di seberang Laut Merah, Allah mengembalikan air laut itu seperti sedia kalah. Dan laut pun menelan Fir'aun dan semua pasukannya. Apa yang terjadi pada laut ini?

Teriak Fir'aun dan para pasukannya. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 Muharram dan dikenal dengan nama Hari Ashura. Kaum Bani Israel meneruskan perjalanan.

Ketika mereka berhenti di Bukit Sinai, Allah menurunkan wahyu lagi. Allah meminta Nabi Musa untuk pergi ke puncak bukit dan berpuasa selama 40 hari. Nabi Musa berdoa, Ya Tuhanku, tampakkanlah zatmu kepadaku supaya aku dapat melihatmu.

Namun, keinginan Nabi Musa itu tidak terkabul. Allah berfirman, Engkau tidak akan sanggup melihatku. Setelah 40 hari, Allah menurunkan kitab suci kepada Nabi Musa.

Kitab itu dikenal sebagai kitab Taurat. Kitab yang berisi tuntunan hidup bagi kaum Bani Israel, agar mereka selalu berada di jalan yang benar. Subhanallah, Allah meninggikan derajat Nabi Musa. Beliau adalah seorang Nabi serta Rasul utusan Allah yang berasal dari keturunan hebat, yaitu Nabi Yaakub alaih salam.

Gisah Nabi Isa alaih salam, Sang Juru Selamat Mariam merupakan wanita suci yang terlahir dari keluarga mulia dan diasuh oleh seorang nabi yang mulia pula. Ayah Mariam adalah seorang imam besar kaum Bani Israel. Dia dan istrinya berdoa dengan tulus memohon keturunan. Kehadiran Mariam merupakan karunia besar dari Allah SWT. Sejak dalam kandungan, sang ibu telah berjanji akan menyerahkan anaknya ke Baitul Magdis.

Ketika Mariam lahir, sang ayah wafat. Hal ini... membuat para imam besar berebut agar bisa menjadi wali dari Mariam. Akulah yang pantas untuk mengasuhnya. Tidak, aku lebih pantas darimu.

Namun, Allah memiliki rencana lain. Di antara semua imam besar tersebut, Allah memilih Nabi Zakaria sebagai wali bagi Mariam. Mariam tumbuh dengan baik di bawah asuhan Nabi Zakaria. Dia belajar dengan tegun dan menyerap semua ilmu agama yang diajarkan.

Saat usianya telah cukup, Mariam pindah ke Baitul Magdis. Sesuai dengan janji ibundanya, Mariam akan mengabdikan diri sebagai pembantu Allah. Gunakanlah ruangan ini. Dia mengantarkan Mariam menuju ke kamar yang akan ditempatinya. Mariam selalu menghabiskan harinya untuk...

berdoa dan beribadah. Dia juga selalu menjaga pandangan serta tingkah laku. Karena itulah, dia dikenal sebagai wanita yang suci.

Sebagai imbalannya, Allah memberikan banyak rezeki. Di dalam kamar Mariam selalu terhidang banyak sekali makanan. Hal ini membuat Nabi Zakaria heran. Dari manakah makanan itu? Dari Allah.

Suatu hari, Malaikat Jibril datang menemui Mariam dalam bentuk manusia. Wajah orang itu terlihat asing dan memancarkan cahaya kemuliaan, membuat Mariam merasa gugup. Mariam gemetar ketakutan dan menundukkan kepalanya. Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan yang Maha Pengasih.

Dia berdoa memohon perlindungan dari Allah SWT. Sesungguhnya, aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci. Mariam mengangkat kepalanya, tidak kuasa menahan luapan takbir di hatinya. Saat ini, Allah mengirimkan pesan secara langsung kepadanya.

Namun, Mariam sadar bahwa dirinya masih suci dan belum menikah. Lantas, bagaimana dia bisa memiliki anak? Apa yang ditetapkan oleh Allah pastilah akan terjadi.

Mariam pun mengandung. Dia tahu bahwa apa yang terjadi padanya adalah muksiza dari Allah. Tapi Mariam juga takut pada hal-hal buruk yang bisa saja terjadi. Seorang wanita akan dipandang buruk jika dia hamil padahal belum menikah. Karena itulah Mariam memutuskan mengurung diri dan merahasiakan kehamilannya.

Saat hari kelahiran tiba, Mariam pergi ke tempat yang sangat jauh, tempat di mana tidak ada seorang pun yang tahu. Di sana, dia bersandar pada batang pohon kurma dan berjuang sendirian. Akhirnya, lahirlah seorang anak laki-laki seperti yang dijanjikan oleh Allah.

Dia adalah Isa al-Masih, nabi bagi kaum Bani Israel. Namanya... merupakan nama yang diberikan langsung dari sisi Allah SWT.

Mariam memeluk anaknya penuh haru. Dia sangat mencintainya sekaligus bersedih. Apakah kaumnya mau menerima anak yang lahir tanpa bapak ini? Ketika Mariam sibuk dengan pikirannya sendiri, Malaika Jibril datang menyampaikan wahyu. Janganlah engkau bersedih hati.

Jika engkau melihat seseorang, katakanlah, sesungguhnya aku telah bernazal, tidak akan bicara pada siapapun. Mariam pun kembali ke Baitul Magdis sambil menggendong Nabi Isa. Dia berjalan melewati sebuah pasar yang sangat ramai. Orang-orang mulai berbisik.

Mereka penasaran dengan sosok Mariam dan bayi di dekapannya. Bukankah dia Mariam? Sedang apa dia di sini?

Lihat apa yang dibawanya. Bukankah itu seorang bayi? Orang-orang yang penasaran itu pun menghentikan langkah Mariam. Anak siapa itu, wahai Mariam? Mariam tidak menjawab pertanyaan itu.

Dia menyerahkan segalanya kepada Allah sambil menunjuk ke arah anaknya. Apakah engkau meminta kami bicara dengan anakmu? Bagaimana kami akan berbicara dengan bayi? Nabi Isa yang saat itu masih bayi menjawab, Sesungguhnya, aku adalah hamba Allah.

Dia memberiku kitab dan dia menjadikan aku seorang nabi. Ada berkah dimanapun aku berada. Aku diperintahkan untuk melaksanakan sholat dan menunaikan zakat selama aku hidup, serta berbakti kepada ibuku. Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong, dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan, meninggal, dan dibangun. bangkitkan kembali.

Wajah orang-orang yang berkerumun semuanya pucat pasi. Bagaimana tidak, mereka semua menjadi saksi atas muksizat dari Allah SWT. Ayo kita pergi.

Apakah kalian percaya begitu saja? Biarlah para imam besar yang memutuskan. Kemudian, semua orang menutup mulut mereka dan berlalu pergi meninggalkan Mariam sendirian.

Kabar tentang seorang bayi yang bisa berbicara dan mengaku sebagai Nabi utusan Tuhan segera tersebar ke seluruh penjuru negeri. Kabar ini didengar pula oleh Raja Syam. Sang Raja memberikan perintah untuk menangkap Nabi Isa.

Demi keselamatan diri dan putranya, Mariam pun pindah ke Mesir. Dia hidup di sana hingga Nabi Isa tumbuh remaja. Nabi Isa alaihi salam tumbuh dengan baik. Dia berhasil menghafal isi kitab Taurat dan mengamalkannya dengan baik.

Dia memiliki keperibadian yang luar biasa dan dikelilingi keajaiban sejak kecil. Pada usianya yang ke-12, Nabi Isa mendapat perintah dari Allah untuk kembali ke tanah kelahirannya. Tanah di mana kaum Bani Israel tinggal. Maka, Maryam pun membawa kembali anaknya pulang ke Palestina. Dari masa ke masa, kaum Bani Israel selalu saja terlena pada kesenangan semata dan melupakan ajaran agama yang benar.

Di antara mereka, ada yang beriman, ada pula yang ingkar. Dan sebagian dari mereka berpura-pura beriman, namun sesungguhnya mereka menyekutukan Allah. Mereka masih saja menyembah berhala dan memohon kepada selain Allah.

Pada usia ke-30, Nabi Isa menerima wahyu yang menasbihkan kenabianya bagi kaum Bani Israel. Allah berfirman. Dan dia Allah mengajarkan kepadanya Isa, Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil.

Nabi Isa berkata kepada kaumnya, Hai Bani Israel, sembahlah Allah, Tuhanku, dan juga Tuhan kalian. Sesungguhnya, orang yang menyekutukan Allah, maka Allah haramkan surga untuknya, dan tempat kembalinya ialah neraka. Nabi Isa berdakwah kepada kaumnya seperti halnya semua nabi dan rasul sebelumnya. Dia mengajak beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun.

Akan tetapi kaumnya menolak, hanya sebagian saja yang mau beriman. Di antara semua pengikutnya, ada dua belas sahabat setia yang disebut Hawa Riyun, para pembantu. Merekalah yang menemani dan bersedia membantu Nabi Isa.

Allah memberikan mukzizat yang luar biasa kepada Nabi Isa, sebagai bukti nyata bahwa dia memang benar utusan Allah. Di antara mukzizat itu adalah, 1. Mampu berbicara ketika masih bayi, 2. Mampu menghidupkan orang mati. 3. Menyembuhkan orang buta. 4. Mengetahui hal-hal goib.

Namun, bukannya percaya dan beriman, mereka justru iri pada Nabi Isa dan menuduh Nabi sebagai penyihir. Suatu ketika, Nabi mengambil segumpal tanah liat dan membentuknya seperti burung. Kemudian dia meniupnya.

Atas izin Allah, tanah itu berubah menjadi burung dan terbang bebas ke langit. Kami tidak percaya jika itu adalah kekuatan dari Tuhan. Sihir semacam itu mudah saja digunakan. Benar, ia hanyalah seorang penyihir. Pernah suatu hari, Nabi berhasil menyembuhkan seorang yang buta.

Ibu, aku bisa melihat. Ya Tuhan, bagaimana bisa anakku yang terlahir buta, kini bisa melihat? Perlahan-lahan, kabar tentang semua mukzizat Nabi Isa mulai menyebar. Dan sedikit demi sedikit, kaum Bani Israel mulai percaya bahwa Nabi memang benar-benar utusan Allah. Semakin hari, kedudukan Nabi Isa di tengah-tengah kaum Bani Israel semakin kuat.

Hal ini mengancam posisi para imam besar yang terbiasa berkuasa. Mereka khawatir posisinya akan digantikan oleh Nabi Isa. Kita harus mencari cara untuk menyingkirkan Nabi Isa.

Dia terlalu kuat. Kita membutuhkan kekuatan yang lebih besar. Akhirnya, para imam besar tersebut menemui Raja Damascus yang saat itu tengah berkuasa. Isa mengaku sebagai utusan Tuhan, dia menyebarkan agama baru dari kitab baru. Benar Raja, dia bahkan menghina bintang-bintang yang baginda sembah.

Raja Damascus marah mendengar berita tersebut. Dia pun memerintahkan pasukannya untuk menangkap Nabi Isa. Kaum Bani Israel bersama dengan prajurit kerajaan bergerak untuk menangkap Nabi Isa.

Namun, upaya mereka terus menerus gagal karena Nabi selalu mendapatkan perlindungan dari Allah. Sebagai gantinya, mereka menyiksa para pengikut Nabi. Tinggalkan Nabimu sekarang. Jika tidak, keluargamu akan menerima hukuman. Sungguh ujian yang sangat berat bagi para pengikut Nabi Isa.

Ancaman terus datang kepada Nabi Isa untuk memaksanya berhenti berdakwah. Namun, Nabi tidak pernah takut. Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Taurat, dan memberikan kabar gembira dengan datangnya seorang Rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad Muhammad.

Segala tekanan dan ancaman tidak bisa menghentikan dakwah Nabi Isa. Dia terus-menerus berpesan, Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Dan akhirnya, Raja menurunkan perintah untuk menangkap dan menghukum Nabi Isa dengan cara yang sangat kejam, yaitu disalib. Puluhan prajurit kerajaan mengapung rumah Nabi dan menangkapnya.

Kemudian membawanya ke alun-alun. Di sana mereka menyalip Nabi di tempat yang telah disiapkan. Peristiwa itu dilihat oleh seluruh penduduk kota. Seluruh prajurit dan kaum Bani Israel yang menentang Nabi pun bersorak.

Sesungguhnya kami telah membunuh Isa Putra Mariam. Sang utusan Allah. Mereka semua bergembira dan bersuka cita, tertawa di atas isat tangis para pengikut Nabi Isa. Ternyata Allah telah mengatur segalanya. Allah berfirman, Orang yang mereka salib itu adalah orang yang diserupakan dengan wajah Isa.

Dalam peristiwa itu, Allah mengangkat Nabi ke langit. Sesuai dengan firmannya, Wahai Isa, sesungguhnya aku akan mewafatkanmu dan mengangkatmu kepadaku, serta membersihkanmu dari orang-orang yang kafir tersebut. Nabi Isa diakini masih hidup dan berada di langit hingga hari ini. Hal ini dibenarkan oleh Nabi Muhammad. Beliau bertemu dengan Nabi Isa di langit saat peristiwa Isra'Mi'raj.

Nabi juga bersabda, Sesungguhnya Isa itu belum mati dan ia akan kembali kepada kalian sebelum hari kiamat nanti. Subhanallah. Kisah Nabi Muhammad SAW merebut kembali kota Mekah Kaum Muhajirin adalah sebutan bagi orang-orang Islam yang hijrah ke Madinah. Untuk membantu mereka memulai kehidupan baru, Rasulullah menjadikan mereka saudara dengan kaum Ansar. Wahai saudaraku, aku akan membagikan separuh hartaku untukmu.

Kata Sa'ad, salah satu orang paling kaya di Madinah, kepada Abdurrahman bin Auf, sahabat Rasulullah. Selanjutnya, Rasulullah membangun Masjid Nabawi. Segala kegiatan ibadah dan dakwah berpusat di sana. Selain itu, Rasulullah juga memerintahkan para sahabat untuk membangun sebuah pasar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Alhamdulillah, setelah pindah ke Madinah, kehidupan kita menjadi lebih baik. Benar, semua ini berkat Rasulullah. Meskipun semuanya berjalan dengan lancar, namun tetap saja ada yang membenci Rasulullah.

Mereka adalah orang-orang Nasrani, Yahudi, dan suku-suku Arab penyembah berhala. Ini gawat, banyak kaum kita yang mengikuti Muhammad. Semua orang itu sudah gila. Mereka membuang semua Tuhan yang selama ini kita sembah.

Sebelum kebencian-kebencian itu semakin membesar, Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk meranggul semua umat beragama. Mereka semua berkumpul untuk merundingkan perdamaian. Apakah kalian semua menyetujui isi dari perjanjian ini? Kami setuju.

Semoga kedamaian selalu bersama kita. Perjanjian itu dikenal dengan nama Piagam Madinah, yang isinya semua sepakat sebagai satu bangsa, bebas menjalankan agama masing-masing, saling melindungi, saling membantu, saling menasihati, dan mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah pemimpin bagi seluruh penduduk Madinah. Dengan adanya perjanjian tersebut, kota Madinah berhasil tumbuh menjadi kota besar dan damai.

Keberhasilan yang diraih oleh Rasulullah dan umat muslim ini membuat kaum Quraish di Mekah merasa geram. Sekarang semua perdagangan dari Madinah telah dikuasai oleh orang-orang Islam. Kita tidak bisa lagi singgah di sana. Terlalu berbahaya. Kami setuju.

Setelah tiba di Mekah, semua ini harus kita laporkan pada para pemimpin. Mendengar kabar tersebut, para pemimpin Quraish semakin menggebu untuk membunuh Rasulullah. Kebencian mereka semakin berkobar. Para prajuritku, kita adalah bangsa besar, bangsa yang kuat.

Tuhan, kali ini kita pasti akan berhasil menangkap Muhammad dan para pengikutnya. Berangkat telah pasukan Quraish yang dipimpin oleh Abu Jahal. Jumlah mereka hampir seribu orang. Perang pun terjadi pada tahun kedua Hijriah, di Lembah Badar dan disebut dengan Perang Badar.

Saat itu, pasukan umat Islam hanya 313 orang. Sebelum berperang, Rasulullah berdoa, Ya Allah, jika golongan ini kaum Muslim binasa, maka engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi ini. Ya Allah, kami mohon pertolonganmu. Alhamdulillah.

Pertolongan dari Allah datang dan umat muslim berhasil menang. Kabar tentang kekalahan tentara Quraish membuat para pemimpin suku sangat terbukul, terutama Abu Lahab. Saudaraku, Abu Jahl telah tewas dalam perang ini. Ini sungguh memilukan. Kalian harus membalaskan dendam ini.

Abu Lahab jatuh sakit. karena memendam kesedihan serta dendam yang mendalam. Sampai akhir hayatnya, dia terus membenci Rosulullah. Setelah kekalahan di Perang Badar, kaum Kuroish merencanakan penyerbuan lagi.

Kali ini, mereka membawa 3.000 pasukan yang didukung penuh oleh Abu Sufyan dan istrinya Hindun. Mereka berdua memiliki dendam yang dalam, karena saudara mereka tewas dalam Perang Badar. Tenanglah saudaraku, aku akan membalaskan semua penderitaan yang engkau alami. Pertempuran kedua ini terjadi di Bukit Uhud pada tahun ketiga Hijriah. Rasulullah menempatkan para pembanah hebat di atas bukit untuk menjaga pertahanan.

Jangan pernah tinggalkan tempat kalian, apapun yang terjadi. Dalam serangan pertama, pasukan umat Islam berhasil mengalahkan musuh. Sesuai tradisi perang, pihak yang menang berhak mengambil seluruh harta yang ada. Karena itulah pasukan pemanah Rasulullah turun dari bukit. Kita menang!

Mari kita ambil harta yang berharga! Hampir semua pemanah meninggalkan pos penjagaan. Kelengahan ini dimanfaatkan oleh Khalid bin Walid, salah satu panglima perang Khoroish.

Pertama! Kehenan mereka kosong. Ayo kita serang. Satu pasukan besar tiba-tiba menyerbu.

Tidak, dari mana datangnya mereka? Bukankah perang sudah berakhir dan kita menang? Akibat kelalaian itu, umat Islam kalah dalam pertempuran Uhud.

Banyak tentara yang tewas dan Rasulullah sendiri pun terluka. Kaum Kuroi semakin melebarkan sayap. Mereka menghasut suku-suku yang tinggal di sekitar kota Madinah.

Kami ingin mengajak kalian menyerang Madinah. Jika kalian mau bergabung, aku berjanji akan membagi kekuasaan denganmu jika kita menang nanti. Itu adalah tawaran yang menarik, dan tentu saja mereka bersedia untuk bergabung.

Pada tahun kelima hijriah, perang besar meletus lagi. 10.000 pasukan Quraish dan sekutunya menyerbu kota Madinah. Namun, pasukan besar itu terhalang sebuah parit besar yang muncul tiba-tiba di pinggir kota Madinah.

Parit apa ini? Bagaimana caranya kita bisa menyeberang? Parit besar itu adalah strategi perang dari sahabat Salman Al-Farizi.

Sungguh strategi yang sangat cerdas. Pasukan Quraish terpaksa mendirikan kemah di luar kota Madinah. Selama satu bulan mereka berusaha mencari cara menyeberangi parit besar itu. Namun semua usaha mereka gagal. Lambat telahun, kelompok Quraysh mulai bertengkar satu sama lain.

Ada pula yang terbuka hatinya, sadar bahwa mereka telah berbuat salah, dan akhirnya menemui Rasulullah untuk memohon maaf. Sedangkan mereka yang tetap teguh untuk memerangi umat Islam mendapat hukuman yang berat. Allah mengirimkan angin badai yang menyapu semua tenda mereka, membuat kuda dan unta kabur, serta menghancurkan semua harta benda. Kita terpaksa mundur.

Tarik semua pasukan! Akhirnya, pasukan Quresh pun menyerah dan menarik diri. Alhamdulillah, Madinah sudah aman kembali. Tahun terus berlalu dan permusuhan antara Quraysh dengan umat Islam terus memburuk.

Bahkan, mereka melarang umat Islam untuk beribadah haji dan membuat semua umat Islam merasa gelisah. Benarkah kita tidak bisa lagi menunaikan ibadah haji? Sangat berbahaya jika kita nekat pergi ke Mekah.

Semoga Rasulullah menemukan jalan keluar. Ketika musim haji tiba, Rasulullah bersama 1400 kaum muslimin melakukan perjalanan ke Mekah. Untuk menghindari para pasukan Quraish yang menghadang, Rasul memilih jalur lainnya. Rasulullah kemudian mendirikan kemah di desa Hudaybiyah.

Kemudian mengutus Usman bin Afan untuk menemui pemimpin Quraish. Saya akan menyampaikan pesanmu, wahai Rasul. Rasulullah. mengusulkan perjanjian damai karena sesungguhnya peperangan hanya menimbulkan kesengsaraan.

Awalnya, kaum Qurosh menolak. Namun, melihat pasukan umat Islam yang bertambah kuat, mereka pun berfikir kembali. Baiklah, kami setuju dengan perjanjian ini. Alhamdulillah, perjanjian damai antara umat Islam dan Quraish pun ditanda tangani. Perjanjian Hudaybiyah disepakati bersama pada tahun ke-6 Hijriyah yang isinya adalah gencatan senjata selama 10 tahun.

Umat Islam kembali diizinkan masuk ke kota Mekah untuk beribadah haji. Selang waktu tersebut, kegiatan dakwah Rasulullah berkembang dengan pesat. Banyak negara-negara tetangga serta suku-suku di sekitar Madinah yang memeluk Islam.

Pada tahun ke-8 Hijriah, kaum Quraish melanggar perjanjian Hudaybiyah. Mereka membantu Bani Bakar untuk menyerang Bani Guza'ah yang beragama Islam. Ya Rasulullah, mereka telah melanggar perjanjian.

Apa yang akan kita lakukan? Rasulullah pun mengambil tindakan tegas. Dia mengumpulkan semua sahabat dan menyerukan untuk berkira ke Mekah.

Pasukan umat Islam berjumlah 10.000 orang. Mereka bergerak bersama dalam komando Rasulullah. Namun, mereka tidak langsung menyerbu. Pasukan itu membuat kemah di luar kota Mekah. Jumlah mereka yang begitu banyak membuat kaum Quraish merasa gentar.

Apakah mereka benar-benar akan menyerang kita? Para pemimpin Quraish langsung mengadakan rapat untuk menentukan langkah mereka. Kita serang mereka malam ini. Pasukan mereka sungguh banyak, justru kita yang akan hancur.

Aku akan mencoba menemui Muhammad dan meminta agar dia memaafkan kita. Dalam perundingan itu, Rasulullah menolak permintaan Abu Sufyan. Namun, Rasul berjanji tidak akan menumpahkan darah di Mekah. Siapapun yang menyerah dan memeluk Islam akan diampuni.

Pada kesempatan itu, Abu Sufyan menyatakan diri memeluk Islam. Dia pun kembali ke kota Mekah untuk menyampaikan pesan dari Rasulullah. Pada hari yang ditentukan, Rasulullah dan semua pasukannya memasuki kota Mekah dari empat penjuru.

Para sahabat mengangkat senjata mereka dan bersemangat ingin merebut kembali kota Mekah. Namun, Rasulullah menegaskan bahwa hari ini adalah hari kasih sayang. Rasulullah tidak mengizinkan pasukannya untuk menyerang ataupun menyakiti penduduk Mekah.

Dengan suara lantang, para sahabat berkata, Barang siapa yang masuk ke Abu Sufyan, dia akan aman. Siapa saja yang masuk ke rumahnya sendiri dan menutup pintunya, serta yang masuk ke Masjidil Haram, maka dia akan aman. Banyak orang yang kemudian menyatakan diri memeluk Islam, dan bagi mereka yang tetap pada agamanya, memilih untuk masuk ke rumah masing-masing. Rasulullah membersihkan 360 berhala di luar dan di dalam Kaabah. Kemudian, membersihkan gambar-gambar yang ada di dinding Kaabah.

Sesungguhnya, kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Setelah itu, seluruh umat Muslim melakukan sholat dua rokaat di depan Kaabah. Saat itulah, azan pertama kali dikumandangkan di Kaabah oleh Bilal bin Robah. Setelah itu, Rasulullah berkata, Aku sampaikan kepada kalian, sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya. Pada hari ini, tidak ada cercaan atas kalian.

Allah mengampuni kalian. Dia Maha Penyayang. Pergilah kalian.

Sesungguhnya, kalian telah bebas. Allahu Akbar. Rasulullah memberikan ampunan kepada seluruh penduduk Mekah.

Itu adalah peristiwa bersejarah yang disebut dengan Fathul Mekah. Sejak itulah, Mekah menjadi negeri Islam sekaligus tanah haram. Maka tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah dan mematahkan batang pohon di sana. Peristiwa ini mengajarkan pada kita semua bahwa meraih kemenangan bisa ditembuh dengan jalan damai tanpa kekerasan. Membaca adalah jendela ilmu.

Kabi memiliki ratusan kisah seru. Ada seri fiksi muslim, ada juga seri abunawas, dan kisah inspirasi lainnya. Kita baca kisah abunawas yuk! Kabi menggunakan bahasa yang pendek dan mudah dimengerti untuk anak-anak. Kabi juga dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik, sehingga anak tertarik untuk terus membaca.

Tandai cerita favorit di sini atau tandai sebagai bookmark untuk kisah-kisah yang penting. Kabi juga punya banyak sekali kisah inspirasi lainnya. Pilih judulnya, baca ceritanya, dan pahami maknanya. Lihat pada gambar untuk membantu menyempurnakan imajinasi. Yuk, download aplikasinya di Google Play Store atau App Store.