Imam Ibnu Qayyim berkalam di kitab Arudh, jangankan jumpa Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam dalam mimpi, jumpa roh ayahanda yang sudah wafat, jumpa roh ibunda yang sudah wafat, bahkan jumpa ruh orang yang masih hidup. Kalau itu tambahan dari saya, fahua hak sahih. Itu beneran rohnya beliau-beliau [Musik] itu. Namun karena ini bukan kepakaran beliau secara rohani, hanya kepakarannya secara naqli. Sidi Syekh Ahmad, Syekh Ibnu Qayyim ya beda dengan Aski. Beliau tidak menyebutkan bagaimana caranya kita tahu kalau itu betul dia. Karena Ibnu Qayyim ini imam empirik. Ilmunya berdasarkan riwayat dan ijazah. Dan dia meriwayatkan kalam ulama salafus saleh sampai zaman dia gurunya sendiri. Ibnu Taimiyah meninggal malam, besok ada yang jumpa secara rohani. Ditanya, "Apa kabar engkau wahai Syekh Ibnu Taimiyah?" Dijawab dengan jawaban yang macam-macam dan dia katakan itu hak. Imam Junaid al-Baghdadi sanad Syahziliah melalui beliau ya Junaid al Baghdadi beliau disebut sayyidut thaifah pemimpin semua tareqah karena semua tareqah turun juga dari beliau beliau meninggal muridnya nanya tuan Syekh aneh Akhirnya muridnya tahu ini gurunya sudah meninggal kok ditanya. Berarti si murid tahu yang dia temui bukan jasadnya, tapi yang dia temui rohnya. Wahai Abal Qasim, kaifuk? Apa kabarmu? Dijawab oleh Imam Junaid al-Baghdadi, gfaraniallah, alhamdulillah aku diampuni Allah. Lalu si murid nanya lagi, "Wahai tuan syekh, apa yang paling berat yang ditanya di kubur?" Jawaban beliau, "Assyatahat." Tahu syatahat? Lacur kalam. Kalam-kalam yang keluar saat nyeleneh bagi orang pemikir yang sangat nyentrik bagi seniman atau kalam-kalam yang muncul dari gejolak batin saat mengalami suatu pengaman rohani yang kadang-kadang kalamnya di luar kesadaran diri itu disebut syafaha. Kata Imam Junaid, hisab mengenai ini yang berat. Maka nih saya sampaikan kepada yang suka nyeleneh-nyeleneh baik pemikiran atau para seniman, para filsuf, apalagi para pengamal tarikah. Imam kita, Imam Junaid al-Baghdadi berpesan, "Itu dihisabnya paling berat, ya. Jadi jangan main-main ya, jaga-jaga adab. Kalau tidak sanggup lakukan seperti yang dilakukan oleh para sadah, kunci lidahnya. Gimana cara ngunci lidah, Bapak, Ibu? Lidahnya dilipat ke langitlangit. Coba praktik. Hmm. Gitu. Puasa ngomong ya. Allahumma sholli ala sayyidina [Musik] Muhammad. Lalu tadi Romo Kiai baca hadis, "Man roani fil manam fasayarani fil yaqazah." Siapa yang melihat aku dalam mimpi akan melihat aku dalam jaga. Ini kita enggak usah jauh-jauh, kita pakai Imam Ghazali aja. Karena tasawuf kita bermanhaj Alghazali. Kata Imam Abul Hasan Syazili, kitabul Ihya Ihyaun. belajar Ihya Ulumuddin. Kitab Ihya Ulumuddin Ihyaun akan menghidupkan agama dan [Musik] hatimu. Maka salah satu manhaj Syaziliah mengajarkan kitab Ihya. Sampai saat ini al-fakir karena mengikuti manhaj beliau juga masih mengajarkan dan belajar kitab Ihya Ulumuliddin dan kita bawa ke mana-mana baik kitabnya ataupun PDF-nya ya. Allahumma sholli wasallim wabarik alaih. Imam Ghazali yang menjadi panutan manhaj Syazli menjelaskan hadis tadi. Apapun yang dapat ditemui di dalam mimpi pasti dapat ditemui di dalam jaga. Ini yang berkelam siapa? Imam Ghazali. Imam Syazli ngikut. Imam Syazili ngikut meskipun makam sultanul aulianya Syazili ya lebih tinggi daripada hujjatul aulianya Imam Ghazali. Tapi secara ilmu fikih, secara ilmu ijtihad, Imam Ghazali lebih tinggi. Jadi mereka punya wallahuahmati Allah lebihkan masing-masing di bidangnya. Apapun yang dapat dijumpai dalam mimpi pasti dapat dijumpai dalam jaga. Pertanyaannya kata Ghazali, lalu siapakah yang dapat menjumpai itu dalam keadaan jaga? Lalu beliau mengatakan, "Almuqarramun al-arifun." Orang yang didekatkan oleh Allah dan orang-orang yang bermakrifat. Siapa lagi? Mereka kan ribet lagi nih ya. Siapa muqarabun? Orang yang didekatkan kepada Allah. Bapak, Ibu, Allah itu jauh atau dekat? Dekat. Berarti ibadah kita taqaruban. Itu benar enggak istilahnya? Ibadah itu taqaruban. Mendekatkan apa? Allah kan dekat. Betul. Saya tanya lagi, Allah dekat apa jauh? Hm. Dekat. Dekat. Yang kencang Allah dekat apa jauh? Dekat. Dekat ke siapa? Hah. Wahnu aqrabu ilaihi min hablil warid. Kami lebih dekat kepadanya daripada urat leher. Urat leher itu anasir zahir tubuh Allah lebih dekat dari tubuh kita kepada diri kita berata ada diri yang bukan tubuh. Pertanyaan orang yang sudah wafat itu tubuhnya sudah di tanah terus yang dijumpai siapa? rohnya. Maka yang disebut dekat tadi dekat kepada roh atau dekat kepada jasad? Roh yang sudah wafat itu rohnya masih ada. Maka kalau ingin jumpa, offkan pikiran ini. Aktifkan yang roh itu. Gampang toh. Emang gampang? Hah? Ya emang [Tepuk tangan] gampang melawan ini nih, Pak, yang susah. Kalau dilawannya pakai ini, maka melawan fikrah. Apa namanya ini? Fik fikrah. Fikir. Pikiran jangan pakai [Musik] pikiran. Lahum qulubun yaqiluna biha. Mereka punya kalbu yang mereka berpikir berakal dengannya. Maka menundukkan fikir pakai apa? Pakai kalbu. Sebelum fikir keq kalbu, ada satu hijab yang tebal disebut hawan nafs atau al-hawa atau annafs, ego, keinginan ego. Contoh, kalau mau zikir ni hijab dua ya. Ini kalau lewat hijab ini pasti bisa jumpa. dijamin jumpa. Malam ini juga jumpa. Tapi kalau belum lewat dua hijab ini, karena ilmu ini ilmiah, Bapak, Ibu. Ilmu tasawuf itu bukan ilmu tebak-tebakan, bukan ilmu untung-untungan. Untung-untung jumpa malam ini kayak orang judi dong. Ilmu tasawuf itu ilmiah sudah diletakkan keilmuannya oleh para imam kita, khususnya Imam Ghazali. Maka berkembanglah tareqat sampai hari ini lebih dari 40 dan semuanya sesuai dengan padanan ilmu-ilmu kemunderenan. Ada cara masuknya, ada cara baiatnya, ada riyadahnya, ada mujahadahnya, ada muraqabahnya, ada musyahadahnya. Lengkap semua. Ni contoh pertama hijab apa? Pikiran isinya apa? Anggan-angan. Selama berangan-angan ingin jumpa orang mati, enggak jumpa. Gampang. Maka kalau zikir jangan berangan-angan ingin jumpa Nabi. Karena angan-angan itu hijab. Anggan-angan itulah yang membuat zikir kita gak jalan. Baru zikir pikirannya ke mana-mana. Betul enggak? Iya. Jadi kenapa nih Bapak Ibu ini bahasanya saya turunkan, Pak? Karena request Pak Kiai nih. Kalau baru aja matanya merem langsung kepikiran macam-macam. Benar enggak? Baru saja takbir langsung memikirkan yang aneh-aneh. Padahal sebelum takbir nonton YouTube enggak kepikiran apa-apa. buka WA enggak kepikiran apa-apa kecuali yang dilihat. Oh, ini kata kuncinya kata para sadah Syliah ini dirumuskan oleh Imam Sya'rani. Sebelum engkau zikir ada adabnya baguskan yang zahir. Adab yang paling gampang itu baguskan yang Z. Lalu karena engkau pikirannya banyak. Ini kalam Imam Sya'rani, salah satu sadah Syaziliah juga. Falyukil sikahu baina ainaih. Maka rasakanlah bahwa gurunya ada di hadapannya. Ini kalam siapa? Imam Sya'rani. Dan itu yang dikalankan dulu oleh Imam Abul Hasan Asyaazili. Jadi jika engkau susah mengingat Allah, jika engkau rindu kepada Rasulullah, jangan bayang-bayangkan. Cukup rasakan gurumu di hadapanmu. Kalau sudah ada rasa guru di hadapan, mohon maaf kalau ditelepon Pak Kiai gimana, Pak? Langsung begini enggak? Padahal Pak Kiainya di mana? Kitanya di mana? Pas ditelepon langsung begini nunduk. Padahal cuma megang telepon tentang beliau. sama masa lebih canggih handphone buatan Samsung Korea, Selatan, Amerika, Cina daripada font font telepati sejati ini ni canggih daripada handphone. Cara nundukin ini koneksikan pikiran kita kepada pikiran guru. Di dalam Syiliah tidak disebut istilahnya apa, hanya disebut mahabbatus syikh, mencintai guru. Di tarekat lain di Naqsyobandiah disebut Rabitatul Mursyid. merabitahkan antara murid dan mursyid. Namun karena tariqah ini kemudian bercampur di belakang mursyid sazili belajar nafsabandi, nafqsab mandi belajar syazili. Akhirnya orang syazili pun tidak keberatan pakai istilah naqsyabandi. Disebutlah dalam tareqah di akhir masa ini dengan istilah rabitatul qalb. mengikat kalbu cinta murid kepada guru. Ini hijab apa, Pak? Hijab fikrah. Gimana cara ngilanginnya? Rasakan guru ada di ha. Saya enggak bilang bayangkan. Raakan bahasa Arabnya yukhayil. Tapi itu bahasa Arab. Ini bahasa Arab kalau diterjemah ke bahasa Indonesia kadang terjadi distorsi makna. Sebab teks ini bukan teks empirik, bukan teks ilmu kalam, ilmu akidah. Ini teks tasawuf. Nerjemahinnya mesti dengan bahasa tasawuf. Kata yukhayil bukan mengkhayalkan tapi merasakan. Udah. Sudah belum? Ini hijab ini apa tadi? Tangan tangan. Berangan-angan jumpa Sunan Bonang. Tahu-tahu yang datang setan Bonang. Bisa enggak? Bisa. Setan kan la yatamalu bih. Tidak menyerupai, tidak bermisal dengan Sayidina Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Tapi ini ada yang menarik ini. Abah Guru Sekumpul itu meyakini kalau walinya Almuhammadi itu la yatamal. Kalau walinya fana pada Nur Muhammad sallallahu alaihi wasallam dia tidak akan fanak pada setan. Namun di Syazili tidak semua mursyid begitu. Hanya beberapa mursyid. Salah satunya Imam Syazili. Yang kedua, Mursi. Ketua Ibnu Ailah Sekandarin. Dari mana kita tahu? Kata Abul Abbas al-Mursi, guru Ibnu Aillah, murid Syazilin. Qaddasallahu asrar. Apa kata beliau? Aku menilai diriku tidak muslim lagi illam ara Rasulullah sallallahu alaihi wasallam lahzatan. Jika aku tidak melihat sang baginda sesaat saja aku anggap diriku tidak muslim lagi. Ini Imam siapa? Imam Mursi. Ya. Kutub Syaziliah setelah Imam Syazili. Beliaulah asbab beliau punya didikan bagus. Ibnu Ailah nulis kitab hikam. Padahal tadi Ibnu Tailah ini anti tasawuf. Ngejek orang tasawuf. Kita kan enggak tahu masa lalunya Romo Kiai Fathul Huda. Siapa tuh dulu ngejek tasawuf kan ya? Saya dulu juga ngejek sufi, ngejek orang maulidan. Sekarang penikmat maulid. Kalau sudah mahal qiam senang kita ya. Dulu masyaallah kalau darahqiam ngapain lah orang ini khurafat gitu. Jadi hijab pertama yang harus dilewati hijab apa? Angan-angan. Maka rasakan guru di hadapan. Sudah. Sekarang hijab kedua, hijab nafs, ego. Aku apa bahasa ego? Aku aku ingin jumpa. Aku aku wiridnya banyak. Masa enggak jumpa? Aku mursyidnya banyak ingin dapat ijazah. Aku aku aku ah itu aku level yang parah itu agak rendah dikitlah. Zikir disuruh sama kiai nih. Nih amalkan 1000 kali zikir apa? Selawat Nurzati yah 1000 kali dimulailah karena patuh kepada Rom Kiai zikir Allahumma shalli ala sayidina Muhammad Nur baru 20 lihat tasbih ya Allah pegal ya Allah mulai kesemutan tubuh yang zahir mengaku mengatakan Ya Allah aku capek ya Allah. Mata mulai ngantuk enggak? Kalau zikiran, wiridan mulai ngantuk enggak? Ngantuk. Ngantuk. Ah, itu aku ego ini. Kalau bisa dilewati baru tembus ke dalam kalbu. Dipastikan jumpa dengan yang tadi diniatkan. Ini perhatikan. Niat bukan pada fikrah. Niat bukan pada nafs. Aniah fil qulub. Niah itu di dalam kalbu. Maka jika disebut innamal a'malu bin niat, amal itu yang dipandang Allah apa yang diniatkan di kalbu bukan yang dilafazkan di lisan. Maka ada wali sekali baca setara 1000 karena dia baca dengan kalbunya. Kita baca 1000 baru masuk ke hati. Ini contoh di tarekat lain seperti Sid Ahmad Tijadi. Dia bilang, "Siapa yang baca selawat A kita ba sebut setara dengan baca selawat dalail 70.000 kali." Ini omongan kan bahaya kalau kita enggak paham. Kalian baca dalail kata beliau. Tapi hatinya enggak nyambung sama pikirannya, fikrahnya. Baca 70.000 juga enggak ada manfaatnya. Tapi baca selawat al-Fatih kalbunya tidak lagi terganggu oleh hawa nafsu dan pikiran. Sudah masuk ke dalam sirnya, barulah setara dengan 70.000. Terus gimana cara ngelawan nafs ini, ego ini? Nah, kembali ke hadis yang lama. Hadis ini dinukil Imam Ghazali meskipun hadisnya difil ibrah boleh dipakai. Falamma khalaqallahun nafs. Tatkala Allah menciptakan namanya ego, nafs, keakuannya makhluk, maka si akunya makhluk, si nafsunya makhluk ini berdialog. Kalau diiwayat itu Allah yang berkalam, tapi di sir yang kita terima itu roh yang berkalam. Kata roh kepada nafsu. Wahai nafsu, menghadaplah kepadaku. Kata nafsu, man anta? Kamu siapa suruh-suruh aku? Begitu enggak? Ada yang begitu enggak? Mohon maaf nih, Bapak Ibu. Kalau cangkirnya belum dikosongkan, bawa tareqat lain, ijazah lain, datang ke sini. Sedangkan Romo Kiai Huda tarekatnya sazili. Bapak, Ibu mungkin TQN ke Naqsabandiah, Khalidiyah, kayak Khalwatiah, kayak samiah kalau datang ke sini [Musik] begini bukan begini, Pak. Nah, kenapa? Karena masih cangkirnya ada isinya belum dibuka, belum ditosongkan. Itu ego. Ego merasa sudah punya milik. Apalagi sudah dapat ijazah dari seorang mursyid. Uh, duduknya dadanya membusung, merasa dirinya sesuatu. Nah, ini yang tadi disinggung oleh beliau di awal. Ini juga mengganggu orang [Musik] wiridan. Apalagi datang ke sini mau cek ini sunah atau bidah. Ini sunah apa bidah? Ah, ini enggak sesuai nih. Ini keluar dari manhaj Aswajan. Datangnya bukan mau cari ke alhaq. Datangnya mencari kesalahan. Mohon maaf, yang enggak punya kesalahan wali apa nabi? Yang enggak punya kesalahan nabi. Kalau wali ada kesalahan enggak? Situ sudah wali belum? Kalau kita ini belum layak disebut wali, ada salah enggak? Kalau dicari-cari kesalahan ada enggak? Ada. Maka kalau kita masih mencari-cari kesalahan orang, itu egonya jadi hijab. Apalagi mencari kesalahan guru. Baru saja membayangkan, merasakan guru di hadapan, terbayang juga semua kesalahannya. Enggak sukses-sukses zikirnya. Sudah, sudah. Oke. Maka ulama kita bagi nafs itu ada tujuh. Ahah. Ini pembahasan sudah banyak yang mengkaji nafsu amarah, nafs mulhamah, nafs ya apa e mutmainnah terus radiah mardhiah insan kamil dan lain sebagainya. Saya enggak usah bahas itu. Sudah kita putus calon cepat saja ya. Ya, sekarang baru masuk ke dalam kalbu kalb yang mati, Bapak, Ibu. Yang mati kullu nafsin zaqatul maut. Setiap nafs merasakan mati. Jadi yang mati siapa? Nafs. QBU mati enggak? QBU mati itu di saat orang masih hidup tapi dia menolak kebenaran kalbunya mati. Berarti untuk bab ini jangan aktifkan fikrah, aktifkan qolbu. QBU itu tugasnya cuma dua. Tasdik, taslim. Apa tugas kalbu? Tasdik. Taslim. Tasdik. mempercayai taslim menerima. Percaya saja bahwa kalam guru kita bersumber dari gurunya, dari gurunya, dari Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Jumpa beliau pasti hak. Percaya aja, enggak usah mikir banyak-banyak. Pikiran di sini, tasdik di sini. Maka tasdik ujungnya berpikir sudah baru baca ilahi anta. Orang main baca-baca aja kalbunya belum aktif. Qbunya masih mati. Qbunya masih tidur. Sudah baca ilahi anta maksudi. Ya Allah hanya Engkau maksudku. Ah ni perhatikan. Nah, perhatiin ternyata berniat jumpa arwah-arwah juga enggak boleh. Tujuan kita hanya Al Allah. Berarti kalau ingin jumpa, perjumpaan itu hanya dengan satu niat. Niatnya memperkuat rasa bertuhan kepada Allah Subhanahu wa taala. Kalamkan yang dikalamkan Sayidina Ibrahim. Apa kata Allah ketika beliau meminta sesuatu? Kaifa tuhyil mauta? Bagaimana engkau menghidupkan yang mati? Dijawab oleh Allah tabaraka wa taala, "Awalam tukmin." Apa kamu kurang percaya? Jawaban Sayidina Ibrahimbi hanya supaya menenangkan hatiku ya Allah. Jadi kalau berperang di hatinya ya Allah aku hanya bertujuan kepadamu. Tapi aku rindu jumpa rohaniah guruku rindu jumpa kakekku, ibuku, ayahku. Terus gimana? Namun rindu ini ya Allah bukanlah tujuanku. Tujuanku hanya Engkau. Namun supaya hatiku tenang, Ya Allah, kasih jualah ya Allah. Gitu pasti dikasih sama Allah. Masa enggak dikasih? Namun Allah kasih kapan, Bapak, Ibu? Kapan Allah kasih? Jika angan-angannya sudah habis. Ini syarat wajib. Kita punya sahabat-sahabat yang berzikir itu kalau angan-angannya masih aktif enggak bisa tebus. Enggak bisa tebus. Ya. Jadi ada salah satu sahabat kita dianggap orang enggak pernah kasyaf. Orang-orang itu lapor ke saya. Si anu enggak pernah kasar, Bu ya. Saya bilang, "Oh, tenang. Kamu kan enggak tahu dia siapa." Saya kalamkan ke orang ini, "Syekh, ente kalau zikir angan-angannya tutup. Habiskan. Sehabis angan-angan itulah kasyaf pertama." Kasyaf itu ilmiah, Bapak, Ibu. ilmiah bisa dimasukin. Oleh karena itu antara halusinasi setan, antara halusinasi pikiran, antara angan-angan pikiran, keinginan-keinginan nafsu dengan nuraniah, nurnya kalbu itu mudah cara ceknya. Mudah sekali. Ini ruh setan, ini ruh iblis, ini ruh jin, ini ruh orang mati, ini ruh baginda sallallahu alaihi wasallam. Itu mudah cara ceknya. Siapa bilang susah? Yang bilang susah enggak ngaji tasawuf. Untuk apa kita ngaji kitab tasawuf selama itu punya mursyid sebanyak itu? Kalau enggak tahu juga caranya. Ah, susah, Ustaz. Susah ente pakai ini karena kurang tasdik. Maka ada tareqat namanya. Ini canda-candaan orang-orang ini, Pak. Tareqat ngintil. Betul. Enggak tareqat ngintiliah. Udah pakat guru ikut aja gitu. Kenapa? Mereka merasa gurunya di hadapan. Tapi kalau masih gimana caranya? Yang ngomong gimana? Siapa? Bagaimana caranya? Saya mau tanya. Lebih mulia wali atau syahid? Hm. Gimana? Gimana? Orang syahid belum tentu makrifat, Pak. Cuma dia tasdik aja sama gurunya. Bilang berjuang. Berjuang. Ini gurunya wali. Yang ngajarin ilmu untuk bisa syahid lebih mulia mana? Walah. Ini aja ragu. Gimana [Musik] sih? Orang alim itu sujud sekali itu setara 70.000 sujud orang ahli ibadah termasuk syahid. Maka ngaji satu bab ilmu makrifat setara dengan salat 1000 rakaat. Itu ada hadisnya di Ibnu Majah dan Imam Syafi'i periwayatnya juga. Abu Darda juga sampai satu bab makrifat setara berapa? 1000. Karena orang salat 1000 rakaat dapatnya capek. Kalau ngaji dari tadi belum pegal-pegal amat kan. Coba kalau zikir dari tadi pasti, "Ya Allah, ya Allah punggungku, Ya Allah, ya Allah sakit semua." Tapi kalau orang ngaji, rohnya aktif, badannya tidur. Enggak nyadar kan? Enggak nyadar. Ini aktif dari tadi rohnya, Pak. Makanya enggak capek. Baru sekarang nih berasa capek nih. Gampang ngaktifin. Mau aktif enggak kalbunya? Coba ikuti saya ya. Ikuti saya ini hadiah. Coba baca nama Allah. Buka aja matanya. Allah. Allah. Pakai kalbu Allah. Allah. Pejam mata. Allah. Pejam semua. Allah. Dalam hati Allah. Ya Allah. Dalam hati. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah Allah lidah dikunci sebut terus saya zahirkan Bapak Ibu khafikan Allah baca di hati Allah Allah berfirmankur ismaabbik Sebutlah nama Rabbmu, nama penciptamu. Nama pencipta kita adalah Allah. Sebut Allah. Allah. Terus Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah, Allah, Allah. Jangan banyak pikiran. Sebutin Allah, Allah, Allah. Buka matanya terus. Kalbunya sebut Allah. Terus masih terus Allah, Allah dalam hati terus. Allah. Sekarang berhenti menyebut matanya. Lihat saya berhenti nyebut. Masih menyebut nama Allah enggak? Kita sudah enggak baca, dia masih sebut nama Allah. Oke. Itu disebut wukuf [Musik] qalbi. Diamnya QBU dalam nama Allah. Qolbul mukmin baitullah. Qbunya orang beriman itu singasanya Allah. singa sana nama maka ada [Tepuk tangan] ungkapan qolbul mukmin ismullah sirrul mukmin wasullah sifatullah ruhul mukmin min tajalli min dzatillah kalbu mukmin tempat bersinarnya asma Allah sirnya mukmin tempat bersinarnya sifat-sifat Allah rohnya mukmin adalah tajali zatnya Allah bukan zatnya Allah Tapi tajalli zatnya Allah, hambusan zatnya Allah tadi. Jangan lupa zikirnya terusin ya. Karena semuanya tidak berbaiat saya sili saya lihat ada yang KTQ, ada yang belum bertarekat. Nanti bakda subuh setelah zikir pagi sore diam sejenaknya walaupun cuma 40 atau 33 kali Allah. Ya mau kalau mau saya ijazahkan ya. Ini hadiah antum kalau mau cari harus ke Padang dulu kan repot ya. atau ke Jakarta dulu repot tiketnya mahal. Sebut Allah. Allah berapa kali? 33. Terus ngapain? Diam. Biarkan dia. Dia nyebut sendiri. Dia nyebut-nyebut sendiri. Sebari napasnya naik turun naik turun. Rasakan pelan-pelan. Allah, Allah, Allah. Coba ikuti sama-sama. Allah, Allah, Allah, Allah, Allah, Allah, Allah, Allah, Allah, Allah, Allah. Muhammadur Rasulullahi sallallahu alaihi wasallam. Jadi kalau ingin jumpa siapa-siapa, hilangkan dari angan-angan, hilangkan dari nafsu. Sebut setelah tawasul, setelah zikir, semua tawasul baca. Terakhir tawasuli orang yang kita ingin [Musik] jumpa. Bacanya bukan sekali. tujuh kali. Tapi tawasul pertama wajib Sayidina Muhammad. Ada perbedaan sedikit Bapak Ibu supaya pengalaman rohaninya dijaga Allah wajib sebelum duduk zikir baca syahadat supaya nanti kalau ngalamin apa aja syahadatnya yang jaga. Ashadu alla ilahaillallah wa ashadu anna muhammadar rasulullah. Tawasul ke nabi, tawasul ke guru, tawasul sebutin nama orang yang kita sedang hajat baca. Fatihah untuk beliau tujuh kali baru ilahi anta maksudi ya Allah engkau yang aku tuju bukan muka orang itu, bukan roh orang itu. Jumpa enggak jumpa juga enggak apa-apa yang penting jumpa Engkau ya Allah. Warid matlubi. Yang penting kau rida ya Allah. Jumpakah kami dengan beliau? Tidak jumpakah kami dengan beliau? Yang penting Engkau rida ya Allah. Terus baca pakai qul. Ini perintah dari Allah qul hu Allah Allah. Jadi bacanya pakai surah qul al-Ikhlas. Qul hu Allah. Baru Allah. Allah Allah. Awalnya pakai lisan lidah dikunci. Baca dengan QBU terus sejenak pagi, sejenak sore, sejenak sebelum tidur, sejenak bangun tidur. Insyaallah innallaha maakum. Allah akan memberikan rasa maiah, rasa bersama. Ya, saya tutup dengan hadis qudsi tapi penutupnya panjang dikit ya. Apa kata Allah? Ana abdi waana maahuaki. Hadis rawahul Bukhari fi sahihi. Aku berdasarkan zan hambaku kepadaku. Persepsi keyakinan hambaku terhadapku. Wau. Aku pasti nih perhatikan aku pasti bersamanya jika dia menyebut, mengingat, mengenal. Ini tiga makna zikir. Makna zikir ada tiga. Menyebut, mengingat, mengenal. Pertama apa makna zikir? menyebut. Kalau belum mengenal sebut-sebut dulu namanya. Tadi kita latihan menyebut kalbunya terasa bergetar, Pak. Sebagian besar bergetar, terasa hangat. Kenapa? Itu makanan kalbu. Itu yang disebut di surah Al-Anfal. Jika disebut nama Allah pasti kalbunya bergetar. Namun kalimatnya zukiro disebut berarti ada yang zakaro yuzakkiru. Itulah guru Syekh Mursyid. Mesti dibimbing oleh guru. Maka berkalam Imam Nahailah Sakandari kutub Syaziliah. Syikhuka man yutibuka. Gurumu bukan yang banyak ngasih wirid. Gurumu yang nganterin kamu ke depan pintu. Bukan yang banyak ngasih beban. La manuka alallahi maq yunuka. Jangan kau cari guru, cari kawan, cari majelis yang maqal, ungkapan-ungkapan di sana tidak membuat engkau mengarah kepadanya dan tidak membangkitkan hal dirimu untuk mengingat dan mengenalnya. Semoga majelis muhasabah subuh ini termasuk majelis yang mengajak kepada Allah. Amin. yang menghantarkan murid-murid jemaah ke hadirat Allah Subhanahu wa taala. Dan doakan kami semoga istiqamah. Doakan kami juga semoga tetap kuat berjuang mengembangkan ilmu kajian tasawuf ahlusunah wal jamaah. Mohon doa semua juga untuk guru-guru kami, untuk mertua ni. Mertua sedang di rumah sakit ya, sakit gula. Ya, mohon doakan khusus al-Fatihah ya dari Bapak Ibu semoga diberikan yang terbaik. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat datang di channel Ngaji Santri, tempat di mana kita bersama-sama untuk memperdalam ilmu agama dan menguatkan iman. Semoga sahabat semua selalu senantiasa dalam lindungannya, diberikan kesehatan, dilancarkan rezekinya, dan dikabulkan segala hajat-hajatnya. Amin. Amin ya rabbal alamin. Pada video ini kami akan berbagi ceramah dari guru kita yaitu K. H. Muhammad Bakit. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari video [Musik] ini. Dan jangan lupa untuk like, share, comment, dan subscribe agar tidak ketinggalan video-video selanjutnya dari kami. Mari kita bersama-sama menitih jalan yang diridai oleh Allah subhanahu wa taala dan selalu mengingatkan dalam kebaikan. Selamat menonton. Semoga konten yang kami sajikan bermanfaat bagi kalian semua. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yeah.