Kehidupan di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Bantar Gebang
Jul 23, 2024
Kuliah: Kehidupan di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Bantar Gebang
Penjelasan Umum tentang Bantar Gebang
Lokasi: Bantar Gebang, Bekasi
Reputasi: Dikenal karena baunya, namun bagi warga setempat adalah 'bukit emas'
Pentingnya Lokasi: Sumber penghasilan utama bagi banyak warga
Informasi Administratif
Luas Wilayah: 18,44 km persegi
Jumlah Penduduk: 107.216 orang (54.932 laki-laki dan 52.284 perempuan)
Kelurahan: Bantar Gebang, Cikiwul, Ciketingudik, Sumur Batu
Sosok Pengaruh di Media Sosial
Tiktok Influencer: Seorang warga dengan 1,3 juta pengikut
Penghasilan: Cukup menguntungkan karena kerja sama dengan YouTuber dan sebagai narasumber
Tantangan dan Dilema
Mau Pindah: Warga sebenarnya ingin pindah namun terhalang faktor ekonomi
Penghasilan dari Sampah: variatif dari sekitar Rp 5 juta – 6 juta
Biaya Hidup: Contoh kontrakan murah sekitar Rp 270 ribu per bulan
Persepsi Masyarakat dan Realitas
Stigma: Dipandang rendah karena berhubungan dengan sampah
Realitas: Sampah menjadi sumber penghasilan yang stabil dan signifikan
Fakta-Fakta mengenai TPA Bantar Gebang
Jumlah Pemulung: Sekitar 7 ribu orang
BPJS Kesehatan: Disediakan oleh Pemprov DKI Jakarta sejak 2016
Peran Tokoh Lokal: Pak Dana (alias Bos Donor) sebagai pemuda setempat yang berhasil
Sejarah dan Keberlanjutan
Sejarah: TPA sudah ada sejak Pak Dana masih kecil (lahir tahun 1980)
Dominasi Pendatang: Mayoritas pengelola sampah adalah pendatang
Pengolahan Sampah
Kegiatan dari Kecil: Beberapa warga sudah mencari penghasilan dari sampah sejak kecil
Cara Kerja: Kerja keras siang dan malam, mencari barang-barang berharga dari sampah
Pengalaman Pribadi Warga
Konten Media Sosial: Beberapa warga menjadikan kegiatan sehari-hari sebagai konten, contoh Nay yang viral saat masa COVID
Pelajaran Hidup: Banyak warga bisa membangun rumah dan membeli kendaraan dari hasil pengolahan sampah
Potensi Penutupan TPA Bantar Gebang
Dampak: Akan terasa sedih karena lokasi ini sangat penting bagi mata pencaharian
Rencana Ke Depan: Pengelola dan pemulung siap pindah mengikuti lokasi baru TPA jika dipindah
Kerjasama dan Pengaturan
Tidak Ada Pengaturan Resmi: Siapa saja bebas memulung di TPA Bantar Gebang tanpa izin khusus
BPJS Melalui IPI: Ikatan Pemulung Indonesia yang memfasilitasi jaminan kesehatan
Kehidupan Sehari-hari
Pedagang dan Pekerja: Banyak warga yang berdagang dan bekerja mengelola sampah setiap hari
Kehidupan Perempuan: Contoh Teh Rohimah yang punya warung dan hidup dari penghasilan di TPA
Adaptasi dan Kebiasaan
Adaptasi dengan Makanan dari Sampah: Beberapa warga terbiasa mengonsumsi makanan yang ditemukan di sampah
Harapan dan Aspirasi
Pendidikan Anak: Keinginan warga agar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan tidak bekerja di TPA
Kesimpulan
Mengubah Perspektif: Tinggal di TPA bukan hanya soal bertahan hidup, tetapi juga tentang menemukan nilai ekonomi dari hal-hal yang dianggap tidak berharga