Transcript for:
Lirik Lagu dan Maknanya dalam Kehidupan

Terima kasih. Sibudi kecil kuyub menggigil Menahan dingin tanpa jas hujan Disimpang jalan tubuh pancoran Tunggu pembeli jajakan koran Menjelang maghrib hujan tak reda Sibu dimurung menghitung laba Surat kabar sore dijual malam Selepas kisah melangkah pulang Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu Anak sekecil itu tak... Sempat nikmati waktu Dipaksa pecahkan karang Lemah jarimu terkepal Musik Jepat langkah waktu bagi menunggu Sibu disibuk siapkan hukum Tugas dari sekolah selesai setenya Sanggupkah sibu diam di dua sisi Anak sekecil itu Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu Dipaksa pecahkan karam, lemah carimu terkepal Di kamar ini aku dilahirkan Di balai bambu buah tangan bapakku Di rumah ini Aku dibesarkan Di belai mesra lentik jari ibu Nama 9.03, Bapak punya, bis sudah sebagai gantinya Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah di bumi Terdengar langkah hewan bernyanyi Intro Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat muruh wajah ribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi Ribuan kilo jalan yang kau tempuh Lewat dirintang untuk aku anakmu Ibuku sayang masih terus berjalan Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah Berdua darah, kasihan yang kau berikan Tak mampu ku membalas, ibu Ingin ku dekat, dan ku tak bisa Di pangkuanmu sampai aku terliduh Bagai masa kecil dulu Lalu doa-doa Lalu riset ku di tubuhku Dengan apa membalas Ibu, ibu Untuk aku anakku Ibuku sayang Masih terus berjalan Walau tak pak kaki Penuh darah, penuh nanah Seperti udara Kasian engkau berikan Tak mampu ku membalas Ibu dan belakang di dalam kelas dengan noblolan selalu mengacau laju khayalan dari jendela kelas yang tak ada kacang dari sana pula aku mulai mengenal Selalu bahasa kau berjalan bisa mampat Gadis hidupmu membawa Buah cerita, darimu itu pasti lagu ini tercipta Darimu itu pasti lagu ini tercipta yang tak ada Bertalu rindu, datang mengetuk cerita Dari mu itu pasti, lagu ini terdiri Dari mu itu pasti, lagu ini terdiri Terima kasih telah menonton! Intro Denting Piano Kala jemari menari, nada merambah pelan Di kesunyian malam saat datang rentik hujan Bersama sebuah bayang yang pernah terlupakan Hati kecil berpisah untuk kembali padanya Seribu kata mengkodam, seribu sesal di depan mata Seperti menjelang waktu aku tertawa Rasa sesal di dasar hati, diam tak mau pergi Haruskah aku lari dari kenyataan ini? Oh!

Berbisik untuk kembali Dan seribu keadaan Seribu sesal di depan mata Seperti menjelma Waktu aku tertawa Berusaha Jangan lupa subscribe channel ini Dan nonton video ini Terima kasih Sanyum Kusedang mainkan gitar Sebuah lagu yang kuenyanyikan Dan dirimu Seperti kemarin Kamu hanya lemparkan senyum Lalu pergi begitu saja Pakai pesawat tempur Hey kau yang manis, singgah dan ikut bernyanyi Sebentar saja nona, sebentar saja hanya sebentar Rayuan mautku tak membuat kau jadi galak Bagi seorang di kolat ulung, engkau mengelak Kalo saja aku bukanlah penganggur, sudah kupacarikan Bilang tidak, bilang saja iya, ingin Memuasa, memuasa Berilah hamba uang Beri hamba uang Beri hamba uang Pembuasa, penguasa Berilah hamba uang Beri hamba uang Uang Uang Koyahan dekata dunia tak punya tentara Tentu tak ada yang dekata dan diriku Jangan lupa SUBSCRIBE, LIKE, KOMEN dan SHARE... Muassah, Muassah Berilah hambamu uang Beri hamba uang Beri hamba uang Beri hamba uang Beri hamba uang Berjalan tersendat di antara sedan-sedan licin mengkilat Dengan warna pucat dan badan penuh cacat sedikit berkarat Hai yo play tua dengan bapak supir tua cari penumpang di pinggiran ibu kota sainganmu mikrolet pajai dan biskota kini kau tersingkirkan oleh mereka hai hai Bagai kutu jalanan di tengah-tengah kota metropolitan Cari muatan untuk nguber setoran sisanya buat makan Jalan siksa ngebut, gak peduli walau mobil sudah putus Suara bising ribut yang keluar dari knalpotmu bagai kentut Heyo, Blad 2 dengan Bapak Supir 2 Cari penumpang di pinggiran ibu kota Sainganmu, Mikrolet, Bajaj, dan Biskota Kini kau tersingkirkan oleh mereka Oh, Bapak Pemilik oflet tua, nanti di tahun 2001 Mungkin mobilmu jadi barang antik yang harganya selangi Oh, bapak tua, pemilik oflet tua Tunggu nanti di tahun 2001 Mungkin ofletmu jadi barang antik yang harganya selangi Engkau cantik, kau wanita, aku cinta Mata indah bola ping-pong, masihkah kau kondisi Jangan marah kalau ku goda, sebab pantas kau digoda Sendiri kau manis, punya wajah teramat manis Wajar saja kalau ku ganggu, sampai kapanpun ku rindu Lepaskan tawamu Engkau baik, engkau cantik, kau wanita, aku cinta, aku cinta. Kau puja, kau betina, bukan gombang, aku yang gila, jangan marah Kalo ku goda, sebab pantas kau digoda Salah sendiri kau manis Punya wajah teramat manis Wajar saja kalo ku ganggu Biar mampus aku rindu Lepaskan tawamu nona Agar tak murung dunia Mata indah pun Tikus-tikus berdasi Yang suka ingkar janji Lalu sembunyi Di balik meja Teman sekerja Di dalam lemari Dari baja Musik Kucing datang cepat ganti muka Segera menjelma bagai tak tercelah Masa bodoh hilang harga diri Asal tak terbukti ah tentu sikat lagi Tikus, tikus tak kenalkannya Rakus, rakus bukan kepalan Otak tikus memang bukan otak udang Kucing datang, tikus menghilang Musik Kucing-kucing yang kerjanya molor Tak ingat tikus kantor datang menteror Cerdik licik tikus bertingkah tengik Mungkin karena sang kucing Pura-pura mendalik Tikus tau Sang kucing lapar Kasih protein Jalan pun lancar Memang Dar-dar-dar suara senapan, suka liang gak petasan Tiada rasa ketakutan, punya ilmu kebal senapan, semakin lupa daratan Lihat sekali menari Di lokasi WTS kelas 3 Asik tuh sampai pagi Usai garok hambur uang berulis etra Yang tak juga hingga merasa jemur, suram hari depanmu Asawas-was, mata beringas, menunggu datang Peluru yang panas, biwaku hati naas Oh bisik jangkri, di tengah malam Dan gelap dalam suara letusan Kata berita di mana-mana Tentang sekali, tak tenang lagi Dan lari sembunyi Tartar-tar suara senapan Suka liang kebetasan Tiada rasa ketakutan Punya ilmu kebahasan apa Sudah li makin keranjingan Yee-haw!

Lihat sekali menarik, di lokasi WTS kelas 3 Asik juga sampai leket, ngedit-dikit cewek bina paling buset yang takut sawas-wasa mata beri Menunggu datang peluru yang panas di waktu hari naas Oh bisik jangkri di tengah malam Dan gelap dalam suara letusa Kata berita di mana-mana Tentang sugalik tak tenang lagi Dan lari sembunyi Intro Kini ku mengungkap tanya Siapakah dirinya Yang mengaku kekasihmu Aku tak bisa memahami Ketika malam tiba Ku rela kau berada, dengan siapa kau melewatinya, aku tak bisa memahaminya. Aku lelaki tak mungkin menerimamu Bila ternyata kau mendua membuatku terluka Tinggalkan saja diriku yang tak mungkin menunggu Jangan pernah memilih aku bukan pilihan Terima kasih telah menonton Selalu terungkap tanya, benarkah kini dia wanita yang ku kenal hatinya, aku tak bisa mengerti Memahami Aku lelaki tak mungkin Menerimamu bila Ternyata kau menduamu Membuatku terluka Tinggalkan saja diriku Yang tak mungkin menunggu Jangan pernah memilih Aku bukan pilihanmu Tak perlu kau memilihku Lelahku Bantuk dipilih Saja diriku, jangan pernah memilih aku Terima kasih. Intro Entah mengapa aku tak berdaya Waktu kau bisikkan, jangan aku kau tinggalkan Tak tahu dimana ada getar terasa Waktu kau katakan, ku butuh dekat denganmu Seperti biasa, aku diam tak bicara Hanya mampu pandangi bibir tipismu yang menari Seperti Seperti biasa, aku tak sanggup berjanji Hanya mampu katakan, aku cinta kau saat ini Dan tak esok hari sana kita nunggu PEMBUANG KANG YANG CANTIK SEPERTI KISAH CINTA DI DALAM KOMIK PEMBUANGKU BUANG SAJA ANGAN-ANGAN Kenapa kau pergi, kenapa kau pergi Kau wanita terhebat yang pernah memelukku Kau, kenapa kau pergi?

Kenapa kau mengelai udara di sekitarku? Senandung lirik namamu Di ap sudut kota Yang ku datangi Senandung lirik namamu Kau Wanita termegah yang pernah ku dapatkan Kau kemana kau pergi, kemana kau pergi Apa yang kau, yang tak kau dapatkan Semoga kau temukan Apa yang kau cari Yang tak kau dapatkan Melai udara sekitarku Senang dunglirik namamu Gemapun kau akan melangkah Aku yang selalu mengenangmu Kemahapun kau akan melangkah, aku yang selalu mengenangmu Yo, yo, lai lai lai lai, lai lai lai lai lai lai lai lai lai lai lai lai Jerit umatmu diselat tebalnya debu Hei Tuhan, adakah kau murung? Melihat beribu wajah berkabung Di sisa gelegar galenggu Hey Tuhan Saja cerita pembantayan orang desa yang jelas hidup tak manja Hei Tuhan abijak sana Jangan lupa SUBSCRIBE, LIKE, KOMEN dan SHARE...

Jelapa, nista apa, hingga engkau begitu murka, sungguh ku tak mengerti Ingat tangis, karena azabmu, setiap detik duka berpacu Semakin keras, cerita kuas Dari mereka yang resah bertanya Adakah keputusanmu? Selalu tak itu hanya cerita Tolong kutikan Dengan rintihan Lahar yang datang hanguskan Tinggalkan arang menghubungi desa pergi Gemuk Tuhan ulur sesamamu Teriangkan musik musik Pemuni desa pergi ke kubu Puluh tinggalkan Pemuni desa pergi ke kubu Tidak di desa pergi, kemudian saya pulih. Tidak di desa pergi, kemudian saya pulih.

KUMIT TINGGA KANITESA KUMIT TINGGA KANITESA Dari hati yang paling dalam Udendangkan Sebuah lagu termani serbu Sejenak iri minum rani Seri muti Sekian waktu telah tersita Jangan lupa like, share, dan subscribe ya! Dan engkau percayalah Dekat aku erat Jangan perlu biarkan Masai jiwa yang kering Jangan tutup dirimu Jangan lempar jantung, jahir jantung Saya jiwa yang hau Jangan kekasih Jangan KALAN FIKIRAN SEGALA CARA HALAKAN DEMI PERUT KENYANG BINANTANG TAK PERNAH TAU RASA BELAS KASIHAN PADAHAL DI SEKITARNYA MENGUN KADAK ADA MANUSIA SEPERTI BINATANG KOK BISA YA AKAN LEBIH KELARI BINATANG Jangan Tampar kiri kanan alasan untuk makan Padahal semua kau dah serba kecukupan Intip kiri kanan lalu curi jatah orang Peduli sahabat kental kurus kering kelaparan Tampar kiri kanan alasan untuk mahu Padahal semua tahu jasar bahan kecukupan Inti kiri kanan langsung curi jata orang Peduli sahabat kental kurus kering kelaparan Manusia sama saja Dengan binatang selalu perlu makan Namun caranya berbeda Dalam memperoleh makanan Namun kadangkala Ada manusia seperti binatang Bahkan manusia lebih keji dari binatang Bangan mimpi musik musik Intro Di atas masing senjat pantai kutu Saat kau rebah di bahu kiriku Helai rambutmu halang kusuku Nikmati ramah mentari yang pulang Seperti mata dewa Seperti mata dewa Seperti mata dewa Seperti mata dewa Waktu sinarnya jadi waktu Mungkuk mempadakan sombong Kasar seperti mati Yang Mampus Musik seperti matahari Gak Terima kasih telah menonton! Din Cusukarti Binti Mahmud Kembang desa yang berwajah lembut Kuning langsat warna kulitnya Maklum ayah Arab di Bunda Cina Din, cesuk karti binti mahmud Ikal mayang engkau punya rambut Para jejaka takkan lupa Gerling nakal karti memang menggoda Jangan lelaki muda terpesona yang tua jompo pun gila Sejuta cinta antri di meja beranda Sukarti hanya tertawa Bibirmu, hidungmu indah menyatu Tawamu, suaramu terdengar merdu Tim Cesukarti obim memang dia bernyanyi Kasih darah rock and roll dangdut keroncong dia kuasai Tim Cesukarti ingin jadi seorang penyanyi Tim Madonna bekeneng kartis selalu berlintir Ibu bapaknya enggak memberi restu Walau sang anak merayu Binjil Soekarni Dasar kepala bandu Gemas barang dan berlalu Binjil Soekarni Berlari mengejar mimpi Janji makelar penyanyi orbitkan sukarti Janji sukarti di hati bersetan harga diri Kembang desa layu Tak lagi wangi seperti dulu Kembang desa layu, tak lagi wangi seperti dulu Terima kasih telah menonton Kuning langsat warna kulitnya Maklum ayah Arab di Bunda Cina Tin, cesuk karti pintik Mahmud Ikal mayat kau punya rambut Parah jejak katakan lupa Kerling nakal karti memang menggoda TINCES SUKARTI BERLARI MENGEJAR MIMPI TINCES SUKARTI BERLARI DIKEJAR MIMPI Oh ya ya, oh ya ya, oh ya Pesan on yang engkau kantongi Terima kasih.

Jari, coba melawan Lelaki tas tengah bayar Geram di trotoar jalan Saat panas tikam kepala Sorang buruk disingkirkan Oh ya ya Oh ya ya, oh ya Oh ya ya, oh ya ya, oh ya Dari mata sering berluka di dalam jiwa