Terima kasih telah menonton Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Jumpa lagi dengan saya di Raudon Channel Yang mengungkap rahasia dan fakta di balik sejarah Dalam kesempatan kali ini Kita akan membahas materi Khulaf al-Rasidin Top Tapi kali ini sangat menarik karena dengan materi ini kita akan tahu bagaimana latar belakang dan proses pemulihan Khulafah Rasidin. Juga bagaimana strategi dan substansi dakwah yang dilakukan para Khalifa Khulafah Rasidin. tersebut namun dalam edisi pertama ini kita akan fokus membahas khalifah pertama Abu Bakar asyidik banyak hal menarik pada materi kali ini karena materi ini kita juga akan mengungkap rahasia dibalik terpilihnya Abu Bakar dan mengapa kaum Ansur sempat ingin mengangkat pemimpin sendiri apa karena ada konflik kita akan membahas semuanya disini selain juga terkait misteri tarik ulur pemakaman jasad Rasulullah s.a.w. ingin tahu?
yuk kita membahasnya setelah Rasulullah s.a.w. meninggal dunia kepemimpinan umat Islam dipercayakan kepada empat khalifah khulafur Rasidin mereka adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khotob Usman bin Afan dan Ali bin Abi Talib Kita akan membahas satu persatu, mulai latar belakang dan proses terpilihnya, hingga sosok dan prestasi mereka. Kita awali dari khalifah pertama Abu Bakar As-Siddiq. Beliau merupakan khalifah pertama Khulafah Rasidin.
Beliau terpilih setelah Rasulullah SAW meninggal dunia. Rasulullah sendiri meninggal dunia sepulang dari perziara ke Makam Baki, usai menunaikan ibadah haji wadah pada akhir bulan Shafar. tahun 10 Hijriah sepulang berziarah itu Nabi singgah di rumah istrinya Aisyah R.A.
dan merasakan sakit kepala dan semakin lama semakin sakit hingga pada hari Senin tanggal 12 Rabiul awal tahun 11 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 8 Juni 623 Masehi beliau wafat pada usia 63 tahun di pangkuan istri beliau Aisyah R.A. dan merasakan sakit kepala Dunia Islam konten berduka mendengar kabar tersebut kesedihan mendalam menyelimuti kaum muslimin atas wafatnya Rasulullah SAW Sahabat-sahabat Nabi pun sedih ditinggal Rasulullah selama-lamanya malah banyak diantara mereka tak sanggup ditinggal Rasulullah SAW juga tidak percaya kalau Nabi telah tiada Bahkan saking tidak percayanya, Umar bin Khattab mengancam siapapun yang mengatakan kalau Nabi wafat karena ruh Nabi hanya dibawa oleh Allah SWT dan akan dikembalikan lagi sebagaimana Nabi Isa AS. Umar menyebut kalau berita wafatnya Nabi hanyalah buatan orang-orang munafik.
Itulah kondisi kaum muslimin yang diliputi kesedihan. Sama seperti Umar bin Khotob, Abu Bakar al-Shiddiq juga tidak percaya atas kabar wafatnya Rasulullah SAW. Begitu juga dengan sahabat lain.
Perasaan sedih dan tidak percaya bercampur aduk. Hingga akhirnya Abu Bakar mendatangi kediaman Sayyida Aisyah RA dan masuk ke kamar Aisyah. Beliau membuka kain penutup wajah Rasulullah SAW. Dari situ...
Beliau baru yakin kalau Rasulullah SAW benar-benar maafat. Abu Bakar pun keluar dari kamar Sayyidah Aisyah RA. Abu Bakar sedih tentunya.
Dan semakin sedih dan tidak tega harus menyampaikan kabar tersebut kepada sahabat-sahabat Nabi yang diliputi kesedihan ditinggal Rasulullah SAW. Ini menjadi sebuah gambaran. Rasulullah SAW merupakan sosok sangat dicintai umatnya.
Kepergiannya membawa duka bukan malah disyukuri seperti kebanyakan sekarang Naudzubillahimindalik Nah dalam kondisi seperti itu Abu Bakar keluar menyampaikan kebenaran meskipun itu pahit rasanya dan menyadarkan kepada sahabat-sahabat nabi tentang sosok nabi Muhammad SAW dengan berpidato dihadapan kaum muslimin wahai sekalian manusia, barang siapa yang menyembah kepada Muhammad, maka Muhammad telah meninggal dunia dan barang siapa yang menyembah Allah, maka Allah tidak pernah akan mati selamanya Abu Bakar kemudian membacakan firman Allah dalam Quran Surat Ali Imran ayat 144 Begitu mendengar pidato Abu Bakar Kaum muslimin mulai sadar dan insaf Kalau Rasulullah SAW telah meninggalkan mereka Dan jika bukan karena kebesaran jiwa Abu Bakar Mungkin kaum muslimin tidak bisa menerima kenyataan tersebut Pertanyaan selanjutnya Mengapa jasad Nabi tidak langsung dimakamkan di hari itu juga? Sebuah riwayat menyebutkan, pemakaman jasad Nabi baru dilakukan tiga hari atau pada hari Rabu. Tetapi ada riwayat lain yang menyebutkan, bahwa pemakaman jasad Nabi dilakukan esok harinya atau hari Selasa. Kenapa itu terjadi? Paling tidak ada tiga alasan.
Pertama, karena terjadi tarik ulur untuk memakamkan jasad Rasulullah SAW di Madinah atau di Mekah. Alasan kedua, karena saat itu semua umat muslim yang tengah dirundung duka ingin mensyolati junjungan Nabi Muhammad SAW. Bisa dibayangkan situasinya seperti apa? Karena kaum muslimin dari segala penjuru harus datang ingin mensyolati jasad yang disucikan oleh Allah SWT tersebut.
Dan alasan ketiga, karena para sahabat berijma' atau bersepakat bahwa tidak boleh kaum muslimin hidup tanpa ada seorang pemimpin lebih dari 3 hari, berdasarkan hadis nabi. Karena itu, para sahabat sepakat untuk memilih pemimpin, termasuk untuk menentukan siapa nanti yang akan memimpin sholat jenazah sebelum memakamkan jasad beliau. Di tengah kondisi tersebut, kaum Ansar dari golongan besar yakni Aus dan Hazraj tiba-tiba berinisiatif berkumpul di Saqifah Bani Sa'idah, sebuah bali irung atau tempat pertemuan, bermaksud memilih pengganti Rasulullah SAW dari kalangan mereka. Ini mereka lakukan karena mengira kaum muhajirin akan kembali ke Mekah sepeninggal Rasulullah SAW, mengingat Madinah yang sudah menjadi kota besar perlu seorang pemimpin setelah ditinggal Nabi.
Dalam pertemuan tersebut, mereka menunjuk Sa'ad bin Ubadah, seorang tokoh ansur dari suku Khazraj menjadi pemimpin. Tentu itu didasarkan pada kiprah dan ketopan Sa'ad. Sa'ad membela dakwah Nabi sudah tidak diragukan lagi.
Beliau juga termasuk salah satu tokoh yang ikut bayat Akobah II. Dan karena bayat itu juga, Saat sampai harus disiksa kaum muskuraiz Tetapi penyiksaan itu tetap tidak menyurutkan keimanannya Tak heran bila Rasulullah SAW Sering mempercayakan saat sebagai perwakilan ansur Mengibarkan panji-panji Islam dalam setiap peperangan Termasuk dalam peristiwa Fatahumaka Pertemuan kaum Ansur di Saqifah Bani Sa'idah untuk mendaulat Sa'ad bin Ubadah tersebut akhirnya didengar kaum Muhajirin. Maka Abu Bakar diikuti Umar bin Khattab dan Jubair bin Awam pergi menemui mereka di Saqifah Bani Sa'idah.
Di hadapan mereka, Abu Bakar menegaskan bahwa kaum Muhajirin tetap akan tinggal di Madinah dan tidak akan kembali ke Mekah. Setelah itu muncul usulan kepemimpinan dilakukan secara bergantian dalam pertemuan itu yakni umat islam dipimpin dari kaum muhajirin lebih dulu lalu diganti kaum ansur begitu seterusnya namun usulan tersebut ditolak Sebagian kaum ansur juga mengusulkan masing-masing baik kaum ansur maupun muhajirin memilih pemimpin sendiri-sendiri namun usulan itu pun ditolak Hingga akhirnya golongan Ansar menyadari kalau kaum Muhajirin memang tetap akan tinggal di Madinah. Maka mereka menerima dengan lapang dada dan menyerahkan kepimpinan kepada kaum Muhajirin karena dianggap lebih berhak mengendalikan kekuasaan umat Islam. Namun begitu, Abu Bakar tidak serta-merta memanfaatkan sikap lunak kaum Ansar tersebut.
Abu Bakar dengan bijaknya justru mempersilahkan kaum Ansar dan Muhajirin memilih diantara dua tokoh yang ada yakni Umar bin Khotob dari kaum Muhajirin dan Abu Ubadah dari kaum Ansar menjadi pemimpin umat Islam menggantikan Rasulullah SAW inilah fakta politik yang terjadi diantara kaum muslimin kala itu setelah Rasulullah SAW wafat tidak ada perebutan kekuasaan diantara mereka apalagi konflik bahkan antara kaum Muhajirin dan Ansur pun justru saling mempersilahkan. Dan ini sekaligus membantah tudingan kelompok tertentu yang terus menyudutkan umat Islam sebagai umat penuh konflik karena agama dan kekuasaan. Dan fakta menarik lainnya adalah, padkala nama Umar dan Abu Ubadah disebut Abu Bakar untuk dipilih, Umar malah menunjuk memilih Abu Bakar menjadi khalifah. Ini tentu menjadi pelajaran sekaligus contoh baik untuk ditiru di tengah kondisi politik dan perebutan kekuasaan sekarang yang lebih cenderung saling berebut dan saling sikut. Bahkan Umar dengan serius meminta Abu Bakar dengan berkata, Bukalah tanganmu, wahai Abu Bakar.
Bukankah Rasulullah s.a.w. telah menyuruhmu menjadi imam sholat bagi kaum muslimin? Jika Rasulullah s.a.w. sudah percaya kepadamu mengenai soal agama, maka kami akan mempercayai engkau untuk urusan keduniaan. Kami serahkan urusan kepimpinan ini kepada engkau. Engkau lah orang kedua yang berada dalam gua waktu itu. Dan engkau lah orang yang paling dicintai Rasulullah SAW daripada kami.
Pilihan Umar itu, distuji semua yang hadir, baik dari Muhajirin maupun Ansar. Umar pun maju membaikat Abu Bakar sebagai khalifah khulafah Rasidin. Diikuti semua sahabat nabi yang hadir di Saqifah. Pada esok harinya, seluruh penduduk membaikat Abu Bakar sebagai khalifah secara umum.
Dengan demikian, sempurnalah pembaikatan Abu Bakar, karena mayoritas kaum muslimin membaikatnya. Para sahabat Terkemuka saat itu juga berada di Madinah, kecuali Ali bin Abi Talib yang sedang mengurus jenazah Rasulullah SAW. Jadi, Khalifah Abu Bakar Asyidik merupakan produk hasil pemilihan dalam proses demokratisasi pertama di dunia yang menghasilkan seorang pemimpin berdasarkan pemilihan langsung. Di saat negara-negara atau kerajaan lain seperti Romawi dan Persia masih bersikuku menerapkan sistem monarki atau kerajaan di mana pemimpinnya dipilih berdasarkan keturunan raja, bukan hasil pemilihan rakyat. Usai di Bayat, Abu Bakar menyampaikan pidato ke negaraan.
Dalam kesempatan itu, Abu Bakar menyampaikan pidatonya. Taatlah kalian kepadaku sepanjang aku taat kepada Allah dan Rasulnya di tengah-tengah kalian. Jika aku bermaksiat, maka tidak wajib kalian taat kepadaku.
Sejak itu, Abu Bakar menjabat dan melaksanakan tugasnya sebagai khalifah pertama Khulafah Rasidin. Sebelum kita membahas lebih jauh bagaimana kepimpinan Abu Bakar, sebaiknya kita kaji dulu siapa sosok Abu Bakar itu. Sebagaimana ditulis dalam buku Pelajaran Hidup Empat Holifah karya Imam Ibn Kathir disebutkan bahwa Abu Bakar lahir dua tahun setelah tahun gajah atau dua tahun setelah Rasulullah s.a.w. lahir.
Nama asli Abu Bakar adalah Abdullah dan mendapat gelar Atik pada masa Jahiliyah. Namun saat masuk Islam mendapat julukan Abu Bakar dari Rasulullah SAW, Bakar artinya nama unta yang masih muda. Nama lengkapnya adalah Abu Bakar bin Abu Guhafa bin Murah bin Kaab bin Luwai bin Golib bin Fikhr.
Dan sesuai keterangan dari Aisyah r.a, sosok Abu Bakar adalah seorang bertubuh kurus dan berkulit putih. Pada masa jahiliah, Abu Bakar adalah teman akrab Rasulullah s.a.w. yang selalu bersama-sama mencari Tuhan dan tetap konsisten dengan ahlak mulia. Abu Bakar sering menemani Nabi dalam perjalanan dagang ke Sam, demikian juga ketika seorang pendeta Bukhairah yang menyampaikan tanda-tanda kenabian.
Pada Abu Talib dalam sebuah perjalanan dagang ke negeri Sam, Abu Bakar turut serta dalam rombongan tersebut. Saat dewasa, Abu Bakar menjadi penduduk Qurais yang sangat banyak pengetahuannya, khususnya tentang sejarah dan peninggalan masa lalu. Beliau pun menjadi saudagar kaya raya, berakhlak mulia, dan selalu menepati janji.
Awubakar dikenal sebagai orang cerdas, bijaksana, dan lemah lembut. Sejak memasuki usia balik, beliau tidak pernah menyembah berhala. Awubakar sangat menyadari betapa batilkan semrawutnya kehidupan beragama di Mekah kala itu. Dalam jiwanya terdapat keberanian bagai singa yang dapat menggoncang orang yang berusaha menggoyahkan keimanannya. Ketika Rasulullah SAW dimuliakan dengan kerasulannya, Abu Bakar menjadi asab yaqlumina al-awwalun, tanpa keraguan-raguan sedikit pun dalam hatinya.
Bahkan saat peristiwa Isra' Miraj, Abu Bakar langsung mengimani tanpa ragu di saat orang lain mendustakannya, hingga beliau diberi gelar as-siddiqah. Dalam peristiwa hisrah ke Madinah, Abu Bakar mendapat kehormatan menemani Rasulullah SAW dan menjadi salah seorang yang berada di dalam gua. Dalam sebuah peperangan membela Islam, Abu Bakar selalu ikut serta.
Tidak ada satu pertempuran pun yang tidak diikutinya. Abu Bakar menjadi pemegang ar-Roya dalam Perang Tabuk. Abu Bakar ditunjuk Rasulullah SAW sebagai Amirul Hajj, memimpin robongan haji pertama umat Islam tahun 9 Hijriah.
Ketika Rasulullah SAW sakit, Abu Bakar diperintahkan oleh beliau menggantikannya menjadi Imam Sholat. Itulah sosok Abu Bakar as-Siddiq, beliau diangkat menjadi khalifah pada tahun 632 Masehi di usia 61 tahun. Pada masa pemerintahnya, Abu Bakar menerapkan model pemerintahan hampir sama persis seperti yang diterapkan Rasulullah SAW bersifat sentralistik, yakni kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, Khalifah juga melaksanakan hukum Meski demikian, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabatnya Untuk bermusawarah sebagaimana dilakukan Rasulullah SAW Namun kepemimpinan Abu Bakar tercatat singkat Yakni 2 tahun 3 bulan 10 hari Karena pada tanggal 22 Agustus 634 Masehi Setelah jatuh sakit sekitar 15 hari Beliau meninggal dunia Meski singkat, masa kepemimpinan beliau memberikan jasa cukup besar bagi perkembangan Islam selanjutnya. Mengingat banyak masalah muncul akibat wafatnya Rasulullah SAW, mulai nabi palsu hingga kemurtatan, tetapi Abu Bakar berhasil membangun kembali tegaknya tawhid dan keimanan, serta stabilitas masyarakat muslim yang bersatu.
Tentu ini menjadi prestasi tersendiri bagi Abu Bakar. mampu menyelamatkan seluruh jazira Arab yang telah berhasil diislamkan di zaman Rasulullah SAW. Pada masa Nabi, daerah kekuasaan Islam sepeninggal Rasulullah telah sangat luas, sampai perbatasan Yerusalem sebelah utara dan di sebelah barat sampai Laut Merah. Maka begitu didaulat menjadi khalifah dan melihat berbagai persoalan muncul, Abu Bakar melakukan banyak langkah dan strategi.
Salah satu strateginya adalah menumpas kaum murtad. Persoalan ini bukan masalah sederhana, karena begitu Rasulullah SAW meninggal dunia, seluruh jazira Arab murtad dari Islam, kecuali Mekah, Madinah, dan Taif. Sebagian orang murtad kembali pada kekufuran lamanya dan mengikuti orang-orang yang mengaku sebagai nabi dan sebagian lain tidak mau membayar zakat Di antara yang mengaku sebagai nabi palsu adalah Para nabi palsu tersebut terus melakukan propaganda memaksakan diri untuk mendapatkan pengakuan masyarakat Bahkan mereka tidak segan-segan melakukan pemaksaan dengan menimbulkan peperangan kepada kaum muslimin Sehingga banyak mendatangkan korban di mana-mana Propaganda mereka lama-kelamaan banyak mendapatkan pengikut Tentu situasi ini membuat umat Islam di bawah kepemimpinan Abu Bakar as-Siddiq terancam karena musuh bisa sewaktu-waktu menyerang Maka sebagian sahabat mengusulkan kepada Abu Bakar membatalkan mengirimkan pasukan dibawa Usama bin Zaid seorang pemuda belia berusia 18 tahun dalam alam menaklukkan wilayah Romawi di Jordania namun Abu Bakar tetap bersikuku istiqamah mengirim pasukan tersebut sesuai aman dari Rasulullah SAW apapun yang terjadi maka tetap kalah Abu Bakar mengantarkan pasukan pimpinan Usama para sahabat segera keluar ke tempat-tempat masuk kota Madinah untuk menjaganya karena di saat yang sama umat Islam juga harus melawan orang-orang murtad situasi Madinah kala itu mencekam karena sebagian besar pasukan dikirim keluar sehingga kota sepi tidak ada yang menjaganya namun tak lama sekitar dua bulanan terdengar kabar pasukan pimpinan Usama pulang membawa kemenangan melawan pasukan Romawi Tentu kabar itu berdampak sekali membangkitkan semangat umat islam Paling tidak, umat islam masih bisa menunjukkan kepada dunia kalau kekuatan islam masih tetap kokoh dan sulit dikalahkan Abu Bakar terus bergerak cepat memulihkan alkitab keimanan umat Islam dan stabilitas di wilayah jizira Arab Abu Bakar pun membentuk 11 kelompok tentara untuk memerangi orang-orang yang terhad Abu Bakar memilih sahabat-sahabat senior untuk memimpin pasukan Di antara mereka adalah Kek 11 kelompok tentara muslim itu bergerak cepat Masukan pimpinan Khalid bin Walid berhasil menumpas Tulaiha bin Khawadid al-Ashadi Yang menangis bagi Nabi Dan penyikutnya pun akhirnya bertobat Masukan pimpinan Khalid melanjutkan misinya menyerang tempat-tempat Bani Yardouh dan Bani Tamim Yang berada di Buta Di tempat tersebut juga ada seorang yang mengakus bagi Nabi Pasukan Khalid berhasil menang dalam pertempuran itu dan pimpinan musuh Walid bin Wairah pun kewak Allahu Akbar Allahu Akbar Tak berhenti disitu Pasukan pasukan terus melanjutkan misinya ke Bani Hanifa di Yamamah di tempat itu juga ada yang mengaku sebagai nabi Musaylamah al-qadab pasukan Islam menang setelah terjadi pertempuran sengit dan Musaylamah pun terbunuh masyarakat akhirnya bertaubat memeluk Islam kembali hai hai Satu persatu daerah yang murtad kembali berhasil dibebaskan sehingga jazira Arab kembali stabil dan tunduk berada di bawah naungan Islam dan panji-panji Islam pun bisa berkibar lagi dengan megahnya Strategi lain yang dibuat pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah kodifikasi Al-Quran atau pembukuan kitab suci Al-Quran yang masih tercejar.
Kodifikasi ini perlu dilakukan karena dalam perang ridha menumpas kaum murtad menimbulkan banyak korban termasuk para penghafal Al-Quran. Kenyataan ini sangat mengkhawatirkan dan merugikan. Karena itu Umar bin Khattab mengusulkan kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Quran jadi satu mushaf.
Khalifah kemudian menunjuk Zaid bin Thabit untuk memimpin pengumpulan ayat-ayat Al-Quran Zaid bin Thabit ditunjuk karena beliau adalah sosok pemuda cerdas dan berpengalaman dalam mencatat ayat-ayat Al-Quran Namun kodifikasi Al-Quran ini tidak sampai tuntas dilakukan Karena Abu Bakar kemurung meninggal dunia dan dilanjutkan hingga masa pemerintahan Khalifa ketiga Usman bin Affan baru selesai Setelah menyelesaikan urusan dalam negeri, Abu Bakar berkonsentrasi menyebarkan dakwah Islam ke luar jazira Arab Abu Bakar menugaskan empat orang panglima yang berkonsentrasi mempersiapkan ekspedisi militer membebaskan bumi Sam yang dikuasai pasukan Romawi. Beliau mengirim lima devisi pasukan dengan tugas sebagai berikut. Abu Ubaidah dikirim ke daerah Himz dan Huma. Yazid bin Abu Sofyan dikirim ke Damascus.
Surah Bil bin Hassanah dikirim ke Jordania Amr bin Ash dikirim ke Palestina Ikrimah bin Abu Jahal pasukannya ditugaskan untuk selalu siap-siaga menyokong keempat defisi diatas bila membutuhkan bantuan Kelima banglima muslim itu ditugasi melanjutkan jihad menyebarkan dakwah Islam ke wilayah musuh Musuh Islam saat itu adalah kerajaan Persia dan Romawi. Keduanya merupakan kekaisaran terbesar pada saat itu. Untungnya, keduanya saling terlibat sengketa-senyit. Kondisi inilah yang memudahkan jihad kaum muslimin. Pasukan Islam menyerbu kedua kekaisaran itu dalam waktu bersamaan.
Persia mendominasi wilayah yang sangat luas, meliputi Irak, bagian barat wilayah Sam, bagian utara Jazira Arab. Selain itu, banyak kabilah Arab tunduk pada Kekaisaran Persia. Karena itu, Abu Bakar mengangkat Khalid bin Walid dan Musanna bin Haritha sebagai panglima. Mereka berhasil menang dan membuka Hiroh serta beberapa kota di Irak. Di antaranya adalah Ambar, Daumatul Jandal, Farad, dan kota lainnya.
Selain itu, Abu Bakar memerintahkan Khalid bin Walid yang dikenal sebagai panglima perang yang tidak pernah terkalahkan itu berangkat bergabung dengan pasukan Islam yang ada di Sam yang tengah menghadapi pasukan Romawi dan sekaligus ditunjuk menjadi panglima di sana. Khalid pun melaksanakan perintah Khalifah. Kala itu pasukan Islam hanya berkekuatan sekitar 12.000, sementara jumlah pasukan Romawi berkisar 240.000.
Tentu tidak imbang. Ditambah pasukan Khalid, pasukan Muslim bertambah menjadi kekuatan 26 ribu. Itu pun masih belum imbang dengan kekuatan musuh.
Meski begitu, pasukan Muslim dengan keimanan yang kuat terus merangsek hingga terjadi pertempuran di pinggiran sungai Jordania. Perang ini kemudian dikenal sebagai Perang Yarmouk. Meski kalah jumlah, tetapi pasukan muslim pimpinan Khalid bin Walid terus-terus bisa berada di atas angin melawan pasukan musuh yang jumlanya jauh lebih banyak tersebut. Namun saat perang sedang berkecamuk dengan sengitnya, datang kabar bahwa Khalifah Abu Bakar meninggal dunia.
Apa yang terjadi selanjutnya dengan pasukan Khalid bin Walid? Dan juga siapa pengganti Abu Bakar? Dan bagaimana proses pergantian abu bakar? Simak video selanjutnya Semoga ilmu ini bermanfaat Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh