Transcript for:
Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Terima kasih telah menonton Horoshe! Horoshe! Horoshe! Horoshe! Ini adalah suara Amerika yang berbicara kepada semua unit dari TNI untuk mengatakan bahwa sejak hari ini, Sosialisasi tersebut Solomon Island, Guadalcanal, dan Guam have all fallen to the Allies. Tidak, Mas Jokow. Soalnya bukan siapa yang harus kalah atau menang, melainkan yang penting, kita harus bisa mengambil kesempatan pada saat vakum. Kalau Jepang kalah, memang ada waktu kosong ketika menunggu skutu masuk. Tapi kalau Jepang menang, sikap Jepang akan berubah, membaiki Indonesia. Karena mereka perlu membangun negerinya. Itu saat... Vakium kosong. Menyerobot situasi akan memerlukan kekuatan fisik. Kita belum pernah sempat memikirkan penyusunan barisan. Kalau saat vakium itu datang dengan tiba-tiba, maka yang harus dilakukan adalah membuat kekacauan-kekacauan. Dan di saat keadaan tidak stabil itulah kita susun kekuatan. Bukan sebaliknya. Selamat malam, selamat mendengarkan. Han, Hidayat sudah menyatakan Voice of America. Baru akan saya lihat. Hidayat Ah, nah nih Ilhamku tambah berkembang melihatmu, Nan Aku sedang membuat pantun untuk kau Jam siangnya sudah habis selesai Sekali ini kau tidak perlu dengar itu suara Amerika Coba kau lihat pantunku ini Sudah terlambat, Bung Hidayat Apa? Aku sedang mengarang sekarang Takut apa? Tuan Onoda belum pulang. Saya dan Nani akan ajak bicara Tuan Onoda di muka. Ya, Nan? Selamat pagi. Selamat malam. Toko-toko, saya siapkan ini. Selamat istirahat. Baik-baik di kampung, cepat kembali ke warga panggilan. Sampai ketemu, Pak. Tidak, aku yakin. Telegram yang dibaca setoko tidak palsu. Jepang sudah menyerah. Amat. Adam, temui saudara Setoko. Baik. Dan kau, Beratna. Temui saudara Sakti atau Abas di stasiun radio. Jangan pulang kampung. Baik. Tetap siaga. Suatu waktu, perjuangan bisa meletus Terima kasih. Saudara Prihatna ya Tidak perlu ketemu Pak Sakti dan Pak Abas Cukup saya saja Duduk, Bung Samsu itu teman lama saya Waktu kakenya jadi bupati di Parakan Muncang Hmm Bapak saya patih di Sumedang. Ayahnya dulu bekas patih di Garut. Saudara ini datang bukan untuk mendengar ocehan. Aku tahu. Samsu sudah mendeleponku. Eh, Komandan Bung itu cuma mau menyeram-nyeramkan persoalan. Aku juga yakin bahwa Jepang sudah kalah. Habis, mau repot-repot apa lagi? Aku ini ahli terhibung. Sebelum perang, aku ini sersan. Samsu itu orang yang tidak mengerti politik. Saya cuma mematuhi perintah untuk siap-siaga di sini. Ya, kalau memang Bung merasa senang untuk main-main di studio sini, silahkan. Di sini memang banyak gadis-gadis cantik, Bung. Moshi-Moshi? Ya? Halo? Halo? Ini siapa? Hah? Dari mana? Dari mana? Ya ini siapa? Hah? Jakarta? Ini Jakarta? Eh, mungkin berita dari pusat pemuda. Hahaha... Hahaha... Hahaha... Hahaha... Musik Ayo, bagi itu! Selanjutnya, tunggu berita dari pusat. Merdeka! Merdeka! Teman-teman dari Jakarta. Saudara Samantul. Dari Ratu Bandung. Kebetulan. Tentu kawan-kawan dari Jakarta telah menelepun tentang kedatangan kami. Lihat ini. Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ah, kita telah merdeka. Ya merdeka. Selamat, selamat. Sejak jam 10 tadi pagi di Jakarta telah disiarkan. Hubungan kita rupanya telah diblokir. Hari ini harus sudah bisa disiarkan di Bandung. Kami butuh waktu untuk mempelajari situasi dan sikap Jepang di sini. Di studio sama sekali belum ada persiapan. Tanggal 17 Agustus ini, proklamasi harus telah tersiar sedentak di mana-mana. Keserentakan ini penting dan saya sudah harus siap sudah nanti. Sampaikan pada Saudara Sakti, siarkan jam 7 nanti. Takut apa Hidayat? Takut apa? Kita kan cukup punya penjaga seorang ini. Kamar senjata di belakang telah dibongkar oleh pemuda-pemuda radio. Di sini Radio Bandung, siaran radio di publik Indonesia. Dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta 17.08.05 Wakil-wakil bangsa Indonesia, Soekarno-Hatta Proklamasi apa sih? Proklamasi yang merdeka. Oh, merdeka. Iya. Bukan heho gak terproklamasi. Heho gak jadi proklamasi, jadinya perang. Kalau perang nih, baru. Proclamation. We the Indonesian people here which proclaim the independence of Indonesia. All matters pertaining to the transfer of power act. akan diperoleh dengan efisien dalam waktu yang paling kurang. Jakarta, Agustus 17, 1945, di hadapan orang Indonesia, Sukarno-Hatta. Sukarno-Hatta Assalamualaikum Wr Wb Tukar sama ini, ya? Iya, iya, iya. Hehehehe. Coba pakai. Sopai, udang, meroy, kue Hidup Indonesia! Hidup Indonesia! Tuhan yang terbaik, Tuhan yang terbaik Disanalah kamu berdiri, menjaga pandu ibu ku Indonesia kebangkaanku, kebangkaan tanah air ku Marilah kita bersatu, Indonesia bersatu Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku, bangsa ku, jiwaku, semua. Bangunlah rakyatnya, bangunlah badannya, untuk Indonesia raya. Endorre, Endorre, mulia, mulia, anak muda Selamat datang, Bung. Bagaimana kabar Jakarta, Bung? Semangat, pemuda berkebar-kebar. Pertahankan terus gedung ini. Jepang akan menyerahkan Indonesia pada sekutu Artinya pada Belanda untuk dijajah kembali Dan Jepang juga akan menyerahkan senjata mereka Harus kita rebut Maju! Intro Taito Dono, pemudang akimat Intro Jangan lupa, asli! Asukun, kebagaian merah. Hei! Selesai, asli! Selesai! Asli! Maju! Maju! Hati-hati! Hati-hati! Balik! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Misi pak, saya mau mendaptar Eh bang umpung, ke sana Iya pak, iya Saya mau mendaptar pak Saya juga pak Belakang sana Merdeka! Merdeka! Misi Pak Rudi, ini bagian pendaftaran pak, silahkan melihat pesan apa, silahkan pak, silahkan Nama? Muhammad Sudah kain? Belum Nama? Wati Perdeka, Perdeka! Priyatna! Perdeka! Perdeka! Oh, ini kan yang namanya Priyatna. Katanya Bung Pemberani, betul ya? Ini! Kok orangnya ditanya? Kanan yang bilang, orangnya aja pemalu. Selamat, Nan. Saya juga ingin ikut berjuang. 1, 2, kanan! Sudara deat juga, sering ke markas BKR. Dia sih tidak mungkin berani perang. Ya, dia dalam bidang politik. Tentang betul ya? Iya, mestinya sih kita bawa gitar. Saya mau pulang. Saya nanti. Merdeka! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Oh Senang nih Kamana Eri? Ke warung Namanya Prihatna Bu Oh Mukanya? Mirip Den Edy, Putra Bupati Sianjur Saya dari Tasik Bu Bapak saya guru sekolah desa Ayah, ini teman saya. Dia ikut menyelubuk ke tangsi Jepang di Arjamanik. Dia... Pemberani. Mudah-mudahan cepat aman. Enak. Ayah! Kau bisa pulang ke desa. Lebih baik kau jadi guru di sana. Aku terobos dari depan, ia dari belakang Itu namanya bukan berani Mau nyerebut tangsi daya kolot artinya tidak punya otak Baiknya memang semua laki-laki Indonesia pintar seperti kau, cuma duduk di kantor. Aku bukan pengecut. Perjuangan bukan cuma membutuhkan fisik seperti Prihatna. Tapi juga ini, otak. Berani saja tanpa otak, juga ngomong kosong. Masa kos Jepang yang begitu kuat, mau diserbu sama pasukan yang inguskan begini? Konnichiwa, kami akan merundingkan soal... Jangan lupa like, share dan subscribe Hehehehe... Apa? Pak Arusi, dengar, dengar. Pak Arusi... Silahkan Pak. Marat sampai ke timur, menjaga pulau-pulau Sanggup menyambung menjadi satu, itulah Indonesia Indonesia tanah air, kami bersumpah padamu Menjunjung tanah air, putra air Indonesia Maafkan kata-kata bapak saya. Nasehatnya baik. Kalau negeri sudah aman, sebaiknya aku jadi guru di desa. Perhatian, perhatian. Silahkan, Bapak. Bapak saja, silahkan. Saudara-saudara sekalian, Bapak Kepala BKR dan Komendan Batalion, minta pada kami. Untuk menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi atas keberanian saudara-saudara yang luar biasa dan hasil yang begitu besar. Ini akan menjadi contoh bagi pejuang-pejuang lainnya. Tanpa keberanian yang saudara-saudara perlihatkan, sebaiknya dari sekarang saja kita menyerah untuk dijajah kembali. Tidak! Rawe-rawe rantas, malang-malang putung, hidup Indonesia! Saya minta gelang baharnya. Saya perlu. Pakai ini, biar berani. Aku tidak perlu pakai jimat. Itu bukan jimat. Alah, kalau bukan jimat, buat nanti saja. Kenapa diem saja? Biarlah, dia anak patih. Ya, tapi kan sama saja. Sama kita. Mereka! Mereka! Mereka! Musik Intro Dalam batilon ini terkumpul banyak tenaga-tenaga yang telah membuktikan keberanian dan kemampuannya Maka ditambah pula dengan seorang komandan seperti hanya sodara hidayat Yang kepemimpinannya telah kita ketahui Hendaknya batilon ini merupakan pasukan teladan coba senyum emernya jangan lupa kembalikan ya jangan khawatir ada apa jarod masuk merdeka tembakan dimana itu Tidak tahu, Pak. Ada apa? Begini, Pak. Di Sukajari senjata kita sudah banyak lho, Pak. Dan pemuda-pemuda sana ingin menggabung di bawah pimpinan Bapak. Kan lebih bagus buat Laskar sendiri. Buat apa dalam TKR kayak gini? Dipimpin orang seperti Hidayat. Kau tidak boleh bicara begitu, Jarod. Kenapa? Memang dia bukan sesan, tapi kan bukan orang lapangan. Bapak sendiri, perwira, dalam peta. Dan saya pernah ikut perang di Birma. Kita tentara, Jarod. Harus patuh pada perintah. Iya, tapi saya membela Bapak. Tidak. Negara yang harus kita bela. Kita tidak boleh memikirkan diri sendiri dalam perjuangan. Iya. Jarod! Mereka mencoba untuk menancapkan kukunya kembali ke tanah es kita ini. Karena itu, saya serukan kepada saudara-saudara sekalian, terutama pemuda-pemuda dan rakyat di Kota Bandung, janganlah dikedorkan semangat saudara-saudara. Teruskanlah perjuangan saudara-saudara. Musuh akan kita kusir dari Kota Bandung, akan kita kusir dari Surabaya, sampai jadi sebarang, akan kita lenapkan dari seluruh Indonesia. Saudara-saudara, tetaplah pada pendirian saudara-saudara. Saudara-saudara, kita pasti menang dalam perjuangan ini pada akhirnya. Karena Allah melindungi kita. Allah, wabarakatuh Allah. Melawan Jepang yang sedang marah akibat peristiwa Hei Chan Swe, sama dengan bunuh diri. Pimpinan tidak menginginkan sekarang sudah banyak jatuh korban. Karena perjuangan kita masih panjang. makanya aku bilang berjuang juga harus pakai otak otak lagi ya sekarang sudah dipakai otak hasilnya sudah disampaikan oleh pidato buntomo ke seluruh tanah air bahwa kita pemuda paham pemuda lembek segera kita jawab Bahwa kita bukan pemuda lembek Atas anjuran wali kota Malam ini dipimpin oleh Pak Pandi Kita akan bikin serangan pembalasan Merdeka! Merdeka! Kita merdeka! Kita akan berpes, kita bisa Beberapa priaib bekas pegawai tinggi Belanda itu akan membicarakan siasat pengkhianatan kalau nanti Belanda kemari bersama sekutu. Yang ditugaskan mengintip harus bisa menilai pembicaraan mereka. Bawa anak buahmu yang terpercaya. Iya pak. Apa? Mengurus desa saja bangsa kita belum becus. Apalagi negeri. Ayah sendiri pernah sanggup jadi patih yang baik. Iya, itu berkat pimpinan Belanda. Apa yang mau diomong kau sangat lagi? Kau cukup tahu, bahwa Belanda membuat hidup keluarga kita terjamin. Dan kau dapat menikmati pendidikan Milo. Persetan. Mau apa orang lain? Tapi aku menginginkan supaya kau dapat menikmati zaman keemasan seperti yang aku alami. Kenapa ayah hanya memikirkan keluarga sendiri saja? Padahal orang lain sambil bersedia dikirim ke pembuangan, malah digantung untuk tanah air. Saya akan tetap berpihak pada bangsa Indonesia. Terserah, Ayah, kalau ingin tetap diperbudak oleh orang. Keadaan pos mencurigakan, mungkin mereka sudah tahu rencana kita. Siasat harus berubah. Surah, kau ambil sebelah kanan. Somat ambil krim, kau dan aku tetap di sini. Ini juga sama pentingnya dengan penyergapan tangsi Jepang disana. Kita akan mengintai pengkhianat. Mata-mata musuh. Bahaya. Wah, waktu dulu juga kita hampir mati. Di firma. Terima kasih telah menonton Back up! TAKA PEMIANAT Ayo teman Bati semua pak Kenapa kau bunuh semua Ini kan ayahnya Nani Katanya perlu bereskan Maksudku Maksudku tangkap saja goblok Ayo! Nani Kenapa bapak saya dibunuh? Kenapa Hidayah? Kenapa? Siapa kau bunuh? Siapa kau baku? Kenapa hidianya? Bukan aku. Siapa hidianya? Siapa? Tanya Jarod. Pak, tembak saya pak Tidak Jarod, kau tidak bersalah Saya salah Salah Jarod, kemampuan nih Enggak, enggak Enggak, enggak Enggak, enggak Enggak, enggak Enggak, enggak Enggak, enggak Enggak, enggak Enggak, enggak Enggak, enggak Enggak, enggak Enggak, enggak Ayo, Jangan lupa like, share dan subscribe channel ini untuk dapat info Ayo! Jalan! Intro Saya tidak menyalahkan dia Siapa yang memerintahkannya Siapa saudara Prihatna? Bapak saya pernah menghina saudara. Bilang! Siapa yang teruk? Pak Prihatna di Jawa Tengah! Pak Prihatna. Perintah Pohomon diminta berkumpul markas. Terima kasih telah menonton Kita babat saja Pak Rji Sudah pasti, orang Belanda akan merebut negeri kita lagi Hei, hei, tunggu, tunggu Makanya dengar Pemerintah kita menyetujui masuknya tentara sekutu ke negeri ini Tidak boleh kita ganggu Saya ulangi, karena mereka hanya akan membebaskan orang-orang sekutu yang ditawan Jepang dan membawa tentara Jepang dari sini maka kepada saya sebagai Komandan Pertahanan Bandung Komandan Divisi meminta agar TKR dan Laskar tidak boleh ganggu siapa saja yang tergabung dalam tentara sekutu termasuk Belanda Habis kalau Belanda mau ambil negeri kita lagi? Yang bukan tugas tentara sekutu, kita tolak. Ya, kita babak. Itu yang kita mau. Kita tolak. Kita tolak. Pembelahan nyaman. Jangan lupa like, share, dan subscribe chanel ini untuk dapat info terbaru Parah ini. Perjuangan kemerdekaan selalu menuntut banyak pengorbanan. Pengorbanan di pihakmu juga sebagian daripada tuntutan ini. Malam nanti akan ada serangan pembalasan. Aku sendiri yang memimpin. Iya. Priyana, atur pasukanmu dan adakan serangan dari lambung kiri. Somat. Pimpin regumu, adakan serangan dari lambung kanan. Dalam tiga menit kita harus siap. Taswi, bagi pasukanmu di mana-mana. Mundur semua! Mundur! Mundur! Bahwa kita sanggup memberikan perlawanan, meskipun serangan pembalasan semalam belum sungguh-sungguh hebat, tapi kita sudah anggap suatu sukses karena kita sudah berhasil membuat kacau pasukan sekutu yang telah berpengalaman dalam perang yang besar. Saudara-saudara seperjuangan. Jangan putus asa. Halo Saudara Dadang, Saudara Sutoko, Saudara Prihatna. Halo Saudara Prihatna, perlihatkanlah terus semangat juang dan keberanian Saudara. Melihatkanlah terus semangat juang dan keberanian saudara. Cukup, cukup. Sekebar bikin mereka tidak tenang tidur. Terima kasih. Tidak, Saudara-saudara. Bapak Gubernur telah berusaha keras. Tapi pimpinan sekutu tetap bertahan bahwa gangguan keamanan dalam kota telah menghambat tugas mereka yang telah disetujui pemerintah Republik Indonesia. Wah, sudah bisa. Memang, kita harus ikut menjaga kewibawaan pemerintah Republik Indonesia. Maka kita tidak bisa sesalkan. Kalau gubernur tidak bisa menolak, tuntutan sekutu agar semua pejuang Indonesia mengosongkan Bandung bagian utara. Ah, tidak benar ini. Apaan? Apa ini? Tidak benar. Tunggu, kurang semua. Sebentar, sebentar. Pak Tukoko mau menambah. Saya ikut hadir dalam perundingan. Kita tidak bisa mengelak. Tati saja peraturan pemerintah Tanggal 29 November Bandung Utara harus kita kosongkan Sudah, kita pulang saja. Wah, apa-apaan nih? Omong kosong ini. Kita pertahankan terus kedudukan kita. Kita pertahankan. Ayo pulang. Apa ya? Kita tidak setuju. Kita harus setuju. Bagaimana pak? Tenang. Kalau begini percuma saja. Aku tidak setuju. Tidak bisa. Satu pemerintah kan tidak tahu, bahwa kedudukan pasukan kita sudah amat kuat di utara ini. Hei bong, kita kan utara resmi. Patuhilah pemerintah. Jarod. Saya dengar tugasmu akan amat penting nanti di selatan Menjadi komandan seksi Seksi? Selamat Saudara Priyadna juga Saya dengar akan dinaikkan menjadi komandan kompi Kok? Kompi? Memimpin pasukan baru Baru? Ya, ini baru saya dengar-dengar Dan saudara Jarod, tetap pada kompi hidayat Jangan lupa like, share dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru dari kami. Terima kasih. Jangan lupa like, share dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru Namaste, Mardeka! Mardeka! ... ... ... ... ... Beras, ayam, telur, lahan. Kami mau tinggal di Walana. Berdekat! Berdekat! Kalau pulang dari utara, ini boleh ambil ya. Jangan lupa, bawa rokok. Jalan terus, jalan. Jangan lupa bawa rokok ya. Apa ini? Apa nih, Bi? Apa ini? Abdi Babu, Kak. Binyohnya pesen-pesen betul. Kalau tidak dibawa, takut dikeluarkan. Masa Belanda doyan petek? Oh, oh, oh. Bukan, bukan sinyo putih, tak. Oh, Belanda hitam. Bilang sama sinyo, kalau masih doyan petek sama jengkol, jangan jadi Belanda ya. Jadi orang Republik saja. Di selatan masih banyak makanan. Merdeka! Lumayan untuk tabah opat Boyok saya. Eh, apa kabar? Eeeh, begini, tentang apa itu? Tentang keinginanmu untuk pindah kemari. Pak Prenak, ada perisik gula datang. Assalamualaikum, Merdeka, Pak. Merdeka, kami perlu bantuan, Pak. Ada apa? Laskar gula sedang menyerang konvoy Belanda. Ayo, Pak. Di mana? Di Lengkong dan Ciatel. Mereka akan angkut talanan di sana. Tempat talanan terakhir di selatan. Korban sudah banyak, Pak. Kita harus balas pak, bukan ini layakku. Oh mau berunding dulu, kita berangkat duluan. Ayo banget! Sekarang ya pak, kemana kita? Ayo! Ayo! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Aduh! Tidak! Jangan lupa like, share dan subscribe chanel ini untuk dapat info terbaru dari chanel terbaru. Patung! Patung! Terima kasih telah menonton Alhamdulillah, terima kasih. Lebih baik kita mundur, musuh terlalu kuat. Kalau pertahanan ini lepas, daerah selatan akan berbahaya. Sudah terlalu banyak, Bung, korban kita. Tidak, ini jihad bisa, Gila. Saya juga ingin mati sahibat, tapi perjuangan kita masih panjang. Masih dibutuhkan banyak tenaga. Tegas, mungkin... Kesalahan ini saya kira tidak sederhana, Pak. Kalau memang kita menginginkan TKR menjadi angkatan perang yang baik. Ini membutuhkan disiplin yang baik. Mulai saat ini kita harus semakin tegas. Bahwa yang kita butuhkan bukan sekedar keberanian. Saya tahu, Saudara Hidayat. Tapi kalau tadi saya harus menghubungi mereka setahulu, berunding dan segala macam, pasukan Hezbollah sudah keburu habis semua. Mereka sudah bertekad jihad visabilillah di Ciatil sampai mati. Itu salah mereka. Sekutu sudah diizinkan oleh pemerintah kita untuk mengangkut tawanan. Baik, sekarang tawanan di Ciatil sudah mereka angkut. Tidak ada lagi kaum tawanan di daerah selatan ini. Maka artinya, Belana akan luasnya memuntahkan peluru mortir dan meriamnya ke daerah selatan. Tidak takut kena tawanan. Saya ingin lihat bagaimana cara menahan serangan ini hanya dengan kepanjangan bicara saja. Para pemenang kompi. Gangguan selama ini yang kita lakukan bersama-sama Laskar ke utara memang hanya sekedar membuat mereka tidak tenang. Tapi sekarang kita harus cepatnya membuat sekutu tidak betah lebih lama lagi di Bandung. Maka selanjutnya seluruh batelon ini mempunyai tugas untuk melakukan penyusupan sebanyak-banyaknya ke utara. Baik, sekarang kita semua akan buktikan apa hanya dia saja yang punya keberanian. Saya mohon maaf, Saudara Hidayat. Saudara Hidayat, saya betul-betul minta maaf. Saudara tidak perlu ikut bertempur Saudara takut saya akan mati karena ketakutan Tentara ini memang bukan lapangan saudara Tidak, Terima kasih. Tidak, ...are entering town from the south. We need more tanks and air power. Thank you, sir. Our position cannot be defended. How is the situation, sir? Very serious. Ini adalah lantai demarkasi, lantai raya. Ini adalah koncentrasi terbesar dari kekuatan ekstrem. Dan jalan utama, di mana mereka selalu menyerang kita, di utara. Apa pendapat Anda, Tuan? Tidak ada cara lain. Tidak ada yang menyerang. Di sini. Merdeka! Pergi ke sana! Hai tolong cepat ini yang muka parah Jangan lupa like, share, dan subscribe Aduh, tidak apa-apa, tidak apa-apa, teman-teman, hati-hati, teman-teman Nani, aku ingin ceritakan kematian ayahmu Ah, istirahat yang baik, tidur saja Waktuku sudah dekat, aku harus beritahu, pria Tna tidak bersalah, kecelakaan itu hanya karena kesalahpahaman Tani. Terima kasih telah menonton! Bunga tegarang indah bermain, mengikat batin jiwaku, kurnia dari putri suling, tanda bakti darimu. Bunga diseling tembang rampau Aku juga tahu kau tetap mencintai Priyatna Temui dia nanti Pakai bajumu yang terbaik waktu menjumpai dia Kau akan sungguh-sungguh bukan? Semua tersimpan di rumah ibu di utara Ambil, ambil Sedang apa pak? Tidak Ada yang perlu saya bantu pak? Tidak, tidak, sudah sana Kok pada ada disini, Parmin? Sama komandan, Bu. Masa Ibu tidak ketemu? Pak Piyatna ada di klinik. Oh. Ada apa, Bu? Tolong antarkan saya ke utara. Sekarang, Bu. Bahaya. Penting sekali. Tolong. Wah, saya lagi tugas. Pasukan ini pasti dihianati Tak mungkin pengarangan kami diketahui oleh musuh Dan di lingkungan kita Pasti ada mata-mata Para komandan, segera cari! Siap! Nan, kau tidak tugas hari ini? Saya tugas malam. Ada apa sih? Banyak karban baru. Lepaskan! Ayo! Perlengkak! Kenapa kau aman? Dia tadi malam ke utara pak Dia cuma lewat batas sedikit pak Tunggu, tidak mungkin dia Saya tahu betul anak buah saya ini Tidak mungkin dia mata-mata Mata-mata? Tidak, Pak. Saya bukan mata-mata. Cuma dia yang ke utara tadi malam. Saya cuma mengantarkan Ibu Nani lewat perbatasan sedikit, Pak. Mau apa dia ke utara? Saya tidak tahu, Pak. Nah, Riana. Siapa lagi? Pasti bukan Nani. Kalau ternyata betul dia? Saya sendiri yang tembak. Merdeka! Merdeka! Oh, dosa malu. Saudara Nani, betul tidak semalang kota ras? Hai ada perlu apa semalam ke utara menengok ibu masa menengok harus malam-malam terus aja ambil pakaian Maka dia gak pria, nak Nih, kau mata-mata. Nani, lari Nani. Lari Nani. Lari. Lari. Tunggu pak. Tunggu. Tunggu pak. Salah pak. Nani bukan mata-mata. Lari kau. Lari! Lari! Lari! Nani, pergi ke utara. Mengambil pakaian bagus untuk nemui Bapak. Baik, ayah. Jangan suruh. Semalam. Pak Hidayat membuka rahasia tentang kematian Bapak Nani. Pak Prihatna tidak salah. Merdeka! mereka mereka telah bergabung pada kita dan lengkap dengan kelihatannya naik naik Terima kasih. Jatuh! Maju! Teh kanan tahan! Terkubur! Ayo maju! Tamat! Melambung! Ayo maju! Ketika terjadi kebunuh, mereka akan bergerak ke tempat yang tidak terjadi. Ketika terjadi kebunuh, mereka akan bergerak ke tempat yang tidak terjadi. Ketika terjadi kebunuh, mereka akan bergerak ke tempat yang tidak terjadi. Ketika terjadi kebunuh, mereka akan bergerak ke tempat yang tidak terjadi. Terima kasih. Terima kasih telah menonton! musik musik Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru dari kami. Halo, halo, Batavia, Bandung is calling, Bandung is calling, hello, Batavia, Bandung is calling, hello, hello, over. Ultimatum, enak benar mereka kasih ultimatum pada kita. Omong kosong, kutu berani menyuruh kita mundur lagi. Dulu pindah dari utara ke selatan, sekarang mundur lagi. Jangan mau berding. Sikap pemerintah pusat Seperti yang kita duga Ya, ya. Saya khawatir. Para pejuang tidak mau lagi mempertimbangkan kewibawaan pemerintah republik. Tapi, kalau perintah ini dilanggar, akan berat bagi diplomasi pimpinan kita di pusat. Mundur 11 kilometer dari pusat kota, itu berarti kita berada di sebrang citarum. Pendirian saya cukup saudara ketahui, tapi di lain pihak saya tidak bisa menolak keputusan pemerintah. Tapi bagi saya sulit untuk menerimanya mas Nas. Saudara Nas tega menyerahkan kota ini besok, mentah-mentah. Saya tentara resmi, harus patuh sepenuhnya. Saudara kan laskar, paham maksud saya. Pak Nas, mulai hari ini saya bukan tentara lagi. Saya pemuda, pejuang biasa. Berdekat! Hai waduh kenapa-kenapa jarak ayo saya wajarat pergi ke sana kenapa pergi dari rumah sakit jarak luka belum sembuh ini berbahaya aku akan pamit aku tidak akan mundur setapak pun bersama sudah ada penghujud Kau cuma dengar kabar angin, istirahat saja yang banyak. Kenapa kita harus takut? Dia dimatuhi sekutu. Sudah jam mereka mengasuhkan daerah kita dengan jatah berat. Kita akan masuk ke taskasi mereka. Kita lebih senang mati di situ. Daripada mundur. Mas Toko? Nanti malam kami akan membakar kota Bandung sebelum berangkat. Setuju. Kami juga sudah siap. Tidak cukup dibakar saja. Kita akan membuat serangan umum. Serangan perpisahan. Betul, Pak Wan. Setuju. Ada apa? Menyampaikan pesan dari Kementerian Depisi. Secara pribadi hati Kolonel Nas sama dengan Bapak-Bapak sekalian. Selamat, selamat, selamat Jam, bagikan bahan peledak Bagikan, bagikan, ayo Ayo cepat bagikan semua Aduh, siapa yang sudah mulai jam begini? Raya kan belum selesai mengusik. Ayo cepat. Berdekat! Pak Umun, dinamit yang ditanam di Bang Red sudah ada yang meledakkan. Musuh pasti curiga. Penergapan kita akan gagal kalau mereka tahu. Mulai saja. Ya, mulai! Nah, nah, nah, nah, nah, nah, nah, nah... Ah! Kek! Tidak, Nani! Ibu, rumah ini akan habis terbakar, Bu. Aku ingin mati bersama rumah ini. Amang, angkat! Tidak, lepaskan aku. Tidak! Lepaskan! Tidak! Nani, karpa belum mengungsi! Tidak, lepaskan aku. Saya lebih baik mati oleh peluru musuh! Ayo, Nani! Jangan jatuh saya! JARUD JARUD Tidak, kan? Aku di sini. Aku hanya mencari. Bantuan kalian saja. Tidak, Pak. Bapak akan kami bawa sampai ke tempat tujuan. Air. Air. Aus. Bu, air, Hai waktu sudah dekat sampaikan pesanku pada pria nah nani dan kawan-kawan teruskan perjuangan kita Terima kasih. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Hai istirahat Bu kau tunggu di sini dan kau ya ya ya Terima kasih. Dan bapaknya dimana? Usaha masih kebanyakan merdeka. Ya Allah, semoga air mata dan darah yang mengalir ini tidak sia-sia. Jarad, apakah kita akan kembali ke Bandung? Tentu, tentu. Pasti pengorbanan dan kematian akan kita balas. Kita balas. Apa cita-citamu kalau sudah merdeka? Pulang. akan membangun kampungku dan menemani ibuku juga tua ngerjakan sawah dan laporan dan kalian biarlah yang mengurus Negara ini, orang yang pintar-pintar saja. Kasian kepada rakyat yang sudah berlumuran darah seperti ini. Nani, carilah Friyatna. Lihat pemandangan itu, supaya dia ingat nanti, besar sekali pengorbanannya. Supaya kemerdekaan ini, jangan disiasiakan. Dimana orang tuanya pak? Saya antarkan. Saya tidak tahu. Jangan dipikirkan yang lain. Perjuangan saja dulu. Cari apa? Pasukan saja pak Tidak ya pak Tidak Kita orang ada dimana sekarang? Balai Endah. Disini kita susun kekuatan. Kita gerilya ke kota.