Buku yang mau aku bahas di video kali ini adalah buku yang bakalan sangat mengaduk-ngaduk emosi nih. Pokoknya siapin tisu dulu sebelum baca, dan buku ini tuh cocok ya kalau misalnya kamu suka karya-karya fiksi sejarah kayak Teatrologi Pulau Buru, Maksa Pelar, Orang-Orang Proyek, atau Ronggeng Dukuh Paruk, atau juga Buku Pulang karena ini buku dari penulis yang sama. Jadi aku yakin kamu akan suka dengan buku laut bercerita karya Leila S. Kudori.
Buat kamu yang baru mampir di channel ini, halo semuanya, aku Peti. Di channel ini, aku suka merekomendasikan buku-buku fiksi maupun non-fiksi. Jadi, kalau misalnya kamu suka baca buku, subscribe channel YouTube Potluck Podcast Kolektif. Oh iya, dan aku juga punya podcast. Ini podcast buku juga, namanya Podcast Main Mata.
Ada di Spotify, itu isinya obrolan dengan orang-orang di dunia buku. Jadi, ada penulis, ada editor, dan ada juga yang lainnya. Jadi, kalau misalnya kamu mau dengerin, nanti langsung aja ke Spotify. Dan seperti biasa, sebelum ngebahas bukunya, aku mau ngenalin dulu sama penulisnya nih, siapa tau ada dari kamu yang belum begitu tau gitu ya.
Jadi buku Laut Bercerita ini ditulis sama Leila S. Gudori. Ada yang tau mungkin S-nya apa? Sebenernya kalau googling langsung dapet sih. Jadi S-nya itu Salika. Cakep banget ya, tapi emang S-nya ini jarang disebutin sih.
Nah, Mbak Leila ini kalau sebagai penulis udah nggak perlu diragukan lagi lah sepak terjangnya ya. Dia udah menulis dari umur 14 tahun. Terus juga udah menulis cerita pendek, novel, skenario, dan juga drama televisi. Karyanya yang paling terkenal itu ada dua, jadi yang judulnya Pulang dan Laut Bercerita. Dua buku ini tuh sama-sama mengambil latar belakang tentang peristiwa bersejarah di Indonesia.
Kalau yang Laut Bercerita itu tentang peristiwa 1998. Nah, Mbak Lele ini juga udah pernah mendapatkan penghargaan nih, jadi waktu itu dia dapat penghargaan sebagai penulis skenario drama televisi terpuji. untuk Dunia Tanpa Koma waktu itu tahun 2006. Dan dia juga dapat penghargaan sastra dari Badan Bahasa Indonesia, itu untuk buku Sembilan dari Nadira, itu tahun 2011. Buku ini tuh buku kumpulan cerita pendeknya Mbak Leila. Terus kalau untuk novel laut bercerita sendiri, dia juga udah mendapatkan penghargaan Southeast Asia Writers Award, itu tahun 2020. Selain menulis, Mbak Leila tuh juga aktif banget, jadi dia punya podcast sendiri juga, namanya Coming Home with Leila Kuduri.
Ini juga ada di Spotify, isinya tuh obrolan seputar buku dan penulisan ya dengan berbagai narasumber. Ada penulis, terus ada juga public figure nih, misalnya kayak Diasastro Wardoyo, terus ada juga Mira Lesmana, Senogu Mira Ajidharma, Adinia Wirasti, dan masih banyak lagi. Menurutku novel laut bercerita karya Mbak Leila ini tuh bener-bener menyentuh banget gitu ya. Jadi di ceritanya ini kan dia memadukan antara kisah fiksi dan juga sejarah kelam yang beneran terjadi di tahun 1998. Dan itu tuh memang cara penceritaannya tuh bener-bener mengaduk-aduk emosiku gitu waktu baca buku ini.
Sampul bukunya sendiri juga udah cukup menggambarkan nih kira-kira isi cerita bukunya tuh tentang apa. Di sampulnya kan bisa kita lihat ya ada gambaran tentang dasar laut, kemudian ada dua kaki yang dirantai. Dan ya ini tuh cukup bikin pertanya-tanya sih kalau aku ya kayak apa sih yang sebenarnya terjadi nih sama si tokoh yang kakinya di rantai ini.
Kalau di buku pulang, tadi kan aku bilang Mbak Leila mengambil latar belakang tuh tentang peristiwa 65 ya, sementara di laut bercerita ini tuh tentang peristiwa 1998. Ini menurutku sih dua peristiwa bersejarah di Indonesia yang memakan korban banyak banget, dan sampai sekarang ya memang nggak ada kejelasan gitu ceritanya sebenarnya bagaimana, kemudian dalang dibalik peristiwanya tuh siapa, itu tuh nggak pernah jelas. Dan walaupun ini buku fiksi, ceritanya tuh rasanya tuh kayak vivid banget gitu, kayak nyata banget. Dan memang ini tuh bisa terjadi seperti itu ya, karena Mbak Leila sendiri memang mengambil adegannya tuh terinspirasi dari tokoh nyata juga yang dia interview sebagai narasumber untuk buku ini. Gambaran mengenai cerita yang bakalan kamu dapetin nih ketika baca buku ini sebenarnya tuh udah tergambar di kalimat persembahannya.
Bunyinya kayak gini, Kepada mereka yang dihilangkan dan tetap hidup selamanya. Jadi, buku Laut Bercerita ini tuh mengambil dua sudut pandang ya. Di bagian pertama itu diceritakan dari sudut pandang seorang anak laki-laki bernama Biru Laut. Nah, di bagian kedua diceritakan dari sudut pandang seorang anak perempuan bernama Asmara Jati. Jadi, Biru Laut dan Asmara Jati ini tuh kakak beradik yang mereka tuh hidup di zaman Orde Baru.
Di masa itu ya, kalau misalnya ada dari kita yang tahu ya, ada banyak banget gitu hal-hal yang dilarang. Misalnya nih, waktu... waktu di masa Orde Baru itu terkenal banget ada yang namanya Petrus alias penembakan misterius ini tuh sebenarnya untuk mengurangi angka kriminalitas sih tapi masalahnya batasan antara tindakan kriminal dan enggak itu tidak jelas jadi makanya orang tuh bisa bingung ini yang gua perbuat kira-kira termasuk tindakan kriminal atau enggak ya Nah itu tuh bener-bener blur pesannya terus juga di masa-masa itu buku-buku Buku yang berhaluan kiri itu kan juga dilarang ya, dan masih banyak lah larangan-larangan yang lain. Nah, di bagian pertama ini ceritanya tentang Biru Laut. Jadi, Biru Laut ini tuh seorang mahasiswa dan juga aktivis yang memang dia tuh aktif berkegiatan.
Kemudian, bagian pertama tuh diawali dengan latar belakang tuh di Jogja tahun 1991, di mana waktu masa itu tuh ada beberapa mahasiswa, termasuk Biru Laut sendiri, mereka tuh punya kecitaan akan dunia sastra. Dan salah satunya ya mereka tuh juga suka membaca buku-bukunya Pramodya Anantatur yang waktu masa itu tuh dilarang. Kemudian si Birulaut ini ketemu dengan seorang mahasiswi bernama Kinan.
Nah dari Kinan inilah akhirnya Birulaut tuh kenalan sama dua organisasi namanya Winantra dan Wirasena. Kedua organisasi ini tuh bisa dibilang punya pemikiran yang serupa ya dengan Birulaut. Jadi mereka tuh pengen banget bisa hidup di negara yang demokratis. Nah jadi di bagian pertama ini tuh diceritain pergerakan mahasiswa pada masa itu termasuk ya Biru Laut itu sendiri.
Jadi gimana mereka tuh melakukan secara sembunyi-sembunyi nih mereka tuh melakukan diskusi kemudian aktif menyiapkan strategi nih untuk melakukan pergerakan. Dan menariknya lagi ya bagian pertama dari buku ini tuh alurnya macem-macem jadi bisa dibilang maju mundur. Di satu bab tuh misalnya bagiannya ada yang berlatar di Yogyakarta tahun 1991. Kemudian di bab berikutnya bisa pindah ke Di Sebuah Tempat Di Dalam Gelap tahun 1998. Jadi ceritanya tuh memang terkesan misterius ya, karena kita tuh harus jeli memperhatikan gitu latarnya, kemudian apa sih yang dihadapi oleh mahasiswa-mahasiswa di dalam buku ini, khususnya Biru Laut ya. Cuman alur maju mundur ini menurutku sih nggak akan bikin bingung, karena ceritanya tuh tetap menarik banget, dan ya malah akan bikin kamu terus bertanya-tanya nih, apa yang sebenarnya terjadi dengan tokoh Biru Laut dan teman-temannya.
Kemudian kalau misalnya kita ngomongin tentang tahun 1998 ya, aku rasa sih pikiran kita ya nggak mungkin bisa lepas dari satu peristiwa bersejarah yang tadi udah aku bilang, itu di tahun 1998 kan ada kerusuhan di bulan Mei ya. Singkatnya sih, jadi waktu tahun 1998 atau dari sebelumnya sih di tahun 1997 itu kan sudah terjadi krisis finansial yang cukup parah ya di Asia, termasuk di Indonesia juga gitu. Akibatnya tuh di Indonesia sendiri.
ada banyak perusahaan yang gulung tikar, kemudian ya akhirnya angka pengangguran pun meningkat. Nah karena itulah akhirnya ada banyak orang nih yang melakukan unjuk rasa nih ke pemerintah, termasuk para mahasiswa. Terus juga akibatnya lagi, waktu unjuk rasa itu tuh ternyata ada 4 mahasiswa yang tertembak oleh aparat. Nah dari situ tuh kondisi tuh jadi makin memanas, dan ditambah lagi ya sebelumnya sebenarnya kondisinya tuh udah memanas, karena memang tuduhan yang terjadi nih, Akibat krisis finansial di Indonesia itu diarahkan kepada orang-orang Tionghoa. Jadi waktu itu ada provokator-provokator yang bilang kalau orang Tionghoa itu yang menyebabkan krisis moneter di Indonesia.
Karena mereka suka menaruh uang di luar negeri, kemudian mungkin menimbun barang gitu ya. Jadi akhirnya ada kebencian rasial dan akhirnya setelah mahasiswa dari Universitas Trisakti itu tertembak, kemudian kondisi memanas, kerusuhan terjadi. dan kerusuhannya jadi kerusuhan etnis.
Nah kalau di novel bercerita, para mahasiswa yang ada di dalam buku ini, mereka tuh juga termasuk dari para aktivis yang menentang pemerintah di masa itu. Jadi ada beberapa bagian dalam buku ini, yang menunjukkan gimana Biru Laut dan teman-temannya tuh suka mengadakan diskusi secara sembunyi-sembunyi. Nah sampai sini aja menurutku tuh ceritanya udah seru banget ya.
Di Gutris sendiri nih, buku Laut bercerita ini tuh dapet rating 4,63 dari 5 bintang, Dan itu yang ngasih rating tuh udah 7 ribuan orang lebih. Jadi udah banyak banget dan semuanya setuju kalau buku ini tuh emang bagus banget. Laut bercerita sendiri tuh diterbitkan sama Kepustakan Populer Gramedia dari tahun 2017 ya.
Terus kalau misalnya kamu follow di Twitter nih, kalau misalnya kamu follow akun-akun base-nya literatur gitu ya, kamu juga akan tahu kalau buku ini tuh sampai sekarang masih jadi salah satu buku yang paling dicari-cari pembaca dan juga yang paling banyak dibahas. Nah balik lagi ke ceritanya. Pokoknya setelah ketemu sama Kinan, Biru Laut ini tuh akhirnya bergabung ke organisasi bareng sama Kinan dan juga teman-teman yang lain. Dan di situ tuh mereka tuh aktif melakukan diskusi dan kegiatan gitu ya untuk menentang pemerintah di masa itu. Tapi pemerintah tuh juga sebenarnya nggak tinggal diam.
Mereka tuh juga berusaha untuk menangkap dan menyiksa Biru Laut dan teman-temannya. Bahkan pokoknya sampai akhirnya Biru Laut dan teman-temannya ini tuh kejar-kejaran gitu ya. Mereka tuh akhirnya jadi buron kemudian dicari-cari sama Intel. Terus nih caranya Mbak Leila mendeskripsikan proses penyiksaannya itu ya rasanya tuh kayak aduh itu kayak bener-bener nyata banget sih dan memang untuk adegan ini tuh diambil dari pengalaman salah satu narsumnya sendiri yang tadi aku bilang di awal jadi namanya itu Nezar Patria dan ketika si lautnya ini menghilanglah akhirnya cerita tuh masuk ke bagian kedua yang tadi aku bilang jadi ini masuk ke sudut pandang dari Asmara Jati alias adiknya Biru Laut di bagian kedua ini tuh kita kayak dibuat apa ya mungkin lebih terharu gitu ya dengan kisah keluarganya Biru Laut itu sendiri jadi gimana ayahnya, ibunya sama Asmara Jati ini tetep Sabar dan setia gitu menunggu Biru Laut untuk pulang. Menurutku novel Laut bercerita ini tuh apa ya, kayak secara nggak langsung dia tuh mengajak kita untuk mengetahui gimana kelamnya sejarah Indonesia.
Dan ya menjadi pengingat juga kalau di tahun 1998 tuh ada sebuah tragedi bersejarah yang sebenarnya nggak boleh dilupakan dan harus terus dibicarakan. Termasuk sebenarnya peristiwa-peristiwa lainnya ya, kayak peristiwa 1965, Aksi Kamisan, dan lainnya. Karena kalau peristiwanya nggak tercatat, Dan ya cuma disampaikan dari mulut ke mulut, itu tuh ya nanti bisa aja ceritanya tuh hilang kalau generasinya udah jauh banget ke bawah. Nah aku sendiri waktu peristiwa 98 tuh umurnya kalau nggak salah 14 tahun deh, itu tuh jadi kayak kelas 2 SMP gitu ya.
Waktu peristiwa itu terjadi, aku ada di rumah, kemudian yang bersyukurnya sih ya kerusuhannya nggak sempat menjalar ke area tempat aku tinggal. Jadi sempat mau masuk tapi karena hujan gede banget terus tiba-tiba jadi digagalkan lah gitu. ya itu untung banget sih, cuman menurutku sih masa-masa itu tuh salah satu masa yang gak bisa terlupakan sih sampai sekarang nah kalau Laut Bercerita sendiri nih, saking populernya, buku ini tuh juga udah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris ini diterbitin sama Penguin Random House Southeast Asia terus juga udah dibuatin film, film pendek lebih tepatnya, durasinya tuh 30 menit jadi menurutku kalau kamu belum baca novel Laut Bercerita, menurutku sih wajib banget baca, cari aja kamu bisa beli bukunya ada di official store agra media di marketplace atau cari aja di toko-toko buku favorit kamu baik online maupun offline dan jangan lupa belinya yang original ya jangan bajakan oke sekian dulu video kali ini terima kasih sudah menonton kalau misalnya kamu suka boleh di like kalau tidak suka di dislike juga tidak apa-apa tapi kalau kamu merasa videonya bermanfaat share video ini ke media sosial biar teman-teman kamu yang membutuhkan juga bisa menonton terus jangan lupa subscribe channel youtube potlaku podcast kolektif Tekan tombol lonceng notifikasi biar kamu gak ketinggalan kalau ada video terbaru.
Dan terakhir jangan lupa follow Potluck Podcast di Instagram, at Potluck Podcast. Segitu dulu, sampai jumpa lagi. Dadah!