Transcript for:
26 Rahasia Huruf Nida dalam Al-Quran

Alhamdulillah, salatu wassalamu ala rasulillah, wa ala alihi wa sahabihi wa abu ala, radidu billahi rabbah, bilsalamu dina, bi muhammadin nabiyya wa surah, rabbi isra ahli sadri, wasili amri, wa ahli nuklatan bilisani, yafqahu qawli. InsyaAllah kita masih pelajari tentang Asrarul Hathfi yang berkaitan dengan Ilmul Ma'ani yang berkaitan dengan Al-Ijaz Al-Balawi Kamu ujizatan Al-Quran dari segi balagoh, ilmu ma'ani, bagian al-hadfu wa dhikru, lebih khusus lagi yaitu asrarul hadfi wa dhikri, rahasia. Hadhaf wa diktrih Terakhir yang kita pelajari yakni tentang harfun nida huruf nida lilbaid ya yang di dalam Al-Quran khasnya bila munadanya Allah subhanahu wa ta'ala yang dipanggil, yang diseru Allah yang memanggil, yang menyeru, yang memohon hambanya maka Allah mengajarkan kita ya ini dihadapkan Dan ada dua peringkat penghadapan huruf nidak dalam Al-Quran Peringkat yang pertama yakni dihadapkan alifnya Seperti bila Allah memanggil, menyeru para nabi dan utusannya Ya Musa, Ya Ibrahim, Ya Adam, dan seterusnya Yakni ditulis dalam rosamnya Katalah Ya Adam Atau Ya Isa, Ya Ain, Ya dan terus nama Nabi Nisa Demikian juga para Nabi bila memanggil kaumnya Ya Qaumi, terus saja Ya Qaf Wa Umim Dibuang alifnya Dihazafkan alif dan ini koidah yang selama ini kita pelajari Yakni menunjukkan akalul mudah atau masa yang sedikit, yang sebentar, yang sekejap untuk diperlukan oleh munada bagi memenuhi nidak, dipenuhi, dipulang oleh yang dipanggil bagi memenuhi panggilan.

Yang kedua, memberi hikti supaya tidak memberi kesan bahwa antara Munada dan Munadi ada jarak yang jauh. Artinya, antara yang menyeru dan yang diseru, antara yang memanggil dan memanggil, ianya dekat. Walaupun ya, yakni ya'alif, merupakan huruf nidak lilba'id.

Jadi untuk menghilangkan kesan ba'id, kesan jauh, alifnya dihadapkan. Dan bagi menambahkan lagi kesan kedekatan, yakni liziadah. lima zidin minal qurbi untuk menambahkan kesan dekat antara munada dan munadi maka huruf nida itu dibuang sama sekali sebab itulah tadi saya nyatakan di dalam Al-Quran Allah mengajarkan kita bila kita memohon kepadanya tidak dicantumkan huruf ya terus saja rabbi tak payah ya rabbi dan di dalam aturan rabbi ya rabbi diulang sebanyak 65 kali dan dihadapkan yaknya hadapun Rabbana yang sepatutnya Ya Rabbana, Ya Rabbana, Ya Rabbana diulang sebanyak 111 kali dan tidak ada satu pun ya dalam doa ini Semuanya terus saja. RABBANA DOLAMNA RABBANA ATINA RABBANA GHFILLANA RABBANA LATUAKHITNA Jadi dihadapkan sama sekali huruf nidah itu.

Yakni LI ZIYADAH ATAU YA DULU FIMA YADUAN LAL KURBI WAL MAZID MINAL KURBI LI ZIYADAH MINAL KURBI Sungguh pun begitu, seperti mana yang saya katakan tempoh hari, daripada 65 kali kalimah Rab, Ya Rab, Ya Rab, Ya Rab, yang dibuang huruf nidaknya, hanya dua kali sahaja. Kalimat AROB, YA AROB disebutkan huruf nidaknya Dua kali sahaja Dan kenapa disebutkan YA AROB sedangkan yang lain Bersama ada AROB, BIK, AROB BANA tidak ada huruf nidak Mari kita lihat dua kali itu Yang pertama dalam surah Al-Furqan Ayat yang ke-30 Yang pertama dalam surah Al-Furqan Ayat yang ke-30 Allahu Subhanahu Wa Ta'ala berfirman di dalam surah Al-Furqan ayat 30 Menceritakan apa yang pernah diserukan, dipanjatkan oleh bagian Nabi SAW Diadukan oleh Nabi kepada Allah SWT A'udzubillahimina shaitanirrojim Wa qalar rasuluh ya rabbi Ya rabbi tuadaiyah Inna qawmi ittaqadhu hadhal qur'ana mahjurah Wa qala rasul dan berkatalah rasul Dalam hal ini Nabi Muhammad s.a.w Ya Rabbi wahai Tuhanku Inna qawmi sesungguhnya kaumku Ittaquduh mereka telah menjadikan hadal qur'ana qur'an ini mahjurah sesuatu yang ditinggalkan hijrah nabi dapat melihat nabi dapat merasakan Rupa-rupanya tidak semua kaumnya pada masa itu menerima Al-Quran Tidak semua umatnya pada masa itu khasnya Tidak Meramal dengan Al-Quran Tidak sedikit daripada mereka Yang meninggalkan Al-Quran Meninggalkan Al-Quran sama ada meninggalkan Sama sekali tidak mempercayainya Ataupun meninggalkan dia mengakuinya sebagai kitab Allah, tetapi tidak beramal dengannya. Jadi Nabi mengemukakan syakwa, aduan. Nabi mengemukakan syakwa, aduan, mengadu kepada Allah tentang perangai buruk kaumnya ini.

Sifat yang tak sepatutnya dilakukan oleh hamba kepada firman penciptanya. Ini bermakna perangai yang dilakukan oleh hamba itu, oleh umat itu sifatnya, yaitu sifat yang tak baik. Nabi mengadukan sifat yang tak baik kaumnya kepada Allah.

Seorang insan, seorang manusia, kaum, umat, hamba yang mempunyai sifat dan tak baik kepada Allah meninggalkan Al-Quran, tidak beramal Al-Quran tentulah kedudukan hamba seperti ini sangat jauh dari Tuhannya Jauh, tidak dekat Sebetulnya ketika Nabi mengadukan hal perangai hambanya ini, Nabi sebutkan Ya Rabbi, disebutkan yaknya. Tadi dinyatakan bila dibuang ya memberi makna kedekatan antara munadah dan munadi. Nabi sedang berada di tengah-tengah kaumnya yang meninggalkan Al-Quran Maka sudah barang pastilah yang sesuai seruan Nabi kepada Allah yang ditambah dengan ya bagi nak memberi kesan makna bahwa kedudukan hambanya yang diadukan perangainya pada Allah itu jauh daripada Allah. Sebab itu ya Rabbi. Ya Rabbi.

Disebut, iya. Yang lainnya tidak ada. Rabbi, rabbi, rabbi, terus saja.

Wahai Tuhanku. Ini umat pada zaman Al-Quran diturunkan dan belum pun habis Quran diturunkan. Nabi sudah mengadu bitu pada Allah.

Wallahuaklam, kalau Nabi melihat umatnya hari ini, gak tau macemana sebenarnya. Kalau Nabi pun waktu itu sudah begitu kecewa, sedih sekali, khawatir, ya Allah. Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku ini menjadikan Qur'an ini benda yang mahjur. Mahjur benda yang ditinggal.

Mereka berhijrah meninggalkan Al-Qur'an. Suatu yang tak lagi diambil berat, suatu yang ditinggalkan Ini yang pertama Jadi jelaslah sudah disitu, kenapa dalam ayat ini ada huruf nidak Tadi saya nyatakan, bila ada ya Rabbi memberi kesan yang jauh Ada jarak yang jauh antara munadi dan munada Untuk mengurangi kesan jauh, dibuang alifnya Ya Rabbi Bacanya sama, Ya Rabbi, tapi penulisannya alif dibuang Untuk memberikan kesan kurang jauh Tapi kalau untuk memberikan kesan dekat Buang sama sekali yaknya Sepertimana dalam ayat-ayat yang lain 65 111 jadi 63 dan 111 lah campur semuanya tetapi kenapa adakah nabi dengan Allah jauh bukan nabinya yang jauh dengan Allah Ingat Nabi berada di tengah-tengah kaum yang makam dan kedudukannya jauh daripada Allah Itu pengaduannya Ya Rabbi Yang kedua, sebenarnya dua sahaja Yang ini ada dalam surah Az-Zukhruf Yang kedua dalam surah Az-Zukhruf Ayat yang ke-88 Zuhuruf Surah yang ke-83 Ayat yang ke-88 saya baca kan daripada ayat 87 audzubillahimnashaitanirrojim walain sa'altahum man khalaqahum layakulun allahu fa'anna yu'fakun وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ دَنْ دَمِيْ جِكَهْ أَنْكَوْا بَرْتَنْيَا كَبَدَ مَرَكَةً وَهَيْ مُحَمَّدٍ Mereka orang kafir Quresh, kaumnya. مَنْ خَلَقَهُمْ Siapakah yang telah menciptakan mereka? لَا يَكُولُنَّ اللَّهُ Niscaya mereka akan menjawab Allah.

Yang cipta kami adalah Allah, artinya mereka mengakui Allah sebagai Rabbnya Mereka mengimani Allah sebagai Khaliknya Fa'anna yu'fakun Bagaimana mereka dapat dipalingkan atau disesatkan Bagaimana ini untuk ta'jubi Bagaimana orang yang telah mengakui Allah sebagai Rabnya, tetapi tidak memberikan hak-hak uluhiyahnya. Itu yang Anna, Anna. Sangat menghirankan, pelik rasanya.

Seorang manusia yang telah mengakui Allah sebagai Rabnya, tetapi tidak memberikan hak uluhiyahnya. Anna Yufakun. Wakilihi maka ucapan Nabi kepada Allah subhanahu wa ta'ala doa Nabi rintihan Nabi ya apalagi bila tengok kaumnya seperti ini mengakui Allah swt mengakui sifat-sifat rububiah Allah tetapi tidak memberikan hak uluhiyahnya tentulah orang seperti ini Belum ada jaminan selamat daripada api neraka Keimanannya belum diterima Tauhidnya belum diterima, belum sempurna Artinya belum, Allah SWT belum masukkan mereka Dalam kumpulan hamba-hambanya yang mu'minun Hakkon, belum Karena belum jadi mu'minun haqqan, kedudukan mereka masih jauh daripada Allah. Tidak dekat.

Sebab itu ketika Nabi mengadu kepada Allah, Nabi kata, Ya Rabb, Inna ha'ulai qawmun la yu'minun. Wahai Tuhanku, sesungguhnya orang-orang ini adalah kaum yang tidak beriman. Setakat sekadar mengakui Allah sebagai Khalid Tetapi tidak memberikan hak uluhiyahnya Tidak menyembahnya Tidak menyembahnya Tidak, bila mohon tidak hanya kepadanya Bila belindung tidak hanya kepadanya Orang-orang ini masih dikira Qawmun la yu'minun Karena orang-orang ini Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Maqamnya masih jauh daripada Allah Ketika Nabi mengumumkan syakwanya pada Allah Ya Rab, Hanya ada dalam dua ayat ini sahaja Pemohonan munadi kepada munada Hamba kepada rabba dalam Quran Yang ada padanya huruf nidak Selebihnya huruf nidak dibuang Di hadafnya huruf nidak Setelah kita pahami yakni Liddillah lah ala qurbil munadi munada Untuk menunjukkan betapa dekatnya yang diseru dengan yang menyeru Allah yang diseru dengan hambanya yang menyeru Sesuai dengan firman Allah sendiri وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبًا Ataupun sesuai dengan firman Allah sendiri yakni أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ Sesungguhnya aku lebih dekat kepadanya daripada Habibul Warid Sesuai dengan firma Allah sendiri Aku lebih dekat dengannya daripada kamu, tapi kamu tidak sedari Dan Inilah Yang sebenarnya perlu kita praktikan Bila kita berdoa Berusahalah untuk kita dapat merasakan Bahwa Allah itu sangat hampir dengan kita Rasakan yang Allah sangat hampir Dia sangat hampir.

Dia mendengar rintian kita. Dia mengetahui masalah kita. Dan dia tahu caranya bagaimana menyelesaikan masalah kita.

Dan dia bersedia menyelesaikan masalah kita. Rasakan sangat-sangat hampir. Tidak perlu kita merawang, menembuskan pandangan kita hingga langit yang ketujuh.

Masa berdoa. Tidak perlu. Itu malah salah.

Terus nooo, di tenungnya langit Di lubangnya langit pertama, kedua, ketiga, dibandingin, nooo, jauh Bukan sekat sejauh mata memandang, tah dimana Tidak perlu, itu malah tidak betul Tidak betul Rasakan yang Allah sangat-sangat hampir Kita terawang tinggi-tinggi jauh-jauh Yang boleh ditanya dimana tempatnya entahlah jauh sangat Bukan begitu caranya yang betul. Quran tidak ada mengajarkan begitu. Dahlah Allah sendiri kata, aku ini dekat. Dahlah Allah juga memberi tahu, mengajarkan kita bagai cara menyerunya, tak perlu pakai iya. InsyaAllah.

Tak cukup macam mana, nak mengasahkan. Jadi kalau mengatakan, bila berdoa, kena langit hingga siut mutaha, kalau perlu melepasi siut mutaha, mana jauh, malah tidak ada dalil. Ya itu hanya agak-agak Yalah rasa-rasa Jika kita Sekiranya apa Berdoa bahkan Berdoa mengangkat tangan tinggi-tinggi Sampai mendungak atas Tidak ada pun contoh daripada Nabi.

Kalau lah ada contoh hanya mengangkat tangan tinggi-tinggi, itu pun Nabi melakukannya hanya sekali sahaja, yakni bila Nabi berdoa istisqo, sahaja. Bila Nabi berdoa dalam istisqo, memohon turunnya hujan, Nabi mengangkat tinggi-tinggi. Selebihnya kebanyakan Nabi hanya angkat separah dada Sambil dihadapkan tapak tangannya ke atas Lurus sekali diraparkan Ini kebanyakannya itu saja Yang keduanya yakni Nabi menghadapkan tapak tangannya ke muka Dan memulangi keblat Dan yang ketiganya yakni diangkat oleh Nabi Bila nabinya akan khot khutbah, membaca doa semasa khutbah, Nabi hanya menggunakan telunjuk tangannya. Khotib jarang yang mengikuti ini.

Khotib bila menyampaikan khutbah, sebetulnya bila berdoa, hanya begini. Karena Nabi tidak pernah angkat tangan semasa berdoa dalam khutbah, melainkan hanya menggunakan isyarat, jadi telunjuk. Dan mengangkat tangan tinggi-tinggi hanya sekali bila istisqa itu aja contoh yang maksud daripada rasul yang dianggap nilai sahih itu saja, sama ada begini, atau begini atau begini, atau begini tengok, maka banyakannya hanya begini begini tidak ada begini tidak ada begini tidak ada apa lagi Begini tidak ada, ini pun tidak ada Tidak kuat aliknya, tidak Bahkan macam itu pun kita payah nak ikut Nabi Benda yang sangat sederhana itu pun tak betul ikutnya Jadi tak boleh reka-reka sendiri Yang biasanya gitu aja Ini tidak ada Ini dari ini tidak ada, ini tidak ada, apa salahnya terus gini aja lah Gini itu apa doa Gini pun tak ada Ya, karena Nabi dah bagi contoh itu ikut. Tidak ada benda yang remeh yang dicontohkan oleh Nabi. Semuanya benda yang hebat-hebat belaka.

Pasti ada rahasianya, sebab tidak mungkin seorang utusan Allah yang pernah dipelihara. dibawa mikroj beri contoh yang benda yang remeh tidak mungkin tidak mungkin mungkin kita melihatnya seolah benda yang biasa, tapi bila kita melihatnya di sudut agama dan ganjarannya Allah sedekat di akhirat barulah nanti kita tahu, oh rupanya tidak ada benda yang remeh yang dicontoh oleh Nabi Mungkin seorang baru menyadari nanti di akhirat Sesuatu yang dahulu semasa dunia dianggap remeh Hupunya benda yang sangat-sangat besar artinya di sisi Allah SWT Jadi tidak mudah memang ya Melihat suatu masalah di dunia ini tidak mudah Sesuai dengan Allah SWT Artinya, bila Allah suruh kita, bila Allah pandang masalah itu besar, maka berusaha kita untuk memandangnya ia besar. Demikian juga sebeliknya. Dan tidak mudah. Tidak mudah.

Itu dua sahaja yang ada ya, ya rob, ya rob, dan rupanya betul ada rahasianya. Rahasianya yakni karena Nabi rupanya bukan doa untuk dia sendiri, bukan doa keberikan, merupakan syakwa. Syakir akwa itu aduan Nabi sedang mengadukan apa perangai kaumnya yang tak baik perangai yang seorang yang yang satu yakni yang dia dua tadi mereka menjadikan Alquran benda yang ditinggalkan mahjur yang kedua perangai kaum punya yang tak banyak dikandai yakni mereka hanya mengakui Allah sebagai Rabbnya tetapi tidak mengingat Allah sebagai ilahnya Mereka mengakui sifat rububiah Allah Tetapi tidak memberikan hak-hak uluhiyahnya Tentulah dua golongan manusia yang jenis manusia seperti ini Ya sangat jauh daripada Allah SWT Itu tentang dihadapkannya alif Dalam harfun nida Berikut Mari kita lihat Apa rahasia di sebalik Di hadhafnya alif ini Dan lagi sekali Saya nyatakan Ya ini panduannya Ya ini Quran yang betul-betul Rosam Usmani Yang betul-betul Rosam Usmani Yang berikut Kalimat Al-Hasanat Dan Al-Sayyiat Hasanat kebaikan, sayyiat kejahatan, keburukan Al-hasanat sesuatu yang baik, sayyiat sesuatu yang tak baik Baik, di dalam rosam Usmani Ini masih berkaitan dengan Asrarul Hafi wa Zikri Rahsia dihazafkannya alif Rahsia disebutkannya alif Alif sepatutnya ada tetapi dihazaf Yang ini kita juga boleh lihat dalam kalimat Al-Hasanat Al-Sayyiat Nulahis anna kalimat al-hasanat waradat fil quranil kirim kulluha biduni alifin wasatiyah Apabila kita perhatikan dengan seksama Rosam Uthmani, Rosam Al-Quran Uthmani Kita dapati kalimat Al-Hasanat Jamak daripada Hasanatun Hasanat Jamak Mu'anassalim Di dalam Al-Quran semuanya Ditulis biduni alifin wasatiyah Ditulis tanpa alif Wasatiyah Alif penengah Alif yang memisahkan antara nun dan tak ini jama' mu'anassalim penulisannya ikut yang pertama al-hasanat tak ada alif yang sepatunya al-hasanatu ada alif lah al-muslimatu ada alif Al-mu'minatu Al-munafiqatu Ada alif Tapi alifnya sentiasa dihazafkan Penulisannya Bacanya sama Berbeza dengan as-sayyiatu Sementara kalimat lawannya As-sayyiat Jama'at daripada sayyiatun Sayyiatun Mufrad, jama'nya Jama'at mu'anna salimnya As-sayyiatu Penulisannya Semuanya Yakni ditulis dengan alif wasatiyah Alif wasatiyah Jadi wasatiyah ini bukan sekadar dalam Alif pun ada alif wasatiyah Kalimat sayyiat pula Semuanya dalam Al-Quran Rosam Usmani sanaknya Semuanya kutibat Bi alifin wasatiyah Fasilah Pemisahlah itu Sedangkan tadi katakan, kedua-duanya ini adalah jama' Mu'anna Salim Daripada Mufrat Hasan Atun dan Sayyid Atun Dan kuidah jama' Mu'anna Salim, yakni jama' yang hanya perlu ditambahkan alif dan ta' Maftuha Daripada Mufratnya Muslimatun, Muslimatun, Mu'minatun, Mu'minatun, Hasanatun, Hasanatun, Sayyiatun, Sayyiatun Baik, sebagai contoh umpanya kita lihat Surah Hud Lihat Surah Hud Ayat yang ke-114 Buat contoh, lihat surah Hud ayat 114 Hai setekan ini rosam Usmani ya dan setelah cek yang rosmanya dulu-dulu yang betul-betul yang asli dalam ayat itu Allah subhanahu wa ta'ala berfirman audzubillahimina shaitanirrojim wa akimis salata tarafain nahar wa zulafam minal lail innal hasanati yudhibnas sayyiat thalika zikra lizzakirin wa'akimis salata dan dirikanlah salat itu cara fain nahar di kedua hujung siang wa'zulafam minal nahar, wa'zulafam minal layl, dan zulafam minal layl Pada waktu, sebaya waktu Innal hasanat Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu Yudhib nasayiat Dapat menghilangkan Menghapuskan Keburukan-keburukan Kejahatan-kejahatan Zalika itulah zikro peringatan Lidha kirina Bagi orang-orang yang mau Meringat Baik disitu penulisannya bagaimana?

Hasanat ada alif tidak? Ada Yang sayyiat? Ada Betul?

Ya Yang Hasanat? Tak ada alif Sayyiat ada alif Walaupun kedua-duanya Sirahnya sama Kedua-duanya Sirahnya sama Yang ini sirahnya? Yama' mu'annas salim Qaidah mu'annas salim yakni ha' mesti berakhiran dengan alif dan ta' maftuhah Tengok, gimana boleh diri gitu ya Suka-sukakah? Atau ada apa-apa yang Allah nak sampaikan? Kalau kita tengok terjemah dalam bahasa apapun, ya kita hanya tahu, oh kebaikan itu boleh menghilangkan Kan, maknanya kalau orang telanjur buat jahat, Allah suruh kita ikuti dengan buat baik Karena kebaikan itu boleh menghapuskan kejahatan sebenarnya, itu saja lah Ya, betul, fahaman itu betul Fahaman itu tidak salah, kesimpulan itu tidak salah.

Tapi bila pertanyaannya kemudian, kenapa yang hasanat alifnya dibuang, yang sayat kekal? Itu mungkin ya, apa ya? Coba apa agak-agak rasanya?

Setelah berpuluh-puluh contoh dari koidah yang sama. Kaedahnya tetap sama Dan contohnya telah Buh Ingat, ini adalah ilmu ma'ani Ini adalah asrarul haffi wa dhikri Ini kalau dalam bahasa ijaznya, ilmu ijaz ini ijaz balaghi Kemuajizatan Al-Quran dari segi balaghoh Sebab nanti ada ijaz lughawinya pun ada Al-Furuq katalah Al-Lughawiyah Perbezaan, disana ada juga Contoh umpamanya kenapa dalam ayat ini gunakan Ja'ah, datang Kenapa dalam ayat yang lain gunakan Hadara, yang juga maknanya datang Kenapa dalam ayat yang ini pula gunakan Atta, yang juga maknanya datang Kita pun, ah datang aja deh Ja'a datang, Hadara datang, Atta datang Atau kalau ingin sedikit berpisah supaya nampak cerdasnya Ja'a datang, Hadara hadir Nah itu aja lah Atta Apa ya, dateng, ada dateng Oh subhanallah itu luar biasa itu Jadi mesti ada maklumat yang tersembunyi yang Allah nak sampaikan Bukan sekadar menurutkan adanya sesuatu, datangnya sesuatu Kalaulah Allah hanya nak beritahu pada kita misi yang udah disampaikan Hanya tentang peristiwa kudus, datangnya sesuatu Kenapa tidak menggunakan kalimat yang sama sahaja Biar senang mengingat Kenapa yang ini Ja'a, ini Khadoro, ini Atta? Kan menyusahkan. Ya Allah, memang maknanya sama, maksudnya serupa, kenapa mesti berbeza. Tapi kita telah yakin bahwasannya tidak mungkin Allah berfirman dengan kalimat yang berbeza, melainkan maksud yang tak kena ki pun tak sama.

Demikian juga dalam ayat-ayat seperti ini. Tidak mungkin. Maksudnya sama, pengertiannya sama Jika penulisannya berbeza Pasti ada apa-apanya Tidak mungkin tidak apa-apa Sebab semuanya datang daripada Allah Allah tidak pernah buat sesuatu menghendaki sesuatu sia-sia Tidak ada yang sia-sia pada ciptaan Allah Pada kehendak Allah Walaupun mungkin bagi kita belum nampak itu cerita lain Tapi wajib meyakini pasti ada sesuatu yang tidak disampaikan Siapa orang yang mengatakan Orang yang mengatakan bahwa apa yang Allah lakukan ini tidak ada tujuan tidak hikmahnya Oh wajibnya Tuhan Itu kesalahan yang besar Itu termasuk jenayah akidah Yang akidah Baik berdasarkan Berpandukan Koidah yang selama ini kita Sedang pelajari dan masih dipelajari ini Dan telah bebelah Contohnya Bebelah-belah Contohnya Bebelah-belah contohnya Sebetulnya bebelah termasuk yang terakhir yang sedang kita belajar ini bahwa dihadapkannya yakni membakna apa? akallul muddah bener kan adanya akallul muddah masa yang sedikit jarak yang Dekat, kalau masa sedikit. Kalau jarak?

Dekat. Atau mungkin tidak ada jarak langsung. Karena tidak ada sempadan.

Karena tidak ada sempadannya, tidak ada pemisahnya, maknanya? Ya, rapat sungguh lah. Rapat. Bukankah antara nun dan tak, karena tidak ada alif, Mana nun dan tak itu sangat dekat Bahkan sangat rapat Berbeza dengan Sayyiat Sayyiat Ada alif Makanannya Ada Ada pemisah Ada jarak Ada jarak So kalau itu apa maknanya Sudah ada Sudah saya jelaskan itu Itu sudah saya jelaskan itu Tinggal menangkap saja Berarti yang saya at tidak ada alif Fasilah Wasatiyah Memberi maksud Liadulla bi'annal hasanat Taltasiku bilinsan Fawro amaliha Hasanat yang sepatutnya ditulis dengan alif wasatiyah fasilah Tetapi dihadapkannya itu Yakni memberikan mesej kepada kita Bahwasannya Hasanat, Hasanat ini benar-benar yang baik ya Hendaklah tal Alta siku bil insan.

Nalaiya sentiasa melekat dengan kita. Jangan ada jarak. Fawru amaliha.

Segera dilakukan. Tidak boleh tangguh-tangguh. Tidak boleh ada masa lagi.

Tak boleh. Segera dilakukan dan melekat. Jangan ada jarak.

Benda yang baik Allah suruh kita melakukan segera. Benda yang baik jangan sekali-kali ditinggalkan. Benda yang baik jangan sekali-kali kita menciptakan jarak antara kita dengannya.

Jika kita merasa berjarak dengan kebaikan, berusaha untuk mendekatnya. Dan kalau perlu melekat, melekat kemana-mana. Sifat kedermawanan Rasa-rasa sudah lama tak dermawan Cari dimana dermawan berada Segera rangkul dia, peluk dia, lekatkan Dan terus ditunaikan Lama rasanya tidak kiamulail Oh, rupanya saya dengan kiamulail sudah berjarak Bukan sekedar jauh, tapi juga sudah lama Kejar dia, dekati dia, kerjakan se...

Segera Saya ingin berubah jadi orang yang lebih baik Jangan tunggu Masa Segera Segera Kebaikan tidak boleh berjarak dengan kita Kebaikan yang baik tidak boleh ditangguh Ini berbeza dengan kejahatan Sayyiat ditulis dengan alif li anulata tasikubil insan Sayyiat wajib kita sentiasa menjarakkan diri dengannya Jangan melekat Cakapnya sayyiat, makannya sayyiat, gelaknya sayyikat sayyiat, perangnya sayyiat Oh itu sudah terbalik Itu kalau diceritakan sayyiatnya alifnya tak ada tuh Sayat itu dijarakkan, menjarakkan, berusaha untuk menjarakkan Dan tidak boleh dilakukan Apalagi dengan segera Kalau jika sekiranya terlanjur melakukannya Bila terlanjur melakukannya, mana sayat itu sudah ada pada dirinya Jangan lama-lama segera ditanggalkan Segera ditanggalkan supaya nanti berjarak lagi Bukankah Allah bersedia mengampunkan kesalahan hambanya? Cerna hambanya Sebab itu satu diantara Perkara yang wajib disegerakan Dan menangguhkannya satu kesalahan Yaitu bertawabat Tawabat adalah salah satu perintah agama Yang wajib disegerakan Menangguhkannya adalah kesalahan Orang yang menangguh-nangguhkan bertaubat, ia berdosa. Berdosa karena menangguh-nangguhkannya.

Jika sekiranya lain hari, kemudian hari dia bertaubat juga, dan Allah ampunkan juga kesilapannya, dia masih berdosa. Ya, ini berdosa penangguhan itu. Ibnul Qayyim kata, orang itu mesti at-taubah minat-taubah. Dia mesti melakukan taubat karena dosa taubat. karena dosa taubat dosa taubat yakni karena melengah-lengah, melambat-lambatkan itu jadi, bab hasanat yakni hendaklah segera kebaikan adalah segera tidak boleh tangguh-tangguh dikejar kalau rasa-rasa sudah begitu lama katakanlah apa namanya tidak melakukan benda yang Allah suruh Nabi pernah bersabda La yahillu li muslimin ayyahjura akhahu fauqa thalassati ayyamin Tidak halal bagi seorang muslim meninggalkan saudara muslimnya dengan perasaan marah, benci selama lebih tiga hari Artinya, satu hari hukumnya dosa, tiga-dua hari hukumnya dosa, tiga hari lebih, bukannya dosa, dah jatuh hukum putus silaturrahim.

Dan bila sudah putus silaturrahim, makanya, tu bilah, tu bilah, la yad khulujannah qateh. Tidak masuk surga orang yang memutuskan silaturrahim. Bukan satu hari boleh, dua hari boleh, tiga hari boleh. Tidak halal itu, karena bila sudah lebih 3 hari, jatuh Rasulullah s.a.w. Segeralah, segeralah.

wa khairuhum alladhi yabda'u bis salam Dan yang baik daripada keduanya, ialah siapa yang mula? Menyambungnya semula Artinya bila buat Tidak boleh tangguh-tangguh Hasanat tidak boleh tangguh-tangguh Fauran Segera Benda yang baiklah Lihat firman Allah Di dalam ayat yang lain Allah subhanahu wa ta'ala Berfirman di dalam surah ambiah Atau yang mudah, Surah Al-Mu'minun, senang difahami. Surah Al-Mu'minun, Surah 23, Ayat 61. Surah Ambiya pun ada juga, tapi ini lebih mudah difahami. Surah Al-Mu'minun, Ayat 61. Inilah sepatutnya, sifat yang sepatutnya ada bagi orang mu'min.

bagi orang mu'min setelah Allah cerita panjang lebar ciri-ciri orang mu'min daripada ayat-ayat sebelumnya lagi bahkan bermula daripada ayat yang 57 bermula daripada ayat 57, 58, 59 Kemudian 60, itu ciri-ciri mu'min yang baik yang mendapat jaminan surga. Kemudian Allah simpulkan, Ulaik, orang-orang itu, Yusari'un, filkhairat. Subhanallah.

Yusari'un. Mereka ini bersegera, berlomba-lomba. Filkhairat di dalam kebaikan. Fil khairat dalam kebaikan Bukan yusari'una ilal khairat Tapi yusari'una fi Bukan ila Kalau ila maknanya mereka ini di luar khairat Semua mu'min tadi berada di luar khairat Kemudian mereka berlomba-lomba lawan laju, lawan dulu untuk sampai ke khairat Ini tidak, orang-orang ini semuanya sudah berada di dalam khairat Lalu mereka berlomba-lomba lawan di depan Dalam melakukannya Jadi mereka ini ingin jadi orang yang terbaik daripada yang baik Itu dalam kebaikan Yusariun Babtaubat. Allah kata, Sari'u ila maghfiratim rabbi kum wajannah.

Sari'u. Segera. Ya, karena kita, saya katakan tadi, dengan hasanat, kalau ikut Al-Quran, tidak boleh ada jarak. Bila terasa kita berjarak dengannya, Tidak boleh ada jarak dan bila nampak kebaikan tidak boleh tunggu lama-lama untuk melakukannya Itu yang dikendaki oleh Allah dalam agama Cara Allah menyampaikan misi yang sepenting ini, ya hanya perlu membuang Alif aja Dibuangnya alif itu memberi makna musaro'ah Dalam melakukannya Menuduhkan adanya iltisok' Iltisok' itu maknanya menempel rapat Iltisokun itu menempel rapat Melekat Musa Ra'ah itu maknanya bersegera Benda yang baik Bukan tunggu Ini Masya Allah Jika diamal, difahami, dan kemudian diamal Setiap saat, oh luar biasa ya Hai tapi namanya anak Adam di sana ada musuhnya yani syaitan biasanya yang kurang baik itu yang Nabi bersabda Sebagai contoh ya Kalau ya'lamul mar'u ma'fi soffi'l awwal Kalaulah seseorang itu mengetahui akan fadilat ganjaran yang Allah sediakan Bagi orang yang sembah yang di soff pertama Ini saya mereka akan melakukan undi Soff pertama itu isi dia hanya muat kata Allah 50 orang Yang nak berjamaah ada 80 orang, tak mungkin lah 80 semua berada di sop pertama, pasti ada yang sop kedua Karena semua nak sop pertama, yang nak 80, sedangkan ia hanya muat 50 Jadi berkata, kalau lah betul-betul pasti mereka sanggup menegang undian untuk mendapatkan sop Kalaulah seseorang itu mengetahui apa yang Allah janjikan pada sembahyang isyak berjamaah La atawha walau habuan Niscaya mereka, manusia itu akan datang ke majlis untuk sembahyang isyak berjamaah Walau habuan, walaupun sambil merangkak Apa maknanya?

Ya, kalau sebab itu hasanat. Kalaulah tahu. Maksudnya, kalaulah diperlihatkan oleh Allah ganjaran semayang isyak berjamaah di masjid. Niscaya tidak ada orang yang tertinggal. Hatta yang sakit lutut pun sanggup pergi.

Karena tak ada kereta merangkak. Tapi karena gajaran itu tak dinampakkan, tak ada yang sampai merangkap. Tak ada. Sehat pun tidak pergi, sebab tak nampak. Ini namanya musyara'ah.

Kenapa? Karena sembahyang tadi hasanat. Soh pertama itu hasanat.

Dan apa saja itu hasanat. Dan hasanat, tidaklah mesti musyara'ah. Dan iltisok Mana kita dapat fahaman musara'ah dan iltisok Alif dibuang Itu saja Dibuangnya alif itu membahas musara'ah dan iltisok Segera dilakukan Dan adalah kita memastikan Diri kita sentiasa dekat-dekat-dekat Melekat Bukan Apa namanya Jauh berbeza dengan sayat Yang sayat ya kena berjarak lah Berjarak Kalau tiba-tiba sayat ini melekat pula ya segera ditanggalkan Yang mana tahu diwasai'at pula menerekam dari belakang, ah cepat tanggalkan Begitu melekat disitu Subhanallah, itu rahsia dihazafkan Dihazafkan yang alif dalam Dan lagi setuju Mulka makna melekat Hai tak boleh ada jarak tak boleh ada jarak kena il-jabat tahu tulis iltisok Terima kasih. Hai dibuangnya itu mewakna ilti sotok dan Musa roh musa roh Terima kasih.

Sari-sari un seggera, pantas laju Tak nak lambat-lambat Tak nak tangguh-tangguh Musa rongak al-iltisaw aku wal musarang itu sarang nah supaya senang menulisnya kalau musarang nanya ah tuh cuman hamzah kalau nggak pasti akan ngain sebab itu huruf 9 Tidak saya ini sebab boleh Aku boleh Hai al-musaronga to tak juga Jawa saya ngasih Jawa pun tak bisa bentuk Terima kasih. Coba jamaah cakap Orang sebelum tidur biasanya apa? Sebelum tidur Mengantuk Kalau itu jamaah jawa Mengantuk Mengantuk Kenapa tak antuk? Supaya jadi arab Mengantuk juga Terima kasih.

Ngain juga Ngain juga Mengarut atau mengarut? Mengarut juga Kalau begitu lidah Jawa lah, boleh mengarut katanya. Kalau lidah Melayu mesti mengarut. Satu lagi, coba lihat firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 232 Al-Baqarah 232 A'udzubillahimnashaytanirrojim Walwalidatu yurubi'ana auladahunna hawlayni kamilain Dan ibu-ibu yang melahirkan anaknya Hendaklah mereka men...

Terus sajalah baca, tak payah Kalau silap, baca Hai pelik sungguh pelik pelik sungguh basdah jalan masih pegang-pegang tayar jalan-jalan jalan bajalan pegang tayar Terus naik aja lah melompat dan ibu-ibu yang melahirkan anaknya hendaklah mereka menyusukan anak-anak mereka itu selama 2 tahun penuh hau lain 2 tahun kami lain cukup-cukup 2 tahun tahun hijri liman arada ayyutim marado'ah sesiapa yang ingin, yang hendak menyempurnakan penyusuan marado'ah wa'alal mauludillah dan keatas yang dilahirkan anak itu baginya mananya ayah maulud itu yang dilahirkan lahu baginya dan kewajiban atas Anak yang dilahirkan baginya Wah, cuman anak tuh bahasa Yang yang begitu bahasa Arab maksudnya ayah Sebab anak, bayi itu lahir bukan li ummiha Bukan li ummiha, tapi li Habis, sebab itu lahu Lahu itu baginya itu lelaki lah Jadi anak lahir itu kan anak bapaknya Bin pun bin bapaknya Itu maksud mauludi lahu Dan kewajiban ke atas bayi yang dilahirkan baginya Ayah maksudnya Rizquhunna Memberi rezeki, menjamin keraguan rezeki bagi perempuan yang melahirkannya tadi dan menyamin pakaian mereka dengan ma'ruf satu diri itu tidak Tidak diberi bebanan, melainkan kecuali ikut kadar kemampuannya. Artinya, kewajiban orang tua khasnya bapak, menyara memenuhi keperluan keluarganya, termasuk keperluan ibu budak yang meliharkan anaknya, meliharkan anaknya, sama ada perempuan yang meliharkan anaknya tadi masih bersetelah menjadi istrinya, atau sudah tidak menjadi istrinya. Karena ketika melahirkannya sudah berpisah.

Inilah bahasa orang sangat cantik ini. Sebab itu tak disebut istrinya. Sebab belum tentu yang sedang melahirkan tadi. Masih menjadi istri lelaki tadi.

Masih menjadi istri kepada bapak bayi. Kan ada perempuan diceraikan ketika mengandung. Dan bila melahirkan habis dah.

Itu bahasanya sangat dalam. Sebab itu jangan baca terjemahnya. Baca Arabnya.

Soalnya tidak lari pemahamannya Sebab itu disebut disubil ma'ruf Ma'ruf itu maknanya buat baik kepada orang lain walaupun tidak disertai dengan perasaan yang suka. Buat baik kepada orang lain walaupun tidak disertai dengan perasaan suka dalam hatinya. Baik, seorang lelaki, suami yang telah mencarikan istrinya dan kemudian istrinya tadi melahirkan anak.

Ketika melihat anak, maknanya bukan lagi istrinya Si bapak budak tadi, Allah kata wajib memberikan menanggung perbelanjaan Termasuk ibu anak tadi, walaupun sudah tidak menjadi istrinya Yang biasanya, Allah maha tahu Lelaki yang sudah menjadikan istrinya, yang sudah tidak lagi hubungan suami istri Tentulah kebengkekan itu ada Kebengkekan itu ada Hanya saja tahap bengkaknya itu Walaupun setinggi manapun tahap Si lelaki tadi tidak boleh menjadikannya sebagai alasan untuk tidak berbuat baik Soalnya itu disitu ada kalimat ma'ruf Luar biasa itu, makruh bukan sejajar, sebab makruh, makruh baik, hasan baik, khair baik, bir baik. Ya salah Melayunya, kenapa terjemahkan sama saja? Itu saat ini. Jadi makruh ini kalau dengan baik, baik. Tapi kenapa tidak bil khair?

Oh ya baik. Kenapa tak bil hasanat? Dia pula ya. Entahlah.

Sebenarnya bayangkan, ya boleh jadi, saya bilang boleh jadi Perempuan yang telah melahirkan anaknya tadi sudah bukan lagi sebagai istrinya Apalagi ketika menceraikannya, suami yang menceraikan dalam istilah agama yang ini talak Bila perceraian itu kategori talak Maka puncanya, yang menjadi punca perceraian adalah istri Bila perceraian itu hulu, maka puncanya suami. Tapi kita ini menggunakan istilah sama saja, cerai, cerai, cerai, cerai. Wahal berbeza, cerai itu berkategori talak kah, perpisahan suami istri tadi kategori hulu kah, ataupun perpisahan rumah tangga tadi berkategori fasah kah, itu berbeza. Kalau sebut talak, yang menurut Al-Quran pasti yang menjadi punca istrinya. Kalau sebut huluk, pasti yang menjadi punca.

Tapi kita karena kita tak gunakan itu, tak gunakan huluk, fasa harganya, karena cerai dia, cerai dia. Siapa yang jadi punca? Kalau tanya kepada bapak si suami, itu perempuan dulu yang jadi punca.

Kalau tanyakan kepada Mak bapak si perempuan Tuh si benan itu Tidak guna Tidak guna Itu punca dia Mengikis harta anakku Mengikis harta Memang patut pun Dia lupa Tengoklah siapa jadi puncanya Sebab kita gunakan istilah cerai Saya pernah kata, bila sufer cerai, yang jadi punya pasti istrinya Wah, marah ada perempuan Marah ustaz, bukan istri Saya kata talak, saya tak kata cerai Itu beza ya Jadi, disitu makruf, kenapa makruf tadi? Boleh jadi, hati si bapak budak tadi belum sembuh lukanya Karena perangi ibu budak tadi. Tapi walaupun masih menyimpan perasaan bengke, rasa bengke itu dia tak boleh jadikan alasan untuk tidak berbuat baik, untuk tidak menanggung semua kos. KOS Termasuklah upahnya Dan selanjutnya Walaubagaimanapun berapa kadarnya Satu ribu ke dua ribu ke Satu juta ke lima juta ke Allah tidak beri bebanan kecuali ikut kadar kemampuannya Kalau bapak budak tadi kaya raya Ya banyaklah Kalau miskin Ya sedikitlah Tetapi kewajiban itu tidak gugur dengan alasan apapun Lidah mana itu? Oh Oh, dengan budak Iya, coba nih Walau bagaimana pun Kenapa Allah s.w.t. itu La tudor Walidatun biwaladiha Tidak boleh Ada kemadorotan Tidak boleh ada penganiayaan Bebanan madorot Kepada ibu yang melahirkan Anaknya dengan sebab kelahiran anak Dah lah mengandung Dah lah susah Melahirkannya Dahlah kena bayar kos Mana boleh Ibu seorang ibu tidak boleh bertambah Bebanan dengan sebab kelahiran Anak Kenapa?

Karena mungkin bapak budak tidak bertanggung jawab Tak boleh berlaku Demikian juga Dan juga tidak boleh seorang bapak Bapak budak tadi Mertambah madarab, mendapat bebanan dengan sebab kelahiran anaknya. Mungkin ibu budak tadi minta belanja melebih daripada kemampuan bapak si budak. Dah tahu dia bukan hartawan. Dia tahu dia bukan jutawan Dia hanya ringgit tuan Ada keminta belanja macam itu Tak nak Kalau kamu nak ini tanggungan jawab awak Saya nak melahirkannya di hospital pakar Mana duit ini?

Tak mawal kemana kau, nak do Pakar. Dan awak kena antar saya ke hospital Pakar di Tokyo. Suaminya hanya ringgit won, tak boleh. Atau mungkin suaminya juta won.

Tekan beginilah. Karena mentang-mentang dia sudah bukan lagi istrinya. Kemudian dia pun masih marah pula Sebab kerajaan lagi murah Yang kelas 3 ya Banyak kawan di sana Lagi ramai kawan senasib Di situ lagi ramai Dan tengok nanti Ada yang menjerit, ada yang menjerit Dan kau pandai-pandai ya Kebetulan saya Saya tak nak tengok awak Saya ada tugas sendiri Mana boleh Hai habis Bagaimana jika si budak yang dilahirkan tadi sudah yatim karena sebelum lahir bapaknya dah meninggal ya wa'ala alwarisi misruzalik kali warislah tengok Indah sungguh hal Quran Kalau dipatuhi, Masya Allah Tidak ada orang gaduh Walaupun ada masalah, ada kes Tidak perlu dibawa ke mahkamah Karena Quran telah jelaskan Dia tahu apa yang Setiap Muslim Apa yang patut dilakukan Sebagai kewajipannya Tidak perlu menunggu arahan mahkamah Bila suatu itu sudah menjadi kewajipannya Bapak budak wajib atasnya memberi nyara kehidupan anaknya dan ibunya yang sedang melahirkannya dan itu kewajiban bila kewajiban wajib ditunikan, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan agama tidak perlu menunggu arahan mahkamah Kan Allah subhanahu wa ta'ala Sepatutnya lebih kuat Lebih kuat daripada arahan mahkamah Terpaksa naik turun tangga mahkamah Si ibu tadi Itu yang kadang kasian mahkamah Kasianlah pada Tuhan Hakim Kasian Dulu saya ada kawan di mahkamah shahadah Di Shah Alam Sekarang dia sudah pencin Sudah tukar kerjaan Allah Alam Katanya lebih burak-burak Saya pun kasian Tengok awan Gitu Kasian Bagaimana Ustaz Panggil saya Ustaz sebab dia murid saya dahulu Murid tapi jadi hakim Mana hebat lah Jadi bagaimana Ustaz Itulah jadi saya pun kasian Sepatutnya Kes-kes yang awak tangan ini Tidak sepatutnya Berlaku Jadi kalau itu Awak mestilah buat satu gerakan Rakan kemahfaman pada masyarakat kalau perlu ditekankan masa kursus perkawinan bahwasanya sesuatu yang Allah sudah wajibkan, sudah lah laksanakan tanpa perlu menunggu arahan mahkamah takkan mahkamah lebih ditakuti daripada arahan Allah, sholat kan wajib, kan mesti sholat saja tak perlulah menunggu arahan mahkamah, supaya orang itu sholat, supaya istrinya membawa ke mahkamah Terima kasih. Hai namanya kewajiban bayar hutang ini sudah jadi kalau itu iman mesti ada gerakan begitu ada gerakan dan memakan masa kalau tidak nanti ya kasihanlah orang-orang macam awak kerjanya file yo wow pernahkah di negeri Selangor tahun bila tuh kes Kes perceraian lebih banyak daripada pernikahan pada tahun itu. Pada tahun itu jumlah kes perceraian lebih banyak.

Orang-orang nak perceraian lebih ramai daripada orang nak kahwin. Sedangkan nak kahwin senang daripada nak cerai. Nak kahwin hanya aku terima.

jadi kawin dah nak celah menunggu aduh kan menunggu pengasahan kan gini satu hari dua kadang tunggu pula tak cepat didengar kesnya, tunggulah setahun dua naik turun tangga mahkamah dan minta siapa lagi dah bersidang mahkamah pula yang seorang tak datang pula kan asal-asal akunya jadi loya pada ibunya betul-betul ada kawan jadi kasih kasih pernah ya ya itu jihad lah kata tapi selagi tidak ada usaha untuk memberi kepahaman yang betul ya cara menyekatnya supaya jangan terlalu Sikit-sikit mahkamah Ya Difahamkanlah ugama itu Eh katalah kita Saya punya hutang pada orang lain Saya wajib bayar Orang itu ada hak untuk dapat balik pinjamannya Takkanlah orang terpaksa membawa saya ke mahkamah Nak pastikan saya mau membayar hutang saya Kasian kan yang Arif sepatutnya bila orang mu'min, bila Allah sudah wajibkan, cukup lah, cukup kuat lah tuh takkan rasanya arahan Allah belum cukup kuat untuk menggerakkan hati ini tunaikan kewajiban, kena tunggu mahkamah kasihan, kasihan, betul atau kasihan? dia cerita-cerita gini-gini, ya bapak ya itu awak yang Dengan kerja awak ya gimana Bukan psikikis dia Dan kadang-kadang benda yang Halai Remeh Punca perkawinan pun benda yang Halai Oh, remeh sungguh lah. Remeh, remeh, bintameh.

Baik, dalam ayat ini, jangan masukan, satu yang saya sampaikan, tulisannya bagaimana? Wallahualam dalam Al-Quran itu, walwalidatu. Tulisannya bagaimana? Alwalidatu, contohnya. Tulisan dia Macam ini ke macam ini Tulisannya Macam inikah Atau macam ini Atau Macam ini Macam ini atau macam ini atau macam ini.

Ya. Wal-wal. Kan di itu ada dua alif ya. Walid itu baca panjang. Ada alif lah.

Dat. Itu mesti ada. Sebab ini zaman mu'alim. Walada itu maknanya melahirkan.

Walada yalidu. Walidah itu maknanya perempuan yang melahirkan. Jadi ibu kandung lah.

Ibu kandung dalam bahasa Arabnya walidah. Kalau ibu saja secara umum, tak kira kandung ke apa, umum. Bapak kandung, walid.

Kalau bapak kandung, walid. Kalau abun, itu umum. Bahkan pakcik pun boleh sebut abun. Kalau abah, tak tahu.

Abah-abah lah. Kalau daddy, saya lagi tak tahu. Papi, lagi tak reti.

Papa, itu kedana. Sian jungguh Doanya pun tak bagus Papakedana Mana mana tulisannya disitu Walidat Bukan Al-Walidat Al-Walidah yang pertama, bukan? Kan? Al-Walidah Wahunya tak ada alif, dalnya ada alif?

Yang situ, dalam Quran Yang terakhir Yang terakhir, yang kedua Kedua atau yang ketiga? Nggak, yang dalam Quran Dokter, yang dokter punya? Yang atas sekali Al-Walidah itu yang kedua-duanya tidak ada alif Betul? One yang ini Yang ketiga Kan ada saya tulis tiga itu yang mana Yang ikut Tiga maknanya kedua-duanya Alifnya di Hadafkan Sepatutnya ada alif Ini walid ini isim fail Fa'il, mesti ada alif. Fa'il, ada alif.

Lepas itu, dat, ada alif sebab dia jamak. Mu'anas, kenapalah tidak ada alif. Itulah namanya il-tisok.

Artinya, anak dengan ibu kandungnya ini, melekat. Tak boleh ada jarak. Tidak boleh.

Itu adalah kalau bab Birul Walidain boleh saya jelaskan nanti kenapa dalam ayat lain. Banyak ayat Quran yang menunjukkan kedekatan anak dengan ibunya, orang tuanya, khasnya ibunya, tidak boleh renggang. Hatta jika sekiranya anak dengan ibunya tadi berbeza agama sekalipun.

Banyak sekali. Jadi sangat besar dosanya bila anak berenggang dengan ibu. Menyakiti ibu.

Lebih suka ibunya jauh. Wah dosanya besar. Rasa rimah bila dekat Bila duduk dengan maknya Rimah Rimah Rimah ini Pelat mana rimah Rimah Rimah Oh jadi pelat Pelat pula Rimah Ya Itulah, dan banyak sekali dalam Quran yang menerima apa namanya, ayat-ayat yang disipul yang mendukakan bahwa anak dengan orang tua, khasnya ibu memang mesti ini sungguh pun mungkin tempat tinggalnya berjauhan tidak boleh dielak tapi ini kaitannya dengan kolbiah silah kolbiah hubungan hati, hubungan batin, silah kolbiah itu hubungan batin wajib ish sebab itu dibuang penulisan beli uang dan penjelasan dalam ayat yang lain Itulah jaman sekalian rahasia-rahasia yang ada dalam pemhadhafan, dalam hadhul alif. Jadi ada maklumat yang sebenarnya sangat penting nak disampaikan hanya dengan menghadhafkan alif.

Kalau kita tak nampak benda itu, kita hanya memahami ayat ini dan ibu-ibu dalam menyusukan anaknya 2 tahun. Itu je lah. Jadi kita dapat satu pengajaran, penyusuan adalah 2 tahun Dan diharapkan yang menyusukan itu yang paling up, ball Jadi ibu yang melahirkannya Itulah pengajaran Tapi ada lagi yang lain Yang lebih penting lagi yang boleh dilanggar Masya Allah neraka Alif Dibuang alif itu Mesir yang nak disampaikan oleh Allah dengan membuang alif itu Bila itu dilanggar neraka tempatnya Artinya bila anak Coba menjarakkan dirinya Dengan ibunya Apalagi ibunya Yang melahirkannya dipermalukan Disamanya di mahkamah Menangis ibu itu Ada ke ibu diheret ke mahkamah, di dakwannya itu, di ini. Sedih, sangat sedih.

Tuh, misi yang tak disampaikan oleh Allah, hanya dengan hadhaf alif sebenarnya sangat dasar. Sangat penting. Dan bukan ini saja, dalam ayat yang lain penjelasannya lagi jelas sekali.

Lagi jelas sekali. Baik, dapat difahami ya. Itulah contoh-contoh hadhaf alif.

Mudah-mudahan dapat dimengerti, Wallahuaklam.