Rumah adalah benteng, tempat berlindung, dan pusat kenyamanan bagi setiap keluarga. Berdiri sejak tahun 1965, dimulai dengan kios kecil berukuran 2,5* 2,5 m. Kami telah menjadi pilihan utama bagi pelanggan yang mencari solusi pintu yang tidak hanya elegan, tetapi juga menawarkan perlindungan maksimal. Kami selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk pelanggan kami dengan memberikan after sales yang terbaik. Dengan pengalaman lebih dari 5 dekade, Kenari Jaya terus berinovasi dan membuka cabang-cabang showroom yang tersebar di Indonesia untuk memastikan bahwa setiap rumah dan properti yang menggunakan produk kami merasa aman dan nyaman. Kami berkomitmen menghadirkan kualitas terbaik dan pelayanan memuaskan untuk menjaga kepercayaan pelanggan serta menghadirkan customer service yang dapat Anda hubungi di nomor 081285677070 yang dapat membantu Anda. Kami juga memiliki visi dan misi sebagai acuan dalam membuat langkah-langkah perubahan yang inovatif dan berkelanjutan. Karena kami kenari jaya. symbol of quality ing Hai, Kak, mau daftar seminar dong. Selamat siang. Terima kasih sudah menghubungi Kenari Jaya. Boleh diinformasikan seminar apa yang dimaksud? Ini, Kak, seminar mengenai rumah Jawa. Wah, maaf sekali, Kak. Seminarnya sudah lewat nih. Supaya enggak ketinggalan lagi info seminar-seminar arsitektur, info produk-produk terbaru, dan info promo-promo menarik dari Kenari Jaya. Yuk ikuti akun media sosial Kenarijaya di Facebook, Instagram, YouTube, dan website resmi Kenarijaya di www.kenarijaya.com. Oh iya, download juga aplikasi Kenarijaya di Play Store atau Apple Store di handphone kalian. Kunci aman, keluarga nyaman. Ingat kunci, ingat Kenari Jaya. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera. Shalom. Om swastiastu. Namo buddhaya. Salam kebajikan dan rahayu. Selamat siang Bapak dan Ibu partisipan seminar. Saya Angel dan saya Reisi kami mengucapkan selamat datang di seminar desain 2025 yang diselenggarakan Majalah Arsinesia dan Kenarijaya. Didukung oleh Himpunan Desainer Interior Indonesia atau di singkat HDII Jakarta. Seminar kita kali ini merupakan reaksi atas resesi akibat perang dagang antar negara adik kuasa yang berdampak kepada berbagai produk karya anak bangsa yang sedang berkembang di dunia. Dalam kondisi ekonomi, bangsa yang sedang tidak baik-baik saja ini, para pihak yang terkait, terutama desainer dan arsitek, dituntut untuk lebih kreatif agar inovasi karyanya tetap dapat menembus pasar dunia. Dalam menghadapi tantangan dunia, pekerjaan desain interior, desain produk, dan arsitektur memiliki kiat sejak awal agar pekerja desain tidak boleh berhenti dan kehilangan arah. Dengan konsepsi sustainable design yang matang, para ahli desain dan arsitek membuat karyanya lebih kreatif dan inovatif sehingga memiliki nilai perekonomian yang menarik. Untuk di seminar ini kami ucapkan terima kasih kepada yang terhormat Ibu Ranus Karvia HDI, Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia HDI Jakarta yang berkenan memberi sambutan pengantar pada webinar hari ini. juga kepada para juga kepada narasumber yang pertama yang terhormat Ibu Diana Nazir HDI, praktisi desain interior dan founder PT Artura Insanindo serta kuror pameran desain untuk event di luar negeri. Yang terhormat Bapak Hendro Hadinata, praktisi desain produk dan seni dari studio Hendro Hadinata yang sering mengikutkan karya desainnya pada beberapa kegiatan pameran produk. Yang terhormat Bapak Arsitek Mahardianto IAI, arsitek praktisi dan co-founder atelier Bertiga yang sering mengikuti lomba atau sayembara serta mendapatkan penghargaan arsitektur dan desain. Yang terhormat moderator seminar hari ini, Ibu Tri Hikmawati HDI, desainer interior dan founder PT Talenta Multikreasi Sejahtera atau TMS Kreatif serta Bapak dan Ibu peserta seminar dan pemerhati perkembang desain dan seluruh Indonesia. Tidak lupa juga kepada yang terhormat Bapak Hendra Buntara Syarifudin, co-founder dan CEO PT Kenarijaya Prima, Ibu Sri Mudi Ningsih, pemimpin redaksi majalah Arsinesia, Bapak Henri Syarifudin, Direktur PT Kenarijaya Prima, dan Bapak Bambang Sutrisno IAI, koordinator penyelenggara seminar. Selamat datang dalam seminar sustainable design interior produk arsitektur. Baiklah Bapak dan Ibu sekalian, untuk memulai seminar ini marilah kita bersama menyanyikan lagu nasional Bagimu Negeri. Pamu negeri kami berjanji. kami berbakti negeri kami berani mendeng jiwa raga Amin. Oke. Baik. Halo Ri, apa kabar? Ee kita sudah mengawal kegiatan seminar yang diselenggarakan majalah Asinesia bersama Kenari Jaya selama ini, Reis. Semoga manfaatnya tetap dirasakan oleh masyarakat yang ingin mengetahui tentang peran desainer dan arsitek peserta karya mereka ya, Reis. Iya. Iya, Angel. Informasi tentang desain interior, arsitektur, dan desain produk yang terus berkembang selalu menarik karena kita akan disugui bentuk-bentuk baru dan ikonic. Nah, kali ini seminarnya tentang desain yang akan membahas upaya para desainer dan arsitek dalam menghadapi tantangan ekonomi dan kreativitas yang dapat terhambat akibat resesi perdagangan dunia akhir-akhir ini nih, Rece. Wow, sangat menarik ini karena para peserta webinar ingin sekali mengetahui apa sebenarnya yang akan dilakukan dengan pendekatan sustainable design untuk bidang interior, arsitektur, dan desain produk. Oke, kita akan mendengarkan pengalaman dari para arsitek dan desainer yang memiliki karya dibuat dengan konsep sustainable design, yaitu desainer interior Diana Nazir HDIi, desainer produk Hendro Hadinata, dan arsitek Mahadianto IAI. Kalau begitu kita ikuti segera seminarnya untuk mendapatkan informasi dan pengalaman dari para desainer yang sangat berharga bagi pelaku jasa desain ini di Indonesia. Yuk, kalau gitu kita ikutin aja seminarnya nih, Re. Semoga ilmu dan pengetahuan kita bertambah lagi, ya. Baiklah, sekarang kami sampaikan informasi bahwa seminar ini bisa disaksikan juga melalui live YouTube Kenarijaya. Kemudian materi narasumber akan dibagikan kepada peserta dan dikirim bersama sertifikat seminar melalui email yang sudah terdaftar. Kehadiran peserta sudah tercatat saat pendaftaran sehingga tidak perlu absensi lagi. Dan disediakan door price berupa 5 buah gelas stainless steel dan lima buah jam meja dan kulit. Kemudian satu set handle pintu lengkap Ken dari Kenarijaya. Kini kami mengundang koordinator penyelenggara seminar Bapak Bambang Sutrisno IAI untuk menyampaikan kata sambutannya. Kepada Bapak Bambang kami persilakan. Baik. Makasih. Asalamualaikum. Langsung ya. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera. Om swastiastu. Namo buddhaya dan salam kebajikan. Bapak, Ibu sekalian, atas nama penyelenggara seminar saya juga mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran seluruh peserta dan narasumber. Semoga niat kami membantu mengenalkan peran desainer dan arsitek serta karyanya tetap memberi manfaat bagi profesional, akademisi, masyarakat pengguna jasa, para ahli, dan ee masyarakat luas untuk memperoleh informasi dan inspirasi tentunya. Bapak, Ibu sekalian, tiga narasumber dari keahlian bidang desain interior, arsitektur dan desain produk akan berbagi ilmu dalam seminar yang berjudul Sustainable Design pada karya interior, karya desain produk, dan karya ee arsitektur. Mereka akan berbagi pengalaman dalam memajukan produktivitas karyanya. dengan pendekatan desain yang berkelanjutan. Masing-masing berusaha memajukan karya yang lebih baik dan mampu bersaing untuk memenuhi kebutuhan pasar global yang semakin ketat. Inilah yang membuat webinar ini mungkin menarik. Tak lupa saya juga mengucapkan selamat datang kepada Ibu Ranuskaria HDI, Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia Jakarta. Kemudian kepada para narasumber di sini ada Ibu Diana Nasir Hdi desainer interior dan Bapak Mahadianto IAI arsitek muda ini. Kemudian ada Pak Hendro Hadinat desainer produk dan art. Tidak lupa kepada moderator yang akan memimpin ee webinar hari ini, Ibu Tri Hikmawati HDi kami ucapkan terima kasih atasediaannya memberikan pengalaman terutama dalam menerapkan pendekatan secara sustainable desain di bidang desain interior, desain produk, dan arsitektur. Kata keberlanjutan di sini yang mengundang pertanyaan dan keinginan keingintahuan para pemerhati webinar yang bergerak di bidang jasa desain dalam menghadapi kondisi ekonomi kreatif yang penuh tantangan. ini terbukti dengan cukup banyak ee dari peserta yang mendaftar pada webinar kali ini. Untuk itu kami mohon perkenan Ketua HDI, Ibu Ranusvia, sahabat kami untuk memberi pengantar kepada seminar yang cukup unik hari ini. Sekian dan terima kasih. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Baik, terima kasih Pak Bambang untuk kata sambutannya. Selanjutnya kita ikuti sambutan pengantar seminar dari Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia HDI Jakarta, Ibu Ranu Skarpia. Silakan, Ibu Ranu. Ya, terima kasih. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ee selamat siang. Yang saya hormati Bapak Hendra. ee Syarifudin Dirut ee Kenarijaya eh Ibu Sri Muriningsih Pimpret Majalah Asri Nesia Bapak Henri Syarifudin Direktur Kenarijaya Bapak Bambang Sutrisno koordinator pelaksana webinar dan tak lupa juga untuk narasumber hari ini Ibu Diana Nasir Masayang, Pak Hendro dan moderator kita Ibu kalau kita berbicara tentang sustainable dan berkelanjutan. Definisi kata sustainable itu sendiri ee mengacu pada kemampuan untuk mempertahankan suatu keadaan atau proses yang dilakukan sebelumnya. Menurut eh American Institute of Architect, Sustainability berkelanjutan adalah kemampuan masyarakat untuk bertahan hidup dengan menggunakan sumber daya alam yang mereka miliki tanpa perlu menghabiskan ataupun menggunakan secara berlebihan di mana sistem yang mereka gunakan membutuhkan sumber daya tersebut. Istilah berkelanjutan mulai berkembang dan diterapkan hampir di setiap aspek baik secara lokal maupun skala global. dari berbagai kurun waktu yang nantinya konsep ini melatar belakangi semua aspek kehidupan dari sosial, ekonomi, komunitas dalam hal mendesain. Tiga pilar dari sustainability yaitu berkelanjutan ekonomi, berkelanjutan lingkungan, dan berkelanjutan sosial. ini menjadi salah satu konsep di mana kita dalam mendesain baik itu di interior, arsitektur walau dan di desain produk menjadi satu tujuan penting untuk kita dapat berkreasi menghasilkan desain yang ee sangat menarik atau memang akan sustain. Senior desainer Ibu Diana Nasir yang sudah berpengalaman di berbagai objek interior akan memperlihatkan kiat menghadapi tantangan pemasaran karya beliau dalam mendesain dan yang perfect dan modern. Masayang dari IAI arsitektur juga berpengalaman membuat arsitektur yang ikonik di tengah lingkungan padat dan terbatas. Mas Hendro dari Asosiasi Desain Produk Indonesia mempunyai prinsip ee hampir tidak ada desain produk yang berulang sama persis sehingga upaya menjadikan strategi berkelanjutan pada desainnya selalu ada dan menjadi unggulan setiap produk. Mungkin saya tidak akan berlama-lama dalam apa memberikan keyword untuk webinar hari ini. Kami atas nama HDI HDI DKI Jakarta mengucapkan terima kasih atas kesempatannya yang diberikan oleh Bapak Bambang, Pak Hendra dan Kenarijaya maupun Asrinesia ee atas kerja sama dan kepercayaannya. Dan mungkin di sini kami akan HDI akan men-spill sedikit beberapa program yang akan datang. Sepertinya mungkin rekan-rekan dari arsitek atau interior maupun desain produk kami mengajak ee kita dapat berkolaborasi dalam program kami di Jakarta Interior Desain Festival pada bulan Oktober nanti. Ee itu menjadi salah satu ee apa apa namanya? program nasional kami Hadi Jakarta dan kita tunggu kolaborasinya dari rekan-rekan asosiasi IAI dari IDPPI dan rekan-rekan semua. Terima kasih. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih Ibu Ranus Karvia. Semoga informasi dan pengalaman para ahli desain dalam memajukan karya anak bangsa ini dapat memberi inspirasi berharga bagi dunia desain interior, arsitektur, dan desain produk di Indonesia. Baik, Bapak dan Ibu peserta seminar, marilah kita masuk dalam kegiatan seminar desain ini. Sebelumnya kami bacakan untuk tata tertib seminar. Yang pertama, mohon mute mikrofon dan mematikan video. Yang kedua, pertanyaan disampaikan melalui ruang chat. Yang ketiga, pertanyaan terpilih akan mendapatkan hadiah door price. Dan yang keempat, bertutur kata dan berpakaian dengan sopan pada saat seminar. Kini kami undang moderator seminar, Ibu Tri Hikmawati HDI untuk memimpin seminar. Sebelumnya kami akan membacakan profile singkat beliau. Tri Hikmawati HDII sebagai praktiksi desain interior pendidikan S1 Arsitektur Universitas Indonesia di Indonesia S2 Magister Interior Desain London Metropolitan University di UK Pengalaman Organisasi Himpunan Desain Interior Indonesia atau disingkat HDI Pengalaman Profesional Tahun 2012 Interior atau exhibitor exhibition desainer untuk KBRI London. UK tahun 2013 sampai dengan 2019. Dosen program studi Desain Interior Departemen Arsitektur Universitas Indonesia tahun 2014 hingga sekarang founder dan desain interior of TMS Creative. Kemudian seminar dan talk show di tahun 2021 beliau sebagai MC dan moderator APSDA international webinar HUD HDI 38 di tahun 2021 kembali menjadi moderator design for tomorrow 2021 interaction between interior furniture design. Kemudian di 2021 kembali menjadi MC dan moderator di Road to GIDF, The establish the establishment of collaborative interior space di Indobtech ICBSD. Kemudian di tahun 2023 sebagai moderator creative talk Apurva Campin Nusa 2 Bali kearifan lokal Indonesia dalam desain hotel di Universitas Indonesia di tahun 2023 sebagai narasumber Love Unity Respect. Monstra Monsra Design Ball Exhibition di Nehahhaub Cilandak Jakarta. Dan di tahun 2024 sebagai narasumber coordinating interior design with construction management diis forum GXPO Kemayoran Jakarta. Baiklah, tanpa berlama-lama lagi kepada Ibu Tri Hikmawati kami persilakan memimpin jalannya seminar hingga selesai diakhiri pembacaan kesimpulan seminar. Kami persilakan Ibu Tri. Terima kasih MC Angel dan Resi atas perkenalan saya. Saya langsung mulai saja. E asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ee bagi dunia industri, bagi dunia industri dan jasa arsitektur dan desain ee salah satu cara mendapatkan desain dan produk yang lebih menarik dan inspiratif untuk menembus pasar dilakukan dapat melalui dengan sustainable design yang dipersiapkan sejak awal. Para ahli kami di side interior Budi Diana Nasir H. Desain produk Hendro Hadinata dan arsitektur Pak Mahadianto yai bisa melakukan inovasi kreatif agar ada kemajuan pemikiran dalam mendapatkan hasil karya yang lebih memenuhi kebutuhan pasar. Nah, hal ini akan lebih dalam dibahas oleh para ahli di webinar hari ini. Nah, selamat datang dan terima kasih para ahli sudah hadir di acara. Ee mari kita mulai dengan sambut pembicara kami yang pertama, Senior Desainer Interior, Ibu Diana Nasir HDI. Ee beliau saya bacakan dulu, beliau adalah praktisi desain interior dengan latar belakang pendidikan desain interior Universitas Trisakti. Pengalaman organisasi di Himpunan Desainer Interior Indonesia HDI Jakarta. Pengalaman profesional 1992 hingga kini. Direktur Desain PT Artura eh Insanindo 2015-2020 konsultan direktur kreatif kasa Brafakasa, MRA. 2020 creator produk UMKM oleh Dinas Industri Perdagangan Pengusaha Kecil Pemerintah DKI Jakarta 2019-2023. Kurator dan direktur artistik produk UMKM Brilliant Preneur seminar dan talk show em 2007 hingga dan 2019 pengarah Venis Art Pianale untuk pavilion Indonesia 2009 hingga 2024 pengarah festival tahunan Indonesia Contemporer Art and Design ICAT penghargaan 2010 nominasi Asia Pasifik Inter Design Banel Award category Hotel di Edge Pelly 2010 HDI Award kategori komersil untuk Garuda Executive Launch Bandara Soekarno Hatta 2014 Rumah Award Most Inspiring Architects and Designer Category 2023 Asri Award keempat mitra setia yang berjasa. Kami persilakan Bu Diana untuk mulai memaparkan presentasinya yang berjudul Konsep Keberlanjutan pada Desain Interior. Silakan. Terima kasih Mbak Tri ee juga Mbak-mbak MC yang cantik. Izin dan eh berbahagia sekali bisa satu layar dengan eh Ibu Tri, Ibu Ranu eh Mas Hendro, Mas Yayan, dan Mas Bambang. Eh kami mulai saja ya. Saya coba eh share screen di sini. Apakah sudah terlihat? Oke, sudah terlihat ya. Sudah. Saya masih kecil. Oh, masih kecil ya. Iya. Coba ya saya ulang lagi ya. Oke, sudah besar. Oke. Oke. Sudah aman ya? Aman. Oke, ini ee kami masing-masing pembicara diberi waktu 25 menit. Saya berusaha menyampaikan mungkin ee ee lebih lebih ee fleksibel tapi nanti kalau ada yang tidak jelas ee bisa ditanyakan pada akhir ee acara. Oke. Ee ini judulnya yang diberikan sustainable design. Eh, tapi saya diminta berbicara untuk spesifikasi mengenai interior desain. Jadi eh profesi interior desain ini kalau di sustainable design agak kejepit sih antara arsitek dan desain produk. Kadang-kadang kami interior desain harus menerima desain arsitektur atau sipil yang sudah jadi. Jadi eh kita harus agak-agak fight untuk bagaimana membuat sustain ruang interior ee dengan ee istilahnya ee diberikan arsitektur sedemikian rupa. Oke, kita mulai ya. Oke, sebetulnya kita ngomong dulu eh apa sih sustainable design? Eh, tadi Bu Ranu sudah ngomong panjang lebar. Sebetulnya saya di sini bukan sebagai ahli atau profesor untuk sustainable design, tapi saya seorang praktisi yang sudah menjalani lebih dari tiga dekade untuk mendesain. Eh, untuk nyari eh arti sustainable design mungkin kita bisa eh chat GBT atau buka kamus dan lain-lain. Nah, tapi saya berusaha merangkum sedikit ee kata-kata di sini. Jadi, yang ee saya tebalkan di sini mungkin yang kata kuncinya. Jadi eh creative approach. Jadi sebagai desainer kita akan melakukan pendekatan kreatif. Jadi bukan hanya bagaimana ini itu ini itu, tapi pendekatannya tuh harus kreatif. Jadi bagaimana untuk mengurangi efek negatif di dalam alam, tapi juga kita ee mendorong adanya ee sosial, keadaan sosial. Dan terakhir itu adalah harus ee kesehatan dalam bidang ekonomi itu long term jangka panjang ya. Seperti tadi ini mungkin sama M Buanu bilang nih. Eh jadi to meet the needs of the present without compromising the ability of future. Jadi sebenarnya kita kerjakan itu sekarang, tapi bagaimana supaya tidak merusak masa depan. Jadi nanti anak cucu kita ee tidak terganggu masa depannya dengan apapun yang ee kita kerjakan sebagai desainer dan tidak merusak. Oke, masih terlihat ya. Oke, jadi eh prinsipnya dalam eh saya mendesain itu adalah eh untuk mencapai sustainability adalah satu material, dua energy, ketiga durability dan reusability, ketiga local communities dan ethical labor practice. Saya akan cerita sedikit-dikit eh karena kalau kita ngomong sustain selalu bilang, "Oh, nih material sustain materialnya eo." Sebetulnya sustainability itu bukan hanya material, tapi banyak-banyak hal lagi yang kita sebagai desainer harus juga aware terhadap itu. Oke. Oke. Material. Oke, di material ini kita sebagai desainer bertanggung jawab untuk membuat spesifikasi daripada material apa yang akan dipakai ee sambil kita tetap harus berpikir apakah itu tetap stylish dan apakah ruang kita desain itu tetap sehat. Kadang-kadang kalau kita tidak berpikir kreatif, kita hanya langsung pilih pilih, pilih, pilih, tapi jadinya kok biasa saja. Jadi ee tugas desainer ini agak berat. kita harus tetap berpikir lebih 360 bagaimana memilih eh spek itu bukan hanya dari oh warnanya bagus, oh teksturnya lucu. Nah, ini PR buat kita semua tapi tetap kita pilih itu speknya jelas dan jadinya ruangnya adalah tetap bagus. Ini ada beberapa contoh material yang saya sering pakai juga seperti bambu karena di sangat cepat tumbuhnya ee dan juga ee bisa diperbarui dengan cepat, tumbuh dengan cepat. Kemudian kok ini kalau dibuat itu tidak merusak pohon-pohonnya. Ee reclame wood ini adalah kita menggunakan ulang dari kayu-kayu tua ya. Jadi kita bisa ee membuat sesuatu karya atau produk dari kayu tua. Eh kemudian beberapa material yang bisa diyle seperti kaca dan metal. Dan juga yang pas yang dari alam itu selalu adalah batu-batuan. Nah, sekarang yang sangat-sangat lagi sedang diekspose adalah organic textile. Oke, energi ee energi ini yang suka kadang-kadang kita lupa. Jadi ee bukan hanya material yang kita bisa pegang, bisa kita rasakan, tapi energi ini ee kita harus pikirkan mengenai sustainability-nya. Jadi, harus dipakai dengan efisien. Jadi kita harus punya kesadaran untuk berstrategi sedikit mungkin energi yang kita pakai. Jadi ee supaya impact-nya eh waktu kita mendesain sesuatu yang keren tapi eh functional space tapi tidak ngabisin energi yang banyak. Di sini subjeknya ada dua, yaitu eh yang kita selalu eh harus berhitung adalah lighting dan ventilasi. Jadi pencaha tata cahaya atau pencahayaan dan tata udara. Makanya sekarang kita selalu bilang, "Oh, ini berapa ee energinya? Berapa pakai watt-nya?" Ee kita harus pakai LED dan juga udara. Ee AC-nya berapa yang dipakai energinya atau enggak usah pakai AC deh. Nah, jadi ini bab energi ini kita ee perlu banget ee untuk ee apa ya? dihitung. Oke, kita lanjutkan. Durability dan reusability. Nah, ini ee perlu juga. Jadi kalau ini ketahanan lama ee ketahanan barang itu yang istilahnya kualitasnya baik. Kadang-kadang kalau kita buat spek ee kliennya membatasi yang segini deh budgetnya terus kita nyari kain yang murah atau nyari material yang murah yang ada tidak ada 6 bulan setahun tahu-tahu ee rusak akhirnya harus beli lagi. Jadi ada kadang-kadang material yang harus kita beli di awal dengan harga yang lebih mahal tapi bertahan lebih lama. Kemudian yang barang-barang bisa dipakai lagi ee jadi bisa furniture atau elemen dekor. Jadi kadang-kadang kalau kita merenovasi satu ruang kita amati dulu ee ada beberapa yang masih kita bisa pakai lagi enggak? Mungkin kita hanya e misalnya kursi kita bisa hanya refinishing, ganti warna, ganti uphol-nya atau eh kita pakai eh beberapa vintage item dari koleksi untuk didekor ulang. Sori agak lama. Nah, local communities dan ethical labor ini juga menjadi catatan dalam projek-projek saya. Jadi eh sebisa mungkin kita memakai material lokal. Eh kemudian eh di bawahnya adalah eh cultural identity. Ini juga saya selalu terapkan di dalam projek-projek saya. Jadi itu berbau istilahnya ee apa karakter khas dari masing-masing daerah itu selalu kita buat ada di dalam interior kita. Jadi eh selalu kita bekerja sama dengan artisan dan local makers. Kemudian circular economy practice. Jadi dengan kita memanfaatkan local communities dan kekuatan dari sekitar ee area, kita akan membuat ee perputaran ekonomi yang ee yang menarik ya. Jadi ee kita juga menolong menolong di sekitar untuk ee ee benar-benar ee apa ya ee titik enggak ke mana-mana gitu loh, enggak jauh-jauh istilahnya tetangga atau sekitar kita dari proyek kita semuanya mengalami keuntungan ekonomi. Kemudian eh community engagement and education ini adalah next-nya. Jadi kita selalu berusaha eh memberikan ee nilai lebih kepada komunitas di sekitar. Ee jadi kerja sama desainer dengan ini adalah sangat-sangat apa diperlukan. Oke. Oke. Saya akan bercerita di sini sedikit mengenai hal-hal yang saya kerjakan yang eh bagaimana saya menerapkan sustainability di project-projject. Jadi, project yang saya tampilkan di sini adalah eh tiga jenis project, yaitu exhibition, museum, dan resort. Jadi, kalau kita bilang em eh sustainability misalnya hanya di eh proyek hotel atau proyek ini tidak eh istilahnya itu bisa dipakai di semua project. Tapi kesempatan kali ini saya hanya akan bercerita pada tiga jenis project. Ee kalau rumah tinggal saya tidak ee ee present. Saya pikir ini ee adalah ee apa ee lebih lebih ke commercial project. Oke, exhibition yang pertama nih saya akan bercerita mengenai exhibition. Mungkin exhibition adalah sesuatu yang sifatnya adalah lebih apa ya lebih bukan sesuatu yang kita bisa lihat. Ee artinya sesudah sesudah apa? itu sudah tidak terlihat lagi ya. Maaf ini saya ada kesulitan mengkliknya. Ee apakah terlihat? Oke. Jadi bagaimana exhibition design itu yang sustain? Jadi ada beberapa desain prinsip menciptakan eh design exhibition yang sustain. Satu, reduability. Jadi semua material atau komponen itu dibuat modular portable dan bisa dipakai lagi dipakai ulang pada pada pameran selanjutnya. Sstate mungkin kita bisa memakai material yang bisa diperbarui yang recycle dan upcycle. Adaptability adalah misalnya partisi eh dan display element bisa direkonfigurasi buat eh space atau eh size yang berbeda-beda. Jadi ini peran desainer eh ini banget ya maksudnya eh harus benar-benar ee mendalami sekali desain ini. Oke. Oke. Saya memberikan tiga contoh exhibition ini. exibion yang pertama ee yang menggunakan sustainable material ini yang kita desain ini ee luasnya sekitar 1.000 eh m² eh pameran arsitektur. Eh di sini kami membuat suatu layout layout yang memenuhi eh keperluan untuk conference, kemudian ee ada juga untuk eh gathering, dan ada juga beberapa materi-materi yang akan dipamerkan termasuk karya-karya dan buku. Oke. Nah, ini beberapa hal yang kami lakukan untuk eh kasus eh exhibition nomor 1 ini. Jadi, eh material utama yang kita pakai adalah eh cok ini eh compost board panel seperti ini dan kami ee bekerja keras untuk membuat suatu ee kreativitas di mana semua material yang dipakai untuk membangun pameran ini bisa dipakai lagi. eh board ini dengan ukuran standar 12240. Kita membuat apapun yang diperlukan dalam pameran ini ee masuk ke ukur ukuran moduler itu. Jadi tidak ada yang memotong atau memakai ee ukuran-ukuran yang berbeda. Ee bisa dilihat di sini ada partisi ya untuk pamerannya. Kemudian ada beberapa meja display. Kemudian backdrop atau background dari panggung. Ee kemudian beberapa boot untuk ee buku, rak-rak buku dan juga beberapa keperluan untuk desain grafis ataupun signage. Semuanya kita memakai material yang sama, tapi kita karyakan sedemikian rupa dengan ee apa ya? Dengan kendala dan dan ee spesifikasi dari material itu sendiri. Oke, ini ee beberapa foto ee pameran itu ya. Bisa dilihat di sini gambar yang di kiri itu partisi itu terbuat dari material yang sama. Ini ada ee boot atau corner untuk penjualan buku-buku arsitektur. Kemudian kalau yang di kanan bisa dilihat paneling tempat kita memberikan informasi semuanya juga terbuat dari material yang sama atau yang di bawah kalau dilihat adalah rak-rak dan panel-panel e untuk fotografi semuanya mempergunakan ee material yang sama. Jadi ini salah satu contoh di mana pameran itu eh kita memakai e material yang memang recycle. Ini contoh kedua apa yang kita lakukan untuk exib juga. Eh, ada kata kuncinya adalah reusability dan adaptivity. Yang kita pakai di sini adanya modular structure, multifunctional element, dan juga efficien circulation dan material and system. Eh, istilahnya yang diberikan di sini oleh klien cukup cukup sulit karena kita harus membuat boot untuk 1000 brand. Jadi karena angkanya 1.000 itu ee lumayan banyak ya, 1000 brand. Ee kemudian satu brandnya hanya mendapat jatah 2 * 2 m. Jadi ini kasusnya agak berbeda dengan ee ee pameran yang pertama tadi ya. Oke. Nah, ini yang kita lakukan. Mungkin kalau orang sering ee ee berpameran atau desainer yang membuat pameran buat ee ee hal-hal seperti ini pernah mendengar istilahnya adalah boot R8 yang standar itu. Nah, kita tidak membuat seperti itu. Kita membuat desain khusus yang baru dengan modul 2 * 2. Dan ini begitu di dikalikan dibuat ee oke ini satu kelompok 4, satu kelompok 8, satu kelompok 16. perpaduannya adalah seperti ini. Jadi, ya kemudian ee tiang-tiang di sini semuanya bisa dipakai lagi, disimpan dan dipakai lagi. Kemudian ee kain di sini juga semua disimpan dan bisa dipakai lagi. Jadi ee yang kita lakukan di sini adalah eh sustainability di mana material di sini atau ee komponen-komponen di sini dipakai lagi untuk pemayaran selanjutnya. Oke. Nah, ini dari framing itu kita bisa buat beberapa beberapa desain. Jadi, ee eh tergantung kreativitas kita desainer masing-masing. Ini yang terjadi fotonya kalau bisa dilihat di sini ee dengan 1000 brand ee di mana kita juga memikirkan sirkulasinya dan di mana setiap brand bisa mendisplay produknya dengan baik tentu dengan space yang cukup walaupun hanya 2* du tapi dia tidak tidak buntu ya jadi satu sama lain juga bisa berkesinambungan. Nah, ini dari view yang lain kalau dilihat di sini ee betapa ee walaupun banyak tapi informatif dan tapi menjadikan tempat berbelanja yang menyenangkan. Kasus yang pertama dengan kasus kedua ini berbeda. Semua dengan inquiries yang berbeda-beda. Di mana kita desainer interior harus berpikir bagaimana bukan hanya mendesain yang baik, tapi bagaimana mendesain yang dalam hal ini adalah sustain-nya adalah bisa dipakai lagi enggak barangnya bisa dipakai lagi enggak gitu ya. Jadi ini yang kami usahakan dan kita berdiskusi dengan ee kontraktor bagaimana supaya ini nanti penyimpanannya di gudang ee juga aman untuk dipakai lagi. Oke. Oke. Ini waktunya sudah berapa menit lagi ya, Pak? Tadi belnya 10 menit. 10 menit. Oke, kita buat ya. Dan ini ee exhibition yang terakhir ini adalah ee yang kita lakukan di ICAT 2002. Jadi ini adalah ee mengenai e suability juga ini ada beberapa teman desainer yang ee terlibat di sini. Ada 10 desainer yang menyulap satu kamar hotel menjadi ruang pamer yang ee jadi mereka tuh dapat soalnya dari kita adalah ee bagaimana maaf ini agak susah ngekliknya. Oke. Bagaimana ee membuat satu ruang hotel kalau seluruh material yang di hotel ini dalam kamar ini adalah sustain? Ini teman-teman dari Playo, dia mengajak 10 brand di sini. Jadi dia benar-benar e menyulap satu kamar hotel mulai dari selimutnya, dindingnya, eh rope buat tamu, semuanya adalah dari material sustain. Oke, ini agak macet-macet. Maaf ya, Bos. Dilihat di sini sampai kursi-kursinya. Oke. Oke. Ini sisi yang lain ini ada sampai artwork-nya semuanya bisa dilihat wallpaper-nya eh materialnya dan lain-lain. Ini saya kasih di sini list eh dari eh brand-brand yang eh semuanya sustainable material mulai dari wallpaper dan lain-lain yang terlibat dalam pembuatan di sini. Oke, saya lanjutkan. Oke, museum. Eh, oke, ini proyek selanjutnya. Oke, ini kebetulan eh sedang under construction. Mungkin saya buat cepat aja, takut waktunya habis. Ini adalah eh satu museum eh arsiteknya adalah eh Yori Antal. Kebetulan saya mendesain interiornya. Di sini semuanya benar-benar memakai material untuk interior yang sustain dan kita hanya memakai tiga konsep warna yaitu batu andesit, terakota, dan kayu. Bisa dilihat di kanan adalah arsitekturnya ee terlihat itu benar-benar ee sesuatu yang sesuai dengan alam. Jadi semuanya batu Batak ini di Muar Jambi. Jadi ee kalau boleh dilihat Moro Jambi adalah satu area yang di mana terdapat candi-candi yang ee sudah ini besarnya 20 kalinya area Candi Borobudur. Jadi sangat-sangat besar ee arsitekturnya. Kebetulan dengan Mas Yori juga dibuat menjadi semuanya adalah ee dari batu bata dan di daerah Jambi itu pengrajin batu bata adalah dari lingkungan sekitar. Oke, kita lanjut. Nah, saya hanya bisa memperlihatkan beberapa spot aja karena waktu yang terbatas. Ini salah satu contoh mood boarding daripada tiketing areanya. Ee kemudian ini kalau boleh dilihat ee semuanya pun batu bata ee warnanya pun semuanya terakota. Backdrop di belakang itu pun saya membuat ee terakota, mangkok-mangkok terakota sebagai elemen estetis dan counternya ini terbuat dari konkrit. Jadi sesuatu yang memang memang sesuatu yang ee tahan lama dan ee mudah dipelihara. Ini adalah ee salah satu ruang pertama dari museumnya. Ini mungkin teman-teman bisa lihat museum ini mungkin akhir tahun nih sudah jadi. Kalau dilihat di sini juga semuanya ee sangat-sangat ee deep eh dan semuanya ee dekat dengan alam. Termasuk eh artbook ini, batik ini adalah kita ambil dari lingkungan sekitar. Ini salah satu ruang pamerannya juga ee di sini kalau dilihat walaupun ee kita memakai teknologi tapi semua pedestal, semua display ee kita buat dari batu kalau dilihat di sebelah kanan gitu dengan dengan ee koleksi artefak yang dari emas pun di bawahnya kita buat dari batu. Lampu-lampu kita buat dari bambu ini juga saya kerja sama dengan beberapa desainer produk ee untuk mendesain ee beberapa ee benda-benda khusus untuk display ini. Ini ada dari sisi yang lain ee boleh dilihat ini benar-benar ee batuknya apa ee displaynya semua untuk mengangkat daripada benda-benda dalam museum itu. Oke. Nah, ini ada beberapa di museum itu yang ee merupakan ruang bukan ruang pamer tapi seperti lounge, ruang komunitas dan lain-lain. Ini kalau dilihat interiornya adalah ee lebih apa ya lebih seperti homi. Di sini pun eh kita memakai mulai dari furniture, dinding, dan lain-lainnya semuanya adalah memakai e material sustainability. Dan yang ee khas yang karakter adalah kita memakai panel-panel itu dengan motif dari batik khas dari Jambi. Oke. Nah, ini beberapa motif Jambi yang ee seru banget. motifnya adalah motif Sungai Batanghari, kemudian ada motif eh Angsoo. Jadi kami dari tim eh eh interior kita mengelola secara desain grafis dengan e komunitas di sana untuk mengangkat ee pola-pola ini. Oke, berapa menit lagi, Pak? Lima menit. Oke, ini terakhir resort. Jadi kalau kita mendesain ee saya memberikan ee contoh eh di sini ee dua buah resort yang pernah kami ee desain. Salah satu ini adalah di perkebunan kopi di Losari. Di sini eh kami menikmati sekali sustainability dari A sampai Z karena bangunan-bangunan yang ini adalah memakai bangunan-bangunan asli atau bangunan antik dari Indonesia. Jadi sama sekali tidak ada bangunan baru, tapi bangunan-bangunan rumah zaman dulu gitu ya. Jadi di sini ee kita ee melihatnya sebagai ee responsibel terhadap ee lingkungan dan ada juga historically valuable-nya. Oke. Nah, interiornya seperti ini. Jadi, yang tadi saya arahan pertama itu kita bilang vintage seperti apa nih. Semua eh adalah eh furniturnya adalah furniture zaman dulu saja. Jadi, dari dulunya. Tapi kita touch up lagi. Kita buat yang robek rotannya dibetulin, kemudian uphol-nya di diperbarui. Jadi jauh dari jauh dari modern. Tapi eh ini bagian dari sustainability. Oke, nih dilihat dari sini ya ee enggak ada AC ya. Kemudian yang perlu pas desainer masuk, interior desainer masuk adalah kita mengatur eh lighting sedemikian rupa supaya baik dan juga ee apa? hemat energi. Nah, terakhir eh menit terakhir eh ini adalah resort lain lagi. Jadi kalau dilihat project yang saya kerjakan itu eh apa ya? E perbedaan cukup kontras. Ini resort yang kedua adalah di Uluwatu. Eh, dia lebih ke private villa yang luxury. Di sini juga banyak sekali arsiteknya menggunakan material-material yang sustain. Jadi, saya juga meneruskannya dalam interior ee lebih-lebih mudah. Oke. Eh, nah kalau dilihat di sini ini adalah reception-nya terbuka, tidak ada AC. Jadi otomatis ini lebih eh hemat hemat energi. Ee kita menggunakan material eh eh recllaim wood ini jadi kayu yang digunakan lagi. Jadi eh meminimalisir kemudian karakter dari kayunya sendiri menjadi unik karena kita bisa lihat ee apa pola-polanya ee dan dia tahan terhadap cuaca. Ya, kita tahu kalau kayu kan memang pohon dari luar. Nah, di sini semua kita lihat mulai dari apa sofanya atau stoolnya, mejanya, semua terbuat terbuat dari ee reclim wood. Oke. Nah, yang terakhir ini di resort yang sama cuman kita mau menggunakan sesuatu yang agak kontras materialnya. Tapi ini juga recycle bukan kayu. Ini HDPE mungkin eh teman-teman sudah tahu semua. Jadi ini tahan UV, chemical resistance-nya juga bagus, tahan cuaca eh ecoofriendly, non toksic dan lain-lain. Jadi ee kita menentukan titik-titik ee di mana kursi ini diletakkan, memilih jenis anyamannya, memilih warnanya. Nah, jadi kalau dilihat di sebelah kiri itu adalah tampak atas dari resort di mana eh banyak sekali memerlukan ee kursi-kursi outdoor. Nah, ee ini di kalau di gambar ini terlihat tiga jenis sebetulnya yang kita sediakan di sini banyak sekali dan material ini benar-benar tahan lama, tahan angin, tahan cuaca ee ee dan durability tinggi sekali. Cuman memang pernah kejadian begitu alamnya agak ngamuk ee angin lagi menggila, kursi ini sempat terbang dari lantai bawah ke lantai atas. Jadi mungkin teman-teman desainer produk nanti Mas Hendro saya kasih PR ee minta kursi outdoor yang enggak yang enggak enggak terbang oleh angin ya. Jadi ee ini kadang-kadang materialnya sudah oke, tapi kalau secara desain dia ee ee tidak bisa ee kuat itu juga bisa terhempas oleh oke mungkin ee saya lebih ke membuat Ya, Bu Diana mohon maaf tadi agak ke-freeze. Oke. Jadi mungkin saya build design, sustainable designer. Jadi saya rasa ee kalau kita ribut atau hanya berdiskusi eh mengenai desain yang sustainable tapi sebetulnya desainer harus sustainable juga. Sama seperti majalah ASRI eh sustainable media ataupun Kenarijaya adalah sustainable. Saya dengar tadi di awal tahun 1965. Nah, mungkin eh ekosistem ini harus kita jaga sama-sama. Karena kalau kita mengerti mengenai sustainable design tapi kita tidak punya project sebagai desainer, itu juga jadi masalah. Jadi, tidak akan terjadi sustained itu juga. Jadi, eh saya terima kasih sekali untuk ee untuk kali ini. Saya bekerja sama juga dengan Kenari Jaya sebagai produk yang sustain. Kemudian eh ASRI sebagai media yang sustain juga HDII sebagai ee satu komunitas yang juga sustain. Mungkin itu dulu dari saya karena waktunya sudah habis ya. Terima kasih Mbak Tri. Makasih. Wah, seru-seru banget ya proyeknya. Sayang banget waktunya terbatas ya Bu Diana. Tapi terima kasih Bu Diana ee telah membagi wawasan dan pengalamannya. Nah, mungkin selanjutnya kami sambut langsung pembicara berikutnya, desainer produk Pak Hendro Hadinata. Beliau itu adalah praktisi desain produk dengan latar belakang pendidikan desain eh industrial Universitas Indonesia Unggul Jakarta. Pengalaman profesional dari tahun 2016 hingga kini eh merupakan founder Studio Hendro Hadinata. Pameran karya dari 2014 hingga 2024 mengikuti kegiatan pameran Ivina Bintaro Design District Salone Satelite Jakarta Fashion Week Casa by Bravakas Casa Indonesia Mosaik atau Index Indonesia IFT Tokyo, Selected Talent Indonesia Trade Expo, IndobiluTech Fashion Link Gallery Exchange, dan Mezon Object Paris Backcraft. Wah, banyak sekali pameran karyanya. kami persilakan Pak Hendro untuk mulai memaparkan presentasinya yang berjudul Perkembangan Desain Produk Terbaru. Silakan. I, terima kasih Mbak Tri, teman-teman ee salam ee hormat ee saya an banget, hormat banget bisa satu screen dengan teman-teman semua. ee saya izin untuk share screen. Oke, sudah terlihat ya. Oke. Emm kita akan started ee oke ee sebagai seorang desainer produk kita percaya eh desain tuh sebenarnya lebih daripada eh styling, lebih daripada hanya bentuk. Tapi desain itu sebenarnya adalah jembatan untuk ee melakukan ee proses yang berstrategi itu. Jadi di luar dari ini adalah sebuah rangkaian sih sebenarnya desain itu tuh. Jadi positioning-nya adalah benar-aria lini pada saat sebuah produk itu di eh produce, raw material yang dipilih sampai akhirnya ee sampai customer dan ee telah dipakai dan akhirnya seperti apa itu sebenarnya. produk desin itu masuk di semua lini. Mungkin di awal saya akan share sedikit ini adalah emm oke ini adalah ee beberapa komplit diagram yang kita di studio Henro Hadinata selalu pegang Teguh. Jadi ee dalam praktiknya kita mendesain beberapa diagram ini kita kumpulkan dari beberapa university seperti dari Harvard dan lain-lainnya. Ee jadi titik di mana ee sebuah diagram ini memiliki atribut yang sangat banyak. ini menunjukkan bagaimana sebuah desain ee produk atau bidang keilmuan yang sangat kompleks. di mana dari ee apa yang kita kerjain sebenarnya banyak banget poin-poin yang mesti kita coba untuk eh approach seperti design for eh recyclability, kemampuan untuk setelah setelah barangnya jadi, setelah dipakai apakah eh material tersebut masih bisa atau mampu untuk di-recycle dan eh di mana di atas masih apakah eh bisa di eh dis assembly, recycleility-nya, disavailability apakah akan hancur dengan alam? ataukah malah akan jadi another problem menjadi sampah baru lagi. Dan dan eh another thing adalah yang kita pikir adalah design for social impact di mana eh ini masuk ke dalam proses produksinya, pengambilan materialnya, raw materialnya sampai seperti apa, pengiriman dan lebih kepada penggunaan pada saat atau fungsi pada saat digunakan oleh customer. eh di mana ethical responsibility, social impact itu menjadi sangat penting. Design for functionality again. Jadi the whole proses design itu sebenarnya memiliki fundamental. Jadi ini adalah fundamental titik-titik di mana eh SH mencoba merespon dan again kita adalah desainer praktisi. Kita tidak kita tidak ee bilang kita adalah ahli di bidang eh sustainability, tapi paling enggak beberapa poin yang memang mesti dan harus di pegang teguh dalam mendesain. kita coba terapkan dalam keseharian kita mendesain sebuah objek ataupun produk dan eh design for manufacturability. kemampuan desain itu memang akhirnya benar-benar bisa di ee translate menjadi produk yang secara transportasinya pengirimannya benar ee tidak rusak pada saat di jalan, terus secara penyimpanan juga benar sampai mungkin beberapa hal kita pikirin eh packaging-nya seperti apa ee pada saat dia pemasangan, pemasangan apakah akan ada di manufacture atau bisa seperti eh dismental nanti akan dipasang oleh si klien misalkan packaging dan manufacturing method. Another thing yang kita pegang teguh adalah design for resource eh utilization dan economy. Jadi secara ekonomi tuh sebenarnya ini desain tuh bisa jualan apa enggak sih? Bisa jadi part of the bisnis plan yang benar. Dan itu tuh semua enggak bisa ee desainer tuh kayak cuman mengawang-ngawang. Jadi kayak desain tuh mesti punya ee studi mengenai kelayakan apakah desain itu layak enggak sih masuk ke dalam market dengan harga yang segitu misalkan. Nah, itu semua adalah pembicaraan yang sudah dilakukan pada saat kita diapproach oleh manufactur ataupun brand. Yang terakhir ada design for environmental impact. ini ee menjadi sangat penting di mana ee menjadi roda perputaran ekonomi semestinya. Jadi di dalam eh manufacturing itu tuh pasti akan saling berpegang tangan tuh dari yang eh petani atau harvesting material dari orang eh ataupun vendor finishing dari manufacturing sampai teman-teman labor yang di dalam bekerja. So, beberapa poin penting ini yang selalu kita pegang teguh. And then yang sebelah kanan bawah adalah bagaimana spend waktu dari produksi. Di mana di dalam produksi itu pasti ada beberapa kayak material efisiensi. Apakah ee materialnya mempunyai impact terhadap si manusia yang pakai, penggunaan ee water efisiensinya, manajemen terhadap pembuangan dan reduksi sampai transportasi dan equilabeling dan banyak hal lainnya. And then sampai ke use penggunanya di mana eh dari manufacturing sampai ke pengguna itu itu adalah ada spend eh kita sebutnya transport. bukan hanya transport pada saat pengiriman, tapi kita pun hitung penggunaannya sampai dia eh end of the life of the object atau project sebenarnya. Eh, ini yes. Di sini ee kita tuh menangkap bahwasanya sebuah desain tuh jadi part of strategy adalah bagaimana ini bagian daripada rangkaian konsepsi sebuah desain. Jadi ee di di firma kecil kita tuh kita selalu berpikir ee bagaimana mendesain sesuatu yang bukan hanya produk sentrik, bukan hanya bicara material komponen produk manufacturing, produk life cycle, produk oriented service, tapi sudah masuk ke organization centric di mana bisnis modelnya bagaimana nih barangnya kira-kira kalau sampai di situ terus teman-teman eh stakeholder seperti arsitek interior bisa ee tertarik menggunakan atau akhirnya men-spek barang itu. itu terus mempunyai eh value yang oriented eh processing. Jadi diajak teman-teman tuh mengerti bahwasanya kenapa harus akhirnya desain ini yang dipakai, kenapa akhirnya objek ini yang terpilih. terus masuk lagi kepada si eh organization ecosistem eh centric di mana eh setelah kita masuk ke dalam ee produknya bagus, organisasi sentriknya sudah mulai ee poin-poinnya masuk, terus si ekosistemnya terbentuk. ini juga ee berhubungan dengan bukan hanya ekosistem terhadap si ee stakeholder seperti arsitek dan interior, tapi sudah lebih kepada e top down misalnya eh pemerintah ikut ikut bagian dalam ee mensukseskan produk-produk yang sustainability simplified. Lebih simpel lagi di studio kami, kita melihat sebenarnya sustainable itu bisa dilihat dari tiga buah em tiga buah ee gagasan yaitu sustainable itu harus kayak berimpact terhadap sosial, berimpact terhadap ekonomi dan environment. Tapi ngelihatnya ini point of view-nya sebenarnya bisa dari dalam keluar juga. Kalau produk objeknya secara ekonomi sudah menghasilkan, orang-orang ternyata suka sama barangnya, mulai berputar ekonominya, orang mau belanja dan dipek dan dipakai, baru society-nya akan mulai ee meriak and then eh secara tidak langsung semua rangkaian itu tuh akan berimpact kepada si eh alam dan environmentnya. Dan bisa juga dilihat daripada si sosial, environment, dan ekonomi itu bisa jadi pilarnya sebenarnya. dari tiga itu kalau memang objek atau produk itu atau bisnis itu baru dapat menghasilkan yang disebut keseimbangan atau sustainability sih sebenar mungkin Leadbit membingungkan jadi aku akan coba ceritakan melalui studi kasus produk-produk atau objek-objek yang kita e pernah kerja sama dengan eh manufacture. Jadi studio hendrata tuh adalah ee kita ngerjain dua hal di di studio kami. kita e punya desain service designing untuk eh brand ataupun manufacture. Yang kedua adalah passion project kami yang kita eh senang sekali go around eh Indonesia untuk ketemu dengan crafter terus inwin. studi kasus kita yang pertama adalah kita banyak diminta oleh brand untuk mendesain ee sebuah kursi ee yang fungsinya kebanyakan untuk ee area komersil yang lebih kafe dan restoran. And then di kepala kita pada saat kita mendesain dan melihat ee di sekeliling kita melihat banyak banget produk-produk yang 100% menggunakan material eh solid wood. Dan kita tahu kalau penggunaan solid unt yang quantity-nya besar sekali itu tuh akan berimbang atau berimbas kepada ee lebih seringnya atau lebih mudah si ee eh how to say ya lebih mudah tuh em perkebunan jati itu dibabat sebelum pada saat si jatinya itu benar-benar atau si kayunya itu benar-benar mature. karena supplynya tuh lebih tinggi daripada kemampuan ee penyediannya. And then dari situ kita berpikir beberapa manufacturer kita dorong untuk lebih banyak menggunakan material yang kita anggap lebih eh optional penggunaannya yaitu playwood banding. Di sini bisa kita lihat begitu kita menggunakan memaksimalkan objektif atau produk ataupun material playwood bending, kita dapat menghemat penggunaan solid banyak sekali seperti senderan dan dudukan, lampu yang kita ee desain dengan sebegitu simpelnya memaksimalkan karakteristik daripada si eh Plwood banding itu sendiri. Jadi kita di di studio eh salah satu favorit kita adalah material playwood sih karena dia benar-benar maksimal dan eh sangat minim ee penggunaan materialnya. Yang nomor eh yang kedua adalah studi kasus kita mengenai kontekstual reconstruction. Jadi di 2023 dan 2024 kita em memberikan satu konsep baru kepada salah satu brand every eh kita melihat banyak banget eh furniture-furniture eh iconic yang selalu repeat dipakai oleh eh interior dan arsitek untuk project-projjectnya. Tetapi sebenarnya banyak banget yang sebenarnya adalah in a way eh knock off product atau produk palsu. Sebagai contohnya adalah eh kursi Hiroshima dari brand Maruni Jepang yang seperti yang bagian tengah itu tuh sering banget dipakai. Terus akhirnya kita pikir, kenapa, Kak, kita ng-edesain beberapa kursi yang konteksnya Indonesia. Kalau ee di Jepang senderan sama dudukannya menggunakan material solidwood yang lalu harus memiliki mesin 7 aksis untuk ee produksinya. Kenapa enggak kita yang memang di Indonesia tidak semua pabrik memiliki itu, terus ya sudah kita ganti aja dengan playwood banding. Tetapi project ini kita sebut rekonstruksi karena kita merekonstruksi ulang dimensi ee bentuk ee maupun material tetapi dengan siluet yang memang sudah ikonik dari produk-produk yang memang sering dipakai oleh desainer di Indonesia. Dan yang sebelah kiri sebagai contoh adalah e kursi madam di mana ee kursi yang kayak semua restoran klasik harus memiliki ini. Tapi konteksnya adalah bagaimana kita mencoba mendorong ee penggunaan material yang lebih efisien atau yang lebih tepat. Kalau di Indonesia kita enggak punya wood band, enggak banyak perusahaan yang punya wood banding. Ya, sudah. Ah, berarti senderan yang berbentuk ee oval itu kita ganti aja dengan rotan yang memang ee material asli dari Indonesia dengan karakter yang memang bisa dibending dan ee oval senderannya si medam chair ini kalau kita menggunakan kayu penggunakan menggunakan akan ee mengem sori akan sangat banyak waste material yang terpakai di situ. Yang sebelah kanan kita heavily inspired by tonet chair. Tapi sebenarnya di Indonesia balik lagi saya sampai detik ini belum bertemu dengan manufacture yang bisa bending wood. Ya sudah pakai saja material yang memang bisa dibanding di Indonesia yaitu hollow material metal. Nah, pendekatan seperti itu yang menurutku ee bisa kita lakukan supaya tetap karakternya adalah eh material terlihat siluetnya seperti dos eh famous chair. Tapi sebenarnya sudah kita react, sudah kita reinterpret ulang dengan material yang bisa kita lakukan yang kita bisa pakai di eh manufacture di Indonesia atau di fasilitas yang kita miliki di Indonesia. And then local resource tentu saja rotan kita eh banyak banget e pengin banget lebih sering mendorong rotan dengan eh kemampuannya rotan yang fleksibel dan bisa dibilang 90% rotan terbaik di dunia itu ada di Indonesia. Tapi bagaimanapun desain rotan tuh eh sangat challenging. Rotan tuh kelihatan sangat eh tradisional. Rotan tuh kelihatan sangat in a way eh kompleks dan ramai. Nah, hal yang itu tuh yang coba kita shifting sedikit pola pikirnya melalui desain-desain yang kelihatannya lebih simplicity, kelihatannya lebih kontemporer. Seperti kita ngedesain yang terbaru dengan eh Junoh yang sebelah kanan. ee bagaimana sebuah rotan tuh bisa dengan dimensi rotan besar itu dengan ee kurva tertentu itu sebenarnya fleksibilitasnya tuh bisa kita kontrol supaya keras dan cukup kuat sturdi untuk didudukin dan itu ee kita lakukan terus-menerus dengan eksperimen bersama dengan manufacture. Jadi ini rotan yang memang 6 cent diameternya yang memang jarang banget dipakai. Terus yang sebelah kiri eh chair untuk tangan living, sebuah perusahaan yang sangat yang itu tuh ee mereka perusahaan ini tuh pengin ngebawa eh rotan Indonesia dengan kualitas bagus untuk coba dipasarin di di Eropa atau lebih tepatnya di di Germany. So, eh waktu kliennya datang kepada kita, kita bilang the best from Indonesia salah satunya adalah rotan dan kita pengin glorify rotan. Tetapi mungkin yang jadi problem selama ini adalah brand-brand dari Indonesia kalau mau ke luar untuk menjual tuh kayak packaging maupun mark dan komunikasi itu gak sebagus brand-brand dari luar masuk ke Indu. Jadi kayak eh poin-poin itu yang saya coba dorong kepada si brand-brand baru ini. Glorifying the ratan yang bagian tengah katulistiwa. ee kita coba ee mengolah rotan menjadi satu buah objek yang kelihatannya monomaterial. Kebanyakan rotan harus dianyam, kebanyakan rotan harus e banyak konstruksinya. Tapi di katolistiwa ini tuh kita coba menggunakan kulit rotan sebagai dudukan sama sendiran. And then tapi di sinya adalah bagian dalamnya kita tetap konstruk dengan kayu yang di ee disetut atau diikat dengan si rotannya sendiri. Jadi kelihatannya materialnya rotan, kaki rotan, senderan frame semua adalah rotan. Bahkan the finishing eh 100% adalah rotan. Jadi kepengin shifting that rotan tuh bisa menjadi satu buah eh material yang kayak kelihatan very kontemporer dan eh relevan terhadap zaman. Another thing case studi kita adalah recycle with expression. ekspresi. Jadi seperti yang kolaborasi kita bersama dengan Robris itu tuh waktu Robris ke approaching kita tuh kita melihat si recycle cup botol itu tuh selalu atau plastik itu tuh selalu ee diperuntukkan untuk objek ataupun produk yang di kamar mandi ataupun di outdoor karena ketahanan si recycling plastik ini terhadap hujan maupun panas. Tapi saya bilang ee kalau semuanya ditaruh di outdoor ataupun di kamar mandi sebenarnya message-nya hilang. Karena supposed to be barang ini harus ada di dalam interior atau material ini harus menjadi barang yang ada di dalam interior. Kenapa? Karena harus 80% hidupnya kita tu dalam interior. So, kalau dia ada di dalam interior ini bisa bagian dari ee conversation, bagian daripada eh pembicaraan di dalam ee berkehidupan sehari-harinya lebih banyak kesempatan itu. Makanya kita akhirnya mendorong eh at the time robis untuk creating eh heb lamp yang posisinya memang ada di dalam interior. And then dengan Atma Rak dengan Floor Studio sebuah eh desain yang kita kita di diapproach. Eh, terus kita ee coba datang ke ke manufacture facility mereka di mana ternyata setiap project yang mereka kerjakan itu tuh waste of threads-nya atau benangnya itu banyak sekali karena mereka harus nyelup eh setiap project dengan warna yang berbeda. Dari 100% hasil celupan 20% itu akan jadi waste. Nah, dari situ tim kita dengan tim akhirnya mencoba memilah, memilih, dan kita request untuk oke kita mau dong eh segala leftover ini kita coba jadikan satu kesatuan and then kita menjadikan sebuah artwor di mana sebuah objek biasanya hanya art yang dipajang tapi ini juga multifunctional bisa menjadi em apa ambience slim juga. Terus sebelah kanan adalah kolaborasi kita dengan TR Beautic. ee di mana Beic merupakan eh movement dari eh artisan yang eh mencoba mengumpulkan material-material sisa dari garment dan kebetulan si fabric divider ini tuh eh berasal dari eh waste barang-barang atau baju gaun broket gaun wedding. Nah, itu akhirnya kita jahit jadi satu. Kita eh membuat sebuah konsep si divider yang terlihat seperti lukisan terlihat seperti lukisan di Sumba misalkan. itu itu ideas yang yang datang bagaimana desain sebenarnya bisa memberikan narasi sehingga W pun menjadi barang yang benar-benar menarik dan mempunyai value. Craft as an art. Em di sini ee kita bekerja sama kepada ee crafter dari Sumba Timur di mana mereka memiliki keahlian untuk mendesain atau membuat jewellery dari 100 tahun yang lalu. Dan kemampuan itu coba kita explore. Tetapi eh kita bilang sama pengrajinnya e kita mencoba pendekatan yang apa yang mereka kerjakan next-nya adalah tidak jauh daripada apa yang mereka kerjakan di keseharian. Jadi memang akhirnya kita minta izin kepada si karakter untuk membuat jewelery tapi untuk rumah. Jadi kita bikin side table, coffee table dengan konsepsi jewellery. E yang menarik adalah waktu kita eh collab dengan karakter dari Sumbur ini tuh mereka kan jago banget technicality untuk pembuatan eh jewelery. Nah, technical jewelery ini yang coba kita masukkan ke dalam objek-objek ini nih. Jadi stampingnya itu memang mereka sampai si sampel stamping utamanya itu mereka bikin sendiri dengan tangan terus e platnya dibakar supaya lembek. Terus satu-satu plat itu dibentuk dengan tangan tewas. something yang menurutku patut untuk lebih sering diceritakan, digorify kepada stakeholder ataupun kepada desainer dan interior. Masro, maaf 5 menit lagi ya, Mas Hendro. Yes. Terus ini adalah kolaborasi kita dengan karya ee kita ke ke Musi Banyuasin ee bertemu dengan ibu-ibu pejumput di mana mereka masih melakukan jemputan sampai sekarang. Nah, jumputan itu tuh yang kita bawa ke perusahaan. Jadi, sharing is caring adalah the way studio kita tuh mencoba tap in pekerjaan craft kita dengan eh produksi massal. Ini bekerja sama dengan perusahaan Jepang AIK. Jadi, si kain ini nih dibawa ke AIK untuk dipress jadi HPL. Dan yang sebelah kanan SH the Beautic itu kita menggunakan eh stool dari IKEA sehingga kita ng-edesain sleff atau jubahnya. Lalu kita beranggapan kalau suatu hari ada permintaan dari luar negeri, kita tinggal kirim barangnya berupa gulungan kain yang ringan banget and then mereka bisa beli stoolnya di store-nya IKEA di mana pun mereka berada. Ini kolaborasi kita yang terbaru dengan salah satu brand dari Itali eh namanya di Marmo base di Bari Puglia. Em, di mana aku mau cerita mungkin value Indonesia tuh bisa kita dorong, bisa kita ceritakan melalui cross tradition. Jadi mencari hal-hal yang sama dengan apa yang dimiliki oleh perusahaan itu. Di sini ee aku bercerita dengan di Marmo kalau di Indonesia tuh masih banyak reruntuhan ee candi yang belum sempat dipugar. Sama dengan di Rome juga. Nah, rasa itu tuh yang pengin dibawa tuh. Jadi, jadi si COVID table yang kita desain itu tuh sebenarnya adalah Covid table yang rasanya seperti tumpukan runtuhan candi atau runtuhan kerajaan Rom. Nah, rasa itu akhirnya kita kita coba share eh bersama dengan mereka dan mereka setuju dengan menamakan eh objek ini adalah Jogja coffee table sehingga waktu mereka launching tuh banyak banget e teman-teman mereka yang mempertanyakan apa tuh Jogja. Terus akhirnya mereka mencari tahu dan ee yang saya sangat senang adalah mereka tuh belanja mesin atau memiliki mesin yang bisa motong a real marmer jadi eh 5 mili 3 mili sehingga bagian dalamnya akan diisi dengan poretan. And then objek-objek yang mereka create si marmo itu tuh mempunyai kelebihan tuh ringan banget walaupun eh dari material marmer. So, emm yes dari kita sih seperti itu kurang lebih approaching kita keseharian di office kita. Thank you. Terima kasih banyak eh Mas Hendro. Aduh, banyak produknya yang unik dan sepertinya sangat meaningful. Jadi, terima kasih telah membagi ilmu dan idenya. Mungkin eh berikutnya silakan MC Angel dan Resi menyamp menyampaikan info berikutnya ya. Silakan. Oke. Baik terima kasih Ibu Trih Hikmawati. Kini kita istirahat sekitar 10 menit untuk melihat informasi produk dari Kenari Jaya. Ingat kunci, ingatlah, we can handle it. Halo sahabat kenari. Hari ini aku lagi ada di showroom Kenari Jaya dan aku tertarik banget sama koleksi di Andi Handle yang desainnya unik dan juga inovatif ini. Ini adalah salah satu favorit aku. Pegangan dengan finish black name. Desainnya minimalis, cocok untuk desain interior, modern dan juga minim. Koleksi handle DND banyak mengadopsi bentuk-bentuk geometris yang unik dan ini akan memberikan sentuhan artistik pada desain pintu. Selain desain yang estetik, handle-handle ini juga dirancang untuk memenuhi kenyamanan dan juga daya tahan. Handle DND memiliki koleksi dengan finishing brush. Tersedia dalam warna emas, perak, dan juga tembaga. Pilihan ini sangat cocok untuk menciptakan kesan mewah pada ruangan Anda. Buat kamu yang penasaran, jangan ragu untuk kunjungi showroom Kenari Jaya untuk melihat koleksi handle yang keren dan super lengkap. Ingat kunci, ingat we can handle it. Bapak dan Ibu semua, acara kami kembalikan kepada moderator untuk melanjutkan presentasi dari narasumber ketiga selama 25 menit. Kami persilakan kembali Ibu Triikmawati. Terima kasih MC. Eh, selanjutnya kami sambut pembicara terakhir yaitu arsitektur arsitek muda, maaf Pak Mahadianto IAI. Beliau adalah praktisi arsitektur dengan latar belakang pendidikan S1 dan S2 dari arsitektur Universitas Trisakti Jakarta. Pengalaman organisasi di ee sebagai anggota Ikatan Arsitek Indonesia IAI Jakarta. Pengalaman profesional 2016 hingga kini eh di PTP Properti Tbk. 2018 hingga kini co-founder Atelier Bertiga Principal Architect 2018 hingga kini founder eh GR House eh 2024 hingga kini co-founder Tumbuh Konstruksi penghargaan 2010 pemenang Dulux Young Talent Design Competition 2010 pemenang pertama sayembara hunian dengan tema penerapan unsur lokal dan modern 2011 pemenang Kedua, Integrated Education Space for Urban Children. 2017, Best Design Deluxe Designer Award Kategori Professional. 2015, Second Winner Design Innovation Competition. 2022, Nominasi Penghargaan Arsitektur Banten kategori rumah kecil Ferday House 2023. Penghargaan Jakarta Lestari, nominasi tiga besar kategori arsitek muda dan calon arsitek muda. 2024 Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta Awards kategori Hunian skala kecil Jus. Eh, kami persilakan Pak Mahdianto untuk mulai memaparkan presentasinya yang berjudul Arsitektur Modern dan Berkelanjutan. Silakan. Ee selamat ee siang ya, selamat siang Bapak dan Ibu semua. Eh, perkenalkan saya Mahadianto. Eh, saya principal arsitek dari Ateler Bertiga. Eh, saya di sini merasa terhormat ya ee berada di satu screen dengan para-para senior yang sudah banyak pengalaman dengan karya-karya ee kerennya. Ee di sini mungkin ya ee saya bukan ahli banget ya di bukan ahli di bidang susibal architecture mungkin ya. karena saya ee di sini ee praktisi bukan akademisi. Nah, di sini mungkin saya lebih sharing ya, sharing tentang ee sustainable arsitecture dalam ee dalam saya berkarya gitu ya, dalam saya berpraktik. Apa aja sih mungkin yang bisa saya share di sini gitu ya. Nah, mungkin eh pertama mungkin tadi mungkin sustainable ee desain sudah dijelaskan ya. Mungkin di sini saya sedikit ya yang eh sustainable arsitecture yang saya gunakan dalam berpraktik gitu ya. Nah, di sini mungkin saya bisa menjelaskan sedikit sustainable architecture menurut saya gitu ya. mungkin ee sebuah pendekatan dalam desain dan konstruksi bangunan yang berfokus pada meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dengan memaksimalkan manfaatnya. Ee mungkin dengan mempertimbangkan efisiensi energi, penggunaan material ee keberlanjutan sosial dan mungkin ee lebih ke aspek lingkungan lainnya gitu ya. Nah, ee mungkin ee aspeknya apa aja sih dalam sustainable architecture ee dalam desain-desain saya gitu ya. mungkin pertama ee dalam ee efisiensi energi. Nah, efisiensi energi ini dalam desain selal mungkin lebih ke memanaparkan ee sumber energi terbarukan mungkin ee seperti panel surya dan energi angin gitu ya. Nah, serta desain bangunan yang efisiensi energi untuk mengkonsumsi energi. Misalkan ee pada siang hari ee tidak memerlukan lampu atau ee energi listrik gitu ya. Nah, mungkin di penggunaan lampu di siang hari itu dikurangi karena mungkin ee bukaan-bukaan pada rumahnya besar, ventilasi-ventilasinya ee baik sehingga pengudaraan baik pada rumah itu. Terus ee yang kedua mungkin penggunaan material. ee penggunaan material ini prioritaskan penggunaan material yang ramah lingkungan seperti mungkin ee material daur ulang ya, material lokal dan material yang memiliki sertifikat keberlanjutan. Nah, mungkin pada kesempatan saat ini saya akan mempresentasikan projek-projek ee saya yang dengan struktur baja semua. Nah, menurut saya kenapa ee baja ini menurut saya ee sustain gitu keberlanjutannya ada karena umurnya itu baja lebih panjang gitu ya dan mungkin ya suatu saat gitu ya beberapa tahun ke depan ee bangunan itu akan dirubah fungsinya atau dirobohkan gitu ya. Nah, baja ini masih bisa digunakan kembali gitu. Nah, jadi kita tidak menghancurkan struktur lama gitu. struktur lama pun masih bisa digunakan lagi. Mungkin aspek ketiga itu lebih ke keberlanjutan sosial. Ee ini lebih mempertimbangkan kebutuhan dan dampak bangunan terhadap masyarakat ya gitu. Nah, terus keempat mungkin ada aspek lingkungan. Ee kita sadari ya mungkin ee kita dalam berpraktik gitu ya ee semua itu pasti berdampak pada lingkungan gitu ya. mungkin ee kita sebagai praktisi kita di bagaimana caranya kita meminimalkan dampak lingkungan tersebut gitu. Nah, itu yang mungkin yang bisa kita kasih dalam berpraktik ya biar ee kesalahan mungkin dikurangah gitu. Menimbalkan dampak bangunan terhadap lingkungan seperti pengelolaan air yang efisien, pengelolaan limbah, dan pemeliharaan ekosistem. itu pada lingkungan ee site tersebut dan site di sekitarnya gitu. Nah, mungkin kita lanjut ke ee project kali ya. Nah, ini kenapa ee ini project sebenarnya yang project pertama ini proyek Growhouse ya. Growo ini ee project lama project tahun 2018. Ken saya bahas di sini karena sampai sekarang pun ee Grohost ini ee adalah rumah tumbuh ya. Sampai sekarang pun masih tumbuh gitu. Jadi ee keberlanjutannya itu masih ada. Nah, ini rumah ee full full ee struktur baja ya. Nah, memanjang sekitar 6* 17 itu. Nah, ini ee tahap pertamanya. Rumah tahap pertamanya seperti ini dengan dua lantai. Nah, awalnya direncanakan akan nambah ke depan ya, buat nambah studio atau toko atau apa gitu ya. Nah, ternyata dalam perjalanannya di sebelahnya itu ee ada rumah ee dijual gitu. Rumah dijual. Nah, jadi ee dia berkembangnya justru ee ke samping itu buat tahap tiganya. Nah, nah ini mungkin ee saya perlihatkan ini tahapan pertama ya. Tahap pertama ini ee rumahnya itu di tengahnya tuh ada void ya. Void tinggi banget enggak? Enggak bangetlah untuk rumah kecil mungkin void ini tinggi ya. Nah, void ini bertujuan suatu saat akan ee dibuat ruangan gitu. dibuat ruangan karena di tahap awal itu ee ruangan tersebut belum dibutuhkan misal kamar anak gitu ya. Nah, nah sekarang ee ini sudah sudah terbangun juga yang tahap duanya. Saya lihatkan memperlihatkan pada fotonya ya. Nah, ini pada denah dena tahap pertama. Dan pertama seperti ini. Di bawah ada kamar satu, ada living dining yang secukupnya gitu ya dengan kebutuhan pada saat itu. Nah, ini ee lantai kedua cuma ada kamar satu, kamar mandi. Nah, nomor 14 ini yang ada void ya, void tinggi ee kosong jadinya ke bawah tapi sudah dipersiapkan struktur bajanya gitu dari awal. Nah, nomor 14 ini sekarang sudah jadi ruang bermain anak sama kamar anak gitu. Nah, ini lantai atapnya memanfaatkan ruang atap buat untuk mezanin gitu ya. Nah, pada ee yang tadi seperti yang saya jelaskan adanya penambahan tanah di bawah eh tanah di samping atau kaveling di samping itu ee untuk memperluas kebutuhannya lagi. Mungkin di depan ee kita buat carport ya, carboard karena dibutuhkan carport. Terus ee memperluas area living room-nya. Nah, ini karena ee anak pemilik rumah nih buat ini sih ee apa biar bisa bermain gitu ya. Di belakangnya ee ada tamaan dan ada kantor kecil gitu. Nah, kita lihat ini pas pembangunannya ini strukturnya sangat cepat. Sekitar 2 minggu itu sudah ee setelah pondasi ya, setelah pondasi sekitar 2 minggu pemasangan bajenya selesai. Nah, semua ini tidak ada waste-nya karena sudah didesain dan dipertidukan dari awal. Baja-baja ini potongan-potongannya semuanya bisa digunakan. Nah, ini sebelah kiri itu foto pada 2019 ya 2019. Sebelah kanan tuh foto pada 2025 itu pakai HP aja enggak enggak enggak ini ya. Enggak. Nah, di situ pun pohon-pohon yang sudah ada gitu ya. Pohonnya kan sudah tumbuh tuh gede itu kita tembusin ke dalam bangunannya gitu. Nah, di karena saya ee di sini pun kita mencoba material daur ulang ya, seperti ee kita memanfaatkan kayu bekas bekisting beton ee dari projek-projek kami ya di lapangan ee sebagai pelapis pagar rumah itu gitu dengan metode pengawetan kayu ee Sosugiban dari Jepang gitu ya. Jadi ee kayu murah pun bisa awet di outdoor dengan proses ini. Jadi permukaan kayu itu dibakar gitu ya. Jadi sehingga serangga raya pun tidak tidak mau gitu. Ini lagi prosesnya jadi kelihatan nih dari sini pagarnya belum ketutup sebenarnya gitu. Nah. Nah ini kita lihat ya di bagian interiornya pada 2019 ee masih berupa void ya berupa void. Tapi kita lihat ada balok-balok yang yang disiapkan gitu ya. Nah, nah sekarang ee void itu sudah diisi tuh sama ee struktur plat yang ringan gitu. Nah, kita lihat pada area anak ini ya, area bermain anak. Nah, ini kita pakai ee platnya plat perforated plates gitu ya. Jadi kita cuma pakai rangka-rangka holo besi aja gitu. ringan dan eh perforated ini kelebihannya kita bisa sitru ke bawah sama ee sirkulasi angin dari bawah ke atas pun lebih lancar gitu. Nah, terus di kamar anak ini ee udah kita isi juga tadi void-nya ee plat lantainya itu pakai rangka rangka besi juga besi hollow sama ee plat GRC 2 cent gitu. Jadi ee semua itu sudahudah kita desain pikirkan di awal gitu ya, gimana ee seterusnya itu ee pengembangan desainnya akan seperti apa gitu. Jadi sustain. Nah, ini foto lama. Foto lama juga. Nah, di bawah di bawah tangga ini pun sekarang sudah ada lemari. Lemari tangga dulu masih tutup horden ya disesuaikan kebutuhan dan budget. Nah, ini yang saya bilang tadi 2019 di sini masih ada teras ya. Nah, teras ini kita gabungin sama ee cavling yang di sebelah gitu. Nah, jadi di sini dari sini kita lihat ee dua cavling itu secara view tuh nyatu semua karena bukaannya besar-besar gitu ya. Nah, anak ee kebetulan ini rumah saya sendiri. Jadi ee anak-anak saya pun bebas nih main di dalam gitu ya tanpa seperti itu. Ini seperti ini desainnya. Nah, ee itu yang tadi saya bilang ya yang ee efisiensi energi ya. Ee jadi di siang hari pagi sampai sore itu enggak enggak perlu pencahayaan lagi, enggak enggak perlu pengudaraan lagi. Karena di atasnya ini ada kelihatan ya ada kaca-kacau untuk ventilasi. Walaupun ditutup sirkulasinya masih lancar gitu ya. Enak banget. Nah, seperti ini belakang buat taman sama ada buat ee kantor kecil saya lah gitu. Mungkin ini project pertama yang bisa saya sampaikan. Nah, ini ada projek kedua mungkin ee project ee growus lanjutan ya. Lanjutan ini di maaf ini salah salah nama grost ini di Pasar Minggu. Pasar Minggu. Jadi ceritanya ini ada rumah tua lama gitu ya. Ada rumah tua. Nah, rumah tua itu e warisan lah. Warisan. Nah, kita dalam diskusi dengan owner karena owner kan waktu itu anak ee belum punya anak gitu ya, tapi sekarang sudah punya anak. Jadi kita gimana caranya mengefisiensi ruang, mengefisiensi budget. Nah, dengan ee mengurangi dampak dari lingkungan. Kenapa mengurangi dampak lingkungan? Karena di rumah ini yang tadinya full sama bangunan ya. Jadi kita menggunakan bangunan hanya segini nih, hanya sekitar ee 30 sampai 40% lah kira-kira 30% malah 30%-nya ee sebelumnya kan ee plat ya ee ada lantai enggak ada resapan. Jadi itu semua kita bongkar. Jadi ada ada resapan lagi di sana kita buat taman gitu. Jadi semuanya kita naikin ke atas tipis cuma 3* 12 m. Strukturnya full baja juga. ee dengan apa ya prinsip-prinsip ee tropikal gitu ya. Nah, ini full taman samping sama depannya. Rumah ini ee pada awalnya cuma hanya memiliki satu kamar tidur. Satu kamar tidur yang digunakan ee untuk ownernya karena belum punya anak. Terus ee di bawah itu lebih ada ruang multifungsi yang bisa dijadiin untuk living room, untuk kamar tamu bisa dibuka tutup gitu ya. Dan di atas juga masih ada ruang multifungsi. Nah, sekarang ini sedang ee pengembangan ke arah depan gitu. Nah, ini ee denahnya ya, denahnya tipis, rumah tipis. Ee prinsip desain saya selalu bikin ee rumah setipis mungkin ya, biar pengudaraan dan pencahayaan ee matahari yang alami itu dapat mudah dengan masuk ke dalam bangunan. Nah, walaupun kita mepet ke samping tetap ada eh cross ventilation karena di belakang itu ada space ya buat buangan udara. Nah, ini semuanya kita menggunakan sistem struktur baja ya. Sampai ke atap pun pakai baja. Nah, semuanya ini sudah kita perhitungkan. ee dari potongan kan ee baja itu 12 m ya kita potongannya ada yang 2 m, 3 m, pokoknya pembagiannya jangan sampai 12 m itu tidak terpakai potongannya gitu. Ini e ruang kita lihat ya, walaupun 3 m dan plafonnya cuma 2,4 m gitu ya karena dia ee secara view keterbukaannya gitu ya, jadi ee masih terasa ee cukup luas. Nah, cross ventilation pun ada. E, prinsip cross ventilation harus ada dua sisi yang terbuka ya untuk pengudaraannya. Nah, ini pun platnya ee lantainya pun kita pakai perforated plate juga sama kayak rumah yang pertama untuk ee pengudaraan lebih lancar gitu ya. Di sini banyak kita ee pakai kaca-kaca NAVO ya, karena penggunaannya sangat ee fleksibel gitu ya. Untuk pembukaan udara yang bisa kita atur, pencahayaannya bisa kita atur. Nah, ini kita ee enaknya pakai instruktur baja itu jadi plafon bisa kita tinggikan, kita ikutin struktur atapnya tinggal kasih ee isolasi. Nah, ini yang saya bilang tadi belakangnya pun masih ada ee space untuk sirkulasi udara dan ee dan pencahayaan. Sampai kamar mandi pun ee sesuatu yang ee harusnya tidak ee lembab ya. Kita jadiin jangan sampai lembab dengan adanya beban-pan yang besar. Seperti Skylight ini fotonya foto 2 tahun yang lalu. Sekarang pohonnya sudah besar-besar. Kita lihat di sampingnya itu ada taman yang cukup besar setengah dari lahannya. Tampak samping full taman. Sudah berapa menit, Pak? 10 menit lagi. 10 menit lagi. Oke, saya percepat. Nah, ini projek ketiga, Gros Jagakarsa. Nah, sama ini pengembangannya kita bangunnya setengah juga. Setengah juga. ee mengikuti kebutuhan ee owner pada saat itu, gitu. Jadi pada tahap pertama itu hanya ee satu kamar ya, satu eh dua kamar sori atas dan bawah. Nah, ini tahap satunya. Jadi setengahnya kita masih bisa buat ee ruang bermain taman gitu ya. Nah, ini untuk tahap keduanya. Nah, nanti akan di ee ee kenapa yang tadi ya pengembangannya sangat mudah karena menggunakan struktur baja yang gampang gampang disambung-sambung gitu ya. Ini untuk denah ee tahap pertama ya masih sebelah kiri aja itu. Nah, nanti denah tahap kedua pengembangan yang sebelah kanan tapi tidak dihabiskan semua tetap kita ada space ya secukupnya. rumahnya sekarang seperti itu. Nah, ini project keempat ee namanya Villa Bumi Tarsah ya. Ya, jadi owner ini. Jadi kalau kita dalam mendesain sustainable arsitektur mungkin harus ada kesepakatan dengan ee apa ya? kesepakatan and kerja sam lah harus satu visi gitu dengan dengan ownernya. Di sini kita mencoba ee untuk apa ya back to root gitu ya ee kita ke akarnya arsitektur Indonesia gitu. Mungkin zaman dulu kan kita masih banyak ya rumah-rumah panggung gitu ya yang menurut saya itu ee sangat sustainable gitu. Tapi mungkin di sini kita ee baru padankan mungkin dengan ee modernitasnya gitu ya. Nah, di sini kita bikin rumah panggung. Nah, ini site-nya ya. Site-nya itu berkontur ya, berkontur di daerah pegunungan. Nah, di sini site-nya tuh sekitar 6.000 tapi bangunan saya itu sekitar 400 lah gitu ya. 400. Dan ee di sini bagaimana saya ee memikirkannya ee jangan sampai banyak merusak alam yang sudah ada gitu ya. Jadi dengan sistem panggung. Nah, kemudian ada tiga masa bangunan ee yang di atas itu nanti ee tahap selanjutnya dan sekarang itu masa kedua dan ada kolam renang di situ. Nah, semuanya kita angkat dari tanah ee karena kita ee jangan sampai ngerusak ee alam yang sudah duluan ada dari kita gitu ya. ya. Jadi ee kita bikin rumah panggung bawahnya masih bisa untuk resapan gitu ya, zero run off. Nah, di sini pun ee untuk pembuangan air itu semuanya ada resapan. Kita enggak enggak buang ke sungai atau ke mana pun gitu ya. Nah, semua air di sini ada dari mata air yang disediakan oleh alam gitu ya. Jadi jangan sampai kita meresak alam itu gitu sebenarnya ya meminimalkan dampak itulah gitu ya. Nah, ini secara side plan ya, hadapnya hadap ke sungai. Jadi ee menurun itu ke bawah. J nanti suatu saat owner akan bikin di sini lebih ke apa ya ee eko ee pertanian peternakan gitu ya. Sudah mulai. Jadi seperti ini denahnya ya. Jadi ada dua dua masa yang yang terpisah gitu ya. suatu saat mungkin ee ee bisa disewakan, tapi sekarang mungkin dipakai untuk on kita bikin kolam kolam renang pun ee mengikuti arah kontur. Nah, seperti ini WD-nya kira-kira semuanya pakai baja. Kalau dulu kan mungkin ee rumah pangku pakai kayu gitu ya. Mungkin sekarang yang ee material-material yang modern lebih modern yang terbarukan. Nah, ini ee sampai finishing batu pun bisa kita pakai dari ee di sekitar tuh banyak sekali batu-batu, batu-batu alem-atu. Jadi, kita gali tanah itu pasti ketemu batu kecil walaupun besar. Ini 3D-nya. Ya, seperti ini kira-kira jadi ngambang semuanya. Bawahnya pun resapan aman. Zero run off. Nah, kita tarik lagi. Oh, 5 menit lagi Bu ya. Heeh. Oke, siap. Nah, dengan ee tritisan atop yang besar gitu ya. Jadi ee ini kan di daerah Bogor ya, negara pegunungan. Jadi, walaupun hujan kita masih bisa buka semuanya ee pengudaraan pun baik gitu. dari 3D seperti ini. Nah, dari dalam pun cara view bisa kita lihat keluar view-nya. Baik. Nah, ini sekarang sedang tahap pembangunan. Kita bisa lihat. Nah, di sini ya hampir ya hampir selesai untuk tahap pertamanya sekitar ee 8090% lah gitu ya. Ini view dari bawah nih kalau saya foto dari sungai ya. Nah, jadi kelihatan tuh ngambangnya. Nah, kelihatan ya. Jadi ke side sebelah pun masih kelihatan kosong gitu. Coba kelihatan panggungnya dengan struktur bajanya. Nah, ee di sini saya bikin teras juga ee agak ke bawah itu karena biar railing railingnya itu tidak menghalangi ee view dari dalam gitu. Jadi kalau dari dalam keluar gitu ya, view-nya lebih eh lebih lost gitu. Nah, di atas ini di antara kaca dan ee plafon pun kita kasih ee ada space nih sekitar 30 cent lah gitu ya untuk ee sirkulasi udara. Jadi ini tanpa AC. Nah, seperti ini kita liilihat e untuk view-nya full gitu ya. Jadi bagaimana kita eh mengince eh nature gitu ya. Cara kita berdampingan dengan alam jadi tidak merusak dan kita bisa menikmatinya ya. ini proyek keempat yang kalau proyek kelima mungkin di ee Rumah Cendana itu ini ada di Bekasi site-nya itu 30 * 30. Nah, itu ee ini lebih ke jadi selama ini kita kalau bikin ee project pasti pendekatannya ke owner dulu di awal gitu ya ee tanpa mengurangi kebutuhannya mereka. Jadi kita lebih ke apa ya diskusi dulu di awal biar ee rumahnya lebih sustain. Nah, ini walaupun tanahnya besar, kebutuhan owner banyak, tapi kita ee mencoba ee justru di ee tidak banyak memakai lahannya lah gitu ya. Jadi ini private di belakang samping-sampingnya tetap kita ee ada taman gitu ya, berkeliling 2 m sampai 3 m, 4 m belakang ini buat living di bawah di atas untuk private kamar-kamar. Nah, dia ada sunscreen juga karena dia agak serong ya, serong ke kalau enggak salah ke timur laut dah gitu ya. Jadi masih dapat matahari pagi. Nah, kita kasih sunscreen kayu dan tritisan atap pun kita jauh tuh dari dari lantai bawah sekitar 4 sampai 5 m lah. Kalau dari lantai du sekitar 3 m. Nah, di depannya untuk ee ada machine pendukung, ada office. Office kalau owner lagi di rumah gitu ya, sama service di sebelah kanannya gitu. Dan di atas area ee tadi ee ada bisa untuk proof top untuk kumpul-kumpul. Nah, kita lihat di sini masih banyak taman yang kita sisakan gitu. area untuk area resapai. Nah, seperti ini dannya sepertinya ee walaupun rumahnya besar tapi kita tetap apa ya ee negah ke owner gitu ya. Gimana caranya rumah ini lebih berdampak baiklah terhadap lingkungan karena di sebelah-sebelahnya rumahnya kan kompleknya komplek mewah gitu ya sudah full sekali dengan bangunan gitu ya. Jadi di sini ada pohon eksisting pun di depannya masih kita pertahankan. Pohon besar ini harus dipertahankan. Ini rumahnya kita lihat ya dua lantai sama rumah di sebelah yang dua lantai itu tinggi banget gitu. Jadi kita tidak terlalu tinggi. Tuh sebelahnya dua lantai tinggi banget kita tidak seperti ini. Taman tengahnya sangat besar untuk apa pinggir-pinggirnya juga untuk pesapannya masih besar. Nah, ini tadi sunscreennya ya karena kita agak nyerong ke arah timur ee jadi tanpa mengurangi ee pencahayaan di dalam dan view dari dalam. Nah, kalau di dalam e sangat tidak butuh sama sekali lampu gitu. Nah, ini ada lampu buat fotonya biar bagus gitu. Nah, ini dari kamar. kamar pun jadi ee pencahaian pagi pun masih cukup gitu kita lihat ya ee atopnya jauh first stacknya. Jadi ee hujan pun kalau rumah jaman mungkin kita banyak melihat ee pas hujan orang pada tutup semua pintu padahal udaranya enak pas hujan gitu. Ini semuanya bisa kita sliding full cara view ini kantornya. atasnya ee bisa kita pakai kalau untuk ngumpul gitu ya untuk acara-acara ini rumah baja juga sama. Nah, jadi dari ee interior pun kita bisa ngerasakan lebar lebar tanah tersebut gitu. Jadi view kita tuh 30 m gitu. Nah, ini ya dari nting apa dari dining pun ke sampai ke ujung pagar masih kelihatan gitu lebih luas gitu ya. Nah, jadi mungkin penututnya mungkin eh tujuan dari sustainable arsitektur ini mungkin yang tadi ya walaupun kita pasti kita merusak ya karena semua sumber itu dari alam gitu. Ee mungkin kita bisa sebagai arsitektur lebih ee bisa mungkin mengurangi dampak negatif gitu ya bangunan terhadap lingkungannya gitu ya. Terus ee kita maksimalkan energi dan sumber daya alam yang ada. terus lagi ke menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman, dan berkelanjutan bagi penghuninya. Terus mungkin kita lebih meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan masyarakat yang lebih berkelanjutan. Nah, mungkin ee itu presentasi yang dapat saya sampaikan. Mungkin saya tidak sempurna dalam mendesain, tapi ee mungkin dari sekarang kita bisa memulailah ee cara pikir kita, pola pikir kita bagaimana desain itu tidak berdampak ee negatif banget terhadap lingkungan gitu ya. Biar keberlanjutannya ee mau 100 tahun, mau berapa ratus, berapa ribuan tahun lagi gitu masih desain tuh masih tetap bisa gitu. arsitektur tetap baik. Itu sih. Ee mungkin dari saya itu dulu. Terima kasih atas waktunya. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat sore. Waalaikumsalam. Terima kasih banyak Pak Mahagianto. Aku panggilnya Masali sudah membagi wawasan dan bedah karyanya. Heeh. Iya. Saya yang paling junior kayaknya, Mbak ya. Aduh. Merendah. Merendah. Oke, berikutnya sepertinya MC Angel Resi ingin foto bersama nih dengan semua peserta ya. I gitu ya. Silakan ee MC. Baik, Ibu. Terima kasih kepada semua yang hadir. Sebelum kita masuk ke sesi tanya jawab, kami mohon seluruh peserta dan narasumber berkenan untuk foto bersama dan membuka aplikasi fotonya. Foto akan dipimpin oleh petugas panitia. Kami persilakan. Ya. Baik, saya akan membantu sesi foto bersama ini. Mohon dipastikan kembali Bapak dan Ibu telah membuka kameranya. Di sini ada delan slide. Saya akan mulai dari slide yang pertama. 1 2 3. Slide yang kedua 1 2 3. Slide yang ketiga. 1 2 3. Slide yang keempat. 1 2 3. Slide yang kelima. 1 2 3 slide yang keenam 1 2 3 slide yang ketujuh 1 2 3 slide yang ke-elapan yang terakhir 1 2 3. Baik terima kasih saya kembalikan ke MC. Oke. Baik kini acara tanya jawab dan nanti akan ditutup dengan penyampaian kesimpulan seminar. Kami persilakan kembali Ibu Tri Hikmawati. Oke, terima kasih MC Angel and Ri. Kita memasuki sesi yang kayaknya semua tunggu-tunggu nih karena sebenarnya pertanyaannya banyak banget. Tapi ee dengan ya dengan waktu terbatas kita memilih pertanyaan-pertanyaan dan kita akan ee ada dua putaran pertanyaan. Ee kita sudah pilih tiga pertanyaan dalam satu putaran. Nah, yang pertama pertanyaannya itu dari Michael Agung Talo. Nah, berizin untuk bertanya kepada eh Bu Diana Nasir ee bagaimana prinsip sustainable design diterapkan untuk tetap inovatif di tengah resesi ekonomi mengingat produk sustainable sangat mahal belum bisa menjangkau kaum menengah ke bawah. Nah, mungkin bisa enggak apa-apa langsung di ee jawab Bu Diana atau saya lanjut dulu mungkin mau mikir sejenak dulu waktu saya lontarkan pertanyaan yang ke produk ya ke Pak apa ke Pak Hendro dulu. Jadi nanti ee dari tiga pertanyaan itu masing-masing menjawab. Kalau pertanyaan kedua ee dari Abdul Latif itu ee kepada Pak Hendro untuk material natural seperti rotan dan kawan-kawan, apakah Bapak ada emosional khusus dengannya? Ee dan bagaimana dengan sintetis? Bukankah ada kepalsuan di dalamnya? Nah, ee bagi narasumber kalau saya bicara terlalu cepat tolong diinfokan ya. Nanti saya ulang pertanyaannya. Ee dan yang ketiga itu untuk ee Mas Mahadianto dari Pak Heru Candra Dewanto. Pertanyaannya adalah apakah perbedaan utama atau pokok dari arsitektur hijau dengan arsitektur berkelanjutan atau sustainable architecture dan bagaimana cara arsitektur berkelanjutan dapat berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di daerah sekitarnya. Oke. Nah, ini kayaknya seru nih. Masing-masing sudah ada pertanyaan kira-kira. Ee monggo Bu Diana mungkin bisa menjawab duluan. Ada enggak, Bu Diana? Oh, apakah ada Bu Diana? Atau mungkin kita sambil menunggu Bu Diana kita bisa masuk ke jawabannya Pak Hendro. Silakan ya Mbak Tri. Iya. So pertanyaannya menarik ya. Eh buat ee kita rotan itu ee memang karena kita putus-putus ya. Ya, kayaknya nge-freeze. Em, Mas Hendro. Oh, oke. Yes, Mbak Tri. Iya, udah kedengaran Batri. Iya, tadi ke kefreze. Iya, kayaknya ada sesi foto sebentar. Iya. Oke, ya. Gimana? Iya, Mbak Tri. So, eh, rotan buat studio kami tuh memang ee memiliki ee karena kita merasa rotan itu adalah part of Indonesia. Eh, material yang mesti kita glorify lebih banyak lagi, lebih sering lagi dan kita merasa ee karena rotan terbaik dari Indonesia 90% rotan terbaik ada di Indonesia itu makna itu menj bisa menjadi karakter dari ee material khas Indonesia. Jadi itu bisa mewakili sebenarnya mewakili dalam arti secara ee raw material di mana rotan itu tuh di diharvest dengan tidak ee melukai hutan. Dia adalah em tanaman yang menjalar bukan seperti kayu atau tumbuhan jati yang memang harus dibabat. Kalau dia tuh memang akan ee menjalar dan hanya diharvest, tidak merusak lingkungan sekitar. Udah gitu rotan itu adalah bukti kalau hutan itu sehat baru rotannya akan ada di situ sebenarnya. Dan eh secara desain pun rotan kan bentuknya silinder ya. Terus memaksa kita untuk berpikir lebih keras untuk menggunakan bentuk itu tuh dalam desain yang mau kita terapin. Jadi kayak secara tidak langsung dari jauh tuh kalau ee desain dengan materi rotan akan benar-benar terlihat e menonjol sih sebenarnya. So, kayak akhirnya kita berasa kayak rotan tuh memang punya ikatan emosional dan kita. Kita kayak best thing from Indonesia salah satunya adalah rotan. And then mengenai sintetik, material sintetik ya itu adalah material kontemporer sebenarnya. material yang muncul diproduksi oleh manusia karena ada kebutuhan, yaitu kalau material natural tidak tahan dengan alam, terpaksa harus menggunakan material yang dibuat dengan manufacturing, pengolahan dan kimia sehingga ketahanan terhadap alamnya lebih tinggi. AT pertanyaannya Bu ee semua material pasti akan refer kembali kepada fungsi utamanya. Jika kita menggunakan material sintetik sebagai material yang di outdoor karena dia bisa bertahan lama penggunaannya yang tadinya kalau material natural tuh mungkin hanya 1 tahun dengan material sintetik bisa 10 tahun. Itu kan part of sustainability sebenarnya. produk bisa regenerasi kepada anaknya misalnya part of regenerasi eh part of eh sustainability. Jadi menurutku balik lagi kepada kontekstualnya sih sebenarnya sebuah material itu diperuntukkan untuk apa gitu dan sebenarnya jadi jadi akan counter e bermasalah kalau kita menggunakan bahan natural seperti rotan yang enggak cocok di outdoor tapi kita paksakan tapi dalam setahun tuh sudah hancur akhirnya kita harus belanja lagi nambah ee sampah di di buat kita gitu sih Pak. Oke. Sip. sepertinya memang yang tadi eh Mas Hendro bilang ya, itu juga natural paling bisa ya memberikan local identity ya gitu. Oke, mungkin eh next-nya sementara ee ada masalah teknis ternyata dengan Bu Diana terkait ee mikrofonnya. Mungkin ee ke Mas Mahadianto yang terkait arsitektur hijau dan yang berkelanjutan perbedaannya gimana gitu dan ee kontribusinya apa gitu. Silakan Mas Hendro. Eh, Mas Hendro maaf Mahdianto maaf. Oke, mungkin yang saya ketahui ya, Bu ya, ee perbedaannya tuh sebenarnya hampir-hampir sama cuma ee mungkin ada perbedaan yang kecil gitu ya, perbedaan yang ee sedikit gitu. Jadi mungkin arsitektur hijau itu dia lebih berfokus sama efisiensi energi dan penggunaan material gitu ya. Nah, sedangkan mungkin ee arsitektur berkelanjutan itu memiliki cakupan yang lebih luas seperti yang kita bahas tadi ya. Nah, jadi ee karena arsitektur berkelanjutan ini kan mempertimbangkan aspek ee lingkungan, ekonomi, dan sosial gitu sih. Jadi kalau yang tadi arsitektur hijau mungkin lebih ke lingkungan aja gitu. Itu sih mungkin dari saya yang saya ketahui. Maaf kalau kurang. Oke, enggak apa-apa, Mas. Kalau terkait bagaimana cara arsitektur eh sustainable itu bisa memberi kontribusinya seperti apa tuh untuk pembangunan sustainable juga untuk terutama untuk daerah sekitarnya lah gitu. Oke. Oke. Nah, yang tadi ya seperti Nah, tadi kan saya mulai campaign ya, campaign untuk ee rumah-rumah panggung gitu ya. Kenapa sih daerah perkotaan gitu ya yang rawan banjir itu tidak menggunakan ee rumah panggung gitu? Kenapa harus di ee tanah-tanah itu yang mungkin bisa ee berdampak baik untuk resapan gitu ya, air hujan ee tidak menggunakan panggung gitu. Mungkin kalau kita bikin ya itu mungkin lebih ke visi saya ya. Jadi kalau misalkan ya kayak tadilah kayak yang rumah rumah yang di Pasar Minggu tadi yang cuma setengahnya bahkan 30%-nya ee kita bangun ya. Nah, itu kan misalnya dia ada air hujan, ada limbah itu kan ee air dari air hujan ya. Air hujan kan dia ngeresap ke di sendiri dengan adanya sumber resapan dengan adanya area resapannya dia gitu ya. Terus air air limbah. Bagaimana cara air limbah itu dari rumah dia enggak langsung dibuang ke bot, diolah dulu gitu ya. Nah, gitu sih ee lebih ke dampak terhadap lingkungannya gitu ya. Misalnya kalau ada bikin semua orang bikin rumah panggung gitu, enggak semua orang sih. Ee misal satu daerah a gitu kan dia mengurangi ee limpahan air hujan ya untuk ee yang dialirkan ke tempat lain gitu kan. Ibu dan bapak. Mungkin seperti itu sih mungkin salah satu yang saya contohkan dari projek-projek saya gitu ya. Oke. Oke, terima kasih Mas. Em berhubung memang masih ada kendala teknis Bu Diana mungkin sebenarnya sih kalau prinis sustainable eh setahu saya kan bisa diterapkan di berbagai bidang. Nah, mungkin pertanyaan Michael Agung Talo bisa dibantu dijawab oleh Mas Hendro dan Mas Mahadianto mungkin eh supaya bisa sedikit ada diskusi gitu karena ini secara general ya bahwa bagaimana prinsip sustainable design diterapkan untuk tetap inovatif. Nah, ini kayaknya berhubungan nama ekonomi nih karena di tengah resesi ekonomi gitu. Nah, mengingat produk sustainable itu cukup mahal mungkin terutama masih cukup tinggi ya kalau di Indonesia. Jadi belum bisa menjangkau kaum menengah ke bawah. Nah, mungkin ada pengalaman atau masukan dari Mas Hendro dan Mas Mahadianto gitu ya terkait ee ya prinsip-prinsip dan produk. Nah, silakan em Mas Madianto mungkin mau duluan. sedang berpikir nih kayaknya keduanya. Iya. I pertanyaannya bagus banget sebenarnya. Kadang-kadang ee material recycle, up cycle memang akan jadi ee lebih ekspensif ya karena biasanya untuk mengolah material yang di recycle tuh ee butuh banyak ee effort yang lebih karena kan secara ekosistem kan belum terbentuk. Kalau sebagai contoh, kebetulan kita di produk desain, em misalnya e dunia furniture kayu gitu kan memang ekosistem sudah terbentuk dari harvesting, kebun perkebunan kayu, lalu nanti ada yang ada yang ee mengirim sampai ke pabrik. Terus nanti di pabrik bisa dikilen kadang-kadang atau di di di ee keringkan kadang-kadang bisa titip ee pengeringan ke perusahaan lain. Nah, itunya tuh tercipta tuh. Sedangkan kalau di material sustainable atau sori di material eh recycle upcycling itu memang akhirnya dari hulu sampai hider itu kebanyakan dikerjakan sendiri. That's why jadinya sangat mahal. Terus mungkin catatannya dari eh studio kami adalah makanya eh kita selalu menerapkan sisi sustainability itu tuh pada saat kita mendesain dari awal. Jadi kita harus bisa tap in ke dalam sebuah sistem yang memang manufacturing karena ee skalanya skala industri, tapi ee kita maksimalkan seperti ee pemilihan material yang tepat, penggunaan material yang optimal, terus kita banyak masuk kepada sendi-sendi yang lebih atau area-area yang ee akhirnya seperti finishing misalnya kita mencoba lebih banyak mendorong finishing yang water base walaupun dengan plus dan minus. And then kita coba ee perkuat di knohow bagaimana konstruksi antar pertemuan joiner itu bisa lebih kuat, bisa lebih benar sehingga ee si objek ataupun si produknya tuh bertahan lebih lama. Mungkin kalau dari produk desain tuh itu yang harus kita perkuat sih sebenarnya sih. And then fungionality yang benar-benar ee ergonomi yang benar-benar bisa didorong. Artinya kalau orang beli atau klien beli si e objek kita tuh begitu didudukin benar-benar nyaman sehingga kalau dia mau buang itu sayang banget sehingga nanti di diover ke anaknya atau ke cucunya regenerasinya terus berlanjut sehingga sehingga eh poinnya adalah functionality-nya maksimal, manufacturing-nya maksimal sampai akhirnya e material yang dipakai atau objek yang yang dipakai itu setelah penggunaannya selesai pun ee ee mungkin ee masih bisa di di ee berikan kepada generasi berikutnya sih. Dan juga kita melihat sekarang ee brand-brand besar seperti IKEA menurutku tuh salah satu solusi sih karena di IKEA tuh mereka mengusung disebut demokratisasi desain. Jadi desain itu kadang-kadang desain bagus tuh enggak perlu super mahal karena mereka skala industrinya besar sekali. Again, balik lagi di Indonesia yang produksi atau manufacture furniture-nya besar semestinya mulai bersama-sama ee duduk bareng untuk mikirin bagaimana skala produksinya itu bisa super besar sehingga gagasan-gagasan sustainable-nya sudah tertambat di dalam setiap produknya tuh memang ee bisa terimplementasi ke kepada si ee bisnis modelnya itu sendiri. Oke. Kalau dari kita sih begitu, Mbak. Berarti produksi massal untuk menekan ya istilahnya waste juga ya sebenarnya gitu. Oke. Ee mungkin tadi berhubung saya sudah tanyakan ke Mas Mahadianto nanti ee dilanjutkan dengan Bu Diana dengan ee apa jawaban atau pendapat ee terkait pertanyaan tadi. Bagaimana ee Mas Mas duluan nih yang saya tagih. Saya saya duluan ya. Iya. Nah, mungkin tadi ee pertanyaan mungkin lebih ke produk tadi ya, ke material ya. Nah, mungkin kalau dari saya jawab mungkin lebih ke dalam arsitektur kali ya. Ee contohnya aja mungkin lebih ke efisiensi energi aja tadi ya. Jadi ee tanpa kita harus menggunakan material-material yang mahal gitu, produk-produk yang mahal. Kalau desainnya aja kita sudah desain sudah benar gitu ya. Misalkan kita ee lihat ee arah matahari, lihat ee arah ee arah angin gitu ya, arah udara, terus ee dan prinsip-prinsip lingkungan lainnya gitu ya. Ee itu tuh udah sustain sebenarnya gitu tanpa menggunakan ee produk-produk yang mahal tadi gitu. Nah, ee kita kan tadi misalnya dalam desain gitu ya, sudah melihat ee faktor-faktor tadi, sudah menganalisa faktor-faktor lingkungan tadi ee sehingga terciptalah desain-desain gitu ya. desain-desain yang misalkan kita dengan bukaan yang besar gitu ya ee dengan bukaan yang besar pengudaraan dan pencahayaan masuk dengan baik tanpa ee me suhu di dalam ruangan itu tidak tidak panas gitu. Nah, itu kan kita banyak analisis analisa dalam proses desainnya gitu. Jadi ee menurut saya sih kalau udah dalam proses desainnya sudah baik gitu ya, kita tidak perlu menggunakan produk-produk yang mahal sih. Nah, jadi kita bisa menggunakan produk-produk lokal gitu. Produk lokal yang gampang didapat dari dari sekitar sekitar site. Mungkin kayak gitu sih ee sedikit dari saya. Oke, terima kasih, Mas. Nah, bagaimana dengan Bu Diana? Bu Diana sudah bisa join kembali. Halo, Bu. Oke, sepertinya masih kendala. Bu, baru di baru baru dibuka sama host. Oke, jadi akhirnya bisa ngomong. Selamat datang kembali. Oke, terima kasih. Iya. Ee ee saya melanjutkan ee jawaban dari pertanyaan yang sama ya, Mbak Tri ya. Iya, betul. Oke. Oke. Siap. Eh, setuju banget itu tadi pertanyaannya eh sangat-sangat kekinian, sangat sesuai keadaan sekarang. Memang produk susenable itu memang mahal, jadi lebih mahal dari produk normal lainnya. Sementara e kalau project selalu ada kendala budget kan setiap ini. Jadi ee mungkin saya studi aja yang kemarin ee teman-teman kita minta merenovasi kamar hotel dengan 100% produk ee sustainable itu ee harganya bisa berkali-kali lipat dengan produk-produk yang ee lebih ee normal ya. Jadi ee ee saya sendiri antara sedih-sedih enggak gitu ya dalam arti saya selalu mendorong untuk produk susenable yang lokal untuk selalu eksis. Apalagi mungkin kalau hanya sebatas memamerkan karyanya selesai sampai di situ tidak ada nilai ekonominya. Tapi kalau sampai itu bisa diterapkan dalam project apalagi misalnya kamar hotel, kamar hotel let say e four star hotel bisa 100 kamar, 200 kamar kan itu akan akan sangat membantu bergulirnya produk ini. Jadi sebagai desainer kadang-kadang saya harus mengelus dada juga untuk tidak bisa mewujudkan ini. Akhirnya biasanya ee saya hanya memakai satu atau dua jenis material. Jadi tidak bisa 100% sustainable mau mau karpetnya, mau wallpaper-nya, furniture-nya dan lain-lain light iting-nya. Paling akhirnya saya ngalah ambil satu misalnya hanya wallpaper-nya aja atau panelnya aja. Jadi tetap ketemu apa yang ee klien ee ee mau dan sesuai anggaran. Jadi ee mungkin untuk membalas sakit hati itu seperti saya sampaikan tadi di paparan saya untuk sustainability kan banyak sekali tadi seperti yang Mas Yayan ee jawab kan kita bisa bermain dengan energi ya dari pencahayaan dari udara tata udara tata cahaya itu kita sudah cukup berteman dengan sustain kemudian ee ngakalin apapun yang bisa reuse ya eh itu itu juga akan ee ee mengurangi budget tapi kita juga sustain Karena saya berapa kali mendesain atau merenovasi hotel pun memakai furniture yang lama tapi kita dandanin lagi gitu ya. Jadi itu itu juga itu juga usaha kita sebagai desainer untuk ikutan ee sustain ini ya. Eh dan beberapa kali juga saya ee seperti proyek yang saya kasih lihat itu kalau 100% antik itu otomatis kita juga udah sustain. Jadi ya akhirnya itu dari sisi desainer kita mengalah untuk itu. Tapi asal kita sama-sama masih punya semangat dan visi yang sama itu Mbak Tri. Makasih. Oke terima kasih Bu Diana. Wah kayaknya diskusinya saling istilahnya saling mendukung ya. Memang sebenarnya sustainable design suatu prinsip yang sebaiknya diterapkan lah gitu untuk ee masa depan. Nah, kini masuk putaran kedua nih. Saya langsung ada tiga lagi pertanyaan. sayangnya memang sebenarnya pertanyaan tuh lebih dari 10 atau mungkin sudah belasan sekarang. Tapi berhubung waktu mungkin pertama ee ini adalah pertanyaan dari Paul Marpaung ee kayaknya khusus untuk interior. Ke Bu Diana ee saya tertarik dengan material bambu dan kayu untuk interior baik sebagai divider maupun ceiling. Namun kendala yang terjadi adalah rayap. Nah, sementara menggisi bercorak kayu tidak menarik. Bagaimana cara mengatasi rayap? Waduh, wah ini kayak supplier nih jadinya. Mengatasi rayap dengan alami atau kimia tapi aman terhadap kesehatan dan tidak merubah teksturnya. Terima kasih. Nah, apakah Bu Diana mau berpikir dulu sejenak atau langsung dijawab? Silakan. Oke, langsung aja ya. Langsung aja. Oke, suaranya enggak bisa keluar lagi. Aduh. Iya, betul. Oke, mumpung bisa. Oke, terima kasih. Ee ee bambu memang selalu menarik ya. Ee ee saya juga beberapa kali memakai bambu, tapi saya tidak cukup berani untuk memakai bambu langsung dan saya olah sendiri. Jadi saya selalu memakai vendor ataupun ee produsen yang sudah mengolah bambu dengan proses sedemikian rupa. Ee dan saya setuju dengan ee istilahnya memakai material lain yang tahan lama tapi motifnya bambu. Jadi ee jadi tidak jujur, tidak ee material itu tidak anes ya. Itu saya juga sangat mendukung hal itu. Jadi kalau saya adalah mencari supplier atau vendor yang sudah ee merisarch dan menstudi bambu dengan benar. Itu aja sih ee saya enggak mau ambil resiko karena kalau enggak dimarahin klien terus kan maksudnya baulah baru sebentar sudah rusaklah maksudnya ee daripada bolak-balik dipanggil klien saya pikir saya akan kerja sama dengan beberapa vendor yang mencari dipercaya itu Mbak Tri. Makasih. Terima kasih. Mungkin langsung next-nya kira-kira eh dari Indro Kunto Baskoro. W ini orang Jawa nih kayaknya. itu ditujukan ke Mas Hendro. Nah, ini tentang brand. Bagaimana strategi brand bisa mengangkat produk fungsional menjadi objek seni yang diminati secara global. Nah, kalau strategi brandya sebenarnya ke klien ya atau gimana ya Mas Hendro ya? Itu strateginya brandnya dong. Gimana? Yes. Yes. Tapi kita sebagai eh desainer produk eh bisa memberikan input sih sebenarnya sih. Oke. Oke. Eh it's it's a good question sih. Eh di studio kita tuh eh kita sedang ada satu beberapa project yang memang pengin bawa lokal brand untuk bisa ee ee berbisnis di luar daripada di Indonesia ya. Terus akhirnya ee pertanyaan dan dan akhirnya kita banyak berdiskusi terus eh ending daripada diskusi dengan si beberapa brand itu akhirnya kepada bagaimana eh kita glorifying our own eh cultural context sih sebenarnya yang memang orang luar tuh tidak miliki sebenarnya. Nah, di situlah ee dalam pengalaman kita ee mendesain 9 tahun, kita benar-benar merasakan bagaimana kekayaan kultural dan tradisi kita tuh benar-benar harus kita explore dengan etikal. Tapi sebenarnya tuh banyak banget ee yang menarik dan orang luar tuh pengin tahu, pengin lihat. Sebenarnya for example ee hanya Indonesia yang punya ee dua subculture, Polesia dan em satu lagi Austronesia misalnya. Sedangkan kalau dari Singapura ke atas sampai ke China tuh semua Austronesia misalnya. Itu tuh hal yang kayak benar-benar mempertemukan bikin Indonesia tuh super different, super rich. Ee mungkin kalau di studio kita tuh kita approachnya selalu kita diging melihat ke dalam Indonesia lebih dalam lagi. Understanding kenapa ee tradisi ini dipertahankan. Nah, akhirnya itu menjadi sebuah narasi yang kita kemas menjadi sebuah objek ataupun produk yang kalau orang beli itu bukan beli kursi tapi sebenarnya adalah beli e sebuah story kontemporer Indonesia di masa depan gitu. Menurut aku sih itu sih yang ee bisa memenangkan produk kita di di kalau kita bicara kanca internasional ya, karena ada hal-hal yang ternyata hanya Indonesia yang dimiliki gitu. Itu sesuatu yang politik, sesuatu yang memang ee secara filosofi e kuat di Indonesia sebenarnya. Berarti uniqueness lah ya, something different. Betul gitu. Betul betul. Oke. Ee mirip dengan yang tadi Ibu Diana juga sempat cerita di awal bahwa ada local identity-nya gitu sehingga kita bisa memenangkan hati ee calon pembeli atau calon betul dan dan Heeh. dan baterai. Beberapa kali kita ee beruntung berkesempatan untuk pameran di luar negeri ya, di negara yang desainnya maju seperti Milan, eh Tokyo, Paris itu tuh akhirnya the differences karena kita inspir our culture. Terus hasil akhirnya itu tuh bikin mereka sangat-sangat tertarik sih buat mereka tuh seksi banget sebenarnya. Naresi mengenai Indonesia tuh buat mereka menarik banget. Tapi memang execute-nya supaya dia relevan sama zaman, supaya enggak terlalu tradisional itu emang PR-nya sih. Berarti antara teknologi dan craftmanship ya, gitu. Yes. Oke. Ini menarik nih sebenarnya bisa menjadi topik sendiri tuh. Iya. Betul. Mungkin kalau yang untuk sesi eh sesi lagi putaran dua ini yang ee pertanyaan ketiganya dari Ni Wayan Ovang Sugiantari untuk arsitektur Mas Mahadianto. Dalam konteks urbanisasi yang semakin masif dan perubahan iklim, bagaimana arsitektur berbasis sustainable design dapat berperan sebagai agen perubahan untuk menciptakan lingkungan binaan yang resilien, adaptif, serta mampu memberdayakan komunitas lokal. Dan sejauh mana arsitek mampu menavigasi tantangan antara idealisme, desain berkelanjutan dengan realitas, ekonomi, budaya, dan regulasi yang seringki menjadi hambatan. Waduh, ini kayaknya berat banget nih. Iya, berat banget ya. Kayak yang bisa jawab profesor ya. Iya, itu alasan saya pilih ya. Silakan, Mas. Oke. Nah, ee seperti sebelumnya ya yang saya ee sampaikan gitu ya. Jadi mungkin ee ya salah satu ee cara kita menghasilkan desain yang ee sustain kan kita harus apa ya harus kawin lah gitu sama ownernya gitu. maksudnya sepemikiran gitu, harus sependapat sependapat harus satu sepakat gitu ya untuk ee menciptakan ee desain yang sustain itu gitu. Nah, misalkan tadi kayak rumah panggung aja ya. rumah panggung itu kan ee tidak murah karena dia harus ada tambahan struktur yang di bawah itu kan karena ee dia akan strukturnya akan ee secara budget akan lebih bertambah gitu. Ee jadi enggak hanya kalau kalau tadi kan ee secara material produk gitu ya yang produk sustainable pasti mahal. Nah, desain sustainable pun kadang-kadang pun kayak gitu juga gitu. Kadang-kadang ada owner yang lebih ah yang penting budget masuk deh, Mbak, Mas. Gitu kan. Nah, jadi ee itu sih apa kerja sama-sama ownernya kita harus sepakat gitu. Cara kalau semu tata cara sustainable kan kita sudah tahu ya cara kita menciptakan ee visi kita menjadi direalisasikan aja sih gitu. Nah, jadi kita sebagai desainer kan, sebagai arsitek ya, kita bisa mencampakkan visi itu. Tapi ee eh ujung-ujungnya pasti di owner gitu ya, di owner atau di klien kita mau enggak ee mencapai visi itu bersama gitu sih. Menurut saya itu yang harus ya kecuali dalam ee dari peraturan pemerintah tuh udah harus begitu gitu loh. misalkan kayak ee peraturan di Singapura aja setiap bangunan harus ada ee bukaan hijaunya berapa persen gini-gini. Nah, nah itu mungkin bisa kita barengan karena ini konteksnya urbanisasi gitu ya. Konteksnya yang lebih lebih luas lagi gitu. Itu sih dari peraturannya pun saya rasa sih itu yang perlunya sih. Misalkan ee ee resapan gitu ya. resapan kalau mau bangun rumah minimal harus segini gitu. Nah, itu yang harus kita capai bersama gitu. Nah, tapi kan sekarang kan banyak ya resapan pun nanti suatu saat di sama ownernya kita enggak tahu atau ee setelah itu di ditutup lagi resapannya jadi enggak ada resapan. Itu sih sebenarnya visi-visi yang kayak gitu. Harus sepemikiran sampai ee desain itu terbangun sampai dia menggunakan ee arsitektur itu gitu. Oke, Mas. Mungkin ee muter-muter tapi apakah terjawab? Sepertinya memang pertanyaannya karena dalam banget kayaknya ee waktu 5 menit tuh enggak cukup untuk menjawab kayaknya. Itu harus di apa analisa dan diteliti dulu kayaknya. Tapi enggak apa-apa, mungkin ee ini ada satu pertanyaan dan mungkin ini pertanyaan yang penutup ya. Karena ee menurut saya sih ini menarik karena terkait kolaborasi. Nah, mungkin ini bisa untuk diskusi ee pertanyaan ini apa maksudnya diskusi dari pertanyaan ini. Ee sebenarnya pertanyaan dari Michael Agung Talo tadi kan pertanyaannya cukup baik. Nah, ini sebenarnya dia beliau menyampaikan pertanyaan cukup banyak, tapi saya pilih beberapa saja. Nah, ee bagaimana kolaborasi antara desainer interior, produk, dan arsitek membantu menciptakan solusi desain yang berkelanjutan. bentuk kolaborasi seperti apa yang dihasilkan karena setiap ahli atau pakar memiliki pakarnya dan nah ini ego sendiri tuh. Nah, mungkin ee kira-kira gimana tuh kolaborasi? Kan tadi saya juga ada ee mendengarkan dari Bu Diana memaparkan bahwa ada beberapa ee kayaknya salah satu museum ya yang kolaborasi dengan produk desainer gitu. Nah, mungkin itu juga dari Mas Hendro juga kan dengan ee ee apa artisan atau seniman gitu. Nah, itu mungkin bisa di-share ee dan mungkin Mas Yayan juga kali gitu untuk mungkin ee kerja sama dan interior seperti apa. Nah, ini saya saya buka untuk diskusi mumpung kita masih ada waktu. Oke, silakan. Ayo, siapa yang mau duluan? Semuanya langsung di-mute. Oh, Bu Diana masih kemute ya. Aduh, minta tolong ya. Baru dibuka. Baru dibuka lagi. Oke, mungkin saya duluan karena ee takut ke kemute lagi, ditutup lagi sama yang punya acara. Tutup lagi. Oke. Atau saya enggak boleh ngomong banyak kayaknya nih, Mbak Tri ya. Silakan. silakan. Oke. Ee sebetulnya kalau pengalaman saya kolaborasi yang baik itu adalah kalau project baik arsitek atau interior itu memulai dari tanah kosong sama-sama. Jadi pengalaman saya kadang-kadang ada project ee bangunannya sudah jadi dulu baru orang interior dipanggil gitu ya. Nanti baru orang interior milih produk. Jadi ee kita tidak bisa ngasih saling input. Nah, eh yang terjadi beber ee ada beberapa projek saya sangat ideal di mana waktu itu perencanaan sudah jadi semua dari nol jadi arsitek, interior, tata cahaya dan desain produk semua dari awal. Jadi kita bisa saling diskusi sebelum project itu dibangun atau dimulai. Nah, mungkin ee ini pembelajaran buat klien aja sih kayaknya kalau klien mau berbuat seperti itu, kolaborasi itu akan terjadi jauh lebih sempurna. Tapi praktiknya tidak seperti itu idealnya. Jadi saya juga banyak juga projject sudah jadi bangunannya oke interior masuk. Nah gitu ya. Nah, itu juga jadi jadi lain. Kalau saya sangat-sangat senang biasanya saya desainer produk ataupun ee artis seniman itu saya mulai ajak dari konsep e interior sudah jadi. Jadi dari awal itu mereka sudah jadi. Jadi bukan misalnya artwork kita mendesain ruang baru cocoknya lukisan ini ya di sini cocoknya lukisan ini enggak. tetapi ee artisnya itu pun sudah memberikan input sesuai dari konsep interior. Jadi orang interior yang mendirect semuanya tapi semua kita berkolaborasi dengan baik. Jadi begitu jadi semuanya happy. Jadi desain produknya juga happy, furniturya seperti apa, semua eh artis-artisnya juga happy. Jadi itu sih Mbak Tri pengalaman saya. Jadi kalau kalau semua mau mulai dari awal dari kertas kosong itu akan kolaborasi yang baik. Terima kasih Mbak Tri. Terima kasih dan juga mungkin menghindari masalah ke depan ya Bu. Nah, itu dia. Oke, mungkin dari Mas Hendro sama Mas Yayan. Tadi aku manggilnya Bapak sekarang Mas jadi pemuda. Silakan. Kalau dari kita yang eh industrial design ataupun product design eh basically eh kita selalu ee ee melihat sebuah kolaborasi itu ee sebagai kesempatan kita untuk meng-glorify yang dimiliki oleh ee Indonesia. For example, semua produk yang kita desain tuh heavily inspired by Indonesia. Tapi kita coba mendorong yang lebih kontemporer. Nah, kita eh sebagai produk em semua objek atau produk atau furniture yang dilihat oleh stakeholder seperti arsitek dan interior kan sebenar secara tidak langsung berkompetisi ya, berkompetisi di mana akhirnya itu yang akan dipilih karena cocok sama konseptual dari si arsitek maupun si interior desainernya. Dan di situlah produk desain meraba-raba sebenarnya dari awal meraba-raba. Kira-kira ke depannya desain khas Indonesia mau dibawa ke mana sih? Desainer-desainer Indonesia, arsitektur Indonesia akan mendorong desain tuh ke mana gitu. Nah, itu itu produk desain ee mesti mulai mencoba memahami. Makanya beberapa kali di studio kita tuh kita ee mempelajari interior desain, mempelajari eh arkitektural juga supaya kita bisa lebih paham lagi sehingga apa yang kita desain tuh begitu begitu si stakeholder, owner ngelihat tuh bisa kayak, "Ah, ini tepat banget nih, ini tepat banget nih." Jadi kompetisinya bisa kita menangkan karena desainnya ee sudah cocok dengan pola pikir atau sudah relevan dengan eh inline dengan konseptual architek dan interior desain sih. Dan itu juga jadi em hal yang eh sangat sulit untuk dilakuin. Sebenarnya kita juga punya banyak kekurangan di Indonesia eh dalam hal produk desain ya. manufacturing. Kita enggak punya manufacturing yang secanggih seperti di Jepang misalkan. Nah, bayangin deh kita berkompetisi dengan produk-produk dari luar, tapi gimana caranya dengan apa yang dimiliki, manufacture yang dimiliki Indonesia, kita tuh mampu nunjukin shifting atau memperlihatkan kecanggihan desain atau kontemporarinya desain Indonesia dengan dengan baik gitu. itu itu sulit sih produk desain Indonesia itu salah satu profesi yang very struggling sih yang bareng Yes. tanpa kita loh tanpa si desainernya barang itu akan berkompetisi dengan sendirinya loh kompetisinya akan berhubungan dengan e seberapa rapi barang itu, seberapa cocok barang itu, eh materialnya apa, berapa harga nilai setiap objeknya. So, eh very complicated sih. Kalau Genzet bilangnya apa? I feel you, Cela. I eh mungkin dari kolaborasi pun juga memang berpengaruh pada pemilihan klien. Kalau dari kolaborasi dengan industri adalah ee tentang kerapihan atau bukan hanya kredibilitas berarti kemampuan ya kemampuan industri ya untuk mendukung ya mungkin dari arsitek muda kami gimana kalau dalam arsitektur karena ini kan kalau tadi kan ee interior itu lebih ke ruang terus produk lebih intim lah. Nah sekarang kalau arsitektur gimana? Itu kan semuanya ada di dalam tuh. Ee gimana Mas? Nah, ee kolaborasi betul ya saya mungkin lebih ee melanjutkan ya melengkapi dari ee jawaban-jawaban sebelumnya ya. Saya setuju sih sama Bu Diana ya dari nol kita kolaborasi dari awal gitu ya. Nah, mungkin ee ada beberapa pihak yang belum belum tersebut mungkin di awal ya, kayak ee konsultan Mep gitu ya, terus konsultan struktur. Nah, belum lagi pelaksananya gitu ya. Pelaksananya itu banyak loh. Ada pelaksana bangunan gitu ya, ada pelaksana mungkin landscape-nya gitu ya. Nah, tadi tuh mungkin ee kita lihat contohnya dari proyek saya yang tadi yang panggung yang dekat sungai tadi. Nah, gimana caranya ee kita bikin visi ee akan zero round up run off tuh gimana sih? Nah, itu kan kita tanya ke orang ME nih ee ke orang MEP gimana cara pembuangannya agar pembuangan ini masuk ke resapan aja tidak ngebuang untuk mencemari lingkungan gitu ya. Terus gimana cara strukturnya misalnya dalam membuat pondasi itu ee semen-semen itu atau ee apa limbah-limbah dari konstruksi itu tidak mengotori lingkungan gitu ya. Nah, semua itu sudah harus elaborasi dari awal sih menurut saya ya. ya mungkin ya biasanya arsitek tuh yang yang mengumpulkan gitu ya mengumpulkan pihak-pihak tersebut di mana ee kita bisa satu visi semuanya gitu sih. Arsitek, owner, dan semua pihaklah yang ber itu. Soalnya kita buat membuat suatu apa ya, suatu karya, suatu produk yang sustain itu wadah semua ya harus satu visi semua dari owner dan semua yang ber itulah bersentuhan namanya ya. Betul ya. intinya harus ee mungkin ee memiliki kayak tujuan dan konsep yang serupa lah. Jadi mungkin niatnya sama ingin kan enaknya kerja sama dengan pihak-pihak yang memang sudah satu visi lah. Mungkin seperti itu ya Mas ya. Itu betul betul. Ee bedanya ceritanya sama apa kalau klien nih sudah datang ke kita, "Mas, saya pengin bangun ini." Ah, enggak apa-apalah ngelanggar Mas difulin aja gini-gini. Aduh. Waduh. sudah nih dalam itu visinya sudah mulai diskusi langgaran dan pelanggaran. Iya. Awalnya sih berasal dari yang pemberi tugas sebenarnya pemberi tugas tuh mau sampai mana sih gitu ya sampai mana sih kalau benar-benar mau sustainable benar-benar kita harus desain bareng-bareng gitu. Iya sampai ke konstruksi dan penyelesaiannya. Iya ya mungkin itu di mana-mana namanya proyek sempurna mungkin tidak ada ya Mas ya. Tapi minimal kita mungkin dengan proyek-proyek sustainable kita membalas dosa-dosa kita ya. Itulah. Oh gitu. Siap. Oke terima kasih. Aduh terima kasih. Kayaknya kok tidak terasa hampir jam .00. Waduh. Waduh. Nah tapi ya terima kasih semua peserta atas pertanyaannya. Mohon maaf bila tidak semua pertanyaan bisa disampaikan dalam webinar ini. Tapi sayangnya waktu kami sudah habis gitu. Nah, mungkin ee untuk webinar berikut-berikutnya mungkin ikut lagi untuk webinar yang di apa yang diselenggarakan oleh Astresinesia. Ditunggu ya, Pak Bambang. Ya, oleh karena itu saya coba simpulkan diskusi ee hari ini ee sebagai berikut. Eh, saya simpulkan sustainable design atau desain yang berkelanjutan merupakan salah satu strategi atau metode desain dengan pemikiran kreatif mengutamakan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi sirkuler. Tujuan utama untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, terutama dengan mempertimbangkan masa depan. Prinsip utama adalah efisiensi energi, material ramah lingkungan, pengurangan sampah, dampak lingkungan yang minim, dan tanggung jawab sosial seperti eh adanya local identity. Strategi sustainable design ini dapat menjadi prinsip desain dalam berbagai bidang seperti modular, recycle, upcycle, dan lain-lain untuk menciptakan karya desain yang lebih menarik, inspiratif, dan inovatif serta bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar baik baik di alam maupun antar manusia menciptakan masa depan bersama yang lebih baik. Nah, demikian kesimpulan saya. Eh, saya Trimawati berterima kasih atas kehadiran para narasumber untuk para ee dan untuk paparan wawasan yang sangat inspiratif serta terima kasih kepada semua peserta yang sudah hadir dalam webinar ini. Silakan MC, Angel, dan Resi untuk menyampaikan info berikutnya. Terima kasih. Baik, terima kasih kepada moderator Ibu Tri Hikmawati dan para narasumber Ibu Diana Nazir, Bapak Mahardianto, dan Bapak Hendro Hadinata. Sungguh luar biasa informasi dari seminar sustainable design pada interior, desain produk, dan arsitektur. Banyak sekali ilmu dan pengalaman yang kita dapatkan. Acara utama seminar kita telah selesai, Bapak, Ibu semua. Selanjutnya kami mohon kesediaan Bapak Ibu untuk mengisi polling yang akan kami tayangkan berikut ini. Oke, pollingnya sudah keluar ya, Bapak, Ibu semua. Sambil menunggu polling berjalan, kami informasikan kembali kepada Bapak Ibu bahwa seminar ini juga bisa disaksikan kembali di official YouTube channel Tenari Jaya. Kemudian materi narasumber akan dikirimkan bersama sertifikat seminar ke email Bapak Ibu sekalian. Kehadiran peserta juga sudah tercatat saat pendaftaran, jadi tidak ada absen lagi pada saat seminar. Dan tadi juga sudah sempat diinfokan kalau ada hadiah door price dari Kenari Jaya di seminar hari ini. Jadi jangan ke mana-mana dulu nih Bapak Ibu semua. Ada apa aja R? Lima buah gelas stainless steel, lima buah jam meja kulit. satu set handle pintu lengkap Ken dari Kenarijaya. Oke, untuk pollingnya masih berjalan Bapak Ibu. Kemudian untuk mengetahui update atau informasi menarik mengenai Kenari Jaya dan majalah Arsesia, Bapak Ibu bisa langsung follow officially Instagram-nya dan Kenarijaya juga punya sosial media lainnya seperti TikTok dan Facebook page. Baik dan jika Bapak, Ibu ingin mengetahui lebih lanjut mengenai produk-produk Kenari Jaya, bisa langsung mengunjungi showroom-show terdekat Bapak Ibu sekalian di beberapa wilayah seperti di Jakarta, Tangerang, Bandung, Jogja, Semarang, Makassar, Denpasar, Bali, dan Medan. Oke. Oke. Baik, pollingnya sudah ditutup. Bapak, Ibu sekalian, terima kasih untuk kesediaan waktunya. Eh, sekarang kami umumkan pemenang hadiah door price yang pertama yaitu lima pemenang gelas stel jatuh kepada eh yang pertama ada Michael Agung Talo, yang kedua Niwayan Ovang Sugiantari, yang ketiga ada Tony Rajabin, yang keempat Sena Levina, dan yang kelima ada Tas Baik, selamat untuk kepada lima pemenang gelas stainless steel. Kemudian selanjutnya lima pemenang jam meja kulit jatuh kepada yang pertama arsitek Arif Avianto IAI, yang kedua Indro Punto Baskoro, yang ketiga Abdul Latif, yang keempat Sunu Satrio Waskito, dan yang kelima Lukman Hakim. Baik, selamat untuk lima pemenang jam meja kulit. Dan selanjutnya ee ada hadiah utama berupa satu set handle pintu lengkap Ken dari Kenarijaya. Jatuh kepada siapa? Jatuh kepada Heru Candra Dewanto. Baik, selamat untuk pemenang satu set handle pintu lengkap Ken dari Kenarijaya. Kami ucapkan selamat kepada para pemenang door price hari ini dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Ibu Ranus Karvia, Ketua HI Jakarta. Kepada moderator Ibu Trihikmawati yang sangat cekatan. serta narasumber yang luar biasa, Ibu Diana Nazir, Bapak Mahardianto, dan Bapak Hendro Hadinatta serta peserta seminar dari seluruh Indonesia yang mengikuti melalui Zoom maupun melalui YouTube Kenarjaya. Akhir kata, saya Angel dan saya Resurri. Mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan. Terima kasih. Sampai jumpa. Terima kasih jumpa. Sampai jumpa. Terima kasih, Angel. Terima kasih semuanya. Terima kasih Mbak Tri, terima kasih Mas