Selamat datang di seri kuliah daring Fisika Dasar 1. Pada video ini kita akan membahas topik mengenai besaran dan kesatuan. Fisika merupakan ilmu dasar dan menjadi akar bagi beberapa bidang ilmu seperti kimia, astronomi, bahkan biologi. Fisika juga merupakan basis dari teknologi dan industri. Perkembangan di kedua hal tersebut ditandai oleh adanya perkembangan di dalam ilmu fisika itu sendiri. Secara umum, dalam ilmu fisika, kita selalu mencoba untuk memahami suatu fenomena alam yang ada untuk kemudian mencari suatu pola yang berkaitan dengan fenomena tersebut.
Kemudian, dengan bantuan bahasa matematika, kita dapat melakai kaya sahal tersebut menjadi suatu teknologi yang dapat diaplikasikan ke berbagai bidang. Sebagai contoh, fenomena-fenomena berikut seperti air terjun dan pelangi, Petir hingga ikan yang berenang telah menginspirasi berbagai penemuan teknologi yang hingga saat ini kita nikmati, mulai dari otomotif, perangkat elektronik, kesehatan, dan lain-lain. Oleh karena itu, pemahaman mengenai fisika dasar penting bagi kita yang akan terjun di dunia industri.
Salah satu bagian dari fisika dasar yang penting untuk dipahami adalah mengenai besaran dan satuan. Nah, mari kita bahas lebih lanjut mengenai besaran dan satuan ini. Fisika merupakan sains eksperimental.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kita ingin memahami suatu fenomena alam untuk kemudian direkayasa sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Nah, berkaitan dengan hal tersebut, dalam fisika, jika kita ingin memahami suatu sistem, baik sifatnya, fenomenanya, atau yang lainnya, maka kita harus memberikan gangguan terhadap sistem tersebut, untuk kemudian kita amati bagaimana responsenya. Kita lihat di sini, misalkan ada sebuah sistem, saya ingin mengetahui bagaimana karakteristik dari sistem tersebut.
Apa itu karakteristiknya? Misalkan saya ingin tahu berapa ukurannya, bagaimana sifat. termalnya, dan lain-lain. Maka, caranya adalah saya beri gangguan berupa pengukuran. Nah, maka dari gangguan tersebut, maka sistem akan berespons yang merupakan hasil pengukuran.
Berkaitan dengan hasil pengukuran, ada dua hal yang penting kita ketahui, yaitu mengenai apa yang kita ukur, yaitu besaran dan Berapa kuantitas yang kita ukur artinya adalah hasilnya nanti bisa dibandingkan dengan yang lain. Itu adalah satuannya. Nah, sekarang kita kembali definisikan besaran dan satuan.
Jadi, dalam suatu pengukuran kita memperoleh hasil, besaran itu adalah untuk menggambarkan apa yang kita ukur. Dan satuan. untuk menentukan kuantitas dari apa yang kita ukur. Sekarang, ada beberapa hal penting berkaitan dengan pengukuran ini.
Seringkali, kita tidak menyadari begitu banyaknya pengukuran yang sangat presisi yang memungkinkan kehidupan modern ini terlaksana. Contoh, setiap komponen ponsel, mulai dari chip, memori, mikrofon, hingga kamera, itu sangat bergantung pada serangkaian infrastruktur yang terdiri dari material, perangkat proses, serta prinsip-prinsip ilmiah yang terukur dan teruji secara cermat. Semua itu untuk memastikan bahwa ponsel dapat melakukan panggilan, mengirim teks, atau mengakses internet.
Pengukuran dan presisi ini telah menjadi tonggak peradaban manusia di era modern. Tanpa standar otomatis yang jelas, maka dipastikan peradaban kita bisa hancur seketika. Itu pentingnya dari besaran dan satuan ini.
Maka, perlulah satuan yang secara standar itu berlaku untuk selamanya dan untuk semua orang. Jadi berlaku secara global. Oleh karena itu, kita perlu kesepakatan mengenai standar yang akan kita gunakan.
Di sini kita menggunakan yang namanya sistem metrik atau sistem internasional. Ada tujuh besaran utama atau besaran pokok yang perlu kita ketahui. Yaitu panjang dengan satuan meter, masa dengan satuan kilogram, waktu dengan satuan second, kuat arus dengan satuan ampere, suhu dengan satuan kelvin. Intensitas cahaya dengan satuan kandela dan jumlah zat dengan satuan mol.
Masing-masing besaran ini, satuannya telah ditentukan. Standarnya seperti apa? Acuannya seperti apa? Tentunya penentuan ini telah mengalami proses-proses perubahan demi mencapai tujuan yaitu berlaku untuk selamanya untuk semua orang. Nah, sekarang kita lihat salah satu contoh dari bagaimana pendefinisian satuan mengalami perubahan.
Kita ambil kasus dalam satuan meter untuk besaran panjang. Nah, satu meter yang kita kenal sekarang yang menjadi patokan kita dalam mengukur Apapun, itu dari mana asalnya? Dari mana orang bisa bilang bahwa itu 1 meter?
Nah, ini adalah sejarahnya. Awalnya, di sini kita lihat, 1 meter ini awalnya ditetapkan sebagai 1 per 10 juta dari jarak sepanjang permukaan bumi antara kutub utara. Hingga katulistiwa yang melewati Meridian Paris. Tentunya dengan kondisi seperti ini dipastikan bahwa ada ketidakpresisian, ada ketidakpastian dalam nilainya. Kenapa?
Karena terlalu besar patokannya. Masa untuk menghitung ulang atau orang ingin memastikan ulang harus melakukan perjalanan seperti itu. Maka dibuatlah suatu prototipe yang lebih sederhana untuk menggambarkan satu barang tersebut. Di sini ada prototipenya, namun kita tahu bahwa ketika kita membuat satu barang sebagai patokan, barang tersebut pasti sesuatu saat akan mengalami perubahan.
baik secara fisis maupun kimia. Sehingga kita berusaha untuk mengubah bendanya menjadi benda yang tahan terhadap perubahan tersebut. Di sini diubahlah dengan cara diubah bahannya menjadi bahan platinum iridium dan disimpan pada keadaan tertentu.
Jadi panjang batang ini menunjukkan 1 meter. Namun, demi mencapai tujuan tadi di awal, jangan sampai ada yang berubah, diterima selamanya. Maka, dicoba 1 meter itu didefinisikannya melalui fenomena fisis.
Yaitu di sini, setelah ditemukannya laser, maka definisi 1 meter itu adalah menjadi kali. Dari panjang gelombang spektrum cahaya orangnya merah dari atom kripton yang berada dalam vakum seperti ini. Kemudian seiring berjalanan waktu diubah lagi definisinya sekarang dikaitkan dengan kecepatan cahaya. Di sini kemudian pada tahun 1919 kemarin ada redefinisi untuk seluruh.
Satuan, untuk 1 meter itu dikaitkan dengan konstanta, konstanta alam yang ada. Jadi diusahakan agar nanti nilainya tidak bergantung pada waktu dan tidak bergantung pada tempat di mana. Nah inilah defisi terakhirnya, dikaitkan dengan kecepatan cahaya juga.
Nah, berkaitan dengan redefinisi itu, disini kita lihat, ini adalah 7. Satuan pokok dalam SI, kilogram, meter, second, amper, kelvin, mol, dan kandela yang definisinya pada akhirnya dikaitkan dengan konstanta-konstanta yang ada di alam ini. Yang lainnya sudah tetap. Begitulah contoh, disini ada kilogram dikaitkan dengan konstanta plank. Masa dikaitkan dengan kecepatan cahaya.
Di sini ada second dengan frekuensi. Ampere dengan muatan. Kelvin dengan konsulta Boltzmann. Dan yang lainnya di sini ada. Anda bisa membaca lebih detail mengenai redefinisi satu word pokok ini.
Sekarang, pada kenyataannya, tidak semua tempat, tidak semua kondisi itu selalu menggunakan satuan dalam sistem internasional. Ada beberapa tempat dan kondisi yang menggunakan satuan dalam bentuk lainnya yang dirasa lebih cocok. Contohnya di Amerika Serikat, lebih sering digunakan.
British Engineering System mungkin sering mendengar kita jika membaca data atau membaca berita yang berasal dari Amerika maka dia mendefinisikan misalkan panjang dalam satu one foot, masa dalam pound, temperatur tidak dalam Kelvin Celsius tapi dalam Fahrenheit, seperti itu ya nah ini adalah contohnya, atau dalam industri seringkali kita menemukan Besaran-besaran yang tidak ada di besaran pokok dalam SI. Seringkali itu merupakan turunannya yang digunakan untuk menggambarkan kondisi suatu sistem dengan baik. Contohnya adalah jika kita bermain atau kita melihat sebuah mesin, seringkali kita membaca istilah horsepower, tenaga kuda.
Ini adalah sebuah konversi saja bahwa 1 HP itu setara dengan 745,7 W. Mengapa digunakan HP? Ini untuk menggambarkan bagaimana mesin tersebut bekerja jika dibandingkan dengan tenaga kuda. Kita tahu bahwa sebelum mesin uap ada, yang digunakan sebagai istilahnya mesin untuk kendaraan atau apapun, Menggunakan tenaga kuda.
Ketika itu dikonversi ke mesin, maka orang ini melihat bagaimana kemampuannya dibandingkan dengan sebelumnya, yaitu kuda. Yang lainnya adalah, misalkan ini ada RPM. Kita sering juga mendengar RPM dalam membicarakan tentang putaran mesin dan lain-lain. Ini adalah rotation atau revolution per minute, putaran per menit. Untuk menggambarkan.
Sebuah mesin itu dia bisa berputar berapa dalam satu menitnya. Kemudian contoh lainnya adalah ketika Anda misalkan membangun pabrik atau berada di suatu kawasan industri, pasti Anda pernah mendengar yang namanya level kebisingan. Nah, di sini kita bisa melihat ada tabel di sini.
Tabel yang kita dengan mudah bisa bayangkan nilainya karena dia skalanya dalam puluhan seperti ini. Berarti kosos 30, 40 mudah untuk membayangkan perbandingannya. Nah ini adalah dalam desibel itu tentang taraf intensitas bunyi.
Seringkali kita berbicara mengenai intensitas bunyi, nah itu dibedakan dengan taraf ya. Kotraf itu levelnya, itu dalam desibel. Itu adalah skala logaritmik dari perbandingan antara intensitas suatu tempat terhadap intensitas ambangnya.
Jadi kalau intensitas sendiri, satuannya adalah Watt per meter persegi. Jadi, sudah bisa dibedakan antara intensitas bunyi dengan taraf intensitas bunyi. Sampai tertukar ya.
Seringkali kita tertukar istilahnya. Contoh lain adalah, kita bicara tentang masa dan berat. Di Indonesia, kita samakan.
Misalkan, berapa bat badan Anda? Oh, 50 kilogram. Nah, itu salah.
Karena berat itu adalah gaya. Satuannya Newton. Kalau yang kilogram itu adalah masa. Jadi seringkali secara fisis kita salah sebenarnya.
Jadi dengan Anda belajar ini, harusnya Anda bisa memperbaiki bagaimana menempatkan definisi istilah besaran satuan itu ya. Nah kemudian kita disini seringkali berjumpa dengan nilai-nilai yang beragam. Jadi besaran yang diukur itu dalam kehidupan nyata, memiliki rentang yang sangat lebar mulai dari yang sangat besar hingga yang sangat kecil seperti dalam alam nyata ini kan ada benda yang ukuran sangat kecil ada benda yang berkualitas sangat besar itu besar sekali skala rentangnya Oleh karena itu kita memerlukan suatu bantuan untuk mengakomodasi nilai-nilai yang terlalu besar ataupun terlalu kecil untuk dengan mudah Ditulis dalam notasi desima standar. Contoh, kita berbicara mengenai daya listrik dalam satuan watt.
Kita bisa berbicara daya listrik ini dalam skala besar maupun skala kecil. Contohnya, kita berbicara tentang daya listrik yang dihasilkan oleh sebuah pembangkit listrik tenaga panas bumi. Ini adalah contohnya di...
PLTP wayang windu. Ataupun dalam skala kecil, kita bicara tentang daya listrik dari sebuah alat medik yang diimplan ke dalam tubuh. Contohnya ini adalah alat pasu jantung.
Tentunya nilai dayanya pasti jauh berbeda. Untuk yang pemakai listrik, itu nilainya adalah 227 juta watt. Untuk yang alat pasir jantung, nilainya adalah 0,0001 Watt.
Nah, untuk mengakomodasi nilai seperti ini, yang angka 0-nya terlampau banyak, kita bisa manfaatkan yang namanya rotasi ilmiah. Selain menyederhanakan cara penulisan, ini pun juga lebih mudah untuk kita membayangkan bagaimana skalanya. Jadi, waktu kita untuk melihat bagaimana order of matching itu. Setelah sini kan ya, ini 10 pangkat 6, ini 10 pangkat minus 4. Tentunya ini nilai yang sangat besar dan ini nilai yang sangat kecil. Selain itu, dalam konsep ini pun kita mengenal yang namanya prefix.
Jadi, nilai 10 pangkat ini memiliki nama tersendiri. Istilahnya, sebut sebagai prefix. Contohnya, Saya bisa ubah dua nilai ini menjadi seperti ini. Jadi 10 pangkat 6 itu dinamakan Mega, jadi 27 MW.
Yang bawah ini saya ubah menjadi 100 x 10 pangkat minus 6, minus 6 menjadi Mikro. Nah, kita akan belajari mengenai notasi ilmiah dan prefix ini. Oke, sekarang kita lihat mengenai notasi ilmiah. Nah, secara umum penulisan notasi lemih itu dalam bentuk A dikalikan 10 pangkat B.
Dengan A merupakan bilangan real, jadi nilainya bisa dari minus sampai positif, bisa koma, bisa bilangan bulat. Sementara B adalah bilangan bulat, tentunya bisa positif dan negatif. Contohnya, kita lihat di sini, misalkan 10 ribu. Kita konversikan ke dalam bentuk menotasi ilmiah. Di sini kita bisa lihat menjadi 1 x 10 pangkat 4. Dari mana kita ingin buatkan ini satunya di depan ya, berarti satu ini pindah ke sini.
Sementara nolnya kita ubah jadi... 10 pangkat, berarti ini ada 1, 2, 3, 4, berarti ini adalah 10 pangkat 4. Contoh lainnya, 75 juta. Misalkan saya ingin dalam bentuk nosi emia, angka depannya adalah 75. Berarti ini 75, sisanya adalah kita punya 0 sebanyak 1, 2, 3, 4. 5 6 maka ini 10 pangkat 6 Nah bagaimana jika saya ingin depannya bukan 75 tapi inginnya adalah 7,5 misalkan. Yang ini berarti 7,5 itu adalah berarti 75 tapi komanya di sini kan. Berarti setelah koma berapa angkanya di sini?
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Berarti ini 10 pangkat 7. Atau boleh, ini 10 pangkat 6, awalnya kan, kalau ada koma yang pindah ke belakang sini, maka pangkatnya nambah 1. Kalau ada 0 yang nambah ke kanan, pangkatnya mengurangi 1 nanti. Contoh lainnya, 0,001, maka contoh di sini adalah, kita ingin menyimpan angkanya 1 depan sini, artinya adalah, di belakang angka 1 kan tidak ada koma ya, artinya adalah, Komanya harus dipindahkan sampai hilang. Gimana caranya? Koma ini kita geser sebanyak 1, 2, 3 kali. Maka ini adalah 10 pangkat minus 3. Contoh lainnya di sini.
Misalkan 0,0009. Bagaimana caranya di sini? Maka misalkan saya ingin ini 9. Berarti tidak ada koma sebelum 9 di sini ya.
Berarti komanya harus dihilangkan, kita pindahkan 1, 2, 3, 4, 5, 6 kali. Berarti ini minus 6. Contoh lainnya adalah ini 0,00025. Berarti kalau saya ingin depannya 25, jadi ada koma di belakangnya.
Berarti koma kita hilangkan 1, 2, 3, 4, 5. Bagaimana kalau saya inginnya 0,2,5 seperti ini. Berarti komanya kan di antara 2 sama 5 ya. Berarti kita geser. Komanya ke antara 2 dengan 5. Berarti 1, 2, 3, 4 kali. Oh berarti seperti ini.
Kalau 0,25 Anda harusnya bisa mendefinisikannya juga. Seperti itu ya. Nah sekarang jika Anda sudah memiliki bentuk notasi ini ya.
Bagaimana mengoperasikannya? Ada beberapa sifat. Kalau dikalikan seperti ini.
Artinya adalah, kalau Anda mengalikan bentuk masjid ilmiah, maka kalikan bagian depan yang sebiasa, A kali C. Nah, pangkatnya itu menjadi penjumlahan. Contohnya, misalkan saya punya, misalkan di sini ada 2 kali 10 pangkat 3, ingin saya kalikan. Dengan misalkan ini 3 kali 10 pangkat minus 2. Misalkan.
Berarti hasilnya adalah 2 kali 3 dulu. 6 dikalikan 10 pangkat berapa? Pangkatnya jumlahkan.
3 ditambah minus 2. Maka hasilnya adalah 6 kali 10 pangkat. 3 ditambah minus 2 adalah 1. Berikutnya, pembagian kita bagi dulu angka depannya, kemudian pangkatnya menjadi bentuk pengurangan. Contohnya saya punya misalkan 12 x 10 pangkat 6 dibagi 4 x 10 pangkat minus 3. Misalkan ya, berarti jadinya adalah sama dengan 12 bagi 4 kali 10 pangkat, 6 dikurangin minus 3. Hasilnya sama dengan berarti 3 kali 10 pangkat, 6 dikurangin minus 3, 9. Seperti itu ya.
Terakhir, kalau pangkat. Misalkan di sini pangkat A kali 10 pangkat B, semuanya dipangkatkan K. Maka, pangkatkan dulu angka depannya, kemudian pangkat ininya dikalikan. Contohnya, misalkan 2 kali 10 pangkat 5, pangkat 2 kuadrat.
Sama dengan berarti 2 kuadrat dikalikan 10. Pangkat 5, pangkat 2 ya, kalikan 2. Sama dengan 4 kali 10, pangkat 10. Nah, seperti itu ya, cara menuliskan konversinya, menjadi hasil ilmiah, dan mengoperasikannya. Kita akan banyak bertemu dengan nilai seperti ini di bagian-bagian berikutnya. Nah, tadi...
Setelah kita mengenal mengenai Lata Silmiah Kita juga mengenal disini yang namanya Prefix atau awalan Jadi faktor-faktor pengali tadi 10 pangkat itu Memiliki nama tersendiri, awalan tersendiri Yang menjadi awalan bagi Satuannya, misalkan Saya punya Besaran yang diukur Hasilnya adalah Misalkan saya dapat 10 pangkat minus 9 meter atau misalkan jangan misalkan 2 kali 10 pangkat minus 9 meter maka 10 pangkat 9 ini adalah Nano bisa disebutkan bahwa nilainya adalah sama dengan 2 nanometer jadi nilai pangkat ini diubah menjadi awalan Nano atau saya mengukur saya punya nilai misalkan 7 kali 10 pangkat 9 watt daya listrik ya maka saya tuliskan dalam bentuk 5 depannya ya gigawatt seperti itu ya jadi tinggal mengubah saja kira-kira ya nanti nilai yang perlu anda pahami cukup Bagian-bagian mungkin kilo, mega, giga, nano, mikro, mili, itulah yang sering kita gunakan nanti. Nah, dalam fisika seringkali kita akan menjumpai banyak simbol-simbol. Simbol-simbol ini untuk menggambarkan baik besaran, baik prefix maupun hal lainnya.
Nah. Simbol-simbol ini selain menggunakan alfabet yang kita kenal, A, B, C, D, E, hingga Z, juga menggunakan alfabet Yunani. Nah, berikut adalah contoh dari alfabet Yunani.
Mulai dari alfa, beta, gamma, delta. Hingga omega. Tentunya Anda pasti sudah familiar dengan beberapa huruf di sini ya.
Namun ada juga bagian yang tidak. Nah di sini contohnya. Dibilangkan bahwa huruf yang sebelah kiri itu adalah huruf kapitalnya. Sebelah kan huruf kecilnya.
Mungkin kita lebih sering bertemu dengan huruf kecilnya ya. Nah beberapa contoh yang pasti Anda familiar. Antara lain adalah yang pertama. Lambda, lambda huruf kecil sering kita gunakan di konsep gelombang ya, untuk sebagai simbol dari panjang gelombang.
Contoh lainnya adalah ro. Kalau ro, kira-kira kita bicara di masa jenis, di kerapatan, density ya. Satu lagi mungkin yang sering kita ketemu adalah omega, baik huruf kapital maupun huruf kecilnya.
Ya, kira-kira yang omega kapital di mana ketemunya? Ini satuan untuk hambatan listrik, kan ya? Misalkan ada resistor 7 ohm.
Nah, itu omega, kan ya? Huruf kecilnya di mana? Kita bisa bertemu dengan huruf omega kecil ini di konsep gelombang juga.
Atau konsep gravitasi. Menai kecepatan sudut ataupun frekuensi sudut. Seperti itu ya.
Jadi, saya harapkan Anda mulai familiar dengan... Alfabet yang ini, bagaimana cara menuliskannya dan bagaimana cara membacanya. Juga simbol apa dia. Oke, setelah kita mengenal beberapa konsep dasar, kita akan segera menuju bagian fisikanya.
Nah, sebagai pengantar, maka kita akan mengenal yang namanya idealisasi dan pemodelan. Jadi, Berbagai sistem fisika itu dapat disederhanakan menjadi sebuah model. Untuk apa? Untuk menghindari analisis yang terlampau rumit. Contohnya adalah, sebuah hal sederhana saja itu sebenarnya rumit secara fisika.
Contohnya, Anda lempar bola. Jika Anda melempar bola, misalkan ini adalah bola baseball, maka apa yang terjadi di situ? Pertama adalah, ada beberapa fenomena fisis, ya, yaitu pertama, bolanya berputar, ya, dia berotasi terhadap sumbunya. Jadi, bolanya tidak tetap posisinya.
Kemudian, dan dia ada bentuk yang kompleks. Artinya adalah, bola ini mungkin tidak 100% bentuk bola sempurna. Ada penyok sebelah mana, ada jahitan di sini.
Itu kan bentuk yang cukup kompleks. Kemudian, jangan lupa, pasti ada faktor dari gesekan udara dan angin. Dia memberikan gaya pada bola ya.
Baik menjadi hambatan, maupun... membuat bola itu bergerak secara rumit. Kemudian, ada juga gaya gravitas yang bekerja itu bergantung pada ketinggian.
Karena semakin tinggi bola dari suatu acuan, misalkan pembukaan tanah, maka sebenarnya gaya gravitasinya akan berkurang. Jadi, di sini kita lihat bahwa banyak fenomena yang... perlu diperhitungkan namun kita dalam fisika dasar ini khususnya kita memanfaatkan idealisasi dan pemodelan, jadi kita anggap kondisinya ideal sehingga sistemnya dapat kita modelkan menjadi yang sederhana, seperti apa?
seperti ini, oke kita anggap atau kita idealkan. Apa ideal itu? Anggapan.
Pertama adalah bola yang tadi punya bentuk kompleks, ada penyoknya, ada jahitannya, kita anggap sebagai benda titik atau partikel. Sehingga kalau benda titik atau partikel, kita tidak perlu atau kita tidak akan bisa memandang dia gerak rotasinya. Artinya adalah arah gerak bola hanya panah hijau ini saja. Tidak ada arah bola berputarnya. Satu.
Jadi kita bisa menghilangkan faktor gerak berputarnya. Yang kedua adalah, idealisasi kita abaikan gesekan udara. Sehingga apa? Gaya yang bekerja hilang satu.
Gaya gesekan udara tidak ada. Sini ya. Ketiga adalah, kita asumsikan, Gaya gravitasinya yang bekerja pada bola itu konstan.
Jadi walaupun bolanya berubah ketinggian, gaya gravitasinya tetap sama nilainya. Sehingga pada akhirnya sistem ini menjadi sangat sederhana dan dapat kita analisis dengan jauh lebih mudah. Tentunya nanti sedikit-sedikit jika Anda belajar fisika yang lebih lanjut, maka faktor-faktor ini akan mulai diperhitungkan. Sehingga ketika nanti bertemu dengan kasus yang nyata, yang real, kita bisa memperoleh hasil yang mendekati kenyataannya.
Tapi tentunya penyederhanaan ini biasanya tidak sampai mengubah sangat jauh dari nilai realnya. Selain tadi kita bicara tentang idealisasi dan pemodelan, Kita pun harus berbicara mengenai suatu titik acuan. Jadi nanti dalam mendefinisikan beberapa besaran dalam fisika, kita harus mempunyai suatu titik acuan yang sama.
Sehingga kita dapat mudah nanti untuk menganalisis, untuk mengidentifikasi besaran-besaran fisik terutama nanti dalam gerak. Raka acuannya kita gunakan dalam sebuah sistem koordinat. Cartesian, sebenarnya ada banyak, ada Cartesian, ada polar, ada silinder, dan ada bola.
Kita gunakan yang paling sederhana saja. Contohnya misalkan saya punya koordinat dalam dua dimensi, yaitu Cartesian ada dua sumbu X dan sumbu Y yang saya tinggal lurus. Misalkan ada sebuah bola di titik A. Dalam koordinat katesian 2 dimensi, saya bisa definisikan benda ini berada di posisi XA dan YA, sehingga titiknya adalah XA, YA.
Untuk 3 dimensi, maka kita tambahkan satu lagi sumbunya, selain X, Y ada pula Z. Misalkan ini ada bola di titik B, maka bisa saya tentukan posisinya di tiap sumbu, di XB terhadap sumbu X-nya. Radap sumbu Z-nya di ZB, radap sumbu Y-nya di YB. Berarti posisinya adalah XB, YB, ZB.
Nah, nanti kerangka ini atau sistem konep inilah yang akan kita gunakan selama mempelajari beberapa bagian di fisika dasar ini. Oke, sampai sini Anda telah mempelajari sedikit. Mengenai besaran dan satuan, Anda bisa mencari berbagai penjelasan lainnya di berbagai sumber, baik buku maupun video-video lainnya.
Oke, sampai sini video kali ini. Selamat belajar dan sampai jumpa di video selanjutnya. Terima kasih.