Transcript for:
Dukungan UMKM Muda di Indonesia

Intro Assalamualaikum Wr Wb Selamat siang Bapak Ibu, Adik-adik dari Masiswa dan Masiswi Fokus Ekonomik dan Bisnis Jadi kita punya ketepatan waktu nih sekarang karena memang acaranya Jumatan gitu ya Dan harus kita selesaikan sebelum Jumatan Jadi mungkin kita bisa langsung saja ya untuk bertanya jawab terkait dengan UMKM muda gitu, apa sih yang kemudian terkini, keadaan terkini dari UMKM muda? Mungkin saya boleh mulai dari Pak Hilmi ya, dari Tokopedia. Saya mau tanya nih tentang, karena Tokopedia ini salah satu marketplace yang kemudian cukup besar menampung UMKM di Indonesia.

Nah saya mau tanya sebenarnya gambaran profil atau gambaran umum dari UMKM yang ada di Indonesia, khususnya di Tokopedia dan TikTok seperti apa sih Pak Hilmi? Baik Pak, ya secara umum memang... gambaran dari profil dari UMKM yang ada di dalam Tokopedia itu rata-rata memang masih muda. Jadi memang kenapa masih muda? Karena memang semangat itu yang kita pengen bawa sebenarnya, semangat muda itu untuk bisa menciptakan entrepreneur-entrepreneur baru.

Kemudian juga bagaimana menghadirkan kemudahan berusaha semudah mereka bisa memasuki media sosial juga. Jadi Konsep semacam itu kita permudah untuk para usahawan-usahawan muda agar kemudian bisa berjualan secara mudah secara di online. Oke, jadi memang cenderung lebih mudah ya sekarang. Ada perbedaan nggak kalau dari TikTok dan Tokopedia atau sama?

Sedikit ada perbedaan, tapi pada umumnya lebih mudah memang. Memang tergantung dari, kadang kalau kita lihat produknya itu akan menentukan biasanya mereka akan menggunakan platform yang mana. Untuk Tokopedia biasanya memang yang sudah lebih banyak, apa ya, sudah tahu mau beli barangnya apa gitu.

Sedangkan kalau yang di TikTok biasanya lebih banyak yang ingin lihat dulu nih reviewnya seperti apa. Kemudian produknya kalau dites seperti apa, kalau dipakai seperti apa. Nah itu biasanya akan menentukan target dari penggunanya sendiri. Kalau sekarang boleh ke Pak Roky ya.

Pak Roky ini peneliti di Family Entrepreneurship. Jadi beliau ini banyak peneliti tentang UMKM keluarga berarti ya Pak Roky. Saya mau tanya nih Pak Roky, selama ini bertahun-tahun komposisi kita yang disebutkan berapa UMKM itu gak berubah banyak gitu.

Dan kemudian Biasanya kebanyakan kelasnya disitu aja gitu gak naik kelas. Sebenernya permasalahannya apa sih kalau dari akademik atau pertemuan Pak Roky di penelitian-penelitian? Ya makasih Mas Wisnu. Ini juga menarik karena kita itu biasanya mensamadengankan antara UMKM dengan kewirausahaan.

Jadi disangkanya semua UMKM itu punya jiwa kewirausahaan. Padahal ada perbedaan gitu ya. UMKM itu kan adalah skalanya. Skala perusahaan dari mikro kecil menengah. Sementara sebagian UMKM punya jiwa wira usaha.

Dan itu beda-beda. Kalau disampaikan tadi tidak banyak yang nanya kelas, mungkin pertanyaannya adalah seberapa banyak dari UMKM dengan skala yang macam-macam itu punya jiwa wira usaha. Dan itu gak cukup hanya memulai saja, tapi juga mengembangkan.

Seringkali sebagian UMKM ini juga satu kategori yang besar sekali, yang mikro itu banyak sekali, kecil, menengah. dan itu mereka sudah cukup, di level ini saja sudah cukup. Hanya sekadar kita bilang survival. Bisa tidak kita kemudian mengenjau mereka untuk kamu bisa growth, ada peluang di sana.

Ini mendorong mereka, membawa mereka untuk melihat peluang, ini yang seringkali jadi tantangan. Jadi kalau dari tantangan pada umumnya, yang saya lihat mungkin di jiwa, jiwa kewirausahaan itu, jangan kita sama dengan, bahwa semua OMPM itu punya jiwa kewirausahaan, kita perlu drive ini. Oke, manat. cabanya nanti kita coba kembangkan.

Terima kasih Pak Roky. Sekarang mungkin dari pemerintah nih Bu Siti nih. Saya ingin tahu nih, dari tadi Pak Hilmi sudah menceritakan di Tokopedia lalu Pak Roky menemukan, oh ternyata UMKM itu gak semuanya punya jiwa usaha. Nah kalau dari Kementerian Kooperasi dan UKM itu seperti apa Bu? Mendorong UMKM muda khususnya untuk menghadapi tantangan-tantangan tadi gitu.

Oke terima kasih, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Jadi mungkin saya tata ulang pertanyaannya Pak Jadi lebih tepatnya adalah saat ini pemerintah sangat concern dengan para wira usaha Nah kita sudah memiliki perpres, sebetulnya peraturan presiden memerdua tahun 2022 yang sudah ditanahkan oleh Presiden Jokowi di 3 Januari 2022. Ini sebetulnya menjadi landasan untuk kita semua sebagai kementerian lembaga karena ini bukan cuma tugasnya ada di Kementerian Kooperasi dan UKM tapi kita bersama 27 kementerian lembaga yang lain. Artinya adalah platform ini menjadi platform untuk kolaborasi. Nah salah satu program yang saat ini kita desain untuk ada dua tujuannya yang pertama adalah menciptakan wira usaha dan mendorong, mendukung, mengembangkan wira usaha itu sendiri. Jadi kalau tadi Masnya menyampaikan bahwa UMKM itu dari size, wira usaha itu dari jiwa.

Itu saya setuju sekali karena itu yang juga tersantung pada PR Press. Nah artinya adalah Saat ini kita punya entrepreneur hub Sudah disampaikan oleh Pak Menteri pada saat kuliahnya tadi Ini sebenarnya platform untuk para wirausaha Kenapa kita bikin ini? Karena selain landasan hukum tadi Bahwa kita harus menambah jumlah wirausaha Kita juga melihat bahwa saat ini Banyak wirausaha yang bingung How to be entrepreneur, itu yang pertama. Kalau mereka masih mahasiswa, atau mereka masih kuliah, bahkan mereka juga masyarakat umum, itu menjadi satu pertanyaan.

Setelah menjadi wira usaha, pertanyaan berikutnya adalah how to develop my business. Kemudian how to grow my business. How to be my business sustain.

Jadi hal-hal ini yang selalu ada di kepala teman-teman wira usaha. Yang kita sebut wira usaha ini adalah para pelaku usaha yang memiliki memiliki rencana atau by design. Nah jadi sementara ini yang bisa saya sampaikan, landasan hukum dan bagaimana kita melihat bahwa wira usaha ini sangat penting untuk kita semua. Terima kasih.

Terima kasih jawabannya Ibu Siti. Mungkin lanjut ke paling ujung nih Pak Anugrah sebagai salah satu pelaku ya berarti ya dari Agfoskin. Pengalamannya seperti apa sih untuk waktu itu mengeditasi tren pasar lalu kemudian memulai ketika Foskin baru berdiri seperti apa? Khususnya untuk pesan generasi muda yang baru memulai. Tahun 2014, kami melihat bahwasannya lawan yang ada di market beauty industry itu produk-produk yang tidak memiliki izin Bepom.

Dan itu saya mengidentifikasi sebagai opportunity atau peluang yang kalau sesederhana kita punya produk yang ada izin Bepom sudah lebih baik dibandingkan mereka. Itu tahap satu. Maka saya memiliki awal yang sebenarnya susunan rencana bisnis, satu bisnis sebenarnya tidak se-advance kalau saya melihat posisi saya hari ini, atau perusahaan hari ini. Ada abstraksi atau sesuatu yang lumayan, yang penting maju, yang penting maju terus. Nah itu tadi sudah disampaikan Bapak dan Ibu itu sebagai jiwa, yang itu saya juga dorong ke diri saya lebih ke mentaliti.

Untuk berani maju tapi di tengah jalan yang dirubah adalah bagaimana dari jiwa tadi itu bisa mendorong brand dalam konteks Avoskin bisa bertumbuh. Nah identifikasi pasar tadi sudah bisa didapatkan, lawannya itu banyak produk-produk yang tidak ada Bepom. Kami memutuskan untuk produk natural dan science dengan izin Bepom sehingga pembedaannya sudah jelas. Kemudian kami melakukan edukasi pasar. Edukasi pasar pada saat itu kami menggunakan cara yang paling sederhana.

Yaitu adalah karena kapitalnya terbatas, menggunakan social media. Social media pun banyak didrive dari orang-orang sekitar, teman-teman, ekosistem yang gak se-complicated hari ini, tapi paling tidak bisa menjadi suara, udah nyoba produknya, udah bisa sharing ke social media, udah menjadi ceruk basis konsumen yang berani terus bersuara. Karena yang paling bisa membantu mengedukasi kami pada saat itu adalah real users.

Terima kasih Pak Anugrah. Menyambung tadi ya kata-katanya, Pak Anugrah mulai aja dari dulu. Ini saya ingat Tokopedia punya slogan yang sama nih.

Jadi saya mungkin langsung nanya ke Pak Hilmi nih, kalau sekarang sih masih relevan atau enggak sih? Atau kemudian apakah dengan situasi kemarin COVID, kemudian tidak stabilan, deflasi 5 bulan berturut-turut, apakah kemudian ada restrategize gitu ya? Jangan sekedar berani, tapi juga strategi dulu gitu. Gimana kalau Pak Hilmi dari dulu?

Ya, slogan itu sebenarnya Mas Wisnu masih relevan. Karena kalau kita lihat sebenarnya yang banyak dari entrepreneur-entrepreneur baru itu adalah takut memulai dulu nih. Cuman memang sebenarnya untuk memulai saja gak cukup.

Ada banyak yang harus disiapkan juga. Termasuk dari NIB-nya, kemudian bagaimana izin-izin yang diperlukan gitu. Sebenarnya kalau memiliki jiwa entrepreneur biasanya dia akan ingin terus tumbuh kan.

Dan dengan... terus tumbuh itu, maka dia akan melihat opportunity yang ada apa. Sekaligus juga melihat bahwa apa yang dibutuhkan dari produk yang ingin dia jual, termasuk izin-izin yang dibutuhkan. Kemudian juga ketika masuk ke dalam platform bisa melihat sebenarnya apa yang bisa saya manfaatkan lebih jauh dari fitur-fitur yang ada di dalam platform untuk bisa meningkatkan penjualan saya.

Apakah mengedukasi market. Kemudian juga bagaimana bisa memasarkannya lebih jauh lagi. Nah fitur-fitur yang ada di dalam platform itu sebenarnya sangat-sangat bisa dimanfaatkan. Apakah fitur live shopping atau mungkin logistic fulfillment sehingga bisa menjangkau lebih jauh lagi cakupan dari produknya sendiri.

Jadi sebenarnya jiwa entrepreneur yang dikembangkan itu bisa memang dimulai dari awal, mulai aja dulu tapi kemudian juga harus terus berkembang. Terima kasih Pak Yoni. Kalau Pak Roki sendiri, dari pengalaman Pak Roki ketika terus mulai dari dulu, terus selain itu apa sih kalau dari sisi akademik itu pengalaman?

Baik, ini juga teman-teman di sini ya, teman-teman muda yang juga ada di sini. Kalau kita lihat bisnis itu kan sebetulnya ada tiga area besar. Jadi ada kalau saya gunakan referensi konsep namanya ada value creation atau penciptaan nilai. Kita bisa membuat produknya, membuat manfaat itu.

Kemudian yang kedua adalah value delivery, Anda sudah buat produknya bisa nggak sampai ke pelanggan gitu kan, sampai ke konsumen. Ketika kemudian sudah bisa ngirim atau menyampaikan produknya ke pelanggan, Anda dapat duit nggak? Value capture, yang terakhir. Seringkali UMKM ini juga ya, dia bisa mulai bikin produknya, tapi nggak bisa nyampein ke pelanggan, jadi pasar tadi, tantangan pasar. Dia mungkin kemudian bisa masuk ke pasar tapi gak bisa dapat duitnya.

Jadi begitu ngecharge duit, gak sustainable tuh, gak dapat profit gitu kan. Itu juga masalah juga. Nah, tiga area ini sebetulnya punya level tantangan sendiri-sendiri.

jadi memulai itu satu hal tapi di depan dia masih ada beberapa tahapan yang ini mesti gak bisa dijalankan sendiri makanya ekosistem ini penting mungkin ini, ketika UMKM bisa tergabung dalam ekosistem dia akan punya sumber daya yang diluar dari dirinya sendiri Sangat penting bagi UMKM Terima kasih Lanjut ke Pak Anugrah mungkin Pengalaman dulu Pak Foskin Menceritakan bahwa ada segmentasi yang berbeda Khususnya Rizina dan lain-lain Kalau dulu kendalanya Waktu memulai pertama kali apa Pak? Untuk misalkan kayak tadi berani memulai Terus kita kena ini kendalanya, boleh diceritain gak? Kami ketika mulai Langsung berfokus kepada Itu punya tujuan walaupun abstrak Tadi tujuannya adalah pengen terus naik kelas Makanya dari awal yang di set adalah merek itu harus didaftarkan. Nah ini kendala yang terjadi di banyak UMKM hari ini.

Ketika bisnisnya tumbuh, mereknya sudah mulai dikenal, ternyata ada konflik di kemudian hari. Akhirnya memulai dari awal lagi itu kosnya besar. Kemudian case yang kedua dulu, mengedukasi pasar tadi itu sangat berat.

Karena ketika produk itu menawarkan kandungan natural, diimbangi dengan sains, itu hasilnya lebih lamban dibandingkan produk yang berbahaya. Sementara masyarakat tahun 2014 masih terbiasa dengan produk yang hari ini pakai, besok udah ada hasilnya. Skincare itu seperti painkiller dulu. Nah, itu kan berbahaya. Itu yang...

dulu juga kami menjadikan concern. Kemudian yang ketiga juga adalah dari si platform. Platform tahun 2014 tidak sekaya hari ini. Yang artinya sebenarnya tantangannya hari ini juga semakin kompleks.

Tapi tahun 2014 kami memiliki keuntungannya itu adalah cost of entrance-nya biaya untuk masuk ke pasarnya itu jadi jauh lebih murah. Karena contoh, kalau dulu bayar influencer mungkin satu kali ngepost cuma 500 ribu. Sekarang orang yang sama 10 tahun berikutnya udah jadi 500 juta Nah itu kan beda Terus baik lagi juga Dulu itu kami berada di circle Yang circle nya adalah Pokoknya kalau bisnis itu Banyak banget yang sifatnya seremonial Ya tadi mungkin Pak Rocky menyebutkan value capture Bisa delivery tapi gak ada value capture Nah seremonialnya itu Kelihatan terus tapi gak ada duitnya Kami fokus menjauhkan diri Dari hal-hal yang seperti itu yang sifatnya non seremonial Yang penting harus sampai ke pelanggan.

Nah ini kan penting, kadang-kadang kita melihat oh inspirasiku adalah orang-orang seperti ini. Dia diliput media ABC, tapi skala bisnisnya berbeda. Nah, akhirnya hanya berfokus kepada cover atau sambulnya, tanpa berfokus kepada isi atau dagingnya. Good sekali ya, ada tiga poin yang tadi sangat menarik dari Pak Anugrah.

Nah saya sekarang balik ke pemerintah dari Bu Siti nih. Saya mendapatkan informasi tadi ada entrepreneurship hub ya Bu ya, lalu kemudian ada rumah digital, lalu kemudian sebenarnya ada beberapa di kawan-kawan muda ini ketika mau mulai usaha nggak punya modal. Nah itu pembiayaannya kurang, nah itu sebenarnya kalau dari kementerian atau kemudian dari pemerintah ada nggak sih Bu pembiayaan untuk anak-anak muda yang mau mulai UMKM nih.

Oke, mungkin kalau boleh ditayangkan materinya ada. Jadi di halaman yang terakhir ini mudah-mudahan menjawab beberapa konsen pertanyaan barusan. Yang pertama adalah di tempat kami itu kita punya empat program besar.

Yang pertama sekali adalah konsultasi dan pendampingan. Di sini kebetulan saya didampingi oleh asisten deputi konsultasi dan pendampingan, Bu Novi. Boleh berdiri Bu, siapa tahu ada yang ingin kenal. Jadi, Bu Novi ini sangat fokus untuk memberikan konsultasi one-on-one, mentoring kepada para pelaku usaha yang membutuhkan.

Sesuai dengan apa permasalahan mereka, apakah pemasaran, penjualan, finance, dan sebagainya. Yang kedua, dari situ kita tahu ada bibit-bibit startup atau wira usaha yang perlu untuk lebih dikembangkan. Kita masukkan ke dalam proses inkubasi.

UGM juga salah satu yang sudah berkolaborasi dengan kami melalui... teknopark, disini selama 5-6 bulan teman-teman calon startup atau startup ini diberikan inkubasi jadi lebih intensif nah disini tidak berhenti sampai disitu karena kita akan juga koneksikan mereka dengan pasar, pasar lokal atau pasar di luar dan juga pembiayaan, jadi memang tidak bisa dipungkiri teman-teman yang startup ini mungkin mereka sudah punya investasi awal Tapi pada saat mereka mau menambah kapasitas atau mereka mau meningkatkan usahanya, itu mereka perlu investment suntikan. Nah di sini juga inkubasi ini bisa diikuti oleh teman-teman, selama silakan mendaftar ke lembaga inkubator di Indonesia cukup banyak.

Yang berikutnya, Selalu yang kita temui adalah tadi yang saya sampaikan, mereka ini bingung, ini kita mau mulai usaha tapi investasi kita gak ada. Nah kami memberikan akses kepada para pemodal, jadi kalau startup ini agak sulit. Mas kalau ke perbankan tadi ada Pak Dodi, tapi Pak Dodi sudah pergi musnya ada di sini tuh.

Jadi sulit karena mereka selalu sangat konservatif dan meniakan aset. Sementara startup asetnya ya yang dipakai itu asetnya. Bahkan mungkin asetnya mungkin cuma dinilai 1 miliar tapi perlunya 5 miliar.

Gak akan masuk hitungan bank. Nah jadi kita tahu itu sehingga kita berkolaborasi dengan non perbankan. Apakah itu venture capitalist, pemodal Ventura, apakah itu angel investor dan sekarang sudah banyak sekali security crowdfunding.

Artinya adalah fund-fund yang diperoleh dari crowd. Nah ini kita juga saat ini sedang mendorong beberapa startup untuk masuk ke papan akselerasi. Artinya adalah teman-teman kalau memang punya masalah ini silahkan kontak kami.

Karena kami setiap bulan itu atau setiap dua bulan itu selalu ada agenda untuk business matching, financial pitching, mempertemukan para startup dengan pembiayaan. Nah kita tidak mungkiri juga bahwa perbankan juga sangat membantu. Nah mereka terstruktur sekali Katakanlah kita punya kur Kur ini di apa namanya bunganya di subsidi pemerintah.

Nah itu memang ditujukan kepada usaha-usaha yang membutuhkan kebanyakan saat ini usaha mikro. Kita sudah menyampaikan bahwa di bawah 100 juta itu gak pakai agunan. Nah mudah-mudahan perbankan sesuai gitu walaupun ada 1-2 yang lapor saya ditanya agunan. Nah itu bisa sampai 500 juta. Nah artinya adalah kalau bicara pembiayaan pemerintah saat ini punya beberapa instrumen.

Apakah Bapak Ibu akan mengajukan kur, kalau kur tentunya diperlukan agunan di atas 100 juta Atau Bapak Ibu membutuhkan atau mau perusahaannya dimasuki investor Nah ini banyak sekali instrumennya Nah informasi tambahan kita juga sudah bekerja sama dengan beberapa pihak di luar Jadi teman-teman dari tempat kami juga sudah belajar bagaimana sih Korea itu melakukan pendanaannya, pembiayaannya, pengembangan startupnya Bagaimana Jepang melakukan itu, kemudian kita sampai juga ke Eropa Tujuannya adalah satu untuk startup kita itu bisa juga untuk go internasional Karena kebetulan tahun ini Sejak akhir tahun lalu Roadmap kita adalah mengatakan kita ingin sekali startup ini go global jadi mudah-mudahan informasi dari kami, kalau nanti diperlukan materinya sudah ada di Panitia sebetulnya, jadi itulah ekosistem yang ada di Kementerian Kooperasi dan UKM Terima kasih. Kalau targetnya berapa startup yang mau didorong? Saat ini jumlah startup di Indonesia itu sebanyak kurang lebih 2.600 2.647 lebih tepatnya Dan yang sudah masuk di tempat kami atau sudah docking di tempat kami itu kurang lebih 555 Selama 3 tahun terakhir kita melakukan kerjasama dengan inkubator untuk menginkubasi startup. Nah kita masih punya tambahan kurang lebih 200 startup yang saat ini juga masuk di dalam pembiayaan kita.

Oke, terima kasih informasinya. Balik ke Pak Roki, 2600 nih Pak Roki startupnya yang dimiliki kementerian. Apa yang harus dilakukan agar kemudian mereka bisa terus tumbuh dan berkembang gitu ya.

Kita sering melihat startup ini kencang di awal gitu tadi Pak Anugrah cerita gitu ya, sangat seremonial tiba-tiba hilang karena habis dana visinya gitu untuk seremonial yang pernah tadi. Kalau Pak Roki pendapatnya seperti apa? Ya mungkin satu hal tadi yang kita pahami juga dari belajar dari Pak Anugrah adalah proses stansi ya. dari sisi pelakunya memang dia perlu persisten, termasuk tadi adalah jiwa kewirausahaan.

Tapi di sisi lain adalah tentu UMKM itu tentu memang usaha mikro kecil ya, itu kan mereka terbatas di sumber daya. Sumber daya ini tidak hanya finansial, tapi juga dari sumber daya manusia dan seterusnya. Artinya adalah, meskipun dari sisi finansial mereka terbatas, bisa nggak mereka ini kemudian tergabung ke dalam satu ekosistem. Jadi kalau mereka tidak punya sumber daya cukup katakan tadi untuk pemasaran, oke dia bisa tidak fokus pada misalnya produknya, produksinya.

Buat kualitas yang bagus, ketika dia bisa bergabung pada ekosistemnya akan ada yang kemudian berfokus pada menyambungkan dengan pasar. Ada juga UMKM dia fokus pada distribusi misalnya. Jadi keterbatasan sumber daya sebenarnya tidak jadi masalah ketika mereka itu tergabung pada jejaring yang lebih besar.

Ini seringkali kemauan ya, kemudian keterlibatan ini yang jadi penting. Jadi ketika sudah ada banyak program dari pemerintah, saya pikir ini adalah peluang yang bisa langsung dimanfaatkan oleh para UMKM. Baik. Mungkin karena waktunya juga semakin mepet, saya mau dengar kayak satu kata, dua kata terakhir dari masing-masing, mungkin dari ujung Pak Nugrah dulu, khususnya untuk nih, mungkin ada di sini ada yang mau jadi, mau mulai gitu ya, atau baru kepikiran saya mau mulai usaha, tapi ragu-ragu, walau tadi dukungannya sudah banyak. Nah, dari Pak Nugrah, kira-kira pesannya buat mereka apa nih?

Saya lebih mungkin meng-highlight dari sisi jiwanya ya Pak ya. Apalagi teman-teman dari mahasiswa gitu lulus punya banyak kesempatan dan kita ini sebagai agent of change. Setiap tahun kita lihat keran dari lulusan itu dibuka terus tapi penampungnya itu gak ada. Akhirnya meluber-meluber dan akhirnya banyak sekali pasti unemployment gitu.

Kalau kita menjadi seorang entrepreneur Jiwanya tadi yang harus kita terus apa namanya kembangkan dan itu bisa dilatih dan kalau saya boleh mengutip salah satu dari brand yang keren itu Ngomong just do it Di awal itu just do it Ketika kita udah ngelakuin Kita nanti akan ketemu sama Masalah kita akan belajar Ada learning cause pasti Tapi ada learning effect Jadi dari belajar itu ngapain Kita bisa improve lagi Belajar lagi ada masalah lagi Belajar lagi dan seterusnya Itu akan menciptakan mentality kita Jadi gagal gak ada masalah yang penting bangun lagi Teman-teman masih muda Tanggungannya belum Oke gimana-gimana juga jadi just do it. Kalau udah maju nanti teman-teman mungkin akan tangan masa-masa seperti itu. Terima kasih Pak Nugra. Pak Roky.

Mungkin saya ambil angle yang agak berbeda. Jadi salah satu juga yang menarik adalah banyak juga UMKM itu adalah dimiliki oleh keluarga. Jadi family business.

Jadi bidang riset saya. Untuk para bisnis keluarga ini, misalnya teman-teman ada yang jadi penerus ya, nah ini yang jadi tantangan adalah bisa nggak kemudian menghidupkan kembali semangat usahanya. Jadi nggak sekadar menerusin aja, tapi ini bisa nggak ada kebaruan. Nah ini ya menjadi tantangan ya.

Justru jangan merasa, wah ini perusahaan keluarga kemudian kurang keren, kurang saksis. Bisa nggak Anda memperbarui itu? Supaya tetap relevan, karena sudah ada modal sebelumnya.

Nah ini karena sebagian besar UMKM juga perusahaan keluarga, jadi bisa kemudian mulai memprofesionalisasi manajemennya. Supaya nanti bisa terus berkembang dan mungkin jadi legend juga di masa depan. Itu aja.

Terima kasih. Dari saya dua kata, terus beradaptasi. Jadi dengan sudah mulai dan memiliki jiwa entrepreneur tersebut, terus beradaptasi dengan apa yang ada di depannya.

Dari sisi tantangan, peraturan juga, sekaligus. bagus juga bagaimana melihat kesempatan yang ada. Nah dengan melihat kesempatan yang ada itu, adaptasi juga perlu terus dilakukan, memanfaatkan platform-platform yang ada untuk bisa memperluas jangkauannya. Saya rasa apalagi dengan perkembangan e-commerce yang semakin cepat dan dinamis, saya yakin sebenarnya teman-teman yang saat ini masih kuliah itu sebenarnya lebih bisa beradaptasi dan bisa memulai saat ini sih.

Terima kasih Pak Ilmi, terakhir dari Ibu Siti. Terima kasih. Saya ada satu pesan bahwa kita perlu banyak wira usaha.

Saat ini rasio kewirausahaan kita di 3,47%. Sementara untuk menjadi negara maju, kita membutuhkan minimal 4%. Jadi kita sangat mengharapkan semakin banyak wira usaha, yang tentunya yang kita harapkan adalah memiliki usaha yang inovatif, tentunya berbasis teknologi dan research. dan yang pasti bahwa bisa berkelanjutan.

Nah ini tentunya tadi saya yang sampaikan beberapa program dari pemerintah, saat ini pemerintah memiliki di tempat kami saja cukup banyak dan belum di kementerian yang lain, dan saya yakin bahwa wira usaha ini nantinya akan menciptakan ekonomi baru, dan pada akhirnya nanti akan menciptakan lapangan kerja yang lebih berkualitas. Jadi bukan moderator saja yang bertanya. Terima kasih, perkenalkan nama saya Adrian Wijaya dari pelaku MKM.

Saya ingin menanyakan kepada Ibu Siti Asisah yang pertama, bagaimana peran dan usaha pemerintah... Untuk Mas Hilmi, saya ingin menanyakan apa saja bantuan, kemudian juga fasilitas dan prosedur yang bisa diberikan kepada dari Tokopedia untuk memajukan para UMKM di Indonesia. Kemudian untuk Mas Rogi, saya ingin menanyakan...

tanyakan apa saja peluang-peluang dan pekerjaan yang menarik dan cocok bagi para UMKM saat ini di Indonesia. Terima kasih. Terima kasih Pak Adrian.

Ini diborong pertanyaannya. Mungkin pertanyaan kedua dulu aja langsung ya, nanti biar bisa langsung dijawab secara keseluruhan. Monggo, Mbaknya yang di belakang.

Itu mic-nya. Makasih, saya Ziza. Pertanyaan saya kepada Pak Anugerah, sama kemudian Bu Siti Azizah, begini, mungkin dari orang Tokpet ya, ini kan...

Sekarang zamannya environmental consciousness lah, jadi saya berharap Pak Anugrah nanti bisa menjadi the next body shop walaupun tanpa pangkrutnya. Apakah bisa ketika UMKM itu ketika masuk ke dunia digital dibantu sadar tentang kemasan yang ramah lingkungan maksud saya dalam beberapa hal memang mau tidak mau plastik dipakai, tetapi kan sekarang sudah ada plastik jenis baru, itu satu hal dan kedua ada beberapa barang tertentu itu pembungkusnya bisa tanpa plastik atau ketika lokalitas lokalitas pembelinya itu dalam jangkauan tertentu itu bisa tanpa plastik, saya sudah ngecek yang Avoskin itu lumayan bagus lah apalagi kemudian kalau produknya kemudian disasar ke luar negeri mereka kan terus itu bisa jadi nilai tambah kalau untuk Tokpet sendiri kan Apakah bisa ada widget tambahan, jadi ada semacam tombol tambahan di mana ada penanda kemasan barangnya itu dibuat dari apa? Itu mungkin bisa untuk menambah nilai tambah untuk konsumen-konsumen yang punya kecenderungan lingkungan gitu.

Apalagi kalau sudah harapannya ke Eropa. Eropa dan negara maju lain Saya sangat berharap dari Pak Nugra ada Pemaparan tentang Sasaran kesana gitu seperti apa Makasih Mungkin dari Bu Siti dulu ya Tadi pertanyaan Pak Adrian tentang Meningkatkan WPK yang menerhapkan tantangan Sebetulnya kalau ditanyakan kolaborasi Pak kami sudah banyak Berkolaborasi salah satunya dengan Topet di sebelah saya ini Jadi kami dengan Topet itu sudah dari Sejak pandemi Kita bersama-sama meningkatkan literasi dari para pelaku UMKM terhadap digitalisasi. Dan itu terus berjalan sampai hari ini.

Ini salah satu contoh untuk di sektor di transformasi digital. Tapi yang lain di dalam ekosistem bisnis yang kita ciptakan ini Pak, jadi kita punya bisnis modelnya seperti apa, itu kita tentu perlu kolaborasi dengan banyak pihak. Apakah itu perguruan tinggi, apakah itu komunitas, apakah itu swasta, perbankan dan sebagainya. Nah ini yang kita kumpulkan, kita satukan itu dalam bentuk tadi yang saya sebut Entrepreneur Hub.

Ini sebenarnya platform, tapi Bapak begitu masuk ke platform itu akan ada semua kolaborator kita. Nah, jadi pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tentunya, selain kami bekerja dengan kementerian yang lain, kami juga bekerja dengan pihak lain. Nah, untuk pertanyaan yang kedua, tadi pemuda mungkin kalau boleh, Panitia, ditayangkan slide nomor 4. Ini menunjukkan potensi besar dari pemuda Indonesia. Cuman sayangnya memang saat ini kita perlu terus meningkatkan supaya mereka bisa berusaha dibantu dengan buruh. Artinya para wira usaha ini sudah punya basic dan tidak bekerja sendiri, tapi dia kecuali yang ekonomi kreatif mungkin ada yang bisa sendiri.

Tapi yang kita harapkan wira usaha ini by design dan dapat menciptakan lapangan kerja. Gak bisa ya panitia halaman 4. Jadi supaya memberikan gambaran seberapa besar sebenarnya potensi dari para pemuda. Gak apa-apa nanti silahkan disampaikan kemudian. Terima kasih.

Terima kasih Ibu Siti. Mungkin lanjutnya ke Pak Hilmi ya, tadi karena disebut talkpad ya, fasilitasinya apa aja sih Pak Hilmi kalau yang baru memulai UMKM? Ya, fasilitasinya tadi persis seperti yang disampaikan oleh Ibu Aziza, bahwa dari sisi kita juga berusaha untuk berkolaborasi dengan banyak pihak, termasuk dengan pemerintah juga, bagaimana kemudian kita membantu para usahawan-usahawan yang baru untuk bisa masuk ke dalam platform.

agar bisa memasarkan produknya. Ada berbagai macam pelatihan yang dilakukan, pelatihan onboarding, kemudian dari onboarding juga ada lanjutannya lagi. Nah ini beberapa pelatihan yang biasanya kita lakukan.

Tapi sekarang kita mencoba untuk melihat bahwa ternyata untuk pelatihan saja tidak cukup. Ada beberapa hal yang mesti kita tingkatkan, termasuk fasilitasi. Dan itu kita juga bekerja sama dengan berbagai kementerian lain, berbagai komunitas juga, untuk bisa bagaimana merangkul untuk ah Para usahawan baru ini juga mendaftarkan NIB-nya.

Karena NIB menjadi sangat penting dan sebenarnya sudah mandatori. Tapi kita masih mencoba bagaimana untuk merangkul teman-teman agar bisa kita fasilitasi lebih lanjut. Lalu kita juga memfasilitasi beberapa perizinan lain seperti SPPIRT ataupun juga halal. Nah ini yang kita coba lakukan agar UMKM yang masuk, para entrepreneur yang masuk ke dalam platform seperti Tokopedia itu juga bisa terfasilitasi secara end-to-end. Kalau boleh dilanjutkan yang environmental, apakah ada arah ke sana, tombol, ini barang-barang khusus yang ramah lingkungan?

Ya, terkait dengan environmental sebenarnya kita juga punya program namanya Tokopedia Hijau. Jadi di Tokopedia Hijau itu kita mencoba untuk melatih, mengajak sebenarnya, mengajak para seller-seller yang aktif di Tokopedia untuk bergabung menjadi seller Tokopedia Hijau. dimana di Tokopedia Hijau tersebut kita akan menyediakan pelatihan bagaimana membuat kemasan produknya itu menjadi lebih eco-friendly, sekaligus juga bagaimana kami memfasilitasi pengirimannya, misalnya paket ketika dikirimkan itu sudah tidak pakai bubble wrap lagi, tapi pakai yang lebih eco-friendly. Terus kemudian bagaimana packagingnya itu juga bukan yang plastik, tapi yang lebih ramah lingkungan.

Itu juga kita kerjasama dengan Kementerian Kooperasi dan UKM pada saat peluncurannya pada tahun 2022. Baik, baik. Sangat jelas informasinya. Mungkin agak lompat sedikit ya ke Pak Anugrah dulu karena masih menyambung yang eco-friendly.

Kalau dari Avoskin seperti apa Pak? Mati baterainya, habis. Kalau dari Avoskin, Avoskin pertama sudah menggunakan, emang konsepnya adalah green and clean beauty concept. Kami memiliki campaign love Avoskin, love earth. Dari awal kami punya kesadaran untuk mengedukasi market juga supaya lebih aware dengan isu-isu sustainability.

Dimulai dari pertama kami menggunakan botol kaca. Botol kaca kemudian yang kedua menggunakan kalau pun ada yang plastik itu adalah PCR, post consumer recycle. Kemudian kami juga tidak menggunakan pengiriman ke end users, tidak menggunakan bubble wrap. Instead kami menggunakan paper wrap yang juga sudah memiliki label eco-friendly. Dalam proses pembuatan produknya juga kami tidak mengujikan produk itu kepada hewan.

Kami langsung direct ke manusia. Nah ini dari proses value chain yang kami miliki. Kemudian selain itu juga kami terus mengedukasi konsumen untuk mengembalikan botol bekas ketika sudah menggunakan produknya setiap bulan. Semakin banyak titik yang kemudian kami siapkan sebagai stesen untuk recycle dan kami bekerja sama dengan pihak ketiga. Hasil-hasil dari recycle tadi menjadi barang yang lebih tepat guna seperti tatakan gelas kemudian bahkan kemarin menjadi program CSR kita juga menjadi tatakan Al-Quran untuk disumbangkan ke panti asuhan kemudian bisa menjadi barang tepat guna yang lain yang memiliki nilai tambah tanpa harus kami memproses dengan alternatif material yang lain selain itu, itu semua dimulai dari karyawan kami sendiri sekarang kurang lebih 400 karyawan di Avoskin itu setiap bulan diwajibkan mengembalikan minimum 7 barang yang dipakai sehari-hari dalam bentuk botol sampu atau personal care yang lain dan diolah kami bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mengolah barang tersebut dan mereka diberikan insentif setiap karyawannya setiap bulan kemudian dari angle bagaimana UMKM bisa melakukan itu sekarang kalau kita lihat pasti ada cost yang lebih mahal untuk melakukan hal tersebut karena skala ekonominya belum terbentuk secara maksimal Tapi ekosistem itu kalau tidak dimulai duluan, ini seperti ayam dan telur, kalau kita gak mulai duluan dan ekosistemnya ikutan rame-rame maka skala ekonomi tadi akan lebih sulit untuk terbentuk, sehingga tadi dimulai dan sekarang paling tidak dimulai juga dengan mitra-mitra pengolahan limbah, sampah itu sudah mulai banyak pihak ketiga juga yang disupport oleh venture capitalist yang mereka juga sangat aware untuk mendukung sampai di skala UMKM bahkan di level rumah tangga Terima kasih Pak Nugraja Banya Tepuk tangan dulu ya, hebat sekali ya.

Jadi sebelum IISG ngetrend berarti ya Voskin sudah ke arah sana ya, sudah ke arah IISG. Ini pertanyaan terakhir tadi dari Pak Adrian buat Pak Roki ya, jadi tentang potensi pekerjaan atau kemudian bidang apa yang kemudian bisa dimulai. Makasih, tadi sedikit menyebutkan Green juga, ini FVB juga punya komitmen ke arah sana, jadi teman-teman UMKM yang punya minat bisa nanti mengotak kami, mungkin dengan wadik kami Mas Gilang ini kita akan berkolaborasi untuk di area sana.

Mengenai tadi ya, peluang-peluang tadi ini sebetulnya pertanyaan yang susah ya karena menarik. Hal yang mungkin berpeluang gitu kan akan punya resiko yang besar juga. Nah, apakah orang mau nih ya, orang bilang Hairi saya return ya, peluangnya besar tapi resimen juga besar.

Nah ini kalau saya tarik mungkin akan berangkat kepada mindset-nya gitu kan. Kita mau misalnya bisa buat produk dulu atau ya coba dulu kemudian kita cari pasarnya, itu juga beresiko. Atau kita lihat pasar dulu kita bisa buat produk apa gitu kan ya, masing-masing punya resikonya. Nah, cuma yang kemudian menjadi pertanyaan adalah mau gak ambil resiko itu gitu kan. Nah, peluang ini bagi berbagai orang mungkin gak beda-beda.

Ada yang melihat ini pulau besar dan yang ini enggak. ada peluangnya, nah ini tinggal bisa gak melihat peluang itu ya dengan rasiko yang mau kita terima, kalau kita mau bergerak mengambil rasiko, itulah kemudian mindset kewirausahaan itu, nah ini yang gak semua orang punya, dan ini semoga dengan program ini bisa mendorong orang untuk mau lebih mengambil rasiko, karena kita sudah punya ekosistemnya untuk membantu itu, terima kasih Pak Roky terima kasih obannya, tepuk tangan yang meriah buat empat panelis kita waktu kita sudah habis, jadi mungkin saya tutup saja ya, terima kasih Bu Siti Pak Hilmi, Pak Roky, dan Pak Anugrah Atas wawasannya nanti kalau mau tanya lagi mungkin setelah ini acara ini ya Saya tutup, terima kasih sudah memperhatikan, sudah mendengarkan dan bertanya Assalamualaikum Wr. Wb, selamat siang Terima kasih.